Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial Vol.1, No.

2, Agustus 2020

Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Khalayak


Mahasiswa Pendatang Ugm Terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV
Yoedo Shambodo1
1
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Al Azhar Indonesia
Komplek Masjid Agung Al Azhar Jl. Sisingamangaraja, Keb. Baru, Jakarta Selatan 12110

E-mail: yoedo.shambodo@uai.ac.id

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi
khalayak mahasiswa pendatang Universitas Gajah Mada (UGM) terhadap siaran berita televisi
lokal Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV. Penelitian menggunakan metode survey dengan
penarikan sampel nonprobabilita. Variabel penelitian adalah faktor fungsional, personal dan
situasional sebagai variabel independent dan persepsi khalayak mahasiswa pendatang UGM
sebagai variabel dependent. Metode pengolahan data pada analisis bivariat menggunakan uji T
dan Anova, kemudian pada analisis multivariat menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian secara umum faktor fungsional tidak mempengaruhi khalayak mahasiswa
pendatang terhadap siaran Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV. Faktor personal, memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap persepsi khalayak mahasiswa pendatang UGM.
Sedangkan faktor situasional mempunyai nilai yang paling tinggi diantara faktor yang lain
dengan memberikan kontribusi sebesar 84,9% terhadap persepsi khalayak mahasiswa
pendatang pendatang terhadap Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV. Khalayak sebagai subjek
persepsi menentukan dulu apa yang akan diperhatikannya, sehingga persepsi khalayak terhadap
suatu informasi tidaklah sama. Namun, program berita Jogja TV yang berbasis budaya mampu
menyajikan informasi aktual dan penting sebagai wujud pemenuhan kebutuhan khalayak
mengenai informasi seputar daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Keragaman bahasa merupakan
wahana variasi penyajian program berita Jogja TV untuk mengakomodir konsumennya yang
beragam, termasuk bagi mahasiswa pendatang yang mayoritas masih berasal dari suku Jawa.

Abstract - This study aims to determine what factors influence the perception of the audience of
Gajah Mada University (UGM) immigrant students of the local television news broadcast of
Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV. The study used a survey method with non-probability
sampling. Research variables are functional, personal and situational factors as independent
variables and audience perceptions of UGM immigrant students as dependent variables. The data
processing method for bivariate analysis used the T and Anova test, then the multivariate analysis
used multiple linear regression analysis. The results of the study in general, the functional factors
did not affect the audience of immigrant to the Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV broadcast.
Personal factors have a positive and significant influence on the audience perceptions of UGM
immigrant students. While the situational factor has the highest value among other factors by
contributing 84.9% to the audience perception of immigrant students towards Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV. The audience as the subject of perception first determines what it will
pay attention to, so that the audience's perception of information is not the same. However, the
culture-based Jogja TV news program is able to provide actual and important information as a
form of meeting the needs of the public regarding information about the Yogyakarta area and its
surroundings. Language diversity is a vehicle for variations in the presentation of the Jogja TV
news program to accommodate its diverse consumers, including for immigrant students, the
majority of whom are still Javanese.

Keywords - Audience Perception, Immigrant Students, Local TV, Jogja TV.

98
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

PENDAHULUAN pasca reformasi memungkinkan daerah untuk


mengembangkan dan mengeksplorasi potensi
Dunia ini dengan segala isi dan dari berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial,
peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari budaya sesuai dengan karakteristik masing-
kaitannya dengan media massa, demikian juga masing daerah melalui televisi lokal. Eksistensi
sebaliknya, media massa tidak bisa melepaskan televisi lokal semakin mendapat ruang ketika
diri dari dunia dengan segala isi dan Anggota Televisi Lokal Indonesia (ATVLI)
peristiwanya. Hal ini disebabkan karena berdiri di Bali pada tahun 2002 dengan penuh
hubungan antara keduanya sangatlah erat perjuangan untuk dapat mempertahankan
sehingga menjadi saling bergantung dan saling eksistensi televisi lokal. Televisi lokal yang
membutuhkan. Dalam menyediakan informasi hadir dengan spirit otonomi daerah, sangat
dan hiburan bagi masyarakat, media massa dirasakan dampak kehadirannya sebagai warna
hadir sebagai institusi sosial sehingga baru dunia penyiaran tanah air. Dibungkus
memunculkan pengelola media yang berperan dengan kemasan lokal yang kental, televisi
sebagai aktor sosial yang harus berperan sesuai lokal diharapkan untuk selalu berupaya
dengan harapan masyarakat dengan mempersembahkan yang terbaik bagi
menyuguhkan teladan budaya yang bijak untuk masyarakat dengan kearifan lokal yang
mengubah perilaku masyarakat sekaligus berbeda-beda [2]. Selain itu, alasan kuatnya
sebagai sumber pengetahuan. daya tarik televisi lokal adalah adanya faktor
Perkembangan industri televisi khususnya kedekatan peristiwa dan emosi setiap program
pada televisi swasta nasional, hampir yang ditawarkan dengan warga masyarakat
seluruhnya beroperasi di Jakarta. Posisi Jakarta setempat.
sebagai ibu kota negara sekaligus domisili bagi Meskipun memiliki potensi yang cukup
hampir semua stasiun televisi swasta nasional besar, namun pada prakteknya perkembangan
memunculkan sebuah fenomena tersendiri. televisi lokal memiliki banyak kendala.
Saat ini hampir seluruh isi siaran televisi swasta Menurut Dedeh Fardiah keterbatasan investasi
nasional berisi informasi hanya seputar dan lemahnya daya saing terhadap TV nasional
kehidupan di Jakarta. menjadi kendala tersendiri bagi TV lokal untuk
Melihat dampak dari konten televisi yang bersaing dengan TV nasional, hal ini kemudian
ada sekarang perlu mendapat perhatian yang mengakibatkan TV lokal kesulitan di dalam
sangat serius dari semua elemen, apalagi jika mengembangkan dirinya [3]. Popularitas TV
dilihat dari fungsi televisi itu sendiri sangat lokal di tengah masyarakat yang kalah jauh
penting dan sangat strategis di tengah-tengah dibanding TV nasional menjadi faktor bagi
masyarakat, terdapat indikasi bahwa tingginya minimnya sponsor dan investasi pengiklan
konten semacam itu mengimbas pada untuk ikut menghidupi TV lokal. Di sisi lain
masyarakat sehingga menimbulkan sejumlah televisi lokal yang seharusnya lebih berpihak
efek. Acapkali berbagai cara dilakukan untuk pada konten lokal cenderung mengekor pada
menyedot jumlah penonton ini sehingga stasiun televisi swasta nasional sehingga
seringkali mengabaikan etika dan banyak ditemukan televisi lokal yang konten
tanggungjawab sosial. Acapkali stasiun TV siarannya tidak banyak mengandung unsur
mengabaikan kualitas acara tetapi mengikuti budaya lokal. Dari kondisi tersebut menjadi hal
selera pasar (khalayak), peduli amat apakah itu yang menarik melihat sebuah televisi lokal
berkualitas atau tidak, memiliki nilai edukasi yang seharusnya komersial demi kelangsungan
atau tidak, berpengaruh baik atau buruk, yang hidup industri bisnis penyiaran namun masih
penting penontonnya banyak [1]. mengakomodasi khazanah lokalitas yang saat
Padahal media televisi merupakan media ini kurang tertampung dalam tayangan televisi.
yang dianggap paling mempengaruhi Salah satu televisi lokal yang mencoba
khalayaknya dalam hal penyampaian menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri
informasi. Media televisi merupakan salah satu dengan mengangkat nilai kelokalannya sebagai
kekuatan yang berpengaruh dalam membentuk daya jual dalam persaingan industri penyiaran
sikap dan norma sosial suatu masyarakat. adalah Jogja TV sebagai televisi lokal yang
Televisi juga berperan dalam membentuk kuasa berdiri pertama yang berdiri di Yogyakarta [4].
kebenaran dalam realitas sosial. Melalui slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV
Kebijakan otonomi daerah yang hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai
dicetuskan oleh mantan Presiden B.J. Habibie salah satu pilar kekuatan yang ikut melestarikan

99
Y. Shambodo

sekaligus mengembangkan kebudayaan lokal terutama pada siaran yang mengangkat


Yogyakarta sebagai provinsi yang menyandang pada budaya lokal. Pendapat ini didasarkan
predikat daerah istimewa dan daerah-daerah pada asumsi bahwa keberhasilan stasiun
disekitarnya melalui inovasi dalam berbagai televisi dalam merebut simpati khalayak lokal,
program acaranya. Sebagaimana salah satunya masih sangat bergantung dari
kedudukannya sebagai media daerah, maka persepsi khalayak penonton. Apa yang ingin
dalam penyajian dan kemasannya pun Jogja TV dilihat khalayak belum tentu sama dengan fakta
cenderung menampilkan dan mengedepankan yang sebenarnya. Proses persepsi adalah
permasalahan daerah, baik dari isu yang dibawa melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan
maupun dari bahasa yang digunakan. Jogja TV terhadap informasi yang sampai. dalam
menanamkan image-nya kepada masyarakat memberikan kesan, penilaian, pendapat,
sebagai stasiun televisi lokal berbasis tradisi. merasakan dan mengintepretasikan sesuatu
Salah satunya lewat program siaran informasi berdasarkan informasi yang ditampilkan dari
yang dikemas dengan mengangkat isu dan sumber lain (yang dipersepsi). Keinginan dari
budaya lokal seperti Pawartos Ngayogyakarta. khalayak itulah yang menyebabkan mereka
Sebuah tayangan berita dengan menggunakan ingin menonton atau tidak suatu acara siaran
bahasa Jawa mengenai informasi seputar televisi. Penggunaan media oleh khalayak
Yogyakarta dan daerah sekitarnya yang tayang diasumsikan sebagai sebuah perilaku aktif
setiap hari pukul 19.00 WIB. Selain itu program dimana khalayak dengan sadar memilih dan
acara unggulan Jogja TV lainnya adalah mengkonsumsi media tertentu. Penelitian ini
Seputar Jogja, Inyong Siaran, Klinong-Klinong bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Campursari, Rolasan, Jelajah Kampus. Dengan persepsi mahasiswa pendatang terhadap siaran
menghadirkan program yang bermuatan lokal berita lokal Pawartos Ngayogyakarto pada
sebesar 80%, Jogja TV diharapkan benar-benar Jogja TV.
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan
informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri.
Sebagai televisi lokal yang mengedepankan KERANGKA TEORI
local content dengan target audiens semua
lapisan masyarakat [4]. Persepsi
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Efektifitas dari komunikasi tidak hanya
sebagai kota pendidikan memiliki sejumlah dari bagaimana kita mampu merangkai kata-
368.066 mahasiswa dari beberapa perguruan kata, namun perlu dipertimbangkan bagaimana
tinggi baik negeri maupun swasta [5]. Dari sebuah pesan akan dipersepsikan. Persepsi pada
sekian banyak jumlah mahasiswa tersebut, dasarnya merupakan suatu proses yang terjadi
jumlah terbanyak disumbangkan oleh dalam pengamatan seseorang terhadap orang
Universtas Gajah Mada (UGM) dengan jumlah lain atau suatu objek. Pemahaman terhadap
mahasiswa terdaftar menurut data Statistik suatu informasi yang disampaikan oleh orang
Pendidikan Tinggi 2018 sebanyak 61.283 lain yang sedang saling berkomunikasi,
mahasiwa. Dimana dari jumlah mahasiswa berhubungan atau bekerjasama, jadi setiap
tersebut tidak hanya mahasiswa lokal, namun orang tidak terlepas dari proses persepsi.
juga terdapat mahasiwa pendatang, mahasiwa Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika
yang berasal dari luar wilayah Yogyakarta. persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita
Tentunya kelompok mahasiswa pendatang berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah
yang ada di DIY, terutama yang sedang yang menentukan kita memilih suatu pesan dan
menempuh pendidikan di UGM juga menjadi mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi
bagian target audiens dari Jogja TV. Maka derajat kesamaan persepsi antarindividu,
menarik untuk mengetahui bagaimana semakin mudah dan semakin sering mereka
mahasiswa pendatang ini melihat keberadaan berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
Jogja TV selama ini dengan lokalitas program semakin cenderung membentuk kelompok
televisi yang Jogja TV siarkan. Untuk dapat budaya atau kelompok identitas [6].
menciptakan tayangan yang menarik dan Persepsi berhubungan dengan sensasi
menghadirkan televisi lokal yang diminati dimana sensasi mengacu pada pendekteksian
penonton, khususnya mahasiswa sebagai anak dini terhadap energi dari dunia fisik, kemudian
muda perlu diketahui bagaimana persepsi studi terhadap sensasi umumnya berkaitan
mahasiswa terhadap berbagai program pada TV dengan struktur dan mekanisme sensorik;

100
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

sedangkan persepsi melibatkan kognisi tinggi individu tentang stimulus yang diterima
dalam penginterpretasian terhadap informasi reseptor.
sensorik. Kemudiaan kejadian-kejadian 4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang
sensorik diproses sesuai pengetahuan kita diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa
tentang dunia, sesuai budaya, pengharapan tanggapan dan perilaku.
bahkan disesuaikan dengan orang yang Walgito mengemukakan bahwa persepsi
bersama kita saat itu. Dari definisi yang telah seseorang merupakan proses aktif yang
disebutkan, Berdasarkan berbagai definisi memegang peranan, bukan hanya stimulus
persepsi di atas, secara umum persespi dapat yang mengenainya tetapi juga individu sebagai
didefinisikan sebagai proses pemberian makna, satu kesatuan dengan pengalaman-
interpretasi dari stimuli dan sensasi yang pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang
diterima oleh individu, dan sangat dipengaruhi relevan dalam menanggapi stimulus [7].
faktor faktor internal maupun ekternal masing Individu dalam hubungannya dengan dunia luar
– masing individu tersebut. Proses selalu melakukan pengamatan untuk dapat
pembentukan persepsi menurut Walgito dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat
digambarkan sebagaimana Gambar 1 [7]. indera dipergunakan sebagai penghubung
antara individu dengan dunia luar. Agar proses
pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek
yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai
suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah
pandangan seseorang terhadap sesuatu yang
akan membuat respon bagaimana dan dengan
apa seseorang akan bertindak.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi


Persepsi seseorang tidak timbul begitu
saja, tentu ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. David Krech dan Richard
S. Crutchfield (1977) menyebutnya sebagai
faktor fungsional, faktor situasional, faktor
struktural, dan faktor personal [8].
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang
Gambar 1. Proses pembentukan persepsi bersifat personal. Misalnya kebutuhan
individu, usia, pengalaman masa lalu,
Dalam proses pembentukan persepsi, kepribadian, jenis kelamin, dan hal- hal
Walgito menyatakan bahwa terjadinya persepsi lain yang bersifat subjektif. Faktor-faktor
merupakan suatu yang terjadi dalam tahap- fungsional yang mempengaruhi persepsi
tahap berikut: ini lazim disebut sebagai kerangka
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang rujukan, sedang di dalam kegiatan
dikenal dengan nama proses kealaman komunikasi, kerangka rujukan
atau proses fisik, merupakan proses mempengaruhi bagaimana orang
ditangkapnya suatu stimulus oleh alat memberikan makna pada pesan yang
indera manusia. diterimanya. Misalnya seorang ahli
2. Tahap kedua, merupakan tahap yang komunikasi tidak akan memberikan
dikenal dengan proses fisiologis, pengertian apa-apa apabila seorang ahli
merupakan proses diteruskannya stimulus kedokteran berbicara mengenai jaringan
yang diterima oleh reseptor (alat indera) otak, hati atau jantung karena ahli
melalui saraf-saraf sensoris. komunikasi tidak memiliki kerangka
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang rujukan untuk memahami istilah-istilah
dikenal dengan nama proses psikologik, kedokteran. Jika ditilik dari faktor
merupakan proses timbulnya kesadaran fungsional, yang menentukan persepsi
bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi

101
Y. Shambodo

karakteristik orang yang memberikan tidak cermat menanggapi persona


respon pada stimulus itu. Dari sisi Krech stimulus, bahkan mengaburkan
dan Crutchfield merumuskan dalil gambaran sebenarnya. Sebaliknya,
persepsi yang pertama, yaitu: persepsi orang yang menerima dirinya apa
bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek- adanya, orang yang tidak dibebani
objek yang mendapat tekanan dalam perasaan bersalah, cenderung
persepsi kita biasanya objek-objek yang menafsirkan orang lain lebih cermat.
memenuhi tujuan individu yang
melakukan persepsi. 3. Faktor Situasional
Pengaruh situasional dapat dijelaskan dari
2. Faktor Personal eksperimen Solomon E. Asch dalam
Faktor personal yang mempengaruhi psikologi komunikasi karangan Jalaludin
persepsi orang terhadap kita atau Rakhmat, menerangkan bahwa kata yang
sebaliknya adalah pengalaman dan konsep disebutkan pertama akan mengarahkan
diri. Faktor personal besar pengaruhnya penilaian selanjutnya, atau bagaiman kata
dalam persepsi interpersonal bukan saja sifat mempengaruhi penilaian terhadap
pada komunikasi interpersonal, tetapi juga seseorang. Sebagai contoh, bila seseorang
pada hubungan interpersonal. Beberapa digambarkan sebagai seorang yang cerdas
faktor personal terdiri atas pengalaman, dan rajin maka kesan yang muncul dalam
motivasi, dan kepribadian. Dalam faktor benak kita adalah orang tersebut pasti
personal, hal-hal yang mempengaruhinya, seorang kutu buku. Namun bila kata sifat
sebagaimana dijelaskan di atas, antara lain tersebut dibalik menjadi bodoh dan malas
adalah sebagai berikut. maka kesan yang muncul pun akan
sebaliknya [8]. Pengaruh kata pertama ini
a. Pengalaman kemudian terkenal sebagai primacy effect.
Pengalaman mempengaruhi Rakhmat membagi faktor situasional yang
kecermatan persepsi. Pengalaman tidak dapat mempengaruhi persepsi antara lain:
selalu lewat proses belajar formal.
Pengalaman kita bertambah juga a. Petunjuk Proksemik. Proksemik
melalui rangkaian peristiwa yang adalah suatu studi penggunaan jarak
pernah kita hadapi. Inilah yang dalam penyampaian pesan. Dalam
menyebabkan seorang ibu segera pendapat ini T.Hall menyimpulkan
melihat hal yang tidak beres pada bahwa pertama, keakraban
wajah anaknya atau pada petunjuk seseorang dengan orang lain dilihat
kinesik lainnya. Ibu lebih dari jarak mereka seperti yang
berpengalaman mempersepsi anaknya diamati. Kedua, kita menilai sifat
daripada bapak. Ini juga sebabnya orang lain dari caranya orang itu
mengapa kita lebih sukar berdusta di membuat jarak dengan kita. Ketiga,
depan orang yang paling dekat dengan cara orang mengatur ruang
kita. mempengaruhi persepsi kita tentang
b. Motivasi orang itu.
Proses konstruktif yang banyak b. Petunjuk Kinesik. Kinesik dapat
mewarnai persepsi interpersonal juga menjadi petunjuk umum dalam
sangat banyak melibatkan unsur-unsur mempersepsikan orang lain dalam
motivasi. menjalin hubungan. Persepsi
c. Kepribadian khusus didapat ketika kita
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, mengamati gerak tubuh orang lain
sebagai salah satu cara pertahanan ego. sesuai dengan persepsi yang kita
Proyeksi adalah mengeksternalisasikan dapatkan sebelumnya untuk menilai
pengalaman subjektif secara tidak orang tersebut. Petunjuk kinesik
sadar. Pada persepsi interpersonal, paling sukar dikendalikan ecara
orang mengenakan pada orang lain sadar oleh orang yang menjadi
sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang stimuli (orang lain) yang
tidak disenanginya. Sudah jelas, orang dipersepsikan.
yang banyak melakukan proyeksi akan

102
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

c. Petunjuk Wajah. Pada petnjuk intepretasi dan mengintegrasikan media ke


nonverbal maka petunjuk fasial dalam kehidupannya [9]. Khalayak
penting dalam mengenali perasaan bertanggung jawab terhadap pemilihan dan
orang lain. Walaupun petunjuk penggunaan media untuk memenuhi
fasial dapat mengungkapkan emosi kebutuhannya. Penggunaan media massa salah
orang lain tidak dapat dijadikan satunya mencakup isi media.
ragam penilaian dengan cermat. Televisi merupakan media massa yang
d. Petunjuk Paralinguistik. Petunjuk berfungsi untuk menyampaikan informasi,
ini menilai mengenai bagaimana yang memiliki sistem pengelolaan siaran
orang mengucapkan lambang- melalui pembagian program-program acara.
lambang verbal meliputi kata-kata, Dalam mengukur persepsi khalayak, aspek
aksentuasi, intonasi, gaya verbal penilaian yang digunakan adalah content dan
dan interaksi dalam bicara. teknis penyajian content. Televisi sebagai
e. Petunjuk Artifaktual. Petunjuk ini media elektronik audiovisual merupakan
meliputi segala macam penampilan gabungan dari segi verbal, visual, teknologikal
tubuh orang lain dengan berbagai [10]. Aspek verbal berkaitan dengan
atribut-atribut lainnya. penyusunan kata-kata yang singkat, jelas dan
efektif. Visual menekankan pada gambar yang
4. Faktor Struktural terjalin secara jelas, hidup, dan menarik.
Faktor struktural berasal semata-mata dari Sedangkan segi teknologi, berhubungan
sifat stimulus fisik dan efek-efek saraf dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, dan
yang ditimbulkannya pada sistem saraf kualitas gambar. Bentuk siaran berita televisi,
individu. Dari sini Krech dan Cruthfield meliputi program acara berita, talkshow, dan
melahirkan dalil persepsi yang kedua, softnews (feature/ magazine/ documenter).
yaitu: medan perseptual dan kognitif selalu Masing- masing program acara dinilai dari
diorganisasikan dan diberi arti. Faktor beberapa aspek antara lain news value,
struktural adalah faktor di luar individu, kelengkapan fakta (5W+1H), imparsialitas
misalnya lingkungan, budaya, dan norma berita.
sosial sangat berpengaruh terhadap Ketiga elemen tersebut mempengaruhi
seseorang dalam mempersepsikan efek pada khalayak karena merupakan bagian
sesuatu. Dalam penelitian ini tidak akan dari penyajian program yang ditangkap oleh
meneliti bagaimana pengaruh faktor indera atau dikomsumsi khalayak. Kekhasan
struktural sebagai variabel yang lainnya dari televisi adalah pada visualisasi
mempengaruhi persepsi. Hal ini karena berita, yang menjadi salah satu pendukung
faktor struktural bersifat stimulus fisik objektivitas utama dalam pemberitaan televisi
yang terkait dengan indera peraba, sehingga dalam penyajiannya siaran berita
penciuman, penglihatan, perasa, dan haruslah mengutamakan atau memperbanyak
pendengaran. Selain itu objek dalam informasi secara visual dan menyajikan
penelitian ini adalah mengenai siaran sinkronisasi antara gambar dan suara.
televisi yang tidak terkait dengan indera
tersebut. Hubungan Antar Variabel
Untuk memperjelas hubungan antar
Persepsi Khalayak Terhadap Siaran Berita variabel dari penelitian ini dapat dilihat dari
Televisi keterkaitan variabel penelitian. Variabel yang
Persepsi merupakan hasil dari proses pertama adalah variabel pengaruh (independent
menyeleksi stimuli melalui panca indera, variabel). Variabel ini adalah variabel
mengolah stimuli tersebut dan penyebab. Variabel pengaruh yang digunakan
menginterpretasikannya menjadi informasi dan dalam penelitian ini adalah faktor fungsional,
memberikan penilaian atas faktor-faktor yang situasional, dan personal. Ketiga variabel ini
terkait dengan sebuah obyek. Menurut Katz, dianggap sebagai independent variabel yang
Blumler, dan Gurevitch (1974) yang nantinya akan mempengaruhi persepsi
mengembangkan teori penggunaan dan khalayak mahasiswa pendatang terhadap siaran
kepuasan atau uses-and-gratification Pawartos Ngayogyakarta di Jogja TV. Variabel
menjelaskan dalam teori ini bahwa khalayak yang kedua adalah variabel terpengaruh
memiliki peran aktif dalam melakukan (dependent variabel) yang dipengaruhi oleh

103
Y. Shambodo

variabel bebas. Variabel ini adalah hasil dari responden dengan menggunakan kuesioner,
outcome dari variabel lain. Variabel dengan dibatasi pada pengertian survei sampel
terpengaruh dalam penelitian ini yaitu persepsi sebagai informasi dari sebagian populasi yang
mahasiswa pendatang Universitas Gajah Mada mewakili seluruh populasi yang ada. Sifat
mengenai siaran berita Pawartos penelitiannya adalah eksplanatif. Teknik yang
Ngayogyakarto di Jogja TV. digunakan penulis untuk memperoleh data
Antara variabel independen dengan adalah dengan menggunakan metode survey.
variabel dependen, sifat hubungan yang Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan
terjadi adalah hubungan yang asimetris atau kuesioner pada mahasiswa UGM dengan
hubungan satu arah, dimana suatu variabel menggunakan pertanyaan tertutup. Metode
akan menyebabkan atau mempengaruhi pengolahan data pada analisis bivariat
variabel lainnya, tetapi tidak berlaku menggunakan uji T dan Annova, kemudian
sebaliknya. Dalam penelitian ini, responden pada analisis multivariat menggunakan analisis
dalam mempersepsi siaran Pawartos regresi linier berganda.
Ngayogyakarto di Jogja TV berhubungan
dengan beberapa faktor yang akan Populasi dan Sampel
mempengaruhi kepribadian responden dan Populasi dalam penelitian ini adalah
perilaku responden dalam menyeleksi stimulasi mahasiswa pendatang pada Universitas Gajah
(dalam hal ini siaran Pawartos Ngayogyakarto Mada, yaitu mahasiswa yang berasal dari luar
di Jogja TV) dan kemudian memberikan Yogyakarta pada level pendidikan Sarjana dan
penilaian individu. Diploma. Dalam penelitian hanya
mengkhususkan pada program Sarjana dan
Diploma. Angkatan mahasiswa yang dipilih
sebagai sampel adalah angkatan 2017 dan 2018
karena Angkatan ini adalah dua ngkatan
terakhir pada saat penelitian ini dilakukan.
Menurut data Direktorat Kemahasiswaan
Universitas Gajah Mada (2019), jumlah
keseluruhan mahasiswa pendatang dari luar
Yogyakarta mulai dari angkatan 2017 hingga
2018 sebanyak 10.387 orang, perinciannya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Pendatang UGM


Angkatan
Keterangan Jumlah
2017 2018
Program sarjana 3.860 4.295 8.155
Program diploma 1.316 916 2.232
Jumlah Keseluruhan 10.387

Gambar 2. Hubungan Antar Variabel Jumlah sampel yang akan diambil dalam
penelitian dihitung menggunakan rumus Slovin
dengan mengambil presisi 10% dengan
METODOLOGI PENELITIAN menggunakan rumus sebagai berikut:

Desain Penelitian Jumlah Sample = N / (1+N.e.e) (1)


Paradigma yang digunakan adalah
positivisme dengan menggunakan pendekatan Dimana:
penelitian kuantitatif, yakni suatu prosedur - n adalah jumlah sampel
penelitian yang memperoleh hasil berupa data- - N adalah jumlah populasi
data numerik, sampel dari orang-orang atau - e adalah persentase toleransi ketidaktelitian
perilaku yang diamati menunjukkan fakta yang (presesi) karena kesalahan pengambilan
ada dan yang dilihat selama penelitian. Metode sampel yang masih dapat ditolerir
survei merupakan metode pelaksanaan Jumlah sampel = 10387/ (1+10387x0,1 x 0,1)
penelitian, satu informasi dikumpulkan dari = 10387/1+103,87

104
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

= 99,04643845 satu minggu mulai tanggal 22 Juli - 29 Juli


Total jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 2019.
orang

Setelah mendapatkan jumlah responden, HASIL DAN PEMBAHASAN


dilakukan teknik penarikan sampel
nonprobabilita dengan teknik Purposive Analisis Faktor Fungsional
Sampling. Teknik sampling yang digunakan
untuk menentukan responden sebagai sampel Jenis Kelamin
adalah multi stage cluster sampling, yakni Data dan analisis statistik jenis kelamin
pengambilan sampel acak secara kelompok ditampilkan pada Tabel 3. Analisis bivariat
atau gugus. Sistem sampling dengan pada faktor fungsional dengan indikator jenis
pendekatan cluster dilakukan dengan beberapa kelamin dilakukan untuk melihat apakah pada
tahap. Tahap pertama dilakukan random indikator jenis kelamin mempunyai pengaruh
sampling pada level fakultas. Dilanjutkan pada terhadap persepsi khalayak. Dari tabel diatas,
tahap kedua dengan random sampling pada pada variabel jenis kelamin menunjukkan pada
level program studi. Anggota- anggota yang kolom Sig. (2-tailed) terdapat nilai 0.736. Hal
diambil untuk dijadikan sampel terpilih ini menunjukkan bahwa nilai nilai p-value dari
berdasarkan yang terpilih yaitu, untuk strata jenis kelamin responden lebih besar dari nilai
sarjana terpilih Program Studi Komunikasi dan signifikansi 0,05. Karena tidak signifikan,
Hubungan Internasional dari Fakultas Ilmu berarti pada tidak ada perbedaan persepsi pada
Sosial dan Politik (Fisipol). Kemudian untuk khalayak mahasiswa pendatang terhadap siaran
strata diploma terpilih Jurusan Ekonomi berita Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV.
Akutansi dari Fakultas Ekonomi. Komposisi
responden yang dijadikan sampel yaitu, 70% Tabel 3.Uji T Test Indikator Jenis Kelamin
untuk mahasiswa pada strata sarjana dan 30% Group Statistics
untuk strata diploma dari keseluruhan total Jenis Std. Std. Error
sampel. Komposisi ini dipilih karena dari data Kelamin N Mean Deviation Mean
yang peroleh, jumlah mahasiswa UGM pada Persepsi Laki-Laki 60 113.95 32.904 4.248
strata sarjana lebih banyak dari strata diploma. Perempua 40 111.85 26.192 4.141
Dalam penelitian ini, setiap responden telah n
discreening pernah menonton siaran berita
Pawartos Ngayogyakarta di Jogja TV. Independent Samples Test
Levene's
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian Test for
Equality
No Program Studi Jumlah Sampel of
1 Ilmu Komunikasi 35 Variance
s t-test for Equality of Means
2 Hubungan Intenasional 35
95%
3 Diploma Ekonomi Akutansi 30
Confidnce
Jumlah 100 Int of Diff
Std.
Mea Erro
Lokasi dan Waktu Penelitian Sig. n r
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas (2- Diff Diff
Gajah Mada. Penelitian ini dilaksanakan taile eren eren Low Upp
F Sig. t df d) ce ce er er
selama dua bulan pada bulan Juli-Agustus
2019. Alasan pemilihan Universitas Gajah Persep Equal 3.6 .059 .33 98 .736 2.10 6.20 - 14.4
si variances 62 8 0 8 10.2 19
Mada karena mahasiswa di kampus terbesar assumed 19
Provinsi DIY yang memiliki mahasiwa Equal .35 94. .724 2.10 5.93 - 13.8
pendatang atau mahasiswa yang berasal dari variances 4 84 0 3 9.67 78
luar DIY terbanyak diantara 110 perguruan not 1 8
assumed
tinggi yang ada di Yogyakarta [5]. Sementara
proses turun lapangan untuk pengisian Sumber: analisis data primer
kuesioner oleh responden berlangsung selama

105
Y. Shambodo

Agama Analisis bivariat pada indikator suku atau


Tabel 4. Uji Anova Indikator Agama etnis, peneliti kembali menggunakan Uji T test
Sum of Mean sebagai alat uji karena hanya ada dua pilihan
df F Sig. dalam pertanyaan, yaitu Jawa dan Non- Jawa.
Squares Square
Dari hasil penelitian seperti yang tertera pada
Between 220.229 2 110.115 .118 .889
Tabel 5, Pada kolom Sig. (2-tailed)
Groups
menunjukkan nilai 0.906. Hal ini menunjukkan
Within 90519.561 97 933.191 bahwa nilai Sig dari suku atau etnis lebih besar
Groups
dari nilai signifikansi 0,05. Artinya suku atau
Total 90739.790 99 etnis dari responden tidak berpangaruh
Sumber: analisis data Primer signifikan terhadap persepsi siaran berita
Pawartos Ngayogyakarto Jogja TV.
Untuk menguji indikator agama peneliti
menggunakan anova untuk mengetahui apakah Analisis Faktor Personal
agama berpengaruh terhadap persepsi Pada variabel faktor personal, peneliti
khalayak. Nilai Sig. menunjukkan nilai 0.889 menggunakan analisis regeresi untuk
lebih besar dari signifikansi 0,05 yang berarti mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
tidak signifikan. Hal ini berarti tidak ada faktor personal terhadap persepsi khalayak
perbedaan persepsi terhadap siaran berita mahasiswa pendatang. Pada kolom R Square
Pawartos Ngayogyakarto Jogja TV pada agama diatas terdapat angka 0,682 artinya faktor
yang dianut oleh responden. personal memberikan kontribusi sebesar 68,2%
terhadap persepsi khalayak mahasiswa
Suku pendatang mengenai berita Pawartos
Tabel 5. Uji T Test Indikator Suku Ngayogyakarto Jogja TV.
Group Statistics
Std Tabel 6. Uji Regresi Faktor Personal
mean
Model Summary
Suku N Mean Std. Dev err
Persepsi Jawa 73 113.33 30.084 3.521 Change Statistics

Non-Jawa 27 112.52 31.357 6.035 Adjust Std. R


R ed Error of Square F
Mo Squa R the Chang Chang Sig. F
del R re Square Estimate e e df1 df2 Change
Independent Samples Test
1 .8 .682 .679 17.2730 .682 209.95 1 98 .000
Levene'
2 1 9
s Test
6a
for
Equalit a. Predictors: (Constant), Faktor personal
y of Var t-test for Equality of Means b. Dependent Variable: Faktor persepsi
95% Coefficientsa
Confidence Unstandardize Standrdized
Interval of d Coefficients Coefficients
Difference
Model B Std. Err Beta t Sig.
Sig
. 2- Mea Std. 1 (Consta 9.32 7.600 1.227 .223
Sig tail n Err Lowe Uppe nt) 1
F . t df d Diff Diff r r
Faktor 1.36 .094 .826 14.490 .000
Perse Equal .00 .95 .11 98 .90 .810 6.85 - 14.41 persona 7
p si var 3 9 8 6 3 12.79 1 l
assum 0
a. Dependent Variable: Faktor persepsi
d
Sumber: analisis data primer
Equal .11 44.83 .90 .810 6.98 - 14.88
vari 6 9 8 7 13.26 4
not 3
assum
d
Sumber: analisis data primer

106
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

Analisis Faktor Situasional Tabel 7. Regresi linier berganda


Model Summary
Tabel 6. Uji Regresi Faktor Situasional
Model Summary Std.
Mode R Adjusted R Error of
l R Square Square Estimate
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate 1 .947a .896 .893 9.97871

1 .921a .849 .847 11.89836 a. Predictors: (Constant), Pengeluaran, Faktor


Situasional, Faktor personal
a. Predictors: (Constant), Faktor Situasional
b. Dependent Variable: Faktor persepsi Coefficientsa
Unstandrd Standrdz
Coefficients a zd Coeff. d Coeff.
Std.
Unstandardiz Erro Sig
ed Standardiz Model B r Beta t .
Coefficients ed Coeff.
1 (Constant) .744 7.10 .105 .91
Std. Sig 3 7
Model B Error Beta t .
Faktor 1.602 .114 .684 14.01 .00
1 (Constant 19.65 4.296 4.574 .00 Situasional 1 0
) 3 0
Faktor .537 .082 .324 6.522 .00
Faktor 2.158 .092 .921 23.47 .00 personal 0
Situasion 4 0
al Pengeluara .695 1.79 .013 .387 .70
n 6 0
a. Dependent Variable: Faktor persepsi
a. Dependent Variable: Faktor persepsi
Pada variabel faktor situasional, pada uji
regresi yang terlihat pada Tabel 6 pada kolom
Sig menghasilkan nilai .000 artinya nilai Koefisien determinasi atau R Square
tersebut signifikan karena kurang dari 0,05. Hal adalah 89.6 % variabel terikat yaitu persepsi
ini berarti pada variabel tersebut mempunyai terhadap siaran berita Pawartos Ngayogyokarta
pengaruh terhadap persepsi khalayak Jogja TV (Y) variasinya dapat dijelaskan oleh
mahasiswa pendatang. Pada variabel faktor variabel bebas Faktor Personal (X1), Faktor
situasional, uji regresi faktor situasional Situasional (X2), Pengeluaran satu bulan (X3).
memberikan kontribusi sebesar 0,849 atau Dari analisis regeresi multivariat dapat
84,9% terhadap persepsi khalayak mahasiswa diketahui bahwa dari ketiga variabel tersebut,
pendatang pendatang mengenai siaran berita faktor situasional menempati nilai tertinggi
Pawartos Ngayogyakarto Jogja TV. dalam memberikan pengaruh terhadap persepsi
khalayak mahasiswa pendatang UGM terhadap
Analisis Data Multivariat siaran berita Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV
Analisis regresi linier berganda sebesar 68,4 persen. Faktor kedua yang
(multivariate regresion) dilakukan dengan mempengaruhi persepsi yaitu adalah faktor
Faktor Personal (X1) dan Faktor Situasional personal dengn sebesar 32,4 persen. Variabel
(X2), dan Tingkat pengeluaran dalam satu bulan (X3) atau pengeluaran dalam satu bulan
(X3) sebagai variabel bebas serta Persepsi (Y) menunjukkan nilai 0,700 yang artinya variabel
sebagai variabel terikat. Berikut ini adalah hasil tersebut tidak signifikan atau tidak mempunyai
analisis regresi linier berganda. pengaruh terhadap persepsi khalayak
mahasiswa pendatang terhadap siaran berita
Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV.

107
Y. Shambodo

Pengaruh Faktor Fungsional hal-hal dan gejala-gejala yang mungkin serupa


Faktor fungsional ialah faktor-faktor yang yang pernah terjadi dalam pengalaman
bersifat personal. Dalam penelitian ini ada pribadinya. Persepsi manusia terhadap
beberapa hal yang menjadi variabel dalam seseorang, objek, atau kejadian, atau reaksi
konsep faktor fungsional. Peneliti mengambil mereka terhadap hal-hal tersebut didasarkan
beberapa variabel antara lain, kepribadian/sifat, pada pengalaman masa lalu mereka berkaitan
usia, jenis kelamin, agama, etnis, tingkat dengan orang, objek, atau kejadian serupa [6].
pendidikan, dan pengeluaran dalam satu bulan. Dalam konteks ini persepsi dari responden
Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi mengenai berita di Pawartos Ngayogyakarto
persepsi ini lazim disebut sebagai kerangka pada Jogja TV berdasarkan pada motivasi dan
rujukan, sedang didalam kegiatan komunikasi, kepuasan dalam mengkomsumsi tayangan
kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana Jogja TV. Siaran Pawartos Ngayogyakarto
orang memberikan makna pada pesan yang pada Jogja TV yang banyak mengangkat
diterimanya. kejadian seputar Yogyakarta dan khasanah
Dari penelitian ini membuktikan bahwa budaya lokal tentu menjadi alternatif lain
ternyata faktor fungsional tidak mempunyai dibandingkan dengan media televisi nasional.
pengaruh yang signifikan terhadap persepsi Pawartos Ngayogyakarto dapat memenuhi
mahasiswa pendatang Universitas Gajah Mada kebutuhan khalayak terkait dengan kebutuhan
terhadap siaran berita televisi lokal Pawartos informasi akan budaya lokal dan informasi
Ngayogyakarto pada Jogja TV. Hasil temuan seputar Yogyakarta yang sangat mungkin
penelitian faktor personal dan faktor situasional hampir mirip dengan budaya daerah asal dari
ataupun faktor - faktor lainnya yang lebih responden yang merupakan mahasiswa
berpengaruh signifikan terhadap persepsi. pendatang dan mayoritas masih berasal dari
Perspektif khalayak media bersifat aktif dalam Jawa.
menerima pesan media, sehingga ia
menganggap khalayak sebagai “a differentiated Pengaruh Faktor Situasional
set of small groups or communities” [11]. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Khalayak dipandang sebagai anggota-anggota persepsi manusia adalah faktor situasional.
kelompok yang berbeda karakteristiknya serta Menurut pendekatan ini, perilaku manusia
dimungkinkan dipengaruhi oleh karakteristik dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Dalam
kelompoknya. Artinya aspek individu khalayak penelitian ini variabel yang diangkat oleh
bukan menjadi variabel yang membuat mereka peneliti meliputi lima variabel yaitu, petunjuk
menerima, menolak, atau menyikapi secara proksemik, petunjuk kinesik (kinesic cues),
positif atau negatif mengenai isi berita TV lokal petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik,
yang menggunakan pendekatan budaya lokal. petunjuk artifaktual. Hasil penelitian ini
Hal itu bisa dijelaskan karena khalayak pada menunjukkan bahwa faktor situasional
dasarnya memiliki tingkat selektivitas yang mempunyai pengaruh yang paling signifikan
tinggi, bukanlah penerima yang pasif. terhadap persepsi khalayak mahasiswa
pendatang mengenai siaran Pawartos
Pengaruh Faktor Personal Ngayogyakarto, yaitu sebesar 84,9%. Dari
Dalam penelitian ini ada beberapa penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa
beberapa variabel dari faktor personal yang untuk menjaring pemirsa yang lebih banyak,
diteliti. Faktor personal tersebut terbagi terutama pada khalayak anak muda urusan
menjadi dua dimensi, pengalaman penampilan bisa menjadi salah satu catatan
mengkomsumsi media pada masa lalu dan penting. Menurut Vane-Gross, setiap program
motivasi menonton berita televisi lokal. Hasil baik program informasi maupun hiburan yang
penelitian menunjukkan bahwa pengaruh faktor ditayangkan stasiun televisi memiliki dua
personal terhadap persepsi khalayak mahasiswa bentuk yaitu dominasi format dan bintang [12].
pendatang mengenai isi siaran berita TV lokal Menurut Kuswandi, sifat komunikasi
Pawartos Ngayogyakarto pada Jogja TV massa media televisi berupa transitory, yang
memberikan kontribusi sebesar 0,682 atau mana tidak berlangsung secara terus menerus,
68,2% terhadap persepsi khalayak mahasiswa maka isi pesan yang akan disampaikan harus
pendatang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam singkat dan jelas. Selain itu, cara penyampaian
mempersepsi stimuli, subyek atau responden kata per kata harus benar, serta intonasi suara
akan menghubungkan stimuli tersebut dengan dan artikulasi harus tepat pula. Sehingga,

108
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Khalayak Mahasiswa Pendatang UGM terhadap Siaran Pawartos
Ngayogyakarta Jogja TV

audiens dapat mengerti saat melihat siaran antara lain latar belakang pengalaman, latar
televisi dan memiliki interpretasi yang sama. belakang psikologis, latar belakang nilai,
Dari segi teknis, sinyal siaran harus dapat motivasi, keyakinan, dan harapan di mana
ditangkap dengan baik oleh audiens dan tidak informasi yang sampai kepada khalayak. Faktor
ada gangguan yang dapat merusak kenyamanan situasional mempunyai nilai yang paling tinggi
audiens saat mengkonsumsi suatu program diantara faktor yang lain. Khalayak memiliki
acara [13]. Berita televisi merupakan berita persepsi masing masing dalam menonton acara
audio visual, maka faktor utama dalam televisi, hal ini yang membuat ketertarikan
penyajian adalah faktor sinkronisasi antara dalam menonton acara televisi masing masing
suara dan gambar. Sajian tayangan gambar juga penonton berbeda-beda dengan melihat konten
harus jelas, yang meliputi sudut pengambilan isi siaran dan kualitas teknis siaran. Program
yang tepat, fokus gambar tajam, gambar tidak berita Jogja TV menyajikan informasi aktual
goyang, urutan tayangan runtut, materi gambar dan penting sebagai wujud pemenuhan
cukup (tidak diulang-ulang) [14]. Akan tetapi, kebutuhan para pemirsanya. Kedudukan
audiens tidak hanya melihat suatu program program berita menjadi sentral karena selain
acara dari penampilannya saja, melainkan hal- dibutuhkan untuk menambah wawasan,
hal di luar itu. Sebagaimana dikemukakan program berita digunakan oleh khalayak dalam
Belch and Belch “consumer look beyond the mengambil keputusan.
reality of the product and its ingredients”.
Dengan demikian, audiens juga akan
mempertimbangkan aspek-aspek seperti DAFTAR PUSTAKA
kualitas, nama, kemasan program, dan bahkan
perusahaan yang berada di balik suatu program [1] A. Abdullah and L. Puspitasari, “Media
yang semuanya akan membentuk persepsi Televisi Di Era Internet,” ProTVF, vol.
audiens terhadap program dan media yang 2, no. 1, p. 101, 2018.
bersangkutan [12]. [2] ATVLI, “Sejarah ATVLI,” ATVLI,
Dari penjabaran diatas peneliti melihat 2020. [Online]. Available:
bahwa apa yang direncanakan oleh Jogja TV, http://atvli.or.id/.
apa yang diinginkan, apa yang diharapkan oleh [3] D. Fardiah, “Peluang dan Tantangan
Jogja TV nampaknya mendapat timbal balik Membangun Media Penyiaran Berbasis
yang segaris lurus dengan apresiasi Kearifan Lokal di Jawa Barat,” 2012,
pemirsanya. Jogja TV yang lebih pp. 215–229.
mengedepankan lokalitas, ternyata program- [4] Jogja TV, “Profil Jogja TV,” 2019.
program yang bermuatan lokal memperoleh [Online]. Available:
respon positif di masyarakat. https://jogjatv.tv/about-us/.
[5] Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, “Jumlah Mahasiswa di
KESIMPULAN Wilayah Yogyakarta,” PD Dikti
Kemendikbud, 2019. [Online].
Faktor fungsional yang terdiri dari usia, jenis Available:
kelamin, agama, etnis, pengeluaran, dan tingkat https://pddikti.kemdikbud.go.id/.
pendidikan ternyata tidak menjadi hal yang [6] D. Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu
mempengaruhi khalayak mahasiswa pendatang Pengantar. Bandung: PT. Remaja
terhadap isi siaran berita Pawartos Ngayogkarto Rosdakarya, 2017.
di Jogja TV. Artinya aspek individu khalayak [7] W. Bimo, Pengantar Psikologi Umum.
bukan menjadi variabel yang membuat mereka Yogyakarta: CV Andi, 2010.
menerima, menolak, atau menyikapi secara [8] J. Rakhmat, Psikologi Komunikasi.
positif atau negatif suatu isi siaran berita yang Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
berbasis budaya pada tayangan berita TV lokal. 2008.
Dalam penelitian ini pada awal proses [9] R. West and L. H. Turner, Introducing
pembentukan persepsi, khalayak sebagai Communication Theory ANALYSIS
subjek persepsi menentukan dulu apa yang AND APPLICATION, FOURTH EDI.,
akan diperhatikannya. Persepsi khalayak vol. 53, no. 9. New York: McGraw-Hill,
terhadap suatu objek atau informasi tidaklah 2010.
sama, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, [10] T. Pradekso, Produksi Media, Satu.

109
Y. Shambodo

Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka, 2014.
[11] R. Kriyantono, Tentang cara/teknik
melakukan penelitian, baca buku saya:
Teknik Praktis Riset Komunikasi:
Disertai contoh riset public relations,
media & komunikasi pemasaran, Enam.
Jakarta: Prenada, 2012.
[12] Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir.
Bandung: Prenada Media Group, 2010.
[13] W. Kuswandi, Komunikasi massa :
analisis interaktif budaya massa, 2nd
ed. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
[14] W. Wibowo, Menuju jurnalisme
beretika : peran bahasa, bisnis, dan
politik di era mondial, Satu. Jakarta: PT.
Kompas Media Nusantara, 2009.

110

Anda mungkin juga menyukai