Anda di halaman 1dari 17

NASKAH TEATER

“Beauty and The Beast”


Kelompok Genap XII IPA 1
Deskripsi Karakter Pemain :

Belle : Intan Maharani


Gadis paling cantik di desa yang dikucilkan oleh warga karena Ia satu satunya gadis
yang gemar belajar dan membaca.

Beast/Pangeran : Iqbal Danu/David Prasya


Mulanya adalah seorang pangeran yang tampan, namun dikutuk menjadi seorang
makhluk buruk rupa karena sikapnya yang tidak sopan dan arogan.

Gaston : M. Farid
Pria desa yang dikenal tampan dan kuat, namun sangat arogan dan terlalu percaya
diri. Ingin menikahi Belle hanya karena Ia gadis tercantik di desa.

Maurice : Dodik Tri J.


Ayah Belle yang merupakan seorang pengusaha yang kerap kali melakukan
perjalanan jauh. Merupakan Ayah Tunggal yang membesarkan Belle sendirian
sejak kecil.

Lumiere : Florentinus Fery F.


Pelayan istana yang dikutuk menjadi sebuah lilin. Gigih dalam membantu Beast
mematahkan kutukannya agar dapat bersatu Kembali dengan Feather.
Ibu Potts : Ajeng Kartini M.
Pelayan Istana yang dikutuk menjadi sebuah teko. Bersifat keibuan dan seringkali
membantu menenangkan situasi.

Chip : Nasya Avira


Anak dari Ibu Potts yang dikutuk menjadi sebuah cangkir kecil. Ceria dan tidak bisa
diam sehingga ibunya selalu mengkhawatirkannya.

Feather : Maulidia Dewi.


Pelayan istana yang disihir menjadi kemoceng. Tenang dan Anggun.

Mademoiselle Adeline : Leonshi Kasih


Ibu penjual roti yang ramah, namun juga suka menggunjing Belle yang gemar
membaca.

Lolita : Khusnul K
Anak dari Mademoiselle Adeline. Ceria dan suka membantu ibunya berjualan.

Charlotte, Marie, Francis, Louise : Vintya Dea, Sulistiyawati, Saskia Nandita,


Angelina Thereskova
Gadis gadis desa yang centil dan suka menggunjing.
Odile : Nurul Syuhada
Anak kecil desa, tertarik untuk belajar membaca namun dilarang oleh warga desa.

Agatha : Dewi Irawan S.


Penyihir yang menyamar menjadi pengemis. Pendiam dan sering diremehkan oleh
warga desa.
Scene 1. – Desa di pagi hari

[Background : Rumah rumah desa dengan air mancur, juga beberapa gerobak
pedagang di pagi hari. ]

Mademoiselle Adeline : Selamat pagi, Belle!


Belle : Selamat pagi, Mademoiselle Adeline. Aku ingin beli beberapa roti.
Sepertinya, kau kehilangan sesuatu lagi?
Mademoiselle Adeline : Ya, sepertinya begitu, masalahnya, aku tak ingat apa. Ini
rotimu. Mau kemana kau?
Belle : [ Meletakkan roti di keranjang ] Hanya berkeliling desa sambil membaca,
ini tentang dua kekasih di Verona.
Lolita : Terdengar membosankan!
Charlotte : Lihat dia, gadis yang sangat aneh! Dia selalu membawa buku!
Warga 4 [ Marie ] : Dia selalu melamun!
Warga 3 dan 4 : Dia memang gadis cantik yang aneh.
Warga 5 [ Francis ]: Bonjour, hai kau! Apa kabarmu?
Warga 6 [ Louise ] : Bonjour, hei kau, pergi sana!
Warga 2 [ Lolita ] : Mari, sini. Marilah beli !
Belle : Selamat pagi, Agatha! Ini ambillah, [ Memberi roti ] kubeli untukmu.
Agatha : Terimakasih banyak, Belle. Semoga kebahagiaan terus menyertaimu.
[ Pergi ]
[Belle duduk di bangku dekat air mancur]

[Gaston datang mendekat]

Gaston : Selamat pagi, Belle!


Belle : Pagi, Gaston!
Gaston : Buku yang bagus kan itu?
Belle : [Menatap bingung] Kamu udah baca?
Gaston : Belum, tapi yaah aku baca buku lain [Mengalihkan pembicaraan] Kamu
punya rencana malam ini? Mau makan malam bersamaku?
Belle : Uhh, tidak… [Mengalihkan pandangan ke sekitar] Aku punya rencana lain,
tapi terima kasih untuk tawarannya. Aku duluan. [Berbalik dan pergi
meninggalkan panggung]
Gaston : [Berdiri diam] Baiklah, mungkin lain kali.
Charlotte : Gaston, kemari dan mengobrol Bersama kami saja! [Melambaikan
tangan]
Marie : [Melambaikan tangan] Siniiiii!
Gaston : Yah, sekali sekali tebar pesona tidak masalah.

Scene 2 – Rumah Belle

[ Background : Rumah Belle, Maurice sedang duduk di kursi sambil membaca


surat surat, dengan meja yang penuh dengan buku buku. ]
Belle : Ayah, aku pulang!
Maurice : [Melepaskan kacamatanya] Apa yang kamu beli hari ini?

Belle : Aku hanya membeli roti. [ Duduk di kursi ] Aku nggak betah disekeliling
orang desa. Mereka bilang aku gadis aneh.
Maurice : Bagus karena berarti memang benar kamu anak ayah.
[ Belle tertawa ]
Maurice : [ Berdiri, Membereskan meja ] Sebentar lagi ayah harus pergi karena
ada pekerjaan lagi, kamu mau dibawakan apa saat pulang nanti?
Belle : Hah? Tapi ayah baru saja pulang minggu lalu. Ayah harus pergi lagi
sekarang?
Maurice : Maafkan ayah, ini demi kamu juga. Sebagai gantinya, ayah akan
bawakan apapun keinginanmu.
Belle : Aku cuma mau ayah cepat pulang.
Maurice : Ayah akan pulang sesegera mungkin, [ Menepuk kepala Belle ] Katakan
apa keinginanmu.
Belle : Baiklah, [ Belle nampak berpikir sejenak ] Aku mau bunga mawar.
Maurice : [ Meraih tas di atas meja ] Baiklah, ayah pergi dulu. Jaga diri sendiri ya.
Belle : Dah, ayah. Hati hati di jalan.
[ Maurice berjalan keluar dari panggung ]
Scene 3

[ Background : Pedesaan, Air mancur ]

Belle memasuki daerah pedesaan dan mendapati anak kecil yang tengah
mencuci baju.
[ Belle duduk di pinggir air mancur sambil membaca. ]

Odile : Hei, kak


Belle : Oh, ya. Hai!
Odile : Itu apa?
Belle : ...Uh, ini buku. Kamu mau coba membacanya?
Odile : Bagaimana caranya?
Belle : Kemarilah, aku ajarkan.

[ Belle dan Odile duduk di air mancur sambil membaca buku bersama ]

Charlotte : Oh, Belle! Apa yang kamu lakukan?!


Louise : Belle sedang mengajari anak anak untuk menjadi orang aneh juga.
[ Menarik Odile menjauh dari Belle ]
Belle : [ Berdiri dengan kesal ] Aku cuma mengajari mereka supaya bisa membaca
dan belajar.
Marie : Belle, kami tidak perlu orang aneh lagi di desa ini. [ Menjatuhkan
keranjang roti milik Belle ]
[ Belle memungut rotinya yang berjatuhan, lalu pergi dari desa ]

Scene 4 - Istana Tersembunyi

[ Background : Ruang tengah kastil, sebuah meja dan perabotan ]

Di sisi lain, dalam perjalanan Maurice malah terjebak dalam badai salju. Ia
melihat sebuah Kastil besar yang mungkin akan menjadi tempat bermalamnya.

Maurice : Yah, siapa yang mengira akan turun salju di bulan Juli?

[ Maurice meneliti ke sekeliling kastil, mencari tanda tanda orang lain ]

Maurice : Halo, apakah disini ada orang?

[ Lumiere, Feather, Mrs. Potts, dan Chip mengamati sambil berpura pura jadi
perabotan ]

Mrs. Potts : Oh, manusia! Sudah sekian lama tak melihatnya.


Feather : Mungkinkah ini pertanda...?
Lumiere : Aku rasa-
Maurice : [ Menoleh ] Siapa disana?
Maurice berjalan mendekati perabotan perabotan, dan mendapati Mrs. Potts
dan Chip.

[ Maurice melihat sebuah pot bunga mawar ]

Maurice : Oh iya, Belle ingin bunga mawar. [ Berusaha memetik satu ]

[ Beast berjalan masuk dengan marah ]

Beast : SIAPA KAU?!!! Beraninya kau mencoba mengambil mawarku?!!!


Maurice : Maafkan aku, aku hanya berusaha membawa mawar yang sangat
diinginkan putriku.

Beast : Jika kau jujur, pulanglah dan bawa putrimu kesini. Jika tidak, aku akan
mencari dan membunuhmu.

Maurice : [ Mengangguk ketakutan sambil berlari ]

Scene 5 – Rumah

[ Background : Rumah dengan kursi dan meja ]

Maurice : Belle ! [ Berlari masuk ]


Belle : [ Sedang menyapu, terkejut karena kedatangan ayahnya ] Ayah?!
Maurice : Belle, ayah baru saja bertemu seorang monster ! Dia melarang ayah
memetik mawar, dan mengancam akan membunuhku jika tak membawamu
kesana.

Belle : Ayah serius? Baiklah, aku akan pergi sendiri. Tolong ayah disini saja.

[ Belle bergegas pergi ]

Scene 6 – Dining Room

[ Background : Ruang makan Kastil, Beast yang tengah duduk sambil makan di
meja ]

Belle : Halo?
Beast : Jadi benar kata pria tua itu. [ Menatap Belle angkuh ] Mulai hari ini kau
tidak boleh kemana mana lagi. Kau harus menjadi pelayanku.
Belle : Jadi kau monster yang ayahku maksud. Kenapa kau tega sekali hanya
karena sekuntum mawar?
Beast : Hanya mawar? [ Berdiri ] Aku berubah jadi seperti ini karena sekuntum
mawar.
[ Beast pergi dari ruangn, sementara Belle ketakutan ]

Lumiere : Tidak apa apa nona, ia sebenarnya tidak jahat.


Belle : AAH!
Feather : Jangan takut nona.
Chip : Ya, Benar!
Belle : Kalian semua bisa bicara???
Mrs. Potts : Tentu saja. Kami juga dulunya manusia.
Belle : Kenapa kalian semua bisa dikutuk?
Mrs. Potts : Dahulu sekali ada penyihir yang mengutuk kami karena keangkuhan
pangeran kami.
Belle : Dan apakah ada cara untuk mematahkan kutukannya?
Lumiere : Ada! Kau harus-
Feather : Diam, Lumiere.
Mrs. Potts : Yah, kamu tak perlu memikirkan itu. Beristirahatlah.

Scene 7 –

[ Background : Ruang tengah kastil ]

[ Belle duduk diam sambil terisak ]


Feather : Kenapa kamu begitu sedih, nona?
Belle : Aku hanya khawatir tidak akan bertemu ayahku lagi. Dia sudah tua dan
orang orang desa tidak menyukai kami. Aku takut hal buruk terjadi padanya.
[ Menangis ]
Mrs. Potts : Aku yakin ayahmu baik baik saja.
Belle : [ Tersenyum ]

[ Beast masuk sambil membawa setumpuk buku, Lalu meletakkannya di meja ]

Beast : Berhentilah menangis. Daripada kau terus membuat ribut, baca saja buku
buku ini.
Belle : Dari mana kau tahu aku suka membaca?
Beast : ...Insting. [ Membuang muka ] pokoknya jangan buat keributan lagi.
[ Berbalik badan hendak pergi ]
Belle : [ Menahan lengan Beast ] TUNGGU! apakah buku buku ini semua milikmu?
kau punya banyak buku?
Beast : Yaah, hanya satu perpustakaan di lantai dua. Anggap saja milikmu, aku
kurang suka membaca. [ Pergi ]

[ Belle tersenyum senang ]


Scene 8 – Pertolongan

[ Background : Tengah kota ]

Maurice : Tolong! Tolong! Putriku diculik monster! [ Berlari panik ]

[ Gaston sedang duduk dengan Francis dan Marie ]

Gaston : Ada apa Maurice? Dimana Belle?


Maurice : Ia berada di kastil di tengah hutan dengan seorang monster!
Agatha : [ Berdiri, lalu pergi dari kota ]
Lolita : Bagaimana bisa?
Maurice : Tak ada waktu, tolonglah aku.
Gaston : Kau tahu, sebenarnya sudah lama aku tahu kamu menentang
hubunganku dengan Belle. Mungkin tak ada monster, kamu sudah gila.
Maurice : Aku berkata benar!
Mademoiselle Adeline : Tidak ada bukti apapun, Maurice.
Gaston : Belle punya ayah yang gila, sayang sekali. Aku pikir dia pergi karena tidak
tahan dengan kelakuan gila ayahnya.
Maurice : Anggaplah aku gila, tapi tolong selamatkan putriku.
Gaston : [ Menyeringai ] Oke. aku akan mencari Belle ke hutan itu. Jika tidak
ketemu, kau akan kujebloskan ke penjara!

[ Gaston pergi ]

Scene 9 – Kastil

[ Belle sedang membaca buku sambil duduk, di samping meja ada pot mawar ]

[ Beast duduk di sampingnya ]

Belle : [ Menutup bukunya ] Apa yang terjadi jika bunga mawar itu mati?
Beast : Kutukan ini akan bertahan selamanya.
Belle : Jadi kamu akan seperti ini selamanya?
Beast : Tidak... mungkin yang lain akan jadi perabotan seutuhnya, dan aku akan
jadi monster. Hewan buas yang sebenarnya.
Belle : Oh...
Beast : Belle, maukah kau-

[ Terdengar suara pintu didobrak, Gaston menerobos masuk ]


Gaston : Belle! aku datang untuk menyelamatkanmu [ Mengangkat senapan ]
Belle : Gaston! [ Berdiri ] Tidak, Gaston. Beast tidak jahat!
Gaston : [ Menarik lengan Belle, mengarahkan senapan pada Beast ] Mati kau,
Beast! [ Menembak pada Beast ]
Beast : [ Tertembak, namun Ia sempat mencekik Gaston sampai mati ]

[ Belle panik dan berusaha memanggil Lumiere dan yang lain, namun tak ada
jawaban ]

[Saat kembali, Belle panik melihat Gaston dan Beast keduanya sedang
terkapar. ]

Belle : Beast!
Beast : [ Terbatuk ] Belle...
Belle : Beast, kumohon jangan mati.
Beast : Maafkan aku, Belle. [ Perlahan menutup mata ]
Belle : Beast, jangan pergi... Aku mencintaimu.

[ Agatha masuk ke Istana dengan jubahnya, lalu mengambil bunga mawar itu ]

Agatha : Belle, kau telah mematahkan kutukan yang ada pada mereka.
Belle : Aku? memang apa yang kulakukan? Beast sekarang sudah tiada. [ Masih
menangis ]
Agatha : [ Meletakkan jubahnya di sekitar Beast ]

[ Beast terbangun, namun kini Ia berubah menjadi pangeran tampan ]

Belle : Beast!!!! [ Memeluk ]


Pangeran : Terima kasih, Belle. Kamu telah menyelamatkan aku.

[ Lumiere, Mrs. Potts, Chip, dan Feather masuk ]

Feather : Belle, terima kasih sudah menolong kami.


Mrs. Potts : akhirnya kutukan kami patah.

Pangeran : Belle, sebenarnya aku dikutuk karena sifatku yang arogan dan menilai
orang dari penampilan. Dahulu saat dikutuk, kukira tidak akan ada yang
mencintaiku dengn tulus. Tapi ternyata ada kamu, Belle. Kamu mencintaiku tulus
dan apa adanya, membuat kutukan yang ada pada kami selama ini terpatahkan.
Lumiere : Kamu menyelamatkan hidup kami, Nona.
Chip : Ya, terima kasih, Belle!

Pangeran : Belle, maukah kamu menikah denganku?


Belle : Tentu saja, Beast. [ Berpelukan ]

Lalu keduanya hidup bahagia selama lamanya.

Anda mungkin juga menyukai