Anda di halaman 1dari 26

PELAYANAN PROGRAM KESEHATAN TRADISIONAL DAN AKUPRESURE

PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS


KARANG BAHAGIA TAHUN 2023

DISUSUN OLEH :
YUNI TANSRI
NIP 19800605 200212 2 006

UPTD PUSKESMAS KARANG BAHAGIA

JL. BUYUT KAIFAH RT 003 RW 001 DESA KARANG BAHAGIA


KECAMATAN KARANG BAHAGIA KABUPATEN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugerah-Nya tugas
asuhan keperawatan yang berjudul “Pembinaan pengobatan Tradisional (BIOTRAS) di
wilayah Puskesmas Karang Bahagia kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi ” ini
dapat selesai.
Adapun tujuan penyusunan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas
dan syarat untuk dapat mengikuti kenaikan pangkat/gol IV /a.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan pendahuluan ini masih
terdapat banyak kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan
saran yang membangun sebagai evaluasi demi penyempurnaan asuhan keperawatan ini
selanjutnya.
Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Bekasi, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………….1


A. Latar Belakang ……………………………………………………………1
B. Tujuan ……………………………………………………………2
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………..3
A. Pengertian ………………………………………………………………..3
B. Tujuan Usaha Kesehatan Tradisional ……………………………………..3
C. Pembinaan dan Pengawasan Pelayanan Kesehatan Tradisional ………….3
D. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional ……………………………….4
E. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan Tradisional …….6

BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………………………………..8


A. Perencanaan (P1) …………………………………………………………8
B. Pelaksanaan (P2) ………………………………………………………….9

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 11

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………….12


A. Kesimpulan
…………………………………………………………………...12
B. Saran ………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan tradisional telah diakui keberadaannya sejak dahulu
kala dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif. Sampai saat ini pelayanan kesehatan tradisional terus berkembang sesuai
dengan kemajuan teknologi disertai dengan peningkatan pemanfaatannya oleh
masyarakat sebagai imbas dari semangat untuk kembali menggunakan hal-hal yang
bersifat alamiah atau dikenal dengan istilah ’back to nature’.
Dalam dunia internasional, perkembangan pelayanan kesehatan tradisional
juga telah mendapat perhatian dari berbagai negara. Dari hasil kesepakatan pertemuan
WHO Congress on Traditional Medicine di Beijing pada bulan November 2008
disebutkan bahwa pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan bermanfaat dapat
diintegrasikan ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Dari pertemuan WHA pada
tahun 2009 disebutkan dalam salah satu resolusinya bahwa WHO mendorong negara-
negara anggotanya agar mengembangkan Pelayanan Kesehatan Tradisional di
negaranya sesuai kondisi setempat.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mempunyai tugas untuk
melaksanakan program pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional. Hal ini
bertujuan agar pelayanan kesehatan tradisional dapat diselenggarakan dengan penuh
tanggungjawab terhadap manfaat, keamanan dan juga mutu pelayanannya sehingga
masyarakat terlindungi dalam memilih jenis pelayanan kesehatan tradisional yang
sesuai dengan kebutuhannya. Masyarakat juga perlu diberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk menggunakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan
tradisional dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan penapisan,
pengawasan, dan pembinaan yang baik sehingga masyarakat terhindar dari hal-hal
yang merugikan akibat informasi yang menyesatkan atau pelayanan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mampu melakukan pembinaan pengobatan tradisional diwilayah Puskesmas
KarangBahagia
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pendataan kesehatan tradisional di wilayah Puskesmas
KarangBahagia.
b. Mampu memberikan edukasi, informasi dan sosialisasi kesehatan tradisional
di wilayah Puskesmas KarangBahagia.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Upaya Kesehatan Tradisional Upaya pelayanan kesehatan tradisional merupakan

pelayanan kesehatan yang secara tidak langsung memiliki peranan dalam menunjang

pencapaian indikator Renstra Kementerian Kesehatan melalui pemanfaatan pelayanan

kesehatan tradisional ramuan dan ketrampilan dalam tumbuh kembang balita, kesehatan

ibu hamil dan nifas, maupun pemanfaatan pijat untuk kesegaran tubuh.

B. Tujuan Usaha Kesehatan Tradisional

Pelayanan Kesehatan Tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat dalam

mengatasi gangguan kesehatan secara mandiri (self-care), baik untuk pribadi maupun

untuk keluarga melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA). Hal ini sangat

berguna, khususnya di daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses

pelayanan kesehatan.

C. Pembinaan Dan Pengawasan Pelayanan Kesehatan Tradisional

Dalam kebijakan Kementerian Kesehatan RI, pembinaan dan pengawasan Pelayanan

Kesehatan Tradisional dilakukan melalui 3 (tiga) pilar. Pilar pertama adalah Regulasi,

adapun dukungan regulasi terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional telah dituangkan

dalam Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 yang telah disebutkan diatas, SKN tahun

2009 yang menyebutkan bahwa Pengobatan Tradisional merupakan bagian sub sistem

Upaya Kesehatan, Kepmenkes RI Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang

Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional dan Kepmenkes No 1/2010 tentang Saintifikasi


3
Jamu berbasis pelayanan. Pilar kedua adalah Pembina Kemitraan dengan berbagai Lintas

Sektor terkait dan organisasi (asosiasi) pengobat tradisional termasuk pengawasan

terhadap tenaga pengobat tradisional baik yang asli Indonesia maupun yang berasal dari

luar negeri. Pilar ketiga adalah Pendayagunaan Sentra Pengembangan dan Penerapan

Pengobatan Tradisional (Sentra P3T) untuk menapis metode Pelayanan Kesehatan

Tradisional di masyarakat dan melakukan pembuktian melalui pengkajian, penelitian, uji

klinik, baik terhadap cara maupun terhadap manfaat dan keamanannya. Pada saat ini sudah

ada 11 Sentra P3T tersebar di 11 Provinsi yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI, Jawa

Tengah, Jawa Timur, DIY, Bali, NTB, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara serta

adanya Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat (BKTM) di Makassar dan Loka

Kesehatan Tradisional Masyarakat (LKTM) di Palembang. Pembinaan dan pengawasan

terhadap pelayanan kesehatan tradisional dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat

rumah tangga, masyarakat, Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas, Kabupaten/Kota,

Provinsi & Kementerian Kesehatan bersama lintas sektor terkait dan mengikut sertakan

asosiasi pengobat tradisional. Sementara ini Kementerian Kesehatan telah bermitra atau

bekerja dengan beberapa jenis Asosiasi Pengobat Tradisional (Battra) yang

terkelompokkan sesuai dengan metodenya masing-masing. Diharapkan asosiasi Battra bisa

membantu Kementrian Kesehatan dalam pembinaan pengobat di Indonesia namun harus

selalu dievaluasi kemitraannya.

D. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pengobatan Tradisioal adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan

tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Oleh karena itu yang

dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun,

4
baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan

(pijat).

Tujuan dari Pembinaan upaya pengobatan tradisional adalah :

a) Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional

b) Melakukan pembinaan terhadap cara-cara pengobatan tradisional

Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga

memegang peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman

obat merupakan unsur penting dalam meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk

memperoleh hidup sehat. Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk

peracik obat tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan

pelayanan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan

kesehatan, dapat diartikan sebagai berikut:

1. Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran

serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.

2. Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan

budaya bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan.

3. Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan

penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan dan cara-cara pengobatan

tradisional.

4. Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin, namun

perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah pendaftaran

masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

5
5. Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiollogik, setelah diteliti,

diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan kesehatan

primer. Contoh dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan cara-cara

psikologik dan supernatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat dimanfaatkan dalam

program.

6. Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh

masyarakat dapat dilibtkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai

komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan di Indonesia dikembangkan berdasarkan pola upaya kesehatan

Puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan kesehatan. Peran serta masyarakat pada

hakikatnya merupakan suatu proses agar masyarakat makin mampu untuk

menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan, baik yang dilakukan diantara masyarakat

sendiri atau membantu pemerintah.

E. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Tradisional

Melalui Toga Pelayanan Kesehatan Tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat

dalam mengatasi gangguan kesehatan secara mandiri (self-care), baik untuk pribadi

maupun untuk keluarga melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA). Hal ini

sangat berguna, khususnya di daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh

akses pelayanan kesehatan.

Bila dilihat lebih jauh manfaat TOGA dalam mendukung masyarakat yang sehat

secara mandiri, akan berdampak pada upaya untuk mewujudkan pencapaian tujuan MDG’s

di bidang Kesehatan, yaitu Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, Menurunkan

Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/AIDS,

Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya. Upaya dukungan dari Pelayanan Kesehatan

6
Tradisional dalam mencapai tujuan MDG’s antara lain perawatan ibu setelah bersalin

dengan memanfaatkan daun Katuk dan Lobak sebagi sayur dan biji jagung tua yang

disangrai untuk memperlancar keluarnya ASI dalam mendukung pencapaian ASI

Eksklusif. Pemanfaatan daun Kacang Panjang, daun Dadap Serep, dan Bawang Merah

untuk mengobati payudara bengkak (mastitis) dengan cara ditumbuk dan ditempelkan ke

seluruh payudara, kecuali pada puting susu. Jeruk nipis dicampur dengan kapur sirih dan

minyak kayu putih juga dapat dimanfaatkan untuk perawatan perut setelah melahirkan.

Dalam menjaga kesehatan anak, bisa menggunakan Temulawak dan Beras Kencur untuk

menambah nafsu makan. Jika anak demam, dapat diobati dengan memanfaatkan daun

Sambiloto dan Pule yang didihkan dengan air kemudian diminum, selain itu dapat

memanfaatkan daun Dadap Serep dan daun Kembang Sepatu yang diremas-remas dan

ditempelkan di kepala anak. Pemanfaatan pijat pada anak yang sudah ada turun temurun di

Indonesia untuk memperlancar peredaran darah dan meningkatkan kebugaran pada anak.

Pemanfaatan daun Jambu Biji yang masih muda dapat digunakan dalam penanggulangan

diare pada Balita sedangkan untuk mengobati disentri, bisa memanfaatkan daun Sambiloto

kering yang direbus atau menggunakan daun Patikan Cina yang dicampur dengan Bawang

Merah dan Pulosari. Tanaman Serai dan Lavender bisa dimanfaatkan sebagai pengusir

nyamuk. Pemanfaatan TOGA/Jamu untuk memelihara kesehatan yang berimplikasi pada

peningkatan Usia harapan Hidup seperti daun Landep Segar dan Gandarusa sebagai obat

pegal linu dan masih banyak hal-hal lain dari bumi Indonesia yang belum tergali

pemanfaatannya untuk kesehatan.

7
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


Pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad) merupakan bagian subsistem upaya

kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional, bertujuan untuk mengubah paradigma

pengobatan kuratif menjadi promotif dan preventif. Tulisan ini bertujuan mengkaji

inovasi program pelayanan kesehatan tradisional pada lansia di Puskesmas Karangbahagia

Kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi. Studi dilakukan tahun 2023,

pengumpulan data dilakukan melalui analisa data hasil PISPK tahun 2023 yang

menunjukan rendahnya capaian penderita hipertensi yang melakukan pengobatan yaitu

hanya mencapai 26.69 % yang mana pelayanan kesehatan penderita hipertensi

merupakan salah satu Program Prioritas Nasional (PPN) yang capaian nya haruslah

100% . pengumpulan data guna menganalisa penyebab ketidaktercapaian indicator

tersebut juga dilakukan dengan wawancara mendalam kepada lansia penderita hipertensi

yang mana hal itu terjadi karena mereka merasa sudah bosan untuk mengkonsumsi obat-

obatan yang harus dilakukan setiap hari.

Gambar.1. Data Hasil PISPK Desember 2023

8
Pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas Karangbahagia Kecamatan

Karang Bahagia Kabupaten Bekasi telah sesuai dengan kebijakan dan regulasi pusat dan

daerah. Jenis pelayanan kesehatan tradisional komplementer yang diselenggarakan

adalah akupressure dan herbal medik yang difokuskan kepada lansia penderita

hipertensi. Inovasi yankestrad dalam gedung dengan integrasi rujukan internal dari poli

umum dan poli lansia.Inovasi luar gedung berupa pembinaan asuhan mandiri Toga dan

posyandu lansia. Kesimpulan yankestrad di puskesmas sangat berpotensi sebagai salah

satu alternatif pelayanan kesehatan pada lansia. Disarankan untuk meningkatkan

koordinasi lintas program dan lintas sektor agar pelayanan kesehatan tradisional dapat

berjalan baik dan dapat mendukung pencapaian program lain, terutama program

penyakit tidak menular dan lansia.

B. POTENSI PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL PADA LANSIA

Dari hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilakukan pada Januari 2023,

yankestrad sangat berpotensi untuk diterapkan sebagai salah satu bentuk upaya

pelayanan kesehatan khususnya bagi lansia sebagai upaya preventif dan promotif.

9
Berdasarkan hasil wawancara, modalitas yankestrad yang sangat berpotensi

untuk dimanfaatkan pada lansia adalah tanaman obat keluarga dan akupressure.

Program tersebut telah dijalankan oleh dinas kesehatan melalui program Asman Toga

(asuhan mandiri taman obat keluarga) dan keterampilan (akupresure). Program tersebut

efektif untuk mengatasi masalah kesehatan lansia untuk mendukung program

pengelolaan penyakit kronis (Prolanis). Asman ditujukan untuk 15 keluhan ringan. yang

biasanya banyak dialami lansia, misalnya sakit kepala, susah tidur, stress dan hipertensi.

Pengembangan pelayanan kesehatan tradisional sebagai alternatif model pelayanan pada

lansia memerlukan komitmen yang kuat dari Kepala Puskesmas dan dinas kesehatan

serta kerja sama lintas sektor. Salah satu tantangan dari program yankestrad adalah

hanya merupakan program pengembangan, bukan program prioritas, karena tidak

termasuk dalam indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Demikian pula

petugas di puskesmas, rata-rata merangkap jabatan dengan program prioritas lainnya.

Oleh karena itu pelaksanaan yankestrad butuh komitmen dan koordinasi lintas program

dan lintas sektor yang baik.

Gambar.2. Data 10 Kasus Terbanyak di Puskesmas Karang Bahagia , tahun 2022

10
11
C. PENYELESAIAN MASALAH PROGRAM MELALUI PDCA (KESEHATAN TRADISIONAL) TAHUN 2023

MASALAH ANALISIS SEBAB PERENCANAAN PELAKSANAAN PERIKSA HASIL TINDAK LANJUT


MASALAH (PLAN)
(DO) (C) (ACTION)

Ditemukan adanya Adanya Batra yang Pendataan ulang Pendataan dilakukan Dari hasil pendataan Dilakukan pendataan
pengobatan belum terdaftar Pengobatan setiap 1 tahun sekali pengobatan dan rekapan
tradisional (Batra ) tradisional (Batra) tradisional di UPTD pelaporan setiap
yang baru Puskesmas Karang triwulan
Bahagia untuk tahun
2023 ada 20 Batra

Kurangnya Kesulitan Melakukan Melakukan Sudah dilaksanakan Membuat jadwal


pengetahuan menemukan Penyuluhan Penyuluhan ke sebagaian penyuluhan
masyarakat tentang Pembatra masyarakat dan kesehatan tradisional
kesehatan tradisional Pembantra

Kurangnya Kurangnya Pembinaan sarana Melakukan Sudah dilaksanakan Membuat jadwal


Pengetahuan pengetahuan kualitas Pengobatan Pembinaan sarana pembinaan sarana Pembinaan
kualitas pelayanan pelayanan pada tradisional (Batra) pengobatan pengobatan Pengobatan
Batra Batra tradisional (Batra) tradisional (Batra) tradisional (Batra)
dilakukan Bulan

12
Oktobert tahun 2023

13
1. PERENCANAAN (P1)

Rapat Kegiatan perencanaan HATRA

2. PELAKSANAAN (P2)
Kegiatan Sosialisasi Pembinaan Kesehatan Tradisional

14
15
16
17
BAB IV

PEMBAHASAN

Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan Tradisional di Indonesia sangat banyak dan

beragam jenisnya. Sudah saatnya mulai mendayagunakan sumber daya tersebut untuk dapat manfaatkan dalam peningkatan derajat

18
kesehatan masyarakat. Puskesmas Karang bahagia dalam hal ini pemegang program hatra sudah melakukan pendataan kesehatan tradisional

seperti pengobatan patah tulang,akupuntur, tukang urut dan jamu.

Pada saat pendataan pemegang program hatra mengalami kendala karena pengobatan tradisional ini masih ada yang belum memiliki

izin SIPT /STPT (Surat Izin /Terdaftar Pengobat Tradisional ).Untuk itu diperlukan peran dari Desa,Kecamatan dan Dinas Kesehatan dalam

proses pembuatan izin tersebut dan tentunya dari Puskesmas Karang Bahagia selalu melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap

kesehatan tradisional ini karena pelayanan kesehatan tradisional harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanananya bagi

kesehatan serta tidak bertentangan dengan norma agama dan budaya yang ada di Indonesia.

Pelayanan Pembinaan Kesehatan Tradisional (BIOTRAS) merupakan inovasi Puskesmas KarangBahagia yang harus terus

dilaksanakan oleh Puskesmas Karang Bahagia dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena mengembangkan

pelayanan kesehatan yang bertumpu pada kegiatan promotif dan precentif atau promosi dan pencegahan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

19
Pelayanan Pembinaan Pengobatan Kesehatan Tradisional (BIOTRAS) merupakan inovasi Puskesmas KarangBahagia dalam

mewujudkan kesehatan.diperlukan peran puskesmas dalam memberikan asuhan mandiri kepada penyehat kesehatan tradisional dan

perlu kerjasama dengan lintas sectoral dalam pengawasan dan pembinaannya agar terjamin keamanan dan manfaatnya.

B. Saran

Puskesmasa KarangBahagia harus terus melakukan Pelayanan Pembinaan Pengobatan Kesehatan Tradisional melalui

pengawasan dan pembinaan guna menjaga keamanan dan manfaat bagi masyarakat. Pelayanan Kesehatan Tradisional perlu kerjasama

dengan lintas sectoral dalam mewujudkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

20
Aditama, T. Y. (2014). Jamu dan kesehatan. http://eprints.mercubuanayogya.ac.id/141/1/E-

BOOK%20(JAMU&KESEHATAN).pdf. [Diakses 22 Oktober 2021].

Dewi, D.S. 2017. “Peran komunikator kader posyandu dalam meningkatkan status gizi balita

di posyandu Nuri kelurahan Makroma kecamatan Sambutan kota Samarinda,”

ejournal Ilmu Komunikasi, vol. 5, no. 1, pp. 272-282.

Ifroh, R. H. (2020, December). Peran Kader Posyandu Dalam Pemanfaatan dan Sosialisasi

Toga di Masa Pandemi COVID-19. In Seminar Nasional Lahan Suboptimal (No.

1, pp. 880-888).

Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2019. Tanaman Obat

Warisan Tradisi Nusantara untuk Kesejahteraan Rakyat. Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat. Jakarta.

Peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional pada

pasal 70. https://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-

pemerintahnomor-103-tahun-2014-tentang-pelayanan-kesehatan-tradisional.pdf.

[Diakses 22 Oktober 2021].

Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui

21
Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Keterampilan.

https://dinkes.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2020/03/PMK-NO-9- 2016-ttg-

Asman-TOGA.pdf. [Diakses 22 Oktober 2021].

22

Anda mungkin juga menyukai