Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PERILAKU 3 M PLUS DENGAN KEJADIAN DBD di

PUSKESMAS SETU 1 KABUPATEN BEKASI TAHUN 2022


Ega Wiyasih 1, Mizna Sabila², Triana Srisantyorini³, Suherman⁴
1,2
Peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
1,2
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: ega wiyasih8@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor utama. Penyakit ini dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan
jumlah kematian yang besar. Pada saat ini penyebaran DBD semakin meluas dan
mencapai seluruh provinsi di Indonesia. Kasus DBD di Indonesia tahun 2018
sebanyak 65.602 kasus, angka kesakitan (Incident Rate-IR) 24,75 per 100.000
penduduk.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan perilaku
3 M Plus dengan kejadian DBD di Puskesmas setu Kabupaten Bekasi
Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi
Cross Sectional. Sebanyak 151 pasien yang berkunjung di Puskemas Setu 1
dengan Teknik purposive sampling data menggunakan kuesioner.
Hasil: Variabel yang berhubungan perilaku 3 m plus dengan kejadian DBD yaitu
menguras tempat penampungan air p value=0,000, menutup tempat penampungan
air dengan kejadian DBD p value=0,000, mengubur barang bekas kejadian DBD p
value=0,000, membubuhkan bubuk abate dengan kejadian DBD p value=0,000,
memasang kawat dengan kejadian DBD p value=0,000.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini variabel yang berhubungan dengan dengan
kejadian DBD pada pasien yang berkunjung di Puskesmas Setu 1 Kabupaten
Bekasi adalah perilaku 3 M-Plus ( menguras tempat penampungan air (TPA),
menutup tempat penampungan air (TPA), mengubur barang bekas, membubuhkan
bubuk abate dan memasang kawat.
Saran: perlu adanya upaya promotif dan preventif seperti melakukan edukasi
terkait penyakit DBD, pencegahan dan pengendaliannya, serta merutinkan
kegiatan 3M plus di wilayah puskesmas setu itu sendiri dengan didampingi pihak
puskesmas guna mencegah dan mengendalikan penyakit DBD

Kata Kunci : Kejadian DBD, Perilaku 3 M Plus,dan Nyamuk Aedes aegypti


Daftar Pustaka : 56 Buah ( 2012-2022)
THE RELATIONSHIP OF 3M PLUS BEHAVIOR WITH DHF
INCIDENCE IN PUSKESMAS SETU 1, BEKASI DISTRICT, IN 2022

Ega Wiyasih1, Mizna Sabila², Triana Srisantyorini³, Suherman⁴


1,2
Specialization in Health Promotion, Faculty of Public Health
1,2
Jakarta Muhammadiyah University
Email:ega wiyasih8@gmail.com
ABSTRACT
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused
by the dengue virus and transmitted by mosquitoesTemples of the Egyptians as the
main vector. This disease can cause Extraordinary Events (KLB) with a large
number of deaths. At this time the spread of DHF is increasingly widespread and
reaches all provinces in Indonesia. DHF cases in Indonesia in 2018 were 65,602
cases, the morbidity rate (Incident Rate-IR) was 24.75 per 100,000 population.
Research purposes: This research was conducted to determine the relationship
between 3 M Plus behavior and the incidence of DHF at the Setu Health Center in
Bekasi Regency
Method: This research uses a quantitative approach with a study designCross
Sectional. A total of 151 patients who visited the Setu 1 Public Health Center with
a purposive sampling technique used a questionnaire for data.
Results: The variable related to 3M Plus behavior and the incidence of DHF is
draining the water reservoirsp value= 0.000, closing water reservoirs with dengue
casesp value= 0.000, bury the former dengue incidentp value= 0.000, adding abate
powder to the incidence of DHFp value=0,000, install a wire with the occurrence
of dengue feverp value=0,000.
Conclusion: From the results of this study, the variables associated with the
incidence of DHF in patients visiting the Setu 1 Health Center in Bekasi Regency
were 3 M-Plus behavior (draining the water reservoir (TPA), closing the water
reservoir (TPA), burying used goods, adding powder abate and install the wire.
Suggestion: promotive and preventive efforts are needed such as conducting
education related to DHF, prevention and control, as well as routine 3M plus
activities in the Setu Puskesmas area itself accompanied by the Puskesmas to
prevent and control DHF

Keywords: Dengue Incidence, Behavior 3 M Plus and MosquitoesTemples of


the
Egyptians
Bibliography: 56 Pieces (2012-2022)
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkan oleh
virus dengue DBD merupakan penyakit demam akut yang menyerang orang
dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada usia
kurang dari 15 tahun, yang ditandai dengan adanya perdarahan dan dapat
menimbulkan syok yang dapat mengakibatkan kematian pada penderita.
(Dinata and Dhewantara, 2012).
DBD merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak di negara-
negara Asia. Prevalensi penyakit ini secara global meningkat drastis pada
dekade saat ini dan DBD menjadi endemik di 100 lebih negara-negara di
Afrika, Amerika, Mediteranian Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
dengan cara yang tepat guna oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat.
Upaya pemberantasan yang dapat dilakukan adalah dengan tindakan
pencegahan; penemuan, pertolongan, dan pelaporan; penyelidikan
epidemiologi dan pengamatan penyakit demam berdarah dengue;
penanggulangan seperlunya; penanggulangan lain; dan penyuluhan
(Widiyaning, Syamsulhuda and Widjanarko, 2018).
Pada saat ini penyebaran DBD semakin meluas dan mencapai seluruh
provinsi di Indonesia. Kasus DBD di Indonesia tahun 2018 sebanyak 65.602
kasus, angka kesakitan (Incident Rate-IR) 24,75 per 100.000 penduduk
Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah di lingkungan
yang lembab, curah hujan tinggi, terdapat genangan air luar rumah. Faktor
lain penyebab DBD adalah sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku
masyarakat tidak sehat, perilaku di dalam rumah pada siang hari. Oleh
karena itu pendekatan pemberantasan yang berwawasan kepedulian
masyrakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Adapun yang
dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan
seperti : 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air
yangsulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3)
Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik
nyamuk; 5)Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan
ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di
dalam rumah yang bisamenjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain
(Riamah, 2018). Pengetahuan yang masih kurang dan tingkat kesadaran yang
rendah disinyalir memberikan dampak yang kurang baik terhadap kualitas
kesehatan masyarakat, kurangnya pengetahuan dengan indikasi rendahnya
kesadaran akan mengurangi perilaku masyarakat terhadap pemeliharaan
kesehatan terutama dalam upaya pencegahan DBD dan dari pengalaman
terbukti bahwa perilaku didasari pengetahuan dan kesadaran (Widiyono,
Putra, 2021).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan penelitian untuk
mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jumlah sampel
sebanyak 151 orang yang diambil dengan Purposive sampling. Pengambilan
data menggunakan kuesioner Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji
Continuity Correction (a) didapatkan nilai p 0,000
HASIL
Analisis Univariat
Hasil univariat dalam penelitian ini menjelaskan tentang karakteristik
responden meliputi jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaan, kejadian DBD.
Umur ,menguras tempat penampungan air,menutup tempat penampungan air,
mengubur barang bekas,membubhkan bubuk abate dan memasang kawat.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis
Univariat
Variabel N %
a. Pendidikan
SD 27 23,4
SMP 44 29,1
SMA 39 25,8
PT 56 27,2
Pelajar/ 37 24,5
Mahasiswa
PNS 40 26,5
Tidak 21 13,9
Pekerja
Buruh 21 13,9
Wiraswasta 32 21,2
b. Kejadian DBD
Mengalami 28 18,5
DBD
Tidak 123 81,5
mengalami
DBD
c. Umur
Umur ≥33 84 55,6
tahun
Umur <33 67 44,4
tahun
d. Jenis kelamin
Laki-laki 88 58,3
Perempuan 63 41,7
e. Menguras tempat
penampungan air
Tidak 32 21,2
Ya 119 78,8
f. Menutup temapat
penampungan air
Tidak 44 29,1
Ya 107 70,9
g. Mengubur barang bekas
Tidak 54 35,8
Ya 97 64,2
h. Membubuhkan bubuk abate
Tidak 65 43,0
Ya 86 57,0
i. Memasang kawat
Tidak 66 43,7
Ya 85 56,3

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui distribusi Pendidikan responden dari


total 151 yang sebanyak PT 56 (27,2) dan sedikit SD 17 (17,9) .
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui distribusi Pekerjaan dari total 151 sebanyak
PNS 40 (26,5) dan sedikit tidak pekerja dan buruh 21(13,9) .
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui Kejadian DBD dibedakan menjadi
dua kateogori, dari 151 responden menunjukan responden yang tidak mengalami
DBD 123 (81,5) sedangkan mengalami DBD 28 (18,5).
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui distribusi umur dari total 151
responden ,mayoritas berumur ≥ 33 tahun yaitu sebanyak 84 (55,6%), sedangkan
responden yang memiliki umur < 33 tahun tahun sebanyak 67 (44,4%).
Berdasarkan tabel 1 1, dapat diketahui bahwa jenis kelamin dari total 151
responden, ada dua kategori yaitu perempuan dan laki.laki. Responden yang
berkelamin laki-laki yang sebanyak 88 (58,3) dan sedangkan responden memiliki
berkelamin perempuan 63 (41,7).
Berdasarkan tabel 1, diatas menguras tempat penampung air dapat
diketahui distribusi dari total 151 responden, mayoritas responden menguras
tempat penampungan air yaitu sebanyak 119 (78,8%) sedangkan responden
yang tidak 32 (21,2%). Berdasarkan tabel 1, diatas menutup tempat penampung
air dapat diketahui distribusi dari total 151 responden, mayoritas responden
menutup tempat penampungan air yaitu sebanyak 107 (70,9%) sedangkan
responden yang tidak 44 (29,1%). Berdasarkan tabel 1, diatas mengubur barang
bekas dapat diketahui distribusi dari total 151 responden, mayoritas responden
mengubur barang bekas yaitu sebanyak 97 (64,2%) sedangkan responden yang
tidak 54 (35,8%). Berdasarkan tabel 1, diatas membubuhkan bubuk abate
dapat diketahui distribusi dari total 151 responden, mayoritas responden
membubuhkan bubuk abate yaitu sebanyak 86 (57,0%) sedangkan responden
yang tidak 65 (43,0%).
Berdasarkan tabel 1, diatas memasang kawat dapat diketahui distribusi
dari total 151 responden, mayoritas responden memasang kawat yaitu sebanyak
85 (56,3) sedangkan responden yang tidak 66 (43,7%).
Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat bivariat
Setelah Mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen yang mana terdapat 5 variabel yang dilakukan analisis bivariat
menguras tempat penampungan air ,menutup tempat penampungan air,
mengubur barang bekas dan memasang kawat .

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat


Kejadian DBD
Mengalami Tidak
Total
Variabel DBD Mengalami Pv
DBD
n % n % n %
1. Menguras tempat penampungan air
Tidak 28 87,5 4 12,5 32 100,0 0,000
Ya 0 0,0 119 123 119 100,0
2. Menutup tempat penampungan air
Tidak 28 63,6 16 36,4 44 100,0 0,000
Ya 0 0,0 107 123 107 100,0
3. Mengubur barang bekas
Tidak 28 51,9 26 48,1 54 100,0 0,000
Ya 0 0,0 97 123 97 100,0
4.Membubuhkan bubuk abate
Tidak 28 43,1 37 56,9 65 100,0 0,000
Ya 0 0,0 86 123 86 100,0
5.Memasang kawat
Tidak 28 42,4 38 57,6 66 100,0 0,000
Ya 0 0,0 85 123 85 100,0

Didapatkan hasil analisis hubungan antara perilaku menguras


tempat penampungan air diperoleh bahwa responden yang tidak menguras
tempat penampungan air terdapat sebanyak 28 (87,5%) yang mengalami
DBD. Sedangkan responden yang menguras tempat penampungan air tidak
ada yang mengalami DBD . Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji
Continuity Correction (a) didapatkan nilai p=0,000
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku mentup tempat
penampungan air dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang
tidak menutup tempat penampungan air terdapat sebanyak 28 (63,6%) yang
mengalami DBD. Sedangkan responden yang menutup tempat
penampungan air tidak ada yang mengalami DBD . Hasil uji statistik Chi-
Square dengan uji Continuity Correction (a) didapatkan nilai p=0,000.
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku mengubur barang bekas
dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak mengubur
bekas terdapat sebanyak 28 (51,9%) yang mengalami DBD. Sedangkan
responden yang mengubur barang bekas tidak ada yang mengalami DBD .
Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity Correction (a)
didapatkan nilai p=0,000.
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku membubuhkan bubuk
abate dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak
membubuhkan bubuk abate terdapat sebanyak 28 (43,1%) yang mengalami
DBD. Sedangkan responden yang membubuhkan bubuk abate tidak ada
yang mengalami DBD . Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity
Correction (a) didapatkan nilai p=0,000
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku memasang kawat dengan
kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak memasang kawat
terdapat sebanyak 28 (42,4%) yang mengalami DBD. Sedangkan
responden yang memasang kawat tidak ada yang mengalami DBD
Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity Correction (a)
didapatkan nilai p=0,000

PEMBAHASAN
Hubungan Perilaku menguras penampungan air Dengan Kejadian DBD
di Puskesmas Setu 1 Kabupaten Bekasi Tahun 2022

Hasil penelitian analisis hubungan perilaku menguras tempat


penampungan air dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang
tidak menguras tempat penampungan air terdapat sebanyak 28 (87,5%) yang
mengalami DBD. Sedangkan responden yang menguras tempat
penampungan air tidak ada yang mengalami DBD.

Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity Correction (a)


didapatkan nilai p=0,000, artinya ada hubungan yang signifikan antara
Perilaku menguras penampungan air dengan Kejadian DBD. penelitian
didukung oleh (Armini and Marisdayana, 2016) hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai p-value = 0,006 (p ≤ 0,05), artinya ada hubungan bermakna
antara tempat penampungan air bersih dengan kejadian DBD . Pada waktu
menguras, dinding bak mandi harus disikat untuk membersihkan telur
nyamuk yang menempel pada dinding bak mandi karena nyamuk betina
meletakkan telurnya pada dinding tempat perindukannya. Telur nyamuk ini
dapat bertahan di tempat kering (tanpa air) sampai 6 bulan dan telur akan
menetas menjadi jentik dalam waktu kurang dari 2 hari setelah terendam air
Hubungan perilaku menutup tempat penampungan air Dengan
Kejadian DBD di Puskesmas Setu 1 Kabupaten Bekasi Tahun2022
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku mentup tempat
penampungan air dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang
tidak menutup tempat penampungan air terdapat sebanyak 28 (63,6%) yang
mengalami DBD. Sedangkan responden yang menutup tempat penampungan
air tidak ada yang mengalami DBD . Hasil uji statistik Chi-Square dengan
uji Continuity Correction (a) didapatkan nilai p=0,000, artinya ada
hubungan yang signifikan antara Perilaku menutup tempat penampungan air
dengan Kejadian DBD
Penelitian lain yang dilakukan oleh Lee di Kelurahan Sungai Jawi
dalamtahun 2014 bahwaterdapat hubungan antara menutup tempat
penampungan air dengan kejadian DBD dengan p-value 0,000.11 Menutup
tempat penampungan air harus selalu dilakukan setelah tempat
penampungan air tersebut digunakan dan harusditutup denganrapat. Jentik
Ae. aegypti mempunyai habitat perkembangbiakan di tempat penampungan
air yang seperti tempayan, drum, atau ember yang berada di sekitar rumah
dengan air yang tenang/tergenang dan relatif jernih dan bukan pada
genangan air yang langsung di tanah. Dengan demikian tempat
penampungan air haruslah selalu tertutup rapat dan tidak dibiarkan terbuka
agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur hingga menjadi nyamuk.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi (2017) dinyatakan bahwa
sebagian responden mempunyai kebiasaan tidak menutup tempat
penampungan air dengan alasan apabila menutup tempayan dengan rapat
akan menyulitkan atau memperlambat dalam mengambil air menutup rapat
tempat penampungan air akan meminimalkan perkembangbiakan Aedes
aegypti. Tempat penampungan air yang tidak tertutup secara rapat dan jarang
dibersihkan dapat berfungsi sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes
aegypti.

Hubungan perilaku mengubur barang bekas Dengan Kejadian DBD di


Puskesmas Setu 1 Kabupaten Bekasi Tahun2022
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku mengubur barang bekas
dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak mengubur
bekas terdapat sebanyak 28 (51,9%) yang mengalami DBD. Sedangkan
responden yang mengubur barang bekas tidak ada yang mengalami DBD .
Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity Correction (a)
didapatkan nilai p=0,000, artinya ada hubungan yang signifikan antara
Perilaku mengubur barang bekas dengan Kejadian DBD Hasil
penelitian ini di dukung oleh (Faizi et al., 2017) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan dari hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p-value sebesar
0,000, karena p-value < 0,05 yang berarti ada hubungan antara mengubur
barang bekas dengan kejadian Demam Berdarah Dengue.

Hasil Penelitian (Anggraini TS, 2021) pun menyatakan ada hubungan


yang bermakna antara variabel kebiasaan mengubur barang-barang bekas
dengan kejadian Demam Berdarah Dengue. Sejalan dengan penelitian hasil
penelitian Hartanto (2014) Barang-barang bekas tersebut sebaiknya dikubur
sehingga tidak menjadi tempat genangan air. Dalam mengubur barang-
barang bekas ini haruslah tertutup seluruhnya oleh tanah agar tidak
terdapatnya wadah yang dapat menampung air.
Rendahnya perilaku responden dalam mengubur barang-barang bekas
disebabkan adanya petugas kebersihan setempat yang mengangkut sampah
milik masyarakat ke tempat pembuangan sampah umum setiap harinya
sehingga perilaku ini tidak dapat dinilai. Pada responden barang-barang
bekas umumnya telah diangkut oleh petugas kebersihan sehingga perlunya
sosialisasi yang berbeda dalam pencegahan DBD
Hubungan perilaku membubuhkan bubuk abate Dengan Kejadian DBD
di Puskesmas Setu 1 Kabupaten Bekasi Tahun2022
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku membubuhkan bubuk
abate dengan kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak
membubuhkan bubuk abate terdapat sebanyak 28 (43,1%) yang mengalami
DBD. Sedangkan responden yang membubuhkan bubuk abate tidak ada
yang mengalami DBD . Hasil uji statistik Chi-Square dengan uji Continuity
Correction (a) didapatkan nilai p=0,000, artinya ada hubungan yang
signifikan antara Perilaku membubuhkan bubuk abate dengan Kejadian
DBD penelitian ini di dukung oleh (Faizi et al., 2017) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan dari hasil uji Chi-square, diperoleh nilai p-value sebesar
0,000, karena p-value < 0,05 yang berarti ada hubungan antara
membubuhkan bubuk abate dengan kejadian Demam Berdarah Dengue.

Hubungan perilaku memasang kawat Dengan Kejadian DBD di


Puskesmas Setu 1 Kabupaten Bekasi Tahun 2022
Hasil penelitian analisis hubungan perilaku memasang kawat dengan
kejadian DBD diperoleh bahwa responden yang tidak memasang kawat
terdapat sebanyak 28 (42,4%) yang mengalami DBD. Sedangkan responden
yang memasang kawat tidak ada yang mengalami DBD . Hasil uji statistik
Chi-Square dengan uji Continuity Correction (a) didapatkan nilai p=0,000,
artinya ada hubungan yang signifikan antara Perilaku memasang kawat
dengan Kejadian DBD
Pada penelitian syarifah tahun 2021 meggunakan kawat kasa,
berbagai hal yang menyebabkan kurangnya minat responden untuk
memasang jawat kasa pada setiap ventilasi antara lain adalah kurang
mengetahui fungsi dari kawat kasa, besarnya biaya yang harus dikeluarkan
dan menurut mereka lebih besar manfaat memasang kawat kasa besi pada
setiap ventilasi dari pada memasang kawat kasa. kurangnya minat pada
kelompok kasus untuk memasang kawat kasa yang dapat menyebabkan
seringnya terjadi kontak antara penghuni rumah dengan nyamuk Aedes
aegypti, sehingga penelitian ini membuktikan bahwa memasang kawat kasa
memiliki hubungan dengan terjadinya kejadian DBD.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 151 peneliti ini
menyimpulkan untuk mengetahui hubungan perilaku 3 M plus kejadian
DBD pada pengunjung di Puskesmas Setu 1 di Kabupaten Bekasi ini adalah
menguras tempat penampungan air dengan kejadian DBD p value=0,000,
menutup tempat penampungan air dengan kejadian DBD p value=0,000,
mengubur barang bekas kejadian DBD p value=0,000, membubuhkan bubuk
abate dengan kejadian DBD p value=0,000, dan memasang kawat dengan
kejadian DBD p value=0,000.

SARAN
Perlu adanya upaya pencegahan dan pengendalian ini merupakan
salah satu bentuk tindakan untuk memutus rantai penularannya dengan cara
memberantas jentik nyamuk penularannya. Kurangnya perhatian masyarakat
tentang perilaku menguras, menutup, dan mengubur ini sehingga
meningkatkan angka kejadian demam berdarah

DAFTAR PUSTAKA

1. Acivirida (2019) Deteksi Proteinura Pada Pasien Infeksi Dengue


dengan Metode Kolorimetri. Anggota IKAPI.
2. Aisyah, N., Nasution, A. and . S. (2020) ‘Hubungan Perilaku Ibu Rumah
Tangga Terhadap Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd)
Pada Anak Di Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor
Tahun 2019’, Kesehatan Masyarakat, 3(1), p. 72. doi:
10.32832/pro.v3i1.3147.
3. Akbar, dkk (2021) Stastika Bidang Teknogi Informasi. Devy Dian. Edited
by A. Karim. Yogyakarta: Yayasan Kita Menulis. doi: 978-623-342-048-8.
4. Alioes, Y. and Rusdan, S. (2015) ‘Hubungan Lama Penggunaan Obat Anti
Nyamuk Bakar dengan Kadar Kolinesterase Darah pada Masyarakat
Kelurahan Jati Rumah Gadang Padang’, Keshatan, 4(2), pp. 577–581. doi:
168-bahaya-obat-anti-nyamuk-dan-cara-penanggulangannya.
5. Antara, H. et al. (2017) ‘Hubungan Antara Pengetahuan Dan Faktor Sosio-
Demografi Dengan Kepatuhan Menggunakan Kelambu Pada Masyarakat
Di Kelurahan Gunung Woka Kota Bitung’, Kesehatan Masyarakat, 12(11),
p. 7. doi: 23091-47111.
6. bekasikab.go.id (2020) Dinkes : Kasus DBD di Kabupaten Bekasi Menurun.
doi: https://www.bekasikab.go.id/dinkes--kasus-dbd-di-kabupaten-bekasi-
menurun.
7. Budi Darma (2021) STATISTIKA PENELITIAN MENGGUNAKAN SPSS.
Jakarta: GUEPEDIA. doi:
https://www.google.co.id/books/edition/STATISTIKA_PENELITIAN_M
ENGGUNAKAN_SPSS_U/acpLEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=uji+validitas+adalah&printsec=frontcov
8. Budiman, B. and Oetami, H. (2020) ‘Surveilan Kesehatan Masyarakat:
Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah
Dengue Di Kota Cimahi’, Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(2), p. 214. doi: 10.24235/dimasejati.v2i2.7290.
9. Dania, I. A. (2016) ‘Gambaran Penyakit dan Vektor Demam Berdarah
Dengue (DBD)’, Jurnal Warta, 48(April), pp. 1829–7463. doi:
http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/view/179.Da
we, M. A. ., Romeo, P. and Ndoen, E. (2020) ‘Pengetahuan dan Sikap
Masyarakat serta Peran Petugas Kesehatan Terkait Pencegahan Demam
Berdarah Dengue (DBD)’, Journal of Health and Behavioral Science,
2(2), pp. 138–147. doi: 10.35508/jhbs.v2i2.2283.
10. Dharmasuari MS, S. I. (2019) ‘Hubungan pengetahuan dan perilaku
pencegahan DBD terhadap kejadian DBD di desa pemucutan klod.
kecamatan denpasar barat’, E-Jounal medika, 8(4), pp. 1–7. doi:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.
11. Dinata, A. and Dhewantara, P. W. (2012) ‘Karakteristik Lingkungan
Fisik, Biologi, Dan Sosial Di Daerah Endemis Dbd Kota Banjar Tahun
2011’, Ekologi Kesehatan, 11(4), pp. 315–326. doi:
https://www.academia.edu/25360098/Hubungan_Faktor_Lingkungan_d
an_Perilaku_Masyarakat_dengan_Keberadaan_Vektor_Demam_Berdar
ah_Dengue_DBD_di_Wilayah_Kerja_Puskesmas_I_Denpasar_Selatan?
from=cover_page.
12. Dinkes Kabupaten Bekasi (2019) ‘Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi’,
(July), pp. 1–23. doi:
https://diskes.jabarprov.go.id/assets/unduhan/16.%20Profil
%20Kesehatan%20Bekasi%202019.pdf.
13. Eni, dkk (2021) Penyakit Berbasis Lingkungan. Tim Kreati. Edited by
R. Watrianthos. Yayasan Kita Menulis. doi:
https://books.google.com/books?
id=9GIWEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Penyakit+Berbasis+li
ngkungan&hl=en&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEw
imyLTA-aDzAhUOH7cAHZSTDFkQ6AF6BAgIEAI.
14. Hastono (2016) Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA. doi: Ed. 1Jakarta Rajawali Pers, 2016.
15. Rosdawati, R. (2021) ‘Hubungan Perilaku Kesehatan dengan Kejadian
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Ma.
Kumpeh Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi’, Jurnal
Akademika Baiturrahim Jambi, 10(1), p. 250. doi:
10.36565/jab.v10i1.383.
16. Widiyaning, M. R., Syamsulhuda, B. M. and Widjanarko, B. (2018)
‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Pencegahan Demam
Berdarah Dengue (Dbd) Oleh Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan
Doplang, Purworejo’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1),
pp. 761–769. doi: http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.
17. Nahdah (2013) ‘Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan Densitas Larva
Aedes Aegypti Di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Sulawesi
Tengah’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 9(3), pp. 162–168.
18. Tansil, M. G., Rampengan, N. H. and Wilar, R. (2021) ‘Faktor Risiko
Terjadinya Sindroma Syok Dengue pada Demam Berdarah Dengue’,
Jurnal Biomedik : Jbm, 13(2), pp. 161–166. doi:
https://doi.org/10.35790/jbm.13.1.2021.31760 KemenRistekdikti RI no.
28/E/KPT/2019.
19. Suharsimi Arikunto (2021) ‘Prosedur penelitian : suatu pendekatan
praktik’, in Penelitian Metode. Jakarta: Rineka Cipta, pp. xi, 413
hlm. ;23.5 cm. Available at:
https://irigasi.info/wp-content/uploads/2021/03/PROSEDUR-
PENELITIAN-17-Mar-2021-14-11-12.pdf.
20. Kemenkes (2022) ‘Masuk Peralihan Musim, Kemenkes Minta Dinkes
Waspadai Lonjakan DBD’. Available at:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220923/3741130/mas
uk-peralihan-musim-kemenkes-minta-dinkes-waspadai-lonjakan-dbd/.

Anda mungkin juga menyukai