ETIK PSIKOLOGI
Presented by : Kelompok 6
ANGGOTA KELOMPOK
Taufiq Ridho Sirma Putra (20101157510038)
Aji Perdana (20101157510264)
Frestia Salihatunnisa (21101157510241)
Hasya Ilmi Fadhila (21101157510244)
Indah Wahyuni (21101157510246)
BAB 1
PEDOMAN UMUM
A. Pasal 1 ( Pengertian ) 4. ILMUWAN PSIKOLOGI adalah ahli dalambidang
1. KODE ETIK PSIKOLOGI adalahseperangkat nilai- ilmu psikologi dengan latar belakangpendidikan
nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan sebaik- strata 1 dan/atau strata 2 dan/ataustrata 3 dalam
baiknya dalammelaksanakan kegiatan sebagai bidang psikologi.
psikolog dan ilmuwan psikologi di Indonesia. 5. LAYANAN PSIKOLOGI adalah segalaaktifitas
2. PSIKOLOGI merupakan ilmu yang berfokus pada pemberian jasa dan praktikpsikologi dalam rangka
perilaku dan proses mental yang melatar menolong individudan/atau kelompok yang
belakangi, serta penerapan dalam kehidupan dimaksudkan untukpencegahan, pengembangan
manusia. dan penyelesaian masalah-masalah psikologi.
3. PSIKOLOG adalah lulusan pendidikanprofesi yang
berkaitan dengan praktikpsikologi dengan latar
belakang pendidikanSarjana Psikologi lulusan
program pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1)
sistem kurikukum lama atau yang
mengikutipendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1)
dan lulus dari pendidikan profesi psikologi
ataustrata 2 (S2) Pendidikan Magister
Psikologi(Profesi Psikolog).
PANDANGAN KELOMPOK TERHADAP
PASAL 1
Isi Pasal 1 dalam Kode EtikPsikologi memberikan pengertian dan
batasan mengenai beberapa konseputama, yaitu Kode Etik
Psikologi, IlmuPsikologi, Psikolog, IlmuwanPsikologi, dan Layanan
Psikologi. Seluruh pasal tersebut menekankanpentingnya nilai-nilai
etika dalammelaksanakan kegiatan psikologi, menetapkan standar
kualifikasi dan kewenangan bagi psikolog, sertamenggarisbawahi
beragam bidanglayanan psikologi yang dapatdijalankan oleh para
profesional di bidang ini. Izin praktik psikologidiwajibkan sebagai
upaya untukmemastikan bahwa praktik psikologidilakukan dengan
mematuhi standardan etika yang berlaku.
BAB 1
PEDOMAN UMUM
Pasal 2 ( Prinsip Umum ) 4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
Prinsip A: Penghormatan pada Harkat menyadaridan menghormati perbedaan budaya,
MartabatManusia individu dan peran, termasuk usia, gender,
( 1 )Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi identitas gender, ras, suku bangsa, budaya, asal
harusmenekankan pada hak asasi manusia kebangsaan, orientasiseksual, ketidakmampuan
dalammelaksanakan layanan psikologi. (berkebutuhan khusus), bahasa dan status
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi sosialekonomi, sertamempertimbangkan faktor-
menghormatimartabat setiap orang serta hak-hak faktor tersebut pada saatbekerja dengan orang-
individu akankeleluasaan pribadi, kerahasiaan dan orang dari kelompok tersebut.
pilihan pribadiseseorang. (5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusahauntuk menghilangkan pengaruh bias
menyadaribahwa diperlukan kehati-hatian khusus faktorfaktortersebut pada butir (3) dan
untukmelindungi hak dan kesejahteraan individu menghindari keterlibatanbaik yang disadari
ataukomunitas yang karena keterbatasan yang ada maupun tidak disadari dalamaktifitas-aktifitas
dapat mempengaruhi otonomi dalam pengambilan yang didasari oleh prasangka.
keputusan.
BAB 1
PEDOMAN UMUM
Prinsip B: Integritas dan Sikap Ilmiah
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus mendasarkan Prinsip C : Profesional
pada dasar dan etika ilmiah terutamapada pengetahuan (1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harusmemiliki kompetensi
yang sudah diyakini kebenarannyaoleh komunitas psikologi. dalam melaksanakan segalabentuk layanan psikologi, penelitian,
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi senantiasa menjaga pengajaran, pelatihan, layanan psikologi dengan menekankan pada
ketepatan, kejujuran, kebenaran dalamkeilmuan, pengajaran, tanggung jawab, kejujuran, batasan kompetensi, obyektif dan
integritas.
pengamalan dan praktikpsikologi. (2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membangunhubungan yang
(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak mencuri, didasarkan pada adanya salingpercaya, menyadari tanggungjawab
berbohong, terlibat pemalsuan (fraud), tipuan atau distorsi profesional dan ilmiah terhadap pengguna layanan psikologi
fakta yang direncanakan dengan sengaja memberikan sertakomunitas khusus lainnya.
fakta-fakta yang tidak benar. (3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjunjungtinggi kode etik,
peran dan kewajiban profesional, mengambil tanggung jawab secara
(4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berupaya untuk tepat atas tindakanmereka, berupaya untuk mengelola berbagai
menepati janji tetapi dapat mengambil keputusan tidak konflikkepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi dan dampak
mengungkap fakta secara utuh atau lengkap HANYA dalam buruk.
situasi dimana tidak diungkapkannya fakta secara etis dapat (4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapatberkonsultasi,
dipertanggungjawabkan untuk meminimalkan dampak buruk bekerjasama dan/atau merujuk pada teman sejawat, profesional lain
dan/atau institusi-institusi lain untuk memberikan layanan
bagi pengguna layanan psikologi. terbaikkepada pengguna layanan psikologi.
(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memiliki kewajiban (5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlumempertimbangkan dan
untuk mempertimbangkan kebutuhan, konsekuensi dan memperhatikan kepatuhanetis dan profesional kolega-kolega
bertanggung jawab untuk memperbaiki ketidakpercayaan dan/atau profesilain.
atau akibat buruk yang muncul dari penggunaan teknik (6) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam situasitertentu bersedia
untuk menyumbangkan sebagianwaktu profesionalnya tanpa atau
psikologi yang digunakan. dengan sedikitkompensasi keuntungan pribadi.
BAB 1
PEDOMAN UMUM
Prinsip E : Manfaat
Prinsip D : Keadilan
(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memahami bahwa (1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusahamaksimal
kejujuran dan ketidak berpihakan adalah haksetiap orang. memberikan manfaat pada kesejahteraanumat manusia,
Oleh karena itu, pengguna layanan psikologi tanpa perlindungan hak dan meminimalkanresiko dampak buruk pengguna
dibedakan oleh latarbelakang dan karakteristik khususnya,
harus mendapatkan layanandan memperoleh keuntungan layanan psikologi sertapihak-pihak lain yang terkait.
dalam kualitas yang setara dalam hal proses, prosedur dan (2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi apabilaterjadi konflik perlu
layanan yang dilakukan. menghindari serta meminimalkanakibat dampak buruk; karena
(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menggunakan
penilaian yang dapat dipertanggungjawabkan secara keputusan dan tindakan-tindakan ilmiah dari Psikolog dan/ atau
profesional, waspadadalam memastikan kemungkinan bias- IlmuwanPsikologi dapat mempengaruhi kehidupan pihak-pihaklain.
bias yang muncul, mempertimbangkan batas dari kompetensi, (3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perluwaspada terhadap
dan keterbatasan keahlian sehingga tidak mengabaikan atau
mengarah kepada praktik-praktik yang kemungkinan adanya faktor-faktorpribadi, keuangan, sosial,
menjaminketidakberpihakan. organisasi maupun politikyang mengarah pada penyalahgunaan atas
pengaruhmereka.
BAB 2
MENGATASI ISU ETIKA
Pasal 3
Majelis Psikologi Indonesia
i. Ilmu Psikologi
ii. Profesi Psikologi
iii. Pengguna Jasa layanan psikologi
iv. ndividu yang menjalani Pemeriksaan
Psikologi
v. Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat
umumnya
BAB 2
MENGATASI ISU ETIKA
Pasal 5
Penyelesaian Isu Etika
Pasal 8 Pasal 9
Peningkatan kompetensi Dasar Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Sikap
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi wajib Profesional
melaksanakan upaya-upaya yang berkesinambungan
guna mempertahankan dan meningkatkan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam
kompetensi mereka. pengambilan keputusan harus berdasar pada
Pandangan kelompok terhadap pasal 8 pengetahuan ilmiah dan sikap profesional yang
Pernyataan tersebut menggambarkan komitmen sudah teruji dan diterima secara luas atau universal
terhadap standar tinggi, etika profesi, dan dalam disiplin Ilmu Psikologi.
pemahaman tentang pentingnya terus berkembang
dalam profesi psikologi. Hal ini tidak hanya Pandangan kelompok terhadap pasal 9
bermanfaat bagi psikolog itu sendiri, tetapi juga Pernyataan ini memberikan arahan yang jelas
untuk pengguna jasa layanan psikologi yang tentang norma-norma yang harus menjadi dasar
mendapatkan manfaat dari layanan yang mutakhir dalam pengambilan keputusan dan praktik psikologi,
dan relevan dengan perkembangan terkini di bidang dan menciptakan fondasi yang kuat untuk menjaga
psikologi. integritas dan kualitas dalam profesi ini.
BAB 3
KOMPETENSI
Pasal 10 (Pendelegasian Pekerjaan Pada Orang
Lain)