OLEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dari beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan pemikiran yang tepat dan sistematis dengan
tahapan yang disusun untuk mencari, menyusun, menganalisis dan menyimpulkan data
tersebut untuk dipahami, dipecahkan, dan diuji untuk mengantisipasi masalah dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Sugiyono (2018, hlm. 213) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme (tepatnya fenomenologi),
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah di mana peneliti sendiri adalah
instrumennya, teknik pengumpulan informasi / data dan di analisis yang bersifat
kualitatif lebih menekan pada makna. Metodologi penelitian kualitatif bertujuan untuk
menganalisis dan mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui aktivitas
sosial, sikap dan persepsi orang secara individu atau kelompok.
Selain jenis atau macam yang dibagi berdasarkan cara pengolahan, analisis data, dan
cara menarik simpulannya, tentunya terdapat berbagai jenis lainnya yang belum
dipaparkan. Misalnya, menurut Sugiyono (2018, hlm. 9) Jenis-jenis metode penelitian
adalah sebagai berikut:
Penelitian Dasar
Suriasumantri dalam Sugiyono (2018, hlm. 9) penelitian dasar adalah metode yang
bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Penelitian Terapan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
praktis (Suriasumantri dalam Sugiyono, 2018, hlm. 9).
Penelitian Pengembangan
Borg dan Gall dalam Sugiyono (2018, hlm. 9) menyatakan bahwa, penelitian dan
pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Penelitian Eksperimen
Merupakan metode yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu.
Metode Survei
Survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah.
Penelitian Naturalistik/Kualitatif
Merupakan metode yang digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan
penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat
empirik, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data bukan pandangan peneliti.
Metode Kuantitatif
merupakan metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
Metode kualitatif
adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme (fenomenologi),
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.
a. Klasifikasi menurut tujuan.
Klasifikasi penelitian menurut tujuan dibagi menjadi 2, diantaranya:
1. Penelitian murni
Yaitu penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Penelitian Terapan
Yaitu penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan
tertentu. Terdapat 3 macam contoh:
Penelitian Evaluasi
Penelitian yang diharapkan mampu memberikan masukan atau mendukung
pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif
tindakan.
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk
tersebut mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
Penelitian Tindakan
Penelitian yang dilakukan untuk segera dipergunakan sebagai dasar
tindaka pemecahan masalah yang ada.
Teori ini adalah kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori
rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan
yang terdapat pada teori inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh
pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih mencerminkan kepentingan-
kepentingan dari kelompok yang kuat dan yang mampu mengorganisasikan
kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari
kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu
mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan.
Lebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka pendek
dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan
peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang mendasar.
Sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan (inkremental) tidaklah
memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat
keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar
kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna
mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk
melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilan
keputusan itu Dengan demikian, model pengamatan terpadu ini pada dasarnya
merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan model rasional komprehensif
dan moder inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
2.3 …
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka