DI PERUMDA TIRTANADI
OLEH:
JULIO A. C. SIREGAR
190405178
Kota medan merupakan kota metropolitan dan memiliki jumlah penduduk sebesar
2.527.050 jiwa. Diperkirakan kebutuhan air bersih kota medan sebesar 11.000 liter/detik,
Dalam Perpres nomor 33 tahun 2011 tentang kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air
disebutkan bahwa dalam pemenuhan air bersih manusia dapat melakukan berbagai upaya
untuk mendapatkannya dan dalam usaha pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat
tidak akan terlepas dari proses penyediaan/produksi air bersih. Pelayanan air bersih di kota
medan secara khusus, dan beberapa daerah di provinsi sumatera utara dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi. PERUMDA Tirtanadi merupakan badan usaha
milik pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang pelayanan air minum.
Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk
rumah tangga, industry, pertanian dan juga menjadi derajat Kesehatan manusia. Air bersih
ialah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
Kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Menurut Notoatmodjo (2007) air
minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat Kesehatan dan dapatt langsung
diminum, Agar air minum tidak dapat menyebabkan penyakit maka, air yang baik untuk
diminum harus sudah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan nomot
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
PERUMDA Tirtanadi kota medan sebagai salah satu instansi pemerintahan yang
mengadakan program magang bersertifikat dengan kerja sama antar Universitas Sumatera
Utara (USU). Dengan adanya program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan
keahlian yang didapatkan selama program magang berlangsung serta menjadi sumber daya
manusia yang siap bersaing dalam dunia industri. Mahasiswa sebagai salah satu asset sumber
daya manusia (SDM) harus bisa menyesuaikan dan mengembangkan diri terhadap
lingkungan yang akan dihadapi dengan cara membekali diri melalui Program Magang
Bersertifikat (MBKM) agar bisa menyesuaikan dengan keterampilan dunia kerja nantinya.
Adapun tujuan dari dilaksanakannya program magang dengan mitra kerja ialah sebagai
berikut:
1. Menjadikan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang memiliki kemampuan
profesional yang dibutuhkan dalam dunia kerja
2. sebagai sarana bagi mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
diperoleh di bangku kuliah
3. melatih mental kerja mahasiswa untuk dapat menjalin kerja sama dengan lingkungan yang
baru yang memiliki kebudayaan dan karakter yang berbeda serta sebagai tempat untuk
menambah relasi.
Adapun manfaat yang didapatkan oleh perguruan tinggi dari dilaksanakannya program
magang adalah sebagai berikut:
1. kegiatan magang dapat meningkatkan Kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dan
mitra magang
2. kegiatan magang dapat meningkatkan kualitas Pendidikan sehingga sesuai dengan
perkembangan dunia industry
3. Perguruan tinggi akan lebih dikenal di dunia industri
Adapun manfaat yang bisa didapatkan oleh perumda tirtanadi kota medan dari
dilaksannakanya program magang adalah sebagai berikut:
1. dapat menjalin hubungan baik dengan Lembaga Pendidikan khususnya fakultas Teknik
universitas sumatera utara
2. sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan dalam rangka memajukan
pembangunan di bidang Pendidikan
3. sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan pembangunan di bidang Pendidikan
Adapun manfaat yang bisa didapatkan oleh mahasiswa dari dilaksannakanya program magang
adalah sebagai berikut:
1. memahami berbagai aspek perusahaan seperti aspek Teknik proses, aspek pemasaran,
organisasi, ekonomi, pernyediaan dan sebagainya
2. memperoleh kesemoatan untuk melatih keteramoukan dakan nekajya pekerjaan atau
kegiatan lapangan
3. dapat membandingkan teori-teori yangbdiperoleh diperuliahan dengan paraktek secara
lamgsug dilapangan.
Adapun tujuan spesifik magang yang penulis bahs selama kegiatan magan di PERUMDA
tirtanadi kota medan yaitu:
1. kumpulan kegiatan-kegiatan harian yang dilakukan selama magang yang diarahkan oleh
kepala bagian dan operator bagian
2. proses pengolahan air baku yang ada di PERUMDA Tirtanadi kota Medan,
BAB II
PDAM Tirtanadi pertama kali didirikan oleh pemerintah Belanda pada tanggal 8
September 1905 dengan nama N.V. Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih yang berkantor
pusat di Amsterdam, Belanda. Pada saat itu kapasitas air sebesar 3000 m3/hari dengan sumber
utama berasal dari mata air .Rumah Sambul di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Air
tersebut kemudian ditransmisikan ke Reservoir Menara Jl. Kapitan dengan kapasitas 1200
m3. Namun setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan kepada Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara oleh Pemerintah Indonesia. Hingga akhirnya pada tahun 1979
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara No.11 tahun 1979 dan
berpedoman pada Undang-Undang No. 5 tahun 1962, ditetapkan nama perusahaan menjadi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi dengan statusnya merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sumatera Utara Tingkat I yang bergerak di bidang
penyediaan dan pendistribusian air minum untuk wilayah Kota Medan dan sekitarnya. Selain
melayani kebutuhan air minum masyarakat wilayah kota medan dan sekitarnya, Perumda
Tirtandi juga bergerak dalam pengolahan limbah domestik. Perumda tirtanadi berupaya untuk
mengembangkan cakupan pelayanan untuk seluruh masyarakat Provinsi Sumatera Utara.
Sehingga pada tanggal 17 Juli 1999 dilakukan penandatangan naskah perjanjian kerjasama
operasi dengan beberapa kabupaten di Sumatera Utara, seperti Kabupaten Simalungun, Toba
Samosir, Samosir, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Nias, Nias Selatan,
dan Deli Serdang.
Sampai dengan akhir tahun 1995, PERUMDA Tirtanadi telah memiliki pipa jaringan
air bersih sepanjang 4.379,9 km dengan pelanggan sebanyak 188.360. Sejalan dengan
perkembangan kota di dalam berbenah diri untuk dapat mengikuti laju pembangunan
nasional, pertambahan pelanggan serta peluasan wilayah akan sangat erat dengan tingkat
kemampuan perusahaan dalam mengantisipasi dan memenuhi tingkat kebutuhan air bersih.
Secara garis besar daerah operasional PERUMDA Tirtanadi dikelompokkan menjadi 2
bagian, yaitu :
1. Wilayah Pelayanan I ( Kota Medan dan sekitarnya ) yang terdiri dari cabang cabang :
a. Cabang Utama
b. Cabang Sei Agul
c. Cabang Padang Bulan
d. Cabang Medan Denai
e. Cabang Belawan
f. Cabang Tuasan
g. Cabang Sunggal
h. Cabang Deli Tua
i. Cabang H. M. Yamin 11
j. Cabang Diski
k. Cabang Amplas
PDAM Tirtanadi adalah Badan Usaha Milik Daerah Sumatera Utara yang sampai saat ini
landasan hukum pendiriannya masih berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1962 dan UU Nomor 6
tahun 1969 dengan landasan pendirian yang diatur dengan peraturan daerah , baik dengan
status provinsi maupun kabupaten/kota (Suciyanti dan Putri, 2018). Struktur Organisasi
diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis
yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu
wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya. Wadah tersebut
disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik,
pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat
diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan
dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan
tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PERUMDA Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara
Sumber: pdamtirtanadi.co.id, 2023
2.2.1 Deskripsi Jabatan
Adapun rincian tugas dan wewenang dari direksi adalah sebagai berikut:
a. Direktur Utama
Direktur Utama sebagai pimpinan perusahaan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi
Sumatera Utara dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, direktur utama dibantu oleh:
direktur air minum, direktur administrasi dan keuangan, direktur air limbah, kepala 11
penelitian dan pengembangan, satuan pengawas intern, public relations, staf ahli direksi, unit
layanan pengadaan, dan pengawasan kualitas barang.
Dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, Direktur Air Minum
dibantu oleh: ka. Divisi Perencanaan, ka. Divisi Sistem Manajemen, ka. Divisi Produksi, ka.
Divisi PKA, ka. Divisi Transmisi Distribusi dan ka. Peralatan Teknik
1. Divisi Peralatan dan Teknik
Divisi Peralatan dan Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Air Limbah dan
membawahi bidang pemeliharaan mekanikal dan elektrik, bidang pemeliharaan komputer
dan komunikasi dan ka. Bengkel. Dengan uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
sebagai berikut.
Divisi Perencanaan bertanggung jawab kepada direktur air minum dengan uraian tugas,
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut
Direktur Administrasi dan Keuangan selaku anggota Direksi bertanggung jawab kepada
Direktur Utama dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
Kepala divisi Umum bertanggung jawab kepada Direktur Administrasi dan Keuangan
dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
Direktur Air Limbah selaku anggota Direksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama
dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Visi Perumda Tirtanadi yaitu : PERUMDA Tirtanadi menjadi perusahaan pengelola air
minum dan air limbah yang terdepan di Indonesia, sehat dan memberikan pelayanan prima
kepada pelanggan.
a. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat yang memenuhi azas kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas serta keterjangkauan masyarakat dengan menerapkan Good
Corporate Govermance yang didukung oleh SDM yang berintegritasi, berkemampuan
dan professional
b. Menunjang peningkatan kualitas lingkungan dengan mengembangkan pelayanan air
limbah
c. Memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan asli daerah dan membantu
mengembangkan daerah.
PELAKSANAAN MAGANG
Adapun tugas dan tanggung jawab yang diberikan selama magang di IPAM Tirtanai
Martubung ialah:
1. Melakukan uji kekeruhan (turbidithy) air reservoir dan air baku setiap satu jam sekali
dengan menggunakan alat turbidiy meter
1. melakukan pengecekan ketinggian air pada inlet setiap satu jam sekali
2. melakukan pergantian screw pump yang beroperasi melakukan pergantian screw pump
yang beroperasi
3. melakukan pengecekan screen yang terdiri dari screen kasar dan screen halus
4. melakukan pembersihan pada reactor uasb dari lumut dan rumput-rumput yang
mengganggu
5. melakukan penyedotan lumpur menggunakan sludge pump
6. melakukan pendataan jumlah debit air outlet dan ph outlet setiap pagi
7. penulis ditempatkan pada bagian laboratorium dan melakukan uji kandungan klor,
bod,cod, ammonia, aluminium fosfat, sulfat, sulfur dan ammonia pada sampel outlet
8. melakukan uji pH sampel inlet setiap pagi hari
3. Melakukan uji laboratorium seperti uji fostat, sulfat, mangan, besi, aluminium, dan
ammoniak
4. melakukan pengecekan sampah pada screen yang terdapat pada bak pengumpulan
5. melakukan jar test yang bertujuan untuk mengetahui dosis PAC yang didigunakan dalam
proses koagulasi
6. mengamati proses backwah bak filtrasi.. Pada unit filter ini, flok-flok halus yang tidak
tertangkap oleh settler pada clarifier akan disaring dan lambat laun media filter seperti pasir
silika akan penuh dengan flok halus sehingga dilakukanlah proses backwash.
Pada bab ini, penulis memaparkan tentang alur proses pengolahan air sungai mejadi air
bersih/minum. Pada bab ini penulis hanya memaparkan alur proses pengolahan IPAM
Martubung sebagai perwakilan dari seluruh bagian/tempat magang yang dilaksanakan oleh
penulis. Instalasi pengolahan air minum (IPAM) Martubung merupakan salah satu unit
pengolahan air milik PERUMDA Tirtanadi dengan sumber air baku dari air sungai deli.
Lokasi PDAM tirtanadi cabang IPA Martubung terletak di jln. Platina IV Gg. Bilal, besar, kec.
Medan Labuhan, kota medan, sumatera utara. Jarak tempuh dari kota medan untuk mencapai
IPA Martubung ialah kurang lebih 15 KM. Pengolahan pada IPA Martubung memiliki
kapasitas produksi 200 Liter/detik.
Proses pengolahan air di IPA Martubung bersumber dari air sungai deli. Upaya
pengolahan air sungai deli dilakukan lewat suatu system pengolahan yang terdiri dari
serangkaian unit yang saling mendukung dengan diagram alir pengolahan. IPA Martubung
memiliki unit pengolahan dari bendungan, intake, Raw Water Tank (RWT), Raw Water Pump
(RWP) Clarifier, Filtrasi, dan Reservoir. Adapun Diagram alir dapat dilihat pada gambar
berikut:
Pelanggan
Proses pengolahan air bersih di IPA Martubung didesain untuk menghasilkan air yang
layak untuk dikonsumsi masyarkat bagaimanapun kondisi cuaca dan lingkungan. IPA
Martubung didesain harus sederhana,efektif, tahan lama, dan murah dalam pembiayaan.
Proses pengolahan air bersih di IPA Marubung dimulai dari intake, Prasedimentasi,
Koagulasi, Flokuasi, Sedimentasi, Filtrasi, Desinfeksi, rervoir, lalu didistribusikan ke
pelanggan. Ir yang diproduksi akan diuji kualitasnya di laboratorium sehingga air yang di
produksi memenuhi standar Kesehatan air bersih, Permenkes No. 2 Tahun 2023.
Proses pengolahan air bersih di IPA MArtubung diuraikan seperti dibawah ini
1. Intake
Kondisi intake sangat berpengaruh dalam suplai air yang akan diolah. Untuk menjamin
suplai air cukup, intake diletakkan di lokasi yang mudah di capai dan direncanakan untuk
mensuplai jumlah kuantitas air pada kualitas optimal yang memungkinkan. Intake pada IPA
Martubung terdapat dipinggir sungai deli, dimana akan dikirimkan cukup jauh ke pengolahan
yang berjarak sekitar 3 km. Suplai air sungai memanfaatkan kecepatan dan arah aliran sungai
deli. Pemilihan site untuk intake pada sungai didasarkan pada:
2. Prasedimentasi
3. Koagulasi
4. Flokuasi
Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya dapat
diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil dengan bahan/zat koagulan yang kita bububuhkan.
5. Sedimentasi
Proses Sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan floc yang terbentuk pada bak
flokuasi. Pengendapan ini memanfaatkan gaya berat floc sendiri (Gravitasi). Pada proses ini
mulai dihasilkan air yang sudah mulai jernih dan disebut sebagai super natan.
6. Bak Filtrasi
Bak filtrasu merupakan tempat proses filtrasi berlangsung , jumlah dan ukuran bak
tergantung debit pengolahan. Pada proses pengolahan air di IPA Martubung digunakan pasir
malang sebagai media filter yang akan menjadi penyaring pada proses filtrasi.
7. Desinfeksi
8. Reservoir
Berfungsi untuk menampung air yang akan didistribusikan ke konsumen air yang telah
melalui filter dan dapat digunakan sebagai air minum
9. lagoon
Lagoon sebagai tempat penampungan sludge (Lumpur) dari hasil pengolahan air. Air pada
lagoon akan dialirkan Kembali ke water jump untuk diolah Kembali menjadi air bersih.
IPA Martubung memiliki unit pengolahan dari bendungan, intake, Raw Water Tank
(RWT), Raw Water Pump (RWP), Clarifier, Bak filtrasi, dan reservoir.
1. Intake
Intake berfungsi untuk pengambilan air baku. Bangunan ini merupakan saluran yang
dilengkapi dengan screen (Saringan) yang berfungsi untuk mencegah masuknya sampah-
sampah berukuran besar dan kotoran yang terbawa oleh arus sungai.
Bangunan ini berada setelah bangunan intake. Air baku yang berasal dari intake akan
dialirkan dengan memanfaatkan gaya gravitasi ke bak air baku. Bak ini berfungsi juga
sebagai tempat pengendapan awal partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari
sungai dengan system sedimentasi.
Pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke cleator (clarifier). RWP
terdiri dari 3 unit dimana 2 unit beroperasi dan 1 unit cadangan.
4. Cleator (Clarifier)
Dari intake air akan dialirkan ke bangunan cleator. Bangunan cleator merupakan
modifikasi dari bangunan bak koagulasi/flokuasi, Tube settler. Pada bangunan cleator ini
akan terjadi proses koagulasi, flokuasi, Sedimentasi (tube settler). Pada unit ini air akan
mengalir dari water jump dimana proses awal koagulasi dimulai, lalu dari proses koagulasi
selanjutnya akan melalui proses flokuasi dimana akan terbentuk flok-flok dari hasil campuran
koagulen dan lumpur, selanjutnya akan melalui proses sedimentasi dengan menggunakan
tube settler dimana pada bagian ini flok-flok yang terbentuk akan tertahan pada dinding
settler dan akan turun mengendap ke bagian dasar bak. Flok-flok yang terdapat pada dasar
bak akan terbuang secara otomatis. Air dari hasil proses ini disebut dengan super natan,
selanjutnya super natan akan dialirkan ke bak filtrasi.
5. Bak Filtrasi
Bak filtrasi merupakan tempat berlangsungnya proses filtrasi, yaitu proses penyaringan
flok-flok yang sangat kecil dan sangat ringan yang tidak bertahan dari settler. Bak filtrasi
pada IPA martubung menggunakan jenis saringan cepat berupa pasir silika dengan
menggunakan motor AC nominal daya 0,75 Kw. Filter ini berfungsi untuk menyaring
turbidity melalui pelekatan pada media filter.
6. Reservoir
Reservoir merupakan bangunan beton dibawah tanah yang berfungsi untuk menampung
air olahan setelah melalui media filter. Reservoir berfungsi untuk menampung air bersih yang
telah disaring melalui filter dan juga berfungsi sebagai tempat penyaluran air ke pelanggan.
Finish Water Pump (FWP) ipa martubung memiliki 4 unit FWP yang berfungsi untuk
mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke bak penampungan distribusi cabang-
cabang melalui pipa-pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur. Finish Water Pump IPA
Martubung berjumlah 4 dimana 2 pompa akan beroperasi dan 2 pompa stand by.
8. Lagoon
Lagoon merupakan sebuah bak yang berfungsi sebagai media penampung air buangan
bekas pencucian system pengolahan dan kemudian air olahannya akan disalurkan Kembali ke
water jump untuk diproses Kembali.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Air limbah domestik dibedakan menjadi dua jenis yaitu greywater dan blackwater.
Air limbah jenis greywater dihasilkan dari kamar mandi, dapur, dan cucian, sedangkan
blackwater dihasilkan dari kakus. Limbah cair domestik cenderung bersifat
organomikrobiologis dan mengandung detergen. Hal ini dikarenakan kandungan pencemar
air limbah cenderung organik yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme. Air limbah jenis
blackwater bersifat patogenik karena terkontaminasi oleh bakteri, virus, ataupun Protozoa.
Alternatif pengolahan yang paling ekonomis dan sederhana dalam mengolah greywater
adalah proses pengolahan biologi yang terbagi menjadi 2 yakni proses aerob yang
membutuhkan oksigen dan proses anaerob adalah proses biologi tanpa bantuan oksigen.
Pengolahan anaerob untuk air limbah domestik termasuk greywater adalah Septic Tank,
Imhoff Tank, Anaerobic Lagoon (AL), Anaerobic Filter (AF), dan Upflow Anaerobic Sludge
Blanket (UASB).
UASB (Upflow Anaerob Sludge Blanket) bisa disebut juga anaerobic granular sludge
adalah sebuah sistem dimana air limbah akan masuk kedalam tangki anaerobic yang sudah
terdapat sludge yang mengandung mikroorganisme atau bisa disebut sludge blanket
kemudian diproses sehingga menghasilkan biogas. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
adalah instalasi pengolahan yang berfungsi mengolah air limbah domestik maupun industri
agar tidak mencemari badan air. IPAL ini menghasilkan lumpur yang mengandung air, residu
organik, dan logam anorganik. Lumpur hasil IPAL dikelola pada unit Sludge Drying Bed (SDB)
dengan sistem pengeringan. Proses pengeringan dan laju pengeringan dapat dipengaruhi
oleh faktor suhu, kelembaban relatif, kadar air lumpur, pembentukan kerak, kecepatan
udara, dan adanya zat kimia (Danish et al., 2016). Proses pengeringan lumpur sendiri
menghadapi masalah penyediaan tempat pengeringan, pemanfaatan lumpur aktif yang
telah dikeringkan dan sangat bergantung pada faktor sinar matahari (Ummah, 2018)
4.1.2 Tujuan
Adapun tujuan khusus dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
4.1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari tugas khusus ini adalah menambah pengetahuan tentang
bagaimana kinerja dari Unit Reaktor UASB dan Unit Sludge Bed Drying
4.1.4 Metodologi
1. Observasi lapangan
Metode yang dilakukan adalah dengan cara pengamatan langsung pada proses pengolahan
air.
Metode yang dilaksanakan dengan cara pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun
referensi yang tersedia dari PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air Limbah Cemara
3. Studi literatur
Metode yang dilaksanakan dengan cara pengumpulan sumber-sumber literatur dari elektronik
yang berkaitan dengan laporan ini.
Sesuai dengan namanya, air buangan yang masuk dialirkan ke atas dan akan
mengalami kontak dengan mikroorganisme yang terdapat pada selimut lumpur. Pada selimut
lumpur ini terjadi proses pengolahan air buangan tersebut. Saat ini terdapat 1 (satu) unit
reaktor UASB dengan volume masing-masing 3.040 m3 (19,2 m x 9,02 m x 4,06 m). Dengan
waktu detensi rata-rata 7 (tujuh) jam, diharapkan efisiensi pemisahan BOD pada proses ini
adalah 79% (tujuh puluh sembilan persen). Dalam proses ini juga akan dihasilkan gas
methane yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga listrik. Namun saat ini system biogas pada
IPAL Cemara sedang tidak berfungsi sehingga gas yang terbentuk dari proses pengolahan air
limbah terbuang ke udara bebas. Hal ini disebabkan gas yang terbentuk dari proses
pengolahan air limbah lebih banyak terbuang ke udara.
Maximum HRT H 6
Depth M 4
Cara kerja reaktor ini pertama adalah air limbah masuk dari bagian bawah reaktor
kemudian dialirkan secara vertikal keatas. Air limbah akan melewati lapisan sludge bed. Pada
lapisan ini air limbah akan mengalami kontak dengan mikroba anaerob yang berbentuk
granula. Biogas yang terbentuk dari metabolisme anaerob akan bergerak keatas dan
mengakibatkan terjadinya proses vertikal mixing di dalam reaktor. Dengan demikian tidak
diperlukan alat mekanik untuk pengadukan didalam reaktor.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kondisi reaktor UASB selama prose
pengoalahan limbah terjadi, antara lain Jika reaktor UASB terlalu asam maka akan
mengakibatkan kondisi reaktor overload. Hal ini Terjadi karena menurunnya volatil fatty
acids (VFAs) yang di produksi oleh bakteri asitogenik dan asetagenik dan energi kinetik
antara bakteri produsen asam dan pemakannya. Sebaliknya jika Ph menurun atau dalam
kondisi basa akan menyebabkan kondisi reaktor menjadi toxic atau beracun. Oleh karena itu
kondisi pH harus normal berdasarkan aturan kenormalan pH air limbah agar tidak overload
bahkan toxic atau beracun.
Selain pH yang mempengaruhi kondisi reaktor UASB adalah produksi biogas yaitu
metana. Jika produksi biogas rendah bisa berpotensi mengakibatkan overload pada reaktor
jika pH nya dalam kondisi asam, jika pH dalam kondisi basa akan mengakibatkan toxic pada
reaktor. Dengan demikian agar kondisi reaktor normal maka pH harus dalam keadaan normal
sesuai aturan kenormalan pH air limbah dan produksi biogas juga harus sedang.
Pada dasarnya kecepatan upflow dalam reaktor yang menyebabkan waktu kontak
antara substrat dan biomassa lebih baik dipengaruhi oleh laju alir umpan yang rendah yang
masuk ke reaktor. Hal ini didukung dengan pernyataaan dari (Ahmad 1999), yang
menyatakan tingginya tingkat penyisihan disebabkan oleh laju alir umpan yang rendah
sehingga mikroorganisme memiliki waktu yang lebih lama untuk mendegradasi senyawa
organik yang terkandung di dalam limbah cair yang diolah. Selain itu (Kristaufan, 2010), juga
menyatakan bahwa semakin rendah laju alir maka proses biodegradasi bahan konsentrasi
yang terdapat di dalam limbah berlangsung baik, karena kontak antara mikroorganisme
dengan limbah berlangsung cukup lama (Anindita, 2014).
Berikut data hasil uji beberapa parameter yang dilakukan untuk menentukan mutu kinerja
dari proses pengolahan air limbah di IPAL Cemara yang dilakukan pada tanggal 06 Oktober
2020:
Untuk mengetahui efisiensi kinerja dari reactor UASB dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:
(Pererva, 2014)
Dari hasil perhitungan diperoleh efisiensi kinerja dari reactor UASB sebesar 77%.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja yang dilakukan reactor UASB dalam proses pengolahan air
limbah berlangsung secara efektif.
Kompos
Desain : Dalam satu unit SDB terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan
Sludge Drying Bed (SDB) merupakan teknik pengeringan lumpur yang paling banyak
digunakan. Jenis lumpur yang dapat dikeringkan dengan SDB adalah lumpur yang telah stabil
( telah melalui proses digestion) apabila lumpur tinja yang diolah masih muda. Lumpur akan
terkomposisi secara anaerobik dan berpotensi menimbulkan bau. Dalam penggunaan unit
SDB, perlu diperhatikan jumlah penduduk yang dilayani oleh ketersediaan lahan karena
semakin banyak jumlah penduduk yang dilayani maka lahan yang dibutuhkan lebih luas dan
jumlah pekerja yang dibutuhkan meningkat.
SDB terdiri dari bak pengering berisi media filter dan saluran filtrat. Bak pengering
merupakan tempat berlangsungnya proses pengeringan dimana terjadi filtrasi lumpur oleh
media pasir dan kerikil, evaporasi cairan atmosfer. Selanjutnya, saluran air tersaring (filtrate)
yang terdapat dibagian dasar bak berfungsi untuk mengalirkan kembali filtrat ke unit
stabilisasi cairan. Pada musim panas, proses pengeringan berlangsung selama 2-3 minggu
dengan kandungan padatan kering yang tersisa sebanyak 30-40%.
a) Kriteria Desain
Parameter Nilai
Ukuran bak:
Lebar 8m
Panjang 30m
b) Contoh Desain
Karakteristik influen
- TSS = 2.400mg/L
Perhitungan desain
= fraksi qi
= fraksi qr
Lumpur
Tabel 4.3 Nilai Koefisien Tipikal untuk Lumpur yang telah diolah secara
Aerobik.
fi 0.8-0.9
ft 0.75
fe 0.78
Kandungan padatan = 5%
Kandungan air, qr = (100-5)%
= 190 kg/m2
Kandungan air = 7%
= 93%
qd = (0.07/0.93) 10 kg/m2
= 0.75 kg/m2
- fi = 0.8
- fr = 0.75
- fe = 0.78
Ew = 5 mm/hari
- Diasumsikan:
= t1 + td + tdx
= 15 m 1 kolam/hari = 15 kolam
= 15 8m 3 m = 360 m3
= 12 kg/hari
1. BOD
= 21.4 mg/l
2. COD
= 48.4mg/l
3. TSS
Berdasarkan estimasi di atas, konsentrasi parameter polutan yang terkandung dalam filtrat
hasil pengujian pada unit SDB masih tergolong rendah, sehingga filtrat tersebut tidak harus
untuk diolah kembali pada stabilitas cairan. Slugde Drying Bed yang digunakan IPAL
Cemara memenuhi Standard dengan efisiensi inlet 95%
A. Contoh Desain
Karakteristik outlet
= fraksi qi
= fraksi qr
Lumpur
Tabel 4.4 Nilai Koefisien Tipikal untuk Lumpur yang telah diolah secara
Aerobik.
fi 0.8-0.9
ft 0.75
fe 0.78
Kandungan padatan = 5%
Kandungan air, qr = (100-5)%
= 190 kg/m2
Kandungan air = 7%
qd = (0.07/0.93) 10 kg/m2
= 0.75 kg/m2
- fi = 0.8
- fr = 0.75
- fe = 0.78
- Diasumsikan:
= t1 + td + tdx
= 15 m 1 kolam/hari = 15 kolam
= 15 8m 3 m = 360 m3
Tahap D: Mengestimasi volume lumpur tertahan filtrate
= 1,75 kg/hari
=
2. Volume filtrat dari SDB
1. BOD
= 5.08 mg/l
2. COD
= 11.3mg/l
3. TSS
=
=
Berdasarkan estimasi di atas, konsentrasi parameter polutan yang terkandung dalam filtrat
hasil pengujian pada unit SDB masih tergolong rendah sehingga filtrat tersebut tidak harus
untuk diolah kembali pada stabilitas cairan. Slugde Drying Bed yang digunakan IPAL
Cemara memenuhi Standard dengan efisiensi outlet 54% .
BAB V
4.1 Kesimpulan
1. Penulis mendapatkan perbedaan apa saja yang diajarkan di perkuliahan denga apa yang
ada dilapangan
2. Dalam melaksanakan kegiatan magang ini, penulis dapat memahami bagaimana alur
proses pengolahan air dari air baku sampai bisa menjadi air yang dapat dikonsumsi
3. Penulis mendapatkan ilmu baru baik hard skills seperti cara pengoperasisan katrol,
pendosisan PAC yang dapat menekankan efisiensi penggunaan PAC dan sebagainya serta
soft skills cara berinteraksi dengan lingkungan kerja, dan lain-lain.
5.1 Saran
1. Sebaiknya mahasiswa magang ditempatkan sesuai dengan jurusan yang ditekuni agar ilmu
yang dipelajari diperkuliahan dapat diimplementasikan di perusahaan
2. Sebaiknya jadwal pembersihan setiap unit pengolahan dapat dilakukan tepat waktu serta
membuat jadwa tambahan minimal 3 kali dalam sebulan
3. Sebaiknya dalam penyusunan jadwal magang mahasiswa tidak dilakukan rotasi dalam
waktu yang singkat karena jika watu rotasi lebih lama maka mahasiswa magang dapat
memahami lebih dalam mengenai tentang keagat magang yang dilakukaknnya di tempat
magang tersebut.
BAB VI
REFLEKSI DIRI
Puji syukur kepada Tuhan YME yang senantiasa memberikan rahmat, sehingga saya
bisa melewati serangkaian kegiatan magang di PERUMDA Tirtanadi Provinsi Sumatera
Utara dengan baik dan lancer. Dalam kegiatan magang ini banyak pengalaman yang saya
dapatkan, seperti mengetahi keadaan lapangan secara langsung di PERUMDA Tirtanadi
Provinsi Sumatera Utara. Hubungan interaksi sosial antara pegawai PERUMDA Tirtanadi
pun terlihat baik dan saling menghargai satu sama lain.
Kegiatan magang kampus merdeka juga menambah pengalaman nyata yang bisa saya
jadikan pembelajaran bermakna bagi mahasiswa mengenai permasalahan yang berkaitan
dengan pengolahan air.
Dengan dihadapkan secara langsung permasalahan yang sering terjadi di tempat
magang, mahasiswa akan belajar mengenai cara menyelesaikan masalah tersebut.
Mahasiswa juga memperoleh kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang
dimiliki sehingga daoat dijadikan sebagai bekal Ketika memasuki dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., T. Setiadi, M. Syafila dan O.B. Liang. 1999. Bioreaktor Berpenyekat
Anaerob untuk Pengolahan Limbah Industri yang Mengandung Minyak
dan Lemak: Pengaruh Pembebanan Organik Terhadap Kinerja Bioreaktor.
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo 1999,
TKITB, Bandung,19- 20 Oktober .
Al-Nozaily, F.A , Taher, T.M., Al-Rawi, M.H.M. 2013. Evaluation of the Sludge
Drying Beds at San,a wastewater Treatment Plant. Seventeenth
Internasional Water Technology Conference