Dosen Pembimbing :
Nurfitriani 201813033
1
Sopiyandi Dwi Kusumah 201813048
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
bimbingan dan karunianya penulis dapat menyelesaikan proposal
kewirausahaan. Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk mengikuti ujian kompetensi mata pelajaran kewirausahaan.
3
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
Cover..............................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
Daftar Isi…....................................................................................................
BAB I Pendahuluan........................................................................................
1.4 Tujuan......................................................................................................
1.5 Strategi…................................................................................................
6
2.1.6 Biaya dan Pola Tarif............................................................................
2.2 Hipertensi.................................................................................................
2.2.2 Etiologi..................................................................................................
17
2.2.3 Patofisiologi...........................................................................................
18
2.2.5 Komplikasi............................................................................................
2.2.7.1 Pengkajian..........................................................................................
7
2.3 Rencana Keperawatan Home Care Hipertensi.........................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan
visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk
pelayanan kesehatan dirumah.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu
dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan
masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home
Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain :
Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan,
tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di
rumah.Home care ini sangat cocok jika diberikan kepada pasien dengan penyakit
kronis yang tak kunjung sembuh.
Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan membutuhkan
waktu yang lama untuk proses kesembuhannya adalah penyakit hipertensi. Penyakit
ini banyak diderita masyarakat dan membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja
akan membutuhkan biaya yang sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga
biaya untuk perawatan di rumah sakit.
9
Berdasarkan hal di atas penulis tartarik untuk menyusun proposal tentang
rencana perawatan homecare pada penderita hipertensi.
1.2 Analisa SWOT
1). Strength (Kekuatan)
10
1.3 Visi dan Misi Perusahaan
No telepon :
Email :
Mulai berdiri :
2).Visi
Menjadi pusat pelayanan kesehatan meningkatkan kemandirian bagi keluarga
dalam kesehatan.
3).Misi
11
1.4 Tujuan
2. Tujuan umum terselenggaranya pelayanan keperawatan secara menyeluruh, efektif
dan efisien yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga.
3. Tujuan khusus
12
informasi, dan kemudahan untuk membuat janji.
Selalu tepat janji : Sangat penting untuk membina hubungan saling
percaya antara masyarakat dengan institusi home care swasta.
Sesuai standar yang ditetapkan : Hal ini merupakan ciri professional,
baik dalam melaksanakan tindakan, kualitas tenaga ahli, maupun
manajemen perusahaan
Responsif : Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan, dan harapan
klien.
Relasi : Mengembangkan hubungan kerjasana secara internal dan eksternal untuk
memperbaiki kualitas layanan.
1.6 Segmen pasar
Sasaran yang dipilih Home Care dalam menawarkan jasa diantaranya:
Klien yang jauh dari pos pelayaan kesehatan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTA
Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit
semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan
oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.
14
keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan
ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat
komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat
medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan
di rumah adalah :
15
2.1.3 Perkembangan Perawatan Kesehatan di Rumah
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam
sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi
lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan
terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai kesembuhan,
Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-
kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama.
Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang
memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke
yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan
rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,
Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa
perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan
bahkan menjadi beban bagi manajemen,
Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati
kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,
16
2.1.4 Tujuan Perawatan Kesehatan Home Care
Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :
kualitas hidupnya,
17
Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan
kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit
dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas.
1) Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:
a. Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,
b. Klien dengan penyakit gagal jantung,
c. Klien dengan gangguan oksigenasi,
d. Klien dengan perlukaan kronis,
e. Klien dengan diabetes,
f. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,
g. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,
h. Klien dengan terapi cairan infus di rumah,
i. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,
j. Klien dengan HIV/AIDS.
2) Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
a. Klien dengan post partum,
b. Klien dengan gangguan kesehatan mental,
c. Klien dengan kondisi usia lanjut,
d. Klien dengan kondisi terminal.
2.1.5 Pembiayaan dan Pola Tarif
Kebijaksanaan Tarif dalam Perawatan Kesehatan di rumah Mengacu pada
prinsip- prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Tarif pelayanan kesehatan
Perawatan Kesehatan di Rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan
dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.
18
Penetapan tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah meskipun
dimungkinkan untuk mencari laba namun harus secara seimbang
memperhatikan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah dengan azas
gotong royong.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah untuk golongan
masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin (asuransi
kesehatan, JPKM,dll) ditetapkan atas dasar saling membantu melalui suatu
ikatan tertulis.
Tarif pelayanan kesehatan Perawatan Kesehatan di Rumah harus mencakup
seluruh unsur pelayanan secara proporsional Jenis Pelayanan yang dikenakan
tarif dalam Perawatan Kesehatan di Rumah Selain memperhatikan kebijakan
yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan berdasarkan pertimbangan
antara lain kategori tindakan dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi pelayanan dari yang
biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat dikategorikan mewah. Semua
itu dapat dijadikan pertimbangan dalam memperhitungkan tarif yang layak.
Jenis Pelayanan yang dikenakan tarif meliputi :
Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan. Adalah imbalan yang diterima
pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien dalam rangka
pelayanan meliputi :
• Jasa pelayanan kesehatan dan non kesehatan. Adalah imbalan yang
diterima pelaksanaan pelayanan atas jasa yang diberikan kepada klien
dalam rangka pelayanan meliputi :
1) Pelayanan medik meliputi : konsultasi dan tindakan medik
2) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan meliputi konsultasi asuhan
dan tindakan keperawatan serta tindakan medik yang
dilimpahkan.
3) Pelayanan Penunjang Medik (Laboratorium, Radiologi,
19
Fisioterapis, Terapi wicara, refraksionis, dll) meliputi konsultasi
dan tindakan penunjang medik.
4) Pelayanan Penunjang Non Medik meliputi konsultasi oleh petugas
sosial profesional dan pelayanan psikologi dan jiwa.
2. Nebulizier 35.0000
20
2.1.6 Jenis Institusi Pelayanan Homecare
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan homecare antara
lain Institusi pemerintah Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama
berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi
(baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan
puskesmas (digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya
adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh visiting
nurse.
Institusi sosial yang melaksanakan pelayanan home care dengan sukarela dan
tidak memungut biaya Biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan
dengan penyandang dananya dari donatur, misalnya bala keselamatan yang
melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud
pengabdian pada Tuhan. Institusi swasta dalam bentuk praktik mandiri baik
perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan home care dengan
menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui
pihak ketiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehtan swasta tentu tidak
berorientasi not for profit services.
Hospital home care. Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah
dirawat di rumah sakit, keluarga masih memerlukan bantuan layanan keperawatan,
maka dilanjutkan di rumah.
2.1.7 Bagaimana Merencanakan Institusi Homecare Swasta
Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok,
baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan
pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
21
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar
mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal. Analisa eksternal
memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis maupun jumlahnya.
Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya kebanyakan berusia produktif,
maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar membutuhkan layanan keperawatan
yang berhubungan dengan masalah reproduksi, bayi serta balita. Analisa eksternal
juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar daerah tersebut baik jumlah, jenis
maupun kondisinya.
2 Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya
antara masyarakat dengan institusi home care swasta
3 Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri profesional
Bersifat responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.
22
2.1.8 MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH.
Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat
merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun
puskesmas . namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan
keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh
pelayanan.
Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1 Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu
oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di
rumah atau tidak.
2 Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di
rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan
staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian
bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat
perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan
apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan,
jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3 selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan
dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator
kasus.
4 Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
23
2.1.9 Fase- Fase Keperawatan Home Care
1) fase persiapan
Struktur organisasi, yang didalamnya ada pimpinan home care, manager
administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana
pelayanan.
Perizinan
Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut : Berbadan
hukum yg ditetapkan dlm akte notaris Mengajukan ijin usaha Home
care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg melampirkan :
a. Rekomendasi dari PPNI
c. Ijin lingkungan
d. ijin usaha
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
f. Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi
home care Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan
standar harga di wilayah tempat berdirinya home care dengan
memperhatikan golongan ekonomi lemah Sarana dan Prasarana,
meliputi set alat yang sering dipakai seperti perawatan luka,
perawatan bayi, nebulizier, aksigen, suction dan juga peralatan
komputer dan perlengkapan kantor.
24
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap
alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari
pasien/keluarga. Form informed consent, meliputi persetujuan
tindakan dari pasien dan keluarga, persetujuan pembiayaan dan
keikutsertaaan dalam perawatan.
2) Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian
kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil
pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien
selanjutnya dan dibuat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan
sistem perawatan yg dipilih). Surveyor memantau pelaksanaan pelayanan
keperawatan oleh perawat pelaksana.
3) Faseterminasi
25
4) Fase pasca kunjungan
- angket
- pertelepon
- lewat email
- Kunjungan
26
c. Stress Lingkungan
27
2.2.5 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal
jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
2.2.6 Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1. Diet
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
28
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Test diagnostic.
29
pengeluaran kadar ketokolamin.
1. Pengkajian
a) Aktivitas/ Istirahat.
30
pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler
mungkin lambat/ bertunda.
c) Integritas Ego.
31
riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu.)
e) Makanan/cairan
32
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori
pernafasan bunyi nafas tambahan (krakties/mengi),
sianosis.
k) Keamanan
l) Pembelajaran/Penyuluhan
33
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan
alcohol/obat.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
34
S3 menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya
krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap
terjadinya atau gagal jantung kronik).
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
(adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
mencerminkan dekompensasi / penurunan curah jantung).
5. Catat adanya demam umum / tertentu. (dapat mengindikasikan gagal
35
jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler).
Diagnosa 2
Kriteria Hasil :
Intervensi :
36
respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat
pengaruh kelebihan kerja
/ jantung).
37
tiba-tiba pada kerja jantung).
Diagnosa 3
Kriteria Hasil :
Intervensi
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta
38
teknik relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya).
3. Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,dan
membungkuk. (Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler
serebral).
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. (Meminimalkan
penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang memperberat
kondisi klien).
39
5. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam
setelah makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja
pencernaan).
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti
ansietas, diazepam dll. (Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf simpatis).
Diagnosa 4
Kriteria Hasil :
Intervensi :
40
vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi).
3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk
penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali
tidak berhasil).
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
41
5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien,
Misalnya : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. (Penurunan
masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat
menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang
lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara mengubah kebiasaan makan).
6. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasukkapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat
makanan dimakan. (memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi
yang dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah / dapat
mengontrol perubahan).
7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan,jeroan). (Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis).
8. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi. (Memberikan konseling
dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual).
Diagnosa 5
42
Kriteria Hasil :
Intervensi
43
Misalnya : kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan
berpartisipasi dalam rencana pengobatan. (Mekanisme adaptif perlu
untuk megubah pola hidup seorang, mengatasi hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terafi yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-
hari).
2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala, ketidak
mampuan untuk mengatasi / menyelesaikan masalah. (Manifestasi
mekanisme koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah
yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic).
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya. (pengenalan terhadap stressor adalah
langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor).
4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan
partisifasi maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan
memberikan klien perasaan kontrol diri yang berkelanjutan.
Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat menigkatkan kerjasama
dalam regiment teraupetik.
5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang
anda inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif
terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja
keras, kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada
kurang perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan
perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang
44
membatalkan tujuan diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus
diprioritaskan secara
realistic untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya).
Diagnosa 6
45
Kriteria hasil
Intervensi
46
6. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian,penyebab,tanda dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan
akibat lanjut) melalui penkes. (Meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan klien tentang proses penyakit hipertensi).
47
mengontrol pemasukan / intake nutrisi, klien dapat menggunakan
mekanisme koping yang efektif dan tepat, klien paham mengenai
kondisi penyakitnya.
2.
2.
2.
Pelaksana Pelayanan:1.
2.
48
Nama pasien:
Umur:
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat.
49
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
50
Riwayat penggunaan diuretic
f. Neurosensori
51
proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Pembelajaran/Penyuluhan
52
2. Diagnosa, Kriteria hasil dan Intervensi Keperawatan Diagnosa 1 .
Kriteria Hasil :
53
normal pasien.
Intervensi
54
hipertensi,deuritik. (menurunkan tekanan darah).
Dignosa 2
Kriteria Hasil :
55
Intervensi :
Diagnosa 3
56
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
Kriteria Hasil :
57
Intervensi :
Diagnosa 4
58
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
Kriteria Hasil :
Intervensi
59
kegemukan. (Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi,
kerena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung
berkaitan dengan masa tumbuh).
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak,garam dan gula sesuai indikasi. (Kesalahan kebiasaan
makan menunjang terjadinya aterosklerosis dan kegemukan yang
merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya, misalnya,
stroke, penyakit ginjal, gagal
jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra
vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi).
3. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan. (motivasi untuk
penurunan berat badan adalah internal. Individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali
tidak berhasil).
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet. (mengidentivikasi
kekuatan / kelemahan dalam program diit terakhir. Membantu dalam
menentukan kebutuhan inividu untuk menyesuaikan / penyuluhan).
5. Tetapkan rencana penurunan BB yang realistic dengan klien,
Misalnya : penurunan berat badan 0,5 kg per minggu. (Penurunan
masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari secara teori dapat
menurunkan berat badan 0,5 kg / minggu. Penurunan berat badan yang
lambat mengindikasikan kehilangan lemak melalui kerja otot dan
umumnya dengan cara mengubah kebiasaan makan).
6. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasukkapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat
60
makanan dimakan. (memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi
yang dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian pada factor mana pasien telah / dapat
mengontrol perubahan).
7. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan
dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging
dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk
kalengan,jeroan). (Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam
61
mencegah perkembangan aterogenesis).
62
4. Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan
partisifasi maksimum dalam rencana pengobatan. (keterlibatan
memberikan klien perasaan kontrol diri yang berkelanjutan.
Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat menigkatkan kerjasama
dalam regiment teraupetik.
5. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas / tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti : apakah yang anda lakukan merupakan apa yang
anda inginkan ?. (Fokus perhtian klien pada realitas situasi yang relatif
63
terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja
keras, kebutuhan untuk kontrol dan focus keluar dapat mengarah pada
kurang perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal).
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan
perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang
membatalkan tujuan diri / keluarga. (Perubahan yang perlu harus
diprioritaskan secara
realistic untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya).
Diagnosa 6
Kriteria hasil
Intervensi
64
resiko
ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskuler serta ginjal).
4. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
(kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera
yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien / orang
terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila
klien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu,
maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan).
5. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.
(mengidentivikasi
65
tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan
mempermudahj dalam menentukan intervensi).
1. Tensi meter
2. Stetoskop
4. Spuit
5. Infus set
6. Obat-obatan Dll………………………….
66
4. EVALUASI
1. Evalusi Perawat
67
Persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan
Persetujuan sistem gaji/upah personil home care.
Tarif transportasi
3.1 Kesimpulan
68
masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi.
69
Pelayanan keperawatan Home care terdiri dari tiga yaitu primer,
sekunder, dan tersier.
70
3.2 Saran
1. Bagi perawat
71
keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima informasi
dari perawat.
72
73