PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
daerah terpencil, dan daerah perbatasan masih kurang dapat dilayani oleh tenaga
elektromedik yang memadai.
5. Kurangnya tenaga Pemeliharaan Alat Kesehatan di kabupaten/kota yang
memenuhi kriteria, yang akses langsung pada mutu pelayanan kesehatan,
khususnya di puskesmas
Masalah yang dapat kita kategorikan sebagai tantangan adalah berkaitan dengan
kebijakan FKTP yang mewajibkan seluruh falsilitas pelayanan khususnya
Puskesmas harus di akreditasi untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan.
Berbagai permasalahan yang dihadapi antara lain :
a. Belum tersedianya Sumberdaya manusia dalam pemeliharaan Alat Kesehatan
di Puskesmas.
b. Berbedanya persepsi para pelaku pembangunan kesehatan terhadap sarana,
prasana dan alat kesehatan.
c. Masih rendahnya ketersedian Alat Kesehatan sebagai penunjang pelayan
kesehatan yang berkualitas.
d. Masih terbatasnya kapasitas pengelolaan Alat kesehatan di daerah. Hal ini
ditunjukkan masih belum terpenuhi ketersediaan tenaga elektromedik di
fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten/kota, baik dari segi jumlah,
maupun segi profesionalisme.
Kerangka Konsep
MANAJEMEN SARANA, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN
SESUAI STANDAR DALAM MENDUKUNG AKREDITASI PUSKESMAS
SARANA /
BANGUNAN
MENDUKUNG YANKES YANG BERKUALITAS
PENILAIAN
MANAJEMEN / PENGELOLAAN
Gedung Keselamatan
PERSYARATAN STANDAR
TEKNOLOGI
F PRASARANA
PERENCANAAN
A PRIMER Ventilasi
Keandalan
S Pencahayaan PENGADAAN
Kelistrikan
Y Rawat Inap Gas medis
PENERIMAA
A Non Rawat Inap Sanitasi
Komunikasi, dll N
N PELATIHAN Persyaratan
Mutu
K ALKES
E PENGOPERASIAN
Set Pem. Umum
S Set Gadar PEMELIHARAAN
Set Pem. Kes Ibu Keamanan
Set Pem. Kes Anak
Set Obgyn PENGUJIAN &
Set Insersi & KALIBRASI Laik Pakai
Ekstraksi AKDR
Set Resusitasi Bayi PENGHAPUSAN
Set Kes Gigi PEDOMAN
Set Promkes, dll YANKES
a. Pengertian
1) Pedoman manajemen SPA Di Puskesmas
Pengelolaan peralatan medis ini adalah memberi acuan langkah dan
tindakan yang diperlukan dalam pengelolaan peralatan medis dari mulai
perencanaan, pengadaan, instalasi dan penerimaan, penggunaan,
pemeliharaan dan penghapusan.
2) Penilaian Teknologi
Analisa untuk menentukan jenis dan teknologi peralatan medis yang dipilih
di antara beberapa pilihan teknologi peralatan medis untuk memenuhi
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Pemeliharaan
Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjaga peralatan medis
bermutu, aman dan laik pakai.
4) Penghapusan
Tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang dan atau
Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yang
berada dalam penguasaannya.
5) Pengujian
Keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran satu
atau lebih sifat, karakteristik dari suatu produk, proses, output untuk
membandingkan hasil pengujian dari alat ukur dengan standar untuk
satuan ukuran yang sesuai guna menetapkan sifat ukurnya atau
menentukan besaran atau kesalahan pengukuran.
6) Kalibrasi
Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara besaran yang ditunjukkan
oleh suatu alat ukur atau sistim pengukuran atau besaran yang diabadikan
pada suatu bahan ukur dengan besaran yang sebenarnya dari besaran
yang diukur.
9) Uji Coba
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat dengan
beban sebenarnya (misalnya pasien), setelah uji fungsi dilakukan dengan
hasil baik. Uji coba dilaksanakan oleh operator yang telah dilatih, untuk
membiasakan penggunaan alat sesuai prosedur kerjanya dalam waktu
tertentu atau berdasarkan jumlah pemakaian.
12) Recall
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pada suatu alat
kesehatan, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau dapat
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya. Suatu produk yang
ditarik dari peredaran, akan diteliti ulang oleh produsen sehingga dapat
ditentukan apakah produk tersebut akan diperbaiki atau di musnahkan.
18) Puskesmas
Adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
20) Ruang
Adalah sekumpulan ruangan pelayanan
21) Ruangan
Adalah ruangan terletak di dalam ruang
23) Pengoperasian
Adalah langkah-langkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan
dengan benar sesuai dengan prosedur, dengan pengoperasian alat medis
yang benar, maka diharapkan dapat memperpanjang umur peralatan dan
mengurangi tingkat kerusakan
24) Pemantauan
Adalah kegiatan untuk memastikan bahwa peralatan medik yang ada
dalam kondisi laik dan siap pakaiperawatan serta puskesmas di wilayah
tertinggal, perbatasan, dan kepulauan seperti di bawah ini.
1.Data pemanfaatan
2.Kapasitas alat sesuai spesifikasi.
Pada Puskesmas yang telah operasional pemenuhan standar
dibutuhkan data inventarisasi peralatan tiap unit pelayanan
seperti IGD, Pelayanan Ibu dan anak (GKIA), Pelayanan Umum
dan Rawat Inap jika tersedia, dan unit pelayanan lainnya.
h) Penganggaran
Anggaran dan keuangan untuk pemenuhan, penggantian atau
pengembangan, pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan Alat
Kesehatan. Untuk puskesmas, anggaran bisa bersumber dari:
✓ Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP)
✓ Pendapatan Puskesmas (BLU)
✓ DAK dan BOK (APBN).
✓ Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
✓ Anggaran lain sumber (bantuan hibah, bantuan sponsor).
Seluruh sumber anggaran di atas, untuk memenuhi kebutuhan
pemenuhan dan penggantian peralatan dalam pelayanan kesehatan
harus masuk di dalam perencanaan atau RAB (rencana anggaran
belanja) Puskesmas setiap tahunnya
i) Prioritas Pemenuhan Kebutuhan
Tidak selamanya hasil dari penilaian kebutuhan Pelayanan Kesehatan
dapat direalisasikan semuanya, keterbatasan anggaran menjadi
kendala dalam pemenuhan tersebut dikarenakan pendapatan
kemampuan dana yang terbatas, maka perencanaannya difokuskan
kepada peralatan medis prioritas yang disesuaikan dengan kriteria
pada setiap Puskesmas diantaranya adalah sebagai berikut:
✓ Tingkat utilitas
Merupakan tingkat penggunaan atau pemakaian Alat Kesehatan
pada pelayanan. Hal ini terkait dengan terhadap banyaknya
kebutuhan peralatan tersebut sehingga akan berpengaruh pada
tingkat pelayanan dan penghasilan Puskesmas
✓ Pemenuhan Pelayanan
Pemenuhan pelayanan kesehatan di puskesmas harus di
pertimbangkan dengan Permenkes 75 tahun 2015
✓ Pengembangan Pelayanan
Pengembangan pelayan di Puskesmas dari non rawat nginap
menjadi rawat nginap
1 2 3 4 5
DST
KONDISI
NO JENIS ALAT JUMLAH KEBUTUHAN KEKURANGAN
R RINGAN R SEDANG R BERAT
1 2 3 4 5 6 7 8
1
DST
KAPASITAS LAYANAN
JENIS KEBUTUHAN
NO JUMLAH KEKURANGAN
ALAT LAYANAN
ALAT JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
DST
Selain itu, dalam ASPAK memuat juga keterangan mengenai kondisi dari
ketersediaan SPA apakah dalam kondisi berfungsi baik atau mungkin rusak.
Keterangan mengenai usia dari SPA yang ada dapat juga dijadikan dasar
untuk pengajuan perencanaan seperti kondisi bangunan, kondisi prasarana
ambulan atau puskesmas keliling yang sudah tua (berusia lebih dari 10 tahun).
Demikian juga untuk kondisi alat kesehatan yang sudah memiliki waktu pakai
lama dapat diusulkan dalam perencanaan.
Gambar
1 Menyusun daftar x X x x x x x X x X x X
inventaris
sarana,prasarana dan
alat kesehatan
2 Perencanaan X x X
pemeliharaan sarana,
prasaran dan alat
kesehaan
3 Pelaksanaan kegiatan x X x x x x x X x X x X
pemeliharaan SPA
4 Menyusun laporan x x x X
dan evaluasi
pemeliharaan
5 Monitoring dan x X x x x x x X x X x X
evaluasi kegiatan
pemeliharaan
c. Kegiatan Pemeliharaan
1) Persiapan Operasional
Langkah-langkah yang dilakukan terhadap suatu Alat Kesehatan sebelum
digunakan untuk tidakan pelayanan, dengan mempersiapakan assesori,
maupun bahan operasional agar alat siap dioperasikan. Persiapan ini
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan catu daya.
2) Pemanasan
Langkah-langkah yang dilakukan oleh pengguna terhadap Alat Kesehatan,
sebelum melakukan pelayanan.
a) Menghubungkan Alat dengan catu daya
b) Memberikan waktu yang cukup agar komponen Alat yang perlu aliran
listrik/pemanasan terpenuhi
c) Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indikator, alarm, system
pergerakan dan pengereman.
d) Pelaksanaan
e) Langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap alat selama melakukan
pelayanan, agar tercapai hasil yang optimal. Tata cara pengoperasian
yang harus tersedia pada setiap Alat Kesehatan dan dipahami dengan
baik oleh pengguna alat.
3) Pengemasan dan penyimpanan
a) Langkah-langkah ini dilakukan terhadap Alat Kesehatan setelah selesai
melakukan pelayanan, agar Alat Kesehatan selalu siap untuk
pelayanan.
b) Pengguna alat harus wajib mencatat beban kerja alat setiap hari
pemakaian.
c) Dokumentasikan oleh penanggung jawab Alat Kesehatan
Penggunaan peralatan kesehatan yang baik dan benar menjadi bagian dan
salah satu dari unsur pemeliharaan kesehatan. Pentingnya suatu petunjuk
operasional/penggunaan sangat membantu pengguna (user) dalam
menggunakan peralatan kesehatan tersebut. Karena tidak selamanya tenaga
kesehatan yang sudah terampil akan tetap atau selalu yang akan
menggunakan alat tersebut, mutasi ataupun rotasi sering terjadi didalam suatu
pelayanan kesehatan. Sehingga sangat dibutuhkan bagi mereka yang belum
berpengalaman dalam menggunakan peralatan tersebut bila sudah tertulis tata
cara ataupun Standar Operasional Prosedur (SOP)nya. Sehingga kerusakan
alat kesehatan karena salahnya penggunaan dapat diminimalisir. Terlampir
beberapa cara penggunaan peralatan kesehatan di Puskesmas yang baik dan
benar.
f. Penyimpanan
Selain hal tersebut penyimpanan peralatan kesehatan yang baik dan benar
menjadi salah satu bagian dalam pelaksanaan suatu pemeliharaan. Hal ini
disebabkan karena salah atau kurang tepatnya cara ataupun tempat
h. Perbaikan
Petugas puskesmas mengindentifikasi peralatan kesehatan yang rusak dicatat
dalam buku bantu.
Tindakan puskesmas terhadap alat yang rusak adalah:
1) Alat yang masih dapat diperbaiki
Apabila alat yang rusak masih dapat diperbaiki,
dipertimbangkan apakah :
➢ Alat dapat diperbaiki oleh puskesmas.
Kerusakan ringan untuk alat – alat tertentu dapat diperbaiki oleh
puskesmas dengan system swakelola sesuai aturan yang berlaku
➢ Alat tidak dapat diperbaiki oleh puskesmas.
Alat tersebut dapat dibedakan:
a) Alat kecil (Portable):
Puskesmas mengirim alat tersebut ke dinas kesehatan
kabupaten/kota, dengan surat pengantar permintaan bantuan
perbaikan. Apabila sudah diperbaiki, alat tersebut dikembalikan
kembali ke puskesmas.
b) Alat besar :
Untuk alat yang besar, seperti kursi gigi (dental unit), meja operasi,
dan lain-lain, yang sulit dibawa ke kabupaten, puskesmas dapat
langsung menghubungi atau mengirim surat ke dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk meminta bantuan teknisi datang ke
puskesmas memperbaiki alat tersebut.
➢ Alat rusak berat yang tidak bisa diperbaiki
Apabila ada alat yang rusak dan tidak dapat diperbaiki(pernyataan dari
teknisi) maka puskesmas melakukan pencatatan kedalam buku bantu
alat yang rusak (contoh form terlampir). Tindakan selanjutnya membuat
laporan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
D. Pengadaan
Pengadaan peralatan kesehatan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pemenuhan dan ketersediaan peralatan kesehatan di Puskesmas harus
a. Penyiapan Spesifikasi
Spesifikasi peralatan kesehatan disusun memperhatikan kebutuhan
pelayanan kesehatan di puskesmas dan kesesuaian/perkembangan teknologi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Ijin edar
2) Kebutuhan sarana (bangunan/ruangan)
3) Kebutuhan prasarana (listrik, air, gas)
4) Ketersediaan suku cadang
5) Biaya operasional (listrik, bahan habis pakai)
6) Kebutuhan pra-instalasi (pekerjaan sipil, listrik khusus, perpipaan dan
komponen pengaman/keselamatan)
7) Dan lain-lain.
c. Penyusunan HPS
Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owners Estimate (OE)
didasarkan pada data harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil
survei menjelang dilaksanakannya pengadaan, dan untuk selanjutnya dapat
mengikuti peraturan yang berlaku tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.
E. Penerimaan
Fungsi penerimaan peralatan kesehatan di puskesmas adalah menerima peralatan
yang menyangkut aspek-aspek pemeriksaan agar berfungsi dengan baik sebelum
digunakan dalam rangka menjamin tersedianya peralatan kesehatan yang
bermutu, aman dan laik pakai serta diadministrasikan dengan baik dan benar.
a. Penerimaan dan pemeriksaan
Suatu rangkaian kegiatan dalam menerima peralatan puskesmas dari
penyedia barang, pengadaan sendiri, Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan
Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dan pihak lainnya. Alat yang
diterima harus diperiksa kelengkapannya baik jenis, jumlah dan kondisinya
serta sesuai dengan dokumen yang menyertainya (spesifikasi).
1) Lingkup Inventori
Untuk pengelolaan alat kesehatan tidaklah harus semua dimasukan ke
dalam inventori, tetapi sebaiknya dilakukan pembatasan/prioritas item-item
Peralatan Medis yang akan dilakukan inventarisasi. Prioritas tersebut dapat
dilakukan dengan cara berdasarkan nilai investasialat kesehatan, usia
teknis, berdasarkan risiko atau kombinasi dari kriteria tersebut.
a) Nilai investasi
Prioritas ini memperhitungkan alat kesehatan yang akan dilakukan
inventarisasi berdasarkan harga pada saat pembeliaan yaitu dengan
harga diatas Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah).
b) Usia teknis
Inventori pada prinsipnya adalah menginventarsasi data peralatan
untuk digunakan dalam janka waktu yang lama. Dengan alat usia
teknis sangat singkat (kurang dari satu tahun) sebaiknya tidak perlu
dilakukan inventarsasi.
c) Berdasarkan risiko
SPA dalam hal penggunaanya dapat dikelompokan berdasarkan
risiko yang dapat ditimbulkan yaitu risiko tinggi/high risk, resiko
sedang/medium risk dan risiko rendah/low risk. Inventori dapat
dilakukan dengan memprioritaskan minimal SPA yang memiliki risiko
sedang dan tinggi.
2) Data Inventori
Setiap fasilitas pelayanan kesehatan mungkin memiliki kebutuhan inventori
yang berbeda-beda. Tabel 6.1 berikut ini menjelaskan minimum data yang
perlu dimasukan dalam menginventarisasi peralatan medis.
No Item Keterangan
Nomor, dapat menggunakan kode inventaris,
1 Kode tetapi disarankan memiliki kode tersendiri agar
lebih memudahkan dalam inventarisasi
2 Merek/Tipe Merek dan tipe dari SPA
Pabrikan _____________________________________________________
Kondisi Baik
Tidak digunakan
Petunjuk Pemeliharaan
Dokumen lain
Keterangan _____________________________________________________
b. Laporan SPA
Setelah Penyelenggaraan kegiatan Kepala Puskesmas, maka tim dari
Kementerian Keasehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi akan melakukan
Assessment dalam keberadaan pelayanan pemeliharaan SPA, keberadaan
inventaris SPA dengan menggunakan Tools Assessment sebagai berikut:
1. Laporan Pemeliharaan Alat Kesehatan
Kondisi Kelengkapan
No Nama Alat SPO Jumlah
Baik Rusak Pemeliharaan
Pemakaian
1 Timbangan bayi
2 Lampu periksaa
Alat pengukur panjang
3
Bayidan Tinggi Anak
4 Stetoskop neonates
5 Stetoskop pediatric
6 Laringoskop neonates
7 Laringoskop bayi dan balita
8 Tensimeter anak
9 Termometer klinik
10 Breast pump
Flowmeter neonatus (low
11
flow)
12 Flowmeter anak (high flow)
13 Oxigen Concentrator
14 Baby Suction pump Portable
Infant T piece resuscitator
15
dengan PEEP
16 Infant piece system
CPAP (continous Positive
17
Airways Pressure)
18 Oksigen + udara kompres set
19 Blander
Resusitator bayi (balon
20
mengembang sendiri)
21 Infant incubator
22 Incubator transport
23 Infant Warmer sederhana
24 Infant Warmer lengkap
25 Terapi sinar (Fototherapy)
26 Elektrocardiograph
27 Nebuliyzer
Pulse Oxymeter dengan
28
sensor untuk neonatus/bayi
29 Syringe Pump
30 Infuse Pump
31 Bedside Monitor
32 Kompresor udara medis
33 Resisutasi, kit
34 Sterilisator
35 Vaccine Refrigerator
36 Vaccine carrier
37 Glucotest
38 Alat Lab darah rutin
39 Alat Analisa gas darah
40 Rapid test untuk malaria
41 Kulkas obat
Ultrasonography (USG)
42 neonatus dan pediatrik 8 X-
ray
42 Resusitasi kit
43 Maneqin set (boneka Bayi)
44 Injection training kit -
45 Dll
G. Aplikasi ASPAK
ASPAK merupakan aplikasi web based sistem informasi data sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan secara on-line. Dengan ASPAK dimungkin sarana
pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit milik pemerintah dapat menyimpan
data SPA secara langsung di server ASPAK sehingga monitoring data peralatan
kesehatan dapat dengan cepat dilakukan. Salah satu prasarana yang dibutuhkan
agar dapat mengakses ASPAK adalah ketersediaan jaringan internet yang baik.
ASPAK dapat diakses secara lagsung di alamat www.aspak.buk.depkes.go.id atau
melalui situs www.buk.depkes.go.id.
ASPAK berisikan beberapa data yang harus diisi oleh puskesmas melalui fiture
data utama yaitu:
1. Data umum, mencakup data umum sarana pelayanan kesehatan yaitu alamat,
telp, propinsi, kabupaten/kota, jenis puskesmas, status akreditasi, dll.
2. Data Gedung, mencakup luas, tahun pendirian, tahun renovasi, perizinan(IMB,
IPB/SLF/SLO), dll.
3. Data Sarana, mencakup data dan kondisi gedung berdasarkan pelayanan
kesehatan yang dilayani.
4. Data Prasarana, mencakup data prasarana pelayanan kesehatan seperti data
pengelolaan limbah, sumber listrik, air, dll.
5. Data peralatan kesehatan, mencakup nama alat, merk, type, no. seri, harga,
kondisi peralatan kesehatan, distributor, dll.
6. Sumber Daya Manusia, mencakup nama, tanggal dan tahun lahir, pendidikan,
job description, dll.
7. Survey Pertanyaan yang berisikan instrument penilaian terhadap organisasi
dan pengelolaan peralatan kesehatan.
8. Laporan Lainnya untuk menuliskan sesuatu kejadian yang tidak diinginkan
seperti kegagalan suatu alat kesehatan ataupun kurang memadainya peralatan
kesehatan sehingga mengganggu pelayanan kesehatan.
Untuk mengakses ASPAK memerlukan username serta password yang
dibedakan berdasarakan fungsi institusi tersebut yang disediakan oleh
Kementerian Kesehatan. ASPAK dapat diakses oleh Dinas Kesehatan
Provinsi/Kab/Kota, Rumah Sakit, BPFK dan Puskesmas yang kesemuanya harus
memiliki account yang saat ini disediakan oleh Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan ataupun Direktorat terkait.
Pada pedoman ini hanya akan menjelaskan tugas dan fungsi dari Dinas
Kesehatan serta Puskesmas saja didalam melaksanakan ASPAK dan untuk detil
bagaimana cara penginputan ASPAK dapat mengacu pada buku Petunjuk Teknis
Cara Pengisian ASPAK(Manual Book) yang dapat didownload melalui link di
bawah ini :
http://aspak.buk.depkes.go.id/beranda/wp-
content/uploads/downloads/2014/05/Manual -Aspak-user-New.pdf atau klik
beranda pada ASPAK lalu klik halaman download yang ada pada beranda
tersebut.
ASPAK saat ini telah diintegrasikan dengan usulan perencanaan elektronik(E-
Planning) dan menjadi salah satu syarat agar dapat mengusulkan perencanaan
kebutuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan pada pelayanan kesehatan
yang aplikasikan kedalam Sistem Informasi Perencanaan dan
Monitoring(SIPERMON). Ada hal yang harus dipegang oleh Dinas Kesehatan
maupun Puskesmas bahwa :
Kewajiban satker dilaksanakan dulu (update data dan mengirim
laporan), selanjutnya menggunakan hak-nya (mengirim usulan
kegiatan/anggaran)
Sehingga diharapkan kebutuhan semua pihak dapat terpenuhi dan tidak salah
dalam mengambil suatu kebijakan ataupun keputusan.
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan propinsi ataupun kabupaten/kota memiliki username yang
berbeda dengan puskesmas, yang bertujuan untuk melihat kondisi serta
memetakan fasyankes diwilayahnya dan tidak dapat melakukan penginputan
ataupun perubahan data yang ada di fasyankesnya.
Tugas dan fungsi dinas kesehatan didalam ASPAK adalah:
1. Memonitoring dan mengevaluasi proses penginputan ASPAK oleh fasyankes
di wilayahnya.
2. Mendorong dan menghibau agar fasyankes untuk menginput ASPAK sesuai
dengan kondisi yang ada.
3. Memvalidasi data ASPAK.
4. Memetakan pelayanan kesehatan di fasyankes dengan melihat kondisi
sarana, prasarana dan alat kesehatan serta SDM yang ada.
5. Menganalisa akan kebutuhan pelayanan kesehatan khususnya sarana,
prasana dan alat kesehatan serta SDM di fasyankes agar sesuai dengan
standard an kebutuhan masyarakat khususnya.
Puskesmas
Puskesmas sebagai pengguna barang berperan penting sebagai ujung tombak
didalam memanfaatkan serta mengisi ASPAK. Beberapa Tugas dan fungsi
Puskesmas dalam penggunaan ASPAK adalah :
1. Menginput ataupun mengisi seluruh data yang ada di ASPAK.
8 REFERENSI
5. Dr Soebekti, MPH, Proyek Kesehatan III Provinsi NTB dan Kaltim: Laporan Sistem
Pengelolaan Alat Medis Puskesmas. Departemen Kesehatan, Jakarta 1993-1995.
9 LAMPIRAN
Waktu : 45 menit