Anda di halaman 1dari 3

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Eti Juniarti


Nama Kecil : Eti
Tempat Tanggal Lahir : Lahat 16 Juni 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Dari Ranting : Antasena
Nama Suami : Pratu Randa Pasthio Panggar Besi
Pendidikan Terakhir : DIII Gizi
Agama : Islam
Nomor Hanphone : 082378950746
Email : etyjuniarti9@gmail.com
Alamat : Desa gunung Raya, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu,
Kab. Lahat, Sumatera Selatan
Perempuan Tangguh

Malam Itu semilir angin malam terus berhembus sepoi, membawa sang kabut malam
berarak lembut melewati pendar sang rembulan yang bersinar di langit terang.
Tenang, senyap, dan bisu. Demikian perasaan yang selalu dirasakan oleh Susi saat
menikmati pemandangan malam untuk melepas sebagian beban berat yang tengah
ditanggungnya. Ia tak pernah berkeluh kesah kepada siapapun perihal hidupnya. Ia
tahu betul, bahwa suatu hari nanti beban itu akan hilang dengan bersabar. Jika lelah,
ia mengadu pada tuhannya.

Susi seperti perempuan tangguh dalam tokoh cerita rakyat, berparas ayu, pandai,
baik budi, namun bernasib malang. Begitulah orang-orang kampung menggelarinya.
Semua pekerjaan dilakoninya seorang diri meskipun ia telah bersuami. Ia-lah tulang
punggung keluarga yang berusaha banting tulang mencari nafkah, mengurus anak
dan rumah. Suaminya tak mau tahu perihal itu. Suaminya hanya berdiam diri dirumah
sesekali jika Susi mendapatkan uang ia pergi keluar untuk berjudi.

Setiap hari Susi bekerja serabutan untuk bertahan hidup, apapun ia kerjakan
walaupun hanya mendapatkan upah Rp 10.000 dalam sehari, seketika Susi terduduk
diam sembari menitikkan air mata merenungi keadaan yang ia alami.

Susi ingin mengeluh, terasa badan itu telah ingin menyerah, namun keadaan
memaksanya untuk bertahan. Bertahan untuk anak satu-satunya yang sangat ia
sayangi. “bagaimana dengan anakku jika aku menyerah” dengan menitikkan air
mata. Setiap mengingat hal itu ia kembali bersemangat untuk menjalani kehidupan
yang dianggapnya suram.

Meskipun begitu Susi begitu patuh pada suaminya. Gurat lelah diwajahnya adalah
bukti baktinya pada sang suami yang selalu dipanutnya. Tak pernah ia bantah
sepatah katapun yang keluar dari mulut lelaki itu. Pandangannya selalu tertunduk
dan kepala manggut-manggut dengan badan sedikit membungkuk bila mendengar
ucapan suaminya. Ia benar-benar ingat dengan perkataan ibunya untuk selalu
menghormati suami agar tak kehilangan surga. Sungguh, wanita yang mulia.
Malam itu, tak seperti biasanya, terdengar suara gemuruh diluar , rintik hujan dan
angin malam diluar rumah.

“Tokkk...Tokkk.Tokkk” (terdengar seseorang mengetuk pintu rumah)

Seketika Susi langsung bangun dari tempat tidur dan menuju pintu, ternyata itu
suaminya pulang dalam keadaan basah kuyup dan mabuk. Hal itu sudah dianggap
biasa oleh Susi, hampir setiap malam itu terjadi. Dengan lembut Susi bertanya
kepada suaminya.

“Mas mabuk lagi, Biar Susi bantu bersih-bersih, baju mas basah kuyup” dengan
memegang tangan suaminya.

Hal tersebut membuat suaminya marah seketika Suaminya memaki dengan nada
tinggi terdengar teriakan keras dan beberapa benda pecah berkali-kali. Susi terisak-
isak sambil menggigit bibir menahan tangisnya. Wajahnya memar, pelipisnya
berdarah, dan tangannya lebam kebiruan, seolah baru terkena pukulan benda
tumpul.

Sontak kejadian malam itu menjadi malam terakhir ia bersama suaminya yang ringan
tangan itu, ia memutuskan untuk pergi membawa anaknya. Untuk terakhir kalinya
dipangillah suaminya untuk berpamitan namun tak ada jawaban.

Setelah malam itu, tak lagi ia jumpai Suaminya itu. Perempuan tangguh itu telah
memilih melepaskan beban berat yang selama ini dipikulnya.

Anda mungkin juga menyukai