Anda di halaman 1dari 19

Analisis Nilai Sosial dalam Kisah Muhammad Ibnu Sirin (Kajian: Sosiologi

Sastra)

Dosen Pengampu: Hj. Khaerun Nisa Nuur, S.S., M.Pd.I


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh; Kelompok 6
Fathurrahman Iqbal : 40100121109
Anir Syam Azisyah : 40100121090
Sarni : 40100121131

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
RANCANGAN PENELITIAN
Nama : Anir Syam Azisyah, Fathurrahman Iqbal, Sarni
Kelompok : Enam (6)
Judul : Analisis Nilai Sosial dalam Kisah Muhammad Ibnu Sirin
(Kajian: Sosiologi Sastra)

A. Latar Belakang
Sastra adalah bagian dari refleksi kehidupan sosial yang disuguhkan melalui
perenungan hingga menghasilkan karya sastra yang benar-benar tercipta dari citra
perkembangan zaman yang terjadi. Sastra adalah hasil dari kreativitas seni yang
berobjek pada manusia dan kehidupannya, menggunakan bahasa menjadi medium
komunikasinya. Sastra adalah hasil karya yang muncul dari perasaan individu
terhadap kehidupan sosialnya, yang kemudian dirangkai secara terstruktur dan
disampaikan melalui media lisan maupun tulisan. Sastra merupakan ekspresi dari
pemikiran, perasaan, bahkan peristiwa yang dialami oleh penciptanya, yang
diwujudkan dalam bentuk karya sastra.1
Sastra pada dasarnya berfungsi sebagai alat dan panduan bagi penulis untuk
menginspirasi terciptanya karya sastra yang inovatif dan memiliki nilai seni. Ketika
sebuah karya sastra dirancang dengan teliti dan sarat makna, maka karya tersebut
dapat menjadi representasi dari perjalanan kehidupan di masa lalu yang memberikan
pelajaran berharga untuk masa depan. Mengingat bahwa zaman terus berkembang
dan dinamis, sastra umumnya dianggap sebagai cermin dari realitas, artinya suatu
karya harus mencerminkan keseharian manusia dan diungkapkan melalui bahasa yang
dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.2

1
Suparyanto dan Rosad, ‘Representasi Perundungan (Bullying) Dan Pendekatan Sosiologi
Sastra’, Suparyanto Dan Rosad, 5.3 (2020), 248–53.
2 2
Joswin Simaremare and others, ‘Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra) Sastra Menjadi
Pedoman Sehari-Hari Telaah Singkat Karya Sastra Menurut Para Ahli Jurnal Pendidikan Transformatif
( Jupetra )’, 02.03 (2023), 57–60.
Menurut Swingewood, karya sastra dianggap sebagai rekam sosial dan budaya
yang dapat memberikan wawasan terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat
pada masa tertentu. Konsep ini dikenal sebagai dokumentasi sastra, yang
mencerminkan realitas pada periode tersebut. Swingewood mengacu pada pandangan
Luis De Bonald yang menyatakan bahwa dengan melakukan pembacaan cermat
terhadap karya sastra 'nasional', kita dapat memahami juga realitas yang berlaku
dalam masyarakat tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Stendhal yang menyebut
novel sebagai "perjalanan cermin di sepanjang jalan tinggi".3
Objek sastra dapat berasal dari dalam diri penulis sastra atau dari luar, dapat
berupa kritik, emosi, informasi, pembelajaran, dan sebagainya. Mahmud Stanie
menyatakan bahwa unsur yang membangun sastra (objek sastra) bervariasi, bisa
muncul dari budaya tempat sastrawan tinggal atau budaya orang lain yang menjadi
inspirasi bagi sastrawan. Berbagai faktor seperti cara berpikir, tempat tinggal, budaya,
geografi, dan politik dapat menciptakan beragam corak.4
Ada banyak cabang sastra, salah satunya adalah sosiologi sastra. Sosiologi
sastra itu sendiri merupakan suatu pendekatan secara objektif mengenai kehidupan
manusia dalam bermasyarakat, secara sederhana sosiologi sastra merupakan ilmu
sosiologi yang yang saling berkaitan dengan ilmu sastra.
Salah satu isu umum yang muncul dalam suatu karya sastra adalah nilai sosial.
Nilai sosial memiliki signifikansi karena manusia merupakan makhluk sosial yang
selalu terlibat dalam interaksi dengan sesama dalam suatu kelompok. 5 Dalam konteks
ini, suatu karya sastra dihasilkan bagai sarana untuk memadakan nilai-nilai yang
terkait dengan aspek positif atau negatif dari perilaku manusia.6
3 3
Tri Wahyudi, ‘Sosiologi Sastra Alan Swingewood Sebuah Teori’, Jurnal Poetika, 1.1 (2013),
56–61 <https://doi.org/10.1017/S0003975600002034>.
4
Juni Ahyar, Apa Itu Sastra; Jenis-Jenis Karya Sastra Dan Bagaimanakah Cara Menulis Dan
Mengapresiasi Sastra, CV Budi Utama, 2019.
5
Setiadi Dkk, ‘Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan Sosial’, in
Teori, Aplikasi Dan Pemecahnya (Prenada Media Group,2011, 2011), p. 686.
6
Universitas Veteran, Bangun Nusantara, and Jawa Tengah, ‘KLITIKA : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Kajian Sosiologi Sastra KLITIKA : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan
Sastra’, 1 (2019), 96–104.
Berpijak pada uraian dan penjelasan di atas, peneliti mendapatkan suatu
kesimpulan bahwa karya sastra lahir dari setiap perasaan individu terhadap kehidupan
sosial yang kemudian dirangkai dengan sedemikian rupa dan disampaikan melalui
media lisan maupun tertulis. Sastra adalah suatu ekspresi yang datang dari luapan
pemikiran, rasa, bahkan peristiwa penciptanya. Luapan-luapan tersebut memuat
berbagai karya sastra, diantaranya sya’ir, puisi, lagu, cerpen, novel, bahkan film.
Oleh karenanya, dalam studi ini, peneliti akan mengkaji nilai sosial yang
terdapat pada salah satu film pendek atau animasi pendek Arab. Animasi yang akan
peneliti kaji ini mengisahkan tentang salah satu tabi’in yang utama, beliau adalah
Muhammad Ibnu Sirin, beliau merupakan ahli fiqh yang zuhud dan tekun beribadah
serta merupakan seorang pedagang yang baik dan ikhlas. Kisah ini dimuat dalam
bentuk video animasi berdurasi 16 menit 7 detik pada channel YouTube ‘Sukardi
Hasanuddin’, kisah dibuka dengan suasana pasar di kota Madinah, dengan
menampilkan para pedagang, salah satunya adalah Ibnu Sirin yang berdagang dengan
baik dan jujur, dalam animasi tersebut, menjelaskan bahwa, selain pedagang yang
baik dan jujur, Ibnu Sirin juga merupakan ulama di kota Madinah.
Setelah menyimak kisah dalam animasi ini, maka peneliti tertarik mengkaji
nilai sosial yang terkandung dalamnya untuk mendapatkan suatu gambaran yang
lengkap dan utuh serta menyeluruh mengenai hubungan timbal balik dan nilai-nilai
sosial dalam kisah tersebut, dengan begitu baik peneliti maupun pembaca dapat
memetik hikmah dan mengambil pelajaran atas nilai-nilai sosial yang terdapat dalam
kisah Muhammad Ibnu Sirin.
B. Rumusan Masalah
Dari Permasalahan yang akan dikaji dari uraian di atas berpusat pada nilai
sosial dalam kisah Muhammad Ibnu Sirin, oleh sebab itu, penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, antara lain:
1 Bagaimana nilai sosial yang digambarkan dalam animasi pendek kisah
Muhammd Ibnu Sirin?
2 Apa pesan moral dalam animasi pendek kisah Muhammad Ibnu Sirin?
C. Penjelasan Makna Judul
1. Analisis: Analisis merupakan proses penyelidikan mendalam terhadap
suatu peristiwa (seperti tindakan, tulisan, karya dan sejenisnya) dengan
tujuan memperoleh fakta yang akurat, termasuk asal usul, penyebab
sebenarnya, dan sebagainya. Proses analisis data menjadi langkah esensial
dalam penelitian setelah seluruh data yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah penelitian telah terkumpul secara menyeluruh. Kualitas dan
akurasi dalam menggunakan alat analisis memiliki dampak besar terhadap
keakuratan penarikan kesimpulan. Oleha karena itu, kegiatan analisis data
menjadi aspek yang tidak boleh diabaikan dalam rangkaian proses
penelitian.7
2. Nilai Sosial: Nilai sosial ialah sesuatu yang diinginkan dan dicitakan oleh
masyarakat, dianggap bernilai tinggi, dan penting saat berinteraksi dengan
sesama. Dalam interaksi sosial, seseorang diharapkan dapat menempatkan
dirinya dengan baik serta memutuskan perilaku yang dapat diterima oleh
lingkup masyarakat dan sekitarnya. Keberadaan nilai sosial ini karena
adanya interaksi manusia di lingkungannya dan dianggap sebagai sesuatu
yang positif dan bermanfaat tentunya. Oleh sebab itu, nilai-nilai ini
diinginkan dan diidamkan oleh sekelompok orang dalam masyarakat.
Sebagai individu, kita diharapkan untuk patuh dan disiplin terhadap nilai-
nilai yang dijunjung dalam kemasyarakatan, termasuk nilai-nilai tentang
kepantasan, agar dapat membentuk sikap yang selaras dengan norma-
norma masyarakat. Nilai sosial berperan sebagai panduan dalam
berinteraksi di dalam masyarakat dan memiliki nilai yang sangat berharga. 8
7
Muhson Ali, ‘Teknik Analisis Kualitatif’, Makalah Teknik Analisis II, 2006, 1–7
<http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuantitatif.pdf>.
8
Sopyan Sauri, ‘Salah Satu Bentuk Sastra Yang Mendapat Banyak Perhatian Masyarakat
Adalah Novel. Aziez Dan Hasim (2015:7) Menyatakan Bahwa Novel Merupakan Sebuah Genre Sastra
Yang Memiliki Bentuk Utama Prosa, Dengan Panjang’, Junal Bahasa, Sastra Dan Pengajaran, 6.1
(2020), 1–8 <https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literasi/article/view/3364>.
3. Kisah: Secara linguistik, istilah "kisah" berakar kata dari bahasa Arab,
yakni "qishshaah," dengan bentuk jamaknya "qashassh." Sementara kata
"qishaash" adalah mashdar dari kata "qaashsha-yaqushshuu”, kemudian
dapat diartikan sebagai kegiatan menceritakan dan mengikuti jejak maupun
alur cerita. Hal ini dapat dipertimbangkan karena ketika seseorang
bercerita, terlihat bagaikan sedang mengikuti setiap alu dan setiap langkah
yang diceritakan. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘kisah’
juga dapat dimaknai sebagai suatu peristiwa, kejadian, cerita maupun
hikayat. Kisah menjadi wadah untuk menyampaikan berbagai informasi
mengenai suatu kehidupan, yang dapat mencakup berbagai peristiwa, atau
satu peristiwa yang kemudian disusun secara runtut atau kronologis, yang
dalam kisahnya ada awal yang menjadi permulaan dan ada pula akhir.9
4. Muhammad Ibnu Sirin: Muhammad Ibnu Sirin, atau biasa disapa dengan
Ibn Sirin dilahirkan di Iraq, pada kota kecil bernama Bashrah, tahun 356 M
(33 H). Imam Ibnu Sirin, beliau adalah ulama terhormat dan penulis yang
mahsyur semasa hidupnya. Beliau belajar fiqh dan hadits dari para sahabat
Rasulullah, beliau hidup sezaman dengan kekhalifahan Islam, adapun
tokoh-tokoh yang sezaman dengannya adalah Imam Anas Ibn Malik, Al-
Hasan Al-Bashri, Ibn Awn, Al-Fudhail Ibn lyadh, dan masih banyak tokoh
terhormat dan mulia lainnya. Ibn Sirin tumbuh dari tangan dan bimbingan
Anas Radhiallahu’anhu yang merupakan seorang pedagang kain. Beliau
giat belajar al-Qur’an, hadits, dan fiqh serta merupakan orang yang sangat
teliti dan kuat daya ingatnya.10
5. Kajian: Sosiologi Sastra: Kajian merupakan Istilah yang umum
digunakan dalam akademisi dan disiplin ilmu. ‘kajian’ mengacu pada
kegiatan ataupun proses penganalisisan, penelitian, pengevaluasian
9
Abdul Mustaqim, ‘Kisah Al-Qur’an: Hakekat, Makna Dan Nilai-Nilai Pendidikannya’, Ulumuna
Jurnal Studi Keislaman, XV (2011), 265–88.
10
Mulyana, ‘Biografi Ibnu Sirin Dan Pemikirannya’, Acuan Bersama, 2022
<https://www.acuanbersama.com/2020/05/biografi-ibnu-sirin-dan-pemikirannya.html>.
terhadap topik maupun objek-objek tertentu. Dalam lingkup akademis,
itilah kajian seringkali diadopsi sebagai cara untuk menyelidik, dan
mengidentifikasi masalah maupun fenomena yang dikaji, dengan tujuannya
untuk mendapatkan pemahaman yang runtut dan mendalam. Meskipun
biasa digunakan dalam dunia akademis, istilah kajian ini juga dapat
diterapkan dalam bidang-budang lainnya, sepertu soisial, budaya
perekonomian, lingkungan dan banyak lagi. Adapun Sosiologi Sastra ialah
suatu kajian sastra yang melihat dan memahami dari sisi sosialnya, atau
dengaan kata lain kemasyarakatannya. Sosiologi sastra memahamkan
fenomena sastra dengan seluruh aspek sosial di dalamnya. Dalam
paradigma studi sastra, sosiologi sastra ini merupakan evolusi dari
pendekatan mimetik yang mengartikan karya sastra dalam konteks
kaitannya dengan ekonomi, nilai moral, dan nilai sosial. Karya sastra
dianggap sebagai manifestasi kehidupan manusia yang tak terpisahkan dari
akar-akar masyarakatnya.11

D. Penelitian yang Relevan


Setelah melakukan pengamatan terhadap penelitian sebelumnya yaitu nilai
sosial dalam suatu karya, maka peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu
yang selaras dengan apa yang menjadi objek penelitian ini untuk memperkuat dan
menunjang apa yang akan diteliti. Adapun penelitian-penelitian tersebut,
diantaramya:
1. Pada jurnal penelitian Widia Antari Karin, Wayan Nurita dan Betty
Aritonang pada tahun 2021 dengan judul “Nilai Sosial Dalam Film 1

11
Wiyatmi, ‘Sosiologi Sastra: Teori Dan Kajian Terhadap Sastra Indonesia’, Kanwa Publiser,
2013, 1–159.
Rittoru No Namida”, dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif
kualitatif. Adapun fokus penelitian ini ialah demi mengetahui dan
menyelidiki nilai-nilai sosial yang ada pada film tersebut dan mengetahui
kaitan teori Ian Watt dengan Nilai Sosial. Oleh karenanya ditemukan hasil
dari penelitian tersebut bahwa terdapat nilai sosial dari tiga jenis yang
ditunjukkan dalam film ini. Nilai-nilai sosial tersebut antara lain nilai
material, berupa makanan karena merupakan suatu kebutuhan utama bagi
setiap makhluk hidup demi mempertahankan hidupnya. Kemudian, nilai
vital, yang besar pengaruhnya pada pengobatan Aya, melalui tulisan Aya
pada buku hariannya, dokter dapat memantau kondisi kesehatan Aya. Yang
terakhir adalah nilai kerohanian, salah satunya yaitu nilai keberanian, Dr.
Yamamoto menjunjung sikap jujur dan keterbukaannya, walaupun ia
akhirnya tahu bahwa hal tersebut akan menyakitkan bagi Aya.12
2. Selanjutnya pada penelitian skripsi yang disusun oleh Fandi Ahmad
Faanani pada tahun 2021 yang berjudul “Nilai-nilsi Sosial dalam Film
Sarjana Kambing dan Relevansinya dengan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah”, dengan jenis penelitiannya yaitu
deskriptif kualitatif. Penelitian ini berfokus pada nilai sosial yang ada
dalam film tersebut, dan mencari relevansi dari pelajaran akidah akhlak
bagi siswa tsanawiyyah, ditemukanlah hasil bahwa nilai sosial yang
ditemukan pada film ini yaitu kejujuran, kesopanan, gka, toling menolong
dan toleransi. Adapun relevansinya terhadap pelajaran aqidah akhlak ialah
tawadhu, husnudzhan, toleransi, tasamuh dan ta’awun.13
3. Kemudian yang terakhir pada jurnal penelitian Maulida Fandani Amelia,
Imqniar, dan Irfai pada tahun 2021 dengan judul “Analisis Nilai-nilai
Sosial yang Terkandung dalam Film ‘Tanah Surga Katanya’ Karya Danial
12
Kadek Widya Antari Karin, Wayan Nurita, and Betty Debora Aritonang, ‘Nilai Sosial Dalam
Film 1 Rittoru No Namida’, Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra Jepang, 10.2 (2021), 114–24.
13
Fandy Ahmad Fanani, Nilai-Nilai Sosial Dalam Film Sarjana Kambing Dan Relevansinya
Dengan Mata Pelajaran Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri, 2021.
Rifki”, dengan metode penelitian yang diterapkan ialah metode kualitatif.
Fokus penelitian ini adalah mengkaji nilai-nilai sosial dan pesan pada film
“Tanah Surga Katanya” yang menjadi objek. Maka hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa terdapat banyak pesan yang dapat dipetik serta nilai
sosialnya, antara lain, rasa cinta akan tanah air, bangga kepada bangsa
Indonesia, saling tolong-menolong, gotong royong antar sesama, kasih
sayang, pengabdian, tanggung jawab dan nilai kepedulian yang senantiasa
dijunjung tinggi.14
Dengan perhatian penuh terhadap penelitian terdahulu, maka peneliti
menemukan bahwa setiap penelitian terdahulu memiliki metode dan objek yang
sama, yaitu metode kualitatif dan film sebagai objeknya, namun judul dan fokus
menjadi pembeda dari setiap penelitian. Maka dari itu peneliti pun menggunakan
fokus penelitian yang berbeda.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu rangkaian prosedur, tata cara, atau langkah-
langkah ilmiah guna mengumpulkan data dengan tujuan penelitian terhadap suatu
objek tertentu. Ini mencerminkan upaya penyelidikan sistematis terhadap suatu
fenomena. Metode penelitian dapat diartikan sebagai serangkaian langkah sistematis
yang dilakukan oleh peneliti untuk mencapai pemahaman yang akurat terhadap suatu
fenomena, didasarkan pada pertimbangan logis dan didukung oleh data faktual
sebagai bukti konkret, yang bersifat objektif dan bukan hasil dari asumsi pribadi.15

14
Maulida Fandani and others, ‘Primary : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 10
Nomor 5 Oktober 2021 Analyzing the Social Values Contained in the Film “ Tanah Surga Katanya ” By
Danial Rifki Analisis Nilai- Nilai Sosial Yang Terkandung Dalam “ Film Tanah Surga Katanya ” Karya ’, 10
(2021), 1182–90.
15
Populix, ‘Metode Penelitian: Pengertian, Jenis, Dan Contohnya’, Populix.Co, 2023.
1. Jenis Pencarian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan
metode analisis teks dan kepustakaan serta simak dan catat. Peneliti
mengumpulkan berbagai sumber data referensi yang terkait dengan
penelitian ini, termasuk data primer dan sekunder, kemudian mengkaji dan
memahami secara mendalam berbagai referensi tersebut.
2. Sumber data
a) Data primer
Data primer yang peneliti gunakan bersumber dari animasi pendek
“Kisah Muhammad Ibnu Sirin” yang ditayangkan pada channel
Youtube Syrkandi Hasanuddin.
b) Data sekunder
Peneliti menghimpun data sekunder melalui studi literatur,
mencakup berbagai jurnal, buku, skripsi, artikel, dan sumber
lainnya yang diperoleh dari data utama atau primer.
3. Metode pengumpulan data
Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan meresapi alur cerita dalam animasi kisah Muhammad Ibnu
Sirin melalui tontonan berulang, sambil merujuk pada referensi-referensi
yang mendukung penelitian ini.
4. Metode analisis data
Peneliti melakukan analisis data dengan membaca, menyimak dan
menelaah berbagai penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
dan membandingkannya, sehingga dapat menemukan berbagai pembeda
yang dapat peneliti simpulkan dan junjung.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terurai dalam penelitian ini, tujuan
penelitian tersebut sesuai dan sejalan dengan permasalahan yang ada pada
penelitian ini, yakni:
a. Untuk mengetahui nilai sosial yang digambarkan dalam animasi
pendek ‘Kisah Muhammad Ibnu Sirin’
b. Untuk mengetahui pesan moral pada animasi pendek ‘Kisah
Muhammad Ibnu Sirin’
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang kami usung ini ialah untuk
meluaskan dan memperkuat wawasan serta pengetahuan mengenai nilai-
nilai yang terdapat dalam sebuah karya, khususnya nilai-nilai sosial. Selain
itu, hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumber referensi yang dapat
dikembangkan dalam penelitian-penelitian mendatang.
KAJIAN TEORI
A. Definisi Sastra dan Karya Sastra
Secara etimologis, asal-usul kata "sastra" dapat ditelusuri dari bahasa Latiin,
yaitu literatur (litera) yang mengandung arti huruf atau suatu karya yang tertulis.
Dalam bahasa Indonesia, istilah "sastra" memiliki akar kata dari bahasa Sanskrta
yang dibentuk dari asal kata cas ataupun sas, dan sufikstra. Cas memuat makna
mengajar atau mengajarkan, sedangkan ‘tra’ yang artinya alat, sarana, ataupun wadah.
Berarti, secara literal, sastra dapat diartikan sebagai huruf, tulisan, atau karangan. 16
Sastra merupakan ekspresi kreatif manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan
yang mencerminkan pendapat, pemikiran, perasaan dan pengalaman melalui
imajinasi, menjadi cerminan realitas. Ini adalah bentuk seni kreativitas yang fokus
pada kehidupan manusia, menerapkan bahasa sebagai mediasinya. Sastra
digambarkan sebagai kegiatan atau aktivitas seni yang memanfaatkan bahasa dan
simbol sebagai alat, sastra merupakan ekspresi objektif atau perasaan emosional
penulis, mencakup perasaan seperti bahagia, sedih, gembira, dan lainnya.17
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya sastra ada dan dilahirkan
dari ekspresi kreatif dan cerminan dari manusia itu sendiri, yang disalurkan melalui
berbagai karya sastra, seperti novel, sya’ir, puisi, lagu, cerpen, film, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji nilai sosial dari karya sastra yaitu film. Film
adalah bentuk karya sastra yang terdiri dari gambar bergerak dan mengandung
adegan-adegan yang menceritakan suatu alur cerita. Film adalah salah satu media
penyaluran berbagai bentuk komunikasi yang bersifat audio visual. Film juga
berperan sebagai media komunikasi yang menggabungkan unsur imajinatif dan
realitas. Sebagai alat ekspresi, film digunakan untuk menuangkan ide-ide yang
dimiliki oleh pengarangnya, dengan tujuan memberikan hiburan dan pengetahuan
kepada penonton.18
16
Muhammad Fadhil, ‘Pengertian Karya Sastra’, Universitas Komputer Indonesia, 76 (2016),
28.
17
Suparyanto dan Rosad.
18
Yocky, ‘Teks Film Sebagai Karya Sastra’ (Universitas Muhammadiyah Pringsewu, 2022).
B. Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra ialah suatu analisis ilmiah dan obyektif terhadap peran setiap
manusia dalam bermasyarakat, melibatkan kajian terhadap lembaga-lembaga dan
proses-proses sosial. Sosiologi pada dasarnya adalah studi sistematis tentang interaksi
sosial di antara manusia. Fokus utamanya adalah pada hubungan dan pola-pola
interaksi, yaitu bagaimana pola-pola dalam berinteraksi sosial tersebut berkembang,
dipertahankan, dan mengalami perubahan. Sastra, sebagai ekspresi dari masyarakat,
mirip dengan pidato sebagai bentuk ekspresi manusia.19
Dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra adalah pendekatan sosial dari
perspktif sastra. Wallek dan Warren menyatakan bahwa, karya sastra dapat juga
berfungsi sebagai hiburan dan memberikan pelajaran yang biasa disebut dengan
konsep Horace, yang meliputi dulce et utile, bahwa karya sastra itu indah.20
C. Nilai dan Sosial seta Definisinya
Nilai adalah sesuatu yang berharga yang patut dikejar. Nilai diartikan sebagai
sesuatu yang diinginkan, nilai menjadi alat pelatihan, nilai hanya mengandung
pengalaman pribadi, dan nilai mencerminkan esensi ide platonic. Nilai merupakan
hakikat suatu hal yang membuat hal tersebut layak dikejar oleh manusia, nilai
merupakan suatu ide atau konsep yang sifatnya abstrak atau kurang jelas tentang apa
yang dipikirkan atau dianggap penting oleh seseorang, seringkali terkait dengan aspek
estetika atau biasa dikenal dengan keindahan, etika pola perilaku, dan logika benar-
salah atau keadilan (justice).21
Kata "sosial" berasal dari bahasa Latin, yaitu "sociuss," yang mengacu pada
segala hal yang lahir, tumbuh, dan berkembang bersama dalam kehidupan. Istilah
alternatif untuk sosial adalah kecenderungan untuk memperhatikan kepentingan
umum, seperti memberikan sumbangan, memberikan pertolongan, dan sebagainya.

19
Ni Wayan Rismayanti, I Nengah Martha, and I Nyoman Sudiana, ‘Kajian Sosiologi Sastra
dalam Novel Puzzle Mimpi Karya Anna Farida’, 9.1 (2020), 7–14.
20
Gamal Thabroni, ‘Sosiologi Sastra: Pengertian Dan Berbagai Pendekatannta’, Serupa.Id,
2021 <https://serupa.id/sosiologi-sastra/>.
21
Sofyan Sauri, ‘Nilai’, Universitas Pendidikan Indonesia, 3.1 (2013), 80–87.
Definisi sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan segala lini dalam masyarakat. Meskipun sosial dapat
diartikan secara luas, secara umum, konsep sosial merujuk pada aspek-aspek yang
ada dalam masyarakat atau sikap kemasyarakatan pada umumnya.22
Nilai sosial ialah sejumlah prinsip, asumsi, dan keyakinan yang berlaku di
dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai ini berfungsi sebagai panduan hidup bagi para
anggota masyarakat, dianggap sebagai norma yang baik dan benar, serta dianggap
sebagai kewajiban untuk dipatuhi. Lebih lanjut, nilai sosial tidak diungkapkan dalam
bentuk tertulis, melainkan disampaikan secara lisan, dan dikenal serta disepakati
bersama oleh seluruh anggota masyarakat. Nilai sosial dapat diartikan sebagai segala
hal yang mendapat penghargaan dari masyarakat karena memiliki nilai fungsional
yang bermanfaat bagi perkembangan kehidupan manusia. Apapun yang mendapatkan
penghargaan tersebut merupakan suatu kebaikan yang mampu menciptakan
kebahagiaan, sehingga ingin diperoleh semua orang. Nilai-nilai ini membawa kesan
yang damai, sejuk, indah dan dianggap layak serta pantas. Keberadaannya dan
pelaksanaannya dianggap sesuai dengan norma kehidupan berkomunitas.23
D. Ciri-ciri Nilai Sosial
Nilai sosial memiliki ciri-ciri, diantara cirinya yakni:
1. Terbentuk melalui berbagai interaksi sosial berkelanjutan antar
individu.
2. Diteruskan melalui proses pembelajaran melalui sosialisasi, akulturasi,
dan penyebaran budaya.
3. Standar atau norma ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
4. Nilai-nilai yang terdapat bervariasi dalam setiap masyarakat dengan
budaya dan peradaban yang berbeda.

22
Aris, ‘Pengertian Sosial, Unsur, Serta Cakupan Didalamnya’, Gramedia Blog, p. 2021
<https://www.gramedia.com/literasi/iklim-benua-eropa/>.
23
Sopyan Sauri.
5. Mempengaruhi tindakan manusia dengan tingkat pengaruh yang
beragam.
6. Berpotensi memberikan konsekuensi positif maupun negatif pada
perkembangan kepribadian individu yang berperan sebagai anggota
masyarakat.24
E. Macam-macam Nilai Sosial
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, terdapat tiga jenis nilai sosial, yakni:
1. Nilai Vital
Nilai vital merujuk pada segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat
dalam kegiatan atau berbagai aktivitas manusia. Contohnya, komputer
dan tab ada dan diciptakan untuk menunjang para karyawan kantor
maupun mahasiswa.
2. Nilai Material
Nilai material mencakup semua yang bisa memberikan manfaat untuk
unsur-unsur jasmani manusia, seperti kebutuhan sandang dan pangan.
Seperti contohnya, manusia butuh akan makanan, pakaian, dan lain
sebagainya.
3. Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian merujuk pada segala sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan rohani manusia secara umum dan menyeluruh. Salah satu
contohnya adalah manusia yang butuh akan beribadah kepada
Tuhannya. Nilai kerohanian ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
nilai keindahan, nilau kebenaran, nilai moral dan terakhir yang paling
utama adalah nilai religius.25

24
Tim Humas, ‘Pengertian, Sumber, Ciri-Ciri, Fungsi, Dan Contohnya’, Universitas Islam An-
Nur Lampung, 2023 <https://an-nur.ac.id/nilai-sosial-pengertian-sumber-ciri-ciri-fungsi-dan-
contohnya/>.
25
Nabil Adlani, ‘Pengelompokan Jenis Nilai Sosial Menurut Ahli’, Adjar.Id, 2023
<https://adjar.grid.id/read/543816922/pengelompokan-jenis-nilai-sosial-menurut-ahli?page=all>.
Daftar Isi

BAB I RANCANGAN PENELITIAN


A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Penjelasan Makna Judul
D. Penelitian yang Relevan
E. Metode Penelitian
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Definisi Sastra dan Karya Sastra


B. Sosiologi Sastra
C. Nilai dan Sosial serta Definisinya
D. Ciri Nilai Sosial
E. Macam-macam Nilai Sosial

BAB III RINGKASAN

A. Ringkasan Animasi “Kisah Muhammad Ibnu Sirin”


B. Ringkasan Biografi Muhammad Ibnu Sirin

BAB IV Analisis Nilai Sosial dalam Kisah Muhammad Ibnu Sirin (Kajian:
Sosiologi Sastra)

A. Bagaimana nilai sosial yang digambarkan dalam animasi pendek kisah


Muhammd Ibnu Sirin?
B. Apa pesan moral dalam animasi pendek kisah Muhammad Ibnu Sirin?

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Adlani, Nabil, ‘Pengelompokan Jenis Nilai Sosial Menurut Ahli’, Adjar.Id, 2023
<https://adjar.grid.id/read/543816922/pengelompokan-jenis-nilai-sosial-
menurut-ahli?page=all>

Ahyar, Juni, Apa Itu Sastra; Jenis-Jenis Karya Sastra Dan Bagaimanakah Cara
Menulis Dan Mengapresiasi Sastra, CV Budi Utama, 2019

Ali, Muhson, ‘Teknik Analisis Kualitatif’, Makalah Teknik Analisis II, 2006, 1–7
<http://staffnew.uny.ac.id/upload/132232818/pendidikan/Analisis+Kuantitatif.pd
f>

Aris, ‘Pengertian Sosial, Unsur, Serta Cakupan Didalamnya’, Gramedia Blog, p. 2021
<https://www.gramedia.com/literasi/iklim-benua-eropa/>

Dkk, Setiadi, ‘Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala Permasalahan


Sosial’, in Teori, Aplikasi Dan Pemecahnya (Prenada Media Group,2011, 2011),
p. 686

Fadhil, Muhammad, ‘Pengertian Karya Sastra’, Universitas Komputer Indonesia, 76


(2016), 28

Fanani, Fandy Ahmad, Nilai-Nilai Sosial Dalam Film Sarjana Kambing Dan
Relevansinya Dengan Mata Pelajaran Program Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri, 2021

Fandani, Maulida, Amelia Putri, Imaniar Purbasari, and Irfai Fathurohman, ‘Primary :
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 10 Nomor 5 Oktober 2021
Analyzing the Social Values Contained in the Film “ Tanah Surga Katanya ” By
Danial Rifki Analisis Nilai- Nilai Sosial Yang Terkandung Dalam “ Film Tanah S
Urga Katanya ” Karya ’, 10 (2021), 1182–90
Hendropuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta: Kanisius, 2000)

Humas, Tim, ‘Pengertian, Sumber, Ciri-Ciri, Fungsi, Dan Contohnya’, Universitas


Islam An-Nur Lampung, 2023 <https://an-nur.ac.id/nilai-sosial-pengertian-
sumber-ciri-ciri-fungsi-dan-contohnya/>

Karin, Kadek Widya Antari, Wayan Nurita, and Betty Debora Aritonang, ‘Nilai Sosial
Dalam Film 1 Rittoru No Namida’, Janaru Saja: Jurnal Program Studi Sastra
Jepang, 10.2 (2021), 114–24

Mulyana, ‘Biografi Ibnu Sirin Dan Pemikirannya’, Acuan Bersama, 2022


<https://www.acuanbersama.com/2020/05/biografi-ibnu-sirin-dan-
pemikirannya.html>

Mustaqim, Abdul, ‘Kisah Al-Qur’an: Hakekat, Makna Dan Nilai-Nilai


Pendidikannya’, Ulumuna Jurnal Studi Keislaman, XV (2011), 265–88

Populix, ‘Metode Penelitian: Pengertian, Jenis, Dan Contohnya’, Populix.Co, 2023

Rismayanti, Ni Wayan, I Nengah Martha, and I Nyoman Sudiana, ‘KAJIAN


SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL PUZZLE MIMPI KARYA ANNA
FARIDA’, 9.1 (2020), 7–14

Sauri, Sofyan, ‘Nilai’, Universitas Pendidikan Indonesia, 3.1 (2013), 80–87

Sauri, Sopyan, ‘Salah Satu Bentuk Sastra Yang Mendapat Banyak Perhatian
Masyarakat Adalah Novel. Aziez Dan Hasim (2015:7) Menyatakan Bahwa
Novel Merupakan Sebuah Genre Sastra Yang Memiliki Bentuk Utama Prosa,
Dengan Panjang’, Junal Bahasa, Sastra Dan Pengajaran, 6.1 (2020), 1–8
<https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literasi/article/view/3364>

Simaremare, Joswin, Masduki Asbari, Gunawan Santoso, and Meilanta Rantina,


‘Jurnal Pendidikan Transformatif ( Jupetra ) Sastra Menjadi Pedoman Sehari-
Hari Telaah Singkat Karya Sastra Menurut Para Ahli Jurnal Pendidikan
Transformatif ( Jupetra )’, 02.03 (2023), 57–60

Suparyanto dan Rosad, ‘Representasi Perundungan (Bullying) Dan Pendekatan


Sosiologi Sastra’, Suparyanto Dan Rosad, 5.3 (2020), 248–53

Thabroni, Gamal, ‘Sosiologi Sastra: Pengertian Dan Berbagai Pendekatannta’,


Serupa.Id, 2021 <https://serupa.id/sosiologi-sastra/>

Veteran, Universitas, Bangun Nusantara, and Jawa Tengah, ‘KLITIKA : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Kajian Sosiologi Sastra KLITIKA : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa Dan Sastra’, 1 (2019), 96–104

Wahyudi, Tri, ‘SOSIOLOGI SASTRA ALAN SWINGEWOOD SEBUAH TEORI’,


Jurnal Poetika, 1.1 (2013), 56–61
<https://doi.org/10.1017/S0003975600002034>

Wiyatmi, ‘Sosiologi Sastra: Teori Dan Kajian Terhadap Sastra Indonesia’, Kanwa
Publiser, 2013, 1–159

Yocky, ‘Teks Film Sebagai Karya Sastra’ (Universitas Muhammadiyah Pringsewu,


2022)

Anda mungkin juga menyukai