(Pneumonia)
Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Laboratorium Klinik Keperawatan ( PLKK )
Di RSUD Genteng Ruang Anak Program Studi S1 Keperawatan
Di susun oleh :
Najib Ali Bayu Negara (202102030)
Januari 2024
LEMBAR PENGESAHAN
Berdasarkan hasil bimbingan dari pembimbing, sejak tanggal 1 Januari 2024 di Banyuwangi.
Disahkan pada tanggal ... Januari 2024
(......................................)
(..................................) (......................................)
LEMBAR KONSULTASI
Masuk kejaringan
paru
Eksudat
Pneumonia
Akumulasi sekret
Gangguan difusi
Obstruksi jalan nafas
Rangsangan batuk
Gangguan
pertukaran gas
Gangguan ventilasi
Nyeri pleuritik
1.7 Komplikasi
Komplikasi menurut (Plutzer, 2021) adalah:
a. Demam menetap / kambuhan akibat alergi obat
b. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna) terjadi karena
obstruksi bronkus oleh penumukan sekresi
c. Efusi pleura (terjadi pengumpulan cairan di rongga pleura)
d. Empiema (efusi pleura yang berisi nanah)
e. Delirium terjadi karena hipoksia
f. Super infeksi terjadi karena pemberian dosis antibiotic yang besar.
g. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
h. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
i. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
1.8 Penatalaksanaan
Penanganan pneumonia dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non
farmakologi
a. Farmakologi dengan menggunakan obat-obatan:
1) Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
2) Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
3) Sefatoksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.
4) Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Non Farmakologi
1) Postural drainase
Postural drainase adalah tindakan keperawatan dengan perkusi untuk
melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan
pengaruh gravitasi postural drainase atau fisiotrapi dada dapat membantu
perbaikan frekuensi napas pada anak yang mengalami gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi, area yang dipilih untuk postural drainase
berdasarkan pada pengetahuan atau kondisi klien dan proses penyakitnya
pemeriksa rontgen dada.
2) Nebulizer
Nebulizer adalah suatu alat yang dapat mengubah obat dalam bentuk
cairan menjadi uap atau aerosol agar dapat dihirup. Jenis nebulizer sangat
mempengaruhi efisiensi aerosol selama mekanik ventilasi. Bentuk nebulizer
yang paling sering digunakan adalah jet nebulizer.
3) Thotacic Expansion Exercise (TEE)
Thoracic Expansion Exercise (TEE) pada penderita pneumonia dapat
meningkatkan mobilisasi sangkar tongkar dengan cara penekanan pada
torak saat inspirasi maksimal. Thoracic Expansion Exercise (TEE)dapat
dilakukan dengan berbaring atau duduk bersandar. Terapis menekan torak
pasien di sisi kanan dan kiri dengan kedua tangannya saat pasien menarik
napas maksimal kemudian menghembuskan napas perlahan.
I.01014 Pemantauan
Respirasi
Observasi:
-Monitor pola nafas,
monitor saturasi oksigen
-Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya napas
-Monitor adanya
sumbatan jalan nafas
-Monitor adanya
produksi sputum
-Monitor kemampuan
batuk efektif
-Monitor hasil X-Ray
thoraks
Terapeutik:
-Atur Interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi:
-Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
-Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2. (D.0003) Gangguan L.01003 Pertukaran I.01014 Pemantauan
Pertukaran Gas b.d gas Respirasi
Perubahan Membran Setelah dilakukan Observasi:
Alveolus-Kapiler tindakan Keperawatan -Monitor pola nafas,
2 x 24 jam diharapkan monitor saturasi oksigen
karbondioksida pada -Monitor frekuensi,
membrane alveolus- irama, kedalaman dan
kapiler dalam batas upaya napas
normal dengankriteria -Monitor adanya
hasil : sumbatan jalan nafas
a) Tingkat kesadaran Terapeutik:
meningkat -Atur Interval
b) Dispneu menurun pemantauan respirasi
c) Bunyi nafas sesuai kondisi pasien
tambahan menurun Edukasi:
d) Sianosis membaik -Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
-Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
I.01011 Manajemen
Jalan Nafas
Observasi:
-Monitor bunyi nafas
tambahan
-Monitor frekuensi,
irama, kedalaman dan
upaya napas
-Monitor adanya
produksi sputum
Terapeutik:
-Pertahankan kepatenan
jalan nafas
-Posisikan semi fowler
atau fowler
-Berikan minuman
hangat
-Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
-Ajarkan teknik batuk
efektif Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
4. (D.0077) Nyeri akut (L.08066) Tingkat (I08238) Manajemen
berhubungan dengan nyeri nyeri
agen pencedera Setelah dilakukan Observasi:
fisiologis tindakan asuhan -Identifikasi lokasi,
keperawatan selama 2 karakteristik, durasi,
x 24 jam diharapkan frekuensi, kualitas,
tingkat nyeri menurun intensitas nyeri.
dengan kriteria hasil: -Identifikasi skala nyeri.
-Keluhan nyeri -Identifikasi respons
menurun nyeri non verbal.
-Meringis menurun -Identifikasi faktor yang
-Gelisah menurun memperberat dan
-Kesulitan tidur memperingan nyeri.
menurun Terapeutik:
-Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri.
-Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi:
-Jelaskan strategi
meredakan nyeri
-Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2.1.4 Implementasi
implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan yaitu
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan dan diselesaikan. Implementasi menuangkan rencana asuhan
kedalam tindakan, setelah intervensi di kembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan tindakan keperawatan
spesifik yang mencangkup tindakan perawat dan tindakan dokter.
2.1.5 Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan yaitu dengan mengukur
respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah
pencapaian tujuan. Data dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk
mengukur perubahan dalam fungsi, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
ketersediaan atau pengembangan sumber eksternal.
DAFATAR PUSTAKA
Fernandez, G. J. (2018). Tinjauan Kepustakaan Sistem Pernapasan - Universitas Udayana.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Gupta, R. A. (2019). Hubungan Kebiasaan Merokok Orang Tua Dengan Kejadian Pneumonia
Pada Balita Di Rsud Wangaya Tahun 2019. [Journal of Psychology], Desember, 5–24.
Ii, B. A. B. (2014). Epidemi brokopneumoni. 8–26.
jdih.kemkes.go.id. (2023). 1–65.
Plutzer, M. B. B. and E. (2021). No. Title. 6.
Smith, V., Devane, D., Begley, C. M., Clarke, M., Penelitian, B. M., Surahman, Rachmat,
M., Supardi, S., Saputra, R., NURYADI, TUTUT DEWI ASTUTI, ENDANG SRI
UTAMI, MARTINUS BUDIANTARA, Sastroasmoro, S., Çelik, A., Yaman, H., Turan,
S., Kara, A., Kara, F., … Hastono, S. P. (2017). No Title. Journal of Materials
Processing Technology,1(1),1–8.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://
doi.org/10.1016/j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o