Abstrak
PT. Hapeel Pharmindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran
produk farmasi dan obat-obatan dengan cakupan pemasaran wilayah kabupaten dan kota di
jawa timur, jawa tengah, pulau bali, kalimantan dan NTT. Hadirnya banyak pesaing baru
khususnya yang bergerak dalam bidang pemasaran produk farmasi membuat perusahaan
melakukan banyak cara untuk meningkatkan volume penjualan, diantaranya adalah dengan
merumuskan strategi pemasaran yang tepat. Hasil analisis keuangan yang dilakukan oleh
peneliti pada periode dua tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan volume penjualan,
hal ini yang kemudian dianggap penting untuk diketahui terkait dengan dimanakah posisi
perusahaan dalam persaingan usaha melalui beberapa tahapan analisis lingkungan baik
internal maupun eksternal. Hasil analisis SAP (Strategy Advantage Profile) menunjukkan
bahwa posisi persaingan PT. Hapeel Pharmindo ada pada posisi Favorable (aman), dengan
nilai tertimbang sebesar 3,63. Posisi ini berarti perusahaan memiliki kekuatan tertentu yang
tidak di miliki oleh pesaing, yang dapat dimaksimalkan sehingga menjadi keunggulan
kompetitif. Matriks ETOP (Environmental Threat and Opportunity Profile) menjelaskan
bahwa posisi perusahaan berada pada posisi usaha ideal dengan nilai tertimbang 3,94, yang
artinya PT. Hapeel Pharmindo masih memiliki peluang untuk dapat mengembangkan bisnis
secara maksimal, dikarenakan potensi bisnis masih terbuka lebar. Hal yang serupa juga
ditunjukkan dari hasil mapping menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity dan Threet). Posisi PT. Hapeel Pharmindo berada pada kuadran II, yang artinya
bahwa meskipun perusahaan menghadapi berbagai ancaman dari lingkungan eksternal,
namun masih memiliki kekuatan dari segi internal yang bisa dikembangkan dan
dimaksimalkan. Strategi yang tepat untuk digunakan oleh perusahaan adalah dengan
melakukan diversifikasi melalui inovasi dan pengembangan strategi pemasaran
Keyword : Perencanaan strategi, marketing, ETOP, SWOT, SAP.
I. Pendahuluan
344
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
usaha menjadi sangat kompetitif. Dengan demikian perlu adanya strategi pemasaran di dalam
mengantisipasi hadirnya pesaing yang berpotensi menurunkan volume penjualan dan
merugikan perusahan. Permasalahan yang dihadapi PT. Hapeel Pharmindo, adalah pada
perencanaan strategi atas penjualan produk farmasi sebagai bisnis utama perusahaan, karena
selama ini pelaksanaanya tanpa didahului dengan perencanaan yang matang dalam
perhitungannya. Penjualan hanya melanjutkan kebijakan dan tradisi lama tanpa terlebih
dahulu mengevaluasi apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan dari strategi yang telah
ditarapkan. Pertumbuhan industri yang demikian pesat, ditambah dengan lingkungan
eksternal yang cenderung berubah-ubah memaksa perusahaan untuk menganalisa strategi apa
yang paling tepat dalam meningkatkan volume penjualan. Analisis lingkungan adalah salah
satu tahapan dalam perencanaan strategis yang sangat penting perananya didalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Lingkungan Internal berkaitan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal
adalah lingkungan umum di luar internal perusahaan yang memiliki pengaruh langsung
ataupun tidak langsung pada kinerja perusahaan. Keberhasilan dalam mengkaji lingkungan
strategis yang meliputi lingkungan internal dan eksternal perusahaan dapat memberikan
informasi penting pada perusahaan terkait dengan keunggulan kompetitif perusahaan di
tengah persaingan. Metode analisis yang dipergunakan adalah analisis SAP (Strategy
Advantage Profile), analisis ETOP (Environmental Threat and Opportunity Profile), dan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threet). Analisis keuangan
dipergunakan untuk melengkapi informasi terkait dengan volume penjualan produk dan
posisi likuiditas perusahaan.
Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
pada penelitian ini adalah : 1. Apa saja faktor-faktor internal yang berpengaruh terhadap
perusahaan?, 2. Apa saja faktor-faktor faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perusahaan?, dan 3. Bagaimana menentukan strategi pemasaran berdaya saing pada PT.
Hapeel Pharmindo dengan pendekatan analisis SWOT?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasikan faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi perusahaan serta posisi perusahaan sesuai dengan kondisi
lingkungan perusahaan.
A. Perencanaan Strategi
345
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
mempersiapkan personalia, menetapkan prosedur, menyediakan sarana-sarana, menyediakan
modal, menetapkan standar-standar, menetapkan program-program manajemen dan
perencanaan operasional, memperoleh informasi untuk pengawasan, dan menggerakkan
orang-orang.
B. Analisa Lingkungan Perusahaan
Jauch dan Glueck (2008) menjelaskan bahwa Analisa intern proses dengan nama
perencanaan strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan. Peneliti dan
pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan serta faktor
keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang
penting, sistem perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara efektif dan dapat
menangani ancaman di dalam lingkungan.
Sedangkan Wahyudi (2006) mendefinisikan, menganalisa intern adalah analisa intern
perusahaan dalam rangka menilai atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari
tiap-tiap divisi antara lain divisi pemasaran, divisi keuangan, produksi atau operasi dan
sumber daya manusia. Dimana analisis yang dipergunakan dalam menganalisis lingkungan
internal adalah analisis SAP (Strategy Advantage Profile)
3. Analisis SWOT
346
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Gambar 1
SWOT Analysis Matrik
Numerous Enviroment
Opportunities
Sumber : John. A Pearce II and Richard B. Robinson, Jr. Strategy formulation and
implementation, Third Edition, Illinois, 2008
347
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
4. Analisa Keuangan
a) Ratio Likuiditas
Ratio likuiditas yaitu digunakan sebagai petunjuk kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek.
b) Ratio Keuntungan
Menunjukkan kemampuan laba seberapa efektif dalam menggunakannya dan merupakan
hasil bersih dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan yang dipilih oleh manajemen
c) Ration Leverage
Ratio leverage merupakan ukuran prosentase jumlah dana yang disediakan oleh hutang
dibagi dengan jumlah aktiva / harta.
348
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Dari EOE dan ETE, perusahaan dapat mengetahui posisinya dalam persaingan dengan
menggunakan matriks ETOP
c) Analisa SWOT
349
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
d) Analisis Keuangan
1) Ratio Likuiditas :
Aktiva Lancar
= x 100%
Hutang Lancar
Yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan
aktiva lancar.
Kas + Efek
ℎ = x 100%
Hutang Lancar
Yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dilunasi dengan
kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera diuangkan.
& ' () * + +
Aktiva Lancar − Hutang Lancar
= x 100%
Jumlah Aktiva
Yaitu ratio untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja.
2) Ratio Keuntungan
Yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham
Laba Bersih
1 2 3 <= > = x 100%
Modal Sendiri
350
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
3) Ratio Laverage
Total Hutang
B +C D <= >= x 100%
Modal Sendiri
Total Hutang
B +C D + = x 100%
Total Aktiva
PT. Hapeel Pharmindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
pemasaran di bidang farmasi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2007 dan terus
berkembang dengan semakin luasnya daerah pemasaran sampai ke luar pulau jawa. Nomor
surat ijin yang dimiliki perusahaan adalah PBFHK.07.01/V/195/14. PT. Hapeel Pharmindo
mengalami kemajuan yang pesat, sehingga menuntut keadaan pabrik yang luas dan lebih
besar. Badan hukum perusahaan PT. Hapeel Pharmindo adalah berbentuk perusahaan
perseorangan, dimana pemilik perusahaan sekaligus sebagai pimpinan perusahaan.
Dengan adanya peningkatan kapasitas produksi maka PT. Hapeel Pharmindo
melakukan berbagai perkembangan, diantaranya dengan melakukan ekspansi pasar dengan
menambah berbagai fasilitas yang memadai untuk memberikan nilai tambah perusahaan.
A. Analisis SAP
351
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Tabel 1. Analisis SAP
Hasil Tabulasi data Responden
PT. Hapeel Pharmindo
Faktor Lingkungan Internal
No Bobot Rating Score
Pemasaran
1 Jenis dan variasi produk 0.12 4.33 0.52
2 Kualitas Produk 0.15 4.33 0.65
3 Harga 0.14 4.33 0.61
4 Tenaga Penjual 0.13 3.67 0.48
5 Proses distribusi 0.11 3.00 0.33
6 Tempat/lokasi 0.11 3.67 0.40
7 Pangsa pasar 0.12 2.33 0.28
8 Teknologi 0.12 3.00 0.36
Jumlah 1,00 3,63
Sumber : data primer yang diolah
Hasil perhitungan pada Tabel. 1 diperoleh nilai tertimbang (bobot x nilai) sebesar
3,63. Nilai tersebut berarti bahwa PT. Hapeel Pharmindo memiliki keunggulan yang cukup
baik, keunggulan utama yang dimiliki oleh perusahaan dilihat dari angka bobot dan rating
yang diperoleh adalah pada sisi kualitas produk dan harga. Sedangkan untuk faktor internal
lain seperti proses distribusi dan penggunaan teknologi dinilai masih kurang, terlebih lagi
pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan dinilai masih kecil dibandingkan dengan potensi
pertumbuhan yang ada.
Posisi persaingan PT. Hapeel Pharmindo ada pada posisi Favorable (aman). Posisi ini
berarti perusahaan memiliki kekuatan tertentu yang tidak di miliki oleh pesaing, yang dapat
dimaksimalkan sehingga menjadi keunggulan kompetitif. Dengan keunggulan yang dimilki
perusahaan dapat menggunakan strategi tertentu agar bisa kuat berada dalam persaingan dan
meningkatkan kinerja penjualan.
B. Analisis ETOP
Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Industri Menggunakan Analisis
ETOP (Environmental Threat & Opportunity Profile). Identifikasi faktor-faktor peluang dan
ancaman perusahaan didasarkan pada hasil analisis lingkungan eksternal yang dilakukan
terhadap perusahaan. Berdasarkan analisis tersebut, didapatkan beberapa faktor strategi
eksternal perusahaan yang merupakan peluang dan ancaman perusahaan.
352
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
1) Analisis Peluang
Hasil perhitungan pembobotan dan penilaian lingkungan eksternal yang merupakan
peluang dapat diringkas seperti pada Tabel 2.
Tabel 2.
Analisis ETOP PT. Hapeel Pharmindo
Elemen Peluang
No Bobot Rating Score
Menggunakan Analisis EOE
1 Potensi pasar produk farmasi 0.18 4.67 0.84
2 Hubungan dengan pemasok 0.15 4.33 0.65
3 Ketersediaan produk 0.14 4.00 0.56
4 Permintaan pasar 0.16 4.33 0.69
5 Perkembangan teknologi informasi 0.11 3.33 0.37
6 Loyal consumer 0.14 3.67 0.51
7 Regulasi pemerintah 0.12 2.67 0.32
Jumlah 1,00 3.94
Sumber : data primer yang diolah
Hasil analisis identifikasi peluang pada Tabel 2, menunjukkan bahwa PT. Hapeel
Pharmindo mempunyai peluang yang sangat besar untuk dapat tumbuh dan berkembang
ditengah persaingan pemasaran produk farmasi. Potensi terbesar dapat dilihat dari besarnya
permintaan pasar atas produk yang ditunjukkan dengan nilai score 0,69 dan potensi
pertumbuhan pangsa pasar yang masih terbuka lebar dengan nilai score peluang tertinggi
yaitu 0,84. Terlebih lagi perusahaan memiliki hubungan yang sangat baik dengan pemasok
dan juga memiliki pembeli atau konsumen yang loyal terhadap produk yang dimiliki. Dari
hasil perhitungan diperoleh hasil nilai tertimbang (bobot x nilai) diperoleh angka 3,94 yang
berarti perusahaan atau PT. Hapeel Pharmindo memiliki peluang bisnis yang cukup tinggi.
2) Analisis Ancaman
Tabel 3.
Analisis ETOP PT. Hapeel Pharmindo
Elemen Ancaman
No Bobot Rating Score
Analisis ETE
1 Masuknya pesaing baru 0.22 3.00 0.66
2 Kondisi perekonomian yang tidak menentu 0.15 2.33 0.35
3 Persaingan harga 0.19 3.33 0.63
4 Banyak produk farmasi baru 0.17 2.33 0.40
5 Perubahan selera konsumen 0.15 2.67 0.40
6 Biaya transportasi pengiriman
Jumlah 1,00 2.72
Sumber : data primer yang diolah
353
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Hasil analisis identifikasi elemen ancaman pada Tabel 3, menunjukkan bahwa
terdapat tantangan yang sangat besar bagi PT. Hapeel Pharmindo khususnya datang dari para
pendatang baru atau pesaing di bidang pemasaran produk farmasi. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai score tertinggi yaitu 0,66 dan diikuti oleh ancaman yang datang dari persaingan
harga sebagai konsekuensi ligis dari adanya persaingan. Ancaman lain juga datang dari
banyaknya produk farmasi baru dan perubahan selera konsumen. Dari hasil perhitungan
diperoleh hasil nilai tertimbang (bobot x nilai) diperoleh angka 2,72 yang berarti perusahaan
atau PT. Hapeel Pharmindo harus memiliki langkah-langkah dan strategi dalam menghadapi
persaingan sehingga nilai ancaman dapat ditekan.
Maktriks ETOP (Environmental Threat and Opportunity Profile)
Dari penilaian elemen ancaman dan peluang yang telah di analisis pada analisis ETOP
di atas. perusahaan dapat mengetahui posisinya dalam persaingan dengan menggunakan
matriks ETOP yang dapat dilihat seperti digambarkan oleh pada Gambar 1 berikut.
Gambar 2.
Matriks ETOP PT. Hapeel Pharmindo
Matriks ETOP menjelaskan bahwa posisi perusahaan PT. Hapeel Pharmindo berada
pada posisi usaha ideal. Posisi ini berarti usaha yang memiliki peluang untuk sukses yang
sangat tinggi dengan resiko yang harus dihadapi cukup tinggi sebanding dengan sukses yang
dicapai. Perusahaan akan berhasil mengembangkan usahanya apabila perusahaan mampu
memanfaatkan peluang sebaik-baiknya, sementara itu perusahaan juga harus mempersiapkan
langkah atau strategi mengatasi ancaman yang ada khususnya yang datang dari kompetitor.
Posisi ini menjelaskan pula pentingnya sebuah kebijakan strategi yang tepat dan terencana
untuk mencapai keberhasilan.
C. Analisis SWOT
Hasil analisis SAP dan ETOP menjelaskan posisi PT. Hapeel Pharmindo dalam
matriks analisis SWOT berada pada posisi I atau Investasi. Posisi Investasi dilihat bila
perusahaan mempunyai keunggulan strategi yang dinyatakan dalam keunggulan yang positif.
Sementara usaha yang dimasuki mempunyai peluang yang besar dan potensial, maka pilihan
strategi yang baik yang bisa dilaksanakan oleh perusahaan adalah melakukan investasi yaitu
354
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
dengan menanamkan sejumlah modal untuk kepentingan pengembangan usaha, serta
melakukan upaya-upaya peningkatan kinerja penjualan perusahaan.
Matriks SWOT menjelaskan bahwa posisi PT. Hapeel Pharmindo berada pada posisi
usaha yang ideal untuk melakukan investasi. Posisi ini berarti usaha masih berada pada posisi
aman dan berpotensi untuk tumbuh dan menjadi besar, dengan ditunjang oleh perencanaan
strategi pemasaran yang tepat.
Berdasarkan hasil mapping menggunakan analisis SWOT posisi PT. Hapeel
Pharmindo berada pada kuadran II, yang artinya bahwa perusahaan menghadapi berbagai
ancaman dari lingkungan eksternal, salah satunya adalah dengan masuknya pendatang baru
dalam persaingan, meski demikian perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi, yaitu membuat beberapa terobosan kreatif
yang mempu meningkatkan kinerja penjualan produk.
355
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Gambar 3.
Posisi Kuadran analisis SWOT
PT. Hapeel Parmindho
Banyak
Peluang
lingkungan
Kelemahan Kekuatan
Internal yang Internal yang
Kritis Penting
Kuadran II
Diversification strategy
Ancaman
Lingkungan
Yang besar
Sumber data : Diolah Penulis
D. Analisa Keuangan
1) Rasio Likuiditas
Aktiva Lancar
E F = x 100%
Hutang Lancar
8.060.803.610
Tahun 2013 = x 100%
6.061.790.628
= 133%
9.208.749.168
Tahun 2014 = x 100%
6.520.931.956
= 141%
356
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
8.060.803.610 − 1.753.673.120
Tahun 2013 = x 100%
6.061.790.628
= 104,0%
9.208.749.168 − 3.047.275.539
Tahun 2014 = x 100%
6.520.931.956
= 94,5%
Kas + Efek
E)F ℎ = x 100%
Hutang Lancar
86.701.060
Tahun 2013 = x 100%
6.061.790.628
= 1,43%
53.051.121
Tahun 2014 = x 100%
6.520.931.956
= 0,86%
EQF& ' ( * + BS B + P
Aktiva Lancar − Hutang Lancar
= x 100%
Jumlah Aktiva
8.060.803.610 − 6.061.790.628
Tahun 2013 = x 100%
13.425.831.953
= 14,9%
9.208.749.168 − 6.520.931.956
Tahun 2014 = x 100%
14.381.455.867
= 18,7%
2) Rasio Keuntungan
Untuk mengatur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari
keuntungan yang diperoleh dari penghasilan yang diterima.
501.401.420
Tahun 2013 = x 100%
24.823.400.070
= 2,02%
580.422.041
Tahun 2014 = x 100%
33.427.162.690
= 1,72%
357
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
816.674.344
Tahun 2014 = x 100%
14.381.455.867
= 5,68%
816.674.244
Tahun 2014 = x 100%
7.905.323.628
= 10,33%
Laba Bersih
EQF1 2 3 S <= > = x 100%
Modal Sendiri
501.400.812
Tahun 2013 = x 100%
7.364.041.325
= 6,82%
580.422.041
Tahun 2014 = x 100%
7.905.323.628
= 7,34%
3) Rasio Leverage
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif dalam menggunakan
sumberdaya yang dimiliki
Total Hitung
E FB + C D B <= > = x 100%
Modal Sendiri
6.061.790.628
Tahun 2013 = x 100%
7.364.041.325
= 82,32%
6.520.931.956
Tahun 2014 = x 100%
7.905.523.628
= 82,40%
Total Hitung
EDFB +C D B B +P = x 100%
Total Aktiva
358
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
6.061.796.628
Tahun 2013 = x 100%
13.425.831.958
= 45,15%
6.520.931.956
Tahun 2014 = x 100%
14.381.455.867
= 45,34%
Berdasarkan pada perhitungan dalam rasio finansial di atas maka hasil analisa tersebut
dapat dirangkum sebagai berikut :
1) Ratio Likuiditas
359
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
2) Ratio Profitabilitas
3) Ratio Laverage
Analisa ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh
hutang. Dari hasil total debt to equity dikatakan relatif baik. Hal ini seperti yang ditunjukkan
dari tingkat ratio yang cenderung mengalami penurunan pada tahun 2013 tingkat total debt to
equity sebesar 82,32%. Kemudian tahun 2014 naik menjadi 82,49%. Demikian halnya tingkat
total debt to total assets tahun 2013 sebesar 45,15%, kemudian naik menjadi 45,34% tahun
2014. Berdasarkan kondisi tingkat likuiditas, profitabilitas, dan laverage yang dicapai
dikatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan hingga tahun yang terakhir (2014) secara
umum dalam kondisi yang semakin baik, kecuali dalam hal kemampuan untuk menghasilkan
laba hal ini dikarenakan belum stabilnya kondisi perekonomian nasional yang dialami oleh
bangsa Indonesia. Secara langsun maupun tidak langsung jelas berpengaruh bagi dunia usaha.
Namun demikian meskipun tingkat profitabilitas mengalami penurunan, ternyata dalam
kondisi tersebut di atas perusahaan masih mampu menghasilkan laba walaupun sedikit
sehingga kondisi perusahaan masih dianggap lebih baik dibandingkan mengalami kerugian.
V. Kesimpulan
1. Hasil identifikasi faktor internal melalui analisis SAP diperoleh nilai tertimbang sebesar
3,63. Nilai tersebut berarti bahwa PT. Hapeel Pharmindo memiliki keunggulan yang
cukup baik, keunggulan utama yang dimiliki oleh perusahaan dilihat dari angka bobot dan
rating yang diperoleh adalah pada kualitas produk dan harga.
2. Hasil penentuan kelompok posisi persaingan melalui analisis SAP menunjukkan bahwa
Posisi persaingan PT. Hapeel Pharmindo ada pada posisi Favorable (aman). Posisi ini
berarti perusahaan memiliki kekuatan tertentu yang tidak di miliki oleh pesaing, yang
dapat dimaksimalkan sehingga menjadi keunggulan kompetitif.
3. Hasil identifikasi peluang melalui analisis EOE menunjukkan bahwa PT. Hapeel
Pharmindo mempunyai peluang yang sangat besar untuk dapat tumbuh dan berkembang
ditengah persaingan pemasaran produk farmasi. Potensi terbesar dapat dilihat dari
besarnya permintaan pasar atas produk yang ditunjukkan dengan nilai score 0,69 dan
potensi pertumbuhan pangsa pasar yang masih terbuka lebar dengan nilai score peluang
tertinggi yaitu 0,84. Terlebih lagi perusahaan memiliki hubungan yang sangat baik
dengan pemasok dan juga memiliki pembeli atau konsumen yang loyal terhadap produk
yang dimiliki. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil nilai tertimbang (bobot x nilai)
360
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
diperoleh angka 3,94 yang berarti perusahaan atau PT. Hapeel Pharmindo memiliki
peluang bisnis yang cukup tinggi.
4. Hasil identifikasi ancaman melalui analisis ETE menunjukkan bahwa terdapat tantangan
yang sangat besar bagi PT. Hapeel Pharmindo khususnya datang dari para pendatang
baru atau pesaing di bidang pemasaran produk farmasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
score tertinggi yaitu 0,66 dan diikuti oleh ancaman yang datang dari persaingan harga
sebagai konsekuensi ligis dari adanya persaingan. Ancaman lain juga datang dari
banyaknya produk farmasi baru dan perubahan selera konsumen. Dari hasil perhitungan
diperoleh hasil nilai tertimbang 2,72 yang berarti perusahaan atau PT. Hapeel Pharmindo
harus memiliki langkah-langkah dan strategi dalam menghadapi persaingan sehingga nilai
ancaman dapat ditekan
5. Matriks ETOP menjelaskan bahwa posisi perusahaan PT. Hapeel Pharmindo berada pada
posisi usaha ideal. Posisi ini berarti perusahaan memiliki peluang untuk sukses yang
sangat tinggi dengan memaksimalkan potensi yang ada, terlebih lagi potensi pertumbuhan
pasar masih sangat besar.
6. Matriks SWOT menjelaskan bahwa posisi PT. Hapeel Pharmindo berada pada posisi
usaha yang ideal untuk melakukan investasi. Posisi ini berarti usaha masih berada pada
posisi aman dan berpotensi untuk tumbuh dan menjadi besar, dengan ditunjang oleh
perencanaan strategi pemasaran yang tepat.
7. Berdasarkan hasil mapping menggunakan analisis SWOT posisi PT. Hapeel Pharmindo
berada pada kuadran II, yang artinya bahwa perusahaan menghadapi berbagai ancaman
dari lingkungan eksternal, salah satunya adalah dengan masuknya pendatang baru dalam
persaingan, meski demikian perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi, yaitu membuat beberapa
terobosan kreatif yang mempu meningkatkan kinerja penjualan produk.
VI. Saran
3. Perusahaan hendaknya menjaga kepuasan konsumen atas produk yang dipasarkan, dan
memberikan beberapa layanan atau fasilitas tambahan sehingga mereka menjadi loyal dan
tidak berpindah ke distributor lain.
361
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
VII. Daftar Pustaka
Akdon H, Wahyudi, 2006. Manajemen Konflik dan Organisasi. Bandung: Alfabeta, Anggota
Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
Drucker, Peter.F, 2002. Manajemen: Tugas, Tanggung jawab dan Praktek, Terjemahan,
Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
George Steiber dan John B. Meiner, 2008, Kebijaksanaan Manajemen dan Strategi,
Terjemahan: T. Hani Handoko, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Glueck F. William dan Jauch R. Lawrence, 2007, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan Kelima, Erlangga, Jakarta.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Andi. Yogyakarta.
James A.F. Steiner, 2006, Manajemen, Terjemahan oleh Gunawan Hutahuruk, Jilid I,
Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, 2007, Manajemen Strategi, Jilid Satu,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Sebastian, Desmidt & Aime Heene., 2010. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik,
dialihbahasakan oleh Faisal Afiff. Bandung: PT Refika Aditama.
Sondang P. Siagin, 2008, Manajemen Strategi, Cetakan Kedua, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
362
Syaifuddin Fahmi Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia
Vol. 2, Nomor 3, Juni 2015
Sunarto, 2004, Manajemen Strategi Suatu Pengantar, Harvanindo, Jakarta.
Supriyono, 2006, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
Weston J. Fred dan Thomas E. Copeland, 2005, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan,
Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
363