Anda di halaman 1dari 2

Integritas Kunci Berantas Korupsi

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang terhormat Ibu Siti Maryani selaku guru Bahasa Indonesia,


Serta teman-teman kelas 9E yang saya sayangi dan saya banggakan.

Pertama-tama, marilah kita senantiasa panjatkan puja dan syukur kita kehadirat Allah
swt. yang telah menganugerahkan nikmat tak terhitung, khususnya nikmat iman dan sehat.
Sebagai muslim, sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Agung Muhammad saw.
Semoga kita semua mendapatkan syafa’atnya di hari akhir kelak. Aamiin. Sebelumnya, saya
ucapkan terimakasih atas kehadiran Ibu Siti Maryani serta teman-teman sekalian yang telah
menyempatkan waktunya untuk mendengarkan pidato saya pada hari ini. Pada kesempatan
kali ini, saya Fadilla Faiza Rahmah akan menyampaikan pidato yang bertema ‘Korupsi, rugi
dunia akhirat’ yang berjudul ‘Integritas Kunci Berantas Korupsi’.

Teman-teman yang berbahagia,


Di era globalisasi ini marak orang-orang merasa bangga karena berdasi. Tetapi, kalau
saya pribadi, saya tidak akan merasa bangga hanya karena berdasi. Karena, selain marak
orang-orang berdasi, di era ini juga banyak tikus-tikus berdasi. Takutnya, tidak bisa
dibedakan yang mana orang berdasi dan yang mana tikus berdasi. Korupsi. Apa itu korupsi?
Korupsi adalah tindakan keji, mengambil hak orang untuk menguntungkan diri sendiri atau
kelompok dengan cara yang ilegal. Segala penyelewengan yang dilakukan dengan cara yang
ilegal adalah bentuk korupsi.

Majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 9


Desember sebagai Hari Antikorupsi Sedunia. Tidakkah muncul pertanyaan di benak kalian
mengapa harus ada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia?. Tentu saja, hal ini menunjukkan
betapa besar dan kronisnya dampak korupsi bagi manusia. Korupsi tentunya sudah tidak
asing lagi di telinga kita. Ada banyak kasus korupsi dimana-mana.

Mari kita ambil pelajaran dari Black Continent, benua hitam Afrika. Dikenal dengan
negara miskin dan terbelakang, pendidikan rendah, kualitas kesehatan yang sangat rendah,
tingkat kriminalitas yang tinggi, kekayaan alam dikeruk habis tanpa bisa dinikmati secara luas
oleh masyarakat pribumi. Apa yang menyebabkan semua ini?. Korupsi, korupsi adalah satu
faktor utamanya.

Tidak perlu jauh jauh. Di negeri kita sendiri, Indonesia tercinta, ada banyak kasus mega
korupsi yang terjadi, seperti Bank Century yang merugikan negara hingga Rp 8 triliun,
korupsi minyak goreng yang belum lama ini terjadi, merugikan negara hingga Rp 18 triliun,
kasus e-KTP, penyuapan-penyuapan hakim, dan masih banyak lagi. Di tahun ini, tahun 2022
yang bahkan belum berakhir, Indonesia sudah mengalami kerugian lebih dari Rp 20 triliun.
Dana yang seharusnya digunakan untuk perbaikan pedidikan generasi bangsa, menolong
perekonomian masyarakat, membantu masyarakat jalanan, raib oleh tikus-tikus berdasi.
Miris. Indonesia bahkan menduduki urutan ke-13 sebagai negara terkorup se-Asia Pasifik
berdasarkan artikel transparansi.

Teman-teman yang saya banggakan,


Korupsi adalah jalan menuju kehancuran bangsa. Korupsi adalah perbuatan tercela
yang apabila dilakukan sudah pasti akan mendapat dosa. Tidak ada satupun agama di dunia
ini yang memerintahkan atau membenarkan umatnya untuk melakukan korupsi. Korupsi
tidak hanya rugi di dunia, tetapi juga rugi di akhirat. Para pelaku korupsi mungkin saja bisa
selamat dari hukuman di dunia, tetapi mereka tidak akan bisa selamat dari siksaan dan
hukuman di akhirat kelak.

Lalu apa yang sebenarnya membuat seseorang terjerat korupsi? Kemiskinan? Gaya
hidup? Keimanan? Motif ekonomi? Haus kekuasaan?. Ya, ya semuanya benar. Tetapi, hanya
ada 1 masalah utamanya, yaitu masalah integritas. Hampir seluruh masyarakat Indonesia
sedang mengalami krisis intregitas. Apa itu integritas? Integritas adalah prinsip moral dan
etika, mutu, serta sifat yang memancarkan kewibawaan, harkat dan martabat. Lantas apa
saja indikator integritas itu? Iman dan taqwa yang paling utama, kejujuran, disiplin, empati,
bertanggung jawab, adil, realis, dan sederhana. Kita harus menjadikan integritas sebagai
darah yang mengalir dalam diri kita.

Teman-teman yang saya banggakan,


Selain krisisnya integritas, lemahnya hukum di Indonesia juga menjadi salah satu
penyebab maraknya korupsi saat ini. Para koruptor hanya mendapat maksimal hukuman 10
hingga 15 tahun penjara. Tidakkah kalian berpikir hukuman penjara terlalu ringan bagi
maling seperti mereka? Mereka seharusnya dihukum mati. Hukuman penjara 15 tahun yang
bahkan masih bisa berkurang dengan adanya penyuapan hakim tidak akan membuat mereka
jera. Mereka akan terus dan terus melakukan korupsi seakan tidak ada puasnya.

Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan upaya-upaya untuk memberantas


korupsi di Indonesia. Yang pertama, perancangan pengolahan APBN dan APBD harus
dilaksanakan sceara transparan. Yang kedua, membuat unit-unit KPK sampai ke daerah.
Ketiga, membuat undang-undang tentang kewajiban hidup sederhana bagi aparat negara.
Keempat, mengadakan sosialisasi dan pembinaan pengembangan diri anti korupsi bagi
pelajar, pegawai, pejabat, dan sebagainya. Kelima, mengadakan pelatihan dan seleksi
berdasarkan integritas individu. Yang keenam, pendidikan harus ditekankan pada integritas,
tidak hanya pelajaran berdasarkan buku saja. Guru juga harus menjadi inspirator dan
motivator bagi siswa-siswanya, bukan sekedar mentransfer ilmu saja. Yang terakhir,
melakukan evaluasi rutin terhadap strategi pemberantasan korupsi.

Teman-teman yang berbahagia,


Kita jangan hanya menuntut pemerintah untuk melakukan pemberantasan korupsi. Kita
juga harus turut serta dalam agenda pemberantasan korupsi ini. Bagaimana caranya? Yang
pertama adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Yang
kedua, membiasakan diri untuk berperilaku jujur. Ketiga, meningkatkan integritas diri. Dan
yang terakhir, selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt.

Teman-teman sekalian,
Mari bercermin. Sudahkah kita memiliki integritas untuk kehidupan yang jauh lebih
baik? atau kita sama saja seperti para tikus berdasi?. Mari rapatkan barisan, perkuat
komitmen dan aksi. We state for reject corruption!

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon dimaafkan.
Kebaikan datang dari Allah swt. dan kesalahan datang dari saya, selaku manusia biasa. Atas
perhatiannya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Akhir kata,

Wassalamu’alaikum Warrahamatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai