Anda di halaman 1dari 13

Sejarah

Surveilans Gizi
Ahmad Sadiq
ISTILAH
 Istilah surveilans berasal bhs Perancis yaitu “
Survellance “ arti nya ‘ mengamati tentang sesuatu ‘

 Dalam bhs Inggeris yaitu “ Surveillance “ artinya


‘ mengawasi perorangan yang sedang dicurigai ‘

Perkembangan surveilans semula hanya berkaitan dengan


PENYAKIT yang mengancam jiwa manusia hingga kematian
karena penyakit tertentu yang menjadi perhatian saat itu.
 Abad ke 14 dan 15, thn 1348 Epidemi Pes di Eropa ( Black
Death ) deteksi penyakit ( Surv. Primitif )
 Abad ke 16 dan 17  pencatatan kematian dimulai dan
secara ilmiah oleh John Grount th. 1662 di inggris
 Abad ke 18, kewajiban lapor penderita cacar, demam kuning
dan kolera di negara bagian “Rhode Island”
 Abad ke 19, Willian Farr mengumpulkan, mengolah, meng-
analisa dan menginterpretasikan statistik vital dan menye- bar
luaskan dalam bentuk laporan mingguan, bulanan dan
tahunan ( Surveilans modern ).
 Abad ke 20, konsep surveilans utk pendekteksian epidemi dan
pencegahan penyakit infeksi mulai dikenal.
SEJARAH PERKEMBANGAN SURVEILANS
 Thn 1965 didirikan Unit Surveilans Epidemiologi di WHO Pusat,
Genewa. Sampai skrg terus berkembang.
 1986 – 1990 Dikembangkan SIDI (Sistem Isyarat Dini dan Intervensi)
dibeberapa provinsi, untuk mampu memprediksi situasi pangan dan
gizi secara teratur dan terus-menerus sehingga setiap perubahan
situasi dapat dideteksi lebih awal (dini) untuk segera dilakukan
tindakan pencegahan
 1990 – 1997 – SIDI  Aspek yang lebih luas, dengan pertimbangan
bahwa masalah gizi dapat terjadi setiap saat tidak hanya diakibatkan
oleh kegagalan produksi pertanian (Pangan dan Gizi)
 Sistem yang dikembangkan ini disebut Sistem Kewaspadaan Pangan
dan Gizi (SKPG) yang kegiatannya meliputi: SIDI, Pemantauan Status
Gizi, dan Jejaring Informasi Pangan dan Gizi.
 Pada periode 1990-an kegiatan SKPG sudah ada di seluruh
provinsi, tetapi pamornya memudar.
 Akhirnya, pada saat Indonesia mengalami krisis multidimensi pada
tahun 1998 dilakukan upaya revitalisasi sehingga SKPG meliputi:
(1)Pemetaan situasi pangan dan gizi tingkat kabupaten/kota, provinsi
dan nasional  Sektoral
(2) memperkirakan situasi pangan dan gizi di tingkat kecamatan,
(3) pemantauan status gizi kelompok rentan serta kegiatan
Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Pemantauan Konsumsi Gizi
(PKG), dan
(4) Surveilans Gizi Buruk.
ALUR
KEJADIAN GIZI BURUK
Kegagalan SANGAT DARI PRESFEKTIF PANGAN
produksi DINI

Persediaan
pangan di masy. DINI
berkurang
Krisis TERLAM
Ekonomi Persediaan Makanan BAT
tingkat RT berkurang

Pendapatan Asupan Gizi


berkurang berkurang

Daya beli
berkurang

PREVENTIF GIZI KURANG/BURUK


KURATIF 6
Pada awal millennium ketiga (tahun 2000-an) Kementerian
Kesehatan

Direktorat Bina Gizi,

FOKUS pada Surveilans Gizi yang pada saat itu lebih


ditujukan untuk penanganan masalah balita gizi buruk.
Dasar Hukum Surveilans Gizi di Daerah
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 38
Tahun 2007  tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota menyebutkan bahwa
salah satu kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten dan Kota adalah melaksanakan surveilans.
 Dinas Kesehatan kabupaten/Kota dan Puskesmas selaku
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) WAJIB melaksanakan surveilans gizi.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan Pasal 141-143

“ upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan mutu


gizi perseorangan dan masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi
makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; perbaikan perilaku sadar
gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan
peningkatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Surveilans gizi
merupakan bagian dari SKPG.”

Tanggung jawab pemerintah , pemerintah daerah dan masyarakat


PENGERTIAN SURVEILANS GIZI (WHO)

Merupakan kegiatan pengamatan keadaan


gizi, dalam rangka untuk membuat keputusan
yang berdampak pada perbaikan gizi
penduduk dengan menyediakan informasi
yang terus menerus tentang keadaan gizi
penduduk, berdasarkan pengumpulan data
langsung sesuai sumber yang ada, termasuk
data hasil survei dan data yang sudah ada.
Surveilans Gizi (Kemenkes, 2010)

Kegiatan analisis secara sistematis dan


terus menerus terhadap masalah gizi agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif, efisien dan tepat waktu
melalui proses pengumpulan data,
pengolahan, analisis, penyebaran informasi
dan tindak lanjut respon dari perkembangan
informasi.
TANTANGAN SURVEILANS GIZI KEDEPAN
MENYEDIAKAN INFORMASI YG UPDATE
18 Indikator Program Gizi

Negara berkembang
Undernutrition
BB/U. TB/U, BB/TB, ANEMIA Double
Burden

Overnutrition
OBESITAS Stroke
Jantung Life Style
DM
Kanker
PERKEMBANGAN TERKINI…….
Aplikasi e-PPGBM
PENCATATAN DAN PELAPORAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT - elektronik

STATUS GIZI BALITA


PMT
STATUS GIZI BUMIL
PMT

Anda mungkin juga menyukai