Anda di halaman 1dari 5

Ciri-ciri munafik[sunting | sunting sumber]

Dusta[sunting | sunting sumber]


Hadis Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad yang baik:

"Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Iaitu seseorang yang berdusta
agar orang-orang tertawa."
Di dalam kitab dan pula), Rasulullah bersabda:

Khianat[sunting | sunting sumber]


Sabda Rasulullah s.a.w.:

Petikan hadis ini menjelaskan bahawa barangsiapa memberikan janji kepada


seseorang, sama ada kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau kepada sesiapa
sekalipun, kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab uzur syar'i
atau halangan yang benar-benar menghalang tanpa dikehendakinya, maka telah
melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

Fujur Dalam Pertikaian[sunting | sunting sumber]


Fujur adalah keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran ini menjadi
kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran. Maka, sabda Rasulullah s.a.w. tentang
kemunafikan:

Ingkar Janji[sunting | sunting sumber]


Sabda Rasulullah SAW:

Malas Beribadah[sunting | sunting sumber]


Jika orang munafik pergi ke masjid atau surau, dia mudah terasa berat dan seolah-
olah mahu menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu dengan rantai. Apabila tiba di
atau, dia gemar memilih saf yang paling akhir. Dia tidak mahu mengetahui apa yang
dibaca di dalam.

Riya[sunting | sunting sumber]


Di hadapan manusia dia sholat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia
mempercepat sholatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak
zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang
diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

Mempercepat Solat[sunting | sunting sumber]


Orang-orang munafik juga adalah orang yang mempercepatkan solat tanpa ada rasa
khusyuk sedikit pun, tiada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit
mengingat Allah di dalamnya. Fikiran dan hatinya pula tidak menyatu. Dia tidak
menghadirkan keagungan dan kebesaran Allah dalam solatnya.

Kaum munafik ini gemar memperolok orang-orang yang taat dengan ungkapan yang
mengandung cemuhan dan celaan. Termasuk dalam kategori orang-orang taat di
sini adalah mereka yang memiliki komitmen dalam menjalankan syari'at dan, serta
mereka yang berdakwah dan berjuang keras di jalan Allah (fi sabilillah). Maka, dalam
setiap pertemuan sering kali kita temui orang munafik yang hanya mencela orang-
orang soleh ini sebagai orang-orang yang kolot, fanatik, dan lain-lain gelaran yang
tidak menyenangkan.

Allah berfirman di dalam:

Mepermainkan Al-Quran, As-Sunnah, dan Nabi Muhammad s.a.w.


[sunting | sunting sumber]
Kes kemunafikan ini adalah termasuk dalam kategori istihzaa' iaitu adalah
memperolok-olok atau mempermainkan hal-hal yang dan amalan-amalan lainnya.
Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu dianggap
jatuh kafir.

Firman Allah

Bersumpah Palsu[sunting | sunting sumber]


Firman Allah SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai."
(Al-Munafiqun: 2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang
munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang
munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan
memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak
dengan sumpahnya: "Demi Allah, sebenarnya kamu adalah orang yang paling aku
sukai. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah sahabatku."

Enggan Berinfak[sunting | sunting sumber]


Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut
pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak,
bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana riya' dan sum'ah.
Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki
pengorbanan harta, apalagi jiwa

Tidak Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin[sunting | sunting


sumber]
Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah
yang disebut At Takhdzil, yiaitu sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan
membiarkan kaum muslimin. Orang munafik percaya bahawa orang-orang kafir lebih
kuat daripada kaum muslimin.

Memperbesar Kesalahan Orang[sunting | sunting sumber]


Orang munafik suka memperbesar sesuatu peristiwa atau kejadian. Jika ada orang
yang tersilap tutur katanya secara tidak sengaja, maka si munafik ini akan
memperbesarkannya dalam apabila bertemu dengan lain dan mengajuk kesalahan
tersebut. Dia sendiri mengetahui bahawa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan
keutamaan, walau bagaimanapun, si munafik itu tidak bersedia mengungkapkannya
kepada masyarakat melainkan kesilapan sahaja.
Firman Allah s.w.t:

Mengingkari Takdir[sunting | sunting sumber]


Orang munafik selalu membantah dan tidak pada takdir Allah s.w.t. Maka, apabila
ditimpa musibah atau ujian, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya
berbuat begini, nescaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh kepada
manusia lain. Hal ini jelas menunjukkan bahawa dia telah mengkufuri dan
mengingkari dan.l

Firman Allah s.w.t.

Mencaci Kehormatan Orang Soleh[sunting | sunting sumber]


Apabila orang munafik membelakangi orang-orang soleh, dia akan mencaci maki,
mengejek, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka semasa bertemu
dengan orang lain.

Allah s.w.t. berfirman

Selalu Meninggalkan Solat Berjemaah[sunting | sunting sumber]


Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu yang terluang, dan tidak
memiliki uzur syar'i, namun tidak mahu hadir ke masjid atau surau ketika mendengar
panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik.

Membuat Kerosakan Di Muka Bumi Dengan Dalih Mengadakan


Perbaikan[sunting | sunting sumber]
Orang munafik akan selalu berusaha mengadu domba dan menghamburkan fitnah
di antara sesama manusia. Dia juga sering memberikan kesaksian palsu,
menyebabkan pertikaian antara seseorang dan saudaranya, atau antara ayah dan
anaknya, serta selalu berusaha memfitnah dan menjelek-jelekkan nama seseorang.
Firman Allah SWT: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-
orang yang mengadakan kebaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-
orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 11-12).

Tidak Sesuai Antara Zahir Dengan Batin Secara


Zahir[sunting | sunting sumber]
Mereka mempercayai bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, tetapi di
dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian mereka. Sesungguhnya,
kesaksian yang tampak benar secara Zahir itulah yang menyebabkan Mereka
masuk ke dalam Neraka. Penampilan zahirnya bagus dan mempesona, tetapi di
dalam batinnya terselubung niat busuk dan menghancurkan. Di luar dia
menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam hatinya ia main-main.

Takut Terhadap Kejadian Apa Saja[sunting | sunting sumber]


Orang-orang munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu tidak tenang,
keinginannya hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan damai tanpa
disibukkan oleh persoalan-persoalan hidup apapun Dia selalu berharap: "Tinggalkan
dan biarkanlah kami dengan keadaan kami ini, semoga Allah memberikan nikmat ini
kepada kami. Kami tidak ingin keadaan kami berubah." Padahal, keadaan tidaklah
selalu apalagi menjadi lebih baik.

Mengelak Dengan Alasan yang Bohong[sunting | sunting sumber]


Firman Allah s.w.t.

Menyuruh Kemungkaran Dan Mencegah


Kemakrufan[sunting | sunting sumber]
Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang-
orang beriman. Mereka menggembar-gemborkan tentang kemerdekaan wanita,
persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan
nyanyian dan konser, menyebarkan majalah-majalah porno (semi-porno) dan
narkoba.

Bakhil[sunting | sunting sumber]


Orang-orang munafik sangat bakhil dalam masalah-masalah kebajikan. Mereka
menggenggam tangan mereka dan tidak mau bersedekah atau menginfakkan
sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan
berkecukupan.

Lupa Kepada Allah SWT[sunting | sunting sumber]


Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka
senantiasa ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, lagu-lagu, berbagai keinginan,
dan segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi. Dalam fikiran dan batin
mereka tidak pernah terlintas untuk mengingat (berdzikir) Allah SWT, kecuali
sebagai tipu daya kepada sewsama manusia semata.

Mendustakan Janji Allah Dan Rasul[sunting | sunting sumber]


Firman Allah s.w.t.

Lebih Memperhatikan Zahir, Mengabaikan Batin[sunting | sunting


sumber]
Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin, tidak
menegakkan sholat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak mengenal zikir.
Pada zahirnya, pakaian mereka demikian bagus menarik, tetapi batin mereka
kosong, rusak dan lain sebaginya.

Sombong Dalam Berbicara[sunting | sunting sumber]


Orang-orang munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak
omong dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan
selalu mengawalinya dengan ungkapan menakjubkan yang meyakinkan agar
tampak seperti orang hebat, mulia, berwawasan luas, mengerti, berakal, dan
berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak memiliki kemampuan apapun.
Sama sekali tidak memiliki ilmu, bahkan bodoh.
Tidak memahami masalah-masalah agama[sunting | sunting sumber]
"Keistimewaan" orang-orang munafik adalah: mereka sama sekali tidak memahami
masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai mobil dan mengerti
perihal mesinnya. Dia juga mengetahui hal-hal remeh dan pengetahuan-
pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya meski juga tidak
mendatangkan mudharat baginya. Akan tetapi, apabila menghadapi dialog (tanya-
jawab tentang persoalan-persoalan Ad Din (Islam)), dia sama sekali tidak dapat
menjawab.

Berpura-pura Dalam Dosa[sunting | sunting sumber]


Watak inilah yang paling penting membezakan antara orang munafik dan orang
mukmin.

Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara yang melawan hukum Allah,


menentang-Nya dengan melakukan pelbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara
sembunyi. Akan tetapi, ketika dia berada di tengah-tengah manusia dia
menunjukkan sebaliknya; iaitu berpura-pura taat.

Firman Allah SWT

Seseorang mukmin selalu merasa bahawa dirinya diawasi oleh Allah, baik ketika
bersendirian mahupun bersama-sama orang lain. Malah, dia merasa lebih diawasi
dan diperhatikan oleh Allah ketika seorang diri.

Senang Melihat Orang Lain Susah, Susah Bila Melihat Orang lain
Senang[sunting | sunting sumber]
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh
tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada
masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: "Hanya Allahlah
tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah tertimpa
musibah begini dan begitu. Semoga Allah memberi kesabaran kepada kami dan
beliau." Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan terhibur karena musibah
itu.

Kategori:
 Pertikaian ketepatan dari Mei 2023
 Rencana yang mungkin mengandungi penyelidikan asli dari Mei 2023
 Rencana Wikipedia yang memerlukan suntingan gaya dari Mei 2023
 Istilah Islam
 Laman ini kali terakhir disunting pada 16:38, 25 Mei 2023.
 Teks disediakan di bawah Lesen Creative Commons Pengiktirafan/Perkongsian Serupa; terma tambahan
mungkin digunapakai. Lihat Terma Penggunaan untuk butiran lanjut.

Anda mungkin juga menyukai