Anda di halaman 1dari 6

DECISSION SUPPORT SYSTEM MENENTUKAN KUALITAS RUMAH SUSUN

PADA PEMDA PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Abdul Aziz

Program Studi Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung


Jl. Wisma Rini No. 09 Pringsewu Lampung
Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id
Email: abdulaziz@gmail.com

ABSTRAK

Kualitas Rumah Susun menjadi perhatian setiap warga dan dinas kesehatan terkait. Untuk menentukan Kualitas Rumah
Susun dinyatakan sehat atau tidak sehat menggunakan tiga kriteria, diantaranya: komponen rumah, sarana rumah, dan
perilaku. Dalam penelitian ini untuk menentukan Kualitas Rumah Susun digunakan 10 sampel, dari hasil perhitungan
didapatkan 2 rumah dinyatakan kondisi sehat dan 8 rumah dinyatakan kondisi tidak sehat. Metode TOPSIS diterapkan
untuk menentukan prioritas Kualitas Rumah Susun tidak sehat, dari hasil perhitungan dinyatakan alternatif ke-2 dengan
nilai preferensi 1 merupakan prioritas utama untuk Kualitas Rumah Susun tidak sehat. Dari hasil perhitungan metode
TOPSIS dapat menjadi masukan bagi dinas kesehatan terkait untuk menindaklanjuti prioritas rumah tidak sehat. Hasil
perhitungan sistem telah divalidasi dengan perhitungan manual didapatkan hasil yang sama, dan dapat dikatakan bahwa
sistem pendukung keputusan yang telah menerapkan metode TOPSIS untuk menentukan prioritas rumah tidak sehat telah
berjalan dengan baik dan sesuai.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, metode TOPSIS, Kualitas Rumah Susun.

ABSTRACT

Condition of the house to the attention of every citizen and related health services. To determine the condition
of the house was declared healthy or unhealthy use three criteria, including: components of the house, the
house facilities, and behavior. In this study to determine the condition of the house used 10 samples, from the
calculation results obtained otherwise healthy 2 houses and 8 houses declared unsanitary conditions.
TOPSIS method is applied to determine the priority of the unhealthy condition of the house, from the
calculation of the alternative otherwise-2 with a preference value of 1 is the top priority for unsanitary housing
conditions. TOPSIS method of calculation results can be input to the relevant health authorities to follow up
priority unhealthy home. The result of the calculation system has been validated with manual calculations
obtained the same results, and it can be said that the decision support system that has implemented TOPSIS
method to determine the priority of unhealthy homes has been going well and appropriate.

Keywords: decision support system, TOPSIS method, housing conditions.

1. PENDAHULUAN Untuk menentukan prioritas Kualitas Rumah


1.1. Latar Belakang Susun sehat perlu adanya sistem pendukung
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok keputusan agar proses penilaian rumah sehat berjalan
manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan secara efisien dan efektif, dari buku pedoman teknis
rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta dapat dijadikan pedoman penilaian rumah sehat
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan menggunakan sistem pendukung keputusan. Salah
makhluk hidup lainnya. Rumah merupakan salah satu satu metode yang dapat digunakan untuk pendukung
bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi keputusan adalah metode TOPSIS. Metode TOPSIS
kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan merupakan metode penilaian yang ditafsirkan dapat
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja memberikan setiap objek untuk dievaluasi nilainya
dengan produktif dan dapat menggunakan sebagai secara spesifik [2]. Metode TOPSIS pertama kali
tempat tinggal yang sehat dan aman bagi penghuninya disampaikan oleh Hwang dan Yoon, merupakan
[1]. Untuk menentukan rumah sehat dari mulai metode beberapa kriteria sederhana dan efisien untuk
kriteria yang digunakan sampai dengan penilaian mengidentifikasi solusi dari himpunan beberapa
telah tertuang pada buku pedoman teknis penilaian alternatif [3].
rumah sehat yang telah diterbitkan oleh Departemen Metode TOPSIS telah banyak digunakan
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal sebagai metode pengambilan keputusan, beberapa
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan penelitian telah menerapkan metode TOPSIS dalam
pada tahun 2007. sistem pendukung keputusan, salah satunya penelitian

B-1. 1
yang dilakukan oleh Xu dkk., menerapkan metode Menurut Undang – Undang RI No.20 Tahun
TOPSIS untuk mengevaluasi pelatih NCAA 2011 pengertian Rumah Susun, Rumah Susun
basketball, penelitian tersebut menghasilkan bahwa Umum, Rumah Susun Khusus, Rumah Susun
metode TOPSIS mampu mengevaluasi berdasarkan Negara, dan Rumah susun Komersial adalah
nilai ideal positif dan nilai ideal negative.[3] sebagai berikut:
Selain itu penelitian yang dilakukan Suryandini - Rumah Susun adalah bangunan gedung
dan Indriyati menerapkan metode TOPSIS untuk bertingkat yang dibangun dalam suatu
menentukan minat peserta didik di SMA, dari hasil lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa metode yang distrukturkan secara fungsional, baik
TOPSIS yang telah dibuat berdasarkan kriteria yang dalam arah horizontal maupun vertikal dan
telah ditentukan menghasilkan data hasil penentuan merupakan satuan-satuan yang masing-masing
minat dengan tingkat akurasi 96.65% [4]. dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian- terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
penelitian sebelumnya terdapat pada proses dengan bagian bersama, benda bersama, dan
analisis data menggunakan metode TOPSIS dan tanah bersama.
penilaian alternatif (objek penelitian) berdasarkan - Rumah Susun Umum adalah Rumah susun
kriteria-kriteria yang didapatkan dari buku pedoman umum adalah rumah susun yang
teknis penilaian rumah sehat. diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
1.2. Rumusan Masalah - Rumah Susun Khusus adalah rumah susun
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah dari yang diselenggarakan untuk memenuhi
penelitian ini adalah bagaimana merancang sistem kebutuhan khusus.
pendukung keputusan menentukan kualitas rumah - Rumah Susun Negara adalah rumah susun
susun dengan metode TOPSIS? yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan
1.3 Batasan Masalah keluarga, serta penunjang pelaksanaan tugas
Batasan Masalah dari penelitian ini adalah: pejabat dan/atau pegawai negeri.
1. DSS yang rancang dengan menggunakan - Rumah Susun Komersial adalah rumah susun
metode TOPSIS. yang diselenggarakan untuk mendapatkan
2. DSS yang dirancang hanya membahas keuntungan.
kualitas rumah susun di Pemda Pringsewu.
2.3 Metode TOPSIS
1.4. Tujuan Penelitian TOPSIS adalah metode beberapa kriteria untuk
Tujuan penelitian ini adalah: mengidentifikasi solusi dari satu set alternatif
1. Merancang DSS dengan metode TOPSIS. terbatas.
2. Membantu pihak Pemda dalam menentukan Metode TOPSIS adalah teknik untuk urutan
kualitas rumah susun di Pemda Pringsewu. preferensi oleh kesamaan untuk solusi ideal. Solusi
ideal (juga disebut solusi ideal positif) merupakan
2.1. Decission Support System solusi yang dapat memaksimalkan kriteria/ atr ibut
Sistem penunjang keputusan merupakan sistem manfaat dan meminimalkan kriteria/ atribut biaya,
perangkat lunak dengan kemampuan interaktif, sedangkan solusi ideal negatif (juga disebut solusi
yang membantu pengambilan keputusan melalui anti-ideal) memaksimalkan kriteria/ atribut biaya
penggunaan data dan model-model keputusan dan meminimalkan kriteria/ atr ibut manfaat.
untuk mencapai hasil yang optimal. Sistem ini tidak Alternatif terbaik adalah salah satu yang paling
untuk menggantikan proses penilaian secara dekat dengan solusi ideal positif dan terjauh dari
langsung, namun hanya menawarkan sejumlah solusi ideal negatif. [7]
informasi dalam berbagai alternatif pilihan TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan
keputusan. [5] keputusan multikriteria atau alternative pilihan
Proses pembuatan keputusan merupakan proses yang merupakan alternative yang mempunyai jarak
memilih sejumlah alternatif keputusan berdasarkan terkecil dari solusi ideal positif dan jarak terbesar
beberapa kriteria keputusan. Sistem penunjang dari solusi ideal negatif dari sudut pandang
keputusan menangani masalah-masalah dengan tipe geometris dengan menggunakan jarak Euclidean.
keputusan semi terstruktur, artinya sebagian Namun, alternatif yang mempunyai jarak terkecil
keputusan masih memiliki elemen probabilitas dan dari solusi ideal positif, tidak harus mempunyai
hasilnya mengandung banyak ketidakpastian dan jarak terbesar dari solusi ideal negatif. Maka dari
sebagian lagi merujuk kepada aspek-aspek itu, TOPSIS mempetimbangkan keduanya, jarak
operasional dengan hasil yang sudah pasti. [6] terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap
solusi ideal negatif secara bersamaan. Solusi
2.2 Rumah Susun optimal dalam metode TOPSIS didapat dengan
menentukan kedekatan relatif suatu altenatif

B-1. 2
terhadap solusi ideal positif. TOPSIS akan = min yij, jika j adalah atribut
merangking alternative berdasarkan prioritas nilai keuntungan
kedekatan relatif suatu alternative terhadap solusi max yij, jika j adalah atribut biaya
ideal positif. Alternatif-alternatif yang telah 5. Jarak antara alternative Ai dengan solusi ideal
dirangking kemudian dijadikan sebagai referensi positif :
bagi pengambil keputusan untuk memilih solusi
terbaik yang diinginkan. [8]
Adapun langkah-langkah dari metode TOPSIS √∑( )
ini sebagai berikut :
1. Topsis dimulai dengan membangun sebuah
matriks keputusan Matriks keputusan X Dimana :
mengacu terhadap m alternative yang akan Jarak alternative Ai dengan solusi
dievaluasi berdasarkan criteria. ideal positif
= Solusi ideal positif [i]
{ } Yij = matriks normalisasi [i][j]

6. Jarak antara alternative Ai dengan solusi ideal


Dimana Ai (i=1,2,3, ….m) adalah alternative yang negative
mungkin, Xj (j=1,2,3,….n) adalah atribut dimana
performansi alternative diukur, Xij adalah
performansi alternative Ai dengan acuan atribut Xj.
√∑( )

2. Membuat matriks keputusan yang i = 1,2,…m


ternormalisasi

Dimana :
√∑ Jarak alternative Ai dengan solusi
ideal negatif
dengan i= 1,2,…,m = Solusi ideal negatif [i]
j = 1,2,…,n
Yij = matriks normalisasi [i][j]
Dimana :
7. Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi)
rij = matrik ternormalisasi [i][j]
diberikan sebagai :
Xij = matrik keputusan [i][j]

3. Membuat matriks keputusan ternormalisasi


terbobot
i = 1,2,…m
Vij = wi rij ; Vi = kedekatan tiap alternative terhadap solusi
ideal
dengan i= 1,2,…,m; dan j = 1,2,…,n. Jarak alternative Ai dengan solusi ideal
positif
Dimana : Jarak alternative Ai dengan solusi ideal
Vij = Elemen dari matriks keputusan yang negative
ternormalisasi terbobot V
wi = Bobot dari criteria ke-j Nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa
rij = Elemen matriks keputusan yang alternative Ai lebih dipilih
ternormalisasi R
3. METODE
4. +
Solusi ideal positif A dan solusi ideal negative 3.1. Metode Pengumpulan Data
A- dapat ditentukan berdasarkan rating bobot Adapun metode-metode yang penulis lakukan
ternormalisasi (yij) sebagai: adalah sebagai berikut:
( ); 1. Metode wawancara
( ); Metode ini yaitu dengan Penulis melakukan
wawancara dengan pegawai Pemda Pringsewu.
Dimana : 2. Metode observasi
jika j adalah atribut Penulis melakukan pengamatan pada obyek
secara langsung di Kantor Pemda Pringsewu.
Keuntungan
3. Metode dokumentasi
Min Yij jika j adalah atribut biaya

B-1. 3
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji
kualitas rumah susun. kemampuan dan keefektifannya sehingga
4. Metode kepustakaan didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem
Penulis memanfaatkan teori-teori yang ada yang kemudian dilakukan pengkajian ulang dan
yang menyangkut ilmu-ilmu sistem informasi perbaikan terhadap aplikasi menjadi lebih baik
dan teknologi informasi khususnya dalam pada dan sempurna.
Decission Support System.. e. Penerapan Program dan Pemeliharaan
Perangkat lunak yang sudah disampaikan
3.2 Metode Pengamatan kepada calon pendaftar siswa baru pasti akan
Dalam perancangan sistem ini menggunakan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa
metode waterfall merupakan metode yang sering karena mengalami kesalahan karena perangkat
digunakan oleh penganalisa sistem pada umumnya. lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan
Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau
suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara karena calon siswa baru membutuhkan
linear. Jadi jika langkah ke-1 belum dikerjakan, perkembangan fungsional.
maka langkah 2 tidak dapat dikerjakan. Jika
langkah ke-2 belum dikerjakan maka langkah ke-3 3.3 Perhitungan Topsis
juga tidak dapat dikerjakan, begitu seterusnya. Proses metode Topsis yang pertama menentukan
Secara otomatis langkah ke-3 akan bisa dilakukan kriteria yang akan dijadikan bahan pertimbangan
jika langkah ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan. Dalam pada proses perangkingan. Kriteria yang menjadi
metode waterfall melalui tahapan-tahapan seperti: bahan pertimbangan pada rekomendasi kualitas
a. Analisa Kebutuhan rumah susun seperti yang ditunjukkan pada
Langkah ini merupakan analisa terhadap beberapa penyelesaian di bawah ini:
kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam Tabel 1. Kriteria
tahap ini dengan melakukan sebuah penelitian, No Keterangan Kriteria
wawancara dan studi literatur. Sistem analis 1 Lokasi C1
dengan menggali informasi sebanyak- 2 Luas C2
banyaknya dari user sehingga akan tercipta 3 Lingkungan C3
sebuah sistem komputer yang bisa melakukan Menentukan rangking setiap alternatif pada setiap
tugas-tugas yang diinginkan oleh user. Tahapan kriteria dinilai dengan 1 sampai 5.
ini akan menghasilkan dokumen user
requirment atau bisa dikatakan sebagai data Tabel 2. Bobot Nilai
yang berhubungan dengan keinginan user Bobot Nilai
dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang Sangat Baik 1
akan menjadi acuan sistem analis untuk Buruk 2
menerjemahkan ke dalam bahasa pemrogram. Cukup 3
b. Desain Sistem Baik 4
Tahapan dimana dilakukan penuangan pikiran
Sangat Baik 5
dan perancangan sistem terhadap solusi dari
permasalahan yang ada dengan menggunakan
perangkat pemodelan sistem seperti diagram Topsis dimulai dengan membangun sebuah
alir data (data flow diagram), diagram matriks keputusan. Pada matriks keputusan, kolom
hubungan entitas (entity relationship diagram) matriks menyatakan atribut yaitu kriteria-kriteria
serta struktur dan bahasan data. yang ada, sedangkan baris matriks menyatakan
c. Penulisan Kode Program alternatif yaitu nama perumahan yang akan
Penulisan kode program atau coding merupakan dibandingkan dan tipe kriteria adalah benefit.
penerjemahan design dalam bahasa yang bisa Matriks keputusan dapat dilihat pada tabel di
dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh bawah ini.
programmer yang akan meterjemahkan Tabel 3. Lokasi (C1)
transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini Kriteria Lokasi Bobot
lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam Jauh dari jalan utama 5
mengerjakan suatu sistem. Dalam artian Dekat dengan jalan
3
penggunaan komputer akan dimaksimalkan utama
dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai
maka akan dilakukan testing terhadap sistem Di bawah ini merupakan bobot dari kriteria
yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah luas.
menemukan kesalahan-kesalahan terhadap
sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki. Tabel 4. Luas (C2)
d. Pengujian Program Kriteria Luas Bobot
6 – 10 ha 5

B-1. 4
4 – 5 ha 4 A3 0.24 0.23 0.12
A4 0.12 0.24 0.12
1 – 3 ha 3
A5 0.14 0.12 0.2

Di bawah ini merupakan bobot kriteria dari


Lingkungan. Tabel solusi ideal positif
Tabel 5. Lingkungan (C3) A+ C1 C2 C3
Kriteria Lingkungan Bobot 0.35 0.35 0.35
Sangat Sehat 5
Kurang sehat 4 Tabel solusi ideal negatif
Tidak Sehat 3 A- C1 C2 C3
0.2 0.5 0.3

Dari beberapa kriteria yang ada di atas, maka


dilakukkan sampel dalam pembobotan yang 1. Menghitungkan jarak alternative dari solusi
dimana rumah susun dilibatkan dalam membuat ideal positif (D+) dan jarak alternative dari
suatu matriks dalam penentuan kualitas rumah solusi ideal negative (D-).
susun. Alternatif dari solusi ideal positif menggunakan
Rumus:
Tabel 8. Matriks Keputusan
√∑ ( )
Alternatif C1 C2 C3
A 5 5 5
B 3 4 4 Menghitung jarak alternative terbobot dengan
C 3 3 3 solusi ideal positif ( )
D 5 3 3
E 3 4 4 √( )2 + (0.57 – 0.35)2 + (0.57 – 0.35)2
Tabel 9. Menentukan bobot prefensi untuk setiap =√ = 0.381
criteria Dan seterusnya
Tabel 10.Perhitungan Separasi Positif
Kriteria Range (%) Bobot Alternatif
Lokasi 50 0.5 A 0.381
Luas 25 0.25 B 0.272
Lingkungan 25 0.25 C 0.162
D 0.147
Membuat Matriks keputusan yang ternormalisasi E 0.132
setelah matrik keputusan dibangun, selanjutnya
adalah membuat matriks keputusan ternormalisasi Menghitung jarak alternatif terbobot dengan solusi
R yang elemen-elemennya ditentukan dengan ideal negative ( )
rumus persamaan :

√∑( )
√∑
Matriks keputusan ternormalisasi dapat dilihat pada
√( )2 + (0.57 – 0.5)2 + (0.57 – 0.3)2
penyelesaian berikut :
=√ = 0.24
Tabel 11. Perhitungan Separasi Negatif
r11 =
√ Alternatif
|x1| = √ A 0.24
=√ B 0.021
= √ = 8.66 C 0.082
r11 = = = 0.577 D 0.064
r21 = = = 0.577 E 0.032
r31 = = = 0.577
dst
Setelah menghitung separatif negatif lternative dari
solusi ideal positif (A+) dan jarak alternative solusi
ideal negative (A-), selanjutnya adalah menghitung
Sehingga diperoleh hasil perhitungan matriks keputusan kedekatan relative terhadap solusi ideal positif.
ternormalisasi sebagai berikut :
Tabel pengurutan alternatif
C1 C2 C3
A1 0.57 0.57 0.57 Alternatif Nilai
A2 0.42 0.34 0.25 A 0.190

B-1. 5
B 1 conditioning market inChina”. Journal of
C 0.75 Computational Science. 5, 99–105.
D 0.603 [3] Xu Qiang, Zhang Yuan-Biao, Zhang Jing, dan
E 0.79 Lv Xin-Guang. 2015. “Improved TOPSIS
Model and its Application in the Evaluation of
NCAA Basketball Coaches”. Modern Applied
4. Implementasi Program
Science. 9, 2.
4.2.1. Halaman Utama
[4] Suryandini Afrian, dan Indriyati. 2015.
“Sistem Pendukung Keputusan untuk
Penentuan Minat Peserta Didik di SMA
Menggunakan Metode TOPSIS”. Jurnal
Masyarakat Informatika. 6, 11.
[5] Efraim Turban, et al. (2005). Decision Support
System and Intelegence System Ed. 7,
Prentice-Hall.
[6] Olson D. L. 2004. “Comparison of Weights
in TOPSIS Models”. Mathematical and
Computer Modelling. 40, 721-727. Bibit Ikan
Air Tawar menggunakan metode TOPSIS.
Bandung: STMIK
4.2.2. Halaman Decission Support System

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah bahwa menentukan kualitas
rumah susun dengan kriteria-kriteria lokasi, luas,
dan lingkungan dan diperoleh hasilnya yaitu
alternatif B dengan nilai 1 dan E dengan nilai 0.79
yang dinyatakan sehat.

5.2. Saran
Saran yang diberikan untuk penelitian ini yaitu:
1. Perlu ditambahkan lagi kriteria-kriteria yang
lain agar data yang diperoleh lebih akurat.
2. Pengembangan selanjutnya dapat dilakukan
dengan metode yang lain seperti TOGAF,
Weighted Product (WP).

DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat,
Jakarta, 2007.
[2] Zhu Xiaoqian, Wang Fei, Wang Haiyan,
Liang Changzhi, Tang Run, SunXiaolei, dan
Li Jianping.
2014. “TOPSIS method for quality
credit evaluation: A case of air-

B-1. 6

Anda mungkin juga menyukai