Anda di halaman 1dari 1

Kronologis Perkara Cerai

Tshun 2013

Saya seorang suami bernama lengkap Agustinus Ary Patiung (31th), istri bernama Lisna (31th), saya
beragama Katolik dan istri beragama kristen BK, namun istri mengikut saya masuk ke katolik dan kami
menikah di Palu tahun 2013, punya 1 anak kandung Bernama Gabriel Luther Patiung umur 10 th. Awalnya
pernikahan kami seperti pasangan pada umumnya yang begitu harmonis. Hingga di tahun 2017 saya dan
istri serta anak saya ke Jakarta karena orang tua saya sakit (papa saya) karena beliau ingin melihat
cucunya

Tahun 2018

Setelah kejadian gempa bumi/tsunami/liquifaksi yang terjadi di Palu mereka (istri dan anak saya)
meminta izin untuk pulang ke Palu menengok keluarganya yang ada disana namun mereka tidak pernah
lagi kembali ke Jakarta sehingga anak saya akhirnya disekolahkan di Palu, dan saya sebagai orang tua
tidak lepas tanggung jawab membiayai kebutuhan sekolah dan kebutuhan lain selama dia di Palu.

Tahun 2022

Setelah beberapa lama berpisah, pada tahun 2022 saya mendengar kabar bahwa istri saya telah memiliki
anak dari orang lain sementara status pernikahan kami belum resmi bercerai. Oleh karena itu saya
sebagai suami yang ingin mempertahankan harga diri ingin mengajukan gugatan cerai, dan anak hasil
dari pernikahan kami sebelumnya (Gabriel Luther Patiung) sebaiknya hak asuhnya diberikan kepada saya
sebagai ayah karena sekarang dia sudah sibuk mengurusi anaknya dari laki-laki lain sementara anak saya
tidak diurusin. Didalam pernikahan kami tidak ada harta yang kami dapatkan selama masa pernikahan
kami selama 10th. Karena selama di Palu kami tinggal di rumah keluarga.

Demikian kronologis pengajuan gugatan cerai saya.

Anda mungkin juga menyukai