Anda di halaman 1dari 100

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA

MENINGKATKAN KINERJA DAN KOMPETENSI

GURU PAI DI SMPN 1 TEMBELANG

TUGAS AKHIR

MOCH. ILMI AMIRULLOH

NIM. 2001011961

UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA
MENINGKATKAN KINERJA DAN KOMPETENSI

GURU PAI DI SMPN 1 TEMBELANG

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian

Program Sarjana Pendidikan Agama Islam

MOCHAMMAD ILMI AMIRULLOH

NIM. 2001011961

UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2023

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Moch. Ilmi Amirulloh

NIM : 2001011961

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Agama Islam, Universitas KH.A. Wahab Hasbullah

Judul TA : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KINERJA DAN KOMPETENSI GURU
PAI DI SMPN 1 TEMBELANG

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir Yang saya tulis ini benar-
benar tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik Sebagian
atau seluruhnya, kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata cara penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Tugas Akhir ini hasil
plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Jombang,…………………
Yang membuat pernyataan

Materai 10.000,-

Moch. Ilmi Amirulloh


NIM.2001011961

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir : Moch. Ilmi Amirulloh

NIM : 2001011961

Judul : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA


MENINGKATKAN KINERJA DAN KOMPETENSI GURU
PAI DI SMPN 1 TEMBELANG

ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan Tugas Akhir.

Jombang,…………..
Dosen Pembimbing

Chusnul Chotimah, M,Pd.I


NIDN.

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir oleh : Moch. Ilmi Amirulloh

NIM : 2001011961

Judul : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM


UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN
KOMPETENSI GURU PAI DI SMPN 1 TEMBELANG

ini telah dipertahankan dihadapan dewan penguji pada tanggal

…………………….

Dewan Penguji, Tanda Tangan Tanggal Selesai


1.

…………..…….……. …………….…………

2.

………………………. ……………………….

Mengesahkan Mengetahui
Dekan Fakultas Agama Islam Kaprodi Pendidikan Agama Islam

Drs. Waslah, M.Pd.I Dr. Didin Sirojudin, M.Pd.I

NIDN. ………………… NIDN. …………………

v
ABSTRAK
Ilmi Amirulloh, M. 2023. Kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI di SMPN 1
Tembelang. Tugas akhir, program studi Pendidikan Agama Islam
FAI universitas kh. A. Wahab hasbullah tambakberas jombang,
pembimbing: chusnul chotimah, M.Pd.I.

Kepemimpinan kepala sekolah meupakan kemampuan sebagai pemimpin


dalam suatu Lembaga Pendidikan yang mana sejatinya pemimpin itu mempunyai
wewenang dalam menggerakkan semua komponen di Lembaga Pendidikan
tersebut, kinerja guru merupakan prestasi seorang guru dalam hal mengabdi pada
Lembaga Pendidikan yang di ampu, kompetensi guru merupakan komponen
komponen yang harus dimiliki guru sehingga membuahkan kinerja guru yang
baik. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat, mengamati serta mempelajari
kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja dan kompetensi
guru Pendidikan agama islam di SMPN 1 Tembelang Jombang. Aspek yang
diteliti meliputi kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan kompetensi guru
Pendidikan agama islam. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif yang melibatkan subjek guru Pendidikan agama islam, kepala kurikulum
dan kepala sekolah, Teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi
dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
kepemimpinan kepala sekolah sebagai leader, manajer, supervisor, motivator,
administrator mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya hingga mampu
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru Pendidikan agama islam. Upaya yang
di lakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja dan kompetensi guru
Pendidikan agama islam meliputi; pengikutsertaan tenaga pendidik Pendidikan
agama islam dalam kegiatan seminar, lokalkarya, workshop, pelatihan pelatihan
dan MGMP. Kinerja dan kompetensi guru Pendidikan agama islam pelatihan
pelatihan yang diberikan sangatlah bermanfaat baik dari segi internal maupun
external, khususnya MGMP dalam kegiatan ini para guru mapel di kumpulkan
untuk berdiskusi perihal materi, kendala, fasilitas dll di ruang kelas, dari segi
internal nya para guru Pendidikan agama islam bisa saling bertukar pendapat dari
banyak pandangan sehingga baik dari guru senior maupun junior akan punya
berbagai sudut pandang tentang pengalaman dalam melaksanakan KBM di ruang
kelas, dari segi eksternalnya para guru bisa saling memperkuat tali silaturahim
sehingga kerja sama dan kontribusi di dalam satu Lembaga menumbuhkan
kerukunan yang harmonis antar sesama guru.

vi
Kata Kunci: kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru, kompetensi guru

vii
ABSTRACT
Ilmi Amirulloh, M. 2023. Principal leadership in efforts to improve the
performance and competency of PAI teachers at SMPN 1
Tembelang. Final project, FAI Islamic Religious Education study
program, kh university. A. Wahab Hasbullah Tambakberas
Jombang, supervisor: Chusnul Chotimah, M.Pd.I.
Principal leadership is the ability as a leader in an educational institution
where the leader actually has the authority to move all components in the
educational institution, teacher performance is the achievement of a teacher in
terms of serving the educational institution that is managed, teacher competence is
a component that must be teachers have so that it produces good teacher
performance. So this research aims to see, observe and study the leadership of
school principals in an effort to improve the performance and competence of
Islamic religious education teachers at SMPN 1 Tembelang Jombang. The aspects
studied include the leadership of the school principal, teacher performance and
competency of Islamic religious education teachers. Researchers used descriptive
qualitative research methods involving Islamic religious education teachers,
curriculum heads and school principals, data collection techniques through
observation, documentation and interviews. The data analysis technique uses data
reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this research
show that: the leadership of the school principal as leader, manager, supervisor,
motivator, administrator is able to optimize his role and function so that he is able
to improve the performance and competence of Islamic religious education
teachers. Efforts made by school principals to improve the performance and
competency of Islamic religious education teachers include; participation of
Islamic religious education teaching staff in seminars, local works, workshops,
training and MGMP activities. The performance and competency of Islamic
religious education teachers, the training provided is very useful both from an
internal and external perspective, especially MGMP in this activity, subject
teachers are gathered to discuss materials, obstacles, facilities, etc. in the
classroom, from an internal perspective, the education teachers Islamic religion
can exchange opinions from many points of view so that both senior and junior
teachers will have various points of view regarding experiences in implementing
teaching and learning in the classroom, from an external perspective, teachers can
strengthen ties of friendship with each other so that cooperation and contribution
within one institution fosters harmonious harmony between fellow teachers.
Keywords: principal leadership, teacher performance, teacher competency

viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan ridhonya sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Adapun tugas akhir ini
berjudul “Kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja dan
kompetensi guru Pendidikan agama islam di SMPN 1 Tembelang Jombang”.
Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan di Fakultas Agama
Islam Universitas KH. Abdul Wahab Hasbullah. Tidak dapat disangkal bahwa
butuh usaha yang keras dalam penyelesaian pengerjaan tugas akhir ini.
Terima kasih saya sampaikan kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Ir. H. Gatot Ciptadi, DESS., selaku Rektor Universitas
KH. A. Wahab Hasbullah.
2) Dekan Fakultas Agama Islam KH. Abdul Wahab Hasbullah Drs. Waslah,
M.Pd.I yang telah memberikan kemudahan dalam administrasi akademik
peneliti.
3) Kaprodi Pendidikan Agama Islam Dr. Didin Sirojuddin M.Pd.I yang telah
meluangkan banyak waktu dalam membina dan mengarahkan peneliti.
4) Chusnul Chotimah, M.Pd.I selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas akhir ini dan Segenap
Dosen Fakultas Agama Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmu
selama kuliah dan seluruh staff yang selalu sabar melayani segala
administrasi selama proses penelitian ini.
5) Orang tua saya yang telah memberikan dukungan kepada saya agar tugas
akhir ini selesai tepat pada waktunya.
6) Teman-teman saya yang telah membantu dalam penulisan tugas akhir ini.
Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat balasan pahala
serta keberkahan dari Allah Swt. dan akhirnya saya menyadari bahwa tugas akhir
ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan
yang saya miliki. Untuk itu saya dengan kerendahan hati mengharapkan saran dan
kritik untuk membangun laporan penelitian ini.

ix
MOTTO

‫َجِّرْب َوَالِحْظ َتُكْن َعاِرًفا‬

“Perhatikan dan cobalah, niscaya kau akan menjadi orang yang tahu (berilmu)”

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
MOTTO.................................................................................................................ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
E. Batasan Penelitian........................................................................................6
BAB II ....................................................................................................................8
KAJIAN TEORI.....................................................................................................8
A. Landasan Teori...........................................................................................8
1. Kepala Sekolah.......................................................................................8
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah.............................................................9
2.1......................................... Pengertian kepemimpinan kepala sekolah
..........................................................................................................9
2.2.............................................................. Tugas pokok kepala sekolah
........................................................................................................10
2.3................................................. Peran kepemimpinan kepala sekolah
........................................................................................................11
3. Kompetensi Pendidik...........................................................................22
3.1.................................................................................. Pengertian guru
........................................................................................................22
3.2.............................................................. Pengertian kompetensi guru
........................................................................................................22
3.3......................................... Kompetensi yang harus dimiliki pendidik
........................................................................................................25
4. Kinerja Guru.........................................................................................30

xi
4.1.......................................................................Pengertian kinerja guru
........................................................................................................30
4.2............................................Tugas dan tanggung jawab sebagai guru
........................................................................................................32
4.3............................................Factor yang mempengaruhi kinerja guru
........................................................................................................33
5. Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Kepemimpinan Kepala
Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Dan Kompetensi Guru
Pendidikan Agama Islam.....................................................................36
B. Penelitian Terdahulu...............................................................................36
C. Kerangka Berpikir...................................................................................41
BAB III..................................................................................................................42
METODE PENELITIAN....................................................................................42
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian............................................................42
B. Kehadiran Peneliti...................................................................................43
C. Lokasi Penelitian......................................................................................43
D. Sumber Data.............................................................................................43
1. Sumber Data Primer.............................................................................43
2. Sumber Data Sekunder.........................................................................44
E. Prosedur Pengumpulan Data..................................................................44
1. Observasi..............................................................................................44
2. Wawancara...........................................................................................45
3. Dokumentasi........................................................................................45
F. Teknik Analisi Data.................................................................................45
1. Reduksi Data........................................................................................46
2. Penyajian Data.....................................................................................46
3. Verifikasi Data.....................................................................................46
G. Uji Keabsahan Data.................................................................................46
1. Uji Kredibilitas Data............................................................................47
2. Uji Ketergantungan..............................................................................47
3. Uji Kepastian .......................................................................................47
4. Uji Keterampilan..................................................................................47

xii
BAB IV..................................................................................................................49

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................................49


1. Sejarah Singkat SMPN 1 Tembelang Jombang...................................49
2. Profil SMPN 1 Tembelang Jombang...................................................49
3. Visi Dan Misi SMPN 1 Tembelang Jombang......................................49
B. Hasil Penelitian.........................................................................................51
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
Dan Kompetensi Guru Pai Di SMPN 1 Tembelang Jombang.......51
a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Leader...........................52
a) Kepala Sekolah Sebagai Penggerak.........................................53
b) Kepala Sekolah Sebagai Pengarah...........................................54
c) Kepala Sekolah Sebagai Pembimbing.....................................55
d) Kepala Sekolah Sebagai Motivator..........................................57
2. Kinerja Dan Kompetensi Guru Pai Di SMPN 1 Tembelang
Jombang..............................................................................................59
1. Kinerja Guru Pai Di Smpn 1 Tembelang Jombang........................59
A. Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Dan Silabus..........60
2. Kompetensi Guru Pai Di Smpn 1 Tembelang Jombang................61
A. Supervisi Guru Pai...................................................................62
3. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................65
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Dan Kompetensi Guru Pai Di SMPN 1 Tembelang
Jombang........................................................................................64
A. Pemimpin.................................................................................64
B. Manajer....................................................................................64
C. Pendidik....................................................................................65
D. Administrator...........................................................................65
2. Kinerja Dan Kompetensi Guru Pai Di SMPN 1 Tembelang....65

xiii
A. Rpp Dan Silabus Sebagai Penunjang Kinerja Guru Yang
Berkelanjutan...........................................................................66
B. Supervisi Guru Pendidikan Agama Islam................................66

BAB V ...................................................................................................................68

PENUTUP.............................................................................................................68

A. Kesimpulan...............................................................................................68
B. Saran..........................................................................................................69
1. Untuk Kepala Sekolah SMPN 1 Tembelang........................................69
2. Untuk Tenaga Pendidik SMPN 1 Tembelang......................................69
3. Untuk Pembaca....................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................70

LAMPIRAN..........................................................................................................73

A. Surat Tugas Bimbingan Tugas Akhir.........................................................75


B. Kartu Konsultasi Bimbingan Tugas Akhir.................................................76
C. Surat Permohonan Izin Penelitian..............................................................77
D. Balasan Permohonan Izin Penelitian..........................................................78
E. Foto Kegiatan Workshop Di SMPN 1 Tembelang Jombang.....................79
F. Foto Kegiatan MGMP Di SMPN 1 Tembelang Jombang.........................79
G. Foto Wawancara Dengan Kepala Sekolah SMPN 1 Tembelang Jombang....
....................................................................................................................80
H. Foto Wawancara Dengan Kepala Kurikulum SMPN 1 Tembelang
Jombang
....................................................................................................................80
I. Foto Wawancara Dengan Guru Pai SMPN 1 Tembelang Jombang..........81
J. Foto Supervisi Yang Dilakukan Di SMPN 1 Tembelang Jombang...........81
K. Foto Lokasi SMPN 1 Tembelang Jombang...............................................82
L. Foto Tata Tertib Guru Ketika Mengajar....................................................83
M. Foto Kepala Sekolah SMPN 1 Tembelang Terdahulu...............................84

xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap


kemajuan suatu Negara, serta sarana dalam membangun watak masyarakat
di suatu Negara. Masyarakat yang cerdas akan menjadi nuansa kehidupan
yang cerdas dan secara progresif akan membentuk kemandirian.
Masyarakat yang demikian akan menjadi investasi besar untuk berjuang ke
luar dari krisis dan menghadapi dunia global. Tugas guru yang paling
penting adalah mendidik dan mengajar murid. Sebagai pengajar guru
menyampaikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik
dengan menggunakan cara cara tertentu sehingga pengetahuan atau
keterampilan kepada anak didik dengan menggunakan cara cara tertentu
sehingga pengetahuan atau keterampilan itu tersampaikan dengan baik
kepada para siswa tersebut. Sebagai pendidik merupakan perantara aktif
akan nilai nilai norma susila yang tinggi dan luhur untuk bekal
bermasyarakat.

Melaksanakan tugasnya tersebut guru dituntut untuk berusaha dengan


maksimal dalam meningkatkan kualitas kerjanya, karena guru merupakan
jabatan profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus. Maka agar
tercapai ke efisien dan efektifitas kerjanya sangat diperlukan
profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas tugasnya. Oleh sebab itu,
tugas yang berat dari seorang guru pada dasarnya dapat dilaksanakan ileh
guru yang memiliki kinerja yang tinggi. Dalam melaksanakan tugasnya di
madrasah, guru selain berinteraksi dengan siswa juga berinteraksi dengan
kepala sekolah. Dengan kata lain perilaku kerja atau kinerja guru dalam
melaksanakan tugas yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah
sebagai pemimpin di lembaga pendidikan. kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan dapat mempengaruhi warga madrasah termasuk
guru agar tugas dan fungsinya secara lebih optimal yang diwujudkan

1
dalam kinerja, karena dari kedisiplinan, kreatifitas dan tanggungjawab
serta keteladanan seorang pemimpin ini yang memberikan pengaruh besar
pada kinerja guru. Fenomena yang terjadi pada saat ini menunjukkan
bahwa kepala sekolah kurang maksimal dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya, terbukti dengan adanya guru yang belum
melaksanakan tugas yang diharapkan kepala sekolah. Dalam konteks ini
jelas bahwa kepala sekolah kurang tegas dalam memberikan tindakan.
kepala sekolah lebih banyak pertimbangan, sehingga memberikan celah
bagi guru untuk tidak merespon positif yang diharapkan kepala sekolah.
Ketegasan dari kepala sekolah yang dilakukannya adalah benar dan sesuai
dengan aturan yang ditetapkan.

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk


menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan
menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar guru
sebagai manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efesien, yang dilakukan oleh seorang
Kepala Sekolah, serta kedisiplinan kreatifitas dan tanggungjawab
kepemimpinan yang dapat mempengaruhi kinerja guru yang baik, jika
pemimpin memberikan keteladanan yang baik. 1 Untuk dapat mencapai
tujuan pendidikan diperlukan sumber daya manusia yang bersemangat dan
cakap dalam bekerja, maksudnya para pelaksananya terutama para guru
harus memiliki kinerja yang tinggi. Sumber daya manusia yang memiliki
kualitas keberdayaan yang lebih efektif agar mampu mengatasi tantangan
dan masalah kompleks yang timbul sebagai akibat pengaruh perubahan
global baik dimasa sekarang maupun yang akan datang dalam pengaruh
perkembangan social dan budaya masyarakat pada umumnya. Sebab
dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang
persyaratan tertentu sebagaimana tertuang didalam Undang Undan

1
Suyani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah
Se-Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur, lampung 2018.

2
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa2: tenaga
kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaa,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pem-
belajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Agar kinerja guru dapat dilaksanakan dengan tanggung jawab dan dapat
berjalan dengan baik, maka diperlukan pengawasan agar kepala sekolah
dapat memberdayakan para guru secara maksimal. Aspek kunci peran
kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru untuk
memberi kesempatan secara maksimum guna mengembangkan belajar
siswanya. Supaya para guru dapat diberdayakan secara maksimal, maka
kepala sekolah harus dapat menjalankant ugasnya sebagai supervisor yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sebab
tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang pendidikan sedikitnya
mencakup tiga bidang yaitu tugas manajerial, supervisi dan
kewirausahaan. Dengan memahami akan tugas dan tanggung jawab
sebagai seorang pemimpin, kehadiran kepala sekolah dilembaga
pendidikan formal sangat penting.

Seorang kepala sekolah harus memiliki keaktifan dan keagresifan


dalam pelaksanaan tugasnya, juga harus tanggap dengan kondisi dan
situasi lingkungan sekolahnya. Apa yang menjadi kebutuhan guru, murid
dan sekolah umumnya harus menjadi perhatian utamanya. Terlebih dalam
melakukan tugasnya sebagai seorang supervisor bagi para gurunya,
sehingga dapat memberikan solusi dan langkah-langkah kebijakan kepada
para guru untuk melaksanakan tugasnya dan memberdayakan para guru
secara maksimal untuk meningkatkan kinerja disekolah yang dipimpinnya.

2
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 beserta
penjelasannya (Bandung : Fokus Media,2003),7.

3
Jika semuanya berjalan dengan baik akan tercipta peningkatan kualitas
pendidikan yang bermuara dari kinerja para guru karena para guru
merupakan pejuang pendidikan yang langsung berhadapan dengan siswa.
Tanpa adanya kinerja atau prestasi kerja para guru, peningkatan kualitas
pendidikan tidak akan tercapai. Kepala sekolah sebagai atasan langsung
dan pemegang kunci kepemimpinan disekolah, harus mampu
membangkitkan semangat kerja terhadap bawahannya sehingga dapat
tercipta bahwa semua warga sekolah mempunyai sikap dan perilaku yang
setia dan taat kepada tugas-tugas yang diembannnya. terutam bagi guru
dalam pengelolaan proses belajar mengajar. Begitu kompleknya tugas
seorang kepala sekolah “minimal harus mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan
pendidikan”.3 Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan
pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran ini merupakan sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Dalam perencanaan
harus melibatkan banyak orang, yang harus menghasilkan program yang
berpusat pada peserta didik, menjadi istimewa yang terus berkembang,
luwes, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai pendidik, guru
pendidikan agama hendaknya memiliki perencanaan (planning) pengajaran
yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya
dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran,
kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi pembelajaran. Unsur-
unsur tersebut merupakan bagian integral dari tanggung jawab guru dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tujuan
akhir dari proses Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan peserta
didik menjadi manusia yang memiliki ilmu, iman, dan amal yang tangguh,
teguh pendirian untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku

3
Marhan, Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam
(Pai) Di Sma Negeri 4 Pagaralam al bahtsu: vol 2 no 1, 2017

4
dalam masyarakat dan agama yang diyakininya. Artinya tujuan dari
Pendidikan Agama Islam adalah membentuk manusia menjadi insan yang
berkepribadian muslim. Namun demikian, sering terjadi masalah dalam
dunia pendidikan karena tidak semua peserta didik itu akan menjadi
manusia yang berkepribadian muslim.4

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka peneliti terdorong untuk


melakukan penelitian yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Meningkatkan Kinerja Dan Kompetensi Guru Pendidikan
Agama Islam Di SMPN 1 Tembelang Jombang”

4
Afwan Azrawie, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pai
Di Sma Pesantren Al-Quran Babussalam Al-Muchtariyah Selayar hal 9, makasar 2018

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja dan kompetensi guru di SMPN 1 Tembelang Jombang?
2. Bagaimana kinerja dan kompetensi guru pendidikan agama islam
di SMPN 1 Tembelang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru di SMPN 1 Tembelang
Jombang.
2. Untuk mengetahui kinerja dan kompetensi guru pendidikan agama
islam SMPN 1 Tembelang Jombang
D. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pemikiran dan memperkaya khasanah keilmuan dalam
dunia pendidikan.
b. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu acuan dalam melestarikan budaya pada lembaga
pendidikan khususnya bagi kerukunan dan keharmonisan segenap
elemen di dalam suatu budaya.

1) Untuk sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan


rujukan untuk mengenal sisi akademik SMPN 1 Tembelang
Jombang.
2) Untuk peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi modal bagi
peneliti dalam merealisasikan ilmu pengetahuan yang peneliti
miliki.
E. Batasan Penelitian
Adapun karena luasnya bahasan penelitian yang membahas
mengenai kepemimpinan. Maka peneliti memusatkan penilitian ini
hanya pada “Kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru pendidikan agama

6
islam di SMPN 1 Tembelang Jombang” disebabkan keterbatasan
peneliti untuk menguraikan segala hal yang membahas mengenai
Kepemimpinan kepala sekolah, kinerja dan kompetensi guru
Pendidikan agama islam agar penilitian ini lebih terarah.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

LANDASAN TEORI

A. Kepala Sekolah
a. Pengertian kepala sekolah
Kepala sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,
2005: 549) ialah orang (guru) yang memimpin suatu sekolah, atau disebut
juga sebagai guru kepala. Wahjosumidjo (2005: 83) mengatakan bahwa
kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar
atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran. Asmani (2012) mengatakan bahwa
kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai pemimpin sekolah atau suatu
lembaga tempat menerima dan member pelajaran. Yahya (2013)
mengatakan kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk
menduduki jabatan struktur tertinggi atau kepala sekolah di sekolah.
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki
jabatan struktur tertinggi atau kepala sekolah di sekolah Yahya (2013).
Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya harus bertindak secara
profesional, yakni bertugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
sebagaimana yang telah diamanahkan oleh peraturan yang berlaku. Kepala
profesional berupaya menjalankan perannya sebagai pemimpin dengan
baik. Yuliani & Kristiawan (2016) mengatakan bahwa kepemimpinan
menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh
yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktivitas serta hubungan di dalam sebuah kelompok atau
organisasi.
Menjadi kepala sekolah profesional merupakan pencapaian ideal dari
perjalanan seorang kepala sekolah. Menjadi kepala sekolah profesional
juga merupakan sebuah keniscayaan, sebab begitu banyak penelitian

8
membuktikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi
berbagai aspek dalam dunia Pendidikan Harapan besar digantungkan di
pundak seorang kepala sekolah, dengan harapan melalui kerja profesional
ia dapat membawa sekolah yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik dari
sebelumnya, dan menghadirkan kemaslahatan serta kesejahteraan bagi
semua warga sekolah.5

B. Kepemimpinan Kepala Sekolah


a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan untuk
menggerakkan tenaga Pendidikan, sehingga tujuan Pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan kepala
sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah untuk
mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program
program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam
mengarahkan visi dan misi pemimpin harus menetapkan tujuan kearah
kegiatan yang tepat dan memerintahkan untuk bergerak.
Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang
memiliki peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu
sekolah, sedangkan guru berada di posisi lain yang berperan besar dalam
keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas di samping
peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang tua siswa. Kualitas
kepemimpinan kepala sekolah yang di dalamnya terdapat juga
kepribadian, keterampilan dalam mengelola sekolah termasuk dalam
menangani masalah yang timbul disekolah, gaya kepemimpinan serta
kemampuan menjalin hubungan antar manusia sangat menentukan atau
memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas proses belajar dan
mengajar di sekolah.6

5
Mohammad Muspawi, Strategi menjadi kepala sekolah professional, Universitas Batanghari
Jambi 2020, vol 20 hal 402
6
Uray Iskandar, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Guru, Sambas,
Kalimantan barat hal 2

9
Kata kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu, kepala dan sekolah.
Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam suatu organisasi
atau suatu lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan
dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Bahwa kepala
sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru meberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselengarakan proses belajar mengajar,
atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid menerima pelajaran, kepala sekolah dilukiskan sebagai orang
yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan bagi para siswa.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan yang dipunyai
seorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran. Kepemimpinan kepala sekolah dapat diklafisikasikan
sebagai pendekatan kesifatan, perilaku dan situasional dalam studi
kepemimpinan kepala sekolah. Pendekatan pertama memandang
kepemimpinan kepala sekolah sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits)
yang tampak. Pendekatan yang kedua bermaksud mengidentifikasikan
perilaku-prilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah efektif.7
Abi Sujak berpendapat bahwa Kepemimpinan adalah pola hubungan
antar individu yang menggunakan wewenang dan pengaruh terhadap orang
lain atau sekelompok orang agar terbentuk kerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas. Kepemimpinan merupakan proses pengaruh
sosial dan sengaja dilakukan seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktivitas-aktivitas dan relasirelasi di dalam sebuah organisasi.

b. Tugas Pokok Kepala Sekolah


Tugas pokok kepala sekolah dijelaskan di dalam Permendikbud RI
Nomor 6 Tahun 2018 bab 6 pasal 15 sebagai berikut: (1) Beban kerja
kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial,
pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada Guru dan tenaga

7
rabadi, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di sma negeri 1
blangkejeren, universitas islam negeri ar-raniry darussalam, banda aceh 2019 hal 9.

10
kependidikan. (2), Beban kerja kepala sekolah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), bertujuan untuk mengembangkan sekolah dan meningkatkan
mutu sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan. (3),
Dalam hal terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan, Kepala
Sekolah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar
proses pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan
pendidikan yang bersangkutan. (4), Kepala Sekolah yang melaksanakan
tugas pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan tugas
tambahan di luar tugas pokoknya. (5) Beban kerja bagi kepala sekolah
yang ditempatkan di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) selain
melaksanakan beban kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(3) juga melaksanakan promosi kebudayaan Indonesia.8
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan
sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik serta mampu
melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi
tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Dalam mengelola sekolah,
kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala sekolah
merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan
Pendidikan secara luas.
c. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah Istilah kepemimpinan merupakan
terjemahan dari “leadership” yang berasal dari leader yang artinya
pemimpin, ketua, kepala. Banyak definisi kepemimpinan yang
dikemukakan oleh para pakar sesuai dengan perspektif individu masing
masing dari aspek yang paling menarik dari berbagai fenomena
kepemimpinan yang ada. Ada banyak pengertian tentang kepemimpinan. 9
Beberapa pengertian kepemimpinan yang dikutip oleh Yulk (2005) adalah
sebagai berikut: Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu
8
Ibid hal 403
9
Siti Aisyah dan Soltan Takdir, implementasi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah di
smp negeri 1 wamena kabupaten jayawijaya, STKIP Pesisir Selatan, 2017 vol 2 hal 120.

11
yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
hendak dicapai bersama.
Menurut Miftah Toha (2013), ada tiga faktor yang berinteraksi
menentukan efektifitas kepemimpinan yaitu:
1. Leader behavior (perilaku pemimpin) yaitu, efektifitas kepemimpinan
sangat dipengaruhi gaya memimpin seseorang.
2. Subordinate (bawahan) yaitu, efektifitas kepemimpinan dipengaruhi
oleh tingkat penerimaan dan dukungan bawahan. Bawahan akan
mendukung seorang pemimpin sepanjang mereka melihat tindakan
pemimpin dianggap dapat memberi manfaat dan meningkatkan
kepuasan mereka.
3. Situation yaitu, situasi dalam gaya kepemimpinan yaitu: hubungan
pemimpin anggota, tingkat dalam struktur tugas dan posisi kekuasan
pemimpin yang dapat melalui wewenang formal.10

Dedy Mulyasana dalam Nurmadiah (2017) merangkum kewajiban


kepala sekolah di antaranya sebagai berikut:
1. Menguraikan visi kedalam misi sasaran mutu (kualitas).
2. Menyusun target dan tujuan yang ingin dicapai.
3. Mengkaji terkait peluang, tantangan, kelemahan serta kekuatan
yang dimiliki sekolah.
4. Membentuk rencana kerja tahunan dan rencana kerja strategis
guna melaksanakan pengembangan mutu.
5. Bertanggung jawab ketika membuat keputusan dana sekolah.
6. Mengikutsertakan komite dan guru sekolah ketika mengambil
sebuah keputusan yang penting.
7. Menciptakan hubungan yang intens dari orang tua dan
masyarakat.

10
Edy Siremuliana tarigan, peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
guru sd di kecamatan Stabat kabupaten Langkat, program (pascasarjana universitas medan area)
Medan 2019 hal 9.

12
8. Meningkatkan dan mempertahankan motivasi kerja pendidik
dan tenaga kependidikan dengan memanfaatkan cara dengan
memberikan apresiasi terhadap suatu pencapaian serta
memberikan sanksi mengenai pelanggaran terhadap kode etik
dan peraturan.
9. Mewujudkan lingkungan belajar yang efektif.
10. Bertanggung jawab dalam merencanakan pelaksanaan
kurikulum disekolah.
11. Menyelenggarakan serta menyusun program supervisi.
12. Meningkatkan kualitas pendidikan.
13. Menjaga nama baik profesi, kedudukan dan lembaga sesuai
amanah yang telah diemban dan dapat memberikan teladan.
14. Memberikan fasilitas untuk penyebarluasan dan
pengembangan serta melaksanakan tujuan pembelajaran
mendukung dan mengkomunikasikan dengan baik kepada
seluruh warga sekolah.
15. Membina, mempertahankan serta membantu lingkungan
sekolah dan mendukung kegiatan belajar mengajar yang
kondusif dan menumbuhkan profesionalisme tenaga pendidik.
16. Pengelolaan sekolah serta pendayagunaan sumber daya yang
sering digunakan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat,
efektif efisien dan aman harus dipertanggung-jawabkan.
17. Membentuk kerjasama antara orang tua siswa, masyarakat dan
komite dalam melayani kepentingan serta kebutuhan seluruh
elemen yang terkait dan menggerakkan masyarakat.
18. Kepala sekolah dapat melimpahkan sebagian wewenang dan
tugas sesuai dengan bidang nya kepada wakil kepala sekolah.
Menurut Jelantik (2015) Sebagai pemimpin yang menentukan
dinamika sekolah menuju kemajuan di segala bidang dan gerbang
kesuksesan kehidupan. Di satu sisi keterampilan, emosional, intelektual,
sosial, spiritual dan kecakapan memiliki pengaruh yang cukup besar

13
terhadap cara kepemimpinan. Begitu juga kewibawaan dan relevansi
komunikasi serta kedalaman ilmu, keluasan pikiran membawa perubahan
dalam mengelola sekolah. Maka dari itu, kepala sekolah dituntut selalu
dapat mematangkan keterampilan, emosional, sosial, intelektual, spiritual
dan kecakapan.
Mulyasa (2011) menyatakan bahwa sikap dan perilaku atau kode etik
yang perlu dimiliki kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan
kepadanya.
2. Memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi untuk
mencapai sesuatu yang bermakna selama menduduki
jabatannya.
3. Menegakkan disiplin waktu dengan penuh kesadaran bahwa
disiplin merupakan kunci keberhasilan.
4. Melaksanakan setiap tugas dan kegiatan dengan penuh
tanggung jawab, dan selalu jelas makna (value) dari setiap
kegiatan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan.
5. Proaktif (berinisiatif melakukan sesuatu yang diyakni baik)
untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah, tidak hanya
reaktif (hanya melaksanakan kegiatan jika ada petunjuk).
6. Memiliki kemauan dan keberanian untuk menuntaskan setiap
masalah yang dihadapi oleh sekolahnya.
7. Menjadi leader yang komunikatif dan motivator bagi sifatnya
untuk lebih berprestasi, serta tidak bersikap bossy (pejabat
yang hanya mau dihormati dan dipatuhi).
8. Memiliki kepekaan dan merasa ikut bersalah terhadap sesuatu
yang kurang pas, serta berusaha untuk mengoreksinya.
9. Berani mengoreksi setiap kesalahan secara tegas dan bertindak
bijaksana, serta tidak permisif (mudah mengerti, maklum dan
memaafkan kesalahan).

14
Kepala sekolah yang berhasil adalah mereka yang memahami
keberadaan madrasah sebagai organisasi yang komplek dan unik, serta
mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
yang diberi tanggung jawab untuk memimpin madrasah.

Peran kepemimpinan kepala sekolah di antaranya:


1. Membangun Visi
Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam
organisasi. Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara
efektif dapat menggerakkan orang ke arah tujuan yang dicita-citakan,
sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur, tidak
memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya
kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan
keterpurukan. Untuk mencapai apa yang dicita-citakan seorang
pemimpin haruslah mempunyai visi atau pandangan yang jauh kedepan
tentang arah dan gambaran masa depan seperti apa yang ingin dicapai.
Kemudian dengan berlandaskan visi tersebut seorang pemimpin
bergerak dan bekerja serta menggerakkan orang lain untuk bersama
sama mewujudkan apa yang dicita-citakan.

2. Perilaku Pemimpin
Selain visi, karakteristik atau perilaku seorang pemimpin juga
sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kepemimpinan seseorang.
Seorang kepala sekolah bersikap dalam kesehariannya menjadi panutan
dan sumber inspirasi bagi bawahannya. Kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin seharusnya dalam praktik sehari-hari selalu berusaha
memperhatikan dan mempraktikkan delapan fungsi kepemimpinan
dalam kehidupan madrasah. seorang pemimpin haruslah bisa
memberikan kenyamanan kepada bawahannya sekaligus juga
memberikan ketegasan sebagai bentuk pendidikan dalam rangka
membina, mengajak, merangkul, dan mengayomi agar semua elemen

15
dalam madrasah mempunyai kesamaan visi, misi, serta tujuan yang
sama yaitu membentuk karakter siswa melalui proses yang namanya
pendidikan.11

Kepala sekolah merupakan seorang yang diberi tugas oleh bawahanya


untuk memimpin suatu madrasah/sekolah di mana di dalam sekolah
diselenggarakan proses belajar mengajar. Didalam menjalankan tugasnya
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia
yang ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan
tugastugasnya yang telah diberikan kepada mereka. Kepala sekolah
sebagai pimpinan di sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk
memenuhi harapan dari berbagai pihak yang terkait, sesuai peran dan tugas
kepala sekolah yaitu sebagai pemimpin, manajer, pendidik, administrator,
innovator, supervisor dan motivator.
Mulyasa menyebutkan bahwa untuk mendukung visinya dalam
meningkatkan kualitas tenaga kependidikan, kepala sekolah harus
mempunyai peran sebagai berikut:12
1. Kepala sekolah sebagai Educator (pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di
sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di
sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi
yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha
memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.

11
suyani, kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru madrasah ibtidaiyah se-
kecamatan jabung kabupaten lampung timur, (program pascasarjana institut agama islam negeri
(iain) metro) 2018 hal 51-52
12
mahmud as saqofi, peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di man 1 kota
semarang, universitas islam negeri walisongo semarang 2021 hal 21

16
2. Kepala sekolah sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai manajer, mempunyai fungsi menyusun
perencanaan, mengkoordinasikan kegiatan, melakukan pengawasan,
melakukan evaluasi terhadap kegiatan, mengadakan rapat, mengambil
keputusan, mengatur proses pembelajaran, mengatur administrasi, dan
mengatur tata usaha, siswa, ketenagaan, sarana, dan prasarana, keuanga.
3. Kepala sekolah sebagai Administrator
Khususnya berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.
Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya
dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan
kompetensi guru.
4. Kepala sekolah sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor, supervisi adalah kegiatan
mengamati, mengidentifikasi mana hal-hal yang sudah benar, mana
yang belum benar, dan mana pula yang tidak benar, dengan maksud
agar tepat dengan tujuan memberikan pembinaan.
5. Kepala sekolah sebagai Leader (pemimpin)
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah dapat
menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
6. Kepala sekolah sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,
kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin
hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

17
tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model
pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan
tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,
kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan.
7. Kepala sekolah sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).13
Fungsi dan tugas kepala sekkolah yang diatur dengan
Kemendikbud No. 0489/U/ 1992 dan Kepmendikbud No. 054/U/1993
menyebutkan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai tugas:
a. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan
b. Membina kesiswaan.
c. Melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan
tenaga kependidikan lainnya.
d. Menyelenggarakan administrasi sekolah.
e. Merencanakan pengembangan, pendayagunaan dan
pemeliharaab sarana prasarana.
f. Dan melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan,
orang tua dan masyarakat.
Kepala sekolah dalam jabatannya berfungsi sebagai Edukator,
Manajer, Administrator, Supervisor. Namun kepala sekolah di bidang
manajer memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:14
a. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain,
pengertian orang lain tidak hanya guru, staf, siswa dan
orang tua siswa, melainkan termasuk atasan kepala sekolah,
13
Mahmud As Saqofi, peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di man 1 kota
semarang, universitas islam negeri walisongo semarang 2021 hal 22-28.
14
Siti Julaiha, konsep kepemimpinan kepala sekolah, IAIN Samarinda 2019 vol 6 hal 55.

18
para kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang
berhubungan dan bekerjasama.
b. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung
jawabkan, keberhasilan dan kegagalan bawahan merupakan
cerminan langsung keberhasilan atau kegagalan kepala
sekolah.
c. Dengan waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah
harus mampu menghadapi berbagai persoalan, dengan
segala keterbatasan kepala sekolah harus dapat mengatur
pemberian tugas secara tepat.
d. Kepala sekolah harus berfikir secara analistik dan
konseptual, fungsi ini berarti kepala sekolah harus dapat
memecahkan persoalan melaui suatu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan solusi yang feasible.
e. Kepala sekolah sebagai juru penengah, dalam lingkungan
sekolah sebagai suatu organisasi yang didalamnya terdapat
manusia-manusia yang mempunyai latar belakang yang
berbedabeda, pendidikan dan latar belakng sosial yang
berbeda sehingga memungkinkan terjaadinya perselisihan,
maka apabila terjadi perelisihan kepala sekolah harus turun
tangan sebagai pelerai atau penengah.
f. Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang
politisi, berarti bahwa kepala sekolah harus selalu berusaha
meningkatkan tujuan organisasi serta mengembangkan
program jauh ke depan.
g. Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam peranan
sebagai diplomat dalam berbagai macam pertemuan kepala
sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjadi kepala sekolah
profesional menurut Zulkifli (2014) ialah harus mengerti atau
memahami secara komprehensif tentang kemampuan dan kinerja

19
manajerialnya dalam konteks memimpin sebuah sekolah agar sekolah
tersebut dapat bernuansa budaya yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat. Lebih lanjut Zulkifli mengemukakan bahwa kepala sekolah
harus:
a) Mempunyai pengetahuan serta wawasan yang jauh ke
depan serta mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan
dan memahami tentang cara yang akan ditempuh.
b) Mempunyai kemampuan dalam menyerasikan dan
mengkoordinasikan sumber daya guna untuk mencapai dan
memenuhi tujan serta kebutuhan sekolah.
c) Mempunyai keahlian dalam mengambil keputusan dengan
akurat, cepat, tepat dan cekat.
d) Mempunyai keahlian dalam memobilisasi sumber daya agar
dapat mencapai dan menggugah bawahannya dalam
melakukan atau dalam mencapai tujuan sekolah.
e) Mempunyai toleransi terhadap perbedaan pada setiap
orang.
Sudrajat (2008) seorang praktisi pendidikan Indonesia,
menyampaikan 13 faktor kritis terkait dengan keberhasilan kepala
sekolah dalam mengembangkan prestasi belajar siswa yang
diidentifikasi oleh Southern Regional Education Board (SREB) berikut:
1. Menciptakan misi yang terfokus pada upaya peningkatan
prestasi belajar siswa.
2. Ekspektasi yang tinggi bagi semua siswa dalam
mempelajari bahan pelajaran.
3. Menghargai dan mendorong implementasi praktik
pembelajaran yang baik.
4. Memahami bagaimana memimpin organisasi sekolah.
5. Memanfaatkan data untuk memprakarsai upaya
peningkatan prestasi belajar siswa dan praktik Pendidikan.

20
6. Menjaga agar setiap orang dapat fokus pada prestasi belajar
siswa.
7. Menjadikan para orang tua sebagai mitra dan membangun
kolaborasi untuk kepentingan pendidikan siswa.
8. Memahami proses perubahan dan mengelolanya.
9. Memahami bagaimana orang dewasa belajar.
10. Memanfaatkan dan mengelola waktu dengan cara-cara yang
inovatif.
11. Memperoleh dan memanfaatkan berbagai sumber daya
secara bijak.
12. Mencari dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak.
13. Belajar secara terus menerus dan bekerja sama dengan
rekan sejawat.
Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan
pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan
pelajaran mengenai tingkah laku.15 Selanjutnya Winardi (2002:6)
memaparkan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada
dalam diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan
imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerja secara
positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Yaslis Ilyas (2002: 129) mengemukakan motivasi kerja adalah
sesuatu hal yang berasal dari internal individu yang menimbulkan
dorongan atau semangat untuk bekerja keras. Motivasi kerja guru
adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan atau
kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu
tugas. Wahjosumidjo memaparkan (2007: 48) budaya sekolah
merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan antara nilai-

15
Sri Setiati, pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan budaya sekolah
terhadap kinerja guru, 2013 Yogyakarta, Vol 2 hal 203.

21
nilai (value) yang dianut oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dengan
nilai-nilai yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada di
sekolah. Budaya sekolah atau iklim sekolah (fisik dan non fisik) yang
kondusif akademik merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses
belajar mengajar yang efektif.
(DITPSMP, 2006), sedangkan menurut Riduwan (2010: 113)
lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan atau
ekspektasi yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan
kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa (student centered activities)
adalah contoh contoh budaya sekolah yang dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa.
C. Kompetensi Pendidik
a. Pengertian Guru
Guru adalah pribadi yang selalu digugu dan ditiru, menjadi seorang
guru itu tidaklah mudah karena guru merupakan suatu profesi atau
jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak
dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar pendidikan. Kata guru
sudah tidak asing lagi di telinga kita, kata guru memiliki banyak
sinomin kata seperti: pendidik, pelatih, pengajar, trainer, tutor dan lain
sebagainya. Dimana tugas mereka adalah sama-sama mendidik dan
mengajar para peserta didiknya baik itu dalam pendidikan formal
maupun informal. Seperti yang dikatakan oleh Syaiful Bahari
Djamarah “Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus
dilembaga formal.”
Menurut Abuddin Nata, menjelaskan makna guru sebagai
“seseorang yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau
pengalaman kepada orang lain.” Selain itu, Ramayulis berpendapat
bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk membimbing
peserta didik menjadi manusia yang manusiawi yang memanusiakan
manusia, sehingga tugas utamanya yaitu “mendidik, mengajar,

22
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
muridnya dalam pendidikan.”
b. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Uzer Usman (1997), Kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kualitatif
maupun kuantitatif. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan
nilai nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak secara konsisten dan terus menerus sehingga memungkinkan
seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan nilai nilai dasar untuk melakukan sesuatu
(Depdiknas, 2003).
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam kompetensi, Gordo
menjelaskan beberapa ranah dalam konsep kompetensi : 1)
pengetahuan,, kesadaran dalam kognitif, 2) pemahaman, kedalaman
kognitif dan efektif individu, 3) kemampuan, sesuatu yang dimiliki
peserta didik untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, 4)
nilai, standart yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu
dalam diri seseorang, 5) sikap, perasaan atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang dating dari luar, 6) minat, kecenderungan seseorang
untuk melakukan perbuatan, (Mulyasa, 2005).
Pengertian kompetensi dalam hal ini adalah memandang
kompetensi sebagai hasil pembelajaran dalam perspektif Pendidikan,
yang mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
kerja. Sebagai karakteristik individu yang melekat, kompetensi
merupakan bagian dan kepribadian individu yang relatif stabil, dapat
dilihat, serta di ukur dari perilaku individu yang bersangkutan di tempat
kerja atau dalam berbagai situasi 16. Jordan, Carlile, and Stack (2008:
203) membedakan antara kompetensi dan kompeten. Kompetensi
adalah kemampuan dalam melakukan seperangkat tugas yang
membutuhkan integerasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap,

16
Rina Febriana, Kompetensi Guru, PT Bumi Aksara, Jakarta Timur 2021, Hal 2

23
sedangkan kompeten adlah kemampuan melakukan peran secara efektif
dalam suatu konteks.
Kompetensi lebih dari sekedar pengetahuan dan keterampilan. Ini
melibatkan kemampuan untuk memnuhi tuntutan kompleks, dengan
memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya psikososial (termasuk
keterampilan dan sikap) dalam konteks tertentu (OECD, 2003:4).
Secara sederhana kompetensi dapat dimaknai sebagai “sesuatu yang
benar-benar dilakukan seseorang dan dapat diobservasi” (Bartram,
Robertson, & Callinan, 2002, dalam Guillen dan Saris, 2003:66).
(Susiana, 2018) Pentingnya kualisifikasi seorang guru dalam
mendorong meningkatkan mutu Pendidikan, oleh karenanya adanya
kompetensi guru sebagai salah satu pelaku penting dalam proses belajar
mengajar. terlebih lagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam bidang Pendidikan/pembelajaran harus terus
dikembangkan, dengan demikian dibutuhkan tenaga pendidik/guru yang
dapat mengacu pada peningkatan mutu peserta didik. Untuk memenuhi
hal tersebut guru harus memenuhi keseluruhan empat kompetensi dasar
guru, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional.17
Dalam system Pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada Bab XI, Pasal 39, ayat (2) dikemukakan: “Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan, pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi”. Amanat undang-undang No 20 tersebut diperjelas
dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
bahwa untuk menjadi tenaga professional harus memiliki kompetensi

17
Hafisah M. Nur dan Nurul Fatonah, Paradigma Kompetensi Guru, Universitas Garut 2022, vol 1
hal 13.

24
sesuai standar. Pada bab I, Pasal 1, angka 10 dijelaskan bahwa:
“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pada bab IV, Pasal
8 dijelaskan bahwa “Guru wajib memilikikualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan
nasional”. Terkait dengan kompetensi, dijelaskan pada Bab IV Pasal 10
ayat (1) yaitu: “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Keempat kompetensi tersebut merupakan standar yang
wajib dipenuhi oleh setiap pendidik (PP Nomor 19 tahun 2005 tentang
SNP, pada Bab VI Pasal 28 ayat (3). Lebih rinci lagi, dijelaskan pada
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
c. Kompetensi yang Harus Dimiliki Pendidik
Berdasarkan kebijakan Pendidikan yang berlaku, dimensi
kompetensi guru mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, dengan
penjelasan singkat sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen di kemukakan bahwa kompetensi
pedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik”. Intinya, kompetensi merujuk kepada
kemampuan seseorang, dalam menjalankan tugasnya.
Dalam Depdiknas (2004:9) dijelaskan bahwa “kompetensi
pengelolaan pembelajaran” dapat dilihat dari kemampuan
merencanakan program belajar mengajar, kemampuan
melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar

25
mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Dari
sumber yang sama, terdapat penjelasan bahwa kompetensi
guru dalam penyusunan rencana pembelajaran meliputi: 1)
Mampu mendeskripsikan tujuan; 2) Mampu memilih
materi; 3) Mampu mengorganisir materi; 4) Mampu
menentukan metode/strategi pembelajaran; 5) Mampu
menentukan sumber belajar /alat peraga pembelajaran; 6)
Mampu menyusun perangkat penilaian; 7) Mampu
menentukan teknik penilaian dan 8) Mampu
mengalokasikan waktu.
2. Kompetensi Kepribadian
Kepribadian erat kaitannya dengan karakter
individu, sehingga kompetensi ini merupakan kemampuan
pribadi seseorang guru. Apabila kepribadian guru dikaitkan
dengan interaksi sosial, maka erat juga kaiatannya dengan
sikap. Bagi guru, sikap berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar mengajar, karena kepribadian yang baik akan
melahirkan sikap yang baik dan akan bermanfaat dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, sikap adalah
bagian penting di dalam kehidupan sosial, karena
kehidupan manusia selalu berada dalam interaksi dengan
orang lain.18
Menurut Mitchell dalam Ramdhani (2008:3) “Sikap
sekelompok orang terhadap orang lain dapat mempengaruhi
kehidupan dan keberhasilan orang lain”. Oleh karena itu,
kompetensi kepribadian menjadi penting untuk dimiliki
seorang guru.
Menurut Suprihatiningrum (2012:106) “Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal yang

18
Hendri Rohman, pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru, Sumedang Jawa Barat 2020,
Vol 1 hal 96.

26
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan
berakhlak mulia”. Sebagai sosok panutan, seorang guru
harus mempunyai kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian, meliputi: 1) Kepribadian yang
Mantap dan Stabil, 2) Kepribadian yang Dewasa, 3)
Kepribadian yang Arif, 4) Kepribadian yang Berwibawa, 5)
Kepribadian yang Menjadi Teladan Bagi Siswa, 6) dan
Berakhlak Mulia. Dalam ilmu jiwa terdapat suatu cabang
ilmu yang secara khusus mempelajari kepribadian individu,
yaitu psikologi kepribadian.
Menurut (Riyanti, BP. 2010:16) “Psikologi
kepribadian adalah suatu ilmu yang terfokus pada
perbedaan individu yang tetap, karakteristik-karakteristik
atau sifat-sifat orang yang muncul dalam berbagai situasi
yang luas”. Dengan demikian, enam kompetensi
kepribadian di atas merupakan karakter atau sifat individu
yang dapat dijadikan ukuran tentang kompetensi yang
dimiliki seseorang dan layak dimiliki seorang pendidik.
3. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu
membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan
pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan
perwujudan interaksi dalam proses komunikasi antara guru
dan siswa.19 Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa kompetensi
sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar”. Kompetensi tersebut berperan penting dalam

19
Ibid hal 96

27
interaksi sosial, baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
Surya (2003:138) menyatakan bahwa “kompetensi
sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain”.
Dalam kompetensi sosial ini termasuk di dalamnya adalah
keterampilan interaksi sosial dan melaksanakan tanggung
jawab sosial.
Menurut Arikunto (2005:239) “kompetensi sosial
mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi
sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala
sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat”. Dengan demikian, kompetensi sosial yang
dimiliki guru akan tercermin melalui beberapa indicator: 1)
interaksi guru dengan siswa, 2) interaksi guru dengan
kepala sekolah, 3) interaksi guru dengan rekan kerja, 4)
interaksi guru dengan orang tua siswa, dan 5) interaksi guru
dengan masyarakat.
4. Kompetensi Profesional
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa
kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Kompetensi
profesionalini merujuk pada bidang keahlian dan
pelaksanaan tugas. Maka, guru profesional ditandai dengan
kemampuannya dalam penguasaan materi pelajaran yang
mendalam, implikasinya berkaitan dengan kemampuan
guru dalam melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah
sekaligus mempublikasikannya.
Menurut Surya (2003:138) kompetensi profesional
adalah “berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat

28
mewujudkan dirinya sebagai guru profesional”.
Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian
dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab
akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru
lainnya.
Surya (2003:26), menjelaskan lebih lanjut bahwa
kompetensi profesional guru mencakup:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan
pendidikan baik filosofis, psikologis, dan
sebagainya.
b. Mengerti dan menerapkan teori belajar
sesuai dengan tingkat perkembangan
perilaku peserta didik.
c. Mampu menangani mata pelajaran atau
bidang studi yang ditugaskan kepadanya.
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode
mengajar yang sesuai.
e. Mampu menggunakan berbagai alat
pelajaran dan media serta fasilitas belajar
lain.
f. Mampu mengorganisasikan dan
melaksanakan program pengajaran.
g. Mampu melaksanakan evaluasi belajar.
h. Mampu menumbuhkan motivasi bagi peserta
didik.
Di dalam Depdiknas (2004:9) dijelasklan juga
bahwa kompetensi profesional guru meliputi:
1) pengembangan profesi, pemahaman wawasan,
dan penguasaan bahan kajian akademik, meliputi: (a)
mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung

29
profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, b)
mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (c)
mengembangkan berbagai model pembelajaran, (d) menulis
makalah, (e) menulis/menyusun diktat pelajaran, (f)
menulis buku pelajaran, (g) menulis modul, (h) menulis
karya ilmiah, (i) melakukan penelitian ilmiah (action
research), (j) menemukan teknologi tepat guna, (k)
membuat alat peraga/media, (l) menciptakan karya seni,
(m) mengikuti pelatihan terakreditasi, (n) mengikuti
pendidikan kualifikasi, dan (o) mengikuti kegiatan
pengembangan kurikulum.
2) Pemahaman wawasan, meliputi: (a) memahami
visi dan misi, (b) memahami hubungan pendidikan dengan
pengajaran, (c) memahami konsep pendidikan dasar dan
menengah, (d) memahami fungsi sekolah, (e)
mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam
hal proses dan hasil belajar, (f) membangun sistem yang
menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah;
3) Penguasaan bahan kajian akademik, meliputi: (a)
memahami struktur pengetahuan, (b) menguasai substansi
materi, (c) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan
jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa. Dengan demikian,
kompetensi profesional guru tercermin dari indicator:
kemampuan penguasaan materi pelajaran, kemampuan
penelitian dan penyusunan karya ilmiah, kemampuan
pengembangan profesi, dan pemahaman terhadap wawasan
dan landasan pendidikan.

D. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru

30
Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan
lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan
sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil
kerja atau unjuk kerja. Dessler (1997:513) menyatakan pengertian kinerja
hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja
actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih
memfokuskan pada hasil kerja.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat
dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud
perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran.
Berkenaan dengan kinerja guru, UU Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas Pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.20
Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV
Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi
kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru
berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.21 Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam
kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru. Menurut
Suharsaputra (2010:20) pada hakikatnya “kinerja guru adalah perilaku
yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

20
Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2003, hal. 15.
21
Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2005, hal. 10.

31
pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan
kriteria tertentu”.
Pengertian kinerja guru menurut Burhanudin, mengemukakan bahwa
kinerja guru adalah gambaran kualitas kerja yang dimiliki guru dan
termanifestasi melalui penguasaan dan aplikasi atas kompetensi guru.
Pandangan ini menunjukan bahwa kinerja pada dasarnya merupakan
gambaran dari penguasaan dan aplikasi terhadap kompetensi guru dalam
mengaktualisasikan tugas dan perannya sebagai guru. Berdasarkan
berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang
guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan
siswanya.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai Guru
Tugas dan tanggung jawab seorang guru itu amanat yang diterima oleh
guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru amanat tersebut
wajib dilasanakan dengan penuh tanggung jawab.
Tanggung jawab seorang guru terhadap amanatnya, seharusnya
diwujudkan dalam upaya mengembangkan proesionalitasnya, yaitu
mengembangkan mutu kualitas dan tidak tanduknya. Untuk itu diharapkan
dan diharuskan untuk setiap guru agar meningkatkan kemampuan diri baik
belajar sendiri melalui buku-buku, mengikuti seminar, penataran, ataupun
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi karena
dengan meningkatkan profesionalitas diri berarti guru tersebut berupaya
menunaikan amanatnya dengan sebaik-baiknya. Menurut Suparta, tugas
dan tanggung jawab guru itu adalah:
a. Mengajar, yaitu menyelenggarakan proses pembelajaran, meliputi:
menguasai bahan pengajaran, merencanakan program pembelajaran,
melaksanakan, memimpin, dan mengelola proses pembelajaran, dan
menilai kegiatan pembelajaran.

32
b. Membibing, yaitu memberi bimbingan kepada peserta didik dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya baik bersifat akademis
maupun nonakademis.
c. Administrator, yaitu mengelola sekolah dan kelas, memanfaatkan
prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan
tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan.22

Dalam pendidikan islam yang menjadi tugas pokok seorang guru atau
pendidik adalah mendidik ahlak anak didiknya, tugas guru yang paling
utama adalah mendidik ahlak peserta didiknya dan yang dapat melakukan
tugas kerja seperti itu dengan baik tentu saja adalah guru yang
professional. Karena guru yang professional tentunyaakan memiliki
kebanggaan terbesar terhadap pekerjaan yang ia geluti dan kemampuan
yang dimilikinya, yang mendasari keputusannya dalam pekerjaan
professional tersebut. Secara langusung tentu akan mempengaruhi kinerja
atau aktifitasnya dalam melaksanakan pendidikan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Cambel
(dalam Burhanudin), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
adalah: 23
a. Faktor personal/individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan, (skil),
kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki
oleh setiap individu.
b. Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan dan dukungan yang memberikan manajer dan Team
Leader.

22
Erjati Abas, Magnet Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru, (Jakarta: PT.
Alex Media Komputindo, 2017), h 27-28
23
S Supriyati, pengertian kinerja guru, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2017 bab II
hal 13-15.

33
c. Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim,
kekompakkan dan keeratan anggota tim.
d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur
yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja
dalam organisasi.
e. Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.

Menurut Mulyasa, faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja


guru, yaitu:24
a. Dorongan untuk bekerja. Bilamana seorang guru merasa bahwa minat
atau perhatiannya seusai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang
dilakukan maka guru tersebut akan memiliki dorongan untuk kerja yang
tinggi.
b. Tanggung jawab terhadap tugas. Seseorang yang bertanggung jawab
selalu memberikan yang terbaik dari apa yang dikerjakannya. Bekerja
dengan penuh tanggung jawab berarti memperhatikan hal-hal yang kecil
yang dapat membuat perbedaan dari hasil yang dikerjakan. Guru
memiliki tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan pendidikan di
sekolah. Guru dapat berperan serta dalam melaksanakan kegiatan di
sekolah. Karena dengan adanya peran serta dari guru maka kegiatan
sekolah dapat berjalan dengan lancer.
c. Minat terhadap tugas. Minat merupakan rasa ketertarikan seorang guru
untuk melakukan suatu hal yang diikuti oleh rasa senang sehingga akan
menghasilkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai. Semakin tinggi
minat yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugas, semakin
tinggi pula hasil yang dicapainya.

24
S Supriyati, pengertian kinerja guru, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2017 bab II
hal 16-19.

34
d. Penghargaan terhadap tugas. Agar seorang guru dapat melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik, penuh semangat dan disiplin yang tinggi
sesuai tuntutan kerja, maka perlu diberikan berbagai dukungan
penghargaan, terutama penghargaan yang dapat menunjang dan
mempermudah dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bentuk dan jenis
penghargaan yang perlu diberikan, antara lain peningkatan
kesejahteraan, khususnya penyediaan kebutuhan fisik (sandang, pangan,
dan papan), peningkatan profesionalisme, peningkatan kualitas
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; memberikan
perlindungan hukum dan rasa aman.
e. Peluang untuk berkembang. Hal ini terkait dengan keberanian guru
untuk bertindak sebagai pengemban program, untuk memasukkan
bahan-bahan yang bersumber dari kehidupan sosial budaya di
lingkungan sekolah dimana mereka berada. Hal ini dapat dilakukan
apabila tercipta harmonisasi nilai orientasi pada tujuan dengan nilai
orientasi pada proses belajar.
f. Perhatian dari kepala sekolah. Kemampuan manajerial kepala sekolah
akan mempunyai peranan dalam meningkatkan kinerja guru. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal merupakan suatu pola kerjasama
antara manusia yang saling melibatkan diri dalam satu unit kerja
(kelembagaan).
g. Hubungan interpersonal dengan sesama guru. seorang guru memang
harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dan dalam hal
ini kemampuan komunikasi interpersonal perlu dimiliki oleh seorang
guru karena ini adalah faktor utama yang berdampak pada keaktifan
peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar.
h. MGMP dan KKG. Kegiatan MGMP dan KKG, sebagai organisasi atau
forum musyawarah guru mata pelajaran, yang dilaksanakan setiap bulan
sekali dimana guru mata pelajaran aktif dalam kegiatan bersama,
mempunyai network lokal, nasional dan internasional yang kuat.

35
i. Kelompok diskusi terbimbing. Dalam kelompok diskusi terbimbing akan
terlihat adanya proses interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat saling tukar menukar pengalaman, maupun informasi, untuk
memecahkan suatu masalah.
j. Layanan perpustakaan. Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor
yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena itu
perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan
berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang
penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau
referensi.

E. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Kepemimpinan Kepala


Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja dan Kompetensi Guru
PAI
Adapun faktor pendukung dari gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang mana adanya pembinaan disiplin guru, memotivasi guru dengan
sentuhan agama dan penghargaan. Selain itu terdapat juga faktor
penghambat diantaranya terbagi kepada dua faktor, yaitu faktor internal
dan eksternal. 25
a) Faktor internal, yang mana faktor yang datang dari
dalam diri guru itu sendiri yaitu latar belakang
pendidikan guru diantaranya: harus memiliki ijazah
keguruan; pengalaman mengajar guru; keadaan
kesehatan guru; dan keadaan kesejahteraan guru.
b) Faktor eksternal, antara lain: sarana pendidikan;
kedisiplinan kerja sekolah; dan pengawasan kerja
sekolah.

25
Candra Wijaya, Achyar Zein, Lahmudin Hasibuan, kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesionalisme guru di smu muhammadiyah 10 rantau prapat, UIN
Sumatra Utara, 2020 Vol 4 no 1 hal 83.

36
F. Penelitian terdahulu
Fauzi Mukarromah Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis tentang bagaimana
upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Al-
Azhar 3 bandar lampung. Problematika yang dihadapi dan upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasinya dan hasil yang didapat. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada umumnya tentang bagaimana upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif, dengan mengambil latar belakang upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Al-Azhar 3 bandar
lampung.26
Rabadi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Sma Negeri 1 Blangkejeren, Bertujuan untuk
mengetahui factor factor yang dialami kepala sekolah dan guru di SMA
Negeri 1 Blangkejeren dan mencari atau memecahkan masalah di SMA
Negeri 1 Blangkejeren. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif,
dengan pengambilan data melalui kepala sekolah dan guru di SMA
Negeri 1 Blangkejeren.27
Suyani Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan
Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Jabung Kabupaten
Lampung Timur, sifat penelitian ini deskriptif dengan pengumpulan
data bertujuan mendapatkan data dan memperoleh bahan-bahan yang
relevan, akurat dan reliabel. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti
bermaksud untuk mengumpulkan data agar mengetahui secara rinci

26
Fauzi Mukaromah, Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Sma Al Azhar
3 Bandar Lampung, UIN Raden Intan Lampung 2020.
Rabadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Sma
27

Negeri 1 Blangkejeren, UIN Ar-Raniry Darussalam Aceh 2019.

37
aspek aspek yang mempengaruhi upaya kepala sekolah dalam
peningkatan kinerja guru di kecamatan Jabung kabupaten Lampung
Timur.28
Faisal Antoni Peranan Kepala Sekolah Dalam peningkatan Kinerja
Guru Penelitian ini menggunakan metode analisi deskriptif. Penelitian
yang dilakukan terhadap masalah berupa fakta yang ada pada suatu
populasi. Tujuan peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan
kinerja guru di SMA Negeri 1 Perhentian Raja kabupaten Kampar
provinsi Riau. Adapun hasil dari penelitian tersebut bahwasanya
keaktifan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Perhentian Raja kabupaten
Kampar provinsi Riau dalam kinerja yang maksimal sebagai educator
(pendidik), sebagai manajer, sebagai administrator, sebagaisupervisor
(penyelia), sebagai leader (pemimpin), sebagai innovator, sebagai
motivator. Semua ini adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh seorang
kepala sekolah.29

28
Suyani, kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru madrasah ibtidaiyah se-
kecamatan jabung kabupaten lampung timur, IAIN Metro 2018.
29
Faisal Antoni, peranan kepala sekolah dalam peningkaytan kinerja guru, UIN Riau Pekan Baru
2020.

38
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian / Judul Hasil penelitian


tahun
01 Bradley Setiyadi Kepemimpinan Kepala Menunjukkan bahwa kepala sekolah
dan Viona Sekolah dalam telah melakukan kegiatan pembinaan
Rosalina/2021 Meningkatkan Kinerja guru dalam bentuk mengkiutsertakan
Guru. guru dalam pelatihan atau seminar dan
mendorong guru untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
02 Anim Purwanto Kepemimpinan Kepala Kepala sekolah sudah memberikan
dan Euis Sekolah dalam motivasi kepada guru, seperti selalu
Evicasari/2021 Meningkatkan Kinerja memberikan pujian apabila guru
Guru di Sekolah Dasar memperoleh sebuah keberhasilan baik
selama Pandemi Covid-19 dalam belajar maupun akademik.
Dengan pujian akan tercipta rasa
senang dan guru akan lebih semangat
dalam bekerja.
03 Uray Kepemimpinan Kepala Kepala Sekolah harus mampu
Iskandar/2013 Sekolah Dalam menanamkan, memajukan, dan
Peningkatan Kinerja Guru meningkatkan nilai mental, moral, fisik
dan artistik kepada para guru atau
tenaga fungsional yang lainnya, tenaga
administrasi (staf) dan kelompok para
siswa atau peserta didik.
04 Wahyu Kepemimpinan Kepala Gaya kepemimpinan kepala sekolah
Rahmadoni, Sekolah Dalam Upaya dalam meningkatkan kinerja guru,
Kusmintardjo dan Peningkatan Kinerja Guru meliputi (1) kepala sekolah menerapkan
Imron Arifin (Studi Multi Kasus Di kedisiplinan, dari kedisiplinan bisa
Paud Islam Sabilillah Dan memberikan pembelajaran kepada
SDN Tanjungsari 1 seluruh warga sekolah (guru, siswa dan

39
Kabupaten Sidoarjo) pegawai) untuk menjadi lebih baiklagi
kedepannya. (2) kepala sekolah
bersikap demokratis, memberikan ruang
kepada guru untuk bekerja dan
memahami setiap perbedaan karakter
dari setiap individu guru yang bertujuan
untuk menempatkan kepemimpinannya
dari guru satu ke guru lainnya, dan
(3) kepala sekolah menerapkan
komunikasi yang baik, dari
komunikasi yang baik kepada warga
sekolah maka segala bentuk program
sekolah dan tugas lainnya bisa sesuai
tujuan.

40
G. Kerangka Berpikir
Kepimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kinerja Dan Kompetensi
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Dan Kompetensi
Guru
Guru Pendidikan PAI Di
Agama Mtsn
Islam Di Tambak
MTsN 3Beras
Tambak Beras Jombang

1.Bagaimanakepemimpinan
1.Bagaimana kepemimpinankepala
kepala sekolah
sekolah dalam
dalam meningkatkan
meningkatkan kinerja
kinerja dan
guru di MTsN
kompetensi guru 3ditambak
SMPNberas Jombang?
1 Tembelang?
2.Bagaimana kinerja guru pendidikan agama islam di MTsN 3 tambak
beras Jombang?
2.Bagaimana kinerja dan kompetensi guru pendidikan agama islam di SMPN 1
3.Apa factor
Tembelang pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam
Jombang?
meningkatkan kinerja guru di MTsN tambak beras Jombang?

Uji Teori

Teknik Pengumpulan Data


Landasan Teori
Pendekatan Kualitatif
1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

2. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah

3. Pengertian Kinerja dan Kompetensi Guru

4. Faktor Penghambat dan Pendukung

Kesimpulan
41
Saran

42
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang akan penulis sepakati didalam
pengumpulan data adalah jenis penelitian kualitatif atau kajian kualitatif
karena penelitian ini menekankan kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI di SMPN 1 Jombang. 30 Yang
tujuannya bermaksud untuk memahami, mengungkapkan, menjelaskan dengan
rinci bagaimana penomena yang ada dilapangan.

Bentuk penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah “suatu


penelitian dengan mengumpulkan data dilapangan dengan menganalisis serta
menarik kesimpulan dari data tersebut.” Pembahasan dalam penelitian ini
mengunakan metode diskriptif kualitatif, yaitu “metode yang meneliti suatu
kondisi, pemikiran atau suatu pristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan
membuat gambaran deskriptif atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.31

Menurut Bogdan danTaylor (1992:21) penelitian kualitatif merupakan


prosedur penelitian yang mampu menghasilkan data deskriptif berupa ucapan,
tulisan, dan perilaku dari orang-orang yang diamati.

Penelitian kualitatif disini ialah penelitian yang berdasarkan fenomena dan


fakta di lapangan, dalam penelitian ini para peneliti akan mencari makna
dibalik suatu yang nampak yang kemudian diamati kembali sehingga
menghasilkan informasi baru tentang hal yang diamati.

Oleh karena itu, dalam konteks ini, fakta yang dimaksud mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN 1
Tembelang Jombang untuk melihat kepemimpinan kepala sekolah, tugas dan

30
Rabadi, kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Negeri 1
Blangkejeren, UIN Ar-raniry Darussalam Aceh 2019 hal 27.
31
Ibid

43
tanggungjawab kepala sekolah, pengaruh perilaku kepemimpinan terhadap
kinerja guru.

B. Kehadiran Peneliti

Pada dasarnya disini peneliti menjadi instrument sekaligus peneliti data.


Manusia merupakan objek dari segala sumber yang dibutuhkan, namun funsi
objek manusia menjadi pendukung tugas peneliti tersebut terbatas. Maka dari
itu kehadiran peneliti dilapangan sangat diperlukan secara mutlak. Peneliti
berperan sebagai partisipan penuh dalam penelitian ini sekaligus status peneliti
pun memang jelas melakukan komunikasi bersama para informan.

C. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (2003: 43) mengatakan bahwa lokasi penelitian


menunjuk pada pengertian lokasi sosial yang dicirikan oleh adanya tiga unsur
yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi. lokasi yang akan
diteliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam skripsi ini, lokasi
penelitian adalah SMPN 1 Tembelang Jombang, kepala sekolah, kepala
kurikulum dan guru PAI, wawancara diadakan secara langsung dengan kepala
sekolah dan guru dalam peningkatan kinerja guru di SMPN 1 Tembelang
Jombang.

D. Sumber Data

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2013: 157) “Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan
seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data akan diambil dari dokumen, hasil
wawancara, catatan lapangan dan hasil dari observasi.

Peneliti mencari informasi di SMPN 1 Tembelang Jombang kemudian


memberikan point-point yang akan dijadikan data. Data yang akan digunakan
oleh penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

44
Sumber data primer berupa data yang diperoleh peneliti dari
lapangan secara langsung atau didapatkan dari narasumber atau
responden yaitu orang yang dijadikan obyek penelitian. Dalam
penelitian ini penulis mengambil data primer dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru PAI.

2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh peneliti dengan cara membaca dan observasi. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari studi pustaka
penulis melakukan dengan mencari buku-buku dan bahan-bahan lain
yang berhubungan dengan teori yang penulis butuhkan.
E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi adalah proses sitematis dalam merekam pola perilaku
manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan
atau berkomunikasi dengan subjek. proses tersebut mengubah fakta
menjadi data. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis
untuk penegakkan diagnosis psikologis, yang didalamnya terdapat
proses pengukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk mampu
memahami dan mendiagnosis variabel psikologis. observasi dalam
penelitian ini dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi yang digunakan ialah observasi partisipasi pasif. Peneliti tidak
langsung terlibat dan hanya sebagai pengamat. Peneliti mencatat,

45
menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang Kinerja dan kompetensi
guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang.
2. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden yang dilakukan secara lisan. Wawancara yang
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan kepada
responden yang terkait berdasarkan daftar pertanyaan, yang telah
disiapkan (wawancara terstruktur). Hal ini bertujuan untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi Kinerja dan kompetensi guru PAI di SMPN
1 Tembelang Jombang.
3. Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk


melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto),
dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi
bagi proses penelitian.32 Metode pengumpulan data ini dilakukan untuk
menyelesaikan masalah melalui dokumen, yaitu profil sekolah dan data
lainnya untuk melengkapi data yang diperoleh.

F. Teknik Analisi Data


upaya mencari data adalah proses lapangan dengan berbagai
persiapan pralapangan tentunya, menata secara sistematis hasil temuan di
lapangan, menyajikan temuan lapangan, mencari makna, pencarian makna
secara terus menerus sampai tidak ada lagi makna lain yang
memalingkannya, di sini perlunya peningkatan pemahaman bagi peneliti
terhadap kejadian atau kasus yang terjadi. 33 Untuk menganalis data
kualitatif ini, peneliti menggunakan langkah-langkah yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi Data
32
Natalina Nilamsari, memahami studi dokumen dalam penelitian kualitatif, Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo, Wacana Volume XIII No.2, Juni 2014 hal 178.
33
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, UIN Antasari Banjarmasin Vol. 17 No. 33 Januari – Juni
2018 hal 84.

46
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-
benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka
konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan
pengumpulan data yang dipilih peneliti.34
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan
informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif
berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan
bagan.

c. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah mengecek kembali dari data
data yang sudah terkumpul untuk mengehtahui keabhsahan
datanya.35 Dalam tahap verifikasi ini peneliti meneliti
kembali keabhsahan datanya dengan cara mendengarkan
kembali hasil wawancara peneliti dengan para narasumber
dan mencocokanya dengan hasil wawancara yang sudah
ditulis oleh peneliti.

H. Uji Keabsahan Data


Dalam menerapkan keabsahan data diperlukan pemeriksaan yang
didasarkan atas kriteria tertentu. Menurut Moleong, ada empat kriteria
yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (Credibility), keterampilan

34
Ibid hal 91
35
Arifiana, metode penelitian, UIN Malang 2015 hal 67

47
(Transferability), ketergantungan (Depandebility), dan kepastian
(Confirmability).
a. Uji Kredibilitas (Credibility)
Dalam penelitian kuantitatif, kredibilitas disebut
validitas internal. Dalam penelitian kualitatif, data dapat
dinyatakan kredibel apabila adanya persamaan antara apa
yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti.

b. Uji Ketergaantungan (Dependebility)


Untuk menghindari kesalahan dalam
memformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan dan
interprestasi data yang ditulis dikonsultasikan dengan
berbagai pihak untuk ikut memeriksa proses penelitian
yang dilakukan peneliti, agar temuan peneliti dapat
dipertahankan dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Uji Kepastian (Konfirmability)


Konfirmabilitas dalam penelitian dilakukan
bersamaan dengan dependabilitas, perbedaanya terletak
pada orientasi penelitiannya. Konfirmanilitasdigunakan
untuk menilai hasil penelitian, mulai mengumpulkan data
sampaipada titik laporan yang terstruktur dengan baik.
Dengan adanya depandabilitas dan konfirmabilitas ini
diharapakan hasil penelitian memenuhi standar penelitian
kualitatif.

d. Uji Ketererampilan (Tranferbility)


Transferability adalah sebuah kemampuan dari hasil
penelitian untuk dapat diterapkan atau digunakan dalam

48
situasi yang lain. Oleh sebab itu uji transferability adalah
sebuah tes keabsahan data yang digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh hasil penelitian dapat diterapkan
dalam situasi dan tempat yang lain. Oleh karena itu supaya
orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif
peneliti, maka dalam membuat laporannya, peneliti harus
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya.

49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat SMPN 1 Tembelang Jombang
SMP Negeri 1 Tembelang berdiri pada tahun 1983 yang dikenal
dengan SMP Tenbelang Secara geografis letak SMP Negeri 1
Tembelang berada 4 km di sebelah utara dari pusat kota Jombang.
Dimana letak SMP Negeri 1 Tembelang berada pada jalur jalan
provinsi yang menghubungkan Jombang dengan Tuban, Mojokerto,
dan Lamongan. Oleh karena itu, SMP Negeri 1 Tembelang dapat
dikatakan menjadi salah satu sekolah yang menjadi sorotan masyarakat
yang melintas, baik yang menuju ke arah Utara (Lamogan, Tuban,
Mojokerto) atau ke arah Selatan (Surabaya). Bangunan SMP Negeri 1
Tembelang berada di tengah pemukiman warga dengan luas 13.630
𝑚2 . Selain berada di tengah-tengah kawasan padat penduduk, ada
beberapa pabrik yang berada di sekitar sekolah ini seperti Pabrik Gula
2 km di sebelah selatan, Pabrik Kaca Nako yang berada 1 km di
sebelah selatan sekolah, dan Pabrik Air Mineral Maaqo 50 m di
sebelah utara sekolah. Di samping itu, SMPN 1 Tembelang juga
lokasinya berdekatan dengan lingkungan pondok pesantren
Tambakberas yang mana merupakan salah satu pondok pesantren
terkenal di Jawa Timur.
2. Profil SMPN 1 Tembelang Jombang

Nama Sekolah: SMPN 1 Tembelang Jombang

Nama Kepala Sekolah: Yuniardi Nurrohmad

Tahun Berdiri: 1983

NPSN: 20503461

50
Status Sekolah: Negeri

SK Pendirian Sekolah: 0472/0/1983

Tanggal SK: 1983-07-01

Kurikulum: Kurikulum 2013

Akreditasi: A

Alamat Sekolah: Jl. Raya Mojokrapak No. 28 Tembelang,


Mojokrapak, Kec. Tembelang, Kab. Jombang Prov. Jawa Timur

Email: spiji_tembelang@yahoo.co.id

Kode Pos: 61452

Nomor Telepon: (0321) 861384, 868795

3. Visi –Misi Sekolah SMPN 1Tembelang Jombang


a. Visi
Terwujudnya sekolah bermutu berwawasan global, berkarya,
peduli dan berbudaya lingkungan berlandaskan iman dan taqwa
b. Misi
1) Mengembangkan kurikulum sekolah yang dinamis berbasis
religi.
2) Mengembangkan kurikulum sekolah berbasis life skill yang
prospektif.
3) Mengembangkan kurikulum sekolah berbasis peduli dan
berbudaya lingkungan.
4) Mengembangkan pedoman pengembangan model
pembelajaran berbasis bilingual, multimedia peduli dan
berbudaya lingkungan.
5) Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai standart
sekolah yang berwawasan lingkungan.

51
6) Mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan
kompeten, unggul, berwawasan lingkungan.
7) Mewujudkan manajemen sekolah yang akuntabel.
8) Mengembangkan lulusan yang bermutu, kompetitif dan
berprestasi.
9) Menumbuhkembangkan budaya 5s ( salam, senyum, sapa,
santun, shodaqoh ) bagi semua warga sekolah.
10) Mewujudkan perilaku siswa yang mengarah pada
pencegahan kerusakan lingkungan.
11) Mengembangkan kepedulian siswa pencemaran lingkungan
dengan pengolahan sampah yang lebih inovatif.
12) Mengembangkan kepedulian terhadap pelestarian
lingkungan melalui pelaksanaan program 3R ( reduce, reuse
dan recycle ).
B. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(trianggulasi). Analis data dalam penelitian ini yaitu dengan mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi dengan cara memilih data yang penting dan
menarik kesimpulan mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
dan kompetensi guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang.
Untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian ini maka
peneliti melakukan pengujian. Pengujian tersebut yaitu dengan uji
ketekunan pengamatan, trianggulasi, pengecekan anggota. Ketekunan
pengamatan yaitu dengan mengadakan observasi secara intensif terhadap
subjek dan objek penelitian guna untuk memahami permasalahan lebih
mendalam terhadap spek-aspek yang penting kaitannya dengan topik dan
fokus penelitian. Dengan demikian untuk memperoleh data yang maksimal
peneliti melakukan observasi berdasarkan pedoman yang sudah terlampir.

52
Triangulasi yaitu mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan
berbagai sumber diluar data tertentu sebagai perbandingan. Triangulasi
yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, yaitu menguji
kredebilitas data dengan cara mengecek data yang di dapat melalui
beberapa sumber. Oleh karena itu, dalam penelitian ini untuk menguji
keabsahan data yang telah diperoleh dari kepala sekolah maka untuk
membandingkan data tersebut peneliti juga mengambil data kepada guru
PAI dan waka kurikulum sebagai orang yang dipimpin, digerakkan, dan
dipengaruhi oleh kepala sekolah itu sendiri. Dari berbagai sumber tersebut
kemudian peneliti mendeskripsikan data-data yang berhasil diolah oleh
peneliti yang bisa dilihat di pembahasan selanjutnya.
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja
dan Kompetensi Guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang
Kepala sekolah sebagai pengelola harus memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk mengembangkan kinerja personelnya yang
terdiri dari guru dan seluruh warga sekolah, terutama dalam hal ini
pengingkatan kinerja guru. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja
guru melalui sarana informal, maka dilakukan komentar atau penilaian
yang baik atau buruk oleh kepala sekolah kepada guru yang
bersangkutan. Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan
kinerja disini, tidak hanya berkaitan dengan penguaaan materi semata,
tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi.
Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam membina dan
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru, antara lain berupa:
a. Mengirim guru untuk mengikuti pelatihan, penataran,
lokakarya, workshop, dan seminar.
b. Mendorong guru untuk melanjutkan studi agar sesusai
dengan tuntutan pemerintah.
c. Melengkapi sarana dan berbagai media penunjang kegiatan
pembelajaran.
d. Memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi.

53
e. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan-
tambahan pendapatan yang bersumber dari komite sekolah
dan orang tua siswa.
f. Memberikan keteladanan, dorongan, dan menggugah hati
nurani guru agar menyadari akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai guru.

Aspek-aspek diatas, memberikan kejelasan bahwa kompetensi dan


kinerja sebagai seorang guru benar-benar dapat diukur dan di
standarisasikan dengan bidang keahlian yang dimiliki. Seperti seorang
guru dapat melaksanakan tugasnya harus memiliki kompetensi dalam
arti kemampuan atau kecakapan. Menurut peraturan menteri
pendidikan nasional republik indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, meyatakan bahwa
ada 4 macam kompetensi guru yakni kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.36

Maka peneliti akan membahas dan menggambarkan dalam


pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SMPN 1
Tembelang.

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Leader


Mulyasa (2009: 90) Kepala sekolah “sebagai leader harus
mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan
kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah,
dan mendelegasikan tugas”. Kepala sekolah sebagai pemimipin
(Leader) dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua
gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam
rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala sekolah

36
Marhan, upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru pendidikan agama islam (pai)
di sma negeri 4 pagaralam

54
dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat
dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Sedangkan peran kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
sendiri.37
menurut Wahjosumidjo (2005: 83) mengemukakan bahwa:
Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan,
menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (precede).
Pemimpin berperilaku untuk membentuk organisasi dengan
kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Pemimpin tidak
berdiri di samping, melainkan mereka memberikan dorongan dan
memacu (to prod), berdiri di depan yang memberikan kemudahan
untuk kemajuan serta memberikan inspirasi organisasi dalam
mencapai tujuan.
Berikut peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah sebagai leader di SMPN 1
Tembelang sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan
sebelumnya:
1. Kepala Sekolah sebagai Penggerak
kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh
James M. Black pada Manajemem: A Guide to Executive
Command dalam (Sadili Samsudin, 2006:287) adalah
kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain
agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai
suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan tentang definisi diatas dapat
disimpulkan bahwasanya pemimpin harus bisa menjadi
leader yang bisa menggerakkan orang lain untuk bekerja
sama dalam tujuan visi dan misi sekolah.

37
Andi Indra Ismayani, Risma Niswaty, Muhammad Darwis, peranan kepala sekolah sebagai
leader di sma negeri 8 kabupaten bulukumba, 2015 vol 2 no 2 hal 103

55
Salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala
sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja dan kompetensi
guru PAI adalah mengikut sertakan guru PAI dalam acara
MGMP, seminar, local karya, workshop dll sesuai dengan
hasil wawancara dengan kepala sekolah SMPN 1
Tembelang Jombang yakni bapak Drs. Yuniardi
Nurrohmad yang mengatakan bahwa:
“upaya untuk meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI
di SMPN 1 Tembelang salah satunya adalah mengikut sertakan guru
PAI di forum MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) setiap 1 bulan
sekali selain itu ada seminar yang dilakukan 1 kali setiap semester dan
pelatihan pelatihan lainya seperti workshop kadang juga ada pelatihan
dari dinas dll, semua guru disini wajib mengikutinya apabila ada
kegiatan kegiatan seperti itu supaya seorang pendidik itu lebih punya
banyak pengalaman tidak hanya dari segi pengalaman pribadinya saja
tapi dari guru satu mapel lainya juga”38

Hal tersebut adalah upaya kepala sekolah untuk


meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI di SMPN 1
Jombang agar lebih berkompeten saat ditugaskan baik di
dalam kelas maupun diluar kelas.
Pendapat tersebut juga ditegaskan oleh Waka
kurikulum yakni Ibu Ajeng Apriliyani S.Pd. beliau
menjelaskan:
“seperti yang bapak kepala sekolah katakan untuk
meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI adalah
mengikutsertakan guru PAI mengikuti seminar, workshop pelatihan
pelatihan, local karya khususnya MGMP, MGMP ini mempunyai
manfaat yang sangat besar, ketika guru mapel musyawarah di suatu
forum maka baik guru yang senior maupun junior mendapat
pengalaman dan pandangan yang baru terhadap peserta didiknya”.39

Jadi upaya kepala sekolah yang dilakukan untuk


meningkatkan kinerja dan kompetensi guru PAI adalah
mengikut sertakan guru PAI mengikuti seminar, workshop,

38
Hasil wawancara dengan Yuniardi Nurrohmad selaku kepala sekolah SMPN 1 Tembelang
Jombang pada tanggal 29 september 2023 pada jam 09.42 WIB.
39
Hasil wawancara dengan ajeng apriliyani selaku waka kurikulum SMPN 1 Tembelang Jombang
pada tanggal 27 september 2023 pada jam 15.23 WIB.

56
dan pelatihan pelatihan lainya khususnya kegiatan MGMP
yang dilakukan setiap satu bulan sekali.

2. Kepala Sekolah Sebagai Pengarah


Menurut Kasmir dan Jakfar (2009) dalam
menjalankan organisasi para pimpinan atau manajer harus
menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaaan
yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi
perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.
Berdasarkan pengertian pengarahan menurut ahli di
atas maka dapat disimpulkan pengarahan merupakan proses
komunikasi kepada bawahan melalui pemberian petunjuk
dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.40
Adapun pengarahan untuk meningkatkan kinerja
dan kompetensi guru di SMPN 1 Tembelang Jombang yang
dilakukan oleh kepala sekolah SMPN 1 Tembelang
Jombang adalah sebagai berikut.
Kepala sekolah mengatakan sebagai berikut:
“untuk pengarahan sebagai kepala sekolah saya menggunakan
program supervisi akademik, itu adalah salah satu upaya program
kepala sekolah dan masih banyak yang program program kepala
sekolah yang lain jadi adanya program tersebut diharapkan semua guru
sudah tau arah dan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan kompetensi
guru khususnya guru PAI”41

Berdasarkan pernyataan di atas diperkuat dengan


dokumentasi program program yang ada di ruang kepala
sekolah SMPN 1 Tembelang Jombang kemudian peneliti
menganalisis data tersebut dan dapat di simpulkan
bahwasanya sekolah tersebut menjalankan program

40
I Wayan Lanang Pastika, Gede Santanu, Kadek Eni Marheni, penerapan konsep
pengorganisasian dan pengarahan pada pt bayus cargo badung, bali 2020 vol 12 no 3 hal 200.
41
Hasil wawancara dengan Yuniardi Nurrohmad selaku kepala sekolah SMPN 1 Tembelang
Jombang pada tanggal 29 september 2023 pada jam 09.42 WIB.

57
program tersebut khususnya program supervisi tersebut.
Hal itu diperkuat dengan pendapat guru PAI di SMPN 1
Tembelang Jombang.
Beliau bapak Lukman Chakim S.Pd.I mengatakan:
“adanya program program tersebut sangat membantu sekali
kita jadi bisa berdiskusi, mengambil dari berbagai sudut pandang dan
memiliki tujuan yang pasti” 42

Dari sini dapat di pastikan hasil dari program


program yang sudah tercapai dan faktanya program tersebut
dapat membuahkan hasil yang konkret.
3. Kepala Sekolah Sebagai Pembimbing
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus
dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan.
Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai
kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta
keterampilan keterampilan untuk memimpin sebuah
lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang
pemimpin kepala sekolah harus dapat memperhatikan
kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga
kinerja guru selalu terjaga.43
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya kepala sekolah dalam membimbing personil di
suatu Lembaga mempunyai peranan yang tidak kalah
penting, kepala sekolah harus ikut serta dalam program
program yang ada seperti evaluasi dari kepala sekolah itu
sendiri di dalam suatu program yang berjalan. Pendapat di
atas sesuai dengan apa yang diupayakan kepala sekolah
SMPN 1 Tembelang Jombang.

42
Hasil wawancara dengan Lukman Chakim selaku guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang
pada tanggal 27 september 2023 pada jam 11.17 WIb
43
Yulia Rachmawati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru, 2013 vol
1 no 1 hal 20

58
Beliau Drs. Yuniardi Nurrohmad mengatakan:
“dalam hal membimbing personil di SMPN 1 Tembelang, saya
sebagai kepala sekolah ikut serta menjelaskan program kepada personil
yang bersangkutan agar tidak keliru dan mencapai hasil tujuan yang
sesuai dengan program yang mau dijalankan, tugas saya dalam hal ini
memberi pemahaman serta wawasan agar sesuai dengan tujuan hasil
program tersebut dan mencapai kinerja yang baik”44

Pernyataan tersebut ditegaskan oleh waka kurikulum yaitu


Ibu Ajeng Apriliyani S.Pd. beliau mengatakan
“ketika mau menjalankan salah satu program biasanya kita
mengadakan rapat, nah ketika rapat itu bapak kepala sekolah
membimbing arah jalanya program tersebut agar jelas hasil dan tujuan
yang dimaksud”45

Dengan demikian adanya perhatian yang diberikan


oleh kepala sekolah juga merupakan suatu bentuk supervisi
yang dapat memberikan semangat guru dalam mengajar
sehingga kompetensi dan kinerja guru meningkat. Kepala
sekolah sebagai pemimpin mempunyai tugas untuk
melaksanakan tujuh aspek penting yaitu mengajar dikelas,
membimbing guru, membimbing karyawan, membimbing
peserta didik, mengembangkan staf, mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
memberi contoh bimbingan konseling.
Jadi upaya yang dilakukan kepala sekolah di SMPN
1 Tembelang Jombang sebagai pembimbing adalah ikut
serta membibimbing tenaga pendidik atau staf yang
bersangkutan ketika program tersebut berjalan, dan
memberikan pandangan pada tenaga pendidik tersebut
terhadap pandangan dari hasil program program trsebut.
4. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

44
Hasil wawancara dengan Yuniardi Nurrohmad selaku kepala sekolah SMPN 1 Tembelang
Jombang pada tanggal 29 september 2023 pada jam 09.42 WIB
45
Hasil wawancara dengan ajeng apriliyani selaku waka kurikulum SMPN 1 Tembelang Jombang
pada tanggal 27 september 2023 pada jam 15.23 WIB

59
Kepala sekolah mempunyai peran besar bagi
peningkatan kinerja guru agar berkualitas dengan
memberikan dorongan, pengarahan, motivasi kerja,
pembinaan dan pengawasan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kerja mereka (Guntoro, 2020; Sarifudin,
2019). Kepala sekolah yang baik mampu memotivasi guru
dalam menciptakan kepuasaan kerja tim dengan
komunikasi yang intensif, pengelolaan administrasi yang
transparan dan memberikan kemudahan kepada para guru
untuk kuliah lagi serta menunjang guru dalam memotivasi
aktivitas pembelajaran di sekolah dan memberikan
kesempatan kepada guru menyampaikan saran dan
kritikan.46
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus
memberikan motivasi kepada guru dan tenaga kependidikan
dan administrator sehingga mereka bersemangat dan
bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi bisa diberikan
dalam bentuk hadiah atau hukuman baik fisik mampu
nonfisik, dalam memberikan motivasi ini harus
dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya. Dalam
hal ini penting bagi kepala sekolah untuk menciptakan
iklim yang kondusif.47
Pernyataan di atas sesuai dengan wawancara dengan kepala
sekolah yakni:
“dalam hal memotivasi saya lebih cenderung untuk mengajak
bicara one to one kepada guru tidak hanya guru PAI saja akan tetapi
semua komponen yang ada di sekolah, saya tanyakan kendala nya apa
membutuhkan apa serta memberi semangat kadang dengan
berkolaborasi sesuai apa yang mereka butuhkan dengan begitu sedikit
46
Sri Hartinah, Wiwin Arbaini, Arsil, Hamengkubuwono, kepala sekolah sebagai motivator:
Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di Mts N 01 Kepahiang, 2020 Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
47
Ardhana Januar Mahardhani, kepemimpinan ideal kepala sekolah, 2015 Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, vol 3 no 2 hal 2

60
demi sedikit akan ada rasa semangat dalam diri tenaga pendidik
tersebut”

Sebagai motivator kepala sekolah harus


menujukkan adanya kepercayaan, mendorong proses
pengambil alihan risiko dan menyampaikan informasi serta
mempermudah partisipasi berbagai pihak dalam
implementasi MBS.
Pernyataan tersebut diperkuat wawancara dengan guru PAI,
beliau mengatakan:
“disaat KBM di mulai hampir tidak ada kendala dalam fasilitas
semua sudah tersedia dan baik keadaanya seperti papan tulis ruang
kelas dll, ketika saya membutuhkan proyektor dan lcd untuk kebutuhan
KBM itu sudah tersedia kita tinggal memakai, biasanya kalau ada
kendala seperti papan tulis yang sudah tidak layak pakai meja atau kursi
yang sudah rusak kita bilang kepada staf yang bertugas besok nya
sudah diganti, kepala sekolah sudah memfasilitasi kita dengan begitu
sebaik baiknya jadi saya lebih termotivasi ketika adanya hal hal
tersebut”48

Kepala sekolah harus terus mendorong proses


pengembangan kemampuan seluruh staf secara terus –
menerus dan berkesinambungan terhadap seluruh aktivitas
sekolah. Kepala sekolah harus menyediakan sumber daya
yang tampat seperti kebutuhan finansial, peralatan serta
material lain, juga sumber daya yang tidak tampak seperti
waktu dan kesempatan kepada staf untuk membantu
kemajuan sekolah.49 Dengan pendapat guru PAI tersebut
bisa disimpulkan adanya fasilitas yang memadai akan lebih
memberi motivasi semangat dan dorongan untuk
menjangkau kinerja dan kompetensi guru PAI yang baik.
2. Kinerja dan Kompetensi Guru PAI di SMPN 1 Tembelang
Jombang
1. Kinerja Guru PAI di SMPN 1 Jombang

48
Hasil wawancara dengan Lukman Chakim selaku guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang
pada tanggal 29 september 2023 pada jam 11.17 WIB
49
Ibid hal 3

61
kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
artinya kinerja dikatakan baik atau sukses jika tujuan yang
diinginkaaan dapat tercapai dengan baik. Selanjutnya Wahyu Sumijo
(2007) mengartikan kinerja secara kualitatif dan kuantitatif yang
terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam
suatu unit kerja.
Pencapaian kinerja yang baik atau buruk bukan hanya dilihat dari
hasil fisiknya saja, tetapi juga faktor non fisik seperti kesetiaan,
disiplin, hubungan kerja sama, inisiatif, kepemimpinan, dan hal-hal
khusus lain yang diperlukan yang berkaitan dengan tingkat pekerjaan
yang dilakukan. Sejalan dengan asumsi tersebut,50 Mittchell (1982)
menyatakan bahwa “kinerja merujuk pada hasil perilaku”. Lebih rinci
lagi dinyatakan bahwa “perbedaan kinerja terjadi karena adanya
perbedaan individu dalam sifat-sifat kepribadian kemampuan, dan
keterampilan”. Mitrani, Daiziel, dan Fitt (1992) menyatakan terdapat
empat faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:
a. sumber motivasi individual.
b. penetapan pekerjaan
c. gaya manajemen.
d. iklim organisasi.

Hal ini juga senada dengan pendapat Gannon (1979) yang


menyatakan terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:

a. motivasi kerja.
b. kemampuan dan keterampilan kerja.
c. kejelasan dan penerimaan tugas.
d. kesempatan untuk berkinerja.

50
Rabukit Damanik, hubungan kompetensi gurudengan kinerja guru, 2019 jurnal serunai
administrasi pendidikanVol 8, No. 2 hal 3

62
Untuk menunjang kinerja guru yang berkelanjutan di SMPN 1
Tembelang, setiap guru di wajibkan membuat RPP dan silabus agar di
saat KBM sudah jelas tujuan dari hasil KBM itu dimulai. Dalam
menjalankan sebuah program dilembaga pendidikan tentunya ada hal-
hal yang bisa menjadi penguat terhadap sebuah proses pendidikan
yang akan dijalankan. Hal ini peneliti akan menjabarkanya sebagai
berikut:

a. RPP (Renaca Pelaksanaan Pembelajaran) dan Silabus


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam
kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan
sedangkan silabus sendiri merupakan rencana pembelajaran
pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar. Dan begitu pula dengan sekolah
SMPN 1 Tembelang dalam meningkatkan kinerja yang
berkelanjutan maka setiap guru diwajibkan membuat rpp dan
silabus guna menunjang kinerja yang baik. Berikut hasil dari
wawancara peneliti kepada salah satu guru PAI yakni:
butir pertanyaan: Apakah rpp dan silabus sangat penting
disaat KBM dimulai? Beliau yaitu bapak Lukman Chakim
S.Pdi memaparkan pendapatnya:
“sudah jelas sangat penting disisi lain dari kewajiban sekolah untuk
membuat rpp dan silabus, manfaatnya juga sangat bisa dirasakan baik
kepada saya sendiri maupun peserta didik untuk saya sendiri jadi kita
dalam satu hari itu sudah ada target peserta didik harus mempelajari
tentang bab yang sudah ditentukan di rpp jadi kita gampang untuk
mentargetkan mata pelajaran yang kita ampu dan bagi peserta didik pun
tidak bingung, untuk peserta didik jadi faham urutan urutan pemahaman
mata pelajaran itu”51

51
Hasil wawancara dengan Lukman Chakim selaku guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang
pada tanggal 29 september 2023 pada jam 11.17 WIB.

63
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat
disimpulkan bahwasanya rpp dan silabus menjadi factor
pendukung yang penting untuk menunjang kinerja guru
berkelanjutan di SMPN 1 Tembelang Jombang.
2. Kompetensi Guru PAI di SMPN 1 Tembelang Jombang
Kompetensi (competence) atau kecakapan/ kemampuan
secara umum diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan
kekuasaan, kewenangan, ketrampilan, pengetahuan yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu. 52 Prinsip
kompetensi dalam pendidikan adalah terkait dengan kompetensi
pedagogis, personal, professional, dan kompetensi sosial. Keempat
kompetensi ini merupakan substansi dari keberhasilan proses
pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru yang ditandai
dengan dimilikinya suatu kompetensi.53 Pada kompetensi guru PAI
di SMPN 1 Tembelang setiap guru di wajibkan membuat laporan
laporan salah satunya adalah supervise untuk menilai kompetensi
dari guru tersebut.
a. Supervisi Guru PAI
Masih dengan Teknik wawancara yang peneliti lakukan di
SMPN 1 Tembelang guna menunjang keberhasilan kompetensi
guru PAI maka di sekolah ini menggunakan salah satunya
supervise. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh kepala
sekolah yakni Drs Yuniardi Nurrohmad beliau mengatakan:
“salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang kompetensi guru
PAI kita melakukan supervisi dimana kegiatan ini dilakukan setiap 2 kali
dalam satu semester tidak hanya guru PAI saja namun semua tenaga
penddik disini juga ikut terlibat, supervise ini sendiri bertujuan untuk
memastikan guru tersebut sudah mencakup semua kompetensi yang ada
baik internal dalam pribadinya sendiri maupun eksternal dari luar”

52
Mulyani Mudis tarun, perbedaan kompetensi guru pendidikan agama islam, 2011 vol 18 no 2 hal
186
53
Ibid

64
Hal ini ditegaskan mengenai pendapat ibu ajeng apriliyani
selaku guru yang menjabat sebagai waka kurikulum di SMPN 1
Tembelang Jombang, beliau menegaskan:
“di SMPN 1 Tembelang ini setiap satu semester semua guru harus
mengeluarkan laporan supervise yang telah mereka kerjakan, nantinya
laporan laporan tersebut akan di teliti lagi oleh supervisor yang sudah
ditugaskan tujuan supervise ini juga sangat banyak salah satunya membantu
guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan
kesulitan mengajar belajar. meningkatkan kesadaran guru serta warga
sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif dll”

Dari pemaparan narasumber di atas kegunaan supervise


sendiri bagi kompetensi sangat banyak salah satunya membuat
kita bisa mengerti kekurangan yang di alami tenaga pendidik
tersebut dan bisa saling bekerja sama dalam satu tujuan
madrasah, kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemimpin utama di sekolah senantiasa memperhatikan
efektivitas pengajaran yang terjadi dikelas, kompetensi guru
dengan membuat program supervisi dan berupaya untuk
melakukan tindakan pembinaan atau pengarahan agar
terciptanya kualitas guru yang profesional dalam mengajar.
Pemaparan tersebut sesuai dengan indikator keberhasilan
guru dalam Permendiknas No 6 Tahun 2007 adalah 1).
Kompetensi pedagogis, seperti menguasai karakteristik peserta
didik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik, dan menyelenggarakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar. 2). Kompetensi personal seperti
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
budaya, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,
berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan
masyarakat, dan menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang
tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. 3).
Kompetensi profesional seperti menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata

65
pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, dan
mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif. 4). Kompetensi sosial seperti bersikap inklusif, objektif,
tidak diskriminatif, berkomunikasi secara efektif, empati, dan
santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua, dan masyarakat, dan beradaptasi di tempat bertugas yang
memiliki keragaman sosial budaya. Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis yang dapat ditarik adalah: (1) Terdapat
hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru
dengan kinerja guru, (2). Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara supervisi dengan kinerja guru, (3). Dapat
disimpulkan melalui penjelasan diatas ada hubungan positif
yang signifikan antara kompetensi guru dan supervisi dengan
kinerja guru.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja dan Kompetensi Guru PAI
Suatu Lembaga, keorganisasian, kota, kabupaten, negara,
suku, masyarakat dan suatu kelompok yang lain wajib memiliki
pemimpin yang berkompeten dalam berbagai kondisi guna
menggapai tujuan kebaikan bersama, seperti hal nya Lembaga
sekolah wajib mempunyai kepala sekolah yang bisa mengatur
seluruh komponen yang ada di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi peran kepala sekolah di
SMPN 1 Tembelang sangat berkompeten dengan menjadi
pemimpin, manajer, supervise, pendidik dan administrator di
sekolah tersebut, serta berperan besar dalam melancarkan beberapa
program dan evaluasi yang konkret di sekolah tersebut.

66
a. Pemimpin
Setiap Lembaga Pendidikan tentunya memiliki kepala
sekolah mengurus semua komponen yang ada di sekolah seperti
hal nya kepala sekolah di SMPN 1 Tembelang Jombang yang
bertugas menaungi dan mengatur segala kegiatan yang ada di
sekolahan tersebut mulai dari program yang di adakan, kegiatan
evaluasi sampai dengan mengatur supaya kegiatan di sekolah
tersebut berjalan dengan baik.
b. Manajer
Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengatur manajemen
peningkatan kinerja dan kompetensi guru di SMPN 1 Tembelang
sangat baik mulai dari di adakanya MGMP, seminar, local karya
kepala sekolah SMPN 1 Tembelang juga mempunyai kemampuan
dalam mengoptimalkan sumber daya di sekolahan dan mampu
menggerakkan seluruh staf dan dewan guru guna menjalankan
tugas tugas nya masing masing agar tercapainya tujuan sekolahan
tersebut
c. Pendidik
Kepala sekolah SMPN 1 Tembelang juga mempunyai
jadwal mengajar jadi beliau tidak hanya menjadi kepala sekolah
yang tugasnya hanya mengatur saja akan tetapi beliau juga
memenuhi tugasnya sebagai tenaga pendidik tidak hanya itu kepala
sekolah SMPN 1 Tembelang juga membina, membimbing guru
baru memberikan tuntunan dan memberi tahu tata tertib ketika
mengajar, dengan begitu secara tidak langsung semua komponen
yang ada di sekolahan akan termotivasi semangat kerjanya.
d. Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor membimbing dan
mengarahkan tenaga pendidik agar memenuhi semua prosedur
yang telah ditetap kan di sekolah sebagaimana halnya kepala
sekolah sebagai supervisor, kepala sekolah di SMPN 1 tembelang

67
juga bertugas menjadi supervisor yang mengawasi segala kegiatan
yang berjalan di sekolah tersebut guna mengevaluasi kendala
kendala yang membuat tenaga pendidik kurang dalam kinerja dan
kompetensinya sebagai pendidik.
e. Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator mempunyai peran
yang tak kalah penting, hal ini disebabkan oleh kegiatan di
administrasi itu sendiri seperti halnya perancangan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, dan evaluasi seperti
halnya dengan Kepala sekolah di SMPN 1 Tembelang beliau
berperan penting dalam mengambil keputusan pada setiap kegiatan
yang dilakukan di sekolahan tersebut di antaranya pada kegiatan
MGMP, seminar, local karya dll beliau yang mengambil keputusan
serta mengkoordinir para komponen sumber daya yang ada di
sekolah untuk pelaksanaan kegiatan kegiatan tersebut serta beliau
yang bertanggung jawab atas kegiatan kelancaran yang dijalankan.

2. Kinerja dan Kompetensi Guru PAI di SMPN 1 Tembelang


Kinerja dan kompetensi adalah hal yang tidak bisa
dipisahkan dua duanya mempunyai peranan yang saling
berkesinambungan untuk menjadikan tujuan sekolah tersebut,
kinerja guru merupakan hal yang harus di optimalkan oleh guru
sedangkan kompetensi sebagai komponen penguat untuk kinerja
guru itu sendiri, apabila salah satu komponen tersebut tidak
dimiliki oleh seorang guru maka akan terjadi ketidakseimbangan
dalam mencapai tujuan Lembaga Pendidikan yang mereka
targetkan. Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi,
dokumentasi dan wawancara di SMPN 1 Tembelang Jombang guru
Pendidikan agama islam di sekolah tersebut sangat professional,
sebagaimana kinerja dan kompetensi mereka sangat seimbang
jabatan mereka sebagai pegawai negri sipil (PNS) juga menjadi

68
factor pendukung tentang fakta guru Pendidikan agama islam di
SMPN 1 Tembelang Jombang.
a) Rpp dan Silabus Sebagai Penunjang Kinerja Guru yang
Berkelanjutan.
Rpp dan silabus merupakan program yang wajib
dimiliki oleh seorang guru, pembuatan rpp tanpa silabus
akan dipandang sebagai hal yang tidak normal karena rpp
yang dibuat tanpa silabus berpotensi melenceng dari
filosofi kurikulum 2013 dimana kurikulum 2013 itu adalah
pegangan Lembaga Pendidikan sekarang, sehingga apa
yang ingin dicapai Lembaga Pendidikan melalui kurikulum
tersebut tidak akan tercapai. Guru Pendidikan agama islam
di SMPN 1 Tembelang Jombang melakukan pembuatan rpp
dan silabus dengan adanya pegangan tersebut maka guru di
sekolah tersebut lebih berpotensi menciptakan kinerja
sebagai guru Pendidikan agama islam yang berkelanjutan
dan membuka peluang yang besar untuk tercapainya tujuan
sekolah tersebut.
b) Supervisi Guru Pendidikan Agama Islam
Supervisi adalah program sekolah dimana guru akan
diawasi, diperiksa dan di intersepsi kegiatan ketika di ruang
kelas atau ketika kegiatan belajar mengajar dilakukan,
program ini bertujuan untuk menunjang kompetensi guru
agar senantiasa professional serta membantu guru untuk
lebih berkembang dalam hal menjadi seorang tenaga
pendidik. Begitu halnya dengan upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan islam di
SMPN 1 Tembelang Jombang di sekolah tersebut di
adakanya supervise setiap 1 semester sekurangnya 2 kali
guna menunjang dan mengembangkan kompetensi guru
Pendidikan agama islam di sekolah tersebut.

69
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi mengenai kepemimpinan
kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru
PAI di SMP Darul Ulum Kepuhdoko Tembelang, kesimpulannya adalah
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah di sekolah SMPN 1 Tembelang
Jombang dalam upaya meningkatkan kinerja dan kompetensi guru
Pendidikan agama islam menggunakan metode pembuatan rpp,
silabus, program supervise, MGMP, workshop, seminar, local karya
dan kegiatan lainya dalam melakukan kegiatan kegiatan tersebut
kepala sekolah SMPN 1 Tembelang Jombang telah berhasil
mengkoordinir anggotanya agar tujuan tersebut tercapai dengan baik.
2. Kinerja dan kompetensi guru Pendidikan agama islam di SMPN 1
Tembelang Jombang berhasil menyeimbangkan kinerja dan
kompetensi nya sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut, factor
pendukung dari kepala sekolah adalah adanya program supervise dan
pembuatan rpp dan silabus, adanya factor lain adalah karena jabatanya
sebagai pegawai negeri sipil untuk factor penghambat dari kinerja dan
kompetensi guru Pendidikan agama islam adalah dari dirinya sendiri
untuk menyeimbangkannya maka di harapkan guru mematuhi program
yang diselenggarakan di sekolah tersebut.

70
71
B. SARAN
Saran atau masukan penulis terhadap penelitian yang berjudul
Kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja dan
kompetensi guru Pendidikan agama islam di SMPN 1 Tembelang
Jombang bertujuan agar dapat dijadikan bahan rujukan dan pertimbangan
sehingga adanya perbaikan dari pihak sekolah maupun pemerintah secara
langsung. Dari penelitian tentang Kepemimpinan kepala sekolah dalam
upaya meningkatkan kinerja dan kompetensi guru Pendidikan agama islam
Tembelang, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penulis berharap untuk kedepanya kepala sekolah di SMPN 1
Tembelang Jombang melakukan inovasi inovasi baru dari program
yang bertujuan untuk mencapai tujuan Pendidikan yang lebih baik,
tidak hanya kepala sekolah yang menjabat sekarang juga untuk kepala
sekolah selanjutnya.
2. Pada era milenial ini diharapkan guru Pendidikan agama islam dapat
beradaptasi dengan teknologi teknologi yang telah disediakan, dapat
beradaptasi dengan peserta didik yang mana zaman semakin
berkembang teknologi semakin maju akan tetapi akhlak dan tata krama
di sepelekan begitu saja tugas sebagai guru Pendidikan agama islam di
era sekarang bukan hanya penyampaian materi akan tetapi pembinaan
akhlak, budi pekerti yang baik dan tata krama sudah menjadi
keharusan.
3. Sebagaimana penulis hanya manusia biasa yang banyak salah
adakalanya di pembahasan karya ilmiah dengan judul kepala sekolah
dalam upaya meningkatkan kinerja guru Pendidikan agama islam di
SMPN 1 Tembelang ada yang kurang dalam pembahasan, diharapkan
pembaca lebih banyak literasi dengan cara membaca karya tulis ilmiah
lain dengan judul yang hampir sama dengan penulis.

72
DAFTAR PUSTAKA

Abas, H. E. (2017). Magnet Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja


Guru (Revisi) STO Mohon Banyak Disebar Di Lampung. Elex Media
Komputindo.

Arifiana (2015) metode penelitian, UIN Malang.

As SaQofi, Mahmud (2021) Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja


guru di MAN 1 Kota Semarang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang.

Azrawie, Afwan (2018) Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
PAI di SMA Pesantren al-Quran Babussalam al-Muchtariyah Selayar.

Damanik, R. (2019). Hubungan Kompetensi Guru Dengan Kinerja Guru. Jurnal


Serunai Administrasi Pendidikan, 8(2).

FAUZI, M. (2020). Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru


Di Sma Al-Azhar 3 Bandar Lampung (Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).

Febriana, R. (2021). Kompetensi guru. Bumi aksara.

Hartinah, S., Arbaini, W., Arsil, A., & Hamengkubuwono, H. (2020). Kepala
Sekolah Sebagai Motivator: Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di MTs N
01 Kepahiang. Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 3(02), 217-233.

Iskandar, U. (2013). Kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja


guru. Jurnal visi ilmu pendidikan, 10(1).
Ismayani, A. I., Niswaty, R., & Darwis, M. (2015). Peranan kepala sekolah
sebagai leader di SMA negeri 8 kabupaten
Bulukumba. Ad’ministrare, 2(2), 101-107.

L Novisusanti (2021) Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan


Kinerja Guru Profesional Di SDN 143 Pekanbaru Riau.

Linda, F. C. (2020). Penanaman Sikap Ta’zim Siswa Kepada Guru Dalam


Pembelajaran Pai Di Smk It Ma’arif Nu 1 Karanglewas Banyumas
(Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).

Mahardhani, A. J. (2016). Kepemimpinan ideal kepala sekolah. Jurnal Dimensi


Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(2), 1-4.

73
Marhan, M. (2017). Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 4 Pagaralam. Al-Bahtsu:
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2(1).
Marhan, M. (2017). Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 4 Pagaralam. Al-Bahtsu:
Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 2(1).

Muspawi, M. (2020). Strategi menjadi kepala sekolah profesional. Jurnal Ilmiah


Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 402-409.

Nilamsari, N. (2014). Memahami studi dokumen dalam penelitian


kualitatif. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 13(2), 177-181.

Nur, H. M., & Fatonah, N. (2022). Paradigma kompetensi guru. Jurnal PGSD
Uniga, 1(1), 12-16.

Pastika, I. W. L., Santanu, G., & Marheni, K. E. (2017). Penerapan Konsep


Pengorganisasian dan Pengarahan pada PT Bayus Cargo Badung,
Bali. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 12(3 November), 197.

Rabadi, 150206013 (2019) Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan


Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Blangkejeren. Skripsi thesis, UIN Ar-
raniry.
Rachmawati, Y. (2013). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru. Jurnal Ekonomi, 1(1).

Ramdhan, M. (2021). Metode penelitian. Cipta Media Nusantara.

Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu


Dakwah, 17(33), 81-95.

Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun


2005 tentang Guru dan Dosen, Sekratariat Negara RI, Jakarta, 2005, hal.
10.

Sekretariat Negara RI, Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sekratariat Negara RI, Jakarta,
2003, hal. 15.

Suyani, Tahun 2018, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja


Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung
Timur, Tesis Program Pascasarjana

Tarigan, E. S. (2019). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan


Kompetensi Guru SD di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.

74
Taruna, M. M. (2011). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Analisa:
Journal of Social Science and Religion, 18(2), 180-196.

TIMUR, S. K. J. K. L. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan


Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Jabung Kabupaten
Lampung Timur.

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003


beserta penjelasannya (Bandung : Fokus Media,2003),7.

Wijaya, C., Zein, A., & Hasibuan, L. (2020). Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMU
Muhammadiyah 10 Rantau Prapat. EDU-RILIGIA: Jurnal Ilmu
Pendidikan Islam dan Keagamaan, 4(1).

75
DAFTAR LAMPIRAN

SURAT TUGAS BIMBINGAN TUGAS AKHIR

76
KARTU KONSULTASI BIMBINGAN TUGAS AKHIR

77
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

78
BALASAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

79
FOTO KEGIATAN WORKSHOP DI SMPN 1 TEMBELANG JOMBANG

FOTO KEGIATAN MGMP DI SMPN 1 TEMBELANG JOMBANG

80
FOTO WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SMPN 1
TEMBELANG JOMBANG

FOTO WAWANCARA DENGAN KEPALA KURIKULUM SMPN 1


TEMBELANG JOMBANG

81
FOTO WAWANCARA DENGAN GURU PAI DI SMPN 1 TEMBELANG
JOMBANG

FOTO SUPERVISI YANG DISELENGGARAKAN DI SMPN 1


TEMBELANG JOMBANG

82
FOTO LOKASI SMPN 1 TEMBELANG JOMBANG

83
FOTO TATATERTIB GURU DI SEKOLAH SMPN 1 TEMBELANG
JOMBANG

84
FOTO KEPALA SEKOLAH TERDAHULU DI SMPN 1 TEMBELANG
JOMBANG

85

Anda mungkin juga menyukai