Anda di halaman 1dari 11

5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.

c om

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah


Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

BUDAYA, semua orang tentu cukup memahami pengertian kata itu.

Namun tidak sedikit orang yang bingung ketika kata itu dikaitkan dengan sektor

lain yang lebih moderen, dengan tujuan mengembangkan sektor pembangunan

tertentu. Dalam pembahasan ini kita tidak akan membicarakan masalah kata

”budaya”, tetapi akan lebih jauh membahas budaya lokal dan bagaimana

perkembangannya ke depan.
Provinsi Maluku Utara dan hampir seluruh provinsi di Nusantara memiliki

kebudayaan sendiri, yang dalam konteks ini kita sebut budaya lokal. Selama

puluhan tahun sejak kemerdekaan Indonesia, tidak sedikit budaya lokal

terangkat menjadi budaya yang mendunia. Budaya lokal sendiri terbagi dalam

beberapa jenis, termasuk diantaranya tarian daerah dan musik tradisional.

Kedua unsur budaya ini yang kemudian secara nyata menjadi komoditas

unggulan bagi setiap daerah, untuk mengharumkan nama Indonesia di pentas

seni budaya dunia.

Ketika terjadi pergantian dekade pada masa awal kemerdekaan

Indonesia, budaya lokal mulai banyak dibicarakan orang. Tidak tanggung-

tanggung, aspek budaya terkadang ditempatkan pada posisi tertinggi, terutama

ketika tamu-tamu berkunjung ke daerah. Pergantian dekade ini juga menyentuh

dunia penyiaran yang pada akhir tahun 1950-an mulai tumbuh seperti cendawan

di musim hujan.

Radio Prambors, salah satu stasiun radio siaran niaga tertua di Indonesia

pernah menjadikan seni wayang kulit sebagai program unggulan pada tahun

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 1


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 1/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

1967. Padahal secara kasat mata, wayang kulit bukanlah seni audio,

tetapi lebih pada seni dengar pandang.

Tetapi meski demikian acara ini mampu menghipnotis ribuan pendengar

Prambors yang memang didominasi orang Jawa. Sampai di sini kita bisa

melihat dengan sangat jelas bagaimana media penyiaran berperan dalam

mengangkat suatu budaya, menjadi konsumsi publik yang bisa dikenal lebih

luas, disukai orang banyak, atau bahkan ditunggu-tunggu sebagai santapan

utama konsumen.

Perkembangan seni budaya Indonesia sesungguhnya tidak berbanding


lurus dengan apa yang selama ini didengung-dengungkan pemerintah, yakni

mempertahankan tradisi dan budaya nenek moyang. Bukti paling nyata bisa

terlihat dari semakin kurangnya masyarakat Kota Ternate yang menggunakan

Bahasa Ternate. Hal ini disebabkan beberapa hal, tetapi yang selalu menjadi

kambing hitam adalah arus globalisasi. Tetapi sebenarnya yang paling berperan

adalah lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

Di beberapa daerah, bahasa lokal terpelihara dan bahkan terus

berkembang. Ini selain karena pengaruh lingkungan tadi, juga karena peran

media massa. Seperti dalam sepakbola dunia, kita bisa melihat bagaimana anak-

anak kita lebih bangga menonton Liga Italia, Liga Inggris, Liga Champions atau

liga sepakbola dunia lainnya, ketimbang memelototin Liga Indonesia di televisi.


”Kurang keren. Tidak gaul!” kata anak-anak sekarang. Hal ini jualah yang terjadi

pada perkembangan budaya kita.

Namun ada sisi baik yang masih tumbuh dan terpelihara sampai saat ini,

yakni sejumlah tradisi yang masih dipertahankan. Lagi-lagi selain karena

pengaruh lingkungan, ini juga karena peran media massa.

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 2


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 2/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

Media massa pada umumnya terbagi atas dua, yakni media cetak dan

media elektronik. Dan ketika kita bicara masalah penyiaran, maka asumsi kita

akan langsung tertuju pada radio dan televisi. Yah, tepat sekali, radio dan televisi

menjadi media elektronik utama yang masuk kategori media penyiaran.

Sedangkan dari jenisnya sendiri, berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun

2002 tentang Penyiaran, media penyiaran tersebut harus berbentuk lembaga

yang berbadan hukum, dan diselenggarakan oleh 4 jenis lembaga siaran, yakni

lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran

berlangganan dan lembaga penyiaran komunitas.


Lembaga penyiaran publik terdiri dari televisi dan radio yang dikelola

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Lembaga

penyiaran swasta juga terdiri dari televisi dan radio yang beroperasi dengan

mencari keuntungan. Sedangkan lembaga penyiaran berlangganan terdiri dari

televisi dan radio yang dipancarkan secara belangganan, melalui satelit, kabel

maupun serat optik. Lembaga ini juga beroperasi secara komersil. Sementara

lembaga penyiaran komunitas juga terdiri dari televisi dan radio yang beroperasi

secara terbatas dan untuk komunitas tertentu.

Ketika kita bicara tentang peran lembaga penyiaran dalam

pengembangan budaya, contoh Radio Prambors di atas bisa menjadi ukuran.

Siaran-siaran etnik yang mengangkat kultur masyarakat lokal akan terasa seperti
atmosfir baru yang berhembus perlahan.

Saya teringat suatu hari di bulan Februari 2002, saat itu sejumlah seniman

Maluku Utara baru saja menelorkan album-album perdana dalam bentuk video

CD (VCD) berisi lagu dan musik daerah, yang sebagian besar diberikan

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 3


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 3/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

sentuhan musik moderen. Kala itu di Maluku Utara hanya RRI-lah yang

menyiarkan lagu-lagu dan musik daerah.

Di awal tahun 2002 itu sejumlah anak-anak kreatif mencoba membelah

kefakuman siaran budaya melalui media radio, sekaligus memberi model baru

yang tidak monoton seperti dilakukan RRI sebelumnya.

Terobosan itu dilakukan Radio Warna FM dengan membuka sebuah

acara bertajuk ”Sabua Ici”. Program berdurasi dua jam itu mendapat respons

yang luar biasa, tidak saja dari masyarakat luas, bahkan punggawa dan penyiar

RRI menjadi fans (baca: penggemar) di acara tersebut. Tokoh Om Dula yang
dihadirkan sebagai figur utama sekaligus host Sabua Ici menjadi icon ternama,

hampir bersaing dengan Om Desa-nya RRI yang telah bertahun-tahun membumi

di seluruh daratan Maluku Utara.

Inilah satu contoh nyata bagaimana media penyiaran mampu

mengaktualisasi budaya lokal menjadi konsumsi publik secara luas. Lalu,

mengapa Sabua Ici bisa menjadi begitu besar? Itu lebih karena kemasannya

yang atraktif, kreatif dan komunikatif. Gaya seperti inilah yang sedang ditunggu-

tunggu publik kita saat itu, bahkan sampai sekarang. Kondisi Maluku Utara yang

waktu itu baru saja tercabik-cabik oleh konflik komunal, membutuhkan wadah

pemersatu sekaligus hiburan di tengah krisis moral.

Hal terpenting yang selama ini tidak terjadi pada lembaga-lembaga


penyiaran di Maluku Utara adalah kurangnya –atau kalau mau lebih ekstrim

”tidak adanya”-- pembinaan. Jadi sesungguhnya siapa yang punya kewenangan

untuk melakukan pembinaan itu?

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang dibentuk pemerintah sebagai

lembaga independen di bidang penyiaran, tidak hanya menjalankan fungsi

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 4


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 4/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

sebagai wadah pengawas materi siaran, tetapi lebih dari itu untuk menjalankan

fungsi pembinaan. Di daerah, KPI Daerah (KPID)-lah yang menjalankan fungsi

itu.

Karena itulah keberadaan KPID di Maluku Utara dirasakan sudah menjadi

kebutuhan yang sangat mendesak, dengan visi: Menciptakan lembaga

penyiaran yang taat hukum, berguna bagi masyarakat bersinergi dengan

pembangunan daerah dalam upaya pengembangan budaya, berdasarkan


peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Melalui visi ini diharapkan KIPD Maluku Utara akan mampu meningkatkan

kualitas lembaga penyiaran di daerah, terutama dari aspek legalitas. Masalah

yang selama ini dihadapi lembaga penyiaran di daerah ini adalah kesulitan

mengurus izin siaran yang terasa begitu berbelit dan bikin pusing. Tidak sedikit

lembaga penyiaran, terutama radio siaran, terpaksa harus gulung tikar karena

merasa tidak sanggup menghadapi persyaratan yang begitu menyulitkan. Lagi-

lagi mereka tidak punya tempat bertanya, berkonsultasi, minta advice atau

sekedar memberi motivasi. Semua lembaga pemerintah bungkam, karena

merasa bukan tugas dan tanggung jawab mereka.

Legalitas lembaga penyiaran sangat penting dalam upaya peningkatan


daya saingnya dengan lembaga penyiaran di daerah lainnya di Indonesia. Tetapi

apa sebenarnya kontribusi lembaga penyiaran dalam menunjang Pendapatan

Asli Daerah (PAD)? Pertanyaan ini agak sulit dijawab jika hanya melihat dengan

kasat mata, padahl sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan lembaga

penyiaran untuk mendukung pembangunan daerah.

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 5


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 5/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

Selama ini lembaga penyiaran lebih hanya menjadi sapi perahan pada

saat Pemilu atau Pemilukada. Iklan dengan harga murah terpaksa harus diterima

lembaga penyiaran, sebagai kompensasi operasional tanpa legalitas. Seperti

buah Simalakama, lembaga penyiaran kebingungan menentukan pilihan.

Meskipun pahit tetapi harus ditelan juga, lembaga penyiaran di Maluku Utara

harus menyiarkan iklan partai tertentu atau calon kepala daerah tertentu hanya

dengan imbalan sekedarnya. Inilah yang harus didorong jika kita menginginkan

lembaga penyiaran berkualitas.

KPID tentunya akan memiliki banyak otoritas untuk mendorong atau


memaksa lembaga penyiaran untuk terlibat langsung dalam upaya pelestarian

dan pengembangan budaya daerah ini, sebagai perwujudan masyarakat Moloku

Kie Raha yang berbudaya dan bermartabat. Dengan visi sebagaimana

disebutkan di atas, KPID Maluku Utara akan mampu mempertahankan dan

meningkatkan potensi budaya dalam upaya pelestarian warisan leluhur untuk

pembangunan daerah ke depan.

Visi tersebut akan semakin kuat dan bisa direalisasi dengan misi yang

diemban KPID Maluku Utara. Misi pertama yakni pengawasan dan pembinaan

lembaga penyiaran secara proporsional. Ini menjadi starting point mengingat

selama ini fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan sehingga terkesan lembaga

penyiaran berjalan semaunya saja, tanpa konsep utama dan bisa berubah-ubah
setiap saat tanpa terkontrol.

Kedua, sebagian besar pengusaha jasa penyiaran kurang memahami

fungsi media dengan benar dan lengkap. Kehadiran KPID Maluku Utara harus

bisa mempertegas fungsi media penyiaran sebagai sarana pendidikan, informasi

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 6


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 6/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

dan hiburan yang bermanfaat bagi masyarakat, yang pada gilirannya dapat

merangsang investor untuk mau berinvestasi di daerah ini.

Ketiga, KPID Maluku Utara dengan segala tugas pokok, fungsi dan

kewenangannya dapat mendorong lembaga penyiarana dalam mendukung

pembangunan daerah Maluku Utara.

Sebaran lembaga penyiaran yang merata dan proporsional harus

ditumbuhkan sehingga peran lembaga penyiaran akan lebih maksimal, tidak

hanya sekedar menjadi sarana hiburan bagi kalangan tertentu.

Keempat, seperti sudah dijelaskan di atas, keberadaan KPID Maluku


Utara diharapkan mampu memberi dorongan bagi pertumbuhan dan

pengembangan budaya daerah Maluku Utara, terutama melalui media massa.

Sebuah contoh kecil, ketika seorang putri terbaik Maluku Utara bernama Sahadia

Robo ikut dalam Pemilihan Putri Indonesia, dia mendapat begitu banyak

dukungan melalui pesan singkat (SMS), selain karena promosi oral oleh teman-

temannya, juga karena dukungan kuat dari media penyiaran kita. Ini

membuktikan bagaimana lembaga penyiaran bisa mengangkat orang atau

budaya lokal untuk lebih dikenal di tingkat nasional maupun internasional.

Keterbukaan jaringan informasi antara media lokal dengan pemerintah

serta kerjasama terpadu antara lembaga penyiaran lokal dengan lembaga

penyiaran nasional dan asing, ikut memberi peran yang luar biasa. Inilah potensi-
potensi yang harusnya dijalankan KPID Maluku Utara sehingga menjadi peluang

besar untuk mengangkat budaya lokal Maluku Utara dan promosi pembangunan

secara nasional, regional dan internasional yang lebih luas dan global.

Dengan misi ini KPID Maluku Utara bisa menjamin kualitas materi siaran

dari setiap lembaga penyiaran sehingga layak dikonsumsi oleh seluruh lapisan

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 7


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 7/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

masyarakat sesuai peruntukannya, sebagaimana yang diamanatkan dalam

peraturan perundang-undangan. Penekanan fungsi media sebagai sarana

pendidikan, informasi dan hiburan sangatlah penting dikedepankan karena pada

gilirannya akan sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah.

Media penyiaran (radio dan televisi) diharapkan mampu menyajikan

program yang berkualitas, dalam rangka pengembangan dan pelestarian budaya

lokal sebagai warisan leluhur Moloku Kie Raha, menunjang pembangunan

daerah dan lebih khusus lagi dalam rangka mensukseskan Sail Indonesia di
Morotai tahun 2012 mendatang.

KPID Maluku Utara memegang peranan penting dan sangat menentukan

untuk menangani berbagai hal tersebut di atas.

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 8


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 8/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

KEPUSTAKAAN

Budhijanto, Danrivanto, 2010, Cetakan Pertama; Hukum Telekomunikasi,


Penyiaran dan Teknologi Informasi: Regulasi dan Konvergensi,
PT. Refika Aditama, Bandung;

Newsletter KPI, Edisi September-Desember 2008, Penyiaran Indonesia, Komisi


Penyiaran Indonesia, Jakarta;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran,

2008, Komisi Penyiaran Indonesia, Jakarta.

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 9


Noor, S.Sos
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 9/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

Mendorong Lembaga Penyiaran


Membangun Daerah Melalui Pengembangan Budaya Lokal
Menjadi Komoditas Nasional

Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti seleksi


Calon Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Maluku Utara
Periode I Tahun 2010-2013

Oleh :
Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 1
Noor, S.Sos 0
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 10/11


5/14/2018 Ma ka la h VISI MISI Anggota KPID Ma lut (Revisi) - slide pdf.c om

NARDIANSYAH NOOR, S.Sos


No.Peserta: 01/PANSEL-KPID/2010

Mendorong Lembaga Penyiaran Membangun Daerah Nardiansyah 1


Noor, S.Sos 1
Melalui Pengembangan Budaya Lokal Menjadi Komoditas Nasional

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ma ka la h-visi-misi-a nggota -kpid-ma lut-revisi 11/11

Anda mungkin juga menyukai