Anda di halaman 1dari 139

MUDZAKARAH MASTURAT

A. ADA 7 BAGIAN PENTING DALAM USAHA MASTURAH


1. Pentingnya usaha masturah
2. Tujuan usaha masturah
3. Target usaha masturah
4. Maqomi masturah
5. Persyaratan keluar masturah
6. Program jama`ah keluar masturah
7. Nusrah jama`ah masturah

B. 5 TARGET USAHA MASTURAH


1. Hidup ta`lim di rumah
2. Hidup sederhana
3. Banyak waktu untuk amal agama, mempersingkat untuk
keperluan lain
4. Memiliki akhlak yang baik / berkhidmat
5. Menjadi da`iyah / selalu berbicara agama

C. MAQOMI MASTURAH
1. Ta`lim rumah
2. Ta`lim muhallah

D. MUDZAKARAH – MUDZAKARAH DI DALAM PROGRAM


1. 6 sifat sahabat ( six point )
2. 20 usul – usul da`wah
3. Maqomi rijal
4. Maqomi masturah
5. Mendidik anak secara Islam
6. Da`wah iman yakin
7. Adab safar ( perjalanan )
8. Adab rumah tangga
9. Adab mandi dan tandas ( sewaktu-waktu )

E. AZAS KERJA MASTURAH


• Dari Abu Sa`id Al-Khudri r.a, saya mendengar Rasulullah saw
bersabda : Barangsiapa melihat kemungkaran dilakukan
dihadapannya, maka hendaklah ia mencegah dengan tangannya,
jika tidak mampu maka hendaklah mencegah dengan lidahnya, dan
jika tidak mampu maka hendaklah ia merasa benci dalam hatinya,
dan ini adalah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim, Tirmidzi,
Ibnu Majah, Nasa`I – At-Targhib ).
• Anjuran Masyeikh yaitu keharusan dan kehati-hatian.

F. MAKSUD DAN TUJUAN


• `Alimah ( berilmu )
• Zahidah ( sederhana )
• `Abidah ( ahli ibadah )
• Murabbiyah ( pendidik )
• Khaddimah ( berkhidmad )
• Da`iyah ( penda`wah wanita )

G. TUJUAN : Kepentingan Kerja Masturah


• Wanita pertama masuk Islam adalah wanita ( korban harta ) –
Khadijah r.ha
• Yang mati syahid pertama adalah wanita – Sumayyah r.ha
• 2 orang khalifah masuk Islam karena wanita – Fathimah r.ha
dan Saudah r.ha
• Yang menghidupkan usaha da`wah yang telah lama tidur
adalah wanita

H. TERTIB MASTURAH :
1. Tertib umum :
• Dikontrol oleh markaz
• Tidak boleh bawa anak
• Muhrim hakiki suami
• Harus diketahui kemana tujuannya
• Garis taqwa ( jaga suara )
2. Tertib Khusus :
• Full hijab dari rumah
• Kemauan sendiri
• Hafal 6 sifat sahabat dan uraiannya
• Hafal 10 surat terakhir dalam Al-Qur`an dll.

I. KERJA MASTURAH 24 JAM


Waktu Khuruj :
• 6 sifat sahabat setelah subuh cukup satu mutakallim ( tidak
bergilir )
• Sebelum dhuha 6 sifat sahabat secara bergilir
Di Rumah :
• Semua pesanan bagi wanita ( 6 pesanan ) diamalkan selama
24 jam.

J. 7 TANTANGAN DALAM DA`WAH


1. Didustakan
2. Dikatakan Orang Gila
3. Dikatakan Tukang Sihir
4. Diboikot
5. Disakiti
6. Diancam
7. Diremehkan

K. AMAL MAQOMI WANITA ( MASTURAH )


Salah satu maksud masturah dikeluarkan adalah untuk
membentuk fikir agama, karena setiap hari wanita selalu disibukkan
dengan urusan rumah tangga sehingga fikirnya hari-hari hanya urusan
dunia. Oleh karena itu dengan keluar ke jalan agama diharapkan
setelah pulang ke rumah dapat membawa fikir agama untuk bekal
menghadap Allah swt, sehingga akan menjadikan wanita tersebut
asbab hidayah dengan beberapa amalan yang perlu wujud dalam
rumah :
1. Menjadi `Alimah : wanita yang berilmu dengan menjaga ta`lim
secara istiqamah
 Ta`lim adalah perintah Allah awt dan salah satu sunnah
Rasulullah saw
 Ta`lim adalah roh agama
 Ta`lim adalah salah satu pintu gerbang masuknya agama ke
dalam rumah.
2. Zahidah : hidup sederhana
 Hidup sedehana adalah salah satu sunnah cara hidup
Rasulullah saw.
 Dengan hidup sederhana hisab akan mudah dan ringan
 Sederhana pakaian, makanan, perumahan, perabotan,
penampilan dll.
3. `Abidah : Ahli ibadah, menjaga shalat di awal waktu, dzikir pagi
petang, semua pekerjaan rumah selalu diiringi dengan dzikir,
istiqamah baca Al-Qur`an dan berusaha untuk selalu
mengkhatamkannya, shalat-shalat sunat,puasa wajib dan puasa
sunat serta gemar bersedeqah.
4. Murabbiyah : Sebagai guru yang mendidik anak – anak secara
Islam sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw ;
 Karena anak adalah amanah dari Allah swt
 Tarbiyatul adab : jaga ada-adabnya
 Tarbiyatul jasad : badan, pakaian dan makanan
 Tarbiyatul wiladhah : setelah melahirkan
 Tarbiyatul Diin : Agama, kenalkan agama sejak anak-anak
masih kecil, latih untuk selalu takut hanya kepada Allah swt,
tanamkan pada anak Cinta Allah dan RasulNya, cinta saudara
dll.
5. Khaddimah : Selalu berkhidmat untuk suami dan anak – anak
dalam setiap menunaikan keperluan dan kebutuhan suami dan
anak-anak serta setiap tamu yang datang ke rumah dengan ikhlas
karena Allah swt.

6. Da`iyah : Mengajak manusia untuk selalu ta`at kepada Allah swt


dan kepada Rasulullah saw dengan menanamkan iman yakin
kepada kampung akhirat, dll.

L. AMAL MAQOMI LAKI – LAKI ( RIJAL )


1. Musyawarah harian dan markaz
2. Ta`lim masjid dan ta`lim rumah
3. 2 ½ jam setiap hari
4. Jaulah I dan jaulah II setiap minggu
5. Jaga nisab setiap bulan keluar 3 hari

M. PENTINGNYA MASTURAH KELUAR DI JALAN ALLAH


1. Pemimpin keluarga adalah suami tetapi pemimpin rumah
tangga adalah istri
2. Ibu adalah madrasahnya anak-anak
3. Ibu adalah universitas terbesar bagi anak-anaknya, sikap dan
cara berfikir ibu sangat besar pengaruhnya bagi anak dan
penghuni rumahnya, keluarganya dan lingkungan
tetangganya.
4. Karena itu sangat penting bagi wanita untuk mempunyai
pengetahuan dan fikir agama.
5. Apabila di rumah, ibu selalu disibukkan dengan urusan rumah
tangga seperti mengurus anak, membersihkan rumah,
memasak dll sehingga sulit untuk belajar agama dengan
benar.
6. Apabila kita keluar di jalan Allah, maka kita akan berada dalam
suasana yang berbeda, terlepas dari urusan dunia, sehingga
kita dapat belajar agama dengan benar, dan Insya Allah fikir
agama bisa masuk dalam hati kita.
7. Dan apabila pulang ke rumah, kita tahu bahwa kita punya
tanggung jawab untuk menanamkan fikir agama kepada anak-
anak kita, pembantu-pembantu kita, keluarga kita, orang-
orang di sekitar kita dan siapapun yang bertemu dengan kita.
8. Di akhirat kelak kita akan di soal / ditanya tentang : shalat kita,
puasa kita, zakat kita dan amal perbuatan lainnya.
9. Sebagai muslim, baik laki-laki maupun wanita mempunyai
tanggung jawab da`wah, maka wanita pun akan diminta
pertanggungjawabannya mengenai da`wah.
10. Dari rumah yang ibunya mempunyai fikir agama, maka akan
lahir anak-anak yang shaleh dan shalehah.
11. Dari kisah-kisah para nabi, dapat dilihat dari istri nabi yang
tidak punya fikir agama seperti nabi Nuh as. Beliau berda`wah
selama 950 tahun hanya mendapat pengikut 83 orang.
Anaknya menjadi kafir, kaumnya dimusnahkan oleh Allah swt.
12. Nabi Luth as., istrinya menentang da`wah, anaknya menjadi
kafir, kaumnya juga dimusnahkan oleh Allah swt.
13. Sebaliknya nabi Ibrahim as., istri-istrinya adalah wanita yang
punya fikir agama, sehingga beliau mendapat banyak pengikut
dan dari keturunannya lahir nabi Ishaq as., nabi Yusuf as., nabi
Daud as., nabi Sulaiman as., nabi Isa as., dan dari Siti Hajar
lahir nabi Ismail as., yang dari keturunannya lahir nabi
Muhammad saw.
14. Demikian pula istri-istri Rasulullah saw mampunyai fikir
agama, terutama Khadijah r.ha yang telah mengorbankan
seluruh harta bendanya untuk penyebaran agama allah swt,
dan beliaulah yang selalu menghibur, mendorong suaminya
untuk si`arnya Islam, sehingga kurang lebih 23 tahun Nabi
berda`wah, seluruh jazirah Arab masuk Islam.
15. Setelah nabi wafat perjuangan da`wah dilanjutkan oleh para
sahabatnya dengan pengertian dan dorongan para istrinya
sehingga tidak beberapa lama 2/3 belahan zaman inipun kerja
da`wah bumi menjadi Islam.
16. Demikianlah semua ini berkat pengaruh dan fikir kaum wanita.
17. Seorang wanita sholehah lebih baik dari 70 aulia, sedangkan
wanita yang akhlaknya buruk lebih jahat dari 1000 laki-laki
yang jahat dan dia akan menyeret 4 laki-laki keneraka
jahannam yaitu :1. suaminya, 2. Bapaknya, 3. Saudara laki-
lakinya, 4. Anak laki-lakinya.
18. Di zaman ini kerja da`wahpun dimulai dari seorang wanita
yang punya fikir agama yaitu nenek Maulan Ilyas rah.a. Beliau
ingin mempunyai keturunan yang mempunyai fikir agama,
maka dinikahkanlah putrinya dengan seorang ulama dan
darinya lahirlah Maulana Ilyas rah.a.
19. Jadi sangat perlu sekali wanita ikut ambil bagian dalam usaha
da`wah ini.
20. Agama akan sangat lambat sekali perkembangannya apabila
para wanitanya tidak ikut usaha da`wah.
21. Ibarat pedati yang mempunyai roda sebelah, maka jalannya
pun akan lama atau seperti seekor burung yang sayapnya
patah sebelah.

N. PENTINGNYA WANITA IKUT USAHA DA`WAH KARENA :


1. Da`wah Rasul pun langsung kepada istrinya
2. Agama Islam tersebar di zaman khulafurrasyidin, 2 orang
khalifah masuk Islam dengan asbab wanita, yaitu : Umar r.a
asbabnya adalah adiknya Fathimah binti Khattab r.ha dan
Usman r.a asbabnya adalah bibinya Saudah r.ha.
3. Jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki, jumlah anak-
anak lebih banyak dari wanita, dengan asbab ambil usaha
da`wah maka rahmat Islam akan tersebar keseluruh alam.
4. Orang – orang kebathikan memanfaatkan wanita untuk
promosi dunia.
5. Apabila wanita paham agama akan rela berkorban habis-
habisan. Seperti Siti Khadijah r.ha dan Sumayyah r.ha.
6. Satu do`a seorang wanita shalehah lebih baik daripada do`a 70
wali. Tetapi satu wanita jahat lebih rusak daripada 1000 laki-
laki jahat.

O. 5 TERTIB UMUM MASTURAH DAN PERSIAPAN MASTURAH


KELUAR DI JALAN ALLAH
1. Menggunakan garis taqwa ( memakai full hijab / purdah )
2. Tidak ada amir untuk masturah, amir hanya dari kaum laki-laki
3. Tanggung jawab masturah adalah tanggung jawab semua
jumidar ( oleh karena itu jumidar harus tahu kerja masturah )
4. Kerja masturah harus terkontrol dan terkendali
5. Semua kerja masturah hanya boleh berjalan dengan hasil
musyawarah laki-laki.

P. PERSIAPAN MASTURAH KELUAR DI JALAN ALLAH :


1. Tafakut
2. Masturah yang hamil 4 – 8 bulan boleh keluar masturah
3. Anak wanita full hijab, anak wanita dengan ibunya, anak laki-
laki dengan bapaknya
4. Anak adalah amanah, tapi agama adalah amanah yang paling
besar
5. Keluar tanpa membawa anak lebih mujahadah.

Q. ROUTE :
1. Lihat kondisi jama`ah, jika jama`ah baru harus keluar ditempat
yang sudah 40 hari masturah
2. Amir sudah pernah 4 bulan, masturah sudah beberapa kali 3
hari
3. Bila jama`ah sudah berpengalaman, maka kirim ke daerah
baru
4. Tempat baru harus ditinjau jangan hanya lewat telepon
5. Kalau ada takaza ke tempat baru harus ada orang lama
6. Harus ada pengecekan :
 Istrinya siap atau tidak, sudah ikut ta`lim atau belum,
keinginan istri atau tidak.
 Rumah selama ditempati masturah betul-betul di infakkan
 Jalur rumah dua pintu ( depan dan belakang )
 Kondisi rumah ada ruangan khusus ta`lim, mulakot dan
bayan
 Dapur terpisah agak jauh / terhijab oleh dinding sehingga
ketika masak tidak terganggu
 Kamar mandi I dan II terpisah
 Tempat wudhu harus diluar, sebaiknya disediakan banyak
seperti di masjid
 Tempat jemuran pakaian tidak terlihat oleh laki-laki
 Sandal disimpan supaya tidak terlihat oleh laki-laki.
R. ADAB – ADAB RUMAH YANG DITEMPATI MASTURAH
1. Tidak ada terpajang gambar-gambar makhluk hidup, seperti
anjing dan patung-patung, karena malaikat rahmad tidak akan
memasuki rumah yang ada unsur tersebut.
2. Full hijab, dari luar tidak bisa melihar ke dalam, dari dalam
tidak bisa melihat keluar, termasuk pintu juga pakai hijab /
tabir.
3. Pajangan ditutup atau disembunyikan
4. Ada tempat I dan II yang tertutup
5. Ada tempat bayan
6. Semua anggota keluarga yang laki-laki tidak boleh masuk ke
dalam rumah selama rumahnya ditempati masturah
7. Tuan rumah sudah pernah keluar, minimal 3 hari ( supaya di
rumah tersebut hidup suasana agama, sehingga layak
ditempati masturah ).
8. Harus dibentuk hirosah ( security ) kalau jarah rumah dengan
masjid agak jauh ( 1 orang anshar dan 1 orang muhajirin )
9. Ketika rombongan datang ke lokasi, maka 2 orang rijal
memeriksa ke dalam rumah, kalau belum siap perlu
dibetulkan dulu, masturah menunggu di dalam mobil.
10. Hidayah akan turun dengan hijrah dan nusrah, nusrah yang
paling tinggi nilainya, menyediakan rumah untuk ditempati
masturah.
11. Yang mengetuk pintu / bayan siap dimulai ialah petugas
istiqbal dengan mengetuk 3 kali.

S. DUA HAL YANG TIDAK DAPAT DITAWAR :


1. Hijab, hijab rumah dan hijab masturah
2. Muhrim bagi masturah yang keluar.

T. USUL DA`WAH
a. Empat hal yang diperbanyak :
1) Da’wah Ilallah
2) Ta’lim wa ta’allum
3) Dzikir wal ‘Ibadah
4) Khidmat
b. Empat hal yang dikurangi :
1) Makan dan minum
2) Tidur dan istirahat
3) Keluar dari masjid
4) Pembicaraan dan perbuatan sia-sia
c. Empat hal yang harus dijaga :
1) Taat pada amir selama amir taat kepada Allah dan Rasul-
Nya
2) Mendahulukan amal ijtima’i daripada amal infiradi
3) Kehormatan masjid
4) Sabar dan tahan uji (tahammul)
d. Empat hal yang ditinggalkan :
1) Mengharap kepada makhluk (isyraf)
2) Meminta pada makhluk
3) Boros dan mubadzir (israf)
4) Memakai barang orang lain tanpa izin
e. Empat hal yang tidak boleh disentuh :
1) Politik baik luar maupun dalam negeri
2) Khilafiyyah (perbedaan pendapat dalam fiqih)
3) Membicarakan aib seseorang atau masyarakat
4) Meminta sumbangan dan membicarakan status sosial
(pangkat/jabatan)
f. Empat hal yang didekati (pilar-pilar agama) :
1) Ulama (tadris)
2) Ahli dzikir (Khanka)
3) Penulis kitab (mushannif)
4) Juru dakwah (muballigh)
g. Empat hal yang dijauhi :
 Merendahkan (tanqish)
 Mengkritik (tanqid)
 Menolak (tardid)
 Membanding-bandingkan (taqabul)

U. 6 SIFAT SAHABAT
MUQADDIMAH
 Allah swt meletakkan kejayaan manusia dunia dan akhirat dalam
agama yang sempurna seperti yang di bawa oleh Rasulullah saw.
 Umat pada saat ini belum ada kekuatan untuk mengamalkan
agama secara sempurna
 Para sahabat r.hum telah dapat mengamalkan agama yang
sempurna karena mempunyai sifat-sifat yang memberi kekuatan
untuk mengamalkan agama secara kaffah. Enam sifat para sahabat
itu adalah :
1. Yakin terhadap kalimah thayyibah,
‫َالِاَل ِاَّال ا َّمٌدَّر اُل ِهلل‬
‫َه َهلل َحُم ُسْو‬
2. Shalat khusu` wal khudu`
3. Ilmu ma`a dzikir
4. Ikramul muslimin
5. Tashhihunniyah
6. Da`wah dan Tabligh
Setiap sifat dipelajari arti, maksud, fadhilah dan cara
mendapatkannya.

1) Sifat Pertama : Kalimah Thayyibah, Yakin akan kalimah


Thayyibah:
‫َالِاَل ِاَّال ا َّمٌدَّر اُل ِهلل‬
‫َه َهلل َحُم ُسْو‬
Artinya :
1. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah swt.
2. Baginda Muhammad saw adalah utusan Allah

Maksud no. 1 : “Mengeluarkan keyakinan pada makhluk dari hati


kita dan memasukkan keyakinan hanya kepada Allah ke dalam hati
kita.

Fadhilahnya :َ
Mafhum hadits :
 “Dari Abu Dzar r.a berkata, nabi Muhammad saw bersabda :
Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan
“Laailaahaillallaah “ kemudian ia mati atas keyakinan tersebut
kecuali dia masuk Surga. ( H.R Bukhari )
 Dari Abu Bakar Siddiq r.a berkata, Nabi Muhammad saw
bersabda : Barangsiapa bersaksi tidak ada Tuhan yang hak
disembah selain Allah dengan sepenuh hatinya, maka dia akan
masuk surga dari pintu mana saja yang dia kehendaki. (H.R
Abu Ya`la)
 Dari Ali r.a berkata, Nabi Muhammad saw bersabda, allah swt
berfirman dalam hadits Qudsi, “ Sesungguhnya aku adalah
Allah, tidak ada yang hak disembah selain aku. Barangsiapa
yang mengakui keesaan-Ku, maka dia masuk dalam benteng-
Ku. Barangsiapa yang masuk dalam benteng-Ku, maka dia
selamat dari azab-Ku. (H.R Sairoji ).
Cara Mendapatkannya :
 Menda`wahkan fadhilah-fadhilah iman
 Latihan iman dengan membentuk halaqah-halaqah yang
mebicarakan rukun iman
 Berdo`a agar diberi hakikat iman.

Maksud dari no. 2 :


Nabi Muhammad saw adalah utusan allah , maksudnya : Meyakini
bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan kejayaan dunia dan
akhirat dengan mengikuti Rasulullah saw secara keseluruhan.

Fadhilahnya :
Mafhum Hadits :
 Dari Itban Ibnu Malik r.a dari nabi Muhammad saw bersabda :
Tidak akan masuk neraka atau dimakan oleh api neraka orang
yang bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain
Allah dan sesungguhnya saya ( ‫ )محّم د‬saw. Adalah utusan Allah.
( H.R. Muslim ).
 Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad saw. Barsabda :
Barangsiapa berpegang teguh dengan seluruh sunnahku dikala
rusaknya umatku, maka baginya pahala satu orang mati
syahid. (H.R. Thabrani )
 Dari iIbnu Abbas r.a berkata, Rasulullah saw bersabda :
Barangsiapa berpegang teguh pada sunnahku ketika rusaknya
umatku maka baginya pahala 100 orang mati syahid. ( H.R.
Baihaqi ).
 “Barangsiapa yang menghidupkan sunnah ku maka sungguh
dia telah cinta pada ku, dan barangsiapa telah cinta pada ku
maka dia bersama-sama ku di dalam surga (H.R. Tirmidzi ).

Cara mendapatkannya :
 Da’wahkan pentingnya sunnah Rasulullah SAW.
 Latihan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW 1x24 jam
dalam kehidupan sehari-hari.
 Berdoa kepada Allah SWT agar memberikan taufiq dan
hidayah agar dapat mengamalkan sunnah Rasullullah SAW.
2) Sifat Kedua : ( Shalat khusyu` dan Khudu` )
Artinya : Shalat dengan konsentrasi bathin dan merendahkan diri
dengan mengikuti cara yang dicontohkan oleh rasulullah saw.

Maksudnya : membawa sifat keta`atan yang ada dalam shalat


kedalam kehidupan sehari-hari.

Fadhilahnya :
 Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan
munkar [ Al-Ankabut : 45 ]
 Carilan pertolongan Allah dengan sabar dan shalat.
Sesungguhnya shalat itu berat kecuali atas orang-orang yang
khusu`. [Al-Baqarah : 45 ]
 Dari Anas r.a berkata, Rasulullah saw bersabda : Shalat adalah
penyejuk mataku ( H.R Nasa`i )
 Jabir ibnu Abdullah r.a meriwayatkan bahwa nabi saw
bersabda : Kunci surga adalah shalat dan kunci shalat adalah
bersuci / wudhu. (Musnad Ahmad)
 Ali r.a meriwayatkan bahwa perkataan terakhir Rasulullah saw
adalah ashshalah..ashshalah! Takutlah kepada Allah mengenai
apa yang kamu miliki [ hamba sahaya mu] dan orang-orang
yang dibawah penjagaanmu. [H.R. Abu Daud ]

Cara Mendapatkannya :
 Da`wahkan pentingnya Shalat
 Latihan : - Memperbaiki zhahir shalat
- Menghadirkan Keagungan shalat
- Belajar menyelesaikan shalat dengan shalat
 Berdo`a agar diberi hakikat shalat khusu` dan khudu`

3) Sifat Ketiga : Ilmu Ma`a Dzikir


Artinya :
Ilmu : Semua petunjuk yang datang dari Allah melalui baginda
Rasulullah saw.
Dzikir : Mengingat Allah sebagaimana keagungan Allah swt.

Maksudnya : Mengamalkan perintah-perintah Allah swt pada


setiap saat dan keadaan dengan menghadirkan keagungan Allah
kedalam hati kita serta ikut cara Rasulullah saw.
Fadhilahnya Ilmu :
 Mafhum Hadits : Dari Mu`awiyah r.a berkata, saya mendengar
Nabi saw. Bersabda : Barangsiapa yang Allah kehendaki
kebaikan untuknya, maka dia akan dipahamkan dalam agama,
saya hanya membagi dan Allah yang memberi ( H.R Bukhari )
 Mafhum Hadits :Dari Abu Dzar r.a, Rasulullah saw bersabda
kepadaku : Ya Abu Dzar ! Sungguh kamu berangkat pagi-pagi
untuk belajar satu ayat dari kitabullah, itu lebih baik bagimu
daripada engkau shalat 100 rakaat. Dan engkau berangkat
pagi hari untuk belajar satu bab dari ilmu baik diamalkan atau
tidak, maka itu lebih baik bagimu daripada engkau shalat 1000
rakaat. ( Ibnu Majah )

Fadhilah Dzikir :
 Mafhum Hadits : Dari Abu Musa r.a berkata, Nabi saw
bersabda : perumpamaan orang yang berdzikir kepada
Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya
seperti orang yang hidup dan orang yang mati. ( H.R Bukhari )
 Allah swt berfirman : Ingatlah kepada-Ku niscaya aku ingat
kepadamu ( Al-Baqarah : 152 )
 Allah berfirman : Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati
akan menjadi tenang ( Ar-Ra`d 28 )
 Mafhum Hadits : Dari Jabir r.a, Nabi saw bersabda :
Barangsiapa yang membaca subhanallahil`azhiin wabihamdihi
( maha suci Allah yang tiada setara keagungannya dan segala
puji bagi-Nya ), maka akan tertanam baginya sebatang pohon
kurma dalam surga ( H.R Tirmidzi ).

Cara mendapatkannya :
Ilmu Fadha`il :
1. Menda`wahkan pentingnya ilmu fadha`il.
2. Latihan :
 duduk dalam halaqah ilmu fadhail
 mengajak orang lain kedalam halaqah ta`lim
 menghadirkan fadhilah dalam setiap amal
3. Berdo`a supaya diberi hakikat ilmu

Ilmu Masa`il :
1. Menda`wahkan pentingnya ilmu masa`il
2. Latihan :
 duduk dalam majlis masa`il dengan para ulama
 bertanya masalah agama (baik ubudiyah / mu`amalah )
 berziarah kepada para ulama.
3. Berdo`a.

Dzikir, cara mendapatkannya :


1. Da`wahkan pentingnya dzikir
2. Latihan : baca tasbihat, shalawat, istighfar setiap pagi dan
petang masing-masing 100 kali.
3. Berdo`a supaya diberi hakikat dan kelezatan berdzikir.

4) Sifat Keempat, Ikramul muslimin


Artinya : Memuliakan sesama muslim.
Maksudnya ; Menunaikan hak sesama muslim tanpa menuntut
hak dari mereka.
Fadhilahnya :
 Mafhum hadits :Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw
bersabda : Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan dari
seorang muslim daripada kesulitan-kesulitan dunia, maka
Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan dari kesulitan
akhirat.( H.R. Tirmizi ).
 Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah
akan menutup aibnya dunia dan akhirat.
 Allah swt akan selalu menolong seorang hamba selagi dia
selalu menolong saudaranya. ( H.R. Tirmidzi ).
 Mafhum Hadita ; Dari Abu Sa`id r.a , Nabi saw bersabda ;
seorang pedagang yang jujur dan amanah akan berada
bersama dengan nabi-nabi,shidiqin dan syuhada` ( Tirmidzi )

Cara Mendapatkannya :
1. Menda`wahkan pentingnya ikramul muslimin
2. Latihan :
 Minimalnya memberi salam baik kepada orang yang
dikenal atau yang tidak dikenal.
 Menyayangi yang muda, menghormati yang tua dan
memuliakan ulama serta saling menghargai terhadap
sesama.
 Berbaur dengan orang yang berbeda-beda watak dan
prilaku.
3. Berdo`a agar diberi hakikat akhlaknya Rasulullah saw.
5) Sifat Kelima, Tashhihunniyah
Artinya : Membetulkan Niat
Maksudnya : Membersihkan niat dalam setiap amalan, semata-
mata karena Allah swt.
Fadhilahnya :
 Mafhum hadits ; Dari Abu Umamah Albahili r.a berkata,
Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya Allah swt tidak
menerima amalan kecuali amalan yang ikhlash dan mencari
ridha Allah swt ( H.R. An-nasa`I )
 Dari abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah saw bersabda,
sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan rupamu, tapi
Allah melihat hatimu dan amalanmu. ( H.R Muslim )
 Mafhum Hadits : Dari Sa`ad r.a berkata, Nabi saw bersabda,
Hanyalah pertolongan Allah swt kepada umat ini dengan
orang-orang yang lemah diantara mereka, yaitu dengan do`a,
shalat dan keikhlasan mereka. ( Nasa`i.)

Cara Mendapatkannya :
1. Da`wahka pentingnya ikhlas
2. Latihan, dengan mengoreksi niat diawal beramal, ketika
sedang beramal dan sesudah kita melakukan suatu amalan.
3. Berdo`a agar diberi hati yang selalu ikhlas dalam setiap
beramal.

6) Sifat Keenam, Da`wah Wa Tabligh


Artinya : Mengajak dan Menyampaikan
Maksudnya :
 Memperbaiki diri dengan menggunakan waktu dan harta
seperti yang telah diperintahkan Allah swt
 Menghidupkan agama secara sempurna pada diri sendiri dan
semua manusia diseluruh alam dengan menggunakan harta
dan diri.
Fadhilahnya :
 Allah swt berfirman, : Tiada perkataan yang lebih baik
daripada perkataan orang yang mengajak ta`at kepada Allah
swt dan beramal shaleh dan dia berkata, sesungguhnya saya
termasuk golongan yang berserah diri. ( AF-Fushilat : 33 ).
 Mafhum Hadits : Dari Abu Mas`ud Al-Badri Al-Anshori berkata,
Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa menunjukkan
kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala orang yang
mengamalkannya. ( H.R Abu Daud ).
 Dari Anas r.a berkata, rasululllah saw bersabda ; sungguh
sepagi dan sepetang keluar di jalan Allah itu lebih baik
daripada dunia dan seisinya. ( H.R Bukhari )
 Dari Ibnu Abbas R.huma meriwayatkan, Nabi saw bersabda,
apabila kamu diseru untuk keluar dijalan Allah, maka kamu
harus pergi. ( H.R Ibnu Majah )

Cara Mendapatkannya :
1. Da`wahkan pentingnya da`wah dan tabligh
2. Latihan, minimal 1 tahun seumur hidup, 40 hari sekali
setahun, 3 hari setiap bulan dan 2 1/2 jam setiap hari.
3. Berdo`a agar diberi hakikat da`wah dan tabligh.

V. KESATUAN HATI
Kesatuan hati sangat dipelukan dalam jama`ah, karena nusrah /
pertolongan Allah swt akan turun apabila dalam jama`ah ada kesatuan
hati. Sebaliknya Allah swt tidak akan memberi pertolongan dalam satu
jama`ah bila tidak ada kesatuan hati, dan ini akan berpengaruh pada
orang-orang di sekitar kita.
Bila dalam jama`ah ada kesatuan hati, maka orang-orang pun akan
memperhatikan dan mendengarkan kita. Kesatua hati akan wujud
dengan kasih sayang.
1. Cara Untuk Menimbulkan Kasih Sayang Diantara Kita ;
a. Rendah hati
b. Mema`afkan kesalahan orang lain
c. Selalu berprasangka baik terhadap sesama muslim. Pandang
kebaikannya dan jangan pandang keburukannya.
d. Bila saudara kita berbuat kesalahan jangan ditegur di depan
umum.
2. Umar r.a berkata, ada 3 perkara yang dapat menimbulkan kasih
sayang sesama muslim:
a. Panggil nama saudara kita dengan nama yang disukainya.
b. Sebarkan salam baik pada orang yang dikenal maupun yang
tidak dikenal, kecuali orang kafir / musyrik.
c. Berikan tempat yang baik untuk saudara kita, apabila duduk
dalam suatu majlis.
3. 3 Perkara yang diringankan hisabnya :
a. Orang yang mudah mema`afkan kesalahan orang lain yang
berbuat jahat pada kita.
b. Orang yang mudah mema`afkan orang yang tidak ikram pada
kita.
c. Orang yang memaafkan orang yang memutuskan silaturrahmi
dengan kita.
4. Beberapa Hal Untuk Mencapai Kesatuan Hati :
a. Niat keluar untuk memperbaiki diri dan da`wah.
b. Niat dari rumah kita hendak satukan hati dengan saudara-
saudara kita yang sebelumnya belum kita kenal.
c. Saat bertemu berpelukan sambil berdo`a, bersalaman sambil
berdo`a dengan saudara kita dan sebarkan salam.
d. Ta`lim wa ta`lum, belajar dan mengajar dengan lapang dada
dan lemah lembut.
e. Semangat mujahadah (sungguh-sungguh ingin berkorban )
f. Makan berjama`ah, tidur berjama`ah
g. Saling mema`afkan, saling bantu dalam segala hal dan bekerja
sama bila ada tugas dari amir.
h. Selalu bermusyawarah bila ada sesuatu hal yang terjadi dalam
jama`ah
i. Selalu berprasangka baik terhadap saudara muslim, pandang
kebaikannya dan jangan pandang keburukannya.
j. Perbanyak ikrom / khidmat pada saudara kita. Orang yang
paling banyak khidmat pada jama`ah dialah yang paling mulia.
k. Perbanyak dzikir.
l. Saling mengingatkan, nasehat menasehati dan selalu koreksi
diri.
m. Sabar menghadapi sifat saudara kita dan saling pengertian
n. Saling membangunkan shalat tahajjud.
o. Jangan ada yang merasa lebih pandai atau lebih baik daripada
yang lain.
p. Jaga kata-kata kita jangan sampai menyinggung perasaan
saudara kita
q. Bila ada jamaah yang tidak tertib jangan langsung ditegur, tapi
sampaikan saja lewat usul-usul da`wah.
r. Do`a agar Allah melindungi kita dari gangguan syetan yang
akan memecah belah hati kita.
s. Satu fikir ( fikir umat dan agama Allah )
t. Amal ijtima`I, atau bersama lebih diutamakan daripada amal
infirodi /sendiri-sendiri.
FIKIR ALAM
Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir, yang diutus oleh
Allah swt. Untuk seluruh alam ( pembawa rahmat bagi seluruh makhluk
di dunia ini
Nabi Muhammad saw mempunyai tugas khusus yakni da`wah,
menyampaikan kebaikan dan mencegah kemungkaran, sebagaimana
diterangkan dalam ayat suci Al-Qur`an,” Orang – orang beriman, baik
laki-laki maupun wanita sebagian mereka menjadi penolong bagi
sebagian yang lain, menganjurkan kebaikan dan mencegah
kemungkaran.”(At-Taubah : 71 )
Sebelumnya Allah swt. telah mengirimkan nabi-nabi-Nya yang
terdahulu untuk menyebarkan agama Allah swt. Kepada manusia di
muka bumi ini agar manusia mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Demikianlah Nabi Muhammad saw. Adalah nabi yang terakhir
yang mengemban tugas khusus yaitu tugas da`wah dan kita sebagai
umatnya mempunyai tugas yang sama yaitu da`wah, baik laki-laki
maupun wanita.
Nabi Muhammad saw. Adalah nabi terakhir dan nabi yang paling
baik, kita umatnya yang terakhir dan umat yang terbaik.
Dikatakan dalam hadits bahwa kelak diakhirat diharamkan surga
bagi nabi dan umat-umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw
beserta umat beliau memasukinya terlebih dahulu.
Umat Nabi Muhammad saw adalah umat yang terbaik karena
umat da`wah (mengemban tugas da`wah ), mengapa disebut paling
baik / terbaik ?, karena tugas da`wah adalah tugas yang paling mulia
disisi Allah swt., sampai-sampai Nabi Musa as. Pun ingin menjadi umat
Muhammad saw, tetapi tidak dikabulkan oleh Allah swt. Hanya nabi Isa
as. Yang dikabulkan kelak menjadi umat Rasulullah saw.
Pada waktu Nabi mengerjakan haji wada`, nabi telah berkhotbah
dihadapan para umatnya dan para sahabatnya, pesan beliau antara
lain:
“ Hai sekalian manusia ketahuilah oleh kamu bahwa Tuhan mu
satu. Kamu sekalian keturuna Adam as. Yang dijadikan dari tanah,
sesungguhnya yang termulia disisi Allah swt adalah orang yang paling
bertaqwa kepada-Nya.”
Kemudian Nabi menerima wahyu dari Allah swt, surat Al-Ma`idah
yang intinya bahwa Allah telah ridha Islam menjadi agama . Para
sahabat mendengar dan membenarkan serta Nabi berpesan kepada
yang mendengarkan agar menyampaikan pesan-pesan beliau kepada
yang tidak hadir dan yang dialam roh.
Sejak saat itu para sahabat dan yang hadir disitu mengemban
tugas untuk menyampaikan da`wah dan menyebarkan para sahabat
yang kira-kira 124.000 orang keseluruh penjuru dunia, hanya 10.000
orang meninggal di Makkah, sedangkan yang lainnya meninggal di luar
Makkah, seperti : Cina, Spanyol, Prancis, Roma dll.
Akhirnya kitapun demikian, mempunyai tugas yang sama dengan
para sahabat Rasulullah. Bagaimana agar manusia raat kepada Allah
swt dan Rasul-Nya, semua ini tergantung pada fikir dan usaha atas
umat di seluruh alam.
Untuk memahami antara hubungan agama dengan hidayah harus
ada usaha setiap orang, contoh : lemparkan batu disebuah danau,
maka batu akan jatuh ketengah danau tapi riaknya bergelombang
sambung bersambung keseluruh danau hingga ketepinya.
Sama halnya bila seorang muslim berda`wah pada suatu tempat
dan fikir atas seluruh umat manusia, maka Allah swt akan turunkan
hidayah keseluruh alam. Jadi berkembangnya usaha da`wah ini
tergantung pada fikir dan usaha kita.
Contoh :
1. Setelah Ka`bah dibangun oleh nabi Ibrahim as. Beliau mendapat
perintah dari Allah swt untuk memanggil seluruh umat. Beliau
meresa bingung karena tidak mampu bagaimana untuk memanggil
seluruh umat yang sekian banyaknya untuk datang ke Ka`bah,
Allah swt berfirman : Kerjakanlah perintah-Ku ( hanya memanggil
dan menyampaikan ), Akulah yang akan menyebarkan suaramu
keseluruh umat di alam ini.”
2. Demikianlah ketika nabi Ibrahim a.s menyeru suaranya, Allah
sampaikan keseluruh penjuru dunia dan juga pada ruh-ruh
manusia, ini terbukti setiap tahun dari berbagai penjuru dunia
manusia berbondong-bondong menunaikan ibadah haji.

Jadi pada dasarnya kita umat nabi yang terakhir disuruh


menyampaikan walau hanya 1 ayat saja, sedangkan hidayah adalah
Allah yang akan turunkan pada orang yang Dia kehendaki.
Kita harus berdo`a kepada Allah swt bagaimana agar kita
mempunyai fikir yang sama dengan fikirnya nabi dan rapa sahabatnya.
Jadi :
1. Fikir nabi adalah fikir kita
2. Kerja nabi adalah kerja kita
3. Tugas nabi adalah tugas kita
4. Cemas nabi adalah cemas kita
5. Risau nabi adalah risau kita.

Setiap saat nabi selalu risau pada umatnya, demikian pula kita
hendaknya selalu cemas dan risau pada umat yang besar ini. Sewaktu
nabi hendak wafat nabi selalu risau pada umat ( ummati-ummati,
ashsholah,an-nisa`-annisa` ).
Kita harus selalu risau dan fikir setiap saat bahwa setiap detik ada
orang – orang yang mati tanpa menyebut kalimat “Laailaahaillallaah”,
sehingga mereka dilemparkan ke nerakanya Allah swt, bagaaimana
kalau ini semua terjadi pada saudara-saudara kita ?
Dan kitapun harus ada fikir bagaimana saudara-saudara kita
muslim yang ada di negara-negara Islam yang saat ini sedang tertindas
kehidupannya. Bagaimana saudara muslim kita yang saat ini belum
mengamalkan sunnah-sunnah nabi. Bagaimana dengan saudara-
saudara kita baik itu muslim ataupun non-muslim agar Allah turunkan
hidayah kepada mereka, hingga mereka masuk ke dalam Islam secara
Kaffah.
Perlu diketahui, kerja agama penting untuk kesempurnaan agama.
Jika kita punya fikir atas seluruh umat manusia setiap usaha yang
kita lakukan ( da`wah ) akan diterima oleh Allah swt sebagai perantara
turunnya hidayah.
Umat Islam sekarang ini banyak dihinakan karena banyak yang
tinggalkan sunnah-sunnahnya. Kita semua ( laki-laki dan perempuan )
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama yakni da`wah,
Da`wah adalah kerja yang sangat disukai Allah dan kedudukannya
sangat tinggi dan mulia disisi Allah, dibandingkan dengan amalan
apapun. Dengan sering da`wah maka iman akan naik, tentunya kerja ini
bukanlah pekerjaan yang mudah. Usaha da`wah ini memerlukan
pengorbanan-pengorbanan yang tidak sedikit. Fikir sesaat tenteng
agama Allah lebih baik dari 70 tahun ibadah .

A. 3 Perkara Untuk Mendapatkan Fikir Alam :


1. Do`a, agar Allah swt memberikan kekuatan fikir alam pada kita
untuk umat seluruh alam.
2. Kita harus selalu berfikir, bahwa setiap detik ada orang yang
mati tanpa kalimah iman,sehingga mereka dilemparkan ke
neraka.
3. Fikir, bagaimana saudara-saudara muslim yang hidupnya
miskin, lemah iman, sedikir saja dorongan dan bantuan dari
orang non-muslim dapat menjerumuskan pada malapetaka
kekafiran.

B. Allah swt akan menjaga diri kita apabila dalam diri kita ada 3
sifat :
1. Setiap saat, risau pada umat bertambah dalam fikir kita, fikir
Islam dan non Islam.
2. Beri da`wah ifrirodi setiap waktu, dengan demikian kita bahu
membahu menyelesaikan masalah umat.
3. Kasih sayang dapat bertambah pada setiap muslim tiap hari
bertambah. Kasih sayang dapat bertambah kalau kita tidak
melihat kelemahan atau kekuranga saudara kita, pandanglah
selalu kebaikannya. Rasul bersabda, “Tidak sempurna iman
seseorang sebalum menyayangi orang lain seperti dia
menyayangi dirinya sendiri.”
FADHILAH TA`LIM DAN
ADAB-ADABNYA
Ta`lim wata`lum artinya belajar dan mengajar.
A. Maksud dan tujuannya :
1. Untuk memasukkan nur kalamullah dan nur sabda Rasulullah
saw kedalam hati kita
2. Untuk menghidupkan sunnah Rasulullah saw
3. Untuk mencari Ridha allah swt
4. Untuk mengerti nilai-nilai amal
5. Menghubungkan antara ilmu dan amal
6. Untuk mengingat kembali perintah Allah swt dan larangan-
Nya
7. Untuk menggairahkan kita dalam beramal
8. Mendapatkan berkah majlis
9. Merupakan taman-taman surga di dunia.

B. Fadhilahnya :
Barangsiapa yang duduk dalam majlis ta’lim, maka Allah swt yang
berikan :
1. Diberikan sakinah / ketenangan jiwa
2. Dicucuri rahmat
3. Dikerumuni para malaikat mulai dari permukaan bumi hingga
kelangit Allah swt
4. Malaikat yang hadir akan memintakan ampun kepada Allah
swt untuk orang yang hadir di majlis ta`lim.
5. Orang yang mamudahkan langkahnya ke majlis ilmu, maka
Allah akan mudahkan langkahnya ke surga.
6. Semua benda-benda yang hidup dan yang mati yang dilewati
orang menuju majlis ilmu akan memintakan ampun untuknya
kepada Allah swt.
7. Orang yang duduk di majlis ta`lim serta orang tuanya akan
dibangga-banggakan Allah swt dihadapan majlis para malaikat
 Membaca 1 ayat Al-Qur`an di dalam ta`lim maka lebih
baik daripada 100 rakaat shalat sunnat.
 Membaca / mempelajari satu bab ilmu lebih baik
daripada 100 rakaat shalat sunat.
 Diam sebentar didalam ta`lim sama dengan menghantar
1000 jenazah dan menjenguk 1000 orang sakit.
C. Adab – Adab Ta`lim :
1. Adab Lahir :
a) Diawali dengan shalawat 3 X
b) Duduk dalam keadaan berwudhu
c) Duduk menghadap kiblat
d) Duduk rapat-rapat
e) Duduk tahyat awal / iftarasy
f) Tidak ada yang berbicara
g) Tidak ada yang bertanya
h) Tidak sambil tasbih / wiridan
i) Tidak ada yang berdiri sebelum majlis selesai
j) Bila disebut nama Allah dijawab azza wa jalla / swt /
tabaraka wata`aala
k) Bila disebut nama nabi muhammad saw dijawab dengan
saw / allahumma shalli `ala Muhammad atau sejenis
shalawat yang panjang dari itu
l) Bila disebut nama nabi-nabi yang lain dan para malaikat
dijawab dengan `alaihissalam
m) Bila disebut nama sahabat dijawab dengan radhiallahu
`anhum
n) Bila disebut nama sahabiyah dijawab dengan radhiallahu
`anha
o) Bila disebut nama orang-orang shaleh dijawab dengan
rahmatullahi`alaihi
p) Bila disebut nama orang-orang yang telah dilaknat oleh
Allah dijawab dengan laknatullahi `alaih.

2. Adab Bathin :
a) Takzhim wal iktiram, mengagungkan dan memuliakan
b) Tasdiq wal yakin, membenarkan dan meyakini
c) Ta`atsur bil qalbi, berkesan didalam hati
d) Niatul `amal wa tabligh, niat mengamalkan dan
menyampaikan

D. Ta`lim terbagi atas :


1. Halaqah Qur`an
2. Ta`lim kitabi
3. Enam sifat sahabat.

FADHILAH KHURUJ FISABILILLAH


1. Apabila seseorang akan keluar di jalan Allah swt, maka ketika ia
memakai sepatunya dosa-dosanya diampunkan Allah swt.
2. Satu langkah ketika kita sedang keluar di jalan Allah swt, maka
diampunkan 700 dosa-dosa, ditinggikan 700 derajat dan mendapat
700 pahala.
3. Satu kata da`wah yang kita ucapkan ketika sedang keluar di jalan
Allah sama dengan ibadah 1 tahun.
4. Begitu orang tersebut keluar dijalan Allah swt sama dengan do`a
bani isra`il
5. Shalat di masjid Nabawi nilainya 50.000 kali, shalat di masjidil
Haram nilainya 100.000 kali, bila kita sedang keluar dijalan Allah
swt, setiap ibadah nilainya 40 juta kali ( keluar masturah )
6. Sepagi atau sepetang di jalan Allah swt, lebih berharga dari dunia
dan segala isinya.
7. Debu-debu yang menempel pada tubuh atau pakaiann orang yang
keluar di jalan Allah swt akan menghalangi dari asap api neraka
8. Masalah dunia dan akhirat akan terselesaikan dengan keluar di
jalan Allah swt
9. Pahala orang yang membelanjakan semua hartanya dijalan Allah
swt tidak dapat menyamai pahala tidurnya orang yang sedang
keluar di jalan Allah swt.

FADHILAH SHALAT
Shalat adalah :
1. Perintah pertama yang diwajibkan Allah swt dan dihisab pertama
dihari kiamat.
2. Pembatas / pembeda antara seseorang dengan musyrik.
3. Tanda-tanda keislaman ( seorang mukmin akan shalat dengan
sepenuh hati dikerjakan tepat pada waktunya serta senantiasa
memperhatikan rukun dan sunnahnya ).
4. Tiang agama dan sebagai anak kunci surga
5. Nur bagi hati orang mukmin
6. Jihad yang afdhal dan qurban bagi orang-orang yang bertaqwa

Fadhilah :
1. Shalat dapat membuat mulut syetan jadi hitam
2. Shalat yang ditunaikan pada waktunya adalah amalan yang dicintai
dan disukai Allah swt dan paling afdhal.
3. Iman dan shalat adalah kewajiban yang paling afdhal diantara
semua perintah Allah swt.
4. Allah swt tidak akan menghukum seseorang yang benar-benar
memperhatikan shalat.
5. Allah swt mengharamkan api neraka pada orang yang telah
bersujud pada-Nya dan sangat suka pada orang yang sujud dengan
perasaan penuh hina dan Allah swt paling dekat pada seseorang
ketika sedang bersujud pada-Nya.
6. Rahmat Allah swt bercucuran ke atas orang yang berdiri dalam
shalat.
7. Kedudukan shalat dalam agama seperti kedudukan kepala dengan
badan.
8. Seseorang yang shalat ibarat sedang mengetuk pintu rumah Allah
swt dan akan dibuka.
9. Seseorang yang berwaudhu dengan sempurna dan shalat dengan
khusu` wal khudu`, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
10. Seseorang yang mulai berdiri shalat selama dia tidak melakukan
hal-hal yang makruh, maka Allah swt akan membuka pintu surga
dan menyingkapkan tabir antara dia dengan Allah swt
11. Seseorang yang shalat 2 rakaat lalu berdo`a minta sesuatu maka
akan dikabulkan.
12. Jika menunaikan shalat fardhu maka satu dari do`anya akan Allah
kabulkan.
13. Jika suatu misibah turun dari langit maka orang yang selau
memakmurkan masjid akan selamt.
14. Jika seorang muslim dilemparkan ke neraka karena dosa-dosanya,
maka api tidak akan membakar tubuhnya yang telah bersujud
dalam shalatnya.
15. Jika seorang muslim menjaga shalat 5 waktu terus menerus maka
syetan akan selalu takut kepadanya, tapi bila shalat tidak dijaga
dan acuh tak acuh maka syetan akan menguasainya dan
menyesatkannya.
16. Bagi seseorang yang menunaikan shalat 5 waktu dengan penuh
perhatian, ruku`, sujud, wudhu dan sebagainya dan benar-benar
dilakukan sempurna, maka surga diwajibkan untuknya dan neraka
diharamkan baginya.
17. Tanah yang diatasnya didirikan shalat untuk mengingat Allah swt,
maka dia akan bangga dari tanah lainnya.
18. 4 rakaat sebelum shalat zhuhur dihitung sama dengan 4 rakaat
shalat tahajud.
19. Firman Allah swt, “ Hai anak adam, jangan malas untuk melakukan
shalat 4 rakaat pada permulaan pagi, karena Aku akan
mencurahkan rezekimu pada hari itu.
20. Barangsiapa dapat menjaga takbiratul ihram ( takbir pertama )
dalm shalat berjamaah selama 40 hari tanpa tertinggal takbir
pertama satupun dengan imam, maka akan terhindar dari api
neraka dan sifat munafik. ( H.R Tirmidzi ).

FADHILAH TAHAJUD

A. Fadhilah Tahajud :
1. 2 rakaat shalat tahajud lebih baik daripada dunia dan seisinya.
2. Dibukakan hatinya
3. Dimurahkan rizkinya
4. Lidahnya fasih / hikmah ( pembicaraannya mudah dipahami
orang lain )
5. Pangkatnya waliyullah
6. Dimudahkan ketika sakaratul maut
7. Suami istri yang saling membangunkan shalat tahajud
digolongkan kepada mudzakirin
8. Allah swt akan memelihara dari segala bahaya
9. Dinampakkan tanda-tanda taat pada wajahnya
10. Dijadikan fikir yang bijaksana
11. Dibangkitkan dari kubur dengan wajah yang bercahaya dan
kuburnya akan terang.
12. Dipermudah hisabnya di akhirat.
13. Diberi buku catatan amal dari tangan kanan
14. Tidak ada hijab antara Allah swt dengan kita, sehingga do`a-
do`anya makbul
15. Orang-orang yang selalu mengingat Allah swt diakhirat kelak
akan diberi kuda emas untuk berjalan-jalan ke pasar surga.

B. Membaca Surat Yaasin / 3 Qul sebelum do`a tahajud, Fadhilahnya :


1. Hati kita akan disatukan dengan hati tahajud
2. Hati kita akan disatukan denga hati Al-Qur`an
3. Hati kita akan disatukan dengan hati Yaasin.

C. Cara mudah untuk bangun tahajud :


1. Tidur dengan melakukan adab-adab tidur
2. Jangan terlalu capek bekerja
3. Jangan terlalu banyak makan
4. Jangan banyak bermaksiat
5. Siang ada waktu untuk istirahat
6. Niat untuk shalat tahajud
7. Baca surat Al-Kahfi 5 / 10 ayat terakhir
8. Diulang-ulang fadhilahnya

D. Aisyah r.ha berkata, sebelum Rasulullah saw shalat atau bangun


dari tidur untuk shalat malam baginda membaca sbb :
 10 kali Allahu Akbar
 10 X Subhanallahi wabihamdihi
 10 X Alhamdulillah
 10 X Subhana malikul Quddus
 10 X Astaghfirullah
 10 X Laailaahaillallaah
 10 X Allahumma inni a`udzubika mindliqiddunya wa
dlikilyaumilkiyaamah, artinya : Ya Allah aku berlindung dari
kesempitan dunia dan kesempitan akhirat.

E. Membaca :
 10 ayat dalam tahajud dianggap taat
 100 ayat dalam yahajud dianggap shaleh
 1000 ayat dalam tahajud dianggap istiqamah

 Shalat tahajud 1 rakaat adalah lebih baik dari shalat 100.000


rakaat shalat .
 Shalat tahajud 4 rakaat sama dengan mengerjakan shalat 4
rakaat di malam lailatul qadar.

FADHILAH DZIKIR

A. Fadhilah Dzikir :
1. Orang yang lidahnya senantiasa sibuk dengan dzikrullah akan
memasuki surga sambil tersenyum
2. Dzikrullah adalah amalan yang dapat meninggikan derajat ke
peringkat paliong tinggi dan lebih mulia disisi Allah swt
daripada menafkahkan emas dan perak dijalan Allah swt dan
lebih utama daripada menghadapi musuh di tengah-tengah
medan jihad.
3. Dzikrullah lebih utama 700.000 X daripada membelanjakan
sesuatu pada jalan Allah swt.
4. Barangsiapa berdzikir sebanyak-banyaknya maka akan selamat
dari kemunafikan dan akan mengecap nikmat-nikmat surga
dengan sepuas-puasnya.
5. Jamaah yang duduk sambil berdzikir akan diberikan sakinah,
dicucuri rahmat, dikelilingi oleh malaikat dan mereka disebut-
sebut oleh Allah swt dihadapan majlis para malaikat.
6. Orang yang berkumpul untuk berdzikrullah agar mendapatkan
ridha Allah swt, maka malaikat akan berseru dari langit bahwa
dosa – dosa mu telah diampunkan dan kejahatan-
kejahatanmu telah digantikan dengan kebaikan.
7. Orang yang datang berkumpul di suatu tempat lalu mencintai
Allah swt dengan berdzikrullah, akan dibangkitkan pada hari
kiamat dengan muka cemerlang menyilaukan mata dan
mereka berada di mimbar-mimbar mutiara sementara orang
ramai memcemburui dan beriri hati, sedangkan mereka bukan
nabi atu syahid
8. Jika seseorang tidak berani untuk beramal di malam hari, tidak
dapat membelanjakan hartanya di jalan Allah swt dan tidak
dapat berjuang di jalan Allah karena takut, maka hendaklah
berdzikir sebanyak-banyaknya
9. Barangsiapa yang mengingat Allah swt sebanyak-banyaknya di
tengah-tengah jalan, di rumah dan ketika berada di keramaian
atau diperkampungan, maka ia akan mempunyai pembela-
pembela yang ramai sekali dihari hisab.
10. Dzikir di dalam hati yang tidak terdengar oleh malaikat
sekalipun adalah 70 X lebih utama dari pada dzikir jihri
( terdengar jelas ).
11. Barangsiapa ingat kepada Allah swt dalam kesenangan, maka
Allah swt akan ingat kepadanya ketika dia dalam kesusahan /
kesempitan.
12. Barangsiapa mengerjakan shalat dan duduk di tempat itu
tanpa berbicara apa-apa lalu membaca :
.‫قدير‬ ‫اهلل ةحده ال شريك له له امللك وله احلمد جيىي ومييت وهو على كّل شيء‬
‫ال اله اّال‬
Maka akan dituliskan baginya 100 kebaikan, dima`afkan 100
kejahatan, dinaikkan baginya 100 derjad dalam surga dan dia
dipelihara disepanjang hari itu dari godaan syetan dan dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik dan diberi pahala seperti
memerdekakan 10 hamba sahaya.
13. Barangsiapa setelah shalat subuh dan ashar membaca istighfar
3 X , maka dosa- dosanya akan diampuni.
14. Barangsiapa mengucapkan :
Sebanyak 7 X maka akan dibuatkan satu menara untuknya di
dalam surga.
15. Malaikat akan memohonkan ampunan bagi orang yang selalu
berdzikir.
16. Tiada seseorang yang mengerjakan suatu amalan yang lebih
selamat dari siksa kubur baginya daripada dzikrullah.
17. Dengan dzikrullah lidah akan terpelihara dari mengumpat,
mencela dan berdusta serta dari berbicara sia-sia
18. Kelebihan :
 100 X baca Alhamdulillah, pahalanya seperti bersedekah
100 kuda untuk fisabilillah.
 100 X baca Subhanallah, pahalanya seperti
memerdekakan budak bani isra`il
 100 X baca Allahuakbar, pahalanya seperti mengorbankan
100 unta yang makbul / diterima
 100 X Laailaahaillallaah, pahalanya seperti antara bumi
dan langit penuh tanda kasih sayang pada Allah swt
19. 100 X bertasbih pada pagi dan petang hari adalah tanda
sayang / cinta pada Allah swt
20. 100 X bershalawat pada pagi dan petang hari adalah tanda
sayang / cinta pada Rasulullah saw dan banyak bershalawat
akan mendapatkan lidah hikmah serta tidak akan haus dan
lapar di hari kiamat.
21. 100 X beristighfar pada pagi dan petang hari sebagai tanda
kasih sayang pada diri kita dan merasa banyak dosa.
22. Majlis dzikrullah adalah sumber kekuatan agama yang akan
bersinar, kekusutan dan keraguan hatinya akan lenyap
sehingga hatinya akan kuat.
23. Dzikir yang termulia adalah Laailaahaillallaah dan do`a yang
terbaik adalah Alhamdulillah.
24. Orang yang mengucapkan kalimah Laailaahaillallaah dengan
hati yang ikhlash adalah orang yang akan mencapai
kebahagiaan dan keuntungan akhirat.
25. Sebaik-baiknya dzikir ialah dzikir khafi dan sebaik-baik rizki
ialah yang mencukupi ( tidak kurang sampai membukakan
pintu kepapaan dan tidak lebih yang akan bisa mendatangkan
takabur dan melemparnya dalam kejahatan).
26. Barangsiapa membaca laailaahaillallaah pada waktu malam
dan siang hari niscaya segala dosa dari perbuatannya akan
terhapus dan digantikan dengan kebaikan.
27. Bacalah 10 X
Setelah shalat karena merupakan suatu amalan yang akarnya
tertancap jauh kedalam bumi dan cabang-cabangnya
menjulang ke langit.
28. Taklah kepada Allah swt jika kamu terlanjur melakukan suatu
keburukan, hendaklah mengerjakan kebaikan sebagai
kifarahnya agar keburukan itu dapat dihapuskan. Bacaan
laailaahaillallaah adalah suatu kebaikan yang afdhal.
29. Jika 7 lapis langit dan 7 lapis bumi ditimbang dengan kalimat
laailaahaillallaah, maka timbangan kalimat itu akan lebih
berat.
30. Yang akan mencapai kebahagiaan dan keuntungan melalui
syafaatku ialah orang yang mengucapkan kalimah
laailaahaillallaah.
31. Barangsiapa yang mengucapkan kalimah laailaahaillallaah
dengan ikhlas maka akan dimasukkan ke alam surga ( ikhlas
yang mencegah dari melakukan perbuatan-perbuatan yang
haram dan yakin pada kalimai itu.
32. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat laailaahaillallaah
tanpa campur aduk, maka wajiblah surga baginya ( campur
aduk = mencintai dunia dan berusaha dengan sungguh hati
untuk mendapatkannya / orang yang berbicara seperti orang
`alim tapi berbuat seperti orang dzalim dan sombong ).
33. Tiada seorang hamba yang mengucapkan laailaahaillallaah
melainkan dibukakan baginya pintu-pintu langit sehingga
kalimat itu terus menuju arasy, kecuali orang yang terlibat
dalam dosa besar.
34. Kalimat laailaahaillallaah mempunyai tempat disamping arasy
yang tak terhingga luasnya dan Allahuakbar adalah cahaya
yang mengisi seluruh bumi dan langit.
35. Kalimah laailaahaillallaah anak kunci surga.
36. Ahli laailaahaillallaah tidak akan berduka cita di dalm kubur
dan padang mahsyar.
37. Ada sebuah tiang nur dihadapan arasy Illahi, manakala
seorang hamba mengucapkan laailaahaillallaah maka tiang itu
bergoyang-goyang, kamudian Allah swt menyuruh tiang itu
berhenti tapi tiang itu berkata, bagaimana aku akan berhenti
sedangkan yang mengucapkan kalimat itu belum lagi
diampunkan, maka Allah swt berfirman : “sesungguhnya Aku
telah mengampuninya.”, lalu tiang itupun berhenti.
38. Barangsiapa mengucapkan laailaahaillallaah 100 kali, maka dia
akan dibangkitkan oleh Allah swt didalam keadaan yang
mukanya bercahaya seperti bulan purnama.

B. Adab Dzikir :
1. Dalam keadaan berwudhu
2. Menghadap kiblat
3. Tidak boleh sambil bercakap
4. Sebutlah dengan betul dan ketahui maknanya
5. Tundukkan pandangan.

C. Manfaat Dzikir :
1. Membuat hati tenang
2. Memperbaiki hati, ihsan dan diri
3. Allah swt akan dekat dengan kita.

D. Kerugian tidak Berdzikir :


1. Hati gelisah
2. Maksiat merajalela.

FADHILAH AL-QUR AN
A. Fadhilah Al-Qur’an
1. Orang yang mengajarkan Al-Qur’an pada anaknya pada masa
kecil dan selalu membacanya oada masa tuanya akan
mendapat perlindungan arasy Allah swt dihari kiamat.
2. Tanda – tanda kecintaan Allah swt adalah bahwa Allah swt
memasukkan rasa cinta pada Al-Qur’an dalam hati seseorang.
3. Seseorang yang benar-benar sibuk menghafal / mempelajari /
memahami Al-Qur’an sehingga tidak mempunyai waktu untuk
berdo`a, maka Allah swt akan memberikan sesuatu yang lebih
utama daripada yang diberikan pada orang yang berdo`a.
4. Orang yang beriman pada Al-Qur’an dan mengamalkannya,
maka Allah akan mengangkat derjadnya dan memuliakannya
dunia dan akhirat
5. Orang yang ahli dalam Al-Qur’an ( benar-benar menghafalnya,
sering membacanya, memahami makna dan maksudnya ), di
padang mahsyar akan berada bersama malaikat pencatat yang
mulia dan benar. Dan orang yang terbata-bata dalam
membaca Al-Qur’an dan bersusah payah mempelajarinya
mendapat pahala 2 X lipat ( satu dari bacaannya dan satu lagi
dalam kesungguhannya dalam berusaha membetulkan
bacaannya ).
6. Barangsiapa yang sungguh-sungguh ingin menghafal Al-Qur’an
tapi tidak mampu, namun terus menerus membacanya, maka
Allah akan membangkitkannya dihari kiamat dengan para
hafidz Al-Qur’an.
7. Barangsiapa yang menghormati, menunaikan hak-haknya dan
mengamalkan Al-Qur’an maka Al-Qur’an akan membelanya
dihadapan Allah swt dan memberi syafaat serta menaikkan
derjatnya.
8. Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa
yang ada didalamnya, maka pada hari kiamat dia dan kedua
orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih
terang daripada cahaya matahari walaupun dia berada dalam
rumah, serta dipakaikan pakaian yang keindahannya tidak ada
yang sanggup menandinginya.
9. Barangsiapa yang membaca dan menghafal Al-Qur’an serta
menghalalkan apa yang dihalalkan Al-Qur’an dan
mengharamkan apa yang diharamkan oleh Al-Qur an, maka
Allah swt akan memasukkannya ke dalam surga dan
menjaminnya untuk dapat memberi syafaat kepada 10 orang
ahli keluarganya yang wajib neraka bagi mereka karena dosa-
dosa yang mereka lakukan ( kecuali bagi yang kafir – Al-
Maidah :72 ).
10. Banyak membaca Al-Qur’an dapat menguatkan ingatan,
membersihkan bathin, menguatkan rohani dan mewangikan
mulut.
11. Barangsiapa yang mengajarkan anaknya membaca Al-Qur an,
maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan
datang.
12. Membaca 1 huruf Al-Qur’an pahalanya 10 kebaikan ( Al-An
~am : 160 )
13. Barangsiapa yang mendengarkan Al-Qur’an akan dituliskan 1
kebaikan berlipat ganda dan yang membacanya akan diberi
nur pada hari kiamat.
14. Suatu kaum yang berkumpul membaca Al-Qur’an dan saling
mengajarkan akan diberi sakinah, disirami rahmat, dikerumuni
malaikat dan Allah swt menyebut-nyebut mereka dihadapat
majlis para malaikat..
15. Rumah rumh didalamnya dibacakan Al-qur an, ahli rumah
akan diberikan berkah dan kebaikan, malaikat pun turun
memenuhi rumah tersebut dan syetan akan keluar. Sebaliknya
rumah yang didalamnya tidak dibacakan Al-qur an, maka
kehidupannya kan dipenuhi dengan kesempitan, ketidak
berkahan, malaikat akan keluar dan syetan akan memasuki
rumah tersebut.
16. Membaca Al-Qur’an akan memberi nur di bumi dan simpanan
bagi kita dilangit, dan rumah yang didalamnya dibacakan Al-
Qur’an akan menyinari ahli-ahli langit seperti bintang yang
menyinari ahli bumi
17. Barangsiapa yang membaca 10 ayat pada malam hari, maka ia
tidak akan ditulis sebagai orang-orang yang lalai. Membaca
100 ayat akan dicatat sebagai orang yang taat dan
diselamatkan dari tuntutan Al-Qur’an. Membaca 200 ayat
mendapat pahala ibadah semalam suntuk.
18. Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an yang dengannya ia
mendapat makanan dari manusia ( untuk tujuan keduniaan ),
maka ia akan datang pada hari kiamat dengan muka bertulang
tanpa daging.
19. Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan
Al-Qur an.
20. Membaca / mempelajari beberapa ayat Al-Qur’an adalah lebih
berharga daripada kerajaan seluas 7 benua yang bersifat
sementara dan pahalanya bermanfaat untuk selama-lamanya.
21. Tidak ada derjat yang lebih baik daripada derjat orang yang
suka membaca al-Qur an.
22. Membaca Al-Qur’an tanpa melihat mushaf mendapat 1000
derjat dan dengan malihat mushaf akan mendapat 2000 derjat
( lebih afdhal ).
23. Dengan banyak membaca Al-Qur’an dan banyak mengingat
maut akan menyebabkan hati bersinar dan alam semakin
memantulkan sifat ma`rifat yang terang ( pengkilat hati dan
seperti besi berkarat dalam air ).
24. Bacaan Al-Qur’an dalam shalat lebih baik dari bacaan Al-
Qur’an diluar shalat. Bacaan diluar shalat lebih baik dari
membaca tasbih dan takbir, bacaan tasbih dan takbir lebih
baik dari pada puasa dan puasa adalah perisai ( penghalang )
dari api neraka.
25. Setiap membaca huruf Al-Quran dalam shalat mendapat
pahala 100 kebaikan, membaca tanpa wudhu mendapat 10
kebaikan.
26. Kebanggaan, kemuliaan dan kehormatan umat ini adalah
dengan membaca Al-Qur an, menghafalnya, mengajarkannya
dan beramal dengannya dan apa saja yang berhubungan
dengan Al-Qur an.
27. Tidak ada yang mendekatkan diri kepada Allah swt kecuali
dengan perantaraan Al-Qur’an dan membaca Al-Qur’an akan
menyebabkan kita lebih bertawajuh dan memberi kesan
tersendiri pada diri pembacanya.
28. Ahli Al-Qur’an ( yang selalu menyibukkan diri dengan Al-
Qur’an ) adalah ahli Allah swt dimana setiap waktu Allah akan
selalau mengirim kasih sayang-Nya dan mereka orang-orang
istimewa Allah swt sehingga mendapat kemuliaan.
29. Membaca Al-Qur’an dengan suara keras adalah seperti
memberi shadaqah dengan terang-terangan dan membaca
dengan perlahan seperti memberi shadaqah dengan
sembunyi.
30. Tidak ada penolong yang lebih utama kedudukannya disisi
Allah swt pada hari kiamat daripada Al-Qur an, bukan nabi
atau malaikat yang lainnya.
31. Mempelajari 1 ayat Al-Qur’an pada pagi hari lebih baik dari
pada shalat 100 rakaat, mempelajari 1 bab dari ilmu pada pagi
hari lebih baik daripada shalat 1000 rakaat.
32. Mengamalkan kandungan Al-Qur’an akan menghindarkan kita
dari fitnah.
33. Seseorang yang mempelajari Al-Qur’an menjaga dan
membacanya pada tengah malam dalam shalat dimisalkan
seperti mangkok terbuka tutupnya yang penuh dengan kasturi
yang baunya menyebar keseluruh tempat, sedang seorang
hafidz Al-Qur’an yang tidur / tidak membaca Al-Qur’an karena
lalai tapi Al-Qur’an berada dalam hatinya adalah seperti
mangkok yang penuh kasturi tetapi nur berkah yang akan
menyebar pada orang lain akan terhalang.

B. Adab Membaca Al-Qur’an :


1. Adab lahiriyah;
 Membersihkan mulut, badan, pakaian dan berwudhu.
 Mengambil Al-Qur’an dengan tangan kanan dan
meletakkannya pada posisi yang lebih tinggi.
 Membaca Al-Qur’an ditempat yang bersih dan
menghadap kiblat dengan penuh hormat dan tenang.
 Niat membaca karena Allah swt dengan mengharrap
keridhaan dan hidayah-Nya
 Mulai membaca dengan ta`awudz dan surat Al-Fatihah.
 Tidak membaca dengan cepat tapi dengan tartil dan
tajwid serta dengan suara yang merdu.
 Berusaha untuk menangis, walaupun terpaksa berpura-
pura menangis.
 Memenuhi hak-hak azab dan rahmat, jika menemui ayat
tentang janji yang bagus, ampunan dan rahmat
hendaknya hati meresa senang dan gembira dan berdo`a
memohon ampunan dan rahmat Allah swt. Jika menemui
ayat tentang ancaman, azab dan neraka hendaknya hati
merasa gentar dan takut serta berdo`a agar terhindar
darinya. Jika menemui ayat tentang keagungan dan
kemuliaan Allah swt, maka ucapkan subhanallaah. Jika
memahami arti ayat maka bacalah dengan penuh
tafakkur.
 Jika dikhawatirkan akan timbul riya` di hati / mengganggu
orang lain maka baca dengan suara perlahan. Jika tidak
maka sebaiknya dibaca dengan suara keras.
 Jika sedang membaca Al-Qur’an jangan berbicara, tapi
bila terpaksa harus berbicara maka tutuplah Al-Qur’an
lebih dulu, setelah selesai bicara mulai lagi dengan
ta`awudz.
 Disunahkan untuk sujud tilawah setiap kali menemukan
ayat-ayat sajadah dan setiap kali membaca akhir ayat.
 Disunahkan setelah khatam memperbanyak dzikir dan
mengumpulkan anggota keluarga untuk berdo`a bersama-
sama.
2. Pembacaan Tartil ( terang dan jelas ) bermakna :
 Huruf-huruf diucapkan dengan makhraj yang betul.
 Berhenti pada tempat yang betul.
 Membaca harakat dengan betul dan jelas
 Baca dengan tasydid dan mad yang sempurna dan benar-
benar jelas sehingga menimbulkan rasa keagungan Allah
swt dan membantu mempercepat masuknya kesan ke
dalam hati.
 Keraskan sedikit suara agar terdengar di telinga sendiri
sehingga berpengaruh pada hati.
3. Adab Bathiniyah;
 Agungkan Al-Qur’an sebagai perkataan yang tinggi.
 Masukkan kedalam hati yang keagungan dan kebesaran
Allah swt sama seperti kalam-Nya.
 Hindarkan diri dari keraguan dan kebimbangan
 Renungkan makana setiap ayat dan baca dengan penuh
kenikmatan.
 Ayat-ayat yang dibaca hendaknya berkesan dalam hati.
 Tawajuhkan telinga seolah-olah Allah swt berbicara
dengan kita dan kita sedang mendengarkannya.
 Menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an untuk keperluan
bacaan shalat hukumnya fardhu `ain dan menghafalkan
seluruh ayat hukumnya fardhu kifayah.
 “ Dan apabila dibacakan Al-Qur’an dengarkanlah baik-baik
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat “. ( QS. Al-A`raaf : 204 )
FADHILAH SURAT-SURAT UTAMA
DALAM AL-QUR AN
A. Surat Al-Fatihah :
1. Pahalanya menyamai 2/3 Al-Qur an
2. Bila dibaca, iblis akan menangis kesal dan akan menaburkan
debu-debu dengan keras ke kepalanya
3. Bila dibaca dengan surat Al-Ikhlas ketika akan tidur lalu
dihembuskan keseluruh badan, maka akan terhindar dari
segala bahaya kecuali maut.
4. Bila dibaca dengan penuh keimanan dapat menjadi obat
penyakit :
 Dibaca dan disapukan dengan air liur pada tempat yang
sakit.
 Dibaca 7 X dan ditiupkan pada yang sakit gigi,sakit kepala,
sakit perut dan sakit pinggang.
 Dibaca dan dihembuskan pada orang yang digigit ular,
kalajengking, pada orang lumpuh dan orang gila.
 Dibaca dan ditiupkan pada air lalu diminumkan pada
orang yang kena sihir / sakit.
 Ditulis dan dicelupkan pada air mawar kasturi dan
za`faran lalu diminumkan pada orang yang sudah lama
berpenyakit.
5. Pada hari kiamat surat Al-fatihah dan akhir surat Al-Baqarah
akan berjalan dihadapan pembacanya sebagai nur yang
menerangi jalan mereka.
6. Untuk memohon hajat dengan cara membaca :
 Antara shalat sunat subuh dan shalat subuh dengan
menyatukan mim dalam bismillahirrahmanirrahiim
dengan alhamdulillaah 41 X selama 40 hari.
 Dibaca pada hari ahad I pada awal bulan antara shalat
sunat subuh dan shalat subuh dengan menyatukan mim
bersambung dengan alhamdulillaah 70 X dan setiap
harinya pada waktu yang sama dikurang 10 hingga hari ke
7 tinggal dibaca 10 X. Jika belum terkabul ulangi sampai
bulan ke II / III.
B. Surat Yaasiin :
1. Pembacanya mendapat pahala 10 X membaca Al-Qur an.
2. Sebagai hatinya Al-Qur an
3. Bagi pembaca yang hanya mengharapkan keridhaan Allah swt,
maka dosa yang terdahulu akan dimaafkan untuk dijadikan
bacaan keatas orang-orang yang mati.
4. Membawa kebaikan pada urusan dunia dan akhirat serta
dijauhkan dari segala kesusahan dunia dan akhirat.
5. Mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan
merendahkan derajat orang-orang kafir.
6. Barangsiapa yang selalu membacanya pada malam hari lalu
meninggal dunia maka dia mati syahid
7. Bila dibaca pada permulaan hari maka hajat-hajatnya akan
dipenuhi / dibaca berturut-turut 3X.
8. Jika dibaca pada saat lapar maka akan dihilangkan
kelaparannya. Jika dibaca saat tersesat maka akan ditemukan
jalannya. Jika dibaca saat kehilangan binatang maka akan
ditemukan binatangnya.
9. Jika dibacakan pada orang yang akan mati maka akan
dimudahkan matinya. Jika dibacakan pada wanita yang sulit
melahirkan , maka akan dimudahkan.
10. Jika dibaca takut kurang makanan maka akan dicukupkan
makanan baginya. Jika dibaca ketika takut kepada raja /
musuh maka akan dihilangkan ketakutannya.
11. Jika membaca yasiin dan as-safaat pada hari jum`at kemudian
berdo`a menginginkan sesuatu hajat maka hajatnya akan
terpenuhi.
12. Bila dibaca tiap malam jum`at maka akan mendapat agama
yang kuat.
13. Bila dibaca pada malam hari maka diampuni dosanya sampai
pagi harinya.
14. Bila dibaca pada saat ziarah kubur maka dapat meringankan
siksa ahli kubur dan mendapat pahala yang sama dengan
kebaikan ahli kubur.

C. Surat Al-Mulk dan As-Sajadah :


1. Bila dibaca diantara shalat maghrib dan isya adalah seumpama
berdiri shalat disepanjang malam pada malam lailatul qadar
dan akan ditulis baginya 70 pahala kebaikan dan dijauhkan
dari 70 keburukan.
2. Bila dibaca setiap hari (walaupun tidak membaca surat lain,
seoranmg pendosa akan diberi syafaat dan setiap
kesalahannya diganti dengan pahala).
3. Menghindarkan dari siksa kubur dan akan memberikan syafaat
sehingga diampunkan oleh Allah swt ( muncul dalam bentuk
seekor burung).
4. Bila dibaca diatas kuburan maka akan menjauhkan mereka
dari azab Allah swt dan memberikan keselamatan.
5. Mempunyai 60 kelebihan dibanding dengan semua surat yang
ada didalam Al-Qur an.

D. Surat Al-Waqi`ah :
1. Sebagai surat kekayaan, tapi bila dibaca dengan maksud untuk
mengayakan hati dan iman serta untuk mencari akhirat maka
dengan sendirinya dunia akan datang.
2. Bila dibaca tiap malam akan dijauhkan dari kemelaratan /
terhindar dari kelaparan selamanya.

E. Surat Ad-Dukhan :
 Dimintakan ampun oleh 7.000 malaikat.

Barangsiapa selalu membaca surat Al-Waqi`ah, Al-Hadid, Ar-


Rahman maka digolongkan sebagai ahli surga firdaus.

F. Surat Al-Kahfi :
 Ayat 1 – 10 pertama dan 10 ayat terakhir : Dilindungi dari
fitnah dajjal.
 Bila dibaca pada malam jum`at istiqamah, maka dosa-dosa
yang 1 minggu dan minggu yang akan datang diampuni.

G. Surat Al-Ikhlash : Dibaca sebelum tidur 3 X pahalanya sama


dengan mengkhatamkan Al-Qur an.
FADHILAH SHALAT-SHALAT SUNNAT
a. Shalat sunnat Rawatib, fadhilahnya untuk menambah kekurangan
dalam shalat fardhu.
b. Shalat sunat Isyraq, 2 – 4 rakaat, 100 menit ba`da subuh.
Fadhilahnya : mendapat pahala haji dan umrah yang mabrur dan
mendapatkan keberkahan rezki.
c. Shalat sunat dhuha, Fadhilahnya merupakan sedeqah pada setiap
persendian tulang tubuh kita dimana hak bagi setiap sendi untuk
diberi sedeqah dan melapangkan rezeki.
d. Shalat sunat Tasbih, fadhilahnya menghapuskan dosa besar dan
kecil yang terang-terangan dan yang tersembunyi, yang jelas dan
yang samar, yang dulu dan yang akan datang. Dikerjakan sekurang-
kurangnya sekali seumur hidup, sebaiknya setiap hari atau setiap
jum`at.
e. Shalat sunat Awwabin, fadhilahnya :dilakukan dengan 6 rakaat
setelah shalat sunat rawatib ba`da maghrib, jika dilakukan tanpa
berbicara terlebih dahulu maka mendapat pahala diampunkan
dosanya 50 – 60 tahun dan seperti beribadah 12 tahun.
Niatnya :
 2 rakaat I mohon untuk kekuatan iman dengan membaca
surat Al-Ikhlash 6 X, Al-Falaq 1 X dan An-Nas 1 X.
 2 rakaat ke II niat shalat awwabin dengan bacaan surat bebas.
 2 rakaat ke III niat shalat awwabin ma`al istiharah dengan
membaca surat Al-Kafirun pada rakaat I dan surat Al-Ikhlash
pada rakaat ke II setelah Al-Fatihah.

f. Shalat sunat Tahajud, fadhilahnya bila dilakukan secara istiqamah :


 Akan diberi hikmah
 Do`anya makbul
 Kubur akan terang

g. Shalat sunat Wudhu, fadhilahnya :


 1 tahun dosa yang lalu diampunkan
 1 tahun yang akan datang diampunkan.
FADHILAH WANITA DAN CIRI-CIRI
WANITA AHLI SURGA
1. Rasulullah saw bersabda : “sampaikanlah kepada perempuan-
perempuan yang kamu jumpai bahwasanya:
 Taat kepada suami dengan penuh kesadaran, maka pahalanya
seimbang dengan pahala para pembela agama Allah swt,
tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang mau
menjalankannya.
 Seorang wanita shalehah adalah lebih baik daripada 70 orang
wali.
 Sungguh memintakan ampun untuk seorang istri yang
berbakti kepada suaminya yaitu : burung di udara, malaikat
dilangit, selama ia senantiasa dalam keridhaan suaminya.
 Siapa saja istri yang meninggal dunia sedang suaminya ridha
terhadap kepergiannya, maka ia akan masuk ke surga.
 Bila seorang suami pulang ke rumah dengan perasaan gelisah
dan istrinya menghiburnya, maka istri mendapatkan 10 pahala
jihad.
 Bila seorang wanita mengerjakan dan menjaga shalatnya,
berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga amanah suaminya
dan mentaati suaminya, Allah swt akan memberikan izin
padanya untuk memasuki surga dari pintu mana saja yang dia
sukai.
 Bila seorang suami memandang istrinya dengan perasan kasih
sayang dan istrinya memandang dengan pandangan kasih
sayang, maka Allah swt akan memandang mereka berdua
dengan pandangan rahmat.
 Bila seorang wanita hamil, shalatnya 2 rakaat adalah lebih baik
daripada 80 rakaat shalatnya wanita yang tidak hamil.
 Bila seorang wanita tidak dapat tidur pada tengah malam
dikarenakan terganggu oleh anaknya, maka Allah swt akan
memberikan pahala kebaikan membebaskan 20 orang budak.
 Bila seorang istri mendorong suaminya keluar di jalan Allah
swt dan dia dapat menerima dengan ikhlash segala kesulitan
dikarenakan ketidakberadaan suaminya, maka istri tersebut
akan memasuki surga 500 tahun lebih dulu dari suaminya, dan
70.000 malaikat akan menyambutnya dan ia akan menantikan
suaminya di surga.
 Bila seorang wanita tidak dapat tidur karena sakit dan
menyusui anaknya, maka Allah swt akan mengampuni seluruh
dosa-dosanya dan mendapatkan 12 tahun pahala ibadah.
 Bila seorang wanita mulai menyiapkan makanan dan memasak
dengan memulai bismillah, maka Allah swt akan memberikan
berkah di dalam nafkah mereka di dalam rumah tersebut.
 Bila seorang wanita menyapu rumahnya sambil berdzikir,
maka Allah swt akan memberikan pahala menyapu Ka`bah,
yang mana melakukan 1 kebaikan di Masjidil Haram
ganjarannya adalah 10.000 kebaikan.
 Bila seorang wanita hamil sampai melahirkan, maka Allah swt
akan memberikan padanya pahala bagaikan ia selalu berpuasa
pada siang hari dan shalat sepanjang malam selama masa ia
hamil itu.
 Bila seorang wanita hamil ia akan mendapatkan pahala 70
tahun shalat nafil 70 tahun puasa
 Bila seorang wanita ketika hendak melahirkan, untuk setiap 1
sakit yang dideritanya akan mendapatkan pahala para
mujahid.
 Bila seorang wanita maninggal diantara 40 hari setelah
melahirkan ia akan mendapat pahala mati syahid.
 Bila seorang anak menangis pada malam hari dan ibunya tidak
marah tapi malah membujuknya dengan kasih sayang, maka ia
akan mendapatkan pahala 1 tahun ibadah.
 Jika seorang wanita melahirkan bayinya, maka dosa-dosanya
keluar dan bersih dari dosa tersebut seperti bayi yang
dilahirkannya, kuburnya nanti akan ditempatkan ditaman-
taman surga.
 Allah swt akan memberikan pahala 1000 ibadah haji dan
umrah dan 1000 malaikat akan memohonkan ampunan
baginya hingga hari kiamat karena ia telah melahirkan
anaknya dengan sabar dan ikhlash.
 Wanita yang menyusui anaknya, maka setiap tetesan air susu
tersebut akan mendapatkan 1 pahala dan apabila cukup 2
tahun menyusui, maka malaikat-malaikat di langit akan
mengabarkan berita bahwa surga wajib baginya.
 Wanita yang menjaga anaknya yang sakit di waktu malam hari
pahalanya seperti membebaskan 20 orang hamba sahaya dan
akan mendapat 12 tahun pahala ibadah bila dia menghibur
anaknya.
 Wanita yang mencuci pakaian suami dan anak-anaknya akan
mendapat 1000 kebaikan dan akan diampuni kesalahannya,
bahkan segala sesuatu yang disinari matahari meminta ampun
baginya serta Allah swt mengangkat 1000 derjat baginya.
 Wanita yang paling besar berkahnya bagi suaminya ialah
wanita yang ringan nafkahnya. (H.R Ahmad)
 Para malaikat akan memohonkan ampunan bagi wanita hamil
dan Allah swt akan menetapkan baginya setiap hari 1000
kebaikan dan 1000 kejelekannya akan dihapus.
 Yang paling utama diantara amal kaum wanita adalah taat
kepada suaminya, sesudah itu tidak ada amal yang lebih
utama bagi mereka daripada bertenun / menjahit /
menyulam:
a. Duduk 1 jam untuk menjahit adalah lebih baik bagi
mereka daripada ibadah 1 tahun
b. Ditulis untuk wanita yang menjahit dengan setiap jenis
pakaian dari jahitannya pahala orang mati syahid.
c. Seorang wanita yang menjahit sehingga dapat memberi
pakaian suaminya dan anak-anaknya, maka wajiblah surga
baginya.
d. Allah swt akan memberi wanita yang menjahit pakaian
dengan setiap pakaian yang dipakainya sebuah kota di
surga.
 la seorang suami pulang ke rumahnya kemudian bersalaman
dengan istri yang menyambutnya, maka dosa-dosa mereka
berdua akan berguguran sebelum kedua tangan itu berpisah.
 Bila seorang suami memanggil istri, kemudian istri
menyambut panggilan itu ( labbaik ), maka Allah swt akan
ciptakan untuk istri itu satu malaikat yang bertasbih dan
bertahmid kepada Allah swt dan akan Allah swt berikan pahala
dari bacaan malaikat tersebut kepada istri yang menyambut
panggilan suaminya itu.

2. Ciri-ciri wanita ahli surga :


 Ridha dengan suami yang telah dijodohkan dengannya oleh
Allah swt.
 Menjadi istri yang setia kepada suami saat senang dan susah.
 Selalu memohon maaf dari suami.
 Senantiasa taat pada suami selagi tidak bertentangan dengan
syari`at.
 Senantiasa mendahulukan suami dalam berbagai hal dan
keadaan.
 Senantiasa menghibur suami terutama apabila ia sedang
dalam keadaan susah dan risau.
 Melembutkan pandangan serta tundukkan pandangan
dihadapan suami.
 Tidak menolak ajakan suami ketika ia memelukannya.
 Tidak boros dalam membelanjakan harta suami.
 Senantiasa dalam keadaan bersih, bersolek dan
menyenangkan suaminya apabila dipandang.
 Tidak meminta sesuatu yang berlebihan hingga diluar
kemampuan suami.
 Tidak sekali-kali menunjukkan muka masam dan berlaku kasar
kepada suami.
 Menyambut kedatangan suami dengan senyuman, disambut
dan dicium tangannya.
 Tidak keluar rumah tanpa izin suami.
 Berwangi-wangian ketika suaminya berada di rumah.
 Tidak berpuasa sunat tanpa izin suami.
EMPAT WANITA DALAM SURGA DAN
EMPAT WANITA DALAM NERAKA
A. 4 Wanita Dalam Surga :
1. Wanita yang menjaga diri dari berbuat haram, berbakti pada
Allah swt, Rasul dan suaminya.
2. Wanita yang menerima dengan senang hati keadaan serba
kekurangan dengan suaminya dan banyak keturunannya serta
penyabar.
3. Wanita yang bersifat pemalu dan bila suaminya pergi ia
menjaga diri dan harta suaminya dan jika suaminya datang ia
mengekang mulutnya dari perbuatan yang tidak layak.
4. Wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai anak
masih kecil lalu menahan dirinya untuk kawin lagi karena ingin
mengurus anak-anak dan mendidik serta memperlakukannya
dengan baik, dan bersedia kawin lagi karena khawatir anaknya
akan sia-sia / terlantar.

B. Wanita Dalam Neraka ( kecuali telah bertobat) :


1. Wanita yang mulutnya jelek pada suaminya dan jika suaminya
pergi ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia
memaki / memarahinya.
2. Wanita yang memaksa suaminya membeli apa yang suaminya
tidak mampu.
3. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari laki-laki lain dan
keluar rumah dengan menampakkan perhiasan dan
kecantikannya untuk menarik perhatian laki-laki lain.
4. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan,
minum dan tidur serta tidak berbakti pada Allah swt dan
suaminya.

C. 10 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA


1. Wanita yang digantung rambutnya dan otaknya mendidih
karena tidak menutup rambutnya.
2. Wanita yang digantung lidahnya, dan tangannya dikeluarkan
dari punggungnya sedang cairan aspal panas dituangkan pada
tenggorokannya, karena menyakiti hati suaminya dengan
lidahnya / kata-katanya.
3. Wanita yang digantung dengan buah dadanya karena
menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.
4. Wanita yang diikat dengan tangannya karena keluar rumah
tanpa izin suami dan tidak mandi wajib dari haid dan nifas.
5. Wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya sampai ke
ubun-ubun, dibelit dan disengati ular dan kalajengking karena
dia mampu untuk mengerjakan shalat dan puasa tapi tidak
mengerjakannya dan tidak mau wudhu dan mandi wajib.
6. Wanita yang memakan badannya sendiri karena bersolek
untuk dilihat laki-laki lain dan suka membicarakan aib orang
lain.
7. Wanita yang menggunting-gunting badannya karena suka
memanjakan diri ( ingin terkenal ) dan mempertontonkan
perhiasannya di depan orang banyak sehingga tertarik
padanya.
8. Wanita berkepala babi dan badannya seperti keledai karena
dia suka berdusta dan mengadu domba.
9. Wanita berbentuk seperti anjing dan api dimasukkan dari
mulut hingga keluar dari duburnya dan malaikat memukul-
mukul kepalanya karena dia ahli fitnah dan suka marah-marah
pada suaminya.
10. Wanita diikat kedua kakinya sampai ke payudara dan kedua
tangannya sampai ke ubun-ubun dan disengati ular dan
kalajengking karena ia telah mempersilahkan laki-laki lain
untuk berzina dengannya.

D. Perhiasan :
“ Wanita mana saja yang memakai kalung untuk dipamerkan
kepada orang lain, maka di hari kiamat ia akan dikalungi api neraka
sebesar kalung itu dan bila memakai anting-anting untuk
dipamerkan maka telinganya akan digantungi api neraka sebesar
anting-anting itu “. ( Nasai )

E. Parfum :
 “ Jika seorang wanita memakai minyak wangi selain untuk
suaminya, maka sesungguhnya itu adalah api neraka dan
suatu aib yang buruk.” (Thabrani ).
 “ Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian dan
melewati kumpulan orang-orang sehingga mereka mencium
bau harumnya, maka ia adalah pezina “.( Nasa`I , Ahmad,
Hakim )
 Ibnu Abbas ra. Berkata, Nabi saw bersabda :
“ Seorang perempuan, apabila keluar dari pintu rumahnya
dengan berhias dan memakai wangi-wangian, sedang
suaminya ridha padanya (dengan hal itu), maka dibangunkan
untuk suaminya itu sebuah rumah di neraka sebanyak langkah
yang dilangkahkannya ( istrinya ).

Amalan Wanita
A. Tawadhu` ( rendah hati )
 Sifat menghindari kesombongan ( harta, pangkat ), menyadari
kekurangan dan kelemahan dirinya.

B. Istiqamah
 Istiqamah dzikir pagi petang (ba`da subuh dan ba`da ashar )
minimal 300 pagi dan 300
 Petang yang terdiri dari :
a. 100 x Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha Ilallah, Allahu
Akbar.
b. 100 x Astaghfirullah
c. 100 x Shalawat Nabi
d. Lebih banyak lagi dzikir adalah lebih baik.
 Membaca Al-Qur’an 1 juz setiap hari, minimal 10 ayat per hari
agar kita tidak dimasukkan ke dalam golongan orang yang
lalai. Alangkah baiknya bila membaca 100 ayat setiap hari agar
kita digolongkan pada orang yang taat. Tunaikan hak Al-
Qur’an untuk dikhatamkan 2 x setahun. Dianjurkan membaca
surat as-Sajadah, Yasiin, ad-Dukhan, Al-Waqi`ah, al-Mulk, Ar-
Rahman, Al-Hadid setiap malam karena fadhilah dari surat-
surat tersebut luar biasa.
 Mengamalkan do`a-do`a masnunah setiap hari dan
mengajarkan kepada anak-anak kita, seperti do`a sebelum dan
sesudah makan, do`a ketika hendak tidur dan setelah bangun
tidur, do`a masuk WC dan do`a-do`a harian lainnya, sehingga
akan hidup suasana sunnah di rumah kita.

C. Da`wah Iman Yakin


Kejayaan, kemuliaan kebahaguaan dan keselamatan semua
makhluk di dalam kekuasaan Allah swt, Allah swt yang
menciptakan, Allah swt yang memelihara, Allah swt yang memberi
rezki, Allah swt yang memberi suasana dan keadaan, Allah swt
yang mengendalikan sesuatu dengan kodratnya tanpa bantuan
makhluk. Segala yang nampak atau yang tidak nampak berasal dari
khasanah ( gudang ) kekayaan Allah swt. Hal-hal di atas
( kebesaran Allah swt ) harus kita da`wahkan kepada setiap orang
tiap waktu, setiap tempat, setiap keadaan dan suasana.
Tujuan Da`wah ini adalah :
 Untuk menambah keyakinan yang benar ke dalam hati kita
dan sepenuhnya kepada Laailaahaillallaah.
 Menciptakan dari ujung kaki sampai ujung rambut untuk taat
kepada Allah swt dengan mengukuti cara yang telah
dicontohkan Rasulullah saw.

 Bila manusia sibuk dengan makhluk, ajak untuk ingat Khaliq


 Bila manusia sibuk dengan dunia, ajak untuk ingat akhirat
 Bila manusia sibuk dengan benda, ajak untuk ingat amal shaleh

 Da`wah iman yakin ini akan menjadi asbab hidayah, menyebabkan


iman kita naik, amal akan sempurna, akhlak jadi baik dan do`a kita
akan dimakbulkan .

D. Mendidik Anak Secara sunnah


Anak adalah amanah dari Allah swt yang akan menjadi
jaminan kita untuk masuk surga atau neraka. Mendidik anak pada
hakikatnya adalah mendidik seorang umat Rasulullah saw, beserta
keturunan mereka nanti. Merusak anak berarti merusak seluruh
umat nabi Muhammad saw.
Didiklah anak kita sejak kita mulai berniat memiliki anak;
 Lakukan hubungan suami istri sesuai sunnah
 Selama hamil jaga kesehatan kita dan kandungan kita, jangan
sampai makan / minum dari sumber yang tidak halal,
perbanyak amal ibadah karena prilaku anak akan mencontoh
prilaku ibu saat hamil.
 Ketika akan melahirkan usahakan ditolong oleh muslimah
yang taat, lalu perdengarkan kalimah thayyibah di kedua
telinganya ( adzan ditelinga kanan, qamat di telinga kiri ).
Disunnahkan mencukur rambut bayi dan melaksanakan
haqiqah pada hari ke 7 setelah kelahiran, melakukan khitan,
memberi nama yang baik dan memberi ASI sampai 2 tahun.
 Didik anak tentang cara berpakaian, adab-adab dan do`a-do`a
masnunah
 Beri contoh dengan ma`ruf
 Didik shalat mulai dari umur 7 tahun. Bila anak sudah berumur
10 tahun belum juga mau shalat gunakan rotan untuk
menyuruh dan mendidiknya.
 Tanamkan tentang tauhid sedini mungkin kepada anak,
sehingga anak mempunyai keyakinan kepada Allah swt, maka
Allah swt akan memuliakan anak tersebut
 Aspek-aspek tarbiyah yang harus ditanamkan kepada anak
antara lain :
1) Salimul Aqidah ( Aqidah yang selamat )
2) Shahihul Ibadah ( ibadah yang benar )
3) Qowiyul Jismi ( fisik yang kuat )
4) Matinul Khuluq ( Akhlak yang kuat )
5) Mustaqaful Fikri ( Pemikiran intelektual yang matang)
6) Munadham fi Syuunihi ( tertib rapi dalam segala urusan )
7) Harisun `alal wakti ( pandai memanfaatkan kesempatan /
waktu )

E. Khidmat suami dan mendorong suami keluar di jalan Allah swt,


sebagimana adab khidmat kepada suami dan fadhilah khuruj fi
sabilillah.

KERJA – KERJA DA`WAH


A. Khidmat
Khidmat dalam Islam mempunyai kedudukan penting. Nabi saw
sendiri melakukan khidmat baik di dalam rumah tangga beliau maupun
ketika keluar di jalan Allah swt.
 Apabila kita khidmat di rumah, misalnya :
1. Mencuci pakaian, maka setiap satu helai benang
menghapuskan 1000 keburukan dan memberikan 1000
kebaikan.
2. Bila keluar di jalan Allah swt, semua amal dilipat gandakan
pahalanya, demikian juga pahala khidmat.
3. Allah swt menghargai orang yang mengorbankan tubuhnya
untuk khidmat.
4. Barangsiapa yang khidmat Allah swt akan berikan kepadanya
berkah di dalam kehidupan, harta, tubuhnya dan segalanya.
Barangsiapa yang khidmat mendapat pahala dari setiap orang
yang mengerjakan ijtimai amal.
5. Jika tubuh kita letih, jiwa akan bangun dan kerendhan hati
akan masuk ke dalam hati kita.
6. Barangsiapa yang memberikan da`wah tetapi tidak khidmat,
maka ia akan takabur.
7. Dengan ibadah kita mendapat surga, dengan khidmat kita
akan mendapatkan Allah swt.

 Adab-adab Khidmat :
1. Ketika keluar di jalan Allah swt tugas khidmat oleh ibu-ibu
sedangkan yang berbelanja bapak-bapak.
2. Bila ada kekurangan / keperluan, ibu-ibu bermusyawarah
dengan bapak-bapak melalui petugas khitmat.
3. Tidak dibenarkan ibu-ibu berbelanja sendiri tanpa
bermusyawarah dengan bapak-bapak
4. Uang khidmat dirahasiakan / ibu-ibu tidak perlu tahu.
5. Bila sedang keluar di jalan Allah swt semua uang diserahkan
kepada suami, bila ibu-ibu ada keperluan lapor kepada
suaminya.

B. Tasykil
Tasykil artinya memberikan pekerjaan / tanggung jawab pada
seseorang untuk keluar di jalan Allah swt. Tasykil ibarat menanam
benih pada tanah yang digarap.
 Petugas tasykil sebaiknya :
1. Sudah mengetahui terlebih dahulu orang-orang yang akan
ditasykil
2. Tanyakan dahulu suaminya sudah ikut kerja da`wah atau belum
3. Kalau sudah ikut, sudah berapa lama
4. Sudahkan keluar 3 hari atau belum
5. Sudahkah keluar 40 hari
6. Dan wanita itu sudah keluar atau belum , sudah berapa kali,
kalau suami istri belum pernah keluar janganlah didesak untuk
keluar, tapi tasykil untuk iktu ta`lim bulanan atau mingguan,
kemudian tasykil untuk menghidupkan ta`lim di rumah, dan
tasykil untuk menjaga shalat 5 waktu.
7. Tasykil dengan penuh pengertian, kita harus tahu masalahnya,
jangan tasykil terlalu keras kapada ibu yang belum paham,
cukup dengan menuliskan niatnya saja dulu.
8. Taaykil kepada ibu yang sudah paham sedapat mungkin bujuk
agar ia keluar.
9. Tasykil tidak hanya diarahkan pada petugas tasykil, tapi semua
jamaah menyebar untuk tasykil, petugas tasykil mencatat
semua hasil tasykilan.
10. Jika mentasykil orang yang banyak alasan, sedapat mungkin
kita alihkan pembicaraan kita dan kita alihkan pada
pembicaraan agama, kembalikan bahwa swmua urusan akan
diselesaikan oleh Allah swt.
11. Sewaktu tasykil ceritakan keuntungan – keuntungan keluar di
jalan Allah swt
12. Apabila tasykilan berhasil, jangan merasa diri kita yang berhasil
mengeluarkan, tapi semua tasykilan hakikatnya Allah swt yang
menggerakkan dan memilihnya
13. Apabila kita mendapat tasykilan jangan merasa bangga, tapi
kita harus punya fikir bahwa semua tasykilan adalah hasil kerja
sama jamaah, tanpa mujahadah / sungguh-sungguh jamaah
tidak akan ada tasykilan.
14. Apabila kerja kita berhasil berkembang, ini adalah kerja Allah
swt, bukan kerja kita.
15. Tasykil untuk wanita sangat penting karena menghasilkan dua
jamaah yang keluar.
16. Kalau kita ke negara lain dan tidak tahu bahasanya, sukup
dengan akhlak dan yakinlah Allah swt yang akan keluarkan cash
jamaah.
17. Siang hari kita tasykil dan da`wah, malam hari kita berdo`a dan
sebut nama-nama orang yang telah ditasykil dalam do`a kita.
18. Untuk menghilangkan rasa bangga / sombong pada diri karena
telah berhasil mentasykil orang lain, maka banyak-banyaklah
berkhidmat dan sadari bahwa semuanya terjadi hanya atas
kehendak Allah swt.

 Cara – cara Tasykil :


1. Sambil duduk
2. Buat halaqah kalau banyak
3. Tulis nama suaminya
4. Anya apakah suaminya sudak pernah keluar atau belum, kalau
belum pernah jangan didesak untuk keluat, kalau sudah
pernah, berapa kali atau berapa masa yang telah dilakukan
5. Tasykil untuk selalu hidupkan ta`lim rumah dan ta`lim
mingguan.

C. Istiqbal
Istiqbal artinya penerima tamu.
1. Petugas istiqbal harus bersikap ramah tamah, lemah lembut
dan murah senyum
2. Yang harus ditanamkan pada hati petugas istiqbal adalah
tamu-tamu yang datang pada majlis ta`lim adalah orang-orang
pilihan Allah swt, orang-orang yang mendapatkan taufik dan
hidayah-Nya untuk menghadiri majlis ta`lim yang sangat
disukai Allah swt. Jadi tamu-tamu itu bukan orang-orang yang
biasa
3. Apabila tamu datang, bersikaplah seolah-olah kita sudah
pernah mengenalnya walaupun kita belum pernah
mengenalnya, sambutlah kedatangannya dengan hangat,
jabat tangannya dengan erat, peluklah dengan rapat seolah-
olah kita sudah lama tidak bertemu
4. Terimalah tamu kita dengan senang hati, dengan hati yang
ikhlas sebab mereka adalah tamu-tamunya Allah swt
5. Al-Faqih meriwayatkan, Rasulullah saw bwesabda,
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah swt, maka hendaklah
menjamu tamunya”. Jadi muliakanlah kedudukannya, karena
tidak akan dimuliakan oleh Allah swt orang yang tidak
memuliakan tamunya.

Ulama katakan : Pekerjaan istiqbal sama denagan tugas malaikat di


akhirat nilainya.

INFIRODI DA`WAH DAN AZAS DA`WAH

A. Infirodi Da`wah :
Da`wah adalah ibarat kita melempar bola ke tembok, akhirnya
mengenai diri kita sendiri.
1. Sewaktu kita memberikan da`wah hati kita harus selalu ingat
kepada Allah swt, agar dalam pembicaraan kita Allah swt akan
memberikan pertolongan kepada kita, sehingga setiap kata
yang kita ucapkan dalam bimbingan Allah swt.
2. Sewaktu memberikan da`wah hendaklah dengan hati yang
lembut, rendah hati, kecilkan diri kita, besarkan saudara kita,
anggaplah bahwa saudara kita lebih mulia kedudukannya di
sisi Allah swt dan anggap saudara kita itu lebih alim dari kita.
3. Sewaktu kita berikan da`wah tunjukkanlah sikap yang baik,
jangan sekali-kali mempunyai sifat mengajari orang lain,
serahkan semua pada Allah swt, karena Allah swt jugalah yang
akan memberikan petunjuk pada saudara kita.
4. Kita harus mempunyai rasa hormat pada orang yang kita beri
da`wah, berterimakasihlah pada orang – orang yang diberi
da`wah, karena tanpa kehadirannya kita tidak akan bisa
berda`wah.
5. Berikan da`wah dengan perhatian dan pengertian. Dengan
siapa kita da`wah ? lihat latar belakang pendidikannya, dari
golongan mana, tua atau muda, sedang sakitkah dia atau
dalam keadaan sehat ? Lihat juga cara berpakaiannya dan juga
latar belakang agamanya.
6. Kita harus da`wahkan tentang kebesaran Allah swt, mengenai
alam akhirat, kehidupan di surga, katakanlah semua itu bisa
didapatkan dengan mengamalkan Islam secara menyeluruh
dan tidak setengah-setengah. Sebaiknya tidak diceritakan
azab-azab. Ceritakanlah fadhilah-fadhilah orang yang keluar di
jalan Allah swt.
7. Usahakan agar timbul dalam hati orang yang kita da`wahi
tentang agama dan berkeinginan untuk mengajak orang-orang
yang belum hadir untuk bisa ikut fikir seluruh umat di dunia ini
sehingga Allah swt akan turunkan hidayah-Nya ke seluruh
alam.
8. Hidayah dari Allah swt sebanding dengan sejauh mana tingkat
usaha kita dan tingkat fikir kita serta pengorbanan-
pengorbanan kita.
9. Apabila dalam satu jemaah hanya terdiri dari beberapa orang
saja atau ada teman kita mendapat tugas da`wah, kawan-
kawan yang lainnya ikut mendengarkan dengan penuh
tawajuh kepada Allah swt, karena akan berpengaruh kepada
yang hadir dan bantulah saudara kita yang berda`wah dengan
dzikir dan do`a pada Allah swt agar kata-katanya berhikmah.
10. Amalan-amalan infirodi kita harus tertib ; shalat wajib dan
shalat sunatnya, tilawat Qur’annya, dzikirnya, karena amalan
infirodi bagi yang sedang da`wah bagaikan sayap burung.
Siang hari da`wah, malam hari do`a, banyak-banyaklah
manangis di saat berdo`a dalam tahajud. Mohonlah hidayah
untuk seluruh saudara-saudara kita dan umat seluruh alam.

B. Azas – Azas Da`wah :


1. Infirodi bukan ijtima`I
2. Kerisauan dan bukan fikir tinggi-tinggi
3. Gerak dan bukan tulisan
4. Amar ma`ruf dan bukan nahi munkar
5. Musyawarah dan bukan perintah
6. Kasih sayang satu hati dan bukan perpecahan
7. Kabar gembira dan bukan ancaman
8. Tersembunyi dan bukan propaganda
9. Perdamaian dan bukan permusuhan
10. Ringkas dan bukan detail
11. Usaha atas akar bukan ranting
12. Ketawadhu`an bukan kesombongan
13. Diri bukanlah harta.

SIFAT – SIFAT DA`I / DA`IYAH


1. Kasih sayang pada umat
2. Niat ishlah diri
3. Ikhlash, semata-mata mencari redha Allah swt
4. Semangat berkorban untuk agama Allah swt
5. Setelah beramal banyak beristighfar
6. Sabar atas ujian
7. Menisbatkan kebahagiaan hanya kepada Allah swt
8. Tawadhu` / sabar seperti bumi
9. Bergerak tak terbendung seperti air
10. Teguh kokoh seperti gunung
11. Istiqomah seperti unta
12. Bercita-cita tinggi seperti langit / berwawasan luas
13. Memberi manfaat tanpa pamrih seperti matahari.

SABAR DAN TAHAMUL


1. Ketika Nabi saw berda`wah ke tho`if beliau dihina, direndahkan,
bahkan dilempari batu sehingga berdarah. Tetapi Nabi saw
walaupun ditawarkan oleh Jibril as untuk membalas penghinaan
itu dengan menyiksa penduduk tho`if dengan menabrakkan 2
gunung yang ada disana, Nabi saw menolak tawaran itu bahkan
mendo`akan agar kalaupun penduduk tho`if menolak mungkin
kelak keturunan mereka akan mau menerima Islam.
2. Demikianlah contoh kesabaran yang dicontohkan oleh Nabi saw
dalam berda`wah, bahkan kepada orang yang menghina dan
menyiksa beliau ada fikir agar mereka atau keturunannya
mendapat hidayah.
3. Apabila penderitaan dari 124.000 anbiya a.s dijadikan satu maka
lebih besar penderitaan Nabi saw.
4. Sekarang apabila kita pergi berda`wah ke suatu tempat, maka
apabila ada orang-orang yang berkata atau bersikap kurang
menyenangkan, kita bandingkan dengan penderitaan dan sikap
Rasulullah saw.
5. Apabila kita pergi berda`wah ke daerah lain atau ke negeri lain,
mungkin makanan, kebudayaan atau udara daerah tersebut
kurang cocok dengan kondisi kita, dalam hal inipun kita harus
sabar.
6. Kesulitan di dunia ini adalah sangat kecil dan sangat singkat bila
dibandingkan dengan kesulitan penderitaan di akhirat yang sangat
dahsyat dan sangat lama
7. Firman Allah swt “ Allah swt sayang kepada orang yang sabar “
8. Orang yang sabar menjadi dekat dengan Allah swt, Allah swt
meningkatkan derjat kesabaran lebih tinggi daripada ibadah
9. Di dalam kubur amal kesabaran kita akan berdiri di sudut menjaga
dan melindungi kita. Apabila amal-amal ibadah kita seperti shalat,
puasa, bacaan Al-Qur’an ada kekurangan, maka amal kesabaran
kita akan menghampiri dan melindungi dari azab kubur.
10. Apabila kita berda`wah kepada seseorang dan orang bersekap
tidak menyenangkan, kita jangan jera, kita datangi lagi, kita bicara
dengan kata-kata yang sopan dan lemah lembut, karena mungkin
ketika kedatangan kita yang pertama atau kedua ia belum mau
tetapi setelah kita pulang ia mulai berfikir dan berniat ikut kita.

NUSROH JAMA`AH

A. Agama dapat tersebar dengan dua amal yaitu Hijrah dan Nusroh
1. Pahala nusroh sama dengan pahala hijrah ( khuruj fii sabilillah )
2. Bila kita nusroh sebaiknya tidak membawa anak kecil kecuali
sangat terpaksa
3. Bila kita nusroh sebaiknya membawa makanan sebagai tanda
cinta kita kepada saudara kita yang datang ke kota kita
( muhajirin )
4. Bila kita nusroh sampai bertemu waktu makan maka sebaiknya
kita membawa makanan minimal untuk diri kita sendiri
5. Nusroh yang terlengkap adalah menawarkan rumah kita untuk
jamaah. Bila kita membangun rumah niatkan untuk menerima
jamaah
6. Barangsiapa yang bersedia menerima jamaah di rumahnya,
berarti ia mau agama hidup dalam rumahnya.
7. Bagi yang nusroh harus sudah kembali sebelum matahari
terbenam kecuali diperlukan dengan musyawarah

CARA MENGELUARKAN JAMA`AH CASH

A. Tujuan Keluar
Tujuan keluar adalah untuk mendapatkan jamaah cash. Bila
jamaah / rombongan keluar dapat memberangkatkan rombongan
fisabilillah, maka Allah swt dapat memberikan pertolongan yang cash /
pertolongan kontan, juga Allah swt dapat mengampuni dosa-dosa
jamaah yang keluar dan yang mengeluarkan ( cash )

B. Cara untuk mewujudkan jamaah cash adalah :


1. Seluruh jamaah harus ada fikir dan menyatukan fikir untuk
memberangkatkan jamaah sebanyak-banyaknya
2. Setiap jamaah berniat untuk mengeluarkan jamaah sebanyak-
banyaknya
3. Banyak usuli dan khususi orang / karkun setempat untuk ikut
berfikir bersama-sama, bagaimana cara mewujudkan jamaah
cash dari tempat lain
4. Jamaah memperbanyak da`wah infirodi setiap saat dan
keadaan dan beri targjb yang tepat
5. Dalam yahajud do`a penuh tawajuh pada Allah swt dan sebut
nama-nama mereka
6. Kita serahkan sepenuhnya kepada Allah swt supaya
memberangkatkan jamaah cash tersebut
7. Kita usuli hasil taskilan dengan penuh keyakinan bahwa Allah
swt akan pilih orang tersebut dan memberangkatkannya Insya
Allah
8. Bila rombongan siap dan sudah terbentuk maka perlu
disiapkan bayan hidayah, rute, amir rombongan oleh jamaah
yang mengeluarkan dengan musyawarah bersama orang-
orang tua.

MUHASABAH

A. Artinya : Menghitung kesalahan diri sendiri


B. Tujuan : Untuk menyimak amal harian dengan niat untuk
memperbaiki kesalahan.
C. Adab – adabnya :
1. Lakukan sewaktu-waktu, sebaik-baiknya selepas shalat wajib
sebelum tidur
2. Dalam keadaan wudhu
3. Istighfar
4. Merasakan diri dekat dengan Allah swt, hukum Allah swt dan
akhirat
5. Awasi diri mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali
6. Waktu keluar menuju Allah swt simak usul-usul da`wah
7. Menangis jika didapati kesalahan yang diperbuat
8. Tidur dengan niat untuk memperbaiki amal diesok hari

D. Fadhilahnya :
1. Bila istiqamah ada kemungkinan terlepas dari hisab. Kata
Umar r.a : “Hisab-hisablah dirimu sebelum kamu dihisab“
2. Menambah kebaikan amal
3. Memudahkan iman, amal dan agama
4. Hadits Nabi saw : “Mengingat maut 25 kali akan mendapat
pahala syahid”
5. Membawa keinsyafan diri
6. Melahirkan sifat ikhlash
7. Dengan muhasabah kebesaran Allah swt dan kepentingan
akhirat terwujud dalam hati

4 AMALAN MASJID NABAWI

A. Da`wah
1. Manfaat ( bila dilakukan )
a. Asbab manfaat
b. Iman akan naik
c. Amal akan sempurna
d. Akhlak akan baik
e. Do`a akan dimakbulkan
f. Qudratullah dan nusratullah akan turun
2. Mudharat ( bila ditinggalkan )
a. Tidak turun hidayah
b. Iman akan turun
c. Amal akan rusak
d. Akhlak akan buruk
e. Do`a tidak akan dimakbulkan
f. Qudratullah dan Nusratullah tidak akan turun
B. Ta`lim
1. Manfaat ( bila dilakukan )
a. Asbab hidayah
b. Tahu nilai amal
c. Ada gairah untuk beramal
d. Akan melahirkan ulam
2. Mudharat ( bila ditinggalkan )
a. Tidak turun hidayah
b. Tidak tahu nilai amal
c. Tidak ada gairah untuk beramal
d. Menjauhi ulama, bahkan menentang ulama
Bila menentang ulama, maka Allah swt akan kirimkan 3 macam
bala :
 Usahanya tidak akan berkah
 Diturunkan raja zhalim
 Mati tidak membawa iman
C. Dzikir
1. Manfaat ( bila dilakukan )
a. Asbab hidayah
b. Mendatangkan tawajuh kepada Allah swt yang
menumbuhkan sifat ihsan. Ihsan adalah ibadah kepada
Allah swt, seakan-akan melihat kebesaran Allah swt, kalau
tidak maka yakinlah Allah swt melihat kita.
c. Masalah akan selesai
d. Mengundang Nusratullah
2. Mudharat ( bila ditinggalkan )
a. Tidak turun hidayah
b. Akan tawajuh kepada makhluk
c. Masalah tidak akan selesai
d. Nusratullah tidak akan turun
D. Khidmat
1. Manfaat ( bila dilakukan )
a. Akan jadi asbab hidayah
b. Akan dijauhakan dari bala
c. Akan dekat dengan Allah swt, manusia dan surga-Nya
d. Akan mendatangkan rizki dari arah yang tidak disangka-
sangka
2. Mudharat ( bila ditinggalkan )
a. Akan menjadi penghalang hidayah
b. Akan dekat dengan bala
c. Akan jauh dari Allah swt

7 TIPUAN / AJAKAN SYETAN UNTUK


MENINGGALKAN IBADAH DAN CARA
MENOLAKNYA

Ada 7 jalan tipuan / ajakan syrtan pada manusia untuk meninggalkan


ibadah
1. Melarang ta`at kepada Allah swt
Tolak dengan mengatakan saya butuh pahala dari Allah swt untuk
bekal akhirat
2. Mengajak / mengakhirkan keta`atan ( nanti kalau sudah tua saja )
Tolak dengan mengatakan ajal bukan pada tangan manusia
3. Mendorong agar buru-buru mengerjakan amalan ( buru-buru
adalah sifat syetan )
Tolak dengan mengatakan amal sedikit tapi sempurna lebih baik
dari amal banyak tapi tidak sempurna.
4. Setan berkata : Betapa tinggi derajatmu dalam beramal (bangga )
juga cerdik dan pintar…Tolak dengan mengatakan keagungan dan
kesempurnaan hanya kepunyaan Allah swt, karena taufik-Nya kita
dapat beramal yang diridhoi-Nya dan dengan karunianya memberi
ganjaran.
5. Syetan berkata,” bersungguh-sungguhlah dalam beramal jangan
sampai diketahui manusia sebab Allah swt juga akan
menzhohirkan amalmu pada manusia dan hamba yang ikhlash
( tidak ikhlash )”. Tolaklah dengan mengatakan walau kamu
berpura – pura memperbaiki amalku tapi hanya Allah sseolah-olah
berkehendak menzhohirkan atau menyembunyikan amalku dan
hanya urusan Allah swt yang menjadikan aku mulia atau hina.
6. Syetan berkata,”Engkau tidak perlu menyusahkan dirimu dengan
beramal, sebab jika Allah menetapkan untuk menjadikan bahagia
maka tidak akan menjadikan mudharat apa-apa untuk
meninggalkan amal, sebaliknya jika dikehendaki jadi orang celaka,
maka akan tetap celaka dan tidak ada gunanya beramal. Maka
tolaklah dengan mengatakan bahwa Allah tidak akan merubah
nasib seseorang kalau bukan dia sendiri yang berusaha untuk
merubahnya.

PETUNJUK SUNNAH DAN ADAB SEHARI-


HARI
A. ADAB PERJALANAN :

1. Shalat safar 2 rakaat


2. Do`a memakai sandal / sepatu / kasut

‫َالَّل َّم ِاىِّن َا ُذِب ِم ْاِال ِلِس ا ُنِدِه‬


‫ُعْو َك َن ْب َو ُجْل‬ ‫ُه‬
Artinya : “ Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari Iblis dan bala
tentaranya. “
3. Tidak memakai hiasan dan wangi-wangian
4. Do`a keluar rumah :
‫ِبـاِهلل ِاَّال ُقَّوَةَو َال َالَحْو َل اِهلل َعَلى َّك ْلُتَت اِهلل ِبْس ِم‬
‫َو‬

5. Saat naik kendaraan langkahkan kaki kanan denagan membaca :


‫ِب ِم اِهلل‬, setelah duduk bacalah ‫َا ُد ِ اِهلل‬, bila kendaraan mulai
‫ْس‬ ‫َحْلْم‬
berjalan maka baca :
‫َلُم ْنَقِلُبــْو َن َر ِّبَنـا ِاَلى َو ِاَّنـا ُم ْقِر ِنْيَن ُكَّنـا َلُه َهَذ ا َو َم ـا َس َّخ َر َلَنـا ُسْبَح ـاَن اَّلِذ ى‬

6. Jika perjalanan naik / tanjakan baca : ‫َاُهلل َاْك َبـُر‬


Jika perjalanan turun, baca : ‫اُهلل‬ ‫ُسْبَح ـاَن‬

Jika perjalanan mendatar, baca : ‫َاَحْلْم ُد ِ ِهلل‬

Jika jalan berliku-liku, baca : ‫َال َل َال َّوَة ِاَّال ِبـاِهلل‬


‫َحْو َو ُق‬
Jika melewati jembatan, baca : ‫َاُهَّلَّم‬ ‫َو َس ِّلُم َيِّلْم‬
Jika melihat masjid, baca ‫َص ِّلى َعَلى َحُمَّم ٍد‬ ‫َالَّلُه َّم‬
Jika melihat tempat ibadah bukan Islam, baca :
‫ِا‬ ‫ِا ِا‬
‫َال َلَه َّال اُهلل َالَمْعُبْد َّال اُهلل‬
Jika melihat wanita bukan muhrim, baca :
‫ِا‬
‫الِّنَس ـاِء ِفْتَنـِة ِم ْن َاُعْو ُذِبَك ىِّن َالَّلُه َّم‬
Jika melihat kebesaran dunia, baca :
‫َالَّلُه َّم ِاىِّن َاُع ُذِبَك ِم ْن ِفْتَنِة الُّد ْنَيـا ِم ْن َعَذ اِب اْ َالِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َو‬ ‫ْو‬

7. Jika melihat kampung, baca : ‫َالَّلُه َّم َبـاِر ْك َلَنـا ِفْيـَه ـا‬

‫ِا‬ ‫ِا‬
‫َلْيَنـا َاْه ِلَه ـا َص ـاِحِلى َو َح ِبْب َاْه ِلَه ـا ىَل َو َح ِبْبَنـا َج َنـاَه ـا اْر ُز ْقَنـا َالَّلُه َّم‬
‫‪8.‬‬ ‫‪Berhenti di tengah jalan atau penginapan, baca :‬‬
‫ِت ِم‬ ‫ِل ِت ِهلل‬
‫َاُعْو ُذِبَك َم ـا ا الَّتـاَّمـا ْن َس ِّر َم ـا َخ َلَق‬
‫‪9.‬‬ ‫‪Turun dari kendaraan, baca :‬‬

‫َخ ْيُر اْلُم ْنِزِلَنْي َو َاَنـا ُمَبـاَر ًك ا ُمْنَز ًال َاْنِزْلىِن َر ِّب‬

‫‪10. Bila melihat kota, baca :‬‬


‫ِا ِا‬ ‫ِمُي‬
‫َو ْيُت ْحُيىِي اَحْلْم ُد َو َلُه اْلُم ْلُك َلُه ‪َ,‬لُه َش ِرْيَك َال َو ْح َد ُه اُهلل َّال َال َلَه‬
‫َقِد ْيٌر َش ْي ٍء ُك ِّل َعَلى َو ُه َو اَخْلِرْي ِبَيِدِه ُمَيْو ُت َال َداِء ٌم َا َح ُّي َو ُه َو ‪.‬‬

‫‪Fadhilahnya :‬‬
‫‪ Dapat 1000 kebaikan‬‬
‫‪ Hapuskan 1000 dosa dan kejahatan‬‬
‫‪ Diangkat 1000 derjat dalam surga.‬‬

‫‪11. Do`a naik kendaran laut, baca :‬‬

‫ِح‬ ‫ِا‬ ‫ِب ِهلل‬ ‫ِرِه‬


‫َقْد َح َّق َقَد ُرْو اهلل َو َم ـا ْس ِم ا َم ـْج َر َه ـا َو ُمْر َسَه ـا َّن َر ىِّب َلَغُفْو ٌر َّر ْيـٌم‬

‫ِبَيِمِنِه َعْطِو َيـاِت َو الَّس َمَو ِت اْلِقَيـاَم ـِة َيْو َم َقْبَضُتُه ِمَج ـيًعـا َو ْاَالْر ِض‬

‫ُسْبَح ـا َنـُه َو َتَعـاىَل َعَّم ـا ُيْش ِرُك ْو َن‬

‫‪12. Do`a masuk rumah :‬‬


‫‪َ.‬الَّلُه َّم ِاىِّن َاْس ـَََأُلَك َخ ْيَر اْلَمْو ِجُل َو َخ ْيَر اْلَم ْخ َر ِج‬

‫‪B. ADAB MEMASAK‬‬

‫‪1.‬‬ ‫‪Berwudhu dan shalat 2 rakaat.‬‬


‫‪2.‬‬ ‫) ‪Baca do`a masuk dapur ( Al-Kahfi : 10‬‬
‫‪ِ.‬م ْن َاْم ِرنَـا َر َش ـًداَو َهِّي ْء َلنَـا ِم ْن َّلُد ْنـَك َر ْح َم ـًة َر َّبَنـا َاِتَنـا‬
‫‪“ Ya Tuhan kami, berilah kami rahmat yang besar dari sisi-Mu dan‬‬
‫”‪persiapkan petunjuk terhadap urusan kami.‬‬
3. Do`a mengambil beras ( An-Nahl : 96 ) :
‫ ـا ِعْنَد ُك ـ ـْنـَف ُّد م ا ِعـْنَد اِهلل ـاٍق‬.
‫َب‬ ‫ْم َي َو َـ‬ ‫َم‬
“ Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang di sisi Allah adalah
kekal.”
4. Do`a mencuci beras :
‫ِم نْـه َُخ ْيًر َاْطَعَم نَـا َّلـِذى اِهلل َاَحْلْم ـُد‬
“ Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makanan yang
lebih baik darinya.”
5. Do`a menaruh beras dalam periuk :
‫ِذ‬
‫ُج ـْو ٍع ِم ْن َاْطَعَم نـَا اَّل ى اِهلل َاَحْلْم ـُد‬
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan setelah
lapar.”
6. Do`a menaruh air dalam beras :

‫َالّلِذ ْيَن َاَم ُنْو اا ْص ِبُرْو ا َو َص ـاِبُرْو اَو َر اِبُطْو ا َو َّتـُقواَهللا َلَع َّلـُك ـْم ُتْفِلُحْو َن‬.
7. Do`a mengaduk sayur ke arah kanan ( dengan arah jarum jam ) :
‫ِش َف ـٌة كـَا اِهلل ِن ِم‬
‫ْن هَل ـَا َلْيَس‬ ‫ُدْو‬
“Tidak ada yang dapat menyatakan hari itu selain Allah.”
8. Do`a memotong sayur / daging ( Al-Baqarah 71 ) :
‫َيْف َعُلْو َن كـَاُدْو ا َو َم ـا هـَا ُحَبْو َفَذ‬
‫ِش ـَف ـٌة كـَا اِهلل ِن ِم‬
9. Do`a mencuci sayur :
‫ْن هَل ـَا َلْيَس‬ ‫ُدْو‬
10. Do`a menghaluskan bumbu : Surat Al-Kautsar 1 – 3 .
11. Do`a membuka kekep : ‫ِم ْنـُه َخ ْيًر ا َلنـَا بـَاِر ْك َالَّلُه َّم‬

C. ADAB MAKAN

1. Memakai tutup kepala


2. Cuci tangan dengan air yang mengalir dan berkumur 3 X lalu
dibuang ke kiri ( fadhilah untuk memudahkan melafadzkan
Laailaahaillallaah saat sakaratul maut ) sambil membaca
shalawat.
3. Menyiapkan suprah, buah dan garam.
 Do`a buka suprah :
‫ِم‬ ‫ِت‬ ‫ِت‬ ‫ِق‬ ‫ِل‬
‫َلنـَا اْبُس ْط َالَّلُه َّم‬ ‫َو َفْض َك َو ِر ْز َك َو َر َمْح َك كـَا َك َبَر ْن‬
 Do`a makan buah : ‫َلنـَا بـَاِر ْك َالَّلُه َّم‬ ‫َمَثِر نـَا ىِف‬
 Mencicipi garam dengan jari manis, baca :
‫َّم ِرْيـأ َه ِنْيأ اِهلل ِبْس ِم‬
 Makanan datang , baca do`a :
‫ّالَّلُهَّم بـَاِرْك َلنـَا ِفْيمـَا َر َز ْقَتنـَا َوِقنـَا َع َذ اَب الَّنـَاِر‬
4. Cara duduk :
 Seperti tahyat awal
 Kaki kanan diangkat kaki kiri diduduki
 Nongkrong ( dalam keadaan perang dan becek )
5. Makan dari yang terdekat dengan 3 suap pertama
menggunakan 3 jari ( ibu jari, telunjuk dan jari tengah )
sambil membaca :
‫اِهلل كـَاِت َب َو َعَلى اِهلل ِبْس ِم‬
‫َر‬
6. Setelah selesai 3 jari, sebelum makan dengan 5 jari, baca
do`a :
‫اْلَم ْغِغَر ِة َو اِس َع يـَا َلـُه َج َال َج َّال‬
7. Karena makan berjamaah, jika ada yang enak usahakan
dahulukan untuk teman dengan adil. Saat makan usahakan
ntuk berdzikir kalaupun bicara usahakan bicara agama.

8. Apabila merasakan nikmat ucapkan :


‫الًّشْك ُر َو َلَك اَحْلْم ـُد َلَك َالَّلُه َّم‬
9. Dan yang mendengar mengucapkan : ِ‫اِهلل َاَحْلْم ـُد‬
10. Jika ada makanan yang jatuh, ambil dengan tangan kiri
kemudian taruh ditangan kanan lalu dimakan sambil
membaca : ‫َر َش ـًد ا ِاَلْيـِه‬
11. Kalau kotor kita bersihkan dahulu, agar syetan tidak ikut
makan sebab berkah makanan itu siapa tahu ada pada
makanan yang jatuh tersebut .
Fadhilah :
 Menghindarkan sikap sombong / takabbur
 Agar mata tetap cerah
 Agar pembicaraan mudah dipahami orang
 Mendapat anak yang shaleh.
12. Tidak boleh mencela makanan, disunnahkan memuji
makanan, jika ada yang tidak enak / tidak disukai lebih baik
ditinggalkan ( H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa`I )
13. Makanan harus habis dan bersih, sebab kita tidak tahu
dimana letak keberkahan makanan itu. Selesai makan baca
do`a :
‫َاْلَحْم ـُدِ ِهللا اَّلـِذ ى َاْطَع ـَم ـَنـا َو َس َقـانـَا َز َجَع ـَلـنـَا ِم َن اْلُم ْس ِلِم ــْيِن‬
14. Disunnahkan membersihkan makanan yang ada di jari
dengan mulut.
 Jari tengah : ‫“ ِاَّتـِق اِهلل‬Bertaqwalah kepada Allah “
 Ibu jari : ‫“اِهلل َّتـِق َفـا‬Maka bertaqwalah kepada Allah “
 Jari manis : ‫َبَطْش ـُتـْم َو ِاَذا‬
 Telunjuk : ‫َبَطْش ـُتـْم‬
 Kelingking : ‫َج ـَّبـاِر يـَن‬
15. Cuci tangan dengan air yang mengalir setelah makan, usapkan ke
wajah dari kiri ke kanan. Fadhilah agar di hari kiamat muka
bercahaya dan apabila dilihat suami akan semakin cantik.
Do`anya :
‫ِر ْيـَن َج َّبـا َبَطْش ـُتـْم َبَطْش ـُتـْم َو ِاَذا‬.
16. Do`a tutup suprah : ‫َطِّيـبًـا َك ِثْيًر ا ْمَحـًد ا‬ ‫ِف ِه‬
‫ْيـ كًـا ُمَبـاَر‬
17. Do`a membuang makanan yang tidak termakan :
‫اِهلل ِبْيـِل ىِف‬
‫َس‬
18. Do`a jika terlupa baca do`a mau makan :
‫َو َاِخ ـِر ه َاَّو ِلـِه ىِف اِهلل ِبْس ـِم‬

D. ADAB MINUM
1. Memakai tutup kepala
2. Tidak berdiri, usahakan sambil bersandar
3. Cara memegang gelas : ibu jari di bibir gelas, kelingking di bawah
gelas dan 3 jari lainyya melingkari gelas. Fadhilahnya : Agar
terhindar dari minuman yang mengandung racun.
4. Baca do`a :
 Air putih : ‫َطُهْو ًر ا ابـًا َش َر َر ـَّبُهْم ُه ْم َو َش َق ـا‬
 Air susu : ‫َالَّلُه ـَّم‬‫ِم ْنـه ْد نَـا َو ِز ِفْيـِه َلنَـا بـَاِر ْك‬
 Air manis : ‫ْاِال َمْيـاِن َو ِة َح َال ْقىِن اْر ُز َالَّلُه ـَّم‬
Fadhilah : agar tidak keras hati.
5. Diminum 3 tegukan pertama dengan tiap tegukan diawali
Basmalah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
6. Tidak meniup minuman panas, tunggui sampai dapat diminum
( bila ditiup maka kotoran dari mulut akan mengeluarkan kuman
penyakit sehingga penyakit akan lama sembuhnya)
7. Jangan bernafas dalam gelas (H.R. Bukhari – Muslim )
8. Do`a setelah minum :
‫ِبـِه ِبُذ ـُنْو ْجَيَعـْل َو َلـْم مَـاًء َر َمْحِتـِه يِف اتًـا ُفَر بًـا َعْذ نًـا َس نَـا اَّلِذ ىِ اِهلل َاَحْلْم ـُد‬
9. Salah seorang kamu janganlah minum sambil berdiri, maka
barangsiapa terlanjur minum berdiri akibat lupa hendaklah
dimuntahkan air yang sudah di minumnya ( H.R. Muslim ) .
10. Bila minum air zam-zam disunnahkan sambil berdiri dan
menghadap kiblat (Mutafaq`alaihi )
E. ADAB TIDUR

1. Berwudhu sebelum tidur


2. Periksa pintu, jendela, makanan, minuman atau tempat air ditutup
dengan membaca Basmalah.
3. Shalat sunat 2 rakaat
4. Menghisab diri :
 Apakah ada amalan yang belum dikerjakan, maka segera
kerjakan.
 Apakah amal kita lebih baik dari kemaren atau tidak
 Jangan membawa dendam dan jika ada saudara yang punya
kesalahan kita maafkan, jika saudara kita punya hutang kita
bebaskan untuk malam itu dan besok ditagih lagi kalau
memang belum sanggup membebaskan hutangnya
sepenuhnya, jika kita punya hutang maka hendaklah ditulis
dikertas dan simpan di bawah bantal untuk memberitahu ahli
waris jika kita meninggal, sehingga akan dilunasi.
5. Menyelesaikan dzikir pagi dan petang dan membaca Al-Qur’an
surat al-Mulk, As-sajadah,al-Waqi`ah (agar terhindar dari azab
kubur dan dari kemiskinan terutama miskin iman ), membaca
tasbih Fathimah : Subhanallah 33 X, Alhamdulillah 33 X dan
Allahuakbar 34 X. Fadhilahnya untuk menghilangkan rasa letih dan
akan bangun dalam keadaan segar kembali.
6. Disunnahkan bercelak 3x dimata kanan dan 2 x di mata kiri sambil
membaca ( At-Tahrim : 8 ) :
‫ِا‬
‫َقِد ْيـٌر َش يٍء ُك ِّلى َعَلى ـَّنَك َلنَـا َو اْغ ِف ْر نَـا ُنْو َر َلنَـا َاِمْتْم َالَّلُه َّم‬
7. Siapkan alas tidur dengan mengibaskan / menyapukan 3x sambil
membaca shalawat 3x, fadhilah untuk menghindarkan kedengkian
orang dan gangguan-gangguan jin jahat.
8. Naik dengan kaki kanan sambil membaca Takbir.
9. Niat bangun malam untuk shalat tahajud
 Tidak diperbolehkan tidur hanya memakai selimut tanpa
busana.
 Membaca istighfar minimal 3x.
10. Duduk berselonjor, menghadap kiblat dan membaca :
 Ayat kursi 1 atau 3x untuk menghindarkan gangguan syetan
dan untuk menjaga keluarga, rumah dan tetangga dari
gangguan
 Al-Fatihah dan 4 Qul, untuk menghindarkan diri dari bahaya,
kecuali maut. Lalu ditiupkan 3x ke telapak tangan, diusapkan
ke badan kecuali kemaluan dan telapak kaki dengan cara
mengusap wajah dan seluruh badan bagian atas yang
terjangkau.
 Baca 4 Qul lalu tiupkan 3x, usapkan wajah sampai kaki bagian
samping
 Baca 4 Qul lalu tiupkan 3x, usapkan wajah sampai kaki bagian
bawah.
 Do`a untuk menangkal sihir (Q.S. Yunus : 81 )
‫ْيـَن اْلُم ْف ِس ـِد َعَم َل ُيْص ِلُح َال اِهلل ِاَّن َس ُيْبِط ـُلـُه اِهلل ِاَّن الِّس ْح ُر ِبـِه ْمُت ِج ْء َم ـا َس ى ُمْو َقـاَل‬

11. Cara tidur ada 2 macam


 Badan miring ke kanan menghadap kiblat , tangan kanan di
bawah pipi kanan, tangan kiri di atas pinggul dan kaki kanan
ujungnya di atas kaki kiri.
 Cara sahabat : Terlentang dengan kepala ke kanan, kedua
tangan di atas perut, kaki kanan di atas kaki kiri.
12. Baca do`a akan tidur : ‫َو َاُمْو ت َاْح يَـا َالَّلـُه َّم ِبْس ِم ـَك‬
13. Apabila mimpi baik baca Alhamdulillah dan berdo`a agar jadi
kenyataan dan boleh diceritakan pada orang lain, bila mimpi buruk
baca A`udzubillahiminasysyaithanirrajiim dan sambil isyarat
meludah ke kiri dan jangan diceritakan pada orang lain.
14. Bangun tidur baca Alhamdulillah 3x dan baca do`a :
‫َاْلَحْم ـُدْ ِهللا اَّلِذ ى َاْح يَـانَـا َبْع َد َم ـا َامَـاَتنَـا َو ِاَلْيِه الُّنُش ـْو ُر‬
Dan sambil menggosok punggung tangan ke mata agar rasa kantuk
hilang.
F. ADAB MANDI

1. Masuk dengan memakai tutup kepala dan alas kaki serta


mendahulukan kaki kiri dengan membaca :
‫ِا‬
‫ِء ْث َو اَخْلَبـا اُخْلُبِث ِم َن ِبَك َاُعْو ُذ ىِّن َالَّلُه ـَّم‬
2. Menanggalkan pakaian sambil membaca do`a dalam hati :
‫ُه ـ ِاَّال ِاَلـَه ًال اِهلل ِبْس ـِم‬
‫َو‬
3. Memakai basahan sebab dimanapun kita berada tidak lepas dari
pandangan dan pengetahuan Allah swt.
Syarat sah mandi wajib ( menghilangkan hadats besar ) ada 2 :
1) Niat ketika mengalirkan air ke seluruh tubuh dan niat itu
dikhususkan pada hadats yang akan dihilangkan.
2) Meratakan air ke seluruh tubuh dari ujung rambut hingga
ujung kaki.

 Adab – adab Mandi Wajib :

1. Masuk kamar mandi dengan mendahulukan kaki kiri


2. Hendaknya mencuci tangan dan bagian yang terkena kotoran
( kemaluan dan dubur )
3. Setelah mencuci tangan dan kamaluan, maka bacalah Basmalah
dalam hati lalu berwudhu seperti wudhu mau shalat tetapi kaki
ditinggalkan mencucinya kemudian.
4. Menyiram anggota badan bagian kanan 3x lalu anggota badan
bagian kiri 3x.
5. Membasuh kaki yang kanan 3x, lalu kaki kiri 3x
6. Menghadap kiblat.
7. Dianjurkan menutup tubuh dengan basahan selama mandi.
8. Mengekalkan niat selama mandi.
9. Jangan berlama-lama di kamar mandi.
10. Setelah mandi baca do`a :
‫ز َطُهْو َر ا اْلَم ـاَء َجَعَل اَّلِذ ىِ اِهلل َاَحْلْم ـُد‬

 Cara mandi wajib :


1. Niat dan bersihkan najis terlebih dahulu.
2. Berwudhu, kaki tidak disiram, sebab diakhirkan.
3. Menyiram kepala 3x, bagian kanan 3x, bagian kiri 3x.
4. Menyiram seluruh badan sampai rata
5. Menyiram kaki
6. Bila akan shalat tidak perlu wudhu lagi
7. Bila dalam keadaan junub lalu tidur (sebelum mandi ) sebaiknya
wudhu terlebih dahulu. ( H.R. Tirmidzi )
8. Disunnahkan berwudhu ketika hendak melakukan persetubuhan.
(H.R. Abu Daud).

G. ADAB ISTINJA`

1. Memakai tutup kepala agar syetan tidak meletakkan kotorannya di


atas kepala.
2. Pastikan tidak membawa barang yang mengandung tulisan / lafadz
Allah atau ayat al-Qur an.
3. Masuk dengan kaki kiri sambil baca do`anya.
4. Cincin di tangan kiri dilepas, sebab digunakan untuk
membersihkan kotoran .
5. Bila sudah buang air kecil berdehem 3x ( untuk mengeluarkan air
kencing yang tersisa di saluran kencing )
6. Cara duduk : Dengan bertenggong kaki kanan maju ke depan,
telapak kaki kiri ditekuk, tangan kiri di pinggang sambil menekan,
tangan kanan di atas lutut kanan dengan jari di atas kepala ( bila
lupa pakai tutup kepala ) / memegang pundak kiri dan hidung
ditutup / diletakkan pada lengan kanan.
7. Bila sedang tandas, jika dipanggil jangan menyahut, tapi berdehem
/ dengan isyarat suara.
8. Agar jangan bernyanyi, bersiul / sambil makan, jangan terlalu lama
di dalam WC tanpa ada keperluan yang sebenarnya, sebab
mudharat bagi kita dan wc adalah tempat berkumpulnya syetan.
9. Ibu jari dan telunjuk tidak dibolehkan untuk istinja`
10. Do`a bersihkan najis setelah istinja` :
‫ز اِح ْش اْلَف َو ِم َن ِج َفْر َو َح ِّس ْن الِّنَف ـاِق ِم َن َقْلىِب َطِّه ْر َالَّلُه ـَّم‬
11. Jangan melihat najis sebab dapat mengurangi nur pada wajah dan
akan mengurangi semangat dalam beribadah.
12. Keluar dengan kaki kanan dengan membaca do`a :
‫ُغ ْفَر اَنـَك اْلَحْم ـُدِ ِهللا اَّلِذ ى َاْذ َهَب َع ِّن اْلَع َذ ا َو عَـا َفِنى‬

H. ADAB BERSIWAK

1. Siwak menyucikan mulut, membuat Allah swt ridho kepada kita,


mewangikan mulut dan mencerahkan pandangan. ( H.R. Thabrani,
Baihaqi ).
2. Siwak adalah obat. (H.R. Baihaqi)
3. Siwak menfasihkan bicara. ( H.R. Ibnu `Adi )
4. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa
digunakan untuk menggosok gigi.
5. Panjang siwak adalah sejengkal .
6. Memakai siwak disunnahkan setiap kali wudhu, bangun tidur,
sebelum tidur, sesudah makan, sebelum makan, akan masuk
rumah dan membaca Al-Qur’an (H.R. Ibnu Majah )
7. Memulai bersiwak dengan membaca Basmalah (H.R. Ibnu Majah )
8. Membaca do`a bersiwak :
‫الَّنَـاِر َعَلى َج َس ِد ى َو َح ِّر ْم َبَد ىِن َو َطِّه ْر َقْلىِب َو َنِّو ْر َفِم ى َطِّه ْر َالَّلُه ـَّم‬
“ Ya Allah sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, bersihkanlah
badanku dan haramkanlah tubuhku dari api neraka.”
9. Miswak ( kayu siwak ) hendaknya tidak terlalu keras tidak terlalu
lembut
10. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu siwak hendaklah dicuci, jika
tidak maka syetan akan memakainya. (H.R. Ibnu Majah )
11. Siwak hendaklah disimpan berdiri / tegak dan jangan disimpan di
atas tanah. Sa`id Bin Jabarra berkata :”Barangsiapa yang
menyimpan siwak di atas tanah maka akan ditimpa penyakit gila.”
12. Jika miswak itu kering sebaiknya direndam dalam air terlebih
dahulu
13. Dianjurkan agar tidak menggunakan miswak pada kedua ujungnya.
14. Niat bersiwak, Ya Allah aku bersiwak untuk membersihkan
mulutku agar aku bisa mempergunakannya untuk berdzikir,
membaca Al-Qur’an dan membesarkan Nama-Mu.
15. Jika memang tidak ada kayu siwak, maka dibolehkan menggunakan
ujung jari. (H.R. Abu Na`im ).
I. ADAB MENCUCI

1. Hendaknya mencuci di air yang mengalir


2. Pisahkan pakaian yang terkena najis dan pakaian yang tidak
terkena najis.
3. Cucilah dulu pakaian yang terkena najis sampai hilang bau dan
warnanya
4. Usahakan basuh pakaian hingga 3x ganti air, agar najis yang
menempel benar-benar hilang.
5. Jangan jemur pakaian dalam kita di luar yang dilalui orang banyak,
karena itu juga termasuk aurat kita.
6. Usahakan mencuci sendiri celana / pakaian dalam kita dan suami.

J. ADAB BERPAKAIAN

 Syarat-syarat pakaian muslimah :


1. Tidak menimbulkan bagian yang akan membuat fitnah, baik tipis
atau sempit seperti pakaian mode atau tradisional.
2. Bukan pakaian khusus seperti yang dipakai laki-laki. Rasulullah saw
melaknat perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki dan
laki-laki yang menyerupai perempuan (Al-Hadits )
3. Bukan pakaian yang dipakai orang kafir.
4. Tidak menggerak-gerakkan bagian wajah atau tubuh.
5. Berpakaian menutupi seluruh tubuh termasuk wajah dan telapak
tangan.
6. Pakaian harus lapang dan longgar
7. Memakai pakaian yang warnanya tidak menyolok, bagi perempuan
lebih afdhol warana hitam, sedangkan laki-laki lebih utama warna
putih.
8. Tidak bermaksud untuk menarik perhatian laki-laki bukan muhrim
9. Berpakaian tidak untuk kebanggaan
10. Tidak boleh bagi perempuan membubuhi pakaiannya ketika keluar
rumah dengan wewangian. “Wanita-wanita yang memakai
wewangian lalu lewat di depan laki-laki yang bukan mahram, maka
ia dianggap sebagai pezina.”(Al-Hadits)
K. ADAB BERHIAS

1. Kebersihan adalah sebagian dari iman


2. 10 perkara dari sunnah kebersihan : Memotong kumis,
memanjangkan janggut, bersiwak, gurah (menghirup air kehidung
lalu mengeluarkannya), membersihkan celah-celah jari, mencabut
bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja` dengan air dan
berkumur. (H.R. Bukhari)
3. Dianjurkan agar menjaga keindahan dan kerapian rambut
4. Tidak dibolehkan menyisir rambut terlalu sering
5. Wanita dilarang mencukur rambutnya seperti laki-laki
6. Tidak diperbolehkan mencukur sebagian rambut saja (dipuncung
atau dijambul) dan membiarkan sebagian rambut lainnya
walaupun kepada anak-anak (H.R Bukhari, Tirmizi dan Nasa`I).
7. Rambut yang paling panjang bagi laki-aki adalah sebatas pundak
(H.R Muslim)
8. Disunnahkan menyisir rambut dengan tangan kanan (H.R Muslim)
9. Tidak diperbolehkan sama sekali mencabut uban, walaupun hanya
satu helai. Baik dari rambut ataupun janggut (H.R Muslim, Tirmidzi,
Nasai dan Ibnu majah ).
10. Diperbolehkan menyemir rambut atau janggut dengan warna
selain dari warna hitam
11. Orang yang menyemir rambut dengan warna hitam tidak akan
mencium bau surga.
12. Disunnahkan bagi laki-laki agar mencukur kumis dan
memanjangkan janggut.(H.R Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai dan
Ibnu Majah)
13. Batasan diperbolehkannya memotong janggut adalah sebatas
genggaman tangan.
14. Wanita dibolehkan mewarnai kukunya dengan henna / inai
15. Diharamkan mencukur alis, membuat tahi lalat palsu, membuat
tato, dan mengikir gigi.
16. Tidak boleh memanjangkan kuku, karena akan menjadi tempat
bersarangnya syetan.
17. Wanita diharamkan berhias keluar rumah dan menarik hati laki-
laki yang bukan mahramnya.
L. ADAB MENYISIR RAMBUT

1. Menyisir semua rambut kebelakang dengan tangan kanan, dengan


do`a :
‫الَّنـاِر ِم َن ِبَك َو َاُعوْز ُذ َح َس َنًة َش ْع َر ٍة ُك ِّل ِم ْن اْحَعْلىِن َا ـُهَّلَّم‬
2. Belah rambut menjadi 2 bagian, dengan do`a :
‫اْلُمْس َتـِقْيَم الِّص َر اَط ِاْه ِد نَـا‬
3. Menyisir bagian kanan, dengan do`a :
‫اِهلل َرُسْو ِل ِم َّلِة َو َعَلى اِهلل ِبْس ِم‬
4. Menyisir bagian kiri, dengan do`a :
‫اِهلل َرُسْو ِل َش ِغـ َعَلى اِهلل ِبْس ِم‬
‫َر‬
5. Menyisir sesuai kehendak

M. ADAB MULAKOT

1. Panggil ahliahnya ( bila mengetuk pintu, tanda tidak jelas maka


diulang / dipanggil lagi atau boleh juga dipanggil secara berurutan )
2. Mulakot cukup dibalik dinding, boleh juga masuk dan duduk dan
tidak boleh berdiri.
3. Diusahakan tidak bersentuhan badan, seperti bersalaman.
4. Ketika bertemu ucapkan salam dan tanyakan : Da`wahnya,
tasykilan, kenalan, ta`lim, amalan ( tahajud, dzikir, baca Al-Qur’an
dll. ), mudzkarah sudah sampai mana, tanyakan kebutuhan yang
mendesak.
5. Jangan disampaikan progran yang belum pasti
6. Kalau bicara panjang melantur cepat dipotong
7. Jangan dibicarakan tentang uang khidmat, amir, petugas bayan .
8. Waktu mulakot 5 – 10 menit.
N. ADAB RUMAH TANGGA

 Maksud dan Tujuan :


“ Agar di dalam rumah tangga kita dapat terwujud suasana agama
sebagaimana rumah tangga Rasulullah saw dan agar menjadi
rumah tangga yang terhormat sehingga menjadi contoh bagi
saudara dan seluruh umat.

 Adab – adabnya :
1) Setiap masuk dan keluar rumah hendaklah mengucapkan
salam.
2) Ibu rumah tangga adalah seumpama guru di dalam kelas yang
akan menjadi contoh bagi anak-anaknya.
3) Ibu rumah tangga janganlah berpakaian yang kurang pantas
karena akan dicontoh oleh anak-anak, kecuali bila berada di
kamar bersama suami dan itupun hendaklah kita yakini
dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah swt melihat apa saja
yang kita lakukan.
4) Ibu rumah tangga tidak boleh memasukkan laki-laki lain yang
bukan muhrimnya ke dalam rumah kecuali dengan izin
suaminya, dan kalau laki-laki yang bukan muhrum bertanya
hendaklah dijawab dengan suara tegas, jelas, sopan dan
ringkas. Jangan sampai laki-laki yang bukan muhrim itu
tergoda oleh suara kita karena bagi wanita suara adalah aurat,
tidak boleh diperdengarkan kepada sembarang lelaki.
5) Ibu RT tidak boleh keluar rumah tanpa izin suaminya. Dan
kalau khawatir suaminya sudah pergi kerja atau meninggalkan
rumah, maka hendaklah minta izin sebelum suaminya pergi.
6) Ibu RT hendaklah keluar bersama muhrimnya.
7) Ibu RT hendaknya segera kembali ke rumahnya setelah urusan
selesai dan sebelum malam tiba.
8) Ibu RT hendaknya menyambut suaminya yang baru pulang,
berada di depan pintu dengan wajah yang jernih serta
menyenangkan hati suami dan bersalaman serta mencium
tangan suami.
9) Ibu RT hendaknya mengantar suaminya sampai ke pintu
rumah, bila mana suaminya hendak pergi dan menyambut
salamnya.
10) Ibu RT hendaklah menjaga harta benda dan kehormatan
suami selama suaminya tidak ada di rumah.
O. ADAB IKROM SUAMI

 Maksud dan Tujuan :


Kehadiran suami di rumah adalah merupakan suatu rahmat
kepada setiap istri.

 Adab – Adabnya :
1) Dalam hal apapun ( kecuali maksiat ), istri harus selalu taat
pada suami.
2) Selalu mendahulukan kepentingan suami daripada yang lain
3) Mendidik anak, menjaga harta dan kehormatan suami.
4) Mempersiapkan semua kebutuhan suami, mengurus
rumahtangga supaya baik, bersih dan rapi menurut sunnah.
5) Janganlah sembarangan membelanjakan harta suami secara
tidak tepat dan boros, dan bermusyawarah untuk setiap
pengeluaran.
6) Hendaknya memasak mengikuti kesukaan suami.
7) Sewaktu suami bicara hendaklah istri dia mendengarkan dan
jangan memotong pembicaraan.
8) Bila suami marah hendaklah kita mendiamkan diri dan jangan
suka menjawab / menentang.
9) Senantiasa menghormati dan memuliakan keluarga suami,
bersikap baik dan ramah.
10) Wajib bagi istri agar senantiasa mempunyai rasa malu kepada
suaminya, menundukkan pandangan di hadapannya dan
merendahkan suara.
11) Berdiri untuk menyambut suaminya datang atau pergi.
12) Menawarkan dirinya kepada suami ketika hendak tidur.
13) Memakai wangi-wangian, memelihara mulutnya dengan siwak
dan wewangian.
14) Senantiasa berhias dihadapan suaminya, meninggalkan
berhias ketika suaminya tidak ada.
15) Tidak menolak ajakan suaminya.
16) Tidak keluar rumah tanpa izin suami.
17) Selalu memohon maaf dari suami ketika hendak tidur dan
ketika suami akan pergi.
18) Mengusap janggut suami, dengan do`a :
‫ِهلل‬
‫ِبـَقْد ِرِه ِبـاا َاَم ْنـُت‬
19) Bila istri memijit suaminya tanpa disuruh terlebih dahulu,
maka akan diberikan pahala 7 mangkok emas,bila memijit
suami setelah disuruh akan mendapat 7 mangkok perak.
20) Do`a memeluk suami : ‫ْس َالِم ِلِْال َحَمَّبـًة ِز ْد َنَـا َالَّلُه ـَّم‬
21) Satu hari khidmat suami dengan ikhlash sama dengan pahala
1000 haji dan 1000 umrah yang mabrur.
22) Tidak puasa sunat tanpa izin suami.
23) Bila suami memberi nafkah sedikit, maka hendaknya
bersyukur ( Qana`ah)
24) Bila suami pulang dari bepergian, mencium keningnya sama
dengan mencium hajr aswad.
25) Istri yang meminyaki dan menyisir rambut suami, menyisir
janggut, menggunting misai dan memotong kuku suami, maka
Allah swt akan beri :
a. Minum dari air surga dan diringankan hisabnya.
b. Dimudahkan ketika sakratul maut.
c. Kuburnya seperti taman-taman surga.
d. Terlepas dari siksa neraka
e. Melintas shirath dengan tanpa susah payah.
f. Mendapat 1000 haji dan 1000 umrah.
26) Wanita yang menjaga hijabnya / purdah, maka :
a. Allah swt tingkatkan Nur wajahnya 13 x ganda dari wajah
aslinya.
b. Di akhirat Allah swt tingkatkan kecantikannya 70x ganda
dari kecantikan bidadari yang bernama La`aiba, seorang
bidadari yang Allah swt ciptakan dengan tangan-Nya
sendiri.
P. ADAB BERGAUL DENGAN SESAMA MUSLIM

1. Sesungguhnya orang mu`min itu bersaudara (Al-Qur an).


Walaupun tidak ada hubungan kekeluargaan dan tidak satu
bahasa, daerah ataupun adat kebiasaan, tetapi dengan adanya
kalimah yang sama maka sesama mu`min pada hakikatnya
bersaudara. Persaudaraan itu tidak hanya di dunia saja, tetapi juga
di akhirat karena di sana akan berjumpa kembali dan itulah
perseudaraan yang sejati. Berbeda dengan selain mu`min
walaupun ia ada hubungan kekeluargaan dengan kita tetapi tidak
akan bersama-sama di akhirat kelak.
2. Diwajibkan tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan.
Jika mereka susah dalam kebendaan, maka kita membantunya
dalam menghilangkan kesusahannya, itulah tolong menolong
dalam kebaikan. Sedangkan jika mereka lalai dalam amalan agama,
maka kita mengingatkan mereka untuk mengamalkannya, itulah
tolong menolong dalam ketaqwaan. (Al-Qur’an)
3. Ditekankan bagi orang mu`min agar memiliki sifat selalu
mendahulukan kepentingan orang lain. Inilah yang menjadi sifat
para sahabat. Walupun mereka sendiri dalam keadaan susah
payah, tapi mereka akan berusaha menolong kesusahan orang lain
lebih dahulu. (Al-Qur’an )
4. Memberi nasihat jika dimintai nasehat.(H.R Bukhari )
5. Mencintai orang muslim seperti mencintai diri sendiri
(H.R.Mutafaq`alaihi)
6. Jika saudara kita mempunyai hajat saudaranya sesama muslim,
maka segera tunaikan hajatnya.(H.R Bukhari, Baihaqi)
7. Jika ada yang ingin menunaikan hajat saudaranya sesama muslim,
sedangkan ia mempunyai kemampuan yang sedikit, maka kita
secepatnya membantunya (H.R Muslim, Thabrani, Baihaqi, Hakim)
8. Menunaikan hajat sesama muslim berpahala 10 tahun I`tikaf di
mesjid, sedangkan 1 malam saja I`tikaf di masjid akan dijauhkan
dari neraka jahannam sejauh jarak langit dn bumi. (H.R Thabrani)
9. Saling mengunjungi sesama muslim. Itu adalah pertanda kasih
sayang dan sekaligus menghidupkan lingkungan yang baik.(H.R
Muslim, Baihaqi, Thabrani).
10. Merasa gembira dan senang jika orang lain mendapat kesenangan
atau kegembiraan, walaupun kita sendiri belum tentu senang atau
kita tidak mendapat manfaat apa-apa dari kesenagannya.(H.R
Muslim, Thabrani)
11. Menolong saudara muslim yang dizhalimi orang kafir.(Muslim,
Ibnu Abi Syibah).
12. Sederhanakanlah dalam mencintai atau membenci seseorang,
yaitu jika mencintai tidak berlebih-lebihan dan jika terpaksa
membencipun hendaknya tidak berlebihan, kedua-duanya
dilakukan semata-mata karena Allah swt.
13. Menanamkan rasa malu pada diri, karena malu adalah sebagian
dari iman. Orang yang tidak memiliki rasa malu dia akan bisa
berbuat apa saja.(Tirmidzi)
14. Jangan sekali-kali menyusahkan orang mu`min, baik perasaannya,
badannya dan fikirannya. Walaupun sekedar main-main atau
senda gurau,karena itu adalah suatu kezhaliman yang besar.
(Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)
15. Jangan membuat takut atau terkejut kepada sesama muslim.
Rasulullah saw sangat marah ketika ada seorang sahabatnya yang
lain, walaupun hanya sekedar bergurau.(Muslim,Abu Daud,
Thabrani)
16. Jangan meremehkan sesama muslim, walaupun dari segi zhahirnya
mereka hina atau lebih rendah dari kita, tetapi yang harus kita
ingat bahwa dalam hati mereka ada kalimah yang mulia
(Laailaahaillallah). (Muslim, Abu Saad, ibnu Majah )
17. Jangan membuat seseorang mu`min marah. (Muslim)
18. Jangan menghujat seorang muslim karena kesalahannya, jangan
kita tanyakan dengan nada menuntut;”Kenapa kau berbuat
kesalahan seperti ini”(Muslim)
19. Jangan menyinggung perasaan orang mu`min (Muslim, Ibnu
`Asakir)).
20. Jangan menghina sesama muslim walaupun ia telah berbuat
salah.Dengan menghinanya berarti kita telah membantu syetan.
Seharusnya jika mengetahui seseorang mu`min berbuat salah kita
memohonkan ampun dan rahmat untuknya.(Bukhari, Baihaqi)
21. Menghina sesama muslim sangan dilarang oleh Al-Qur’an.
Barangsiapa yang meremehkan Al-Qur’an berarti menghina Al-Qur
an.(Abu Nu`aim)
22. Jangan membicarakan kesalahan orang mu`min, jika bukan untuk
ishlah (memperbaikinya) walaupun jelas kesalahannya. (Bukhari)
23. Tidak boleh memata-matai kesalahan seorang mu`min.(Al-Qur’an
dan Hadits)
24. Usahakan selalu menutupi kekurangan dan keburukan sesama
muslim. Menutupi keburukan sesama mu`min sama dengan
menyelamatkan anak yang akan dikubur hidup-hidup.(Abu Daud,
Baihaqi,Thabrani)
25. Hendaknya selalu mamaafkan kesalahan sesama mu`min. Ini
adalah sifat orang muslim yang muhsin (Al-Qur’an dan Hadits )
26. Jangan membenci orang yang berbuat salah, tetapi hanya
membenci kesalahannya saja.( Abu Asakir)
27. Jangan mendendam karena kesalahan orang lain yang dilakukan
terhadap kita(Muslim)
28. Tunaikan hak muslim atas muslim lainnya : menjawab salam,
menengoknya bila sakit, mengantar jenazah, mendo`akan jika
bersin dan memenuhi undangan (Mutafaqun`alaihi).
29. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
30. Hendaknya kita selalu bersikap ramah kepada setiap orang
walaupun kita tidak menyukainya.(Ahmad, Thabrani,, Abu Na`im )
31. Jika kita dibenci oleh seseorang, maka tanyakan, apa salah saya?
(Ibnu Mundziri).
32. Jika kita bertengkar dengan seseorang, maka disunnahkan agar
segera menyatakan sayang kepada lawan bertengkar itu (Thabrani)
33. Jangan memutuskan hubungan silaturrahmi sesama muslim lebih
dari 3 hari (Mutafaqun`alahi).

Q. ADAB MASUK PASAR

1. Memasuki pasar dengan membaca do`a :


‫َالِاَلـَه ِاَّال ُهللا َو ْح َدهُ َال َش ِر ْيَك َلـُه َلـُه اْلُم ـْلُك َو َلـُه اْلَحْم ُد ُيْح ِيي َو ُيِم ْيُت َو ُهَو‬
‫اْلَخْيُر َو ُهـَو َع َلى ُك ِّلى َش ْي ٍء َقـِد ْيـٌر َحُّي َو َال َيُم ـْو ُت ِبَيـِدِه‬
2. Dan membaca do`a lainnya :
‫َاَّلُهـَّم ِاِّنى َاْسـأَ ُلَك َخْيَر َهَذ ا االُّسـْو ِق َو َخْيَر مَـا ِفـْيَهـا َو َاُع ـْو ُذ ِبـَك َش َّرهَـا‬
‫ِفْيهَـا‬. ‫َو َش َّرمَـا‬
‫َاَّلـُهَّم ِاَِّنى َاُع ـْو ُذ ِبـَك َاِص ْيَر ِفْيـَهـا َيِم ْينًـا فَـاِج َر ًة َاْو َص ـْفَقـًة خَـاِسَر ًة‬
3. Masuk pasar dengan menjaga mata dari pandangan yang
diharamkan oleh agama (Al-Qur an).
4. Tidak diperbolehkan berteriak-teriak di dalam pasar.(Thabrani)
5. Pasar adalah tempat berkumpulnya syetan maka sebaiknya jangan
berlama-lama di dalam pasar.(Dailami)
6. Sepulang dari pasar dianjurkan agar membaca sekurang-kurangnya
10 ayat Al-Qur an.(Thabrani.
7. Barangsiapa yang membaca do`a masuk pasar, maka ia akan
mendapat 1000 kebaikan, dihapuskan 1000 kesalahan dan
dinaikkan 1000 derjat.

R. ADAB SALAM DAN IZIN

1. Tidak diperbolehkan melihat ke dalam rumah orang lain sebelum


meminta izin kepada pemiliknya.(Bukhari – Muslim)
2. Rasulullah saw memerintahkan agar mencungkil mata orang yang
mengintip rumah orang lain tanpa izin.
3. Tidak boleh meminta izin dengan hanya mengatakan,”Bolehkah
akau masuk?”, tetapi izin harus dengan
mengucapkan :”Assalaamu`alaikum, bolehkah saya
masuk?”(Tirmidzi Nasa-I)
4. Batas meinta izin atau memberi salam sampai 3 kali, jika setelah 3
kali ternyata tidak ada jawaban, maka hendaknya kembali
(Bukhari, Muslim)
5. Ketika memberi salam / ketika meminta izin untuk memasuki
rumah orang lain, sebaiknya memandang ke arah kiri atau kanan
pintu, jangan memandang ke arah pintunya.(Bukhari, Muslim, Abu
Daud)
6. Jika ditanya oleh pemilik rumah “siapa”, maka disunnahkan agar
memberitahu siapa kita dengan jelas, jangan hanya menjawab
“saya”. (Bukhari, Muslim, Tirmidzi,Nasa`I)
7. Diharuskan meminta izin masuk ke tempat wanita ditiga waktu
aurat, walaupun keluarga sendiri, anak kecil ataupun pembantu
sendiri. (Al-Qur an)
8. Tiga waktu yang mesti meminta izin untuk memasuki kamar orang
lain, walaupun keluarga sendiri atau orang tua : sebelum subuh,
masa tidur siang dan setelah waktu Isya.
9. Dianjurkan memberi salam kepada yang dikenal ataupun yang
belum dikenal (Bukhari, Muslim, Nasai).
10. Menyebarkan salam berarti menyebarkan kasih sayang (Muslim,
Abu Daud, Tirmidzi)
11. Memberi salam menghilangkan takabur (Baihaqi)
12. Mengucapkan Assalamu`alaikum mendapatkan 10 pahala,
 Mengucapkan Assalamu`laikum warahmatullah mendapatkan
20 pahala,
 Mengucapkan Assalmu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh
mendapatkan 30 pahala
13. Lebih utama mengucapkan salam terlebih dahulu.(Abu Daud,
Ahmad)
14. Aturan dalam mengucapkan salam :
 Yang kecil memberi salam kepada yang besar
 Yang berjalan kepada yang duduk
 Yang sedikit kepada yang banyak
 Yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki. (Bukhari-
Muslim).
15. Dianjurkan jangan memberi salam kepada orang yang non muslim
terlebih dahulu.(Muslim)
16. Jika orang yang non muslim mengucapkan salam kepada kita,
maka jawab denagan “Wa`alaikum” (Muslim,Ibnu Majah,Nasa-I)
17. Tidak diperbolehkan mengucapkan salam dengan kalimat
“`Alaikassalam”, karena itu adalah salam yang diperuntukkan bagi
orang yang mati,(Tirmidzi, Nasa`I)
18. Tidak diperbolehkan memberi salam dengan menggunakan cara
yahudi dan nasara yaitu dengan melambaikan tangan dan
memberi isyarat jari,(Tirmidzi,Dailami)
19. Diperbolehkan mencium tangan orang `alim dan terhormat (Abu
Daud).
20. Tidak boleh menyambut orang yang datang deangan cara berdiri
langsung dari duduk.(Tirmidzi, Ibnu Majah).
21. Bila diberi salam melalui seseorang, maka menjawabnya dengan
“`Alaika wa`alaihissalam”.(Tirmidzi, Ahmad,Abu Daud)
22. Sunnah berjabat tangan.(Bukhari)
23. Dua orang muslim yang berjabat tangan akan diampunkan
dosanya oleh Allah swt sebelum mereka berpisah.
(Tirmidzi,Ahmad,Abu Daud)
24. Berjabat tangan dengan tangan kanan, bukan dengan tangan kiri,
kecuali udzur (Hakim)
25. Disunnahkan berangkulan. (Tirmidzi)
26. Disunnahkan agar selalu memberi salam ketika memasuki rumah
dan keluar rumah, baik di rumah sendiri atau di rumah orang lain,
walaupun rumah itu kosong. (Baihaqi)
27. Memasuki rumah dengan mengucapkan salam akan membawa
berkah Allah swt di dalamnya. (Tirmidzi)
28. Dianjurkan memberi salam ketika memasuki majlis dan ketika
meninggalkannya. (Thabrani, Baihaqi).
29. Hendaklah memberi salam dengan suara yang keras sehingga
cukup terdengar.
30. Menjawab salam adalah wajib, yaitu :
‫ِهلل‬
‫َو َعَلْيُك ـُم الَّسَالُم َو َر َمْحُة ا َو َبَر كَـاتُـُه‬
31. Sunnah berjabat tangan sambil berdo`a :
‫ِف‬
‫َيْغـ ُر اهللُ َلنَـا َو َلـُك ـْم‬
32. Ketika berangkulan, baca do`a :
‫ـُد ن ا ِلِْالْس َالِم‬
‫َالَّلـُه ـَّم ْص َر ْح ُص ْو َر َـ‬
33. Para sahabat r.hum jika berjumpa satu sama lain, maka mereka
akan berjabat tangan dan jika pulang dari perjalanan jauh mereka
akan berpelukan.
34. Laki-laki tidak boleh berjabat tangan dengan perempuan yang
bukan muhrimnya, begitu pula sebaliknya. (Al-Qur an, Hadits)
35. Rasulullah saw biasanya jika berjabat tangan menunggu dilepas
jabatan tangannya, bukan Rasulullah saw yang melepaskan.
36. Disunnahkan agar mengantarkan tamu yang akan pulang hingga
sampai ke pintu. Setiap tamu yang akan pulang Rasulullah saw
akan mengantarkannya sampai ia keluar rumah (Ibnu Majah).
37. Jangan memalingkan muka dari orang yang menyalami kita.
Rasulullah saw tidak pernah memalingkan muka dari orang yang
disalaminya.
38. Rasulullah saw biasanya jika menyapa seseorang yang tidak
diketahui namanya, maka Rasulullah saw akan memanggil dengan
nama “Wahai Ibnu Abdullah”.
39. Berjabat tangan tidak cukup hanya dengan bersentuhan satu jari,
tetapi saling memegang telapak tangan dengan kuat (Hakim)

S. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU


1. Tamu membawa rizkidan kepulangannya membawa ampunan bagi
tuan rumah.
2. Sejelek-jeleknya suatu kaum adalah yang tidak menghormati
tamunya.
3. Jangan menunggu sampai tamu datang, sebaiknya kita memasak
makanan,kemudian mengundang orang untuk datang makan
bersama kita.
4. Tidak ada kebaikan seseorang yang tidak dikunjungi tamu.
Sepatutnya merasa sedih jika dalam jangka sekian lama tidak ada
tamu yang berkunjung kepada kita.
5. Hak seorang tamu untuk dilayani adalah selama 3 hari. Selama itu
tuan rumah dianjurkan agar menghormati dan melayani tamu
dengan sebaik-baiknya. Lebih dari 3 hari pelayanan kita dianggap
sebagai sedeqah.
6. Jangan sekali-kali menyusahkan tamu, disunnahkan agar melayani
keinginan tamu.
7. Disunnahkan bagi tuan rumah agar menemani tamu makan.
8. Bila tamu akan pulang maka disunnahkan bagi tuan rumah untuk
mengantarkannya sampai ke pintu rumah.

 Bagi yang bertamu :


1. Makanlah apa yang dihidangkan, jangan meminta sesuatu yang
tidak dihidangkan.
2. Jika akan puasa ( puasa sunat ataupun selain bulan
Ramadhan )hendaknya meminta izin dulu dari tuan rumah.
3. Jika sedang berpuasa selain Ramadhan, puasa nazar atau qadha,
maka sebaiknya berbuka, jika bertamu kemudian dihidangkan
makanan oleh tuan rumah.
4. Dianjurkan agar jangan menjadi imam sewaktu shalat berjamaah,
jika sedang bertamu di tempat orang lain.
 Undangan Makan :
1. Disunnahkan agar datang menghadiri undangan, jika diundang.
(Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ahmad )
2. Jika ada dua undangan yang kita terima, maka hadirilah yang
terdekat dengan pintu rumah kita. (Abu Daud, Ahmad).
3. Jangan datangi suatu acara jika tidak diundang oleh tuan rumah.
(Abu daud).
4. Boleh menghadiri undangan dengan menyertakan teman,
walaupun teman itu tidak diundang. (Bukhari, Abu daud, Baihaqi).
5. Sebaikya janganmenghadiri undangan orang fasik atau undangan
yang didalamnya ada kemaksiatan. (Thabrani, Baihaqi)

T. ADAB MENENGOK ORANG SAKIT

1. Keuntungan bagi orang yang menengok orang sakit adalah ia akan


dijauhkan dari neraka sepanjang 7 tahun perjalanan. ( Abu Daud )
2. Pahala lainnya bagi orang yang menengok orang sakit adalah bila
menengoknya di pagi hari maka 70.000 malaikat akan mendo`akan
maghfirah untuk si penengok sampai sore hari dan jika
menengoknya di sore hari maka 70.000 malaikatakan mendo`akan
mahgfirah sampai pagi hari.
3. Disunnahkan agar berwudhu dahulu sebelum menengok orang
sakit, Rasulullah saw melakukannya setiap mau menengok orang
sakit.(Abu Daud)
4. Membezuk saudara kita yang sakit hendaklah dengan hati yang
benar-benar ikhlash semata-mata karena Allah swt. ( Abu Daud).
Jangan membezuk dikarenakan mengharap sesuatu selain Allah
swt, baik karena jabatan, misalkan yang sakit adalah bos atau
pimpinan kita, ataupun karena merasa tidak enak pada keluarga
yang sakit.
5. Sebaiknya pergi menjenguk orang yang sakit dengan jalan kaki.
Rasulullah saw biasanya menjenguk orang yang sakit tidak
mengendarai unta ataupun keledainya. (Bukhari, Tirmidzi, Abu
Daud). Ini tergantung pada keadaan kita, tidak ada salahnya pergi
membesuk dengan menaiki kendaraan, jika keadaan tidak
memungkinkan, yang jelas dengan berjalan kaki memberikan nilai
yang tersendiri bagi yang melakukannya.
6. Dibolehkan membezuk orang non muslim yang sedang sakit.
(Bukhari, Nasa`I, Abu Daud ). Hal ini semata-mata untuk tujuan
da`wah, dengan harapan dengan kita menjenguknya ketika sakit
menunjukkan akhlak kita sebagai muslim.
7. Dibolehkan membzuk orang yang sakit berulang kali. Rasulullah
saw kadang-kadang membezuk orang yang sakit lebih dari satu
kali.(Bukhari, Muslim, Nasa`I)
8. Disunahkan agar mendo`akan kesembuhan bagi sisakit.(Bukhari),
Do`anya :
‫َاَّلُهـَّم َر َّب الَّنـاَس َاْذ َهِب اْلَبأْ سَـاَء ِاْش ِف َاْنَت الَّش ـاِفى َالِش فَـاَء ِاَّال ِش ـَفـاُءَك ِش ـَفـاًء‬
‫َال‬
‫ُيَقـاِد ُر َس ـمَـا‬
‫َق‬
“Hilangkanlah penderitaan wahai Tuhan manusia, sembuhkanlah,
karena Engkaulah Dzat yang menyembuhkan. Tidak ada
penyembuh kecuali penyembuh-Mu, penyembuh yang tidak
meninggalkan penyakit.” (Bukhari).
9. Disunnahkan agar membacakan sutah Yasiin kepada yang sakit,
jika sudah terlalu parah. Sebagian riwayat menyatakan bahwa
surat Yasiin bisa dijadikan sebagai penyembuh bila dibacakan di
atas orang yang sakit.(Nasa`I, Ibnu Majah, Abu Daud ).
10. Sebaiknya duduk dekat si sakit dengan menyertakan kepedihan
kita atas musibah yang menimpanya. (Bukhari, Muslim, Nasa`I).
Tidak baik menengok orang sakit dengan menampakkan rasa
senang atas penyakit yang dideritanya atau kita tidak mengambil
peduli dengan sakitnya.
11. Ketika menengok jangan lupa menasehati yang sakit agar bersabar
dalam menghadapi penderitaannya. (Bukhari,Muslim, Nasa`I).
12. Dianjurkan agar membuat makanan dan membawanya untuk yang
sakit dan keluarganya. (Bukhari, Muslim, Ibnu Majah).
13. Jika sedang membezuk, kemudian tiba waktu shalat.\, maka
sebaiknya shalat dengan berjamaah.
14. Yang menengok hendaknya mengucapkan kepada yang sakit :
‫ِا‬
‫ َالَبـأْ َس‬, ‫شَـاَءاهلل َطـُه ـْو ًر ا ْن‬
“ Tidak apa-apa, InsyaAllah yang kamu alami adalah membersihkan
jiwamu.”
Perkara tersebut disamping akan menghibur hati si sakit sekaligus
jiga sebagai do`a kita untuknya.
15. Disunnahkan agar meletakkan tangan di atas dahi yang sakit
sambil mendo`akan kesembuhannya.
16. Jangan sekali-kali membuat keributan atau kebisingan di dekat si
sakit. Si sakit berhak menyuruh keluar orang yang menengoknya
kapan saja bila ia tidak menyukai kedatangannya. (Bukhari)
17. Boleh membawa anak yang sakit kepada orang yang sholeh, ulama
ataupun wali Allah untuk di do`akan oleh orang sholeh tersebut.
(Bukhari).

U. ADAB BERMAIN, BERCANDA DAN HIBURAN

 Permainan yang dibolehkan


1. Dibolehkan mengadakan perlombaan :
a. Balap unta
b. Balap kuda ( Rasulullah saw mempunyai kuda yang selalu
menang dalam lomba)
c. Balap lari. ( Rasulullah saw biasa berlomba lari dengan `Aisyah
r.ha, istrinya)
d. Memanah
2. Dalam lomba dibolehkan memberikan hadiah kepada
pemenang(Ahmad)
3. Dibolehkan bermain gulat. Rasulullah saw biasa bermain gulat
dengan Rukanah (ketika itu belum masuk Islam). (Abu Daud).
4. Dibolehkan bermain anggar atau perang-perangan
(Bukhari,Muslim)
5. Dibolehkan bersya`ir atau berpuisi selama tidak memuji manusia
atau makhluk lainnya. Akan tetapi walaupun dibolehkan lebih baik
diisi dengan membaca Al-Qur’an atau dzikrullah (Al-Qur an, Hadits)
6. Boleh bermain ayunan (Bukhari, Muslim, Nasa`I)

 Permainan yang tidak dibolehkan


1. Tidak dibolehkan menyembunyikan barang orang lain baik hanya
sekedar bermain-main apalagi sungguhan.(Abu Daud)
2. Jangan sekali-kali mengejutkan atau membuat kaget orang lain
walaupun hanya bercanda ( Abu Daud)
3. Biasanya nyanyian akan menimbulkan kemunafikan dalam hati.
Maka sebaiknya meninggalkan nyanyian yang akan melalaikan kita
dari mengingat Allah swt.
4. Tidak diperbolehkan bermain seruling ataupun hanya
mendengarkannya. Disunnahkan jika mendengar suara seruling
agar menutup telinga. Rasulullah saw melarang memainkannya
dan tidak suka mendengarkannya. (Abu Daud).
5. Jangan bermain yang laki-laki menyerupai wanita atau meniru
seperti wanita atau sebaliknya. (Abu Daud).
6. Tidak diperbolehkan bermain dadu, halma, ular tangga dan
sejenisnya. Rasulullah saw telah melarang bermain dengannya.
(Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud).
7. Tidak dibolehkan bermain catur (Tirmidzi, Ahmad)
8. Jangan bermain di tempat pemandian yang didalamnya bercampur
antara laki-laki dan perempuan.(Abu Daud, Ibnu Majah).
9. Diharamkan berbohong walaupun dalam bercanda atau bergurau.
Celaka bagi seseorang yang senagaja berdusta agar orang-orang
tertawa (Bukhari, Muslim).

TANDA – TANDA HIDAYAH ADA DALAM


DIRI KITA
1. Merasa menjadi hamba ( rendah hati )
2. Jalan pada amalan ( Basiroh )
3. Tujuan hidup untuk akhirat
 Kata Maulana Ilyas harus ada niat : Seluruh hidup, seluruh
harta, seluruh diri untuk Allah swt.
 Supaya Allah swt tetapkan hidayah :
1. Jangan lihat keburukan orang lain dan lelaki yang bukan muhrim.
2. Untuk ishlah : Semua perintah Allah swt anggaplah belum tahu dan
beru mendengar.
3. Ada fikir, ada risau seperti Rasulullah saw,
a. Bagaimana umat sekarang
b. Bagaimana amalan Rasulullah saw hidup di seluruh alam.
c. Bagaimana usaha nabi hidup di seluruh alam.
Untuk dapatkan ini hendaklah maksud Nabi menjadi maksud
hidup kita.
d. Kita hidup untuk Da`wah, Da`wah sampai mati, Mati dalam
Da`wah.

 Asbab turunnya Hidayah :


1. Ada rasa ingin tahu ( mujahadah )
2. Ikut perintah Allah swt
3. Amalkan Sunnah.
4. Ada sifat ikram.

ASBAB TURUNNYA HIDAYAH


1. - Talab / rasa ingin tahu
- Perintah Allah swt (mujahadah) / hijrah
- Amalkan sunnah Rasul
- Ikrom
2. Ikut Sunnah : Pakaian, Kelakuan, perjalanan ( da`wah, taqbir )
3. Mujahadah terbagai 3 :
a. Mujahadah badani, hendaknya kurangi makan, minum, rehat /
tidur dll.
b. Mujahadah Nais, hendaklah banyak shalat, ibadah-ibadah
sunah.
c. Mujahadah kubra, dari gangguan syetan manusia dan syetan
iblis, sabar dan tabah atas desakannya.

KELEBIHAN ORANG YANG AMALKAN


SUNNAH RASULULLAH SAW
Orang yang dalam hidupnya mengamalkan sunnah-sunnah
Rasulukkah saw sejak ia bangun tidur sampai tidur kembali, maka
orang tersebut akan mendapatkan 4 keuntungan di dunia dan 4
keuntungan akhirat.
 4 keuntungan di dunia :
1. Dia disayangi orang di dunia
2. Dia ditakuti musuh / syetan
3. Hidup akan diberkahi
4. Agama tidak akan tercemar.
 4 Keuntungan di Akhirat :
1. Dikubur kita mengenal wajah Rasulullah saw
2. Rasulullah saw memberisa syafaat pada orang yang selalu
hidupkan sunnah
3. Rasulullah saw mengenal kita di padang mahsyar
4. Bertetangga deangan Rasulullah saw
 Kelebihan Sunnah :
1. Dalam sunnah ada kejayaan
2. Mempunyai daya kekuatan luar biasa
3. Dapat sifat ikram
4. Sunnah perbuatan kita telah mentauhidkan Allah swt
5. Mempunyai nur ( memberi hidayah pada rang lain )
 Kelebihan orang yang memakai purdah / hijab :
1. Allah swt tingkatkan nur wajah 13 x ganda dari wajah asli.
2. Di akhirat Allah swt akan tingkatkan kecantikannya 70 x ganda
dari kecantikan bidadari La aiba. Seorang bidadari yang Allah
swt ciptakan dengan tangan-Nya sendiri
3. Di surga ada pasar hari Jum`at, orang semua pergi menjumpai
Allah swt, tetapi orang yang pakai purdah di dunia ditemui
Allah swt lagsung ke kamar- kamarnya.
 5 fardhu atas wanita :
1. Kekal dalam iman
2. Hijab ( kecuali bersama muhrim )
3. Jaga kehormatan / harta suami
4. Layani suami
5. Rendahkan suara
 2 fardhu atas laki-laki :
1. Kekal dalam iman
2. Tutup aurat dari pusat ke lutut
 Turun Hidayah melalui :
1. Mujahadah
2. Hijrah
3. Amalkan sunnah
4. Ikrom
 Cuci 4 Perkara dengan 4 perkara :
1. Cuci wajah dengan air mata
2. Cuci lidah dengan dzikir
3. Cuci hati dengan taqwa
4. Cuci dosa dengan taubat
 4 Kebaikan mulut :
1. Diam
2. Senyum
3. Dzikir
4. Da`wah
 Seseorang sampai kepada Allah swt melalui :
1. Makan ketika telah lapar
2. Tidur ketika sudah mengantuk
3. Bicara ketika sangat perlu
 5 Perkara yang timbul dari menghidupkan usaha da`wah :
1. Muhabbah / kasih sayang
2. `Izzah / kehebatan Islam
3. Do`a makbul
4. Semua makhluk khidmat untuk orang Islam
5. Orang kafir jadi hamba orang Islam
 Banyak tertawa akan menyebabkan
1. Keras hati
2. Hilang nur
3. Bunuh kekuatan rohani
4. Lupa pada Allah swt
DO`A – DO`A MASNUNAH
1. Do`a bentang sajadah :
‫َو ـَّاَخ ـُذ ْو اِم ْن َم ـَق ـاِم ِاْبَر اِح ْيـَم ُمـَصَّلى‬
2. Do`a memakai mukena :
‫ِمِح‬ ‫ِت‬ ‫ِل‬
‫ ِبَر َمْح َك َيـاَاْر َح َم الَّر َنْي‬.‫َاَّلـُه َّم ُلـُبُسْو َبـاُس َّتْق َو ا‬
3. Do`a membuka mukena : ْ ‫ِمِنَنْي ُمؤ َيـا ُم َس َالَيـا َو َاِم ىِّن‬
4. Do`a memakai kerudung :
‫َاُهَّلَّم ا ْس ُتْر َعْو َر اِتى َو َاِم ْن َرْو َعـاِتى‬
5. Do`a memasang kancing baju dari bawah – atas :
‫ِث‬
‫َو ُي ِّبْت َاْقَد ا َم ُك ـْم‬.
6. Do`a agar dapat hidayah ketika orang melihat kita :
‫ّاُهَّلَّم ْه ِد ى ِلَمْن َر آَنـا‬
Do`a urut janggut suami : ‫ِبـاْلَقْد ِر‬ ‫ِهلل‬
7. ‫ َاَم ْنـُت ِبـا َو َاَم ْنـُت‬.
8. Do`a melihat wajah Rasulullah saw sebelum mati :
‫َرُسْو ُااِهلل َيـا ِبَك َاْع ُيْو ِنَنـا ُكَّر َت َتَعـاىَل اِهلل ِبِذ ْك ِر َمْر َحًبـا‬
“ Baca setiap kali mendengar azan ketika lafadz
Muhammadarrasulullah 3x, kemudian hembuskan ke belakang
tangan jempol keduanya lalu kucek mata.”
9. Do`a melihat suami / yang baik-baik :
‫الَّصـاِحِلَنْي َتِتَّم ِبِنْعَم ِتـِه اَّلِذ ىِ ِهلل َاَحْلْم ُد‬
10. Do`a minum susu : ‫َاُهَّلَّم َبـاِر ْك َلَنـا ِفْيِه َو ِز ْد َنـا ِم ْنـُه‬
11. Do`a Makan / minum yang manis :
‫َا َّم ا ُز ْقـَنـا َال َة ْاِال َمْيـاِن‬
‫ُهَّل ْر َح َو‬
12. Do`a Pakai baju :
‫ِء‬
‫َحَيـا ى يِف ِبـِه َو َاَجَتَّم ُل َعْو َر يِت ِبـِه َم ـاُاَو اِر ى َك َس ـاىِن اَّلِذ يِ ِهلل َاَحْلْم ُد‬
13. Do`a buka baju : ‫ِبْس ِم اِهلل اَّلِذ ى َالِاَلَه ِاَّالُه َو‬
14. Do`a menyisir rambut :
‫الَّنـاِر ِم َن َاُعْو ُذِبـَك َز َح َس َنٍة َش ْع َر ٍة ُك ِّلى يِف َاُهَّلَّم‬
15. Do`a melihat cermin :
‫َاَّلُهَّم َاْنـَت َح َّس ْنـَت َخ ْلِقى َفَح ِّس ْن ُخ ـُلِقى‬
16. Do`a melihat orang tersenyum : ‫َاْض َح ـَك اهللُ ِس َّنـَك‬
17. Doa melihat darah haid pertama :
‫َاَحْلْم ـُد ِ ِهلل َعَلى ُك ِّل َح ـاٍل َز ْس َتْغِف اهللَ ِم ْن ُك ِّل َذْنٍب‬
‫ُر‬
 Fadhilah :
a) Terbebas dari azab kubur
b) Terbebas dari huru hara kiamat
c) Mudah menyeberangi titian shirath
d) Dapat pahala 40 syuhada.
18. Do`a lahir bathin baik :
‫َاُهَّلَّم ْجَعْل َس ِرْيَر ِتى َخ ْسًر اِّمْن َعَلى ِنَيىِت َو اْجَعْل َعَال ِنَيىَت َص ـاَحِلـًة‬
19. Do`a pengampunan untuk orang-orang Islam, baca 25 / 27 x maka
akan digolongkan pada orang-orang “ Mustajabud Dawat “ (orang-
orang yang do`anya pasti diterima) :
‫َا َّم اْغ ِف ىِل ِلْل ؤْ ِمِن اْل ؤْ ِم َنـاِت اْل ِلِم اْل ِل ـاِت‬
‫َو ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬ ‫ُهَّل ْر َو ُم َنْي َو ُم‬
‫ِط‬
20. Do`a pelembut hati : 7 ‫×َيـا َل ـْيٌف‬
21. Do`a agar tidak ngantuk :
‫ـ ِم الَّن ِم‬ ‫ِب ِم ٍنْي‬ ‫ِا‬
‫َاُهَّلَّم ىِّن َاُعْو ُذ ـَك ْن َع َر َتْسَب ُع َن ْو‬
22. Do`a pakai siwak :
‫َاُهَّلَّم َطِّه ْر َفِم ى َو َنِّو ْر َقْليِب َو َطِّه ْر َبَد ىِن َو َح ِّر ْم َج ِد ى َعَلى الَّنـاِر‬
‫َس‬
23. Do`a menyimpan barang :
‫ َو َتْر ُز ُق َم ْن َتَش ـآُء ِبَغْيِر ِحَس ـاٍب‬.
(Sumber : www.takazaagama.com)

HUKUM BERCADAR
Bagaimana Hukum Bercadar Bagi Muslimah ?

Dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat. Sebagian


mengatakan wajib, yang lain menyatakan tidak wajib, namun
merupakan keutamaan.
Maka di sini -insya Allah- akan disampaikan hujjah masing-
masing pendapat itu, sehingga masing-masing pihak dapat mengetahui
hujjah (argumen) pihak yang lain, agar saling memahami pendapat
yang lain.
Dalil yang Mewajibkan
Berikut ini akan kami paparkan secara ringkas dalil-dalil para
ulama yang mewajibkan cadar bagi wanita.
Pertama, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : Hendaklah mereka
menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka.”
(QS. An Nur: 31)
Allah ta’ala memerintahkan wanita mukmin untuk memelihara
kemaluan mereka, hal itu juga mencakup perintah melakukan sarana-
sarana untuk memelihara kemaluan.
Karena menutup wajah termasuk sarana untuk memelihara
kemaluan, maka juga diperintahkan, karena sarana memiliki hukum
tujuan. (Lihat Risalah Al-Hijab, hal 7, karya Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-’Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Kedua, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang
(biasa) nampak dari mereka.” (QS. An Nur: 31)
Ibnu Mas’ud berkata tentang perhiasan yang (biasa) nampak
dari wanita: “(yaitu) pakaian” (Riwayat Ibnu Jarir, dishahihkan oleh
Syaikh Mushthafa Al Adawi, Jami’ Ahkamin Nisa’ IV/486).
Dengan demikian yang boleh nampak dari wanita hanyalah
pakaian, karena memang tidak mungkin disembunyikan.
Ketiga, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada (dan leher)
mereka.” (QS. An Nur: 31)
Berdasarkan ayat ini wanita wajib menutupi dada dan
lehernya, maka menutup wajah lebih wajib! Karena wajah adalah
tempat kecantikan dan godaan.
Bagaimana mungkin agama yang bijaksana ini memerintahkan
wanita menutupi dada dan lehernya, tetapi membolehkan membuka
wajah? (Lihat Risalah Al-Hijab, hal 7-8, karya Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-’Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Keempat, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An Nur: 31)
Allah melarang wanita menghentakkan kakinya agar diketahui
perhiasannya yang dia sembunyikan, seperti gelang kaki dan
sebagainya. Hal ini karena dikhawatirkan laki-laki akan tergoda gara-
gara mendengar suara gelang kakinya atau semacamnya.
Maka godaan yang ditimbulkan karena memandang wajah
wanita cantik, apalagi yang dirias, lebih besar dari pada sekedar
mendengar suara gelang kaki wanita.
Sehingga wajah wanita lebih pantas untuk ditutup untuk
menghindarkan kemaksiatan. (Lihat Risalah Al-Hijab, hal 9, karya Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Kelima, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan
mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa
menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud)
menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An
Nur: 60)
Wanita-wanita tua dan tidak ingin kawin lagi ini diperbolehkan
menanggalkan pakaian mereka. Ini bukan berarti mereka kemudian
telanjang.
Tetapi yang dimaksud dengan pakaian di sini adalah pakaian
yang menutupi seluruh badan, pakaian yang dipakai di atas baju
(seperti mukena), yang baju wanita umumnya tidak menutupi wajah
dan telapak tangan.
Ini berarti wanita-wanita muda dan berkeinginan untuk kawin
harus menutupi wajah mereka. (Lihat Risalah Al-Hijab, hal 10, karya
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, penerbit Darul Qasim).
Abdullah bin Mas’ud dan Ibnu Abbas berkata tentang firman
Allah “Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka.” (QS
An Nur:60): “(Yaitu) jilbab”. (Kedua riwayat ini dishahihkan oleh Syaikh
Mushthafa Al-Adawi di dalam Jami’ Ahkamin Nisa IV/523)
Dari ‘Ashim Al-Ahwal, dia berkata: “Kami menemui Hafshah
binti Sirin, dan dia telah mengenakan jilbab seperti ini, yaitu dia
menutupi wajah dengannya. Maka kami mengatakan kepadanya:
“Semoga Allah merahmati Anda, Allah telah berfirman,
“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari
haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas
mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud)
menampakkan perhiasan.” (QS. An-Nur: 60)
Yang dimaksud adalah jilbab. Dia berkata kepada kami: “Apa
firman Allah setelah itu?” Kami menjawab:
“Dan jika mereka berlaku sopan adalah lebih baik bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-
Nur: 60)
Dia mengatakan, “Ini menetapkan jilbab.” (Riwayat Al-Baihaqi.
Lihat Jami’ Ahkamin Nisa IV/524)
Keenam, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan.” (QS. An-Nur:
60)
Ini berarti wanita muda wajib menutup wajahnya, karena
kebanyakan wanita muda yang membuka wajahnya, berkehendak
menampakkan perhiasan dan kecantikan, agar dilihat dan dipuji oleh
laki-laki.
Wanita yang tidak berkehendak seperti itu jarang, sedang
perkara yang jarang tidak dapat dijadikan sandaran hukum. (Lihat
Risalah Al-Hijab, hal 11, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
‘Utsaimin, penerbit: Darul Qasim).
Ketujuh, firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu
dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,
“Allah memerintahkan kepada istri-istri kaum mukminin, jika mereka
keluar rumah karena suatu keperluan, hendaklah mereka menutupi
wajah mereka dengan jilbab (pakaian semacam mukena) dari kepala
mereka. Mereka dapat menampakkan satu mata saja.” (Syaikh
Mushthafa Al-Adawi menyatakan bahwa perawi riwayat ini dari Ibnu
Abbas adalah Ali bin Abi Thalhah yang tidak mendengar dari ibnu
Abbas. Lihat Jami’ Ahkamin Nisa IV/513)
Qatadah berkata tentang firman Allah ini (QS. Al Ahzab: 59),
“Allah memerintahkan para wanita, jika mereka keluar (rumah) agar
menutupi alis mereka, sehingga mereka mudah dikenali dan tidak
diganggu.” (Riwayat Ibnu Jarir, dihasankan oleh Syaikh Mushthafa Al-
Adawi di dalam Jami’ Ahkamin Nisa IV/514)
Diriwayatkan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Wanita
itu mengulurkan jilbabnya ke wajahnya, tetapi tidak menutupinya.”
(Riwayat Abu Dawud, Syaikh Mushthafa Al-Adawi menyatakan: Hasan
Shahih. Lihat Jami’ Ahkamin Nisa IV/514)
Abu ‘Ubaidah As-Salmani dan lainnya mempraktekkan cara
mengulurkan jilbab itu dengan selendangnya, yaitu menjadikannya
sebagai kerudung, lalu dia menutupi hidung dan matanya sebelah kiri,
dan menampakkan matanya sebelah kanan. Lalu dia mengulurkan
selendangnya dari atas (kepala) sehingga dekat ke alisnya, atau di atas
alis. (Riwayat Ibnu Jarir, dishahihkan oleh Syaikh Mushthafa Al-Adawi di
dalam Jami’ Ahkamin Nisa IV/513)
As-Suyuthi berkata, “Ayat hijab ini berlaku bagi seluruh
wanita, di dalam ayat ini terdapat dalil kewajiban menutup kepala dan
wajah bagi wanita.” (Lihat Hirasah Al-Fadhilah, hal 51, karya Syaikh
Bakar bin Abu Zaid, penerbit Darul ‘Ashimah).
Perintah mengulurkan jilbab ini meliputi menutup wajah
berdasarkan beberapa dalil:
1. Makna jilbab dalam bahasa Arab adalah: Pakaian yang luas yang
menutupi seluruh badan. Sehingga seorang wanita wajib memakai
jilbab itu pada pakaian luarnya dari ujung kepalanya turun sampai
menutupi wajahnya, segala perhiasannya dan seluruh badannya
sampai menutupi kedua ujung kakinya.
2. Yang biasa nampak pada sebagian wanita jahiliah adalah wajah
mereka, lalu Allah perintahkan istri-istri dan anak-anak perempuan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta istri-istri orang mukmin
untuk mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka. Kata idna’ (pada
ayat tersebut ‫ ُيْد ِنيَن‬-ed) yang ditambahkan huruf (‫ )َع َلي‬mengandung
makna mengulurkan dari atas. Maka jilbab itu diulurkan dari atas
kepala menutupi wajah dan badan.
3. Menutupi wajah, baju, dan perhiasan dengan jilbab itulah yang
dipahami oleh wanita-wanita sahabat.
4. Dalam firman Allah: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu”,
merupakan dalil kewajiban hijab dan menutup wajah bagi istri-istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada perselisihan dalam hal
ini di antara kaum muslimin. Sedangkan dalam ayat ini istri-istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bersama-sama
dengan anak-anak perempuan beliau serta istri-istri orang
mukmin. Ini berarti hukumnya mengenai seluruh wanita mukmin.
5. Dalam firman Allah: “Yang demikian itu supaya mereka lebih
mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”
Menutup wajah wanita merupakan tanda wanita baik-baik, dengan
demikian tidak akan diganggu. Demikian juga jika wanita menutupi
wajahnya, maka laki-laki yang rakus tidak akan berkeinginan untuk
membuka anggota tubuhnya yang lain. Maka membuka wajah bagi
wanita merupakan sasaran gangguan dari laki-laki nakal/jahat.
Maka dengan menutupi wajahnya, seorang wanita tidak akan
memikat dan menggoda laki-laki sehingga dia tidak akan diganggu.
(Lihat Hirasah Al-Fadhilah, hal 52-56, karya Syaikh Bakar bin Abu
Zaid, penerbit Darul ‘Ashimah).

Kedelapan, firman Allah subhanahu wa ta’ala:


“Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir)
dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-
laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki
dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang
beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu
(hai istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab: 55)
Ibnu Katsir berkata, “Ketika Allah memerintahkan wanita-wanita
berhijab dari laki-laki asing (bukan mahram), Dia menjelaskan bahwa
(para wanita) tidak wajib berhijab dari karib kerabat ini.” Kewajiban
wanita berhijab dari laki-laki asing adalah termasuk menutupi
wajahnya.
Kesembilan, firman Allah:
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-
istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu
lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)
Ayat ini jelas menunjukkan wanita wajib menutupi diri dari laki-
laki, termasuk menutup wajah, yang hikmahnya adalah lebih menjaga
kesucian hati wanita dan hati laki-laki.
Sedangkan menjaga kesucian hati merupakan kebutuhan setiap
manusia, yaitu tidak khusus bagi istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para sahabat saja, maka ayat ini umum, berlaku bagi para
istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan semua wanita mukmin.
Setelah turunnya ayat ini maka Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam
menutupi istri-istri beliau, demikian para sahabat menutupi istri-istri
mereka, dengan menutupi wajah, badan, dan perhiasan. (Lihat Hirasah
Al-Fadhilah, hal: 46-49, karya Syaikh Bakar bin Abu Zaid, penerbit Darul
‘Ashimah).
Kesepuluh, firman Allah:
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang
lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik. dan hendaklah kamu
tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya.Sesungguhnya
Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait
dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al Ahzab: 32-33)
Ayat ini ditujukan kepada para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, tetapi hukumnya mencakup wanita mukmin, karena sebab
hikmah ini, yaitu untuk menghilangkan dosa dan membersihkan jiwa
sebersih-bersihnya, juga mengenai wanita mukmin.
Dari kedua ayat ini didapatkan kewajiban hijab (termasuk menutup
wajah) bagi wanita dari beberapa sisi:
1. Firman Allah: “Janganlah kamu tunduk dalam berbicara” adalah
larangan Allah terhadap wanita untuk berbicara secara lembut dan
merdu kepada laki-laki. Karena hal itu akan membangkitkan
syahwat zina laki-laki yang diajak bicara.
Tetapi seorang wanita haruslah berbicara sesuai kebutuhan
dengan tanpa memerdukan suaranya. Larangan ini merupakan
sebab-sebab untuk menjaga kemaluan, dan hal itu tidak akan
sempurna kecuali dengan hijab.
2. Firman Allah: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu”
merupakan perintah bagi wanita untuk selalu berada di dalam
rumah, menetap dan merasa tenang di dalamnya.
Maka hal ini sebagai perintah untuk menutupi badan wanita di
dalam rumah dari laki-laki asing.

3. Firman Allah: “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku


seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” adalah larangan
terhadap wanita dari banyak keluar dengan berhias, memakai
minyak wangi dan menampakkan perhiasan dan keindahan,
termasuk menampakkan wajah.
(Lihat Hirasah Al-Fadhilah, hal 39-44, karya Syaikh Bakar bin Abu Zaid,
penerbit, Darul ‘Ashimah).
Batasan Melihat Wanita Bukan Mahram
Oleh: Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah

Apakah bisa dipahami bahwa maksud dari keharaman


memandang wanita ajnabiyyah (non mahram) adalah memandang
wajahnya ditambah dengan memandang auratnya, ataukah yang
diharamkan memandang auratnya saja?
Jawab:
“Yang diharamkan tidak hanya memandang auratnya, bahkan
seluruhnya dilarang.” Demikian jawaban Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullah. Beliau lanjutkan: “Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman dalam Al-Qur`an:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman (kaum mukminin):
“Hendaklah mereka menundukkan sebagian dari pandangan mereka
dan hendaklah mereka menjaga kemaluan mereka….” (An-Nur: 30)
Sekalipun wanita itu terbuka wajahnya, tidaklah berarti boleh
memandang wajahnya. Karena terdapat perintah untuk menundukkan
pandangan. Laki-laki menundukkan pandangannya dari melihat wanita.
Demikian pula sebaliknya, wanita diperintahkan menundukkan
pandangannya dari melihat laki-laki.
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman (kaum
mukminat): ‘Hendaklah mereka menundukkan sebagian dari
pandangan mereka…’.” (An-Nur: 31)
Apabila seorang wanita berjalan di pasar, ia melihat laki-laki,
melihat gelang yang dipakai laki-laki, melihat wajah mereka, tangan
dan betis mereka, ini memang bukan aurat laki-laki. Namun bersamaan
dengan itu, si wanita harus menundukkan pandangannya walaupun si
lelaki tidak membuka auratnya. Karena hal ini merupakan penutup
jalan menuju kerusakan (saddun lidz-dzari’ah). Tatkala Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum mukminin untuk
menundukkan pandangan dari melihat wajah-wajah wanita yang
mungkin terbuka, demikian pula ketika Dia memerintahkan para
wanita untuk menundukkan pandangan mereka dari melihat laki-laki,
bukanlah karena permasalahan yang berkaitan dengan hukum syar’i
tentang aurat semata. Namun semuanya itu menegaskan ditutupnya
jalannya menuju kerusakan. Karena dikhawatirkan bila si lelaki
memandangi wajah seorang wanita lantas mengagumi kecantikannya,
akan menyeret si lelaki kepada perbuatan nista. Sebagaimana
disebutkan dalam hadits:
“Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya
dari zina2…”
Demikian pula wanita diperintahkan menundukkan
pandangannya dari lelaki karena khawatir ia akan terfitnah dengan
keelokan wajah si lelaki, besarnya ototnya, lurusnya lengannya dan
bagian-bagian tubuh lain yang dapat membuat fitnah. Maka datanglah
perintah yang melarang masing-masing jenis dari melihat lawan jenis
(yang bukan mahramnya) dalam rangka menutup jalan menuju
kerusakan. Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.” (Al-Hawi min Fatawa
Asy-Syaikh Al-Albani, hal. 461-462)
Footnote:
2 Haditsnya secara lengkap adalah:
“Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari
zina, dia akan mendapatkannya, tidak bisa tidak. Maka zina mata
adalah dengan memandang (yang haram), dan zina lisan adalah
dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan
berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau
mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657 dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
“Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal
itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan
memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya
dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya
dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya
dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah
(kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan
berangan-angan, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua
itu atau mendustakannya.”

Batasan Aurat Wanita Muslimah


Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih Al-’Utsaimîn rahimahullâh

Apa batasan aurat seorang wanita di hadapan sesama wanita


muslimah, wanita fajirah dan kâfirah?
Jawab:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullâh
memfatwakan: “Aurat wanita di hadapan sesama wanita tidaklah
berbeda karena perbedaan agama. Sehingga aurat wanita dengan
wanita muslimah sama dengan aurat wanita kafirah, dan aurat dengan
wanita yang ‘afîfah (menjaga kehormatan diri) sama dengan aurat
wanita fajirah. Kecuali bila di sana ada sebab lain yang mengharuskan
untuk lebih menjaga diri. Akan tetapi wajib kita ketahui bahwa aurat itu
bukan diukur dari pakaian, karena yang namanya pakaian itu harus
menutupi tubuh. Walaupun aurat wanita dengan sesama wanita
adalah antara pusar dan lutut, akan tetapi pakaian itu satu perkara
sedangkan aurat perkara lain. Seandainya ada seorang wanita
mengenakan pakain yang menutup tubuhnya dengan baik/rapi
kemudian tampak dadanya atau kedua buah dadanya karena satu dan
lain hal di hadapan wanita lain1, sementara dia telah mengenakan
pakaian yang menutupi tubuhnya dengan baik, maka hal ini tidak apa-
apa. Adapun bila ia mengenakan pakaian pendek yang hanya menutupi
pusar sampai ke lututnya dengan alasan aurat wanita dengan sesama
wanita adalah dari pusar ke lutut maka hal ini tidak boleh, dan aku
tidak yakin ada orang yang berpandangan demikian.”
(Majmu’ah As’ilah Tuhimmul Usratil Muslimah, hal. 83-84)
Footnote:
1 Karena menyusui bayinya misalnya (pen).

Bolehkah Wanita Berhaji dengan


Wajah Terbuka?
Oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al-Fauzan

Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan ditanya:


Apakah wanita boleh melakukan ibadah haji dengan wajah
yang terbuka?
Maka beliau menjawab:
Seorang wanita tidak boleh membuka wajahnya, baik dalam
haji atau dalam waktu yang lainnya di dekat laki-laki yang bukan
mahramnya. Karena Allah memerintahkan kepada wanita untuk
menutupi semua badannya dengan perintah yang umum dalam
semua keadaan, terlebih lagi dalam melakukan haji.
“Sesungguhnya Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
melarang wanita yang berihram memakai niqab (cadar).”
Maksud wanita dilarang menutup wajahnya dengan cadar
(niqab), yaitu suatu yang dikenal yang dipakai oleh wanita untuk
menutupi wajahnya, dan mereka hanya dilarang menutupi wajah
mereka khusus dengan sejenis tutup ini. Sebagaimana laki-laki
dilarang memakai pakaian yang berjahit dalam ihram. Dan wanita tidak
dilarang menutup wajahnya dengan selain niqab. Sesungguhnya telah
datang hadits dari ‘Aisyah Ummul Mu’minin -radhiyallaahu ‘anha-:
“Sesungguhnya dia dan para wanita melakukan ihram
bersama Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, ketika ada laki-laki yang
melewati mereka, maka salah seorang dari mereka menutup khimar
(penutup kepala) yang menutup kepalanya pada wajahnya. Jika laki-
laki itu telah berlalu, maka mereka membuka wajah mereka.”
Maka ini menjadi dalil yang terang bahwa wanita wajib
menutupi wajahnya pada waktu menunaikan ibadah haji dan lainnya.
Dan tentang hal ini terdapat dalam banyak dalil dari Al-Kitab dan As-
Sunnah, dan dalam bukan di sini tempat untuk menguraikan hujjah-
hujjah tersebut dengan rinci. Bahkan seorang wanita lebih pantas
memakai hijab (menutup wajah) dalam ibadah haji dan dalam
kewajiban-kewajiban yang lainnya, karena ia merupakan ibadah yang
sangat agung dan di tempat yang sangat mulia.

Tidak Ada Pakaian Khusus bagi Wanita


dalam Berhaji
Oleh: Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al-Fauzan

Syaikh Shalih bin Fauzan bin ‘Abdullah Al-Fauzan ditanya:


Apakah ada keharusan seorang wanita memakai pakaian yang
memiliki warna-warna tertentu ketika menunaikan manasik haji?
Maka beliau menjawab:
Tidak ada pakaian yang khusus yang dipakai wanita di dalam
haji. Sesungguhnya dia hanyalah memakai pakaian yang biasa
dipakainya yang menutupi badannya dan yang tidak mengandung
perhiasan serta tidak menyerupai laki-laki. Seorang wanita yang ihram
hanya dilarang memakai cadar dan tutup muka yang dijahit untuk
menutupi mereka, dan dilarang memakai kedua kaos tangan yang
berjahit untuk menutup kedua telapak tangan. Jadi dia wajib menutup
wajahnya dengan selain cadar dan menutup kedua tangannya dengan
selain dua kaos tangan, karena keduanya adalah aurat yang wajib
ditutup. Seorang wanita tidak dilarang menutup keduanya secara
mutlak ketika ihram dan dia hanya dilarang menutup keduanya
dengan cadar dan kedua kaos tangan saja.

LARANGAN MEMASUKI TEMPAT


PEMANDIAN UMUM

Posted Maret 1, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam,


Jendela Hati, Kaum Hawwa, Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan,
Putri, Religius, Remaja Putri, Seputar Muslimah, Taman Hati, Taman
Taqwa, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita Muslim,
Wisata Hati

MediaMuslim.Info – Yang dimaksud dengan tempat


pemandian disini adalah tempat bersih dari yang sekarang banyak
dikenal dengan sebutan rumah kecantikan, sauna, tempat pemandian
uap, panti pijat dan lain sebagainya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah melarang kaum wanita meletakkan pakaiannya tidak pada
tempatnya. Aisyah Radhiyallahu anha mendasarkan larangan itu pada
ketidaksukaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap masuknya
wanita ke tempat pemandian umum.
Dari Abu Al-Malih bin Usamah, dia bercerita, ada beberapa
wanita Syam yang masuk ke rumah Aisyah Radhiyallahu anha, lalu dia
bertanya: “Dari mana kalian?” Mereka menjawab: “Kami dari
penduduk Syam”. Aisyah berkata: “Apakah kalian dari kampung di
mana wanita-wanitanya sering memasuki tempat pemandian umum?”.
Mereka menjawab: “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasululloh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, yang artinya: “Tidaklah seorang
wanita yang menanggalkan pakaiannya di tempat selain rumahnya
melainkan akan dikoyak tabir antara dirinya dengan Alloh Ta’ala”. (HR:
[Hadits shahih] Imam Abu Daud (4010), Imam Tirmidzi (2803), Imam
Ibnu Majah (3750) melalui Salim bin Abi Al-Ja’ad, dari Abu Mulih
dengan sanad shahih)
Tetapi banyak wanita pada zaman sekarang ini yang pergi ke
tempat-tempat pemandian uap atau sauna. Para penyelenggara
tempat pemandian itu tidak memelihara kehormatan kaum wanita dan
bahkan tidak menjaga aurat mereka. Lebih dari itu, kebanyakan dari
penyelenggara ini adalah orang-orang pengabdi hawa nafsu dan
memiliki tujuan-tujuan keji.
Tidak tertutup bagi Saudariku, wahai wanita Muslimah, pada
saat mandi atau singgah di tempat-tempat seperti itu akan melihat
para wanita saling melihat aurat mereka satu dengan yang lainnya,
bahkan tidak jarang banyak orang laki-laki khususnya penyelenggara
tempat-tempat itu yang melihat aurat para wanita yang ada di sana.
Bahkan tidak sedikit dari kaum wanita yang tidak memelihara
kehormatan mereka di hadapan Alloh Azza wa Jalla, dimana mereka
meminta orang laki-laki untuk memijat badan mereka. Semuanya itu
merupakan awal dari perbuatan zina. Semoga Alloh Azza wa Jalla
melindungi kita semua dari perbuatan hina tersebut.
Dalam sebuah hadits disebutkan, yang artinya: “Tempat mandi
(umum) haram bagi para wanita umatku”. (HR: Al-Hakim, isnadnya
shahih)
Dari Abu Ayyub Al-Anshary dalam suatu hadits yang panjang
yang dimarfu’kan, didalamnya disebutkan, yang artinya: “Barangsiapa
beriman kepada Alloh dan hari akhirat dari wanita-wanita kau, maka
janganlah dia memasuki pemandian (umum)”. (HR: Ath-Thabrany di
dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)
Yang harus Anda lakukan, wahai wanita Muslimah adalah
menjauhi tempat-tempat mesum tersebut, di mana aurat wanita dan
juga laki-laki terbuka lebar, kehormatan pun tidak lagi dihargai. Dan
juga Anda harus memperingatkan para wanita yang sering mendatangi
tempat-tempat tersebut, karena yang demikian itu merupakan
kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
(Sumber Rujukan: 30 Larangan Bagi Wanita)

Larangan Membuat Tato, Mencukur Alis,


Merenggangkan Gigi

Posted Februari 3, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam, Kaum
Hawwa, Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Religius,
Remaja Putri, Seputar Muslimah, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita,
Wanita Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Yang dimaksud membuat tato adalah menusuk-


nusukkan jarum atau sebangsanya di punggung telapak tangan, lengan
atau bibir atau tempat-tempat lainnya pada tubuh wanita yang tidak
mengeluarkan darah, kemudian memberikan celak atau kapur pada
bekas tusukan tersebut sehingga kulitnya berubah menjadi warna
hijau. Wanita yang menjadi tukang membuat tato itu disebut sebagai
Wasyimah, sedangkan wanita yang dibuatkan tato disebut
Mausyumah, dan yang meminta dibuatkan tato disebut Mustausyimah.
(Syarhu Shahihi Muslim, Nawawi IV/836)
Yang dimaksud dengan perenggangan gigi di sini adalah
merenggangkan atau menggeser gigi taring dan empat gigi seri.
(Gaharibu Al-Hadits, Khutabi 1/598). Hal ini sering dilakukan oleh
wanita-wanita yang sudah tua dengan tujuan agar terlihat lebih muda.
Sebenarnya kerenggangan antara gigi seri ini terjadi pada anak-anak
kecil. Setiap kali bertambah usia seorang wanita khawatir sehingga dia
merapikan giginya dengan alat perapi gigi supaya terlihat lembut dan
baik serta tampak lebih muda. (Syarhu Shahihi Muslim, Nawawi
IV/837)
Ketiga hal tersebut di atas merupakan perbuatan yang
dilarang agama, dan pelakunya dilaknat, karena hal itu termasuk
perbuatan merubah apa yang telah diciptakan Alloh Subhanahu wa
Ta’ala.
Dari Abdullah bin Umar RadhiyAllohu Anhu, yang artinya:
“Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang
menyambung rambutnya dan wanita yang minta disambungkan
rambutnya, wanita yang mentato (kulitnya) dan wanita yang meminta
dibuatkan tato”. (Muttafaqun ‘alaih).
Sedangkan dari Abdullah bin Mas’ud RadhiyAllohu ‘anhu, dia
berkata :”Alloh Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang mencukur
alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta
direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua
merubah ciptaan Alloh”.
Abdullah bin Mas’ud menyebarkan hal itu sehingga terdengar
oleh wanita dari Bani Asad bernama Ummu Ya’qub. Setelah membaca
Al-Qur’an, dia mendatangi Abdullah bin Mas’ud dan berkata: “Aku
mendengar engkau melaknat wanita yang menyambung rambut dan
wanita yang meminta disambungkan rambutnya, wanita yang
mencukur alisnya dan wanita yang meminta direnggangkan giginya
yang semuanya itu merubah ciptaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala?”
Abdullah bin Mas’ud menjawab: “Bagaimana aku tidak melaknat
orang-orang yang dilaknat oleh Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam
dan semuanya itu telah diterangkan di dalam Al-Qur’an”. Wanita itu
berkata: “Aku telah membaca semua isi Al-Qur’an tetapi tidak
mendapatkannya”. Lalu Abdullah bin Mas’ud berkata. “Kalau engkau
membacanya, pasti engkau akan mendapatkannya. Alloh Subhanahu
wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Apa yang diperintahkan Rasul
kepada kalian maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian
maka tinggalkanlah”. Wanita itupun berkata: “Sesungguhnya aku
melihat hal itu pada istrimu sekarang ini”. Abdullah bin Mas’ud pun
bertutur: “Temui dan lihatlah dia”. Selanjutnya Abdullah bin Mas’ud
menceritakannya. “Maka wanita itu pun menemui istri Abdullah bin
Mas’ud tetapi dia tidak mendapatkan sesuatu apapun. Kemudian dia
pergi menemui Abdullah dan berkata: “Aku tidak melihat sesuatu”.
Maka Abdullah pun berkata: “Seandainya ada sesuatu padanya niscaya
kami tidak akan menggaulinya”. (Muttafaqun alaihi)
Dan dari Abu Jahifah RadhiyAllohu ‘anhu, dia berkata, yang
artinya: “Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam melarang uang hasil
penjualan darah dan penjualan anjing serta upah pelacuran. Dan
beliau juga melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan
wanita yang meminta disambungkan rambutnya, orang yang
memakan riba dan orang yang menjadi mitranya serta orang yang
menggambar”. (HR: Bukhari).
Imam Nawawi Rahimahulloh berkata: “Menurut hadits
tersebut semuanya itu merupakan perbuatan haram, karena hal itu
jelas merubah ciptaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala, selain juga sebagai
kebohongan sekaligus sebagai tipu daya”.
Mengenai hal ini penulis katakan, adanya laknat bagi
pelakunya menunjukkan bahwa perbuatan itu merupakan dosa besar.
Oleh karena itu, hal itu telah dikategorikan oleh Al-Hafidzh Al-Zahabi
termasuk dalam enam puluh dosa besar.
Banyak wanita yang meminta nikah dengan melakukan hal itu
terhadap dirinya sendiri, sehingga mereka mengira terlihat lebih muda
atau cantik. Yang lebih aneh lagi, beberapa dari para ibu melakukan hal
tersebut terhadap puteri-puteri mereka yang masih kecil. Dalam hal itu
sang ibu yang berdosa sedangkan sang anak tidak berdosa.
Salah seorang di antara mereka ada yang menanyakan
mengenai wanita yang tumbuh jenggot atau kumis karena banyaknya
hormon laki-laki pada diri mereka, lalu apakah mereka boleh
mencukurnya?
Mengenai pertanyaan seperti itu dijawab boleh, karena Alloh
Subhanahu wa Ta’ala tidak membebani seseorang diluar
kemampuannya, melainkan sesuai dengan kemampuannya. Selain itu,
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam telah melarang wanita
bertasyabuh (menyerupai) dengan laki-laki, sedangkan membiarkan
jenggot dan kumis tumbuh panjang merupakan tindakan menyerupai
laki-laki. Tasyabuh seperti itu tidak dapat dihilangkan melainkan
dengan mencukur jenggot dan kumis tersebut.
Imam Nawawi Rahimahulloh (Syarhu Shahihi Muslim IV/837):
“Tindakan seperti itu jelas haram kecuali apabila pada diri seorang
wanita tumbuh jenggot atau kumis, maka dia tidak dilarang untuk
mencukurnya, bahkan hal itu dianjurkan bagi kita”.
Selanjutnya dia mengatakan :”Larangan itu hanya diperuntukkan pada
rambut-rambut yang tumbuh di beberapa bagian wajah”.
Oleh karena itu, pencukuran jenggot dan kumis bagi seorang
wanita bukan merupakan tindakan merubah ciptaan Alloh Subhanahu
wa Ta’ala, karena dasar penciptaan wanita adalah tanpa jenggot
maupun kumis. Bahkan sebagian ulama mengharamkan laki-laki
memotong jenggotnya karena hal itu termasuk tasyabbuh dengan
wanita, dan itu jelas-jelas dilarang.
Demikian halnya perbaikan gigi karena untuk berobat atau
untuk menghilangkan aib dan semisalnya merupakan suatu tindakan
yang tidak dilarang. Imam Nawawi mengatakan: “Dalam hadits di atas
terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa yang dilarang (haram)
adalah orang yang meminta direnggangkan giginya dengan tujuan
untuk mempercantik diri. Sedangkan apabila bertujuan untuk
memperbaiki atau menghilangkan aib pada susunan gigi maka hal itu
tidak dilarang”. (Syahru Shahihi Muslim IV/837)
(Sumber Rujukan: 30 Larangan Bagi Wanita)
Wanita Ratu Rumah Tangga

Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Kaum Hawwa,


Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Religius, Remaja Putri,
Seputar Muslimah, Tarbiyah, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita
Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Islam membelenggu wanita! Lihatlah, wanita tidak


boleh keluar rumah! Jika keluar, wanita harus menutup tubuhnya!
Wanita pun hanya dinilai setengah laki-laki! Benarkah Prasangka
Tersebut ?
Saat wanita dalam bencana, Islam datang mengangkat
mereka. Ketika wanita tengah di penjara, Islam lah yang
membebaskannya. Di saat wanita tidak dijamin hak-haknya, Islam
memberikannya. Bahkan hak-hak wanita yang ditetapkan oleh Islam
sangat banyak, lebih daripada kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Berbagai kewajiban yang berat-berat, telah dibebankan kepada laki-laki
dan wanita telah dilepaskan dari beban yang berat ini. Meski demikian
hak-hak yang diberikan Islam tidaklah mengorbankan fitroh wanita,
melainkan dibingkai indah sehingga selaras dengan fitroh yang bersih.
Sungguh, tiada aturan yang lebih baik dibandingkan aturan Islam.

RUMAH ADALAH ISTANA KAUM WANITA


Di antara keagungan syariat Islam adalah meletakkan sesuatu
pada tempatnya, termasuk dalam dunia laki-laki dan wanita. Islam
menngatur bahwa laki-laki lah yang bertugas ke luar rumah untuk
mencari nafkah bagi keluarganya. Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, yang artinya: “Dan hak para istri atas kalian (suami)
agar kalian memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang
ma’ruf.” (HR: Muslim). Di sisi lain, Islam menempatkan wanita di dalam
rumah untuk mengurusi anak, mempersiapkan keperluan suami, serta
urusan rumah tangga lainnya. Tugas ini adalah tugas yang sangat mulia.
Dari hasil didikan para wanita yang sholihah inilah terlahir generasi
Islam yang shalih, tangguh dan taat kepada Alloh. Rasululloh shalallahu
‘alaihi wa sallam menggambarkan hal ini dalam sabdanya yang mulia,
yang artinya:“Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia
akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(mutaffaqun alaihi).
Demikian juga Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang
artinya: “Dan hendakla kamu tetap di rumah-rumah kalian dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah yang dahulu.“ (QS: Al Ahzab: 33)
Namun hal di atas tidaklah melazimkan wanita dilarang keluar
rumah kalau memang ada sebuah keperluan yang harus dikerjakan di
luar rumah, tentunya dengan tetap menjaga aturan yang telah
ditetapkan Islam ketika wanita keluar rumah.

ISLAM MENJAGA KEHORMATAN DAN MARTABAT WANITA


Hal ini sangatlah jelas kalau kita mau merenungkan ayat
berikut, yang artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita–wanita
yang baik–baik berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, maka deralah mereka yang menuduh itu delapan puluh
kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS: An Nuur: 4).
Demikian pula ajaran agama Islam yang lainnya seperti
perintah untuk berjilbab, larangan berbicara dengan suara mendayu-
dayu, larangan memakai parfum ketika melewati pria, dan sebagainya.
Semuanya adalah untuk menjaga kehormatan dan martabat wanita.

NASEHAT ULAMA UNTUK PARA WANITA


Syaikh Bin Baaz rohimahulloh mengatakan, “Tinggalnya wanita
di rumah untuk mengerjakan tugas kewanitaanya, setelah dia
mengerjakan kewajibannya pada Alloh adalah suatu hal yang sesuai
dengan fitroh dan kodratnya. Hal ini akan mewujudkan kebaikan bagi
pribadinya sendiri, masyarakat maupun generasi yang akan datang. Jika
masih punya waktu luang maka bisa digunakan untuk bekerja yang
sesuai dengan kodrat kewanitaan seperti mengajar wanita, mengobati
dan merawat mereka serta pekerjaan lain yang semisalnya. Ini semua
sudah cukup menyibukkan bagi seorang wanita dan akan bisa
membantu kaum laki-laki dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.
Jangan lupa peran Ummahatul Mu’minin, mereka mengajarkan
kebaikan (baca: ilmu agama) pada umat ini namun tetap disertai
dengan hijab dan tidak bercampur dengan laki-laki…“
(Sumber: mediamuslimah.wordpress.com)

Pahala Kaum Hawa di Akhirat

Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam, Kaum
Hawwa, Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Religion,
Religius, Remaja Putri, Seputar Muslimah, Tarbiyah, Tentang Wanita,
Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Ketika membaca Al Quran kita dapat menemukan


dalam berbagai ayat memberikan berita gembira kepada laki-laki yang
beriman dengan bidadari yang sangat cantik dan berbagai kenikmatan
lainnya atas pasangan atau bidadari tersebut. Namun bagaimana
dengan kaum perempuan, apakah mereka mempunyai teman atau
pasangan selain suaminya karena sebagian besar pernyataan mengenai
pahala di akhirat ditujukan kepada laki-laki yang beriman? apakah
pahala bagi perempuan yang beriman lebih sedikit daripada yang
diperoleh laki-laki yang beriman?
Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa pahala di akhirat nanti
rndiberikan kepada laki-laki dan perempuan. Hal ini berdasarkan
firman Alloh ‘Azza wa Jalla, yang artinya: ”Sesungguhnya Alloh tidak
akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu baik
laki-laki maupun perempuan” (QS: Al Imran: 195)”Dan barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik” (QS: An Nahl: 97)
”Dan barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik
laki-laki maupun perempuan sedang ia orang beriman, mereka itu akan
masuk surga” (QS: An Nisa’: 124)
”Sesungguhnya laki- laki dan perempuan muslim laki-laki dan
perempuan yang beriman …hingga…Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS: Al Ahzab: 35)
Dalam ayat yang lain Alloh ‘Azza wa Jalla menyebutkan, yang artinya:
“Mereka laki-laki dan perempuan, masuk surga bersama-sama,
‘Mereka dan isteri-isteri mereka terdapat di tempat yang teduh” (QS:
Yasiin: 56)
”Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri isteri kamu
digembirakan” (QS: Al Zuhruf: 70)
Alloh ‘Azza wa Jalla juga menyebutkan bahwa dia akan
menciptakan perempuan dengan penciptaan khusus: ”Sesungguhnya
kami menciptakan mereka (para bidadari) dengan penciptaan yang
khusus dan kami jadikan mereka perawan” (QS: Al Waqiah: 35-36)
Keterangan di atas menyebutkan bahwa Alloh ‘Azza wa Jalla
akan menciptakan kembali perempuan yang sudah tua menjadi
bidadari, dan membuat mereka perawan, begitu juga laki-laki yang
sudah tua akan diciptakan kembali menjadi pemuda dan beberapa
hadits ditunjukkan bahwa perempuan yang masih hidup mempunyai
kelebihan dari bidadari karena peribadatan dan kepatuhan mereka.
Oleh karena itu perempuan yang beriman akan memasuki
surga sebagaimana laki-laki yang beriman. Jika seseorang perempuan
mempunyai sejumlah suami setelah kawin cerai dan dia masuk
bersama mereka dan akan memilih yang berkelakuan paling baik.
Pribadi Wanita Muslimah Sebagaimana Yang
Dikehendaki Islam
Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Kaum Hawwa,


Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Remaja Putri, Seputar
Muslimah, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita
Muslim

MediaMuslim.Info – Kita sangat perlu untuk membahas materi ini


karena beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita
saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini.
Kehidupan dengan segala bentuk ‘keanehannya’. Dalam beberapa hal
begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari
nilai-nilai agama.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita
muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak
menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak
peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau
tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap
kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan
pelaksanaan syiar-syiar Islam.
Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan
perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar
tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam,
kehidupan dan manusia.’
Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias
menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari
ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa
Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan
teman-temannya.
Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan
tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang
tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam
berbakti kepada kedua orang tuanya.
Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak
memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat
menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak
pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.
Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu
suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak
mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal
shaleh.
Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang
memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-
anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal
mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang
memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.
Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang
silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.
Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi
hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan
urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan
muslimat.
Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam
tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak
menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.
Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah
tangga, putera puterinya dan suaminya.
Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan
bertambah ketika kita mengetahui bahwa itu semua muncul dari para
wanita muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik
terhadap agama ini. Dari para wanita muslimah yang tumbuh dalam
lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak
sedikit! Ini kadang-kadang dikarenakan tidak peduli atau tidak memiki
pandangan yang utuh yang telah diajarkan Islam. Pandangan yang
menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya.
Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu
dengan seimbang. Tidak memprioritaskan satu aspek dengan
mengorbankan aspek lain.
Orang yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat Qur’an
dan hadits-hadits akan mendapati begitu banyaknya dalil yang
menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita muslimah dalam
hubungannya dengan Rabbnya, pembentukan pribadinya dan
hubungannya dengan orang lain. Tatanan hidup yang mengatur segala
sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan
memberikan rambu-rambu yang mengantarkan pada kehidupan yang
terarah dan seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan,
kesuksesan di dunia dan dan keberuntungan yang sangat besar di hari
kemudian.
Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an
dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah
mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan
dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul,
mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan
hubungannya.
Mencapai tingkat tersebut sangatlah penting bagi kehidupan
umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para
pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta,
kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan
rasa aman, tenang, tentram dan damai.
Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup
menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat
materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan
masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya
pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali
kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-
Qur’an dan As Sunnah.
Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan
taufiq pada kita semua untuk istiqamah dalam agama yang telah
dibawa Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Akhlaq & Aqidah Istri Idaman

Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Kaum Hawwa,


Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Religion, Remaja Putri, Seputar
Muslimah, Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita
Muslim

MediaMuslim.Info – Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel yang


berjudul “Istri Idaman Karir Wanita Mulia“. Pada pembahasan kali ini
akan dipaparkan sedikit mengenai akhlaq bagi seorang Istri dari
kalangan kaum muslimin yang mencari kemulian sejati. Semoga kaum
muslimah yang membaca artikel ini tersentuh nuraninya dan
memperoleh jalan hidayah mana kala selama ini telah terjatuh dalam
jurang kenistaan dan jebakan-jebakan musuh Islam.
Seorang isteri idaman harus memahami arti pentingnya
aqidah islamiyah yang shahihah, karena sah tidaknya suatu amal
tergantung kepada benar dan tidaknya aqidah seseorang. Isteri idaman
adalah sosok yang selalu bersemangat dalam menuntut ilmu agama
sehingga dia dapat mengetahui ilmu-ilmu syar’i baik yang berhubungan
dengan aqidah, akhlak maupun dalam hal muamalah sebagaimana
semangatnya para shahabiyah dalam menuntut ilmu agama Islam,
mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
untuk menghilangkan kebodohan mereka dan beribadah kepada Allah
di atas cahaya ilmu.
Sebagaimana riwayat dibawah ini:
Dari Abu Said Al Khudri dia berkata: Pernah suatu kali para
wanita berkata kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Kaum laki-laki telah mengalahkan kami, maka jadikanlah satu hari
untuk kami, Nabi pun menjanjikan satu hari dapat bertemu dengan
mereka, kemudian Nabi memberi nasehat dan perintah kepada
mereka. Salah satu ucapan beliau kepada mereka adalah: “Tidaklah
seorang wanita di antara kalian yang ditinggal mati tiga anaknya,
kecuali mereka sebagai penghalang baginya dari api nereka. Seorang
wanita bertanya: “Bagaimana kalau hanya dua?” Beliau menjawab:
“Juga dua.” (HR. Al-Bukhari No 1010)
Seorang isteri yang aqidahnya benar akan tercermin dalam
tingkah lakunya misalnya:
 Dia hanya bersahabat dengan wanita yang baik.
 Selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Rabbnya.
 Bisa menjadi contoh bagi wanita lainnya.

AKHLAK ISTERI IDAMAN


 Berusaha berpegang teguh kepada akhlak-akhlak Islami yaitu:
Ceria, pemalu, sabar, lembut tutur katanya dan selalu jujur.
 Tidak banyak bicara, tidak suka merusak wanita lain, tidak suka
ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba).
 Selalu berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan isteri
suaminya yang lain (madunya) jika suaminya mempunyai isteri
lebih dari satu.
 Tidak menceritakan rahasia rumah tangga, diantaranya adalah
hubungan suami isteri ataupun percekcokan dalam rumah tangga.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya di antara orang yang terburuk kedudukan-nya
disisi Allah pada hari kiamat yaitu laki-laki yang mencumbui
isterinya dan isteri mencumbui suaminya kemudian ia sebar
luaskan rahasianya.” (HR. Muslim 4/157)
ISTERI IDAMAN DI RUMAH SUAMINYA
 Membantu suaminya dalam kebaikan. Merupakan kebaikan bagi
seorang isteri bila mampu mendorong suaminya untuk berbuat
baik, misalnya mendo-rong suaminya agar selalu ihsan dan
berbakti kepada kedua orang tuanya, sebagaimana firman Allah
Ta’ala, yang artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah
mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan
susah payah.” (Al Ahqaf 15)
 Membantunya dalam menjalin hubungan baik dengan saudara-
saudaranya.
 Membantunya dalam ketaatan.
 Berdedikasi (semangat hidup) yang tinggi.
 Ekonomis dan pandai mengatur rumah tangga.
 Bagus didalam mendidik anak.
 Penampilan:
Di dalam rumah, seorang isteri yang shalehah harus selalu
memperhatikan penampilannya di rumah suaminya lebih-lebih jika
suaminya berada di sisinya maka Islam sangat menganjurkan untuk
berhias dengan hal-hal yang mubah sehingga menyenangkan hati
suaminya.
Jika keluar rumah, seorang isteri yang sholehah harus memperhati-
kan hal-hal berikut: Harus minta izin suami, Harus menutup aurat
dan tidak menampakkan perhiasannya, Tidak memakai wangi-
wangian, Tidak banyak keluar kecuali untuk tujuan syar’i atau
keperluan yang sangat mendesak.
Jilbab Wanita Muslimah
Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam, Kaum
Hawwa, Moslem, Muslim, Muslimah, Perempuan, Putri, Religion,
Religius, Remaja Putri, Seputar Muslimah, Tarbiyah, Tentang Wanita,
Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Dewasa ini kita melihat banyak kaum muslimah


yang tidak berjilbab dan apabila ada yang berjilbab bukan dengan
tujuan untuk menutup aurat-aurat mereka akan tetapi dengan tujuan
mengikuti mode, agar lebih anggun dan alasan lainnya. Sehingga
mereka walaupun berjilbab tetapi masih memperlihatkan bentuk
tubuh mereka dan mereka masih ber-tasyabbuh kepada orang kafir.
Tidak hanya itu mereka menghina wanita muslimah yang
mengenakan jilbab yang syar’i, dengan mengatakan itu pakaian orang
kolot, pakaian orang radikal, dan mereka mengatakan jilbab (yang
syar’i) adalah budaya arab yang sudah ketinggalan zaman, serta
banyak lagi ejekan-ejekan yang tidak pantas keluar dari mulut
seorang muslim. Hal ini karena kejahilan dan ketidak pedulian mereka
untuk mencari ilmu tentang pakaian wanita muslimah yang syar’i.
Untuk itu pada edisi ini kami berusaha berbagi ilmu mengenai Jilbab
Wanita Muslimah yang sesuai dengan tuntunan syari’at, artikel ini
bukan saja khusus untuk kaum hawa, namun para ikhwan, bapak,
kakek juga berkewajiban untuk mempelajarinya dan memahami serta
mengamalkannya dengan cara mengajak saudari-saudari kita yang
berada dibawah tanggung jawabnya dan sekitarnya.

MELIPUTI SELURUH BADAN SELAIN YANG DIKECUALIKAN


Syarat ini terdapat dalam Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam surat An-Nuur ayat 31, yang artinya: “Katakanlah kepada wanita
yang beriman.Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan
memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan
janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami
mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka (mertua) atau
putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-
saudara mereka (kakak dan adiknya) atau putra-putra saudara laki-laki
mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (keponakan)
atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita…”
Juga Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab
ayat 59, yang artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-
anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin: “Hendaklah mereka
mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya: “Janganlah
kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada
pria-pria ajnabi (yang bukan mahram/halal nikah), kecuali yang tidak
mungkin disembunyikan.” Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang
dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa
dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah
pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak
mungkin disembunyikan.”
Al-Qurthubi berkata: Pengecualian itu adalah pada wajah dan
telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr
menemui Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam sedangkan ia memakai
pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata
kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu
telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang
terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak
tangannya. Semoga Allah memberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-
Nya.”

BUKAN SEBAGAI PERHIASAN


Ini berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nuur ayat
31, yang artinya: “Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan
perhiasan mereka.” Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup
pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum
laki-laki melirikkan pandangan kepadanya.
Hal ini dikuatkan oleh Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala
dalam surat Al-Ahzab ayat 33, yang artinya: “Dan hendaklah kamu
tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti oang-orang jahiliyah.”
Juga berdasarkan sabda Nabi shalallohu ‘alahi wa sallam:
“Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki
yang meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai
imamnya (penguasa) serta meninggal dalam keadaan durhaka,
seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya)
lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya,
padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun
setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Ahmad
VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan
perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup
karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

KAINNYA TIDAK TRANSPARAN


Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali
tidak trasparan. Jika transparan, maka hanya akan mengundang fitnah
(godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah
telah bersabda : “Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita
yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka
seperti punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka
adalah kaum wanita yang terkutuk.” (At-Thabrani Al-Mujamusshaghir :
232).
Di dalam hadits lain terdapat tambahan yaitu : “Mereka tidak
akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal
baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.”
(HR.Muslim).
Ibnu Abdil Barr berkata : “Yang dimaksud oleh Nabi adalah
kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat
mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dans tidak dapat
menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian
namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang.” ( Tanwirul Hawalik
III/103).
Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsanya Umar bin Al-
Khattab pernah memakai baju Qibtiyah (jenis pakaian dari Mesir yang
tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata : “Jangan kamu
pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya :
Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan
telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku
tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis !. Maka Umar menjawab :
Sekalipun tidak tipis,namun ia menggambarkan lekuk tubuh.” (H.R. Al-
Baihaqi II/234-235).

HARUS LONGGAR (TIDAK KETAT) SEHINGGA TIDAK DAPAT


MENGGAMBARKAN SESUATU DARI TUBUHNYA
Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah shalallohu ‘alahi
wa sallam pernah memberiku baju Qibtiyah yang tebal yang
merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau.
Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku:
“Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qibtiyah ?” Aku menjawab :
Aku pakaikan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia
agar mengenakan baju dalam di balik Qibtiyah itu, karena saya
khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-
Dhiya Al-Maqdisi : Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441).
Aisyah pernah berkata: ” Seorang wanita dalam shalat harus
mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah
pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab
dengannya (Ibnu Sad VIII/71). Pendapat yang senada juga dikatakan
oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia
harus mengenakan seluruh pakainnya : Baju, khimar dan milhafah
(mantel)” (Ibnu Abi Syaibah: Al-Mushannaf II:26/1).

TIDAK DIBERI WEWANGIAN ATAU PARFUM


Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata: Rasulullah
shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda: “Siapapun wanita yang memakai
wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan
baunya, maka ia adalah pezina.” (Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh
Adz-Dzahabi).
Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda
shalallohu ‘alahi wa sallam: “Jika salah seorang diantara kalian (kaum
wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya
dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanah).
Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah: Bahwa seorang wanita
berpapasan dengannya dan bau wewangian tercium olehnya. Maka
Abu Hurairah berkata : Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke
masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah
saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar
Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid
sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima
shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-
Baihaqi III/133).
Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan
membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata : “Hadits
tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita
yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat
membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki” (Al-Munawi : Fidhul
Qadhir).
Syaikh Albani mengatakan: Jika hal itu saja diharamkan bagi
wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi
yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak
diragukan lagi bahwa hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya.
Berkata Al-Haitsami dalam AZ-Zawajir II/37 “Bahwa keluarnya seorang
wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dan berhias
adalah termasuk perbuatan dosa besar meskipun suaminya
mengizinkan”.

TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI


Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita
yang menyerupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian
maupun lainnya. Dari Abu Hurairah berkata: “Rasulullah melaknat pria
yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian
pria” (Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Dari Abdullah bin Amru yang berkata: Saya mendengar
Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak termasuk
golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria
dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad
II/199-200)
Dari Ibnu Abbas yang berkata: Nabi shalallohu ‘alahi wa
sallam melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan
kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda :
“Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan
dan Umar juga mengeluarkan si fulan.” Dalam lafadz lain : “Rasulullah
melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan
kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria.” (Al-Bukhari
X/273-274).
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam
bersabda: “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak
akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka
kepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan
menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak
memiliki rasa cemburu).” ( Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati
Adz-Dzahabi).
Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas
mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria,
begitu pula sebaiknya. Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian
dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan
hukum dalam masalah pakaian saja.

TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN WANITA-WANITA KAFIR


Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-
laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai)
kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya,
dan berpakain khas mereka. Dalilnya Firman Allah Subhanahu Wa
Ta’ala surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya : “Belumkah datang
waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada
mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya
telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan
di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al-Hadid ayat 16, yang
artinya: “Janganlah mereka seperti…” merupakan larangan mutlak dari
tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus
dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat
kemaksiatan (Al-Iqtidha… hal. 43).
Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan ayat ini (IV/310):
Karena itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang orang-orang beriman
menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang.
Allah berfirman : Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu katakan (kepada Muhammad).“Raaina” tetapi katakanlah
“Unzhurna” dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan
yang pedih” (Q.S. Al-baqarah:104).
Lebih lanjut Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (I/148): Allah
melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-
ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang
Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek. Jika
mereka ingin mengatakan “Dengarlah kami” mereka mengatakan
“Raaina” sebagai plesetan kata “ruunah” (artinya ketotolan)
sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46. Allah juga telah
memberi tahukan dalam surat Al-Mujadalah ayat 22, bahwa tidak ada
seorang mu’min yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang
mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mu’min, sedangkan
tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang
dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.

BUKAN PAKAIAN SYUHRAH (UNTUK MENCARI POPULARITAS)


Berdasarkan hadits Ibnu Umar, Rasulullah shalallohu ‘alahi wa
sallam bersabda: “Barangsiapa menge nakan pakaian (libas) syuhrah di
dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada
hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (Abu Daud
II/172).
Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan
untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakain
tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan
dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah, yang
dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan
dengan tujuan riya (Asy-Syaukani: Nailul Authar II/94). Ibnul Atsir
berkata : “Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu. Maksud dari Libas
Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang
mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga
terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.” wallahu
‘alam.
(Dikutip dari: Kitab Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah fil Kitabi was Sunnah,
Asy-Syaikh Al-Albani)

BEBERAPA WANITA YANG MENDAPAT


PUJIAN ALLAH
Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam, Kaum
Hawwa, Muslimah, Perempuan, Putri, Remaja Putri, Seputar Muslimah,
Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Sejarah kaum muslim telah mencatat terdapat


beberapa nama wanita terpandang yang di antara mereka ada yang
dimuliakan Allah Ta’ala dengan surga, dan di antara mereka ada pula
yang dihinakan Allah Ta’ala dengan neraka. Pada kesempatan kali ini,
marilah kita mencoba menambah pengetahuan kita dengan mengenal
figur beberapa wanita yang dipuji oleh Allah Ta’ala. Mudah-mudahan
apa yang sedikit ini bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Seutama-
utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah
binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim.”
(HR. Ahmad)

Khadijah binti Khuwailid rodhiyallahu anha


Dia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat
sehingga mendapat tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas,
penalaran yang tinggi, dan mampu menghindari hal-hal yang tidak
terpuji sehingga kaumnya pada masa jahiliyah menyebutnya dengan
ath thahirah (wanita yang suci). Dia merupakan orang pertama yang
menyambut seruan iman yang dibawa Muhammad tanpa banyak
membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur,
dan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat semua
orang mendustakan dan mengucilkan beliau. Khadijah telah
mengorbankan seluruh hidupnya, jiwa dan hartanya untuk kepentingan
dakwah di jalan Allah. Ia rela melepaskan kedudukannya yang
terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan embargo yang
dikenakan pada keluarganya.
Pribadinya yang tenang membuatnya tidak tergesa-gesa
dalam meng-ambil keputusan mengikuti kebanyakan pendapat
penduduk negerinya yang menganggap Muhammad sebagai orang
yang telah merusak tatanan dan tradisi luhur bangsanya. Karena
keteguhan hati dan keistiqomahannya dalam beriman inilah Allah
berkenan menitip salamNya lewat Jibril untuk Khadijah dan
menyiapkan sebuah rumah baginya di surga. Tersebut dalam sebuah
hadits dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: “Jibril datang
kepada Nabi kemudian berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang
membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka jika
ia telah tiba, sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dari aku,
dan sampaikan kabar gembira untuknya dengan sebuah rumah dari
mutiara di surga, tidak ada keributan di dalamnya dan tidak pula ada
kepayahan.” (HR. Al-Bukhari).
Besarnya keimanan Khadijah rodhiyallahu anha pada risalah
nubuwah, dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati
Rasulullah sehingga beliau selalu menyebut-nyebut kebaikannya
walaupun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallahu
anha, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari
rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah
dan memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka
aku berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah
menggantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau? Maka beliau
marah sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi
Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia
telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku
dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah
mengaruniakan anak padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain.
Aisyah berkata: Maka aku berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya
selama-lamanya.”

Fatimah rodhiyallahu anha


Dia adalah belahan jiwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, putri wanita terpandang dan mantap agamanya, istri dari laki-
laki ahli surga yaitu Ali bin Abi Thalib. Dalam shahih Muslim menurut
syarah An Nawawi Nabi bersabda: “Fathimah merupakan belahan
diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti menyakitiku.”
Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya
iman bersama ayah dan suami tercinta. Dia korbankan segala apa yang
dia miliki demi membantu menegakkan agama suami. Fathimah
rodhiyallahu anha adalah wanita yang penyabar, taat beragama, baik
perangainya, cepat puas dan suka bersyukur.

Maryam binti Imran rodhiyallahu anha


Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan
dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan
masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah,
sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang
Nabi dari rahimnya tanpa bapak. Dan Allah berfirman, yang artinya:
“Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka
Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan
dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya; dan
dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (QS. At-Tahrim: 12)

Asiyah binti Muzahim rodhiyallahu anha


Beliau adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu
Fir’aun laknatullah ‘alaih. Akibat dari keimanan Asiyah kepada
kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya.
Betapapun besar kecintaan dan kepatuhannya pada suami ternyata di
hatinya masih tersedia tempat tertinggi yang ia isi dengan cinta pada
Allah dan RasulNya. Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan
dan kepedihan yang ia rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan
kemewahan hidup, budaya dan tradisi leluhur yang menyelisihi syariat
Allah ia telan begitu saja bak pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya
Asiyah meninggal dalam keadaan tersenyum dalam siksaan pengikut
Fir’aun.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata:
“Fir’aun memukulkan kedua tangan dan kakinya (Asiyah) dalam
keadaan terikat. Maka ketika mereka (Fir’aun dan pengikutnya)
meninggalkan Asiyah, malaikat menaunginya lalu ia berkata: Ya Rabb
bangunkan sebuah rumah bagiku di sisimu dalam surga. Maka Allah
perlihatkan rumah yang telah disediakan untuknya di surga sebelum
meninggal.”

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Allah membuat istri Fir’aun
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya
Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan
selamatkan aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku
dari kaum yang dhalim” (QS. At-Tahrim: 11)
(Sumber Rujukan: Ahkamun Nisa’, Ibnul Jauzi. Fathul Bari, Ibnu Hajar
Al-Atsqalani. Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri.)

Beberapa Wanita Yang Mendapat Pujian Allah


Posted Januari 16, 2007

Filed under: Akhowat, Akhwat, Annisa, Arsip Annisa, Iman, Islam, Kaum
Hawwa, Muslimah, Perempuan, Putri, Remaja Putri, Seputar Muslimah,
Tentang Wanita, Ukthi, Wanita, Wanita Islam, Wanita Muslim

MediaMuslim.Info – Sejarah kaum muslim telah mencatat terdapat


beberapa nama wanita terpandang yang di antara mereka ada yang
dimuliakan Allah Ta’ala dengan surga, dan di antara mereka ada pula
yang dihinakan Allah Ta’ala dengan neraka. Pada kesempatan kali ini,
marilah kita mencoba menambah pengetahuan kita dengan mengenal
figur beberapa wanita yang dipuji oleh Allah Ta’ala. Mudah-mudahan
apa yang sedikit ini bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Seutama-
utama wanita ahli surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah
binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim.”
(HR. Ahmad)

Khadijah binti Khuwailid rodhiyallahu anha


Dia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat
sehingga mendapat tempaan akhlak yang mulia, sifat yang tegas,
penalaran yang tinggi, dan mampu menghindari hal-hal yang tidak
terpuji sehingga kaumnya pada masa jahiliyah menyebutnya dengan
ath thahirah (wanita yang suci). Dia merupakan orang pertama yang
menyambut seruan iman yang dibawa Muhammad tanpa banyak
membantah dan berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur,
dan membela Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat semua
orang mendustakan dan mengucilkan beliau. Khadijah telah
mengorbankan seluruh hidupnya, jiwa dan hartanya untuk kepentingan
dakwah di jalan Allah. Ia rela melepaskan kedudukannya yang
terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan embargo yang
dikenakan pada keluarganya.
Pribadinya yang tenang membuatnya tidak tergesa-gesa
dalam meng-ambil keputusan mengikuti kebanyakan pendapat
penduduk negerinya yang menganggap Muhammad sebagai orang
yang telah merusak tatanan dan tradisi luhur bangsanya. Karena
keteguhan hati dan keistiqomahannya dalam beriman inilah Allah
berkenan menitip salamNya lewat Jibril untuk Khadijah dan
menyiapkan sebuah rumah baginya di surga. Tersebut dalam sebuah
hadits dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: “Jibril datang
kepada Nabi kemudian berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang
membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka jika
ia telah tiba, sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dari aku,
dan sampaikan kabar gembira untuknya dengan sebuah rumah dari
mutiara di surga, tidak ada keributan di dalamnya dan tidak pula ada
kepayahan.” (HR. Al-Bukhari).
Besarnya keimanan Khadijah rodhiyallahu anha pada risalah
nubuwah, dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati
Rasulullah sehingga beliau selalu menyebut-nyebut kebaikannya
walaupun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan dari Aisyah rodhiyallahu
anha, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari
rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah
dan memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka
aku berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah
menggantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau? Maka beliau
marah sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi
Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia
telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku
dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah
mengaruniakan anak padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain.
Aisyah berkata: Maka aku berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya
selama-lamanya.”

Fatimah rodhiyallahu anha


Dia adalah belahan jiwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, putri
wanita terpandang dan mantap agamanya, istri dari laki-laki ahli surga
yaitu Ali bin Abi Thalib. Dalam shahih Muslim menurut syarah An
Nawawi Nabi bersabda: “Fathimah merupakan belahan diriku. Siapa
yang menyakitinya, berarti menyakitiku.”
Dia rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya
iman bersama ayah dan suami tercinta. Dia korbankan segala apa yang
dia miliki demi membantu menegakkan agama suami. Fathimah
rodhiyallahu anha adalah wanita yang penyabar, taat beragama, baik
perangainya, cepat puas dan suka bersyukur.

Maryam binti Imran rodhiyallahu anha


Beliau merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan
dirinya dan taat beribadah kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan
masa remajanya untuk bermunajat mendekatkan diri pada Allah,
sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa kelahiran seorang
Nabi dari rahimnya tanpa bapak. Dan Allah berfirman, yang artinya:
“Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka
Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan
dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya; dan
dia adalah termasuk orang-orang yang taat” (QS. At-Tahrim: 12)

Asiyah binti Muzahim rodhiyallahu anha


Beliau adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu
Fir’aun laknatullah ‘alaih. Akibat dari keimanan Asiyah kepada
kerasulan Musa, ia harus rela menerima siksaan pedih dari suaminya.
Betapapun besar kecintaan dan kepatuhannya pada suami ternyata di
hatinya masih tersedia tempat tertinggi yang ia isi dengan cinta pada
Allah dan RasulNya. Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan
dan kepedihan yang ia rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan
kemewahan hidup, budaya dan tradisi leluhur yang menyelisihi syariat
Allah ia telan begitu saja bak pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya
Asiyah meninggal dalam keadaan tersenyum dalam siksaan pengikut
Fir’aun.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata:
“Fir’aun memukulkan kedua tangan dan kakinya (Asiyah) dalam
keadaan terikat. Maka ketika mereka (Fir’aun dan pengikutnya)
meninggalkan Asiyah, malaikat menaunginya lalu ia berkata: Ya Rabb
bangunkan sebuah rumah bagiku di sisimu dalam surga. Maka Allah
perlihatkan rumah yang telah disediakan untuknya di surga sebelum
meninggal.”

Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Allah membuat istri


Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia
berkata: “Ya Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam
surga dan selamatkan aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan
selamatkanlah aku dari kaum yang dhalim” (QS. At-Tahrim: 11)
(Sumber Rujukan: Ahkamun Nisa’, Ibnul Jauzi. Fathul Bari, Ibnu Hajar
Al-Atsqalani. Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri.)

Anda mungkin juga menyukai