Anda di halaman 1dari 42

PENDAHULUAN

Dalam ilmu hukum, istilah cyberspace dering disebut


telematika. Jadi, hukum yang dikembangkan dinamakan
hukum telematika. Digunakannnya istilah telematika karena
lebih menunjukkan suatu sistem elektrobik yang lahir dari
hasil perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, medi
adan informatika, sementara cyberspace lebih
menunjukkan halusinasi alam virtualnya saja.
Telematika melihat bahwa konvergensi telekomunikasi,
media dan informatika sebagai suatu perkembangan dalam
teknologi perlu emndapat pengaturan%pengaturan. Berguna
untuk penegendalian sosial di masyarakat,
mengharminiskan interaksi antara sesama anggota
masyarakt dan mencapai tujuan tertentu.
Pengertian Telematika
Kata telematika berasal dari istilah dalam bahasa Perancis
TELEMATIQUE yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan
komunikasi dengan teknologi informasi. Istilah telematika merujuk pada
hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari
perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan
informatika.

Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan


teknologi perangkat%perangkat pengolah informasi. Para praktisi
menyatakan bahwa TELEMATICS adalah singkatan dari
TELECOMMUNICATION and INFORMATICS sebagai wujud dari
perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics
juga dikenal sebagai {the new hybrid technology} yang lahir karena
perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu
perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi
semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi. Semula
Media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi
teknologi informasi dan komunikasi pada saat itu.
Pengaturan
Undang%undang Transaksi dan Informasi Elektronik (UU No. 11
Tahun 2008 yang disebut sebagai UU ITE).
Dengan UU ITE diharapkan seluruh persoalan terkini berkaitan
dengan aktitivitas di dunia maya dapat diselesaikan dalam hal
terjadi persengketaan dan pelanggaran yang menimbulkan
kerugian dan bahkan korban atas aktivitas di dunia maya. Oleh
karena itu UU ITE ini merupakan bentuk perlindungan kepada
seluruh masyarakat dalam rangka menjamin kepastian hukum,
dimana sebelumnya hal ini menjadi kerisauan semua pihak,
khususnya berkenaan dengan munculnya berbagai kegiatan
berbasis elektronik.
Dengan diundangkannya UU ITE, bukan berarti seluruh
permasalahan yang terjadi di bidang telematika sudah selesai,
masih banyak persoalan yang harus juga diantisipasi, terutama
atas hasil konvergensi yang pastinya menimbulkan berbagai
bentuk layanan virtual baru dan berbagai persoalan teknis yang
pastinya terus berkembang.
Dasar Hukum Telematika
1. UU No. 11/2008 tentang ITE
2. UU No. 40/1999 tentangf Pers
3. UU No. 36/1999 tentang Telekomunikasi
4. PP 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik.
Ketentuan Umum UU ITE
1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan,suara, gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram,
teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol,
atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh
orang yang mampu memahaminya.
2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya.
3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,
diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
Ketentuan Umum Lanj...
1. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik
2. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem
Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau
masyarakat.
3. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem
Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.
4. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang
dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi
Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
5. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan
status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang
dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
6. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang
berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan
mengaudit Sertifikat Elektronik.
Ketentuan Umum Lanj...
1. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang
dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh
Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan
sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.
2. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas
Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait
dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat
verifikasi dan autentikasi.
3. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau
terkait dengan Tanda Tangan Elektronik.
4. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik,
optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan
penyimpanan.
5. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem
Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
6. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau
kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat
mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.
Ketentuan Umum Lanj...
1. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui
Sistem Elektronik.
2. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
3. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.
4. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara,
Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan
dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau
susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi
tertentu dalam internet.
5. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia,
warga negara asing, maupun badan hukum.
6. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan
persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum.
7. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh
Presiden.
Informasi, Dokumen, dan Tanda Tangan
Elektronik
(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah
apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Undang%Undang ini.
(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
untuk:
a. surat yang menurut Undang%Undang harus dibuat dalam bentuk
tertulis; dan
b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang% Undang harus
dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta.
Kewajiban Pelaku Usaha
1. Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap
dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen,
dan produk yang ditawarkan.
2. Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi
Elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi
Keandalan.
3. Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi
Keandalan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Transaksi Elektronik
1. Penyelenggaraan Transaksi Elektronik dapat dilakukan
dalam lingkup publik ataupun privat.
2. Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib beriktikad
baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
selama transaksi berlangsung.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
Transaksi Elektronik diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Transaksi Elektronik Lanj...
(1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.
(2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang
berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
(3) Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi
Elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada
asas Hukum Perdata Internasional.
(4) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum
pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa
alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang
mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang
dibuatnya.
(5) Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), penetapan kewenangan pengadilan,
arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya
yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari
transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.
Nama, Domain, Hak Kekayaan Intelektual
(Pasal 23 UUITE)
1. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama Domain
berdasarkan prinsip pendaftar pertama.
2. Pemilikan dan penggunaan Nama Domain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan
pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan
usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang
lain.
3. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan
Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain,
berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain
dimaksud.
Pengelola Nama Domain (Pasal 24
UUITE)
(1) Pengelola Nama Domain adalah Pemerintah dan/atau
masyarakat.
(2) Dalam hal terjadi perselisihan pengelolaan Nama
Domain oleh masyarakat, Pemerintah berhak
mengambil alih sementara pengelolaan Nama Domain
yang diperselisihkan.
(3) Pengelola Nama Domain yang berada di luar wilayah
Indonesia dan Nama Domain yang diregistrasinya
diakui keberadaannya sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Perundang%undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Nama
Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Informasi Elektronik dan Dokumen
Elektronik
1. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan
karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi
sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang%undangan.
2. Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Perundangundangan, penggunaan setiap informasi
melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi
seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang
yang bersangkutan.
3. Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan gugatan
atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang%
Undang ini.
Posisi Hukum Pengirim dan Penerima
1. Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui pihak yang
dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.
2. Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut:
a. jika dilakukan sendiri, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi Elektronik menjadi
tanggung jawab para pihak yang bertransaksi.
b. jika dilakukan melalui pemberian kuasa, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab pemberi kuasa; atau.
c. jika dilakukan melalui Agen Elektronik, segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi
Elektronik menjadi tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.
3. Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat
tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem Elektronik, segala akibat hukum menjadi
tanggung jawab penyelenggara Agen Elektronik.

4. Jika kerugian Transaksi Elektronik disebabkan gagal beroperasinya Agen Elektronik akibat
kelalaian pihak pengguna jasa layanan, segala akibat hukum menjadi tanggung jawab pengguna
jasa layanan.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan
terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak pengguna Sistem Elektronik.
Hukum Siber (Cyber Law)
adalah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi
informasi. Istilah lain yang juga digunakan adalah hukum
Teknologi Informasi (Law of Information Techonology)
Hukum Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum
Mayantara. Di internet hukum itu adalah cyber law, hukum
yang khusus berlaku di dunia cyber. Secara luas cyber law
bukan hanya meliputi tindak kejahatan di internet, namun
juga aturan yang melindungi para pelaku e%commerce, e%
learning; pemegang hak cipta, rahasia dagang, paten, e%
signature; dan masih banyak lagi.
Latar Belakang Terbentuknya CyberLaw
Cyber law erat lekatnya dengan dunia kejahatan. Hal ini
juga didukung oleh globalisasi. Zaman terus berubah%ubah
dan manusia mengikuti perubahan zaman itu. Perubahan
itu diikuti oleh dampak positif dan dampak negatif. Ada dua
unsur terpenting dalam globalisasi. Pertama, dengan
globalisasi manusia dipengaruhi dan kedua, dengan
globalisasi manusia mempengaruhi (jadi dipengaruhi atau
mempengaruhi)
Bentuk Kejahatan Komputer dan Siber
1. ! " # $ # % &

• $ '' $ '$ % ( " ' $ ) mis: seseorang memasukkan instruksi secara tidak sah sehingga
menyebabkan sistem komputer melakukan transfer uang dari satu rekening ke rekening lain, tindakan ini
dapat dilakukan oleh orang dalam atau dari luar bank yang berhasil memperoleh akses kepada sistem
komputer tanpa izin.
• * ) " yaitu data yang secara sah dimasukkan ke dalam komputer dengan sengaja
diubah. Cara ini adalah suatu hal yang paling lazim digunakan karena mudah dilakukan dan sulit dilacak
kecuali dengan pemeriksaan berkala.
• $ ' " hal ini terjadi terutama pada data output, misalanya laporan dalam bentuk hasil cetak
komputer dirobek, tidak dicetak atau hasilnya diubah.
• $ * ( * ' + ) misalnya seseorang dengan menggunakan komputer
menelusuri rekening seseorang yang tidak aktif, kemudian melakukan penarikan dana dari rekening
tersebut.
• '$ $ " ' $ ) ) " $$ ' % ("' # " ( ) ' ( Tindakan hacking ini
berkaitan dengan ketentuan rahasia bank, karena seseorang memiliki akses yang tidak sah terhadap
sistem komputer bank, sudah tentu mengetahui catatan tentang keadaan keuangan nasabah dan hal%hal
lain yang haru dirahasiakan menurut kelaziman dunia perbankan.
• (( # pemalsuan pemberian informasi melalui komputer yang merugikan pihak lain dan
menguntungkan diri sendiri.
• ' ( adalah melakukan akses terhadap sistem komputer tanpa izin atau dengan malwan hukum
sehingga dapat menebus sistem pengamanan komputer yang dapat mengancam berbagai kepentingan.
• * " $ ' $$ ' * ' $ '" () $ ' " ,' " % (
* #' ' $ ' " ' ( . Perbuatan pidana ini juga dapat berupa penambahan atau
perubahan program, informasi, dan media.
• * + ' yang berkaitan dengan hak milik intelektual, hak cipta, dan hak paten.
Ruang Lingkup Telematika
Terbagi dua komponen.:
• komponen yang terkait dengan sistem,% perangkat keras,
perangkat lunak, prosedur, manusia dan informasi.
• Komponen yang berkaitan dengan fungsi%fungsi telekomunikas
input, proses, output, penyimpanan, komunikasi. Kedua
komponen tersebut dikenal dalam 4 komponen yaitu:
- yaitu substansi dari data yang dapat merupakan
output/input dari penyelenggaraan sistem informasi yang
disampaikan kepada publik.
. ( yaitu suatu siste pengolah informasi yang
berbasiskan sistem komputer yang merupakan computer
network yang efisien, efektif dan legal.
/ yaitu keberadaan sistem komunikasi dari
sistem interconnection, global interpersonal, computer
network.
0 % yaitu masyarakat sebagai pelaku intelektual.
ASPEK%ASPEK PERLINDUNGAN
CYBER LAW
1. UU%RI Nomor 30 tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang.
2. UU%RI Nomor 31 tahun 2000 Tentang Desain Industri.
3. UU%RI Nomor 32 tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu.
4. UU%RI Nomor 14 tahun 2001 Tentang Paten.
5. UU%RI Nomor 15 tahun 2001 Tentang Merk.
6. UU%RI Nomor 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta.
7. UU%RI No.25 Tahun 2003 tentnag Perubahan atas UU No.15
Tahun 2002 tentang TPPU.
8. UU%RI No.15 Tahun 2003 tentang Pembernatasan Tindak
Pidana Terorisme.
9. UU%RI No.11 Tahun 2008 tentang Internet & Transaksi
Elektronik.
CYBER CRIME
Cybercrime = computer crime
Computer crime:
 “Lany illegal act requiring knowledge of computer technology
for its erpetration, investigation, or prosecution”
 “any illegal, unehtical or unauthorized behavior relating to the
automatic processing and/or the transmission of data”
”Kejahatan di bidang komputer secara umum dapatdiartikan
sebagai penggunaan komputer secara illegal”.
KARAKTERISTIK CYBER CRIME

Ruang lingkup kejahatan


Sifat kejahatan
Pelaku kejahatan
Modus Kejahatan
Jenis kerugian yang ditimbulkan
Aspek% Aspek Cyberlaw di Indonesia
1. Yurisdiksi hukum dan aspek%aspek terkait menganalisa dan menentukan
keberlakuan hukum yang berlaku dan diterapkan di dalam dunia maya itu.
2. Landasan penggunaan internet sebagai sarana untuk melakukan kebebasab
berpendapat yang berhubungan dengan pihak yang menyampaikan, aspek
accountability, tanggung jawab jasa online dan penyedia internet, dan
tanggung jawab penyedia jasa pendidikan melalu internet.
3. Aspek hak milik intelektual dimana adanya aspek patent, merek dagang
rahasia yang diterapkan serta berlaku di dunia cyber.
4. Tentang aspek kerahasian yang dijamin oleh hukum yang berlaku di masing%
masing negara asal dari pihak yang mempergunakan dan memanfaatkan
dunia maya sebagai bagian dari sistem dan mekanisme jasa yang mereka
lakukan.
5. Tentang aspek hukum yang menjamin keamaan dari setiap pengguna internet.
6. Tentang ketentuan hukum yang memformulasikan aspek kepemilikan dalam
intetnet sebagai bagian dari nilai investasi yang dapat dihitung sesuai dengan
peinsip%prinsip keuangan atau investasi.
7. Tentand aspek hukum yang memberikan legalisasi atas internet sebagai
bagian dari perdagangan atau bisnis usaha.
Perbuatan yang Dilarang UUITE (Pasal
27 UU ITE)
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.
(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan perjudian.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
Larangan Lainnya
1. Dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
yang mengakiabtkan kerugian konsumen dan transaksi elektronik. (Pasal 28
ayat (1)).
2. dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA). (Pasal 28 ayat 92)).
3. dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut%nakuti yang
ditujukan secara pribadi. (Pasal.29).
4. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.
(Pasal 30 ayat (1)).
5. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawa hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk
memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. (Pasal 30 ayat
(2)).
6. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses
Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan. (Pasal 30 ayat (3)).
Peranan Perusaha Jasa Provider di
Indonesia
1. Perjanjian aplikasi rekening pelanggan internet.
2. Perjanjian pembuatan sesain homepage komersial.
3. Perjanjian reseller penempatan data%data di internet
server.
4. Penawaran penjualan produk%produk komersial
melalaui internet.
5. Pemberian informasi yang update setiap hari oleh home
page komersial.
6. Pemberian pendapat atau polling inline melalui internet.
Jenis Kejahatan di Internet
1. Kejahatan Motif bisa motif politik, ekonomi atau
kriminal yang berpotensi menimbulkan kerugian bahkan
perang informasi.
2. Kejahatan intelektual kejahatan ini tidak
menimbulkan kerugian dan dilakukan untuk kepuasan
pribadi.
Versi lain menyatakan cybercrime menjadi tiga bagian,
yaitu : pelanggaran akses, pencurian data, dan penyeberan
informasi untuk tujuan kejahatan.
Jenis Kejahatan di Internet
1. Kejahatan Motif bisa motif politik, ekonomi atau
kriminal yang berpotensi menimbulkan kerugian bahkan
perang informasi.
2. Kejahatan intelektual kejahatan ini tidak
menimbulkan kerugian dan dilakukan untuk kepuasan
pribadi.
Versi lain menyatakan menjadi tiga bagian,
yaitu :
% pelanggaran akses
% pencurian data, dan
% penyeberan informasi untuk tujuan kejahatan.
Penyelesaian Sengketa
Dengan cara:
1. Setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang
menyelenggarakan Sistem Elektronik dan/atau menggunakan
Teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian. (
)
2. Masyarakat dapat mengajukan gugatan secara perwakilan
terhadap pihak yang menyelenggarakan Sistem Elektronik
dan/atau menggunakan Teknologi Informasi yang berakibat
merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang%undangan. ( !))
3. Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang%undangan.( " )).
4. Melalui arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif
lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang%undangan.
( " !)).
PENYIDIKAN
Penyidikan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Undang%Undang ini, dilakukan berdasarkan
ketentuan dalam Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan
ketentuan dalam UndangUndang ini.
Penyidikan dilakukan oleh Penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
di lingkungan Pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
Elektronik diberi wewenang khusus sebagai penyidik
sebagaimana dimaksud dalam Undang%Undang tentang
Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi
Elektronik. (Vide. Pasal 43 Aayt (1).
ALAT BUKTI (Pasal 5)
(1). Informasi elektronik dan nformasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/ataumhasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia.
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah
apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam UndangUndang ini.
(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. surat yang menurut Undang%Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis;
dan
b. surat beserta dokumennya yang menurut UndangUndang harus dibuat
dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat
akta.
(Vide. Pasal 1 angka 1 dan angka 4 serta Pasal 5 ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3)).
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

1 PASAL 45 Setiap Orang yang memenuhi unsur Dalam UU ITE Terbaru Tahun 2016, Sanksi Pasal 27 Ayat (3)
Ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal dirubah menjadi 4 (empat) tahun dan denda menjadi 750 juta
27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau rupiah. $ # .4 menyangkut perbuatan tanpa hak
ayat (4) dipidana dengan pidana mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
penjara paling lama 6 (enam) tahun dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
dan/atau denda paling banyak Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan,
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar perjudian, penghinaan dan/atau pencemaran nama baik,
rupiah). pemerasan dan/atau pengancaman.

2 PASAL 45 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # .5 % - mengatur tentang perbuatan dengan sengaja
Ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan
28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana yang mengakibatkan kerugian konsumen dan transaksi
dengan pidana penjara paling lama 6 elektronik.
(enam) tahun dan/atau denda paling Pasal 28 Ayat (2) mengatur tentang perbuatan dengan sengaja
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujuakan untuk
miliar rupiah). menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama,
ras dan antargolongan (SARA).
3 PASAL 45 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # .6 mengatur tentang perbuatan dengan sengaja dan tanpa
Ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal hak mengirimkan
29 dipidana dengan pidana penjara Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
paling lama 12 (dua belas) tahun berisiancaman kekerasan atau menakut%nakuti yang ditujukan
dan/atau denda paling banyak secara pribadi.
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah)
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

4 PASAL 46 Ayat (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /7 % - mengatur perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dengan sengaja dan tanpa hak atau
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara melawan hukum mengakses Komputer
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain
denda paling banyak Rp600.000.000,00 dengan cara apa pun.
(enam ratus juta rupiah).
5 PASAL 46 Ayat (2) Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /7 % . , Setiap Orang dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sengaja dan tanpa hak atau melawan
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara hukum mengakses Komputer dan/atau
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
denda paling banyak Rp700.000.000,00 dengan tujuan untuk memperoleh Informasi
(tujuh ratus juta rupiah). Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

6 PASAL 46 Ayat (3) Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /7 % / , Setiap Orang dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sengaja dan tanpa hak atau melawan
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara hukum mengakses Komputer dan/atau
paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun
denda paling banyak Rp800.000.000,00 dengan melanggar, menerobos, melampaui,
(delapan ratus juta rupiah). atau menjebol sistem pengamanan.
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

7 PASAL 47 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /- % - , Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 melawan hukum melakukan intersepsi atau penyadapan atas Informasi
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain. Pasal 31 Ayat (2) Setiap Orang
tahun dan/atau denda paling banyak dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan intersepsi
Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta atas transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak
rupiah). bersifat publik dari, ke, dan di dalam suatu Komputer dan/ atau Sistem
Elektronik tertentu milik Orang lain, baik yang tidak menyebabkan perubahan
apa pun maupun yang menyebabkan adanya perubahan, penghilangan,
dan/atau penghentian Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
sedang ditransmisikan. Dikecualikan kepada penegak hukum.

8 PASAL 48 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /. % - , Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
Ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah,
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,
paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 milik Orang lain atau milik publik.
(dua miliar rupiah)

9 PASAL 48 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /. % . , Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
Ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak
denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 berhak.
(tiga miliar rupiah).
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

10 Pasal 48 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /. % /), Terhadap perbuatan sebagaimana
Ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dimaksud pada Pasal 32 ayat (1) yang mengakibatkan
ayat (3) dipidana dengan pidana penjara terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 oleh publik dengan keutuhan data yang tidak
(lima miliar rupiah). sebagaimana mestinya.

11 PASAL 49 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # //, Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang
dipidana dengan pidana penjara paling berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja
paling banyak Rp10.000.000.000,00 sebagaimana
(sepuluh miliar rupiah). mestinya.
12 PASAL 50 Setiap Orang yang memenuhi unsur $ # /0, Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 atau melawan hukum memproduksi, menjual,
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara mengadakan untuk digunakan, mengimpor,
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau mendistribusikan, menyediakan, atau memiliki:
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 a. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang
(sepuluh miliar rupiah). dirancang atau secara khusus dikembangkan untuk
memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 sampai dengan Pasal 33;
b. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang
sejenis dengan itu yang ditujukan agar Sistem
Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan
memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

13 PASAL 51 Ayat Setiap Orang yang memenuhi $ # /8, Setiap Orang dengan sengaja
(1) unsur sebagaimana dimaksud dan tanpa hak atau melawan
dalam Pasal 35 dipidana hukum melakukan manipulasi, penciptaan,
dengan pidana penjara paling perubahan, penghilangan, pengrusakan
lama 12 (dua belas) tahun Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
dan/atau denda paling banyak Elektronik dengan tujuan agar Informasi
Rp12.000.000.000,00 (dua Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
belas miliar rupiah). tersebut dianggap seolah%olah data yang
otentik.
14 PASAL 51 Ayat Setiap Orang yang memenuhi $ # /9, Setiap Orang dengan sengaja
(2) unsur sebagaimana dimaksud dan tanpa hak atau melawan hukum
dalam Pasal 36 dipidana melakukan perbuatan sebagaimana
dengan pidana penjara paling dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan
lama 12 (dua belas) tahun Pasal 34 yang mengakibatkan kerugian
dan/atau denda paling banyak bagi Orang lain.
Rp12.000.000.000,00 (dua
belas miliar rupiah).
.
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1
15 PASAL 52 Dalam hal tindak pidana Menyangkut kesusilaan atau
Ayat (1) sebagaimana dimaksud dalam eksploitasi seksual terhadap
Pasal 27 ayat (1) menyangkut anak dikenakan pemberatan
kesusilaan atau eksploitasi sepertiga dari pidana pokok.
seksual terhadap anak
dikenakan pemberatan sepertiga
dari pidana pokok.
16 PASAL 52 Dalam hal perbuatan Cukup Jelas
Ayat (2) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 sampai dengan Pasal
37 ditujukan terhadap Komputer
dan/atau Sistem Elektronik serta
Informasi Elektronik dan/ atau
Dokumen Elektronik milik
Pemerintah dan/atau yang
digunakan untuk layanan publik
dipidana dengan pidana pokok
ditambah sepertiga.
Aturan Pemidanaan dalam UU ITE
12 1 13 1

17 PASAL 52 Dalam hal perbuatan sebagaimana Cukup Jelas


Ayat (3) dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan
Pasal 37 ditujukan terhadap Komputer
dan/atau Sistem Elektronik serta Informasi
Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik
milik Pemerintah dan/atau badan strategis
termasuk dan tidak terbatas pada lembaga
pertahanan, bank sentral, perbankan,
keuangan, lembaga internasional, otoritas
penerbangan diancam dengan pidana
maksimal ancaman pidana pokok
masingmasing Pasal ditambah dua pertiga..

18 PASAL 52 Dalam hal tindak pidana sebagaimana Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghukum setiap
Ayat (4) dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan perbuatan melawan hukum yang memenuhi unsur
Pasal 37 dilakukan oleh korporasi dipidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai
dengan pidana pokok ditambah dua pertiga. dengan Pasal 37 yang dilakukan oleh korporasi
( ) dan/atau oleh pengurus dan/atau staf
yang memiliki kapasitas untuk:
a. mewakili korporasi; b. mengambil keputusan dalam
korporasi; c. melakukan pengawasan dan
pengendalian dalam korporasi; d. melakukan kegiatan
demi keuntungan korporasi.
Revisi UU ITE Tahun 2016
Muatan Revisi:
1. Hak untuk dilupakan, pada penambahan Pasal 26. Hak ini semacam, hak
yang diberikan oleh pemerintah kepada individu atau pihak yang ingin
mengajukan sebuah penghapusan berita atau informasi yang masih di ungkit
atau diungkit kembali pasca masalah atau topik yang diungkit telah terjadi dan
selesai perkaranya.
2. Larangan penyebaran informasi telarang, hal ini ditambahkan pada Pasal 40
dalam UU ITE. Pasal ini mengenai hak penghapusan sepihak oleh pemerintah
terhadap pihak yang terbukti menyebarkan sebuah informasi yang melanggar
undang%undang dalam negeri, seperti SARA, terorisme, pornografi dan
sebagainya.
3. Dokumen Bukti Hukum, UU ITE dalam Pasal 5 ini, mengenai dokumen atau
syarat bukti hukum yang sah untuk digunakan dipengadilan. Jadi MK telah
mengeluarkan Undang%undang mengenai sah tidaknya sebuah dokumen atau
barang bukti yang digunakan dalam proses hukum pengadilan yang diambil
atau direkam oleh pihak terkait dengan proses penyadapan dan intersepsi
tanpa seizin pengadilan untuk disahkan.
4. Pengurangan Hukuman Pokok dan Denda, Pasal yang termasuk dalam Pasal
21 KUHAP ini menyangkut pengurangan masa hukuman bagi pelanggar UU
ITE. Dimana masa hukuman sebelumnya dari ancaman paling lama 6 tahun,
kini menjadi maksimal 4 tahun.
Contoh Kasus ITE
1. Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl, dengan Terdakwa
Drs,Prabowo M.M., Bin Tjasan Pramono Saputro; dipidana
dengan Pasal 27 Ayat (3), diawali dengan adanya SMS dari
Terdakwa kepada Saksi Nur Dewi Alfiyana SH.,MKn yang
sebelumnya berhubungan pacaran dan terpisah, selanjutnya saksi
sering mengirimkan SMS kepada Terdakwa mulai dari
menanyakan kabar sampai kapan menikah? Terdakwa tidak terima
diganggu terus sama Saksi, akhirya Tersangka mengirimkan SMS
yang berbunyi: “ 3 ( ( " ( (( ( * ($
# $ ' # % # # ) * " ) *
) ' " )” kemudian Tersangka mengirim SMS lagi yang
bunyinya, “ # ( . " ( (( * ($ # "( $ ' %(
$ $ ' ' $ # # : 1: 12 :+ " % '
" ' ' # '( $ ) $% .”
Tersangka dinyatakan telah tebukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “tanpa hak telah mentransmisikan
informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan”
Menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda
sebesar 1.000.000,0 (satu juta rupiah);

Anda mungkin juga menyukai