Document MULOK 1
Document MULOK 1
Sebelum menjadi pengusaha tanaman hias, Udin yang berasal dari Muntilan, Jawa Tengah ini sempat
menjadi tenaga kasar, mulai dari kuli bangunan, kuli pasir, kernet truk hingga berkecimpung di jual beli
pasir. Nah, Sobat Agri ingin tahu bagaimana kisah suksesnya? Berikut ulasannya.
Kisah sukses Udin dalam usaha tanaman hias berawal dari hobi menanam. Ia kemudian berpikir untuk
usaha tanaman dengan modal ratusan ribu kala itu.
“Kalau fokus jualan tanaman hias itu dari tahun 2006, waktu itu saya jualan kelilingan tanaman hias,
istilahnya dari pasar ke pasar. Jadi setiap hari pindah tempat, cuman nenteng pakai kardus,” kata Udin
saat dihubungi SariAgri.
Selang 2 tahun kemudian, Udin mencari kios di tempat yang lebih ramai lagi, yakni di depan stasiun
Yogyakarta. Di sana ia membuka kios usaha tanaman hias sampai 2010.
Kemudian Udin ingin membuka kesempatan yang lebih luas lagi dengan buka usaha tanaman hias di
Jakarta sampai sekarang. Namun, kala itu ia kerap dilanda masalah ketika membuka kios usaha tanaman
hias d Jakarta.
“Di Jakarta itu sering kebanjiran, tanaman habis kebanjiran, jadi harus mulai dari nol lagi. Sampai 2018
baru mulai agak bangkit,” ujarnya.
Udin mengakui efek pandemi justru membuat usahanya tanaman hiasnya meningkat. Ia mengatakan
pandemi menjadi momen meledaknya harga tanaman hias. Tak main-main, Udin mengatakan bisa
meraup omzet Rp500 juta sampai Rp600 juta per bulannya.
“Selama pandemi aja kadang-kadang per harinya saya bisa dapat Rp70 juta, ya kadang-kadang Rp30 juta.
Sedangkan untuk omzet itu bisa setengah miliyar perbulannya. Tanaman hias itu banyak peminatnya
ketika pandemi,” pungkasnya.