Anda di halaman 1dari 5

MERANGKUM KODE ETIK PSIKOLOGI

Nama : Alda f. ibrahim


kelas : psikologi (A)
NIM ::C03422066

BAB III
Pasal 7
Ruang Lingkup Kompetensi

1.Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalambentuk mengajar, melakukan penelitian


dan/atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan,
pelatihanatau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2.Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan olehI lmuwan Psikologi
serta secara khusus dapat melakukan praktik
3.Psikolog dan/atau psikolog ketika menangani masalah yang berbeda atau menangani kasus
khusus, misalnya sehubungan dengan pengobatan HIV/AIDS, kekerasan spesifik gender,
orientasi seksual, disabilitas (berkebutuhan khusus)Suatau terkait dengan ras, etnis, budaya,
asal kebangsaan, agama, bahasa atau kelompok terpinggirkan tertentu, penting untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tambahan melalui berbagai cara seperti
pendidikan, pelatihan khusus, konseling atau pengawasan langsung. Pemberian pelayanan
dan/atau pelatihan psikologis yang dilakukan, kecuali dalam keadaan darurat, sesuai dengan
pasal yang bersangkutan.
4. Psikologi, khususnya yang berkaitan dengan asesmen dan intervensi ditentukan pasca
perijinan, terbatas pada pendidikan, pelatihan, pengalaman pendampingan, konseling, studi
dan/atau pengalaman kerja berdasarkan kualifikasi berdasarkan kaidah ilmiah yang dapat
dijelaskan.
5.Psikolog dan/atau psikolog yang menangani berbagai kasus khusus, misalnya terkait
HIV/AIDS, kekerasan seksual, orientasi seksual, disabilitas (berkebutuhan khusus)atau
terkait dengan ras tertentu, asal etnis, budaya, asal negara, agama, bahasa atau kelompok
terpinggirkan, penting untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tambahan dengan
berbagai cara, seperti melalui pendidikan, pelatihan khusus, konseling atau pengawasan.
Supervisi Memastikan kompetensi untuk memberikan layanan dan/atau praktik psikologis
yang dilakukan, kecuali dalam keadaan darurat, sesuai dengan pasal yang relevan.
Pasal 8
Peningkatan Kualifikasi
Psikolog dan/atau peneliti psikologi harus terus berusaha untuk mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan mereka.
Pasal 9
Dasar-Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Sikap Profesional
Dasar-dasar pengetahuan ilmiah dan sikap profesional Dalam mengambil keputusan, psikolog
dan/atau psikolog harus mendasarkan keputusannya pada bukti ilmiah dan sikap profesional
yang telah teruji dan diterima secara luas atau universal di bidang psikologi.
Pasal 10
Delegasi pekerja 31yang lain
Psikolog dan/atau peneliti psikologi yang mendelegasikan pekerjaan kepada asisten
mahasiswa, mahasiswa, pembimbing mahasiswa, asisten peneliti, asisten pengajar atau jasa
orang lain seperti penerjemah; harus mengambil tindakan yang tepat:
1. Hindari mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang yang memiliki hubungan
ganda dengan orang yang mencari perawatan kesehatan mental, karena hal ini dapat
menyebabkan penyalahgunaan atau hilangnya objektivitas.
2. Izinkan hanya tugas-tugas yang diharapkan dapat dilakukan oleh orang yang
berwenang secara wajar secara mandiri atau di bawah pengawasan tertentu
berdasarkan pelatihan atau pengalaman mereka. Dan
3. Memastikan bahwa orang tersebut memberikan layanan psikologis secara kompeten.
Pasal 11
Masalah dan konflik pribadi
1. Psikolog dan/atau psikolog mengetahui bahwa masalah dan konflik pribadi mereka
dapat memengaruhi performa kerja. Dalam hal ini, Psikolog dan/atau Psikolog dapat
menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan Pengguna Jasa Psikologi,
maupun pemangku kepentingan lainnya, karena masalah dan/atau konflik pribadi
tersebut.
2. Psikolog dan/atau peneliti psikologis harus menyadari tanda-tanda ini Jika Anda
memiliki masalah dan konflik pribadi, cari bantuan sesegera mungkin atau mintalah
nasihat profesional agar Anda dapat melanjutkan aktivitas profesional Anda. Psikolog
harus memutuskan pembatasan, penangguhan, atau penghentian kewajiban untuk
memberikan layanan psikologis.
Pasal 12
Penyediaan layanan psikologis dalam situasi krisis
1. Kedaruratan adalah kondisi di mana layanan kesehatan mental dan/atau psikologis
sangat dibutuhkan, tetapi psikolog dan/atau ilmuwan psikologi yang memenuhi syarat
untuk menyediakan layanan psikologis yang dibutuhkan tidak tersedia. Dalam hal
yang disebutkan pada ayat 1, kebutuhan yang ada harus tetap dipenuhi. Jadi psikolog
dan/atau psikolog yang belum memiliki kualifikasi
2. Para profesional di bidang ini dapat memberikan layanan psikologis untuk
memastikan kebutuhan layanan psikologis tidak terbengkalai.
3. Psikolog dan/atau psikolog yang belum memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan,
ketika memberikan layanan psikologis dalam situasi krisis, harus segera mencari
psikolog yang memenuhi syarat untuk mengawasi atau melanjutkan layanan
psikologis tersebut.
4. Ketika psikolog dan/atau peneliti psikologis yang lebih berkualitas tersedia atau
keadaan darurat ditutup, penyediaan layanan psikologis ini harus dialihkan ke
individu yang lebih berkualitas atau segera dihentikan.

BAB IV
BAB IV HUBUNGAN ANTAR ORANG

Pasal 13
Sikap Profesional
Psikolog dan/atau psikolog yang memberikan pelayanan psikologi, baik perorangan,
kelompok, lembaga maupun organisasi/badan, harus sesuai dengan keahlian dan
kompetensinya serta harus:
1. Utamakan alasan profesional.
2. Tawarkan layanan kepada siapa saja yang membutuhkannya.
3. Perlindungan pengguna layanan psikologis terhadap konsekuensi merugikan yang
diakibatkan oleh layanan psikologis yang mereka gunakan.
4. Mengutamakan ketidakberpihakan demi kepentingan pengguna layanan psikologis
dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyediaan layanan tersebut.
5. Penggunaan layanan psikologis membawa kemungkinan efek negatif yang tak
terhindarkan Karena penyediaan layanan psikologis oleh psikolog dan/atau psikolog,
pengguna layanan psikolog tersebut harus diberitahu.
Pasal 14 pelecehan
A. Pelecehan seksual
Psikolog dan/atau psikolog tidak terlibat dalam penerapan ilmunya pertanyaan tentang
hubungan seksual, belaian fisik, perilaku seksual atau non-verbal yang berkaitan dengan
aktivitas atau peran psikolog dan/atau peneliti psikologis.
Tingkah laku dalam pengertian ini adalah perbuatan atau tingkah laku yang dianggap sebagai:
1. Tidak diinginkan, kasar, dapat menimbulkan atau menyebabkan perasaan sakit hati
2. Menimbulkan suasana cemas, takut, mengandung permusuhan, dalam hal ini psikolog
dan/atau peneliti psikologi mengetahui atau mengetahui hal tersebut atau
3. Kasar dalam konteks ini atau cenderung kejam atau menghina seseorang,
4. Hal-hal yang cukup berbahaya atau dicurigai secara hukum harus dihindari
5. Dapat merugikan pengguna layanan psikologis atau pihak lain.
B. Gangguan lain
Psikolog dan/atau peneliti psikologi tidak boleh dengan sengaja terlibat dalam perilaku
yang melecehkan atau mencemarkan nama baik orang yang berinteraksi dengan mereka
selama bekerja, baik karena usia, jenis kelamin, ras, etnis, asal kebangsaan, agama, orientasi
atau disabilitas seksual, bahasa . atau status sosial ekonomi.
Pasal 15
Penghindaran pengaruh yang merugikan
Psikolog dan/atau peneliti psikologis mengambil tindakan yang wajar untuk menghindari
efek berbahaya pada pengguna layanan psikologis dan orang lain yang terlibat dalam
pekerjaan mereka dan untuk meminimalkan efek buruk pada keadaan yang tidak dapat
dihindari tetapi dapat diperkirakan.
Pasal 16 Hubungan Rangkap
Hubungan sintetis terjadi ketika:
1. Seorang psikolog dan/atau peneliti psikologis dalam peran profesionalnya bersama
seseorang dan pada saat yang sama melakukan tugas lain pada orang yang sama, atau
2. Seorang psikolog sekaligus memiliki hubungan dengan seseorang yang berkerabat
dekat dengan orang yang memiliki hubungan profesional dengan seorang psikolog
. Pasal 17 Konflik kepentingan
Psikolog dan/atau psikolog menghindari asumsi peran profesional dalam bidang pribadi,
ilmiah, profesional, hukum, keuangan,kepentingan atau hubungan lain diyakini
adamengganggu objektivitas, kompetensi, atau efisiensi mereka dalam menjalankan
profesinya sebagai psikolog dan/atau psikolog atau merugikan pengguna layanan psikologis
dan perusahaan yang berafiliasi dengan pengguna layanan psikologis tersebut.
Pasal 18
Penggunaan
Psikolog dan/atau psikolog tidak melakukan hal-hal yang dapat dianggap sebagai
pelanggaran, yaitu:
1. Eksploitasi atau penyalahgunaan terhadap seseorang atau organisasi yang diarahkan,
dinilai atau diberi wewenang oleh mereka, seperti B. Pelajar, karyawan, subjek
penelitian, orang yang melakukan studi psikologi atau di bawah pengawasan mereka.
2. Partisipasi dalam hal-hal yang mengarah ke hubungan seksual dengan siswa atau
pengawas, di mana psikolog dan/atau psikolog 41 memiliki kewenangan diskresi atau
tanggung jawab langsung.
3. Eksploitasi atau pelecehan atau keterlibatan dalam hal-hal yang mengarah pada
hubungan seksual dengan pengguna layanan psikologis.
Penggunaan Informasi Psikolog dan/atau psikolog tidak melakukan apapun yang dapat
dianggap sebagai bagian dari penggunaan atau pemanfaatan informasi oleh orang yang
berada di bawah pengawasan, evaluasi atau supervisi.

Pasal 19 Hubungan profesional


Psikolog dan/atau psikolog memiliki dua jenis hubungan profesional, yaitu hubungan
interprofesional dengan psikolog dan/atau peneliti psikologi dan hubungan dengan profesi
lain.

Pasal 20
Lembar persetujuan
Bentuk persetujuan adalah persetujuan yang diberikan oleh seseorang yang menjalani proses
di bidang psikologi yang melibatkan pendidikan/pelatihan/penelitian evaluatif.Persetujuan
diberikantertulis dan ditandatangani oleh orang yang diperiksa dan saksi. Pernyataan
persetujuan harus mencakup hal-hal berikut:
1. Kesediaan untuk mengikuti proses tanpa paksaan.
2. Perkiraan waktu yang telah berlalu.
3. Gambaran umum tentang apa yang harus dilakukan.
4. Keuntungandan/atau risiko yang dialami selama proses tersebut.
5. Jaminankerahasiaanselamaprosestersebut.

Anda mungkin juga menyukai