Diajukan Kepada
Peneliti:
1)
Bella Karisma, 2)Tessa Dwi Leoni, 3)Wahyu Indrayatti
Email: Wandie.bella@gmail.com
ABSTRAK
Bella Karisma, 2018. Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas
2016, Skripsi. Tanjungpinang: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim
Raja Ali Haji. Pembimbing I: Tessa Dwi Leoni, M.Pd. Pembimbing II:
Wahyu Indrayatti, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kritik sosial dengan
menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang terdapat dalam kumpulan
cerpen pilihan kompas 2016. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah
kumpulan cerpen pilihan kompas 2016. Setelah itu dianalisis dengan
pendekatan sosiologi sastra untuk mengetahui wujud kritik sosial. Metode
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif, yaitu
penelitian yang bersifat mendeskripsikan data-data berkaitan dengan kritik
sosial berupa kata-kata bukan angka. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Metode ini memiliki
langkah-langkah pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan
data, dan kesimpulan. Kritik sosial dalam kumpulan cerpen pilihan kompas
2016 mengenai kekejaman rezim dalam pergolakan politik yang
membentang dari masa transisi Orde Lama menuju Orde Baru, baik secara
kehidupan sosial maupun ekonomi yang termasuk kritik sosiokultural.
Kritik sosial terhadap ketimpangan sosial, kemiskinan, pelacuran, dan nilai-
nilai moral dalam kehidupan sosial yang juga merupakan bentuk kritik
sosiokultural, serta kritik sosial terhadap tradisi, kepercayaan lokal, mitos,
dan adat istiadat yang terkadang tidak lepas dari pengekangan yang
mengandung kritik psikologi, mistik, dan mitopoeik.
1
PENDAHULUAN
masalah sosial yang terjadi di kehidupan sekitar pengarang. Hal itulah yang
Bentuk kritik sosial dalam karya sastra merupakan bahan dasar yang
pengarang sehingga menjadi sebuah karya sastra. Kritik sosial dalam karya sastra
selalu disebut memiliki multi-interpretasi, tergantung dari sisi mana yang kita
estetik, bahan perenungan, dan menyajikan banyak hal lain yang dapat menambah
dapat habis sekali baca. Oleh karena itu cerpen sebagai karya sastra mengandung
pembelajaran.
Kumpulan cerpen pilihan kompas 2016 sangat tepat untuk dijadikan objek
tradisi dengan berbagai varian mitos dan kepercayaannya, yang masih mewarnai
2
menyajikan empat tema besar mengenai kritik sosial dalam 20 cerpen terbaik
pilihan kompas Minggu sepanjang 2016 yang dimuat menjadi satu buku.
Oleh karena itu Kritik sosial dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2016
merupakan penelitian yang sangat layak untuk diteliti karena banyak memiliki
METODE PENELITIAN
penelitian adalah kumpulan cerpen pilihan kompas 2016 yang diterbitkan oleh
Kompas Media Nusantara, tebal halaman 186 dan terdapat 20 cerpen di dalam
buku tersebut. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
dalam cerpen yang terdapat kritik sosial, Memasukkan data dalam tabel kertas
menyimpulkan data dengan memeriksa kembali data yang telah dianalisis dan
data menurut Sugiyono (2014: 247), yaitu; (1) meredukasi data, (2) penyajian
memasukkan data (cerita pendek yang telah dianalisis) ke dalam tabel, dan
penelitian.
3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan proses pengumpulan data dan analisis data yang telah dilakukan
peneliti, maka diperoleh data hasil penelitian sebanyak 63 kutipan teks yang
berkaitan dengan kritik sosial dalam kumpulan cerpen pilihan kompas 2016
sebagai berikut.
Cerpen “Tanah Air” karya: Martin Aleida yang termasuk kritik sosikultural,
dan terdapat kritik sosial yang dikaji dengan sosiologi sastra untuk melihat karya
sastra sebagai dokumen sosial yaitu mengkritik kekejaman rezim yang terjadi
pada masa pergolakan politik pada masa peralihan Orde lama menuju Orde baru.
Dari kawan-kawannya sesama pelarian, yang tak bisa pulang karena paspor
mereka dirampas penguasa baru di tanah yang kutinggalkan, ku dengar dia
merasa sangat bersalah.(halaman 2)
Dia bersama ratusan kawan senasib disingkirkan ke sebuah kota kecil, jauh
dari Peking. Dia merasa benar-benar dikucilkan, disingkirkan, dari dunia
yang wajar. Dilarang keluar dari kompleks perumahan. Dari seorang yang
terlatih menulis, dia menjadi pengangkut kotoran manusia untuk pupuk
tanaman.(halaman 3)
Susah payah aku menjelaskan kepadanya, bahwa ada kekuasaan yang begitu
buruk rupanya, sehingga sampai hati memisahkan seorang anak tunggal dari
ayahnya. (halaman 6)
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka tema pertama mengenai kekejaman
rezim dalam pergolakan politik terdapat dalam cerpen “Tanah Air” (Martin
(dalam Tarigan, 2011: 212), kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam
pokok pada kritik ini adalah interaksi karya sastra dengan kehidupan; dan
interaksi ini tidak hanya mencakup implikasi sosial, ekonomi serta politik karya
4
tersebut, tetapi juga dalam pengertian yang amat luas, mencakup implikasi-
saat peralihan kekuasaan dari Orde Lama menuju Orde Baru, berbalut kisah tragis
rumah tangga yang saling berjauhan. Menurut Angger (2009: 7-10) teori sosial
karya sastra sebagai refleksi atas kenyataan sosial. Adapun kutipan teks sebagai
berikut.
Dari kawan-kawannya sesama pelarian, yang tak bisa pulang karena paspor
mereka dirampas penguasa baru di tanah yang kutinggalkan, ku dengar dia
merasa sangat bersalah. (Tanah Air, 2016: 2).
Kutipan teks tersebut merefleksikan kenyataan sosial pada masa peralihan
Orde Lama menuju Orde Baru yaitu segala hal banyak mengalami perubahan, dan
masa Orde Baru sangat anti terhadap kritik mengenai pemerintahannya baik
mereka yang diasingkan (Sulastomo, 2008: 192). Hal tersebut juga tercermin
Dia bersama ratusan kawan senasib disingkirkan ke sebuah kota kecil, jauh
dari Peking. Dia merasa benar-benar dikucilkan, disingkirkan, dari dunia
yang wajar. Dilarang keluar dari kompleks perumahan. Dari seorang yang
terlatih menulis, dia menjadi pengangkut kotoran manusia untuk pupuk
tanaman. (Tanah Air, 2016: 3).
Susah payah aku menjelaskan kepadanya, bahwa ada kekuasaan yang begitu
buruk rupanya, sehingga sampai hati memisahkan seorang anak tunggal dari
ayahnya. (Tanah Air, 2016: 6).
Kutipan teks di atas menggambarkan kenyataan sosial mengenai Orde Baru
yang dianggap masa perbaikan dari Orde Lama, perbedaan cara pemerintahan
5
hingga berusaha memenuhi Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) membuat Orde Baru
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan tentang
kritik sosial dalam kumpulan cerpen pilihan kompas 2016 yang dipaparkan dalam
bab IV, maka peneliti menyimpulkan bahwa kumpulan cerpen pilihan kompas
2016 yang terdiri dari 20 cerpen sebagai objek penelitian pada umumnya
mengandung kritikan sosial yang terbagi ke dalam 4 tema sosial, yaitu kekejaman
rezim dalam pergolakan politik, relasi sosial yang tidak setara, relasi personal
yang rumit melahirkan konflik-konflik tidak terduga, dan tradisi dengan varian
ditemukan pada cerpen “Tanah Air” (Martin Aleida), “Sejarah” (Putu Wijaya),
(Faisal Oddang), “Wayang Potehi: Cinta yang Pupus” (Han Gagas) dengan
terdapatnya 18 kutipan teks. Kelima kisah ini disatukan oleh satu pandangan,
6
terhitung, baik dalam sosial maupun ekonomi. Kekejaman rezim penguasa itu
Tema mengenai relasi sosial yang tidak setara ditemukan dalam cerpen
“Istana Tembok Bolong” (Seno Gumira Ajidarma), “Anjing Bahagia yang Mati
kutipan teks. Kelima kisah ini disatukan oleh satu pandangan yaitu mengkritik
relasi sosial yang tidak setara yang berhubungan dengan kejujuran, keadilan, dan
dan kemiskinan dalam ruang-ruang ekonomi, tetapi juga bisa melahirkan upaya-
upaya bertahan hidup dengan beragam cara. Selanjutnya, kritik sosial yang terjadi
konflik tidak terduga dan tidak berkesudahan dapat ditemukan pada cerpen “Gulai
Kam-bhing dan Ibu Rapilus” (Ahmad Tohari), “Senjata” (Sori Siregar), “Celurit
Aryantha Soethama), “ Belis Si Mas Kawin” (Fanny J Poyk), dan “Setelah 16.200
tersebut, dengan satu pandangan yaitu mengkritik mengenai tradisi, adat istiadat,
7
kepercayaan lokal, dan mitologis yang masih berkembang dalam sebagian besar
untuk melihat karya sastra sebagai cerminan kenyataan sosial, disimpulkan bahwa
membentang dari masa transisi Orde Lama menuju Orde Baru, baik secara
kritik sosial terhadap tradisi, kepercayaan lokal, mitos, dan adat istiadat yang
IMPLIKASI
bahan ajar cerpen di Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu, untuk meningkatkan
pembangun cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek. Kritik sosial dalam
kumpulan cerpen pilihan kompas 2016 tidak hanya dapat dijadikan sebagai bahan
ajar oleh guru, tetapi juga dapat dijadikan bahan untuk membantu menumbuhkan
sifat sosial yang baik pada siswa, hal tersebut tercermin dari nilai-nilai sosial yang
terkandung dalam kumpulan cerita pendek. Oleh karena itu, guru harus
mengingatkan agar siswa dapat melatih sifat sosial dengan peduli sesama dan
8
mencintai tradisi lokal yang dapat dipandang dengan baik di tengah kehidupan
sastra khususnya cerpen. Hal ini dapat mendorong siswa agar tidak hanya
membaca cerpen saja, tetapi juga dapat mengapresiasi, mengkritik, dan berkreasi
SARAN
2016 berisi 20 cerpen terbaik pilihan kompas sepanjang tahun 2016 yang
mengangkat tema sosial sekaligus kritik sosial yang baik dalam hidup
bermasyarakat.
2. Siswa dapat mengambil nilai-nilai yang baik dari kritik sosial yang ada
lebih luas lagi, agar kajian penelitian lebih mendalam dan bermanfaat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, H.M. 1980. The Mirror and the Lamp: Romantic Theory and the Critics
Tradition. Oxford: Oxford University Press.
Alfan, Muhammad dan Kamaluddin. 2015. Dinamika Politik di Indonesia:
Perjalanan Politik Sejak Orde Lama Hingga Reformasi. Bandung:
Pustaka Setia.
Arcana, Putu Fajar. 2017. Tanah Air: Cerpen Pilihan Kompas 2016. Jakarta:
Kompas Media Nusantara.
Angger, Ben. 2009. Teori Sosial Kritis. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Danandjaja, James. 1986. Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Pustaka Grafitipers.
Effendi. 2015. Bimbingan Apresiasi Prosa Naratif Cerita Pendek. Tangerang:
Pustaka Mandiri.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak.
Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Proses Kreatif Menulis Cerita Pendek Edisi
Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Moleong, Lexy. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi Cetakan Kelima. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Nurgiantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi Edisi Revisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
Nuryatin, Agus dan Irawati. 2016. Pembelajaran Menulis Cerpen. Semarang:
Cipta Prima Nusantara.
Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis.
Jakarta: Bumi Aksara.
Purba, Atilan. 2012. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rickleefs, M. C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.
10
Semi, Atar. 2013. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Raja Grafindo.
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulastomo. 2008. Transisi Orde Lama Ke Orde Baru. Jakarta: Kompas Media
Nusantara.
Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Sebagai Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Thrall, William Flint and Hibbard Austin. 1960. Hand book to Literature. New
York: The Odyssey Press.
Tim Redaksi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
11