Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dan pasar bebas, persaingan antar industri semakin ketat
dalam menghasilkan produksi yang lebih efektif dan efisien. Seiring
perkembangan teknologi dan informasi yang cepat, perlu diimbangi dengan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh. Tantangan bagi industri
adalah meningkatkan daya saing dan keunggulan yang kompetitif di semua sektor
termasuk jasa, dengan mengandalkan kemampuan sumber daya manusia,
teknologi informasi dan manajem.
Industri kreatif adalah Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut. Subsektor dalam industri kreatif meliputi beberapa bidang,
antara lain: periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen,
video film, dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan,
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio,
serta riset dan pengembangan.
Dalam industri kreatif teknik maupun metode merupakan sebuah rancangan
atau design untuk mendapatkan hasil yang baik dari sebuah kreativitas. Teknik
dan cara merupakan hasil perpaduan teknik-teknik pengukuran waktu dan prinsip-
prinsp studi gerakan, perancangan sistem kerja. Teknik dan prinsip ini merupakan
siste kerja yang terbaik agar mengefesiensikan dan produktivitas yang baik, dari
segi manusia (SDM), bahan, perlengkapan dan peralatan kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Metode Dalam Industri Kreatif?
2. Bagaimana Sistem Kerja Industri Kreatif?

1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Metode Dalam Industri Kreatif.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Sistem Kerja Industri Kreatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Industri Kreatif


Metode berasal dari kata method dari bahasa Latin dan juga
Yunani, methodus yang berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau di atas,
dan kata hodos, yang berarti suatu jalan atau suatu cara. Metode adalah suatu
proses atau cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-langkah tetap yang teratur. Metode dapat
diartikan juga sebagai suatu kegiatan untuk mendokumentasikan (mencatat atau
memotret) aktivitas kerja secara sistematis dan pemeriksaan dengan seksama cara
kerja yang berlaku atau disesuaikan untuk melakukan pekerjaan. Tujuannya yaitu
untuk mengembangkan dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan
efisien. Sehingga nantinya diperoleh waktu penyelesaian pekerjaan akan menjadi
lebih cepat.
Dalam industri kreatif metode analisis data yang digunakan dalam kajian ini
adalah dengan menggunakan analisis SWOT yakni mengkaji dan menganalisis
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
(threat) yang mungkin timbul dalam suatu persaingan didalam industri kreatif
yang bersangkutan. Pengembangan program industri kreatif melalui pendekatan
analisis SWOT dapat dijelaskan dibawah ini:
1. Kekuatan (Strength)
Potensi bisnis dibidang industri kreatif masih terbuka luas untuk
digarap pelaku usaha di Indonesia. Kekayaan seni, budaya, dan tradisi
Indonesia masih bisa terus digali untuk dikembangkan, namun
mensyaratkan adanya kreatifitas tinggi. Industri kreatif merupakan usaha
yang focus pada kreasi dan inovasi. Industri kreatif masih potensial untuk
digarap, dan Indonesia kaya akan budaya serta tradisi serta tradisi yang
bisa menjadi kreatifitas.
Untuk pemasaran, produk industri kreatif akan berkembang bila
ditopang oleh pasar dalam negeri. Dalam hal ini, penting untuk produsen

3
memperkuat posisinya didalam negeri kendati kiprahnya diluar negeri juga
meningkat. Konsumen dalam negeri juga perlu memberikan dukungan
dengan kecintaannya terhadap produk dalam negeri. Ini akan menyokong
kemampuan pelaku industri kreatif menjadi tuan di negeri sendiri. Oleh
sebab itu kreatifitas dan inovasi anak Indonesia sebagai penyedia produk
digital dalam industri kreatif saat ini sangat diperlukan. Industri kreatif
merupakan salah satu alat yang efektif untuk menciptakan “kekuatan
halus” (soft power) baik terkait dengan kekuatan ekonomi, sosial, budaya,
bahkan kekuatan politik seperti yang telah dilakukan jepang dan korea.
2. Kelemahan (Weakness)
Sumber daya industri kreatif di Indonesia masih relatif sedikit. Dunia
industri kreatif pada saat ini tidak hanya membutuhkan pekerja kreatif dari
dunia seni melainkan juga dari dunia management, sains, dan tekhnologi.
Pada saat ini pekerja dibidang industri kreatif sangat sedikit. Kompetensi
pelaku industri kreatif sangat lemah. Pelaku industri kreatif saat ini masih
belum memiliki kompetensi dalam menciptakan ide-ide baru, teknologi-
teknologi baru dan konten baru. Industri kreatif membutuhkan sumber
daya manusiadi sector managemen yang pekerjaannya mengandalkan daya
pikir dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sedikitnya
lembaga keputusan yang menghasilkan putusan di bidang industri kreatif.
Perguruan tinggi yang di Indonesia masih sangat sedikit yang memiliki
jurusan di bidang industri kreatif. Kurikulum pendidikan tinggi yang di
Indonesia yang bersifat menghafal, tidak akan berdampak pada daya juang
anak didik di kehidupan nyata. Daya juang sebenarnya adalah olah
kreatifitas, karena daya juang menantang manusia memecahkan suatu
permasalahan, bila ia tidak cukup kreatif, permasalahannya tidak akan
selesai dan ia akan tersingkirkan.
3. Peluang (Opportunity)
Pemerintahan Indonesia harus melihat kesempatan sebagai peluang
usaha yang dikembangkan. Permintaan konsumen telah mengubah
pendekatan industri. Dahulu industri berorientasi mendorong suplai

4
(supply event). Saat ini pendekatan industri telah berubah menjadi
beriorientasi konsumen (demand revent) dan proses produksinya tidak di
satu tempatkan namun tersebar. Efek dari industri yang berorientasi
konsumen adalah munculnya era industri non masal. Pada sistem ini
barang dibuat dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dan dengan dengan
fariasi-fariasi yang beraneka ragam. Yang tidak disadari bari banyak orang
adalah bahwa sebenarnya faktor kandungan emosional dan selera adalah
faktor pendorong perubahan tersebut. Fenomena ini bisa dimanfaatkan dua
arah. Industri kreatif yang sarat dengan kandungan emosional dan
mendorong evolusi perkembangan tekonologi industri mnaufaktur non
masal.
Semakin kritisnya konsumen akhirnya membuat konsumen semakin
selektif terhadap barang-barang yang akan diskonsumsinya. Konsumen
kurang tergerak membeli barang-barang generic, sebaliknya konsumen
sangat antusias membeli barang-barang yang unik dan dapat memebuat
bangga yang memakainya. Semakin lama faktor selera semakin
mendominasi perilaku konsumsi dan akibatnya daur hidup daur hidup
semakin lama semakin singkat. Hal ini dikarenakan bila menyimpan stok
terlalu banyak, lebih besar kemungkinan produk tidak terserap pasar.
4. Ancaman (Threat)
Threat yaitu ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun
proyek yang dapat menghambat perkembangannya. Threat termasuk ke
dalam faktor eksternal seperti tren, budaya, sosial politik, perekonomian,
sumber-sumber permodalan, perkembangan teknologi, peristiwa-peristiwa
yang terjadi, dan lingkungan. Contoh threat dalam industri kreatif yaitu
sebagai berikut:
a. Perkebangan teknologi yang cepat di market ini yang berada di
luar kemampuan kami akan menyebabkan kami terlambat dalam
mengadopsinya.

5
b. Perubahan strategi dapat mengancam posisi kami di market.
Kurangnya minat perbankan dalam membiayai pendanaan untuk
industri yang kami tekuni saat ini.

B. Sistem Kerja Industri Kreatif


Sistem kerja adalah suatu sistem dimana komponen-komponen dalam
pekerjaan seperti manusia, mesin, peralatan dan lingkungan kerja (kebisingan,
pencahayaan, temperatur, getaran, dan bau-bauan) akan saling berinteraksi.
Sistem kerja yang diterapkan dalam industri kreatif ini adalah dengan melakukan
konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan
dan jasa pengepakan atau pengemasan. Sistem kerja dalam industri kreatif terdiri
dari beberapa point, yaitu:
1. Perancangan kerja
a. Rancangan kerja individu
1) Simplifikasi pekerjaan, yaitu pekerjaan dibagi-bagi kedalam
tugas-tugas yang sederhana dan berulang-ulang.
2) Rotasi pekerjaan, yaitu merotasi dari satu pekerjaan lainnya
didalam sebuah perusahaan.
3) Pemekaran pekerjaan, yaitu menambah lebih banyak tugas kepada
pekerjaan, pemuatan horizontal.
4) Pemeriksaan pekerjaan, yaitu membuat pekerjaan-pekerjaan
bermakna dan menantang, memuatan horizontal.
b. Rancangan kerja kelompok (team work)
1) Tim-tim kerja, yaitu tugas besar yang dirampungkan oleh sebuah
kelompok dari penugasan-penugasan tugas khusus.
2) Kelompok-kelompok kerja otonom, yaitu tim-tim kerja diberikan
tujuan yang akan dicapai dan kendali atas pencapaiannya.
3) Lingkaran-lingkaran mutu, yaitu sekelompok karyawan dan
penyelia bertemu secara rutin guna membahas masalah-masalah
mutu dan solusi-solusinya.

6
2. Pengaturan Kerja
Pengaturan kerja ini sangat diperlukan dalam sebuah pekerjaan, agar
waktu dan rencana yang sudah dibuat dapat dijalankan dengan sebaik
mungkin. Dalam pengaturan kerja hal yang paling penting yaitu: pertama,
jam kerja yang fleksibel, dimana karyawan harus bekerja dalam waktu
tertentu setiap minggunya. Kedua, pembagian kerja yang sudah
ditentukan oleh perusahaan antar karyawan.
3. Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja didefinisikan sebagai monitoring dan pelaporan
program berjalan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Kinerja yang diukur dapat ditekankan pada jenis atau
level program ynag dijalankan (proses), produk atau layanan langsung
yang dihasilkan (output), maupun hasil ataupun dampak dari produk atau
layanan (outcome). Program yang dimaksud dapat berupa aktivitas,
projek, fungsi, atau kebijakan yang telah teridentifikasi tujuannya atau
sasarannya.
Bila menilai kinerja suatu bisnis, harus diperhitungkan konsekuensi
keuangan dan ekonomi dari keputusan manajemen yang mempengaruhi
investasi, operasional, dan pembiyaan. Penciptaan nilai bagi para
pemegang saham mensyaratkan hasil yang positif dari bidang-bidang
tersebut, yang akan menghasilkan pola aliran kas (cash flow) yang
menguntungkan (Kuncoro, 2011: 510). Hal ini kunci yang saling
berhubungan dengan ketiga area keputusan utama, penggerak sebagai
indikasi sumber dana yang dapat digunakan manajemen dalam mengelola
perusahaan.
Produktivitas merupakan hasil yang dicapai per tenaga kerja atau unit
faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya, pada
tingkat produktivitas dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, alat
produksi, dan keahlian (skill) yang dimiliki oleh tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara nilai output
dengan tenaga kerja.

7
4. Penggunaan Teknik Tata Cara Kerja
Teknik tata cara kerja merupakan suatu ilmu yang berisikan teknik
dan prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dalam suatu sistem
kerja.
5. Penentuan Biaya Produksi
Penentuan biaya produksi menurut Suherman Rosyidi (2003:333),
biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk
dapat menghasilkan output atau dengan kata lain yaitu nilai semua faktor
produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi) output.
Biaya Produksi atau Production Cost dapat diartikan sebagai total
biaya yang harus dikeluarkan untuk sumber daya yang digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada pelanggan. Biaya-
biaya produksi ini pada umumnya terdiri dari 3 jenis atau kategori, yaitu
biaya bahan langsung (Direct Material Cost), biaya tenaga kerja langsung
(Direct Labor Cost) dan biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost).
a. Biaya bahan langsung (Direct Material Cost)
Biaya Bahan Langsung atau Direct Material Cost adalah biaya
pembelian bahan baku yang langsung masuk ke dalam produksi suatu
produk. Bahan-bahan langsung ini dikonsumsi sebagai bagian dari
proses produksi. Contohnya seperti bahan baku Roti adalah tepung,
telur dan gula pasir. Bahan baku mainan anak adalah plastik dan karet.
b. Tenaga kerja langung (Direct Labor Cost)
Biaya Tenaga Kerja Langung atau Direct Labor Cost adalah biaya
penuh dari semua tenaga kerja yang terlibat langsung dalam produksi
barang atau jasa. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah orang-
orang yang bekerja langsung di jalur produksi. Biaya Tenaga Kerja
Langsung ini biasanya berupa upah, gaji, tunjangan dan asuransi yang
dibayarkan ke karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi
barang.
c. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost)
Biaya Overhead Pabrik atau Factory Overhead Cost adalah biaya
yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi produksi, tetapi tidak

8
langsung dikonsumsi pada unit individu. Biaya Overhead Pabrik ini
meliputi :
 Bahan Tidak Langsung yang digunakan dalam proses produksi
tetapi tidak dapat dilacak langsung ke produk yang bersangkutan.
Contoh seperti lem, minyak, pembersih dan lainnya sebagainya.
Bahan-bahan ini diklasifikasikan sebagai bahan tidak langsung
karena tidak akan mungkin (atau tidak efektif) untuk menentukan
biaya pasti dari bahan yang masuk ke dalam produksi suatu produk.
 Tenaga Kerja Tidak Langsung, yaitu tenaga kerja yang tidak
terlibat langsung dalam produksi produk. Contohnya seperti
pengawas, teknisi perawatan mesin dan petugas keamanan. Upah
dan tunjangan tenaga kerja tersebut diklasifikasikan sebagai biaya
tenaga kerja tidak langsung.
 Biaya-biaya Lainnya, biaya-biaya seperti sewa pabrik, sewa mesin
dan asuransi biasanya diklasifikasikan sebagai biaya-biaya lainnya
dalam memperhitungkan biaya produksi.
6. Penentuan Waktu Untuk Sistem Upah Tenaga Kerja
a. Sistem upah menurut waktu, yang menentukan bahwa besar kecilnya
upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja,
tergantung pada banyak sedikitnya waktu kerja mereka.
b. Sistem upah menurut unit hasil yang menentukan besar kecilnya upah
yang diterima tenaga kerja, tergantung pada banyaknya unit yang
dihasilkan. Semakin banyak unit yang dihassilkan, semakin banyak
upah yang diterima.
c. Sistem upah dengan insentif, yang menentukan besar kecilnya upah
yang akan dibayarkan kepada masing-masing tenaga kerja tergantung
pada waktu lamanya bekerja, jumlah unit yang dihasilkan ditambah
dengan insentif (tambahan upah) yang besar kecilnya didasarkan pada
prestasi dan keterampilan tenaga kerja.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode industri kreatif adalah suatu proses atau cara sistematis yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan
langkah-langkah tetap yang teratur. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan dan
menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien. Sehingga nantinya
diperoleh waktu penyelesaian pekerjaan akan menjadi lebih cepat. Dalam industri
kreatif metode analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan
menggunakan analisis SWOT yakni mengkaji dan menganalisis kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).
Sistem kerja yang terdapat dalam industri kreatif meliputi perancangan kerja,
pengaturan kerja, pengukuran kerja, penggunaan teknik tata cara kerja, penentuan
biaya produksi, dan penentuan waktu untuk sistem upah tenaga kerja.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kesalahan ataupun kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran maupun masukan yang sifatnya membangun dari
pembaca, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sulisworo, Dwi. 2009. Pengukuran Kinerja. Yogyakarta: Universitas Ahmad


Dahlan
Firdausy, Carunia Mulya. dkk. 2017. Strategi Pengembangan Eonomi Kreatif di
Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Supriyono. 2018. Akuntasi Keperilakuan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai