I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan tradisional telah diakui keberadaannya sejak dahulu kala dan
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitative. Sampai saat ini pelayanan kesehatan tradisional terus berkembang sesuai
dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan pemanfaatannya oleh
masyarakat sebagai imbas dari semangat untuk kembali menggunakan hal-hal yang
bersifat alamiah atau dikenal dengan istilah back to nature.
Dalam dunia internasional, perkembangan pelayanan kesehatan tradisional juga telah
mendapat perhatian dari berbagai Negara. Dari hasil kesepakatan WHO Congress on
Traditional Medicine di Bejing pada bulan November 2008 disebutkan bahwa pelayanan
kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat dapat diintegrasikan kedalam sistim
pelayanan kesehatan. Dari pertemuan WHO pada tahun 2009 disebutkan dalam salah satu
resolusinya bahwa WHO mendorong Negara-negara anggotanya agar mengembangkan
pelayanan kesehatan tradisional di negaranya sesuai kondisi setempat. Komitmen
ASEAN dalam Declaration of the 7 th Sean Health Ministers 22 April 2014 di Penang
Malaysia, menghendaki integrasi pelayanan kesehatan tradisional kedalam sistim
pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dasar.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mempunyai tugas untuk
melaksanankan program pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional. Hal ini
bertujuan agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diselenggarakan dengan penuh
tanggungjawab terhadap manfaat, keamanan dan juga mutu pelayanannya sehingga
masyarakat terlindungi dalam memilih jenis pelayanan kesehatan tradisional yang sesuai
kebutuhannya.
Masyarakat perlu juga diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
menggunakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional dan pemerintah
mempunyai kewajiban untuk melakukan penapisan, pengawasan dan pembinaan yang
baik sehingga masyarakat terhindar dari hal-hal yang merugikan akibat informasi yang
menyesatkan atau pelayanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Begitu juga dengan Taman Obat Keluarga (TOGA), bila dilihat lebih jauh
manfaat TOGA dalam mendukung masyarakat yang sehat secara mandiri, akan
berdampak pada upaya untuk mewujudkan pencapaian tujuan MDG’s dibidang
kesehatan, yaitu menanggulangi kemiskinan kelaparan, menurunkan angka kematian
anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.
Dinas Kesehatan Kab.Bekasi sangat mendukung program kesehatan tradisional
yang digagas Kementrian Kesehatan Indonesia, dengan melakukan pembinaan Penyehat
tradisional yang dilakukan oleh puskesmas berupa inventarisir, identifikasi, pencatatan
dan pelaporan kunjungan klien serta fasilitasi rekomendasi registrasi kesehatan
tradisional di wilayah kerja puskesmas, cakupan penyehat tradisional yang berizin, dan
cakupan pembinaan TOGA.
II. LATAR BELAKANG
Tambun selatan merupakan salah satu daerah yang masih banyak ditumbuhi
tumbuhan obat dan masih banyak lahan perkarangan dan tanah kosong, sehingga
memungkinkan untuk menghasilkan jenis-jenis tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat .Tetapi masih banyak warga yang belum mengetahui khasiat dan cara
pengelolaan dari tanaman obat tersebut sehingga masyarakat enggan untuk
memanfaatkan tanaman obat tersebut, dan juga banyak nya bermunculan pengobatan
alternative seperti berbagai macam keterampilan pijat, akupresure, urut bayi, bekam, spa,
dan terapi herbal di wilayah kerja puskesmas Tambun, maka dibutuhkan pengawasan dan
pembinaan agar masyarakat terhindar dari hal-hal yang merugikan.
Dari hasil Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Puskesmas Tambun yang
dilaksanakan setiap tahun, cakupan pembinaan upaya kesehatan tradisional mencapai
87%, cakupan penyehat tradisional terdaftar/berizin hanya mencapai 18%, dan cakupan
pembinaan TOGA hanya 24%, karena itu harus dilakukan perbaikan agar mencapai target
sasaran.
KESTRAD akan dibiayai oleh dana Bantuan Operasional Kegiatan (BOK)
Puskesmas Tambun.
B. TUJUAN KHUSUS
a. Membangun sistim pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan
penggunaan kesehatan konvensional.
b. Membangun kesadaran masyarakat dalam menciptakan dan memanfaatkan
Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresure.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam penggunaan pelayanan
kesehatan tradisional.
d. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi layanan kesehatan
tradisional.
VI. SASARAN
Sasaran pelayanan kesehatan tradisional komplementer :
a. Pengobat tradisional (BATRA) yang ada di wilayah kerja puskesmas
b. Masyarakat
c. Pokja 3
d. Kader
e. Program Kestrad, Promkes, Gizi, PIS-PK
WAKTU PELAKSANAAN
N
JENIS JENIS KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2 Pertemuan kader √ √ √