Anda di halaman 1dari 10

Kebenaran Pernikahan Bapak

(Sutarno) dan Ibu (Sutarti)

Oleh
Ricko Ahmad Maulana XG
NIS 13190

SMAN 1 WONOSARI
22 SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. atas kemudahan dan
kelancaran yang Ia berikan saya dapat menyelesaikan tugas penelitian sejarah ini
dengan tepat waktu. Adapun tema penelitian sejarah ini adalah “Kebenaran Pernikahan
Ayah dan Ibu Saya”.
Saya menyadari bahwa tugas penelitian ini memang jauh dari kata sempurna.
Karena keterbatasan waktu dan lain sebagainya menjadikan tugas ini jauh dari
sempurna. Saya berterima kasih juga kepada Ibu Endah Harminingtyas sebagai
pembimbing dalam tugas penelitian ini, serta orang-orang yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan tugas penelitian ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pernikahan adalah proses pengikatan janji suci antara laki-laki dan perempuan.
Pernikahan merupakan ibadah tertinggi seseorang menurut islam. Hal ini dilakukan
supaya calon mempelai pria dan wanita menjauhi hubungan terlarang, serta
mendapatkan pahala setelah sahnya janji suci pernikahan. Dengan terikatnya janji suci
antara seorang suami dan istri harus setia dalam berumah tangga sampai akhir hayat
menjemput.
Suatu pernikahan tentunya dibangun dengan tujuan keluarga yang bahagia,
sejahtera, harmonis, serta damai. Apabila hal-hal tersebut tidak bisa diwujudkan
ataupun hanya sedikit yang bisa diwujudkan maka pernikahan bisa terputus di tengah
jalan atau perceraian.
Perceraian adalah putusnya ikatan antara suami dan istri, yang menjadikan
keduanya tidak bisa disebut sebagai suami istri lagi. Perceraian ini disebabkan karena
jalan pikiran dari masing-masing suami atau istri tidak sejalan dan tidak bertemu
penengahnya. Akibatnya keduanya mempertahankan egonya masing-masing sehingga
terjadilah perceraian. Perceraian merupakan langkah terakhir jika, jalan pikiran tidak
bertemu antara keduanya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan


yaitu,
1.Perceraian terjadi karena tidak adanya penengah antara ego suami dan istri.
2.Pernikahan dibangun dengan tujuan-tujuan yang baik.

1.3. Tujuan

1.Membuktikan bahwa pernikahan secaara agama dan negara telah sah dilaksanakan
oleh ayah dan ibu saya.
2.Sesama suami istri harus bisa menahan ego masing-masing supaya hubungan
pernikahan masih dapat dipertahankan.
3.Dibutuhkannya penengah ego dari masing-masing suami maupun istri.
4.Membuktikan bahwa saya adalah anak yang didapat setelah pernikahan tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pemilihan Topik
Pembuktian bahwa memang ayah saya (Sutarno) dan ibu saya (Sutarti) telah
menikah secara agama dan negara pada hari yang akan saya bahas di materi
selanjutnya.

2.2. Heuristik
1.Duplikat kutipan akta nikah.
2.Foto album nikah.
3.Akta kelahiran saya (anak) Ricko Ahmad Maulana.
4.Kesaksian ibu saya (Sutarti)

2.3. Kritik dan Verifikasi


Duplikat akta nikah pernikahan menyatakan bahwa pernikahan diadakan di
rumah mempelai wanita pada tanggal 26 Novemeber 2004. Setelah saya bandingkan
dengan foto-foto pada album nikah didapat bahwa pernikahan itu memang diadakan di
sebuah rumah.
Wali nikah yang tertera pada duplikat akta nikah disebutkan adalah Bapak
Kateni yang tidak lain adalah ayah dari ibu saya yaitu Sutarti. Setelah dicocokkan
dengan album nikah memang wali pernikahan itu adalah seorang bapak, yang kalau
saya tanyakan kepada ibu saya itu merupakan ayahnya yaitu Bapak Kateni.
Pernikahan antara bapak dan ibu saya diselenggarakan pada 26 November 2004.
Menurut akta kelahiran saya, saya lahir pada 13 Oktober 2006 yang artinya saya
memang adalah anak hasil pernikahan tersebut, bukan sebelum pernikahan tersebut
secara sah dilaksanakan.
Aspek eksternal : Duplikat kutipan akta nikah dikeluarkan oleh KUA Kecamatan
Punung, Akta kelahiran saya (anak) dikeluarkan oleh Disdukcapil.

2.4. Interpretasi
Data-data didapatkan dari sumber yang valid serta dari orang yang berkompeten
menjawab permasalahan tersebut.

2.5. Histroriografi
Bapak saya lahir pada tahun 31 Desember 1979 di Gunungkidul. Ibu saya lahir di
Pacitan pada 14 Juni 1984. Bapak saya Pendidikan terakhirnya adalah SMA/sederajat di
wilayah Kabupaten Gunungkidul. Berbeda dengan ibu saya yang hanya tamat sampai
Pendidikan SMP/sederajat karena keterbatasan biaya.
Suatu saat mereka dipertemukan di lingkungan pekerjaan yang sama. Waktu
terus berlalu, merekapun saling menyukai satu sama lain. Suatu saat ibu saya akan
pulang kampung. Bapak saya pun ikut, karena beliau merasa tidak tega untuk
meninggalkan seorang wanita pulang sendirian.
Setelah sesampainya di rumah ibu dan bersalaman dengan orang tua ibu, bapak
dari ibu berkata supaya bapak mau menikahi ibu. Beliau pun menyetujuinya dan suatu
saat beliau akan menikahinya.
Waktu pun terus berlalu, sampai tepat pada 26 November 2004, jam 07.30
pernikahan sah secara agama dan negara di langsungkan di rumah ibu, tepatnya di
Kecamatan Punung, Pacitan. Keluarga dari masing-masing mempelai menghadiri
pernikahan tersebut. Yang bertindak sebagai wali nikah yaitu bapak dari ibu yaitu
Bapak Kateni. Maskawin nikah berupa seperangkat alat sholat, emas 4 gram, dan uang
senilai Rp. 200.000,00.
Masing-masing usia dari mempelai pada pernikahan tersebut adalah bapak (24
tahun) dan ibu (20 tahun). Setelah 2 tahun menikah, mereka mempunyai anak yaitu
saya (Ricko). Anak itu lahir pada tanggal 13 Oktober 2006 di Gunungkidul.

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Singkatnya dari hal-hal penelitian di atas adalah para suami dan istri harus bisa
untuk menjaga hubungan pernikahan itu sendiri dengan cara mengesampingkan ego
masing-masing dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga hubungan
pernikahan itu sendiri.
Penelitian ini dibuat dengan sumber-sumber yang valid dan tak terbantahkan.
Sejarah pernikahan sangat banyak sumber yang bisa didapatkan dan tidak terlalu susah
untuk mencari bukti dari mulut ke mulut.

3.2. Lampiran
https://drive.google.com/file/d/11MV3uYwzmmEOsZnwjKuNHjMud3j5HJvf/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai