Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

PENGGUNAAN FLEET MANAGEMENT SYSTEM DALAM


PENERAPAN KESELAMATAN OPERASIONAL HAULING PT
BORNEO INDOBARA

Teguh Arifiyanto*, 2)Verda Wahyuni dan 3)Christian Palumean


1)

1) ,2) ,3)
Occupational Health & Safety (OHS), PT Borneo Indobara
*E-mail: teguh.arifiyanto@borneo-indobara.com

ABSTRAK

Peningkatan produksi batubara PT Borneo Indobara yang diiringi dengan penambahan pekerja
dan unit produksi berpotensi meningkatkan frekuensi kecelakaan yang dominan disebabkan oleh
perilaku tidak aman pekerja. Kegiatan operasional pengangkutan batubara (coal hauling) menjadi
salah satu sektor yang mengalami peningkatan jumlah unit dump truck yang melintas sepanjang 30
km menuju Port. Jarak tempuh yang panjang berdampak pada kurang optimalnya peran dan fungsi
pengawas terhadap perilaku tidak aman operator dump truck yang cenderung menyebabkan
kecelakaan seperti melebihi batas kecepatan, mengalami gejala kelelahan, tidak menjaga jarak aman
saat beriringan, merokok, dan menggunakan HP saat berkendara.
Salah satu upaya menunjang pencapaian target produksi batubara yang terus mengalami
peningkatan serta perlunya penerapan aspek keselamatan untuk mendukung kaidah teknik
pertambangan yang baik. Pada tahun 2020, PT Borneo Indobara telah mengembangkan digitalisasi
pada kegiatan operasionalnya. Fleet Management System (FMS) merupakan salah satu program
Transformasi Digital yang diterapkan pada kegiatan pengangkutan batubara untuk memantau secara
real time perilaku berkendara operator dump truck, keamanan operator, peralatan, serta mengetahui
setiap informasi terkait operasional dump truck yang dipantau melalui aplikasi Telegram, dashboard
monitoring FMS yang dapat diakses melalui HP atau komputer.
Dengan Penerapan FMS, pengawas operasional lebih mudah melakukan pemantauan perilaku
berkendara operator dump truck di sepanjang jalan pengangkutan batubara dimana setiap
pelanggaran yang diidentifikasi oleh FMS dapat segera ditindaklanjuti oleh pengawas. Pemantauan
FMS secara real time juga berperan dalam meningkatkan kepedulian operator dump truck serta
memudahkan Safety Evaluator dalam menganalisa database pelanggaran yang mencakup trend
pelanggaran, waktu pelanggaran, unit yang melanggar, dan aspek lainnya. Parameter yang lengkap
dari FMS telah memberikan kemudahan proses pengawasan dan membantu percepatan pembentukan
budaya keselamatan dari operator DT hauling.

Kata kunci: Fleet Management System, Real Time, Dashboard, Perilaku.

503
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

ABSTRACT

The escalation of coal production in PT Borneo Indobara that is accompanied by increasing


of workers and production units has the potential to increase accident frequency, which is dominantly
caused by unsafe behavior. Coal hauling operations are one of the sectors that have an addition in
the number of dump truck units that pass along the 30 km to Port. Long-distance has an impact on the
lack of optimal role and function of the supervisor on the unsafe behavior of dump truck operators
that tend to cause accidents such as overspeed, fatigue symptoms, an unsafe distance of dump truck,
smoking, and using smartphones while driving.
One of efforts to support coal production targets that still continues to increase and the need
for the application of safety aspects to support good mining engineering principles. In 2020, PT
Borneo Indobara has developed digitalization in its operational activities. Fleet Management System
(FMS) is one of the Digital Transformation programs that is applied to coal transportation activities
to monitor in real-time the driving behavior of dump truck operators, operator safety, equipment, and
find out any information related to dump truck operations which is monitored through the telegram
application, monitoring dashboard FMS that can be accessed via a smartphone or computer.
With the implementation of FMS, it is easier for operational supervisors to monitor the driving
behavior of dump truck operators in coal hauling roads where any violations identified by FMS can
be immediately followed up by supervisors. FMS monitoring in real-time also has a role in increasing
the awareness of dump truck operators and makes it easier for the Safety Evaluator to analyze the
violation database which includes the trend of violations, the time of the violation, the unit that violated
it, and other aspects. The complete parameters of the FMS have made the monitoring process easier
and helped accelerate the formation of a safety culture for DT hauling operators.

Keywords: Fleet Management System, Real Time, Dashboard, Behavior.

504
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

A. PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya berbagai industri, kebutuhan akan berbagai mineral dan
batubara juga semakin meningkat, akan tetapi hal ini dibatasi oleh berbagai faktor seperti lingkungan,
peralatan, dan masalah keselamatan pertambangan yang terus terjadi (Xiao dkk, 2022). Kegiatan
operasional sehari-hari di industri pertambangan masih menjadi sumber bahaya dan risiko yang
tinggi (Komljenovic dkk, 2017). Berbagai studi penelitian dan data statistik di seluruh dunia
menunjukkan bahwa jumlah cedera serius dan kematian masih tetap tinggi meskipun telah dilakukan
berbagai upaya dalam dalam penurunan angka insiden (Komljenovic dkk, 2017). Makalah ini
bertujuan untuk meningkatkan aspek keselamatan operasional pertambangan dengan memanfaatkan
teknologi dan berupaya untuk mengembangkan digitalisasi dalam aspek keselamatan dan Kesehatan
kerja pertambangan. Hal ini sejalan dengan regulasi yang diatur dalam Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral untuk menuju era mining industry 4.0 sehingga dengan adanya digitalisasi
diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka terjadinya insiden dan dapat juga
mengendalikan bahaya di area pertambangan secara cepat.
Fleet Management System (FMS) merupakan salah satu upaya transformasi digital yang
diinisiasi oleh PT. Borneo Indobara yang bertujuan untuk menjaga dan memonitor keselamatan,
keamanan operator, peralatan, serta untuk mengetahui segala informasi aktual terkait operasional
peralatan di lapangan, yang mana data – data digital tersebut tersampaikan secara real-time dan
tersimpan secara online. Kontrol kecepatan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
peningkatan keselamatan pada kendaraan yang merupakan bagian dari FMS (Rojas et al., 2020)

B. METODOLOGI PENELITIAN

Realisasi digitalisasi dalam upaya meningkatkan aspek keselamatan pertambangan dimulai


dari proses uji coba efektivitas dari Fleet Management System (FMS). Tahapannya meliputi
persiapan sebelum pemasangan, pemasangan peralatan FMS, training kepada operator dan pengawas,
pembuatan dashboard dan database kepatuhan yang terkait dengan aspek keselamatan pengoperasian
unit yang meliputi data kecepatan, jarak aman, kelelahan, gagal fokus, mengoperasikan handphone,
dan merokok. Dalam penerapan teknologi ini, memerlukan beberapa tahap pengembangan seperti
yang dapat dilihat secara ringkas dalam Gambar 1 di bawah ini

Gambar 1. Tahapan Pengembangan Aplikasi FMS.

505
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Fleet Management System (FMS) PT. Borneo Indobara terdiri dari beberapa fitur-fitur yang
dapat meningkatkan aspek keselamatan seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Fitur dalam Fleet Management System PT. Borneo Indobara


No Fitur Parameter Deskripsi
1 Fitur Utama Posisi & Aktivitas Menunjukan posisi unit & mengetahui kegiatan
FMS operator
Cycle & Schedule Menginformasikan siklus truk, validitas kelayakan
unit, dan penjadwalan operator
Map Penampilan data dalam bentuk peta yang dapat
dibagi per segmen jalan hauling
Report Standar pelaporan dan dashboard yang terintegrasi
2 Overspeed Buzzer Peringatan operator jika sudah mendekati batas
kecepatan
Geofencing Mengawasi unit keluar masuk di area yang
ditentukan
Zone Zona kecepatan disesuaikan dengan rambu
kecepatan
Behavior Pencatatan & pelaporan perilaku pengemudi
3 Fatigue / Fatigue Warning Kamera fatigue akan memicu alarm fatigue dan
Kelelahan Level memberikan penanda
Yawn warning Notifikasi jika operator mengalami menguap karena
Lelah
Look around Notifikasi jika operator menengok lebih dari 10
warning detik.
Face missing Notifikasi jika wajah operator tidak terdeteksi oleh
warning kamera.
Phone warning Notifikasi jika operator menggunakan telepon
genggam
Smoking warning Notifikasi jika operator merokok di dalam unit
Cover warning Notifikasi jika kamera terhalang oleh sesuatu
4 Jarak aman unit Buzzer Peringatan jika jarak unit beriringan terlalu dekat
Distance Mengatur batas jarak unit sesuai dengan standar
5 Face Recognize Memindai wajah operator yang digunakan untuk
memastikan kompetensi operator.
6 Fuel Sensor Mengidentifikasi pemakaian bahan bakar

Implementasi penggunaan FMS ini dalam meningkatkan aspek keselamatan kerja


pertamabangan secara umum terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) akses data, (2) monitoring, (3)
pembuatan laporan data pelanggaran, (4) tindak lanjut dengan menerapkan sanksi, (5) evaluasi data
dan sistem secara keseluruhan. Secara skematik alur tindak lanjut dari pemanfaatan FMS dapat dilihat
dalam Gambar 2 di bawah ini.

506
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Gambar 2. Alur Tindak Lanjut FMS

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam upaya mencegah terjadinya insiden di area pertambangan, upaya monitoring dengan
menggunakan FMS dapat dilakukan secara real-time sehingga kondisi bahaya yang ada dapat segera
dilakukan pengendalian. Selain dengan adanya notifikasi pada operator yang bekerja apabila
melakukan pelanggaran, data notifikasi tersebut dapat tercatat dan dimonitor setiap saat oleh pengawas
dan safety evaluator untuk dapat dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan bagi operator yang
melanggar. Secara lebih detail, visual dari tampilan data dapat dilihat secara detail dalam Gambar 3
di bawah ini.

Gambar 3. Data Pelanggaran Real-time


Keterangan
OV : Overspeed
CC : Call
CD : Car distance
DT : Distracted
FT : Fatigue
SM : Smoking
DU : Driver undetected

507
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Berdasarkan data pada Gambar 3 di atas, secara lokasi pengawas dapat melakukan identifikasi
dan mengetahui area mana saja dari segmen jalan yang banyak melakukan pelanggaran dan
mengindikasikan adanya bahaya yang tinggi sehingga pengawas segera melakukan pengendalian dan
menindaklanjuti temuan yang ada sehingga potensi terjadinya insiden bisa berkurang.
Secara lebih lanjut, total pelanggaran dalam periode waktu tertentu dapat diidentifikasi dan
dianalisis total temuan terbanyak berada pada rentang waktu mana saja. Misalnya, dalam satu minggu
data pelanggaran seluruh perusahaan bisa dimonitor temuan terbanyaknya dan rentang jam
pelanggarannya seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 3. Laporan Total Pelanggaran dalam Satu Minggu

Berdasarkan data pelanggaran di atas, tingkat pelanggaran tertinggi dapat diketahui terjadi
paling banyak pada pukul 09.00 dan paling rendah pada pukul 05.00. Data ini bisa menjadi acuan bagi
para pengawas khususnya dalam bidang keselamatan dalam melakukan sidak dan monitoring sehingga
jumlah pelanggaran yang berpotensi menyebabkan insiden dapat diminimalisir berdasarkan data
historis yang ada. Kemudian, dari data tersebut juga, dapat juga dilakukan identifikasi sebaran
pelanggaran berdasarkan perusahaan untuk dapat ditindaklanjuti terkait tindakan perbaikannya.
Secara lebih lengkap dapat dilihat dalam Gambar 4 di bawah ini

Gambar 4. Laporan Pelanggaran berdasarkan Perusahaan

508
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Berdasarkan data pada gambar 4 di atas, total perusahaan yang banyak melanggar dapat
diketahui secara pasti yang mana STLI, RAMB, dan MKS menjadi perusahaan yang memiliki jumlah
pelanggaran tertinggi daripada perusahaan lainnya sehingga perusahaan dapat segera melakukan
tindak lanjut kepada operator untuk dapat segera dilakukan pengendalian berupa konseling atau
penerapan sanksi lainnya. Kemudian, secara lebih detail juga dapat diketahui kategori jenis
pelanggaran untuk masing-masing temuan yang ada sehingga perusahaan dapat mengetahui jumlah
kategori pelanggaran terbanyak seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 5 di bawah.

Gambar 5. Laporan berdasarkan Jenis Pelanggaran

Berdasarkan data pada gambar 5 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pelanggaran terbanyak
diakibatkan oleh gagal fokus sehingga perusahaan terkait dapat melakukan evaluasi secara langsung
untuk dapat mengambil Tindakan atau keputusan program apa saja yang perlu dibuat untuk dapat
mengurangi jumlah pelanggaran yang dilakukan operator dengan tujuan akhir dapat mengurangi angka
terjadinya insiden. Kemudian, secara lebih lanjut fitur FMS juga dikembangkan untuk dapat
mengetahui jumlah pelanggaran paling banyak pada masing-masing kategori pelanggaran dengan
menampilkan unit mana saja yang jumlah pelanggarannya paling banyak pada masing-masing kategori
secara lebih detail data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Pelanggaran Tertinggi berdasarkan Masing-Masing Kategori


Rank Call Car Distracted Fatigue Smoking Driver
Distance Undetected
1 STL 3430 MKS 1720 STL 3430 RAM 8550 RAM 8230 MKS 1740
(21) (116) (122) (133) (77) (266)
2 STL 3860 GEC 9109 EST 1437 MKS 1690 RBT 0640 GEC 9114
(12) (41) (100) (85) (50) (142)
3 RBT 0550 KMB 8760 STL 3060 MKS 1670 STL 3860 GEC 9109
(11) (39) (94) (78) (46) (114)
4 MKS 1620 RAM 8500 BSL 2550 RAM 8270 RBT 5350 EST BBB
(9) (32) (91) (52) (43) 1490 (99)
5 MKS 1530 RAM 8010 RBT 0640 STL 3650 STL 3060 GEC 9059
(9) (30) (89) (49) (38) (93)
6 KMB 8570 STL 3740 RBT 6240 RBT 0670 RBT KMB 8760
(9) (28) (81) (46) ANOM 326 (84)
(38)
7 MKS 1750 RAM 8270 MKS 1530 GEC 9133 MKS 1620 RBT 6250
(8) (25) (78) (44) (34) (78)
8 STL 3140 STL 3680 STL 3500 RAM 8400 RAM 8550 BKA 1040
(8) (25) (70) (39) (30) (68)

509
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Rank Call Car Distracted Fatigue Smoking Driver


Distance Undetected
9 RAM 8080 GEC 9034 STL 3440 BSL 2550 RAM 8270 RAM 8600
(7) (24) (68) (39) (30) (64)
10 RAM 8470 RAM 8600 RAM 8230 KMB 8860 RAM 8010 EST 1437
(7) (23) (61) (35) (28) (57)

Berdasarkan data dalam Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan dan jumlah
pelanggaran pada masing-masing kategori pelanggaran yaitu penggunaan handphone saat berkendara
tertinggi dilakukan oleh unit STLI 3430 sebanyak 21 kali dalam rentang waktu seminggu, kemudian
untuk pelanggaran tidak menjaga jarak aman tertinggi dilakukan oleh unit MKS 1720 sebanyak 116
kali, pelanggaran tertinggi gagal fokus dilakukan oleh unit STLI 3430 sebanyak 122 kali, pelanggaran
indikasi kelelahan tertinggi dilakukan oleh RAM 8550 sebanyak 133 kali, pelanggaran merokok saat
mengemudi tertinggi dilakukan oleh unit RAM 8230 sebanyak 77 kali, dan pelanggaran driver
undetected tertinggi dilakukan oleh unit MKS 1740 sebanyak 266 kali.

D. KESIMPULAN

Dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan pertambangan dan mendukung tercapainya


peningkatan produksi di PT. Borneo Indobara, manfaat digitalisasi penggunaan inovasi Fleet
Management System (FMS) dalam aspek keselamatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Monitoring dan evaluasi terkait tindakan tidak aman yang dilakukan operator dapat dilakukan
dengan cepat sehingga pengendalian oleh pengawas dapat segera dilakukan untuk mencegah
terjadinya insiden.
2. Data FMS yang tercatat dan tersimpan secara real-time yang dapat digunakan sebagai data
pendukung dalam memberikan informasi terkait trend pelanggaran dalam periode waktu tertentu
sehingga dat-data yang ada dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
pembuatan suatu program agar tepat sasaran dan berkelanjutan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada PERHAPI atas penyelenggaraan TPT XXXI PERHAPI 2022 sehingga kami
mendapatkan kesempatan untuk dapat menulis makalah ini yang mana harapan kami makalah ini
dapat memberikan kontribusi dan inspirasi bagi seluruh praktisi dan stakeholder industri
pertambangan khususnya dalam peningkatan aspek keselamatan pertambangan.

DAFTAR PUSTAKA

Xiao, Y., Xie, Z., Liu, Y. (2022): Mine Safety Monitoring and Early Warning System Based on 5G
Network Technology. In: Ahmad, I., Ye, J., Liu, W. (eds) The 2021 International Conference
on Smart Technologies and Systems for Internet of Things, Data Engineering and
Communications Technologies, vol 122. Springer, Singapore.
Komljenovic, D., Loiselle, G., & Kumral, M. (2017): Organization : A new focus on mine safety
improvement in a complex operational and business environment. International Journal of
Mining Science and Technology, 27(4), 617–625.
Rojas, B., Bolaños, C., Salazar-Cabrera, R., Ramírez-González, G., de la Cruz, Á. P., & Molina, J.
M. M. (2020): Fleet management and control system for medium-sized cities based in
intelligent transportation systems: From review to proposal in a city. In Electronics
(Switzerland) Vol. 9, Issue 9, pp. 1–25.

510

Anda mungkin juga menyukai