Anda di halaman 1dari 4

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kode Etik Psikologi T.A.

2022/2023

Program Studi S1 Psikologi


UNIVERSITAS CENDIKIA MITRA INDONESIA
Dosen Pengampu : Dwi Nurul Baroroh, M. Psi, Psikolog.

Nama : Nurul Anggraini


Inshani NIM : 210100367_A

Tugas !

1. Jelaskan pengertian ilmuan psikologi dan psikolog dan apa bedanya!?

 ILMUWAN PSIKOLOGI adalah ahli dalam bidang ilmu psikologi dengan latar
belakang pendidikan strata 1 dan/atau strata 2 dan/atau strata 3 dalam bidang psikologi.
Ilmuwan psikologi memiliki kewenangan untuk memberikan layanan psikologi yang
meliputi bidang-bidang penelitian; pengajaran; supervisi dalam pelatihan; layanan
masyarakat; pengembangan kebijakan; intervensi sosial; pengembangan instrumen
asesmen psikologi; pengadministrasian asesmen; konseling sederhana; konsultasi
organisasi; perancangan dan evaluasi program. Ilmuwan Psikologi dibedakan dalam
kelompok ilmu murni (sains) dan terapan.
 PSIKOLOG adalah lulusan pendidikan profesi yang berkaitan dengan praktik psikologi
dengan latar belakang pendidikan Sarjana Psikologi lulusan program pendidikan tinggi
psikologi strata 1 (S1) sistem kurikukum lama atau yang mengikuti pendidikan tinggi
psikologi strata 1 (S1) dan lulus dari pendidikan profesi psikologi atau Strata 2 (S2)
Pendidikan Magister Psikologi (Profesi Psikolog). Psikolog memiliki kewenangan untuk
memberikan layanan psikologi yang meliputi bidang-bidang praktik klinis dan konseling;
penelitian; pengajaran; supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan
kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan instrumen asesmen psikologi;
penyelenggaraan asesmen; konseling; konsultasi organisasi; aktifitas-aktifitas dalam
bidang forensik; perancangan dan evaluasi program; serta administrasi. Psikolog
DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Psikolog diwajibkan memiliki izin praktik psikologi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Sedangkan untuk Ilmuwan Psikologi adalah seseorang yang sedang atau telah
menyelesaikan studi pada tingkat Sarjana (S1) dan/atau Magister (S2) dan/atau Doktor
(S3) dalam bidang psikologi.

2. Jelaskan batasan kewenangan ilmuan psikologi dan psikologi!

 Pasal 46
Batasan Kewenangan
a. Psikolog dan atau ilmuan Psikologi memahami batasan kemampuan dan kewenangan
masing-masing anggota Tim yang terlibat dalam penelitian tersebut
b. Psikolog dan Ilmuan Psikologi dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak yang lebih ahli
dibidang penelitian yang sedang dilakukan sebagai bagian dari proses implementasi
penelitian. Konsultasi yang dimaksud dapat meliputi yang berkaitan dengan kompetensi
dan kewengan misalnya badan-badan resmi pemerintas dan swasta, organisasi profesi
lain, komite khusus, kelompok sejawat, kelompok seminat, atau melalui mekanisme lain.

3. Apa peran dan fungsi majelis psikologi?

(1) Majelis Psikologi adalah penyelenggara organi sasi yang memberikan pertimbangan etis
normatif maupun keorganisasian dalam kaitan dengan profesi psikologi baik sebagai
ilmuwan maupun praktik psikologi kepada anggota maupun organisasi.
(2) Penyelesaian masalah pelanggaran Kode Etik Psikologi Indonesia oleh Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi, dilakukan oleh Majelis Psikologi dengan memperhatikan laporan yang
masuk akal dari berbagai pihak dan kesempatan untuk membela diri.
(3) Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi telah melakukan layanan Psikologi sesuai
prosedur yang diatur dalam Kode Etik dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmiah
serta bukti-bukti empiris wajib mendapat perlindungan dari Himpunan Psikologi Indonesia.
(4) Apabila terdapat masalah etika dalam pemberian layanan psikologi yang belum diatur
dalam kode etik psikologi Indonesia maka Himpunan Psikologi Indonesia wajib
mengundang Majelis Psikologi untuk membahas dan merumuskannya, kemudian disahkan
dalam sebuah Rapat yang dimaksudkan untuk itu.

4. Jelaskan kompetensi ilmuan psikologi dan psikologi!

 Pasal 7
Ruang Lingkup Kompetensi
1) Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar,melakuan penelitian
atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan,
pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan oleh Ilmuan Psikologi
serta secara khusus dapat melakukan praktik psikologi terutama yang berkaitan dengan
asesmen dan intervensi yang ditetapkan setelah memperoleh ijin praktik sebatas
kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman terbimbing, konsultasi,
telaah dan/atau pengalaman profesional sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam menangani berbagai isu atau cakupan kasus
kasus khusus, misalnya terkait penanganan HIV/AIDS, kekerasan berbasis gender,
orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan khu sus), atau yang terkait dengan
kekhususan ras, suku, budaya, asli kebangsaan, agama, ba hasa atau kelompok marginal,
penting untuk mengupayakan penambahan pengetahuan dan ketrampilan melalui
berbagai cara seperti pelatihan, pendidikan khusus, konsultasi atau supervisi terbimbing
untuk memastikan kom petensi dalam memberikan pelayanan jasa dan/ atau psikologi
yang dilakukan kecuali dalam situasi darurat sesuai dengan pasal yang membahas tentang
itu.
4) Psikolog atau Ilmuan Psikolog perlu menyiapkan langkah-langkah yang dapat
dipertanggungjawabkan dalam area-area yang belum memiliki standar baku penanganan,
guna melindungi pengguna jasa layanan psikologi serta pihak lain yang terkait.
5) Dalam menjalankan peran forensik, selain memiliki kompetensi psikologi sebagimana
tersebut di atas, Psikolog perlu memahami hukum yang berlaku di Indonesia, khususnya
hukum pidana, sehubung dengan kasus yang ditangani dan peran yang dijalankan.
 Pasal 8
Peningkatan Kompetensi
Psikolog dan Ilmuan Psikologi wajib melaksanakan upaya-upaya yang berkesinambung
guna mempertahankan dan meningkatkan kompetensi mereka.

Anda mungkin juga menyukai