Orientasi Pendidikan Pesantren Salafiyah Studi Kas
Orientasi Pendidikan Pesantren Salafiyah Studi Kas
Oleh: Ta’rif
Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan
Jl. MH Thamrin No. 06 Jakarta Pusat
fajarhm@yahoo.co.id
Abstract
Pesantren is the oldest educational institution in Indonesia, which is also a subculture that has
been fused and colored to the patterns of social life of religious affairs, nation and state in Indone-
sia. Over the time, many pesantrens are transforming themselves. The teaching methods, culture and
even pesantren orientation are shifting together with the flow of changing times. The presence of these
changes is expected to continue to address the needs of schools and the increasingly complex problems
of the people. However, unlike the case of Benda Kerep Islamic Boarding School, a pesantren located
at Benda Kerep Block, Argasunya Village, Harja Mukti Sub-district, Cirebon City, West Java. In the
middle of the swift current of changes, this pesantren remains committed and defended the noble values
and the past traditions. Changes hardly occur either in social, cultural, religious, and learning method
aspects. External system changes do not change the existing education traditions and systems. Even the
caregivers, using the legitimacy of the pesantren’s founders try desperately to maintain the traditions
as an advantage and uniqueness.
Abstrak
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang juga merupakan subkultur
yang telah menyatu dan mewarnai corak kehidupan sosial keagamaan, berbangsa dan bernegara di In-
donesia. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pesantren yang kemudian mengalami transformasi
diri. Metode pengajaran, kultur, bahkan orientasi pesantren bergeser mengikuti arus perubahan zaman.
Melalui perubahan ini diharapkan kehadiran pesantren dapat senantiasa menjawab kebutuhan dan pro-
blematika umat yang semakin kompleks. Namun demikian, berbeda halnya dengan Pondok Pesantren
Benda Kerep, sebuah pesantren yang berlokasi di Blok Benda Kerep Desa Argasunya, Kecamatan Harja
Mukti – Kota Cirebon Jawa Barat. Di tengah derasnya arus perubahan, pesantren ini tetap istiqamah
mempertahankan nilai-nilai luhur dan tradisi masa lalu. Perubahan hampir tidak terjadi baik dalam
kehidupan sosial, kultural keagamaan, serta metode pembelajarannya. Perubahan sistem di luar tidak
serta merubah tradisi dan sistem pendidikan yang ada. Bahkan para pengasuh, dengan menggunakan
legitimasi wasiat para pendiri pesantren, berupaya sekuat tenaga mempertahankan tradisi tersebut se-
bagai sebuah kelebihan dan keunikan tersendiri.
Naskah diterima 20 April 2012, revisi pertama 30 Mei 2012, revisi kedua 15 Mei 2012 dan revisi
akhir 2012
dengan keinginan masyarakat, cenderung posisi Benda Kerep berada pada posisi
menggunakan pola kedua (pemahaman 10833 Bujur Timur dan 61 Lintang Sela-
secara kontekstual). Perkembangan dengan tan. Bentang alamnya merupakan dataran
pola kedua ini cukup kondusif untuk me- tinggi daerah Cirebon dengan luas tanah
nopang proses inovasi, apalagi jika dikait- 33 hektar. Kebanyakan warga kampung
kan dengan usaha-usaha untuk membukti- ini bekerja sebagai petani, baik penggarap
kan kebaikan dari inovasi itu dalam sistem maupun pemilik di ladang dan di sawah.
kehidupan masyarakat lingkungan pondok Sedangkan sebagian lainnya bekerja seba-
pesantren khususnya. gai buruh pasir, pedagang, tukang ojek dan
yang lainnya.
Untuk menerapkan pola kedua, sangat
ditentukan oleh seorang pemimpin pondok Menelusuri sejarah pendirian Pesan-
pesantren yang memiliki ilmu pengetahu- tren Benda Kerep (PBK), tidak banyak
an keagamaan yang luas, memahami betul bahkan nyaris tidak ditemukan literatur
tentang kurikulum pendidikan sekolah juga asli yang ditulis oleh keturunan pendiri
diterima oleh masyarakat terutama karena Pesantren Benda Kerep. Menurut informasi
kewibawaan dan kesalehannya. Pemimpin dari Kyai Miftah yang merupakan salah
pondok pesantren dimaksud adalah kiyai satu keturunan generasi ke-4 dari pendiri
yang memiliki visi dan misi yang jelas da- Pesantren Benda Kerep, hal ini dikarena-
lam mengembangkan sistem pendidikan kan adanya wasiat dari pendiri yang wanti-
Islam di pondok pesantren yang dipimpin- wanti melarang sejarah berdirinya Benda
nya. Salah satu visinya yang prospektif dan Kerep khususnya sejarah pendirinya untuk
memenuhi tuntutan masyarakat adalah di dokumentasikan.
memadukan dua sistem pendidikan yang
Wasiat tersebut setidaknya memberi-
berbeda yaitu sistem pendidikan sekolah
kan dua pesan moral yang berharga. Per-
dan sistem pendidikan pondok pesantren.
tama, diharapkan kepada keturunan dari
Misi dari penggabungan kedua sistem
pendiri Pesantren Benda Kerep untuk se-
pendidikan itu, memberikan arah dan tu-
nantiasa menghafal sejarah dalam kerang-
juan jangka panjang kepada para santrinya
ka menjaga dan melestarikan kearifan nilai
agar memperoleh dua ilmu pengetahuan
sebuah budaya khususnya di Benda Kerep.
sekaligus dalam satu saat yang bersama-
Kedua, untuk menghindari adanya kultus
an. Kedua ilmu pengetahuan dimaksud
individu oleh para keturunan dan masya-
adalah ilmu pengetahuan keagamaan yang
rakat terhadap pendiri dari Pesantren Ben-
diperolehnya melalui lembaga pendidikan
da Kerep.
pondok pesantren dan ilmu pengetahuan
umum atau keterampilan yang diperoleh- Sejarah panjang pendirian Pesantren
nya melalui lembaga pendidikan sekolah Benda Kerep dirintis oleh seorang ulama
yang dimasukinya. kharismatik nan tawadhu’, yakni KH. Sho-
leh yang lebih familiar dengan sebutan
Mbah Sholeh. Mbah Sholeh yang merupa-
HASIL DAN PEMBAHASAN
kan satu periode dengan Hadhratussyaikh
Profil Pesantren Benda Kerep KH. Hasyim Asyari, adalah keturunan dari
Keraton Cirebon, generasi ke-13 dari Syekh
Pesantren Benda Kerep terletak Kam- Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati).
pung Benda Kerap, sebuah kampung di Dalam rangka mencari tempat yang diang-
pinggiran Kota Cirebon, tepatnya di Kelu- gap representatif untuk pengembangan
rahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, syiar Islam, Mbah Sholeh bersama Kyai
Kota Cirebon, sekitar 10 km arah selatan
dari pusat Kota Cirebon. Secara geografis,
Wawancara dengan K. Miftah, Tanggal 21
September 2011.
anggap diberkati dengan kekuatan adikod- nilai bagi kehidupan para santri. Karena
rati yang melebihi kekuatan manusia biasa. keilmuan dan kekaramahan yang dimiliki
Oleh karena itu, sifat kharismatik lebih me- kyai, sehingga santri akan selalu taat dan
rupakan anugerah Allah SWT baik melalui patuh terhadap petuah dan perintah kyai.
Mu’jizat, Karomah maupun Ma’unah kepada
Pesantren Benda Kerep mengalami
siapapun yang dikehendaki-Nya. Dalam
beberapa pergantian kepemimpinan mulai
konteks ini, karena kyai adalah orang yang
dari Mbah Sholeh sebagai pendiri awal, ke-
memiliki karisma maka dengan sendirinya
mudian dilanjutkan oleh KH. Mbah Mus-
ia diperlakukan sebagai pemimpin dan
lim, lalu oleh KH. Mbah Abu Bakar dan KH.
melahirkan kewenangan yang membentuk
Faqih merupakan generasi yang sekarang
adanya pengikut.
memegang tajuk kepemimpinan Pesantren
Pengaruh kepemimpinan kyai meru- Benda Kerep. Dari empat kepemimpinan
pakan hal yang terlihat jelas dalam kehi- yang ada, model kepemimpinan kharisma-
dupan pesantren dan masyarakat Kam- tik masih menjadi ciri khas pesantren ini.
pung Benda Kerep. Adanya pengaruh kyai
Saat ini Pondok Pesantren Benda Ke-
tidak terlepas dari peranan kyai yang begi-
rep diasuh oleh banyak kyai yang meru-
tu mendapat tempat dalam masyarakat. Pe-
pakan keturunan dari Mbah Sholeh, maka
ngaruh kyai yang begitu kuat dan luas ini
dalam model kepemimpinan saat ini dapat
telah melahirkan hubungan patron – client
dijelaskan sebagai berikut: Pertama ; Kepe-
antara kyai dengan masyarakat. Kyai ber-
mimpinan pesantren hanya bisa dipimpin
tindak sebagai patron yang berfungsi melin-
oleh saudara atau keturunan utama yang
dungi masyarakat. Dengan kekuatan ilmu
merupakan keluarga pesantren. Hal ini
yang dimilikinya, kyai dapat melindungi
dilakukan karena mereka berpegang un-
masyarakat, penasihat spiritual, mengatasi
tuk meneruskan amanat dan wasiat dari
berbagai keresahan, keputusasaan, dan ke-
sesepuh pendiri pesantren (Mbah sholeh)
cemasan yang dialami seorang penduduk.
sehingga tidak mengalami kesulitan di ke-
Dengan mengikatkan hubungan yang mudian hari baik dalam meluruskan misi
kuat dengan kyai, masyarakat merasa men- dan visi pesantren. Kedua, Masing-masing
dapat perlindungan dan aman. Atas perlin- kyai di wilayah Benda Kerep memiliki san-
dungan itu masyarakat merasa berhutang tri di rumah / asrama masing-masing dan
budi kepada kyai. Kuatnya hubungan memiliki otoritas penuh terhadap konsep
patron – client ini telah membentuk dan dan metodologi pendidikan yang diterap-
memperkuat tradisi masyarakat Kampung kan terhadap santri masing-masing dengan
Benda Kerep. Begitu pula dalam interaksi tetap berpegang teguh kepada grand police
antara kyai dengan santri, kyai menjadi fi- yang diamanahkan oleh para pendiri Pe-
gur sentral, ia menjadi teladan dan sumber santren Benda Kerep yang kemudian men-
jadi konsensus bersama.
Menurut JC Scott patronase adalah suatu
kasus hubungan antar dua orang yang sebagian be- Ketiga, dalam Pengambilan keputusan
sar melibatkan persahabatan instrumental, dimana yang berkaitan dengan arah kebijakan Pon-
seseorang yang lebih tinggi kedudukan soisial eko- dok Pesantren Benda Kerep terutama da-
nominya (patron) menggunakan pengaruh dan sum-
lam merespon budaya luar seperti adanya
ber daya yang dimilkinya untuk memberikan per-
lindungan, keuntungan atau kedua-duanya kepada listrik, tidak dibolehkannya pesantren dan
orang yang lebih rendah kedudukannya (klien), yang masyarakat Benda Kerep untuk menggu-
pada gilirannya membalas pemberian tersebut den- nakan alat-alat elektronik dan komunikasi
gan memberikan dukungan yang umum dan bantu-
seperti TV, Radio, Telepon/HP, Pengeras
an, termasuk jasa-jasa pribadi, kepada patron. Lihat
dalam James C. Scott. 1993 Perlawanana Kaum Tani, suara dan lain-lain dilakukan secara kolek-
terj. Budi Kusworo Dkk. Jakarta: Yayasan Obor In- tif oleh seluruh kyai melalui musyawarah
donesia, h.7.
mufakat. Dan Keempat, Selain mengenal kahan itu akan muncul jika ajaran Islam di-
kebijakan kolektif, pada prakteknya kepu- laksanakan dengan baik melalui bimbingan
tusan lebih sering berdasarkan pertimbang- kyai dan jika ada yang melanggar, mereka
an kyai sepuh yang masih hidup yakni KH. juga meyakini akan mendapatkan bala’ ke-
Ahmad Faqih dan KH. Hasan. Kedua kyai sengsaraan hidup baik di dunia maupun di
sepuh tersebut merupakan cucu yang ma- akhirat.
sih hidup dari Al-Maghfurlah Mbah Sholeh.
Kegiatan haul, tahlilan, marhabanan,
muludan, rajaban, nisyfu sya’ban dan syawalan
Lingkungan Sosial dan Budaya Masyara- merupakan tradisi keagamaan yang senan-
kat tiasa dilestarikan dan dilaksanakan oleh
PBK dan masyarakat Benda Kerep hingga
Pesantren Benda Kerep (PBK) memiliki
sekarang. Sifat kekeluargaan dan saling
keunikan khusus terutama dari sisi paham
tolong-menolong serta menghormati kyai
tradisional yang cukup kuat dan melekat di
dan keturunannya serta orang yang lebih
hati nurani bahkan kehidupan masyarakat,
tua merupakan budaya yang senantiasa
hal ini ditandai dengan pola kehidupan ma-
diamalkan oleh masyarakat Benda Kerep.
syarakat yang sangat kuat dan ketat sekali
berpegang teguh kepada ajaran-ajaran aga- Demikian pula budaya menutup aurat
ma Islam. Masyarakat sekitar, khususnya juga sangat ditekankan. Pakaian adat (sa-
Benda Kerep, merupakan bagian integral rung dan kopiah) dan busana muslimah (jil-
dari komunitas Pesantren (kyai dan santri). bab) merupakan pakaian yang wajib tidak
Secara kasat mata sulit sekali membedakan hanya dalam kegiatan shalat dan mengaji.
antara santri dan masyarakat sekitar meng- Sarung dan kopiah (bagi laki-laki) dan jil-
ingat segala kegiatan pesantren baik di bab bagi perempuan tidak hanya dipakai
bidang pendidikan maupun sosial keaga- oleh santri, tetapi oleh seluruh masyarakat
maan selalu diikuti dan didukung melalui Benda Kerep dari anak-anak sampai orang
partisipasi aktif masyarakat. Sinergitas tua, bahkan para tamu yang datang (tidak
yang terbangun selama ini menjadi modal membawa sarung dan kopiah) disediakan
penting bagi keberlangsungan lembaga fasilitas sarung dan kopiah di masjid pe-
PBK. santren.
PBK bersama masyarakat memandang
Program Pendidikan
pentingnya melestarikan kearifan nilai-ni-
lai tradisional. Oleh karena itu dalam me-
Program pendidikan yang diterapkan
nerima nilai modernisasi dilakukan secara
di PBK hingga saat ini terlihat masih mem-
selektif atas bimbingan kyai. Hal ini dila-
pertahankan tradisi salafiyah. Selain mem-
kukan sebagai langkah antisipatif terhadap
pelajari al-Qur’an, kitab kuning merupa-
dampak modernisasi. Sebagai satu contoh,
kan teks yang dipelajari para santri. Tidak
hingga saat ini wilayah Benda Kerep masih
dijumpai teks penunjang lainya selain kitab
belum berkenan adanya jembatan yang
kuning. Program pendidikan pesantren
menghubungkan ke pesantren, walaupun
yang diterapkan di PBK sejak berdiri hing-
beberapa kali pemerintah mencoba mem-
ga sekarang tidak menggunakan sistem
bantu memfasilitasi.
madrasi (klasikal) formal. Meski demikian,
Santri dan masyarakat sekitar meya- kitab yang sedang dikaji oleh suatu kelom-
kini betul terhadap konsep “berkah” ter- pok santri menandakan tingkatan santri
hadap kyai dan pesantren. Hal ini diwu- tersebut. Dengan kata lain, tingkatan santri
judkan dalam bentuk ketaatan terhadap dibedakan berdasarkan kitab yang sedang
wejangan dari para kyai. Beberapa santri dikaji. Sebagai contoh dalam kajian fiqih,
dan warga sekitar mengaku bahwa keber- bagi santri pemula diajarkan kitab dasar
yang sudah tidak asing lagi yakni kitab Miftah, Metode sorogan paling diutamakan
Safiinatunajah. Setelah selesai, untuk ting- karena dengan metode ini antara kyai dan
kat menengah dilanjutkan dengan kitab santri dapat berinteraksi langsung lebih
Fathul Qoriib, setelah itu dilanjutkan kajian mendalam, sehingga memungkinkan dian-
kitab Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Iqna dan tara keduanya mempunyai ikatan emosio-
seterusnya. Untuk ilmu alat misalnya, bagi nal yang kuat dan kyai dapat mengetahui
santri pemula diajarkan kitab al-Jurumiyyah, seberapa jauh kemampuan dari masing-
diteruskan dengan kitab ‘Imrithi, kemudian masing santri yang dibimbing. Selain itu
kitab Alfiyyah Ibnu Malik dan seterusnya. diharapkan santri dapat melatih mental
Dalam bidang Tafsir, kitab yang diajarkan membaca kitab baik saat masih menjadi
adalah Tafsir Jalalain, Tafsir Munir. Dalam santri maupun saat di luar pesantren/ma-
bidang akhlak beberapa kitab yang diajar- syarakat.
kan adalah Ta’limul Muta’allimin, Muroqi,
Kitab-kitab yang diajarkan dengan me-
Mu’awanah, Tanwirul Quluub, Ihya Ulumud-
tode sorogan adalah kitab-kitab yang dari
din, dan Hikam. Program pendidikan bagi
segi jumlah halamannya tidak terlalu tebal
santri putri, selain kajian kitab di atas juga
–seperti kitab Tijan Darore, Safinatunnajah,
ditambah dengan materi kitab kuning yang
al-Jurumiyyah-- sehingga tidak membutuh-
berkaitan dengan masalah kewanitaan se-
kan waktu yang lama, sedangkan metode
perti kitab al-Adab al-Mar’ah, ‘Uquudulujain,
bandongan biasanya kitab-kitab yang di-
Masaailunnisa, dan lain-lain.
ajarkan dari segi jumlah halamannya lebih
Selain itu, pada bulan suci Ramadhan, banyak —seperti kitab Fathul Muin, Al-fiyah
sebagaimana lazimnya budaya pesantren Ibnu Malik, Tafsir Jalalain, Ihya Ulumuddin,
lainnya, PBK mengadakan pengajian umum dan lain-lain.
yang biasa disebut dengan istilah “pasar-
Menurut KH. Miftah, pemilihan nama-
an/kilatan” biasanya dilakukan selama 20
nama kitab yang akan diajarkan umumnya
hari. Kemudian pada bulan Rabi’ul Awwal
berdasarkan keinginan dan kemauan santri
dilakukan pengajian kilat/pasaran selama
sendiri. Hal ini nampak dalam pengamatan
8 hari. Program pendidikan semacam short
pada setiap pengajian, baik sorogan maupun
course ini tidak hanya diikuti para santri,
bandongan para santri bebas memilih kitab
tetapi terbuka untuk seluruh masyarakat
yang akan dikaji. Walaupun demikian, kyai
umum.
tetap memberikan pertimbangan dan arah-
Sistem metode pembelajaran yang an yang apa semestinya dilakukan para
dilakukan selama di PBK adalah metode santri dalam mempelajari kitab kuning.
sorogan, bandongan, halaqoh. Menurut Ky.
Baik sorogan maupun bandongan, pe-
lajaran yang disampaikan dalam bahasa
Sorogan artinya belajar secara individual di- Jawa dan juga dijelaskan dalam bahasa
mana seorang santri berhadapan dengan seorang
campuran Jawa-Indonesia. Para santri seca-
guru/kyai, terjadi saling interaksi saling mengenal
diantara keduanya.), Bandongan adalah belajar sev- ra cermat mengikuti penjelasan-penjelasan
cara kelompok yang didikuti oleh seluruh santri. yang diberikan oleh kyai dengan memberi-
Biasanya kyai/ustad menggunakan bahasa daerah kan catatan-catatan tertentu pada kitabnya
setempat dan langsung menerjemahkannya kalimat
masing-masing dengan kode-kode tertentu
demi kalimat dari kitb yang dipelajarinya. Halaqoh
adalah diskusi untuk memahami isi kitab, bukan pula, sehingga kitabnya disebut kitab jeng-
untuk memepertanyakana kemungkinan benar atau got, karena banyaknya catatana-cataatan
salahnya apa-apa yang diajarkan oleh Kitab, tetapi
untuk memahami apa maksud yang diajarkan oleh
Kitab. Santri yakin bahwa Kyai tidak akan mengajar- tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren.
kan hal-hal yang salah, dan merka juga yakin bahwa Jakarta: INIS, h. 61).
isi kitab yang dipelajari adalah benar (Mastuhu. 1994.
Hasil Wawancara dengan K. Miftah, di
Dinamika Sistem Pendidikan Peantren: suatu Kajian Rumahnya, Tanggal 23 September 2011.
awal belajar di pesantren ini bertujuan ha- nya atau belajar ke lembaga pendidikan
nya untuk belajar agama (tafaqquh fiddin) lainnya.
dan nantinya dapat diterapkan dalam kehi-
Biaya syahriyah (bulanan) santri setiap
dupan pribadi dan masyarakat sekitarnya.
bulanya dikenakan biaya Rp. 15.000,-. Bia-
Mayoritas santri adalah mereka yang ya tersebut digunakan untuk keperluan
orang tua atau familinya pernah belajar santri sendiri seperti biaya listrik dan biaya
(mesantren) di PBK. Bahkan ada juga karena kebutuhan lainnya. Sedangkan biaya hidup
dapat informasi dari temannya. Dengan diserahkan pada santri masing-masing.
demikian, gambaran santri saat belajar di Umumnya setiap bulan orang tua mereka
PBK sudah diketahui sebelumnya. Umum- datang ke pesantren untuk membawa be-
nya para santri berasal dari wilayah Cire- kal bulanan, ada juga mereka yang dikirim
bon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, melalui teman satu pondok.
Karawang, Subang, Majalengka, Bandung,
Selama ini kegiatan proses belajar
Tasikmalaya, Banten, Brebes, Tegal dan ada
mengajar (mengaji), tenaga pengajarnya
juga berasal wilayah luar Jawa. Dari segi
adalah para kyai dan anak menantunya
usia, tidak ada batasan usia untuk menjadi
serta nyai (bagi santri putri). Proses pende-
santri (masuk belajar) di PBK. Secara usia,
legasian mengajar bagi santri senior untuk
mayoritas santri adalah tamatan tingkat Se-
mengajar santri pemula, dilakukan secara
kolah Dasar, ada juga yang tamatan SLTP
insidensial, seperti jika kyai berhalangan
dan SLTA. Dari usia ini para santri secara
ada kegiatan di luar. Dengan kata lain,
otomatis sudah dapat membaca dan me-
transformasi intelektual para santri dilaku-
nulis latin, hal ini menjadi modal bagi para
kan secara langsung oleh para kyai, hanya
santri sehingga tidak mengalami kesulitan
sesekali saja jika kyai berhalangan mengajar
dalam hal mengharakati atau mensyakali
maka didelegasikan kepada santri senior.
kitab kuning. Selain santri yang baru belajar
di pesantren ada juga yang pernah pesan- Latar belakang pendidikan tenaga
tren di tempat lain. Seperti diungkapkan pengajar (kyai), selain belajar di Pesantren
beberapa santri (Saifullah, Tedi, Samsud- Benda Kerep, mereka juga pernah belajar
din), motivasi mereka belajar di PBK selain di pesantren lain, pada umumnya mereka
mendalami ilmu-ilmu keislamanan mereka pernah belajar di Pesantren Kaliwungu, Pe-
juga ingin tabarukan yakni mendapatkan santren Tegalrejo Magelang, Pesantren Lir-
keberkahan dari kyai, yang dalam doktrin boyo, dan beberapa pesantren yang masih
sufi dikenal konsep emanasi yaitu diharapkan ada hubungan keluarga kyai dan jaringan
ilmu-ilmu kyai dapat memantulkan atau keilmuan pesantren. Dari pesantren-pe-
memancarkan kepada santri. santren yang menjadi tempat belajar para
kyai Benda terlihat ada semacam jaringan
Tak ada batasan waktu dalam menem-
keilmuan dan thoriqoh yang perlu ditelusuri
puh pendidikan di PBK. Namun umumnya
lebih lanjut.
mereka belajar selama lima tahun bahkan
lebih dari itu, untuk menentukan apakah
Doktrin Keagamaan dan Jaringan Intelek-
santri sudah mampu atau belum sangat
tual
tergantung pada dawuh “restu” kyai, jika
kyai belum memberikan restu walaupun Doktrin keagamaan yang diajarkan
sudah belajar lebih dari lima tahun, maka pada PBK, sebagaimana lazim di pesantren
santri belum dengan sendirinya mengikuti salafiyah lainya adalah konsep Ahlussunnah
apa kata kyai. Demikian juga sebaliknya, wal Jama’ah (Aswaja). Secara amaliah, PBK
walaupun baru belajar kurang dari lima berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU),
tahun, tetapi kyai memberikan restu maka meski tak ada hubungan secara struktural.
santri dapat keluar menegmbangkan ilmu-
Kondisi demikian mengingat secara histo- man tasawwafa bilaa tafaqquhin faqod tazanda-
ries, Mbah Sholeh selaku pendiri pesantren qo. “Barang siapa yang mengamalkan fiqih
merupakan sahabat dari pendiri NU, yakni tanpa dibarengi tasawuf, maka sungguh
Hadhratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. ia telah berbuat fasik (rusak), dan barang
siapa bertasawuf tanpa fiqih maka ia akan
Bentuk pemahaman keagamaan Ah-
menjadi zindiq. 11
lussunnah wal Jama’ah yang dikembangkan
oleh NU disebutkan secara tegas dalam AD
(Anggaran Dasar) NU Bab II tentang Aki- Pelelestarian dan Perubahan Orientasi Pe-
dah/Asas Pasal 3 yakni: “Nahdlatul Ulama santren
sebagai Jam’iyyah Diniyah Islamiyyah be- Periode Salafiyah Murni
rakidah/berasas Islam menurut faham Ah-
lussunnah wal Jama’ah dan menganut salah PBK, sebagaimana umumnya pesan-
satu darai madzhab empat; Hanafi, Maliki, tren pada periode awal dipelopori oleh
Syafi’i dan Hambali”. Untuk bidang tasa- tokoh kharismatik bahkan heroik. Pendiri
wuf yang merupakan dasar pengembangan pesantren ini adalah Al-Maghfurlah Mbah
akhlak atau perilaku kehidupan individu Sholeh, diteruskan oleh generasi berikut-
dan masyarakat, NU menganut paham nya. Ada beberapa hal penting yang ter-
yang dikembangkan oleh Abul Qasim Al- dapat di PBK pada perode ini, yaitu antara
Junaidi Al-Baghdadi dan Muhammad ibnu lain:
Muhammad Al-Ghazali serta Imam-Imam
a. Selain mempelajari Al-Qur’an, secara
yang lain.10
takhassus hanya mempelajari literatur
Oleh karena itu, doktrin keagamaan klasik (kitab kuning) yang berfaham
yang diajarkan di PBK meliputi akidah, fi- Ahlussunnah waljama’ah;
qih dan tasawuf/akhlaq. Dalam hal akidah,
b. Pendidikan akhlakul karimah merupa-
sebagaimana faham NU, menganut metode
kan hal pelajaran yang paling menda-
Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dalam ka-
sar;
jian fikih, doktrin yang diajarkan adalah
madzhab Syafi’i. PBK juga mengajarkan c. Seorang kyai secara langsung mendidik
ajaran tasawuf melalui amaliah thariqah dan membimbing semua santri tanpa
Sathoriyyah. Thariqah Sathoriyyah sendiri dibedakan tingkatan santri tersebut;
merupakan amaliah thariqah yang banyak d. Amaliyah thariqah diberikan kepada se-
dianut masyarakat wilayah III Cirebon dan tiap santri yang sedang menuntut ilmu
termasuk salah satu Thariqah al-Mu’tabarah dengan harapan akan terbentuk kesa-
yang diakui oleh Nahdatul Ulama (NU). lehan ritual dan kesalehan sosial secara
Menurut keterangan KH. Hasan yang lebih baik;
merupakan salah satu Kyai Sepuh PBK, e. Tidak ada pembedaan terhadap santri
amaliah thariqah yang diajarkan merupa- pemula dengan santri senior (yang le-
kan usaha untuk memperbaiki akhlak dan bih dulu mesantren). Dengan kata lain
meningkatkan kualitas ibadah syaria’t. suatu pengajian secara umum dapat
Sebab antara fiqih dan tasawuf merupakan diikuti oleh semua santri;
dua sisi mata uang yang tak terpisahkan,
sebagaimana yang dijelaskan oleh beliau f. Semangat anti penjajah (pra kemer-
mengutip kaidah yang terkenal yaitu ; Man dekaan dan perjuangan pasca kemer-
tafaqqaha bilaa tasawwufin faqod tafassaqo, wa dekaan) selalu diajarkan dalam setiap
pengajian;
Aceng A. Aziz. 2007. Islam Ahlussunnah
10
g. Semangat anti penjajah diwujudkan yah Benda Kerep sekitar 15 tahun yang lalu
dalam berbagai aspek pendidikan dan merupakan bukti masyarakat pesantren ini
sosial kemasyarakatan seperti dalam tetap menerima unsur perubahan. Meski
proses belajar mengajar tidak meng- demikian tetap meminimalisir dampak ter-
gunakan papan tulis karena meniru sebut dengan tetap melarang seluruh ko-
penjajah (Belanda dan Jepang) dan ti- munitas pesantren dan masyarakat Benda
dak diperbolehkannya Sekolah formal Kerep untuk menggunakan alat-alat elek-
karena saat itu adanya sekolah formal tronik seperti TV, radio, telepon/ hand-
merupakan salah satu politik etis dari phone dan pengeras suara bahkan koran
Penjajah; sebagai antisipatif terhadap pengaruh arus
modernisasi yang dapat merusak nilai-nilai
h. Kyai sepuh, merumuskan platform pe-
budaya lokal.
santren, sebagai wasiat kyai sepuh un-
tuk tetap melestarikan kearifan budaya Hingga saat ini pun, ketatnya pro-
dan menolak segala bentuk budaya teksi terhadap hal yang datang dari luar
luar yang dapat merusak tatanan kehi- masih sangat kentara, sebut saja misalnya
dupan sosial keagamaan masyarakat. sekedar ingin dibangunkan jembatan saja
mereka menolak. Praktis, untuk menuju
i. Wasiat atau wejangan tersebut me-
wilayah Benda Kerep kendaraan tidak bisa
rupakan sumber budi pekerti yang
masuk dan akses satu-satunya adalah de-
mengkristal menjadi adat istiadat bagi
ngan menyeberangi sungai bebatuan yang
generasi setelahnya sekaligus menjadi
cukup lebar sekitar 80 meter. Jika kondisi
guidance bagi generasi penerus.
sungai banjir, maka harus menunggu su-
rut terlebih dahulu. Diantara alasan logis
Melestarikan Tradisi Salafiyah
masih belum diperkenkannya membangun
PBK saat ini dipimpin oleh generasi jembatan menurut K. Miftah bahwa selain
ketiga. Kyai sepuh yang masih hidup dan adanya wasiat dari Mbah Soleh bahwa
berdomisili di Benda Kerep yakni KH. Ah- kehadiran jembatan akan menimbulkan
mad Faqih dan KH. Hasan. Saat ini sistem lintas budaya lokal dan interlokal, lagi pula
pendidikan PBK tidak mengalami perubah- akan menimbulkan kebisingan dari alat
an signifikan dari periode salafiyah murni transportasi itu jelas mengganggu kete-
sebelumnya. Tradisi salafiyah dan sistim nangan dan kekhusuan belajar para santri
pendidikan PBK hingga sekarang masih te- dan masyarakat setempat. K. Mifah juga
tap dipertahankan. Apa yang berlangsung menjelaskan walaupun ada manfaatnya de-
di PBK seolah-olah merupakan gambaran ngan adanya jembatan, tetapi lebih banyak
pendidikan pesantren periode-periode mudharatnya. Beliau menggunakan kaidah
awal dimana semua santri dengan pakaian dar’ul mafaasid muqaddamun ‘ala jalbil mah-
sarungnya ngaji secara wetonan dan sorogan, saalih. Dari ungkapan ini dimaknai, bahwa
tradisi pesantren yang masih dilestarikan larangan ini pada awalnya merupakan
dan menjadi ciri khas PBK. Bahkan lebih sebuah metode untuk menentang segala
unik lagi, sarung dimaknai sebagai sorban- bentuk penjajahan kolonial Belanda seperti
nya Sunan Gunung Jati. dalam hal sistem pendidikan dan apa yang
menyerupai penjajah. Selanjutnya, kaidah
Secara sosial, setiap kebijakan yang ini menjadi keyakinan yang terus dilesta-
mengarah kepada perubahan dilakukan rikan oleh generasi keturunan pendiri saat
penuh kehati-hatian dengan berpedoman ini. Seiring dengan perubahan yang terjadi,
pada Al-maslahah Al-Mursalah dan tetap larangan itu hanya berlaku di lingkungan
menimbang bobot dampak mafsadat-nya. pesantren Benda Kerep saja, tetapi bagi
Seperti masuknya jaringan listrik di wila-
santri, setelah keluar dari PBK, kaidah itu tingnya pendidikan formal, generasi muda
kelihatannya tak berlaku lagi. kyai PBK, seperti yang diungkapkan oleh
KH. Miftah, pada dasarnya pendidikan
Perubahan yang terjadi pada perio- formal adalah penting, hanya saja selama
de ini, terutama dalam aspek pendidikan menjalani pendidikan di PBK, santri belum
pesantren, lebih kepada cara pandang yang diizinkan untuk menempuh pendidikan
lebih kooperatif selektif dalam mengha- formal. Ketiga, KH. Miftah, MA merupa-
dapi pangaruh luar. Meski sampai saat ini kan pioneer yang lebih akomodatif dalam
pesantren tidak mengadakan pendidikan menerima perubahan dengan tetap teguh
formal, bagi santri yang sedang menuntut berpijak pada tradisi. Beliau merupakan
ilmu, tetapi tidak melarang santri yang su- satu-satunya keturunan Al-magfrulah Mbah
dah menjadi alumni untuk melanjutkan ke Sholeh yang berdomisili di Benda Kerep
pendidikan formal. Meski tidak mendapat- yang mengenyam pendidikan formal sam-
kan pendidikan formal, masyarakat PBK pai S2. Satu hal yang menarik, KH. Miftah,
banyak yang tetap bisa membaca, menulis MA, selain menimba ilmu di berbagai
dan menghitung dengan baik. Pendidikan pesantren salaf seperti Kaliwungu, beliau
ini diajarkan secara informal oleh orang juga menamatkan kuliah di UNISULA
tua di rumah masing-masing, dan ada juga Semarang. Selama kuliah sampai wisuda
anak kyai yang belajar membaca dan menu- S1, tidak ada satupun kalangan pesantren
lis latin bersama para santri yang memang yang mengetahui, termasuk ayah beliau
sudah dapat membaca tulis latin (karena yakni KH. Faqih. Ketika KH. Faqih menge-
umumnya para santri adalah tamatan SD tahui anaknya kuliah, pada awalnya beliau
sampai SMA). sempat kecewa, tetapi KH. Miftah dapat
memberikan argumen yang rasional, bah-
Pendidikan Berbasis Kitab Kuning kan beliau diizinkan melanjutkan kuliah S2
di Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe
Dipelopori oleh kyai-kyai muda PBK,
sampai memperoleh gelar magister. Beliau
pengajaran kitab kuning di PBK dilakukan
beralasan tidak ada dikhotomi ilmu, meski
secara berjenjang, mulai dari kitab-kitab
ilmu agama adalah yang lebih utama, pen-
rendah kemudian naik ke kitab yang lebih
didikan formal yang didapat tidak lebih se-
tinggi. Melalui methode berjenjang ini diha-
bagai upaya tholabul ‘ilmi. Oleh karenanya
rapkan proses pengajian santri lebih fokus
beliau lebih memilih mengabdikan kepada
dan terarah. Selain itu juga diadakan kegi-
pesantren dan masyarakat daripada men-
atan diskusi (bahtsul masail) yang dilakukan
jadi abdi negara (menjadi PNS), terlebih
para santri setiap minggu yang sebelumnya
sebagai politikus.
belum pernah ada. Kegiatan ini menambah
wawasan tersendiri bagi kalangan santri, Meski jejak KH. Miftah, MA belum
dimana dalam kegiatan tersebut para san- diikuti oleh keturunan Pesantren yang ber-
tri membedah dan mendiskusikan suatu domisili di Benda Kerep, namun kondisi
persoalan-persoalan dengan merujuk pada ini mengindikasikan bahwa pada dasarnya
kitab-kitab kuning. Pesantren Benda Kerep tidak “alergi” terha-
dap pendidikan formal. Hanya saja selama
Berkaitan dengan penguatan adaptasi
santri mengikuti pendidikan di Pesantren
dan prespektif PBK terhadap pengem-
Benda Kerep tetap tidak diizinkan “nyam-
bangan metodologi pendidikan, pada fase
bi” mengikuti pendidikan formal dengan
ini dapat dijelaskan beberapa hal berikut:
maksud agar lebih fokus melaksanakan
Pertama, Perubahan yang terjadi lebih pada
tafaqqahuu fi al-diin.
cara pandang PBK dalam menghadapi
perubahan yang terjadi secara selektif an-
tisipatif. Kedua, Dalam memandang pen-
dalam kehidupan sosial, kultural ke- sifatnya bantuan teknis, finansial mau-
agamaan serta metode pembelajaran. pun kesempatan.
Perubahan sistem di luar tidak serta
3. Keunikan dan kekhasan yang dimiliki
merubah tradisi dan sistem pendidik-
PBK dalam melestarian budaya/tradisi
an yang ada. Bahkan para pengasuh
secara turun-temurun menjadi efektif
dengan menggunakan legitimasi wa-
dalam membendung pengaruh budaya
siat para pendiri pesantren berupaya
luar yang destrukrif, kiranya dapat di-
sekuat tenaga mempertahankan tradisi
jadikan sebagai model dalam mengem-
tersebut sebagai sebuah kelebihan dan
bangan pendidikan karakter berbasis
keunikan yang justru dapat menunjang
kearifan lokal baik di sekolah maupun
keberadaan PBK.
di masayarkat.
3. Dalam perspektif perubahan, sistem
pendidikan PBK termasuk lembaga SUMBER BACAAN
pendidikan yang “belum” sepenuhnya
menerima perubahan sistem dari luar Abbaza, Mona (1999): Pergeseran Orientasi
baik sebagai “as schooling” maupun Pendidikan Islam: Studi Kasus Alumni Al
sebagai “in class-room”. Jaringan pendi- Azhar. Jakarta, LP3ES.
dikan yang terbangun dengan sejumlah
Anasom (2007): Kyai, Kepemimpinan dan Pat-
pesantren, seyogyanya dapat mendo-
ronase. Semarang, Pustaka Rizki Putra.
rong terjadinya perubahan di kalangan
komunitas PBK. Namun romantisme Azra, Azyumardi (2002): Pendidikan Islam,
masa lalu, beban sejarah dan sebagian Tradisi dan Modernisasi Menuju Milleni-
masyarakat yang dapat menikmati/ um Baru. Jakarta, Logos.
membutuhkan PBK, menjadikan PBK
Abdul, A. Azis, dkk. (2007): Islam Ahlussun-
lebih bersikap mempertahankan dan
nah Waljama’ah di Indonesia ; Sejarah,
melanggengkan tradisi yang ada.
Pemikiran, dan Dinamika Nahdlatul Ula-
ma. Jakarta, Pustaka Ma’arif NU.
Rekomendasi
Dhofier, Zamakhsyari (1982): Tradisi Pe-
1. Perlunya Pemerintah (Daerah dan santren: Studi tentang Pandangan Hidup
Pusat) memberikan perhatian khusus, Kyai. Jakarta, LP3ES.
menjalin komunikasi yang baik, ban- Husen, Torsten (1979): The School in Ques-
tuan finansial sekaligus payung sosial tion, A Comparative Study of the School
lainnya terhadap PBK dengan mem- and its Future in Western Society. Oxford
perhatikan lokal wisdom yang berlaku University Press.
di pesantren benda.
Jarolimek, John (1981): The Shool in Con-
2. Perlunya pemerintah membuka ak- temporary Society: An Analysis of Social
ses kepada pesantren model ini un- Currents, Issues, and Forces. New York,
tuk memberikan penguatan jaringan Macmillan Publishing Co.
kerjasama dengan lembaga lain yang
mapan. Program kerjasama dengan James C. Scott. (1993): Perlawanana Kaum
lembaga lain yang telah mapan perlu Tani, terj. Budi Kusworo Dkk., Jakarta,
digalakkan untuk meningkatkan mutu Yayasan Obor Indonesia,,
pendidikan, selain itu melalui kerjasa- Madjid, Nurcholish (1997): Bilik-Bilik Pesan-
ma dengan lembaga yang mapan, pe- tren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:
santren salafiyah mendapat masukan- Paramadina.
masukan yang berarti dan memberikan
konstribusi bagi pesantren baik yang
Mastuhu, (1994): Dinamika Sistem Pendidik- Sudjoko Prasojo, dkk., (1982): Profil Pesan-
an Peantren: suatu Kajian tentang Unsur tren: Laporan Hasil Penelitian Pesantren
dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. al-Falak dan Delapan Pesantren Lain di
Jakarta, INIS Bogor. Jakarta, LP3ES.
Raharjo, M. Dawam (ed.), (1985): Pergulat- Wahid, Abdurrahman (2001): Menggerakkan
an Pesaantren; Membangun dari Bawah. Tradisi: Esei-Esei Pesantren. Yogyakarta,
Jakarta, P3M. LKiS.
Steenbrink, Karel A. (1986): Pesantren Ma-
drasah Sekolah Pendidikan Islam Dalam
Kurun Modern. Jakarta, LP3ES