Evaluasi Dampak Pengunaan NAPZA
Evaluasi Dampak Pengunaan NAPZA
NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adktif lainnya) merupakan sekelompok obat-obatan
yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan/atau mental seseorang. Penyalahgunaan NAPZA
dapat mengakibatkan gangguan neurofisiologis yang berujung pada kematian. Obat-obatan
NAPZA dapat dikonsumsi melalui injeksi, inhalasi, atau ingesti. Pengonsumsian tersebut akan
mengirimkan dopamin, yaitu senyawa yang bertugas meregulasi emosi dan sensasi kesenangan
dalam jumlah yang besar ke otak. Perasaan “feel-good” ini membuat para pengguna terus ingin
mengonsumsi NAPZA, sehingga akhirnya tercandu (Gateway Foundation, 2022).
a) Psikologis:
- Sulit berkonsentrasi
- Kewaspadaan menurun
- Mengkhayal
- Hilang kepercayaan diri
- Ketidakseimbangan emosional
- Pikiran terdistorsi
- Agitatif
- Agresif
- Apatis
Dampak psikologis ini membuat para penguna NAPZA 15 kali lebih cenderung melakukan
tindakan kriminal. Contohnya, pengguna NAPZA sering terlibat dan tewas (14%) dalam
kecelakaan jalan karena memiliki tingkat kewaspadaan dan konsentrasi yang terganggu. Para
pengguna NAPZA juga sering dilapor melakukan pencurian atau pembegalan (1 dari 6
pengguna) karena sulit menafkahi kecanduannya yang sangat mahal (cnth. 1 gram sabu
berharga lebih dari Rp 1 jt). Bagi para pelajar yang tercandu, prestasi sekolah juga akan
terganggu sebab nilai IQ dapat menurun dan motivasi untuk belajar akan hilang (Power et al.,
2021). Pelajar kurang mampu berkonsentrasi dan menghafal dalam kelas, serta gampang
merasa tertekan atau gelisah sehingga muncul keributan di dalam kelas. Penggunaan NAPZA
selama masa sekolah seringkali berujung pada dropout (32%). Selain sekolah, pengunaan
NAPZA juga dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga. Kesulitan finansial akibat
utang kepada pengedar narkoba akan menganggu seluruh anggota keluarga. Para pengguna
juga tidak stabil secara emosional sehingga akan tiba-tiba bersifat agresif (cnth. memukul
pasangan atau anak). Akibatnya, anak dalam rumah tangga akan kurang diperhatikan sehingga
3 kali lebih mungkin menjadi korban pembulian atau kekerasan di luar rumah.
b) Fisiologis:
- Mata: penglihatan buram, dilasi abnormal, mata tampak merah, kantung mata
menghitam, dan sering mengeluarkan air mata
- Jantung: tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, pemompaan darah lemah,
otot jantung robek, dan infeksi pembuluh darah
- Paru-paru: pernapasan yang terhambat dan saluran pernapasan tersendat
- Kulit: jerawatan dan inflamasi (merah dan gatal)
- Ginjal dan hati: fungsi terganggu sehingga terdapat risiko gagal ginjal dan/atau hati
Secara keseluruhan, dampak fisiologis dari penggunaan NAPZA akan dialami oleh setiap
organ dalam tubuh. Akibatnya, sistem imun tubuh juga terganggu sehingga pengguna lebih
mudah terserang TBC bila merokok dan HIV bila menggunakan jarum yang kurang bersih.
Setiap gangguan fungsi yang diterima organ tubuh akibat penggunaan NAPZA dapat berujung
pada gagal organ serta kematian.
Kelompok kami tidak setuju dengan pemusnahan barang bukti NAPZA karena obat-obatan
tersebut dapat disimpan kemudian diolah kembali untuk menguntungkan negara secara
finansial (ekspor bahan baku), sosial (penelitian di institusi besar), dan medis (disalurkan ke
fasilitas kesehatan). Indonesia memiliki kapasitas untuk menyimpan barang bukti tersebut,
sehingga kami yakin bahwa barang bukti tersebut tidak perlu disia-siakan dengan cara dibakar.
Kami percaya bahwa tindakan preventif yang tepat adalah melalui edukasi formal (lewat
program sekolah) dan non-formal (lewat sosial media). Contohnya, BNN dapat bekerjasama
dengan lembaga penyiaran TV di Indonesia untuk membuat video singkat yang mengajarkan
anak-anak kecil tentang dampak buruk NAPZA agar sejak usia dini mereka sudah kenal dan
sadar akan bahaya narkoba. Strategi ini digunakan pemerintah Singapura yang sudah memulai
kampanye “Be A Good Citizen” dan “Go Green” lewat lagu kampanye yang wajib disiarkan
oleh setiap saluran TV anak pada pukul 08:00 A.M. sejak tahun 1970-an. Daripada menonton
sinetron, anak-anak Indonesia dapat menerima informasi yang lebih bermanfaat melalui
kampanye yang hanya berlangsung 2-3 menit. Oleh karena itu, kami pun menyampaikan ide
pengolahan kembali barang bukti kepada para petugas BNN.
Hasil Mendengarkan Sesi BNN
Setelah mengikuti sesi penjelasan dari BNN, satu kalimat yang menyadarkan saya akan tingkat
kebahayaan NAPZA adalah “dampak dari pengunaan NAPZA tidak bisa direverse, maka
jangan coba-coba menggunakan” sambil ditunjukkan gambar 3D otak seseorang yang
kecanduan narkoba. Saya tidak pernah melihat gambar otak dengan bolongan-bolongan kecil
yang tersebar luas di seluruh permukaannya karena saya bahkan tidak tahu bahwa hal tersebut
bisa terjadi. Gambar tersebut meyakinkan saya bahwa kata-kata “narkoba adalah sampah
masyarakat” adalah benar, karena bagaimana mungkin seseorang yang otaknya sudah berubah
dengan sedemikian rupa masih bisa berfungsi layaknya manusia normal?
Setelah sesi penjelasan, kami mulai bertanya-tanya tentang ide kami terkait pembaharuan UU
Narkotika. Berikut adalah pandangan pribadi saya terhadap jawaban dari petugas BNN:
Sesi BNN membuat saya sadar bahwa sebenarnya pengunaan dan pengedaran NAPZA di
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat (komunitas sekitar) masih sangat mungkin
dicegah. Oleh karena itu, saya pun membuat media kampanye untuk bantu mengeduksi orang-
orang di komunitas sekitar terkait dampak NAPZA terhadap kehidupan bersama.
Daftar Pustaka