Anda di halaman 1dari 6

5 Rings Of Creature: The Three Princesses

Sinopsis

Seorang manusia kambing atau kita sebut saja satyr yang setia terhadap rajanya. Dia
ditugaskan untuk mencari lima cincin makhluk untuk tujuan yang besar untuk kerajaan yang
dipimpin oleh raja tersebut. Cincin pertama yang akan dicari adalah Cincin Jiwa. Cincin ini
berada di dekat Kerajaan Poloepol. Di sana dia bertemu tiga putri yang memiliki peran besar
di situ. Apa yang akan terjadai terhadap satyr dan tiga putri tersebut? Apakah mereka akan
berseteru? Apakah mereka akan bekerja sama?
Prologue
“Apakah aku pendosa?” Kata sang raja.
“Ya.” Balas seseorang dengan penampilan manusia, tetapi dia bertanduk dan memiliki
rambut serta kakinya seperti kambing. Dia berasal dari bangsa manusia setengah kambing
yang tidak memiliki warna. Mereka dikenal dengan bangsa satyr
“Bisakah aku menebus dosa-dosaku?” Lanjut tanya sang raja ini dengan suara penuh
pneyesalan.
“Ya.” Jawab satyr ini.
Sang raja berjalan mendekat ke arah satyr dengan tubuhnya yang tidak seimbang
kemudian memegang bahu si satyr, “Beritahu aku bagaimana caranya?”
“Apakah yang mulia pernah mendengar Cincin Makhluk?” Tanya si satyr sambil
melepaskan pegangan kedua tangan sang raja.
“Aku sepertinya pernah mendengar itu. Itu…, itu adalah cincin yang dinamai
berdasarkan lima esensi kehidupan makhluk hidup bukan?”
“Yang mulia benar. Cincin tersebut ada lima. Cincin Jiwa, Cincin Tulang, Cincin
Daging, Cincin Kulit, dan Cincin Nafas. Apakah yang mulia tahu kegunaan cincin ini?”
Tanya si satyr sambil membuka sebuah buku berwarna hitam.
“Aku tidak tahu.”
“Aku tidak pernah menggunakannya, tetapi aku tahu cincin-cincin ini bisa
membangun kembali kerajaan yang mulia.”
“Apakah benar begitu? Apa kau tahu lokasinya? Aku akan mencarinya.” Jawab sang
raja dengan suara terburu-buru sambil berjalan ke arah mejanya sambil sempoyongan.
“Tenang dulu, cincin-cincin ini tersebar dan buku yang aku pegang ini tahu lokasinya.
Aku saja yang mencarinya, yang mulia urus saja urusan kerajaan. Jangan biarkan mereka
tahu dosa-dosamu.” Jawab si satyr sambil menutup buku tersebut.
“Ini adalah dosaku dan aku harus tanggung jawab.”
“Aku tahu, tetapi urusan kerajaan juga tanggung jawabmu. Biarkan tugas mencari
cincin ini aku saja yang mencarinya. Tutupi semua dosa-dosa yang mulia supaya tidak ada
yang tahu.”
“Baiklah Garlo, semoga pencarian ini berjalan dengan lancar.” Jawab sang raja yang
sudah mulai tenang.
“Tenang saja, hanya aku yang bisa kau andalkan.” Kata si satyr sambil keluar
ruangan.
1
Bayonet, Kerudung Merah, dan Serigala
Satyr ini bernama Garlomada. Sebelum itu, bangsa satyr adalah bangsa yang tidak
mengenal warna karena tempat mereka tinggal tidak memiliki warna. Karena itulah semua
tubuh satyr berwarna hitam dan putih. Sesuatu yang berwarna dari Garlomada adalah lima
cincin musim yang ada di kelima jari tangan kanannya. Urutannya dari kelingking hingga
jempol ada Cincin Musim Semi yang berwarna hijau, Cincin Musim Panas yang berwarna
oranye, Cincin Musim Gugur yang berwarna merah, Cincin Musim Dingin Biru, dan terakhir
Cincin Musim Hujan berwarna abu-abu. Kelima cincin ini memiliki fungsinya masing-
masing. Tidak akan aku jelaskan sekarang.
Tujuan Garlomada adalah Kerajaan Poloepol. Menurut buku yang dia bawa Cincin
Jiwa berada di dekat kerajaan tersebut. Kerajaan ini terkenal dengan tiga putri yang menjaga
kerajaan tersebut. Meskipun terkenal dengan tiga putri yang menjaga kerajaan tersebut, tetapi
tidak ada yang tahu siapa mereka. Beberapa ada yang menyebutnya tiga putri misterius.
Banyak rumor yang beredar bahwa tiga putri tersebut tidak ada, mereka hanya dongeng,
tetapi ada juga yang percaya bahwa tiga putri ini semacam dewa atau dewi. Masih banyak
lagi, tetapi Garlomada tidak mempercayai semuanya sebelum dia melihat langsung. Dia
menggunakan kereta kuda yang dia sewa dari kerajaan lain untuk ke kerajaan ini.
Entah sudah berapa hari Garlomada diperjalanan, akhirnya dia melihat sebuah tembok
yang besar berwarna putih. Di depannya ada tiga spanduk besar berwarna merah, biru muda,
dan biru tua. Apakah itu menandakan keberadaan tiga putri yang terkenal itu? Akhirnya
kereta kuda ini sampai di depan gerbang besar yang dijaga oleh dua penjaga dengan baju
zirah membawa tombak yang panjang.
“Bisa tunjukan identitas kalian?” Tanya salah satu penjaga ke pengendara kereta kuda
tersebut.
“Baiklah.” Kada si pengendara sambil mengeluarkan sebuah kartu.
“Lalu untuk yang di dalam.” Kata penjaga tadi sambil memberikan kembali kartunya
ke pengendara.
Teman si penjaga menghampiri jendela kereta kuda tersebut. Garlomada lalu
memberikan kartu identitasnya.
“Kerajaan darimana ini?” Tanya sang penjaga kedua.
“Kerajaan kecil yang ada di daerah selatan. Kau tidak akan tahu jika tidak ke sana.”
Jawab Garlomada sambil menunjuk ke arah selatan dengan jempolnya.
“Bukan aku tidak percaya, kartu ini terlihat asli, tetapi aku baru mendengarnya.
Silahkan masuk.”
“BUKA GERBANGNYA!” Teriak penjaga yang pertama ke arah atas tembok yang
tinggi ini. Gerbang kemudian terbuka, “Silahkan menikmati kerajaan. Oh ya, jika kau melihat
serigala coklat besar membawa tas. Tolong jangan takut. Selamat tinggal.”
Mereka berdua akhirnya masuk.
“Sangat spesifik sekali masukan dari penjaga tadi.” Kata si pengendara kepada
Garlomada.
“Mungkin banyak penjinak hewan liar di sini, termasuk serigala.” Balas Garlomada
sambil fokus melihat apa yang ada di jendela kiri.
“Oh ya, kau boleh turun di sini, aku akan mencari tempat untuk menaruh kereta ini.
Tenang saja, biayamu sudah dibayar. Selamat menikmati kerajaan yang indah ini.” Kata si
penunggang kuda.
Garlomada turun melalui pintu sebelah kanan dimana tempat dia duduk. Setelah turun
dia melihat suasana kerajaan yang ramai dan damai. Banyak anak-anak main di jalanan
dengan diiringi tawa, banyak penjual yang sedang bertransaksi dengan pembeli, dan
terdengar suara dentuman besi dari toko ahli besi. Inikah sebuah kerajaan yang
sesungguhnya? Aku yakin pertanyaan ini ada di dalam hati Garlomada. Tiba-tiba terdengar
suara terompet yang sangat keras. Garlomada yang penasaran mencoba menanyakan pada
ahli besi yang ada di dekat dia berdiri.
“Boleh aku tanya suara terompet apa itu?” Tanya Garlomada dengan nada penasaran.
“Kau sepertinya baru pertama kali di sini. Itu adalah suara keberhasilan terhadap
perburuan yang berbahaya. Kau lihat saja itu.” Kata ahli besi ini sambil menunjuk ke gerbang
dimana Garlomada masuk. Dia melihat ada siluet besar dari gerbang tersebut. Lama-
kelamaan siluet tersebut semakin jelas bahwa itu adalah Serpecakan. Serpecakan adalah ular
besar dengan bagian kepala menyerupai ayam. Makhluk ini memiliki suara yang bisa
membuat orang tuli dan nafas racun berapi. Tidak mungkin ada yang tidak tuli setelah
memburu makhluk ini. Setelah beberapa lama terlihat siluet lagi, tetapi ukurannya seperti
manusia. Siluet tersebut duduk di atas makhluk ini. Siluet tersebut kemudian terlihat jelas
menunjukan bahwa itu adalah seseorang dengan baju zirah berwarna hitam dengan kerudung
merah sambil membawa bayonet. Tak lama kemudian muncul serigala membawa tas dari
samping kereta kayu yang membawa monster ini.
“HIDUP SANG PUTRI KETIGA! DENGAN INI KITA MEMILIKI PASOKAN
HINGGA MUSIM DINGIN!” Teriak salah satu warga yang entah darimana memuji sang
putri.
“Putri ketiga?” Tanya Garlomada.
“Benar, dia adalah putri ketiga. Tidak ada yang tahu wajahnya, tetapi kita langsung
mengenali sang putri dari kerudung merah dan serigala yang selalu menemani dia.”
Jadi itu maksud jangan takut jika ada serigala besar. Bagaimana bisa seseorang
mengalahkan monster ini hanya dengan bayonet dan serigala. Apa yang ada di dalam tas
besar itu?
“Jika itu putri ketiga, dimana kedua putri lainnya?” Tanya Garlomada sambil
berteriak karena ramai sekali ditempat dia berada.
“Mereka punya tugas masing-masing. Putri ketiga khusus dalam perburuan dan
mengelola ternak.”
“Bagaimana dengan yang lainnya?” Tanya Garlomada sambil melihat ahli besi ini
diam menatap ke arah Garlomada, “Mengapa kau diam saja.”
“Selamat siang yang mulia.” Tiba-tiba ahli besi ini berdiri dan menbungkukan
badannya.
Garlomada menoleh ke arah kiri. Dia melihat kain merah menutupi pandangan dia.
“Apakah permintaanku sudah ada?” Teriak sang puteri dengan suara yang halus
sedikit serak.
“Tentu saja, aku akan mengambilnya sebentar. Satyr, pertanyaanmu akan aku jawab
nanti. Selamat tinggal.” Teriak si ahli besi.
“Kudengar kau sedang menanyakan sesuatu mengenai kedua saudariku.” Kata sang
puteri dengan nada suara yang berubah seperti mengamcam.
“Tenang saja, aku hanya penasaran.” Jawab Garlomada dengan tenang.
“Ya, aku percaya. Tidak ada yang berani ke sini karena jalan menuju kerajaan ini
sangat berbahaya. Sepertinya pengendara dari kerajaanmu tahu kondisi apa yang harus
terpenuhi untuk ke sini dengan selamat.” Jawab sang puteri dengan nada riang. Garlomada
yakin dia tersnyum.
“jadi, apakah ini ahli besi langganan yang mulia?” Tanya Garlomada sambil
menunjuk tempat ahli besi tersebut.
“Tolong jangan panggil aku yang mulia. Aku tahu kau bukan orang dari sini. Santai
saja, sangat jarang orang luar ke kerajaan ini, jadi kami sangat menghormati orang luar.”
Kata dia sambil mengelus-elus serigala yang menghampiri dia, “Jadi apa tujuanmu ke
kerajaan ini? Berlibur>”
“Tidak, aku…,” Ada sedikit keraguan dalam diri Garlomada. Apakah puteri ini bisa
dipercaya? Apakah dia tahu tentang cincin makhluk?
“Tujuan pribadi. Ya aku mengerti. Sulit untuk percaya orang lain. Tenang saja aku
tidak akan menggali lebih dalam, tetapi jika perlu bantuan kau bisa hubungi aku.” Kata dia
sambil memberi sebuah lencana berwarna merah bergambar serigala.
Garlomada sedikit tenang dan menuruni tingkat kewaspadaannya, “apa ini?”
“Tunjukan itu ke pemilik penginapan dimanapun selama itu ada di kerajaan ini. Nanti
aku akan mendatangimu.”
Tiba-tiba ahli besi datang memberi sesuatu yang ditutupi oleh kain dari kulit, “ini
yang mulia.”
“Waaah, terlihat meyakinkan. Terimakasih Beiro. Sampai jumpa Beiro dan satyr
monokrom.”
“Dia ramah bukan?” Tanya sang ahli besi.
“Kelewat ramah. Oh ya, kau tahu penginapan terdekat?” Tanya Garlomada.
Dia menunjuk ke arah kanan, “Lurus saja hingga ketemu bangunan dengan gambar
kursi yang menggantung.”
“Baiklah, terimakasih.”
“Sebelum kau pergi, nanti malam ada perayaan perburuan di sini. Akan ada banyak
yang berjualan dengan harga murah. Siapa tahu kau perlu sesuatu.”
“Oh baiklah, terimakasih sudah memberitahu.” Ucap terimakasih Garlomada sambil
melambaikan tangan.

Anda mungkin juga menyukai