Anda di halaman 1dari 3

Asas-asas perjanjian

da lima asas-asas hukum perdata yang dikenal dalam perjanjian. Asas-asas hukum perikatan
yang dimaksud adalah asas konsensualisme, asas kebebasan berkontrak, asas pacta sunt
servanda, asas itikad baik, dan asas kepribadian.
1. Asas Kosensualisme
asas konsensualisme adalah para pihak yang mengadakan perjanjian harus sepakat dalam
setiap isi atau hal-hal yang pokok dalam perjanjian yang dibuat. Asas konsensualisme tersirat
dalam salah salah satu syarat sah perjanjian berdasarkan KUH Perdata.
Pasal 1320 KUH Perdata menerangkan bahwa supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu
dipenuhi empat syarat:
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. suatu pokok persoalan tertentu;
4. suatu sebab yang tidak terlarang.
2. Asas Kebebasan Berkontrak
Kebebasan berkontrak tersirat dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menerangkan bahwa
semua persetujuan (perjanjian) yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali
selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh
undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan iktikad baik.
Asas kebebasan berkontrak berarti setiap orang menurut kehendak bebasnya dapat membuat
perjanjian dan mengikatkan diri dengan siapapun yang ia kehendaki. Namun kebebasan
tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang bersifat
memaksa, ketertiban umum dan kesusilaan.
3. Asas Pacta Sunt Servanda
asas pacta sunt servanda adalah asas atau prinsip dasar dalam sistem hukum civil law yang
dalam perkembangannya diadopsi dalam hukum internasional. Asas pacta sunt servanda yaitu
asas yang berkaitan erat dengan akibat dari perjanjian. Asas ini mengandung arti bahwa setiap
perjanjian yang dibuat oleh kedua pihak harus ditaati kedua pihak tersebut layaknya undang-
undang. Dalam KUH Perdata asas ini diatur dalam Pasal 1338 yang menyatakan,
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk
itu.”

4. Asas Itikad baik


Asas itikad baik tercantum dalam pasal 1338 ayat (3) KUHPdt yang berbunyi : “Perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu
pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan /
keyakinan teguh maupun kemauan baik dari para pihak.
iktikad baik hendaknya diartikan sebagai:
1. kejujuran saat membuat kontrak;
2. pada tahap pembuatan ditekankan, apabila kontrak dibuat di hadapan pejabatan, para
pihak dianggap beriktikad baik; dan
3. sebagai kepatutan dalam tahap pelaksanaan, yaitu terkait suatu penilaian, baik
terhadap perilaku para pihak dalam melaksanakan kesepakatan dalam kontrak; atau
semata-mata untuk mencegah perilaku yang tidak patut dalam pelaksanaan kontrak.
5. Asas Kepribadian
Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa sseorang yang akan melakukan
dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja.
1. Pasal 1315 KUH Perdata yang menerangkan bahwa pada umumnya seseorang tidak
dapat mengadakan pengikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.
2. Pasal 1340 KUH Perdata yang menerangkan bahwa persetujuan hanya berlaku antara
pihak-pihak yang membuatnya. Persetujuan tidak dapat merugikan pihak ketiga;
persetujuan tidak dapat memberi keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal
yang ditentukan.
Selain itu asas ini juga diatur dalam Pasal 1340 KUH Perdata yang menyatakan,
“Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.”
Artinya perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya.
Namun ketentuan di atas bukan berate mutlak. Terdapat pengecualian terhadap asas
kepribadian. Hal ini tercantum dalam Pasal 1317 KUH Perdata yang berbunyi:
“Dapat pula diadakan perjanjian untuk kepentingan orang ketiga, bila suatu perjanjian yang
dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain mengandung suatu syarat
semacam itu”.

Referensi,
HukumOnline, 2022. 5 Asas-Asas Hukum Perdata terkait Perjanjian. Diakses pada 2 oktober
2023. Dari https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-hukum-perdata-
lt62826cf84ccbf/?page=all
Wibowo,T. 2012. Asas Asas Perjanjian. Diakses 2 Oktober 2023. Dari
https://jurnalhukum.com/asas-asas-perjanjian/
Doni. 2023. Asas-Asas Perjanjian dalam KUH Perdata. Dikases pada 2 oktober 2023. Dari
https://pdb-lawfirm.id/asas-asas-perjanjian-dalam-kuh-perdata/

Anda mungkin juga menyukai