Pendahuluan
B. Pertanyaan
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang ( termasuk
iklim, suhu, intensitas cahaya dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis.
Topik-topik yang lazim dipercakapan di rumah,tempat kerja, atau tempat hiburan
seperti “lelucon”, “ acara televisi”, “mobil”, “bisnis”, atau “ perdagangan” terasa
kurang sopan bila dikemukakan di masjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai
pakaian dengan warna menyala, seperti merah sebagai perilaku nonverbal yang
wajar dalam suatu pesta dipersepsi kurang beradab bila hal itu ditampakkan dalam
acara pemakaman. Seorang tamu yang diterima penghuni didalam rumah
menunjukan tingkat penerimaan yang berbeda bila di bandingkan dengan
penerimaan diteras, diruang tamu, ruang tengah, dan dikamar pribadi. Seorang
kiai NU pernah mengemukakan : “bila ia kawan saya, saya akan menerimannya di
dalam rumah ; bila ia orang yang belum saya kenal, saya akan menerimanya di
teras, dan bila ia musuh saya, saya akan menerimannya di pekarangan”.1
1
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
114.
Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi
orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang diam-diam
berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat
mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau
beberapa orang diantara mereka. Bahkan mereka bisa saling menyapa lagi seolah-
olah tidak ada perselisihan diantara mereka. Pengaruh konteks waktu dan konteks
sosial terlihat pada suaru keluarga yang tidak pernah tersenyum atau menyapa
siapapun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah pada hari lebaran.
Penghuni rumah membuka pintu rumah mereka lebar-lebar, dan mempersilakan
tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang mereka sediakan.
2
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
115.
yang harus anda katakan (“Terima Kasih”) ketika anda menerima hadiah dari
orang lain atau ketika anda menyenggol seseorang tanpa sengaja (“Maaf”). Anda
juga tahu aturan jam berapa anda harus menelepon atau bertamu kepada seseorang
atau sebarapa lama toleransi keterlambatan anda ketika anda bertemu dengan
seseorang.3
3
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
115.
4
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
115.
satu diantara serangkaian peluang tindakan itu (7) pola tindakan adan interaksi
yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat.5
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup ( a living system). Organ-
organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat
kepala kita pusing. Bahkan unsur dari kita yang bersifat jasmani juga
berhubungan dengan unsur kita yang bersifat rohani. Kemarahan membuat
jantung kita berdetak lebih cepat dan berkeringat.6
5
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Komunikasi Kontekstual , Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013,
hlm 88.
6
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
116.
Dalam konteks ini, setiap individu adalah suatu sistem internal. Jumlah sistem
internal ini adalah sebagai individu yang ada.
7
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
117.
Prinsip 8 : Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflan
Komunikasi
Dalam kenyataanya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama,
meskipun mereka kembar yang dilahirkan dan di asuh dalam keluarga yang sama,
di beri makanan yang sama dan dididik dengan cara yang sama. Namun kesamaan
dalam hal-hal tertentu, misalnya agama, ras, bahasa, tingkat pendidikan, atau
tingkat ekonomi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada
giliranya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.
Kesamaan bahasa khususnya akan membuat orang-orang yang berkomunikasi
lebih mudah mencapai pengertian bersama dibandingknan dengan orang-orang
yang tidak memahami bahasa yang sama.
Seorang lulusan universitas bisa saja menikah dengan seorang lulusan SD,
dan seorang kulit putih dengan seorang kulit hitam, namum pasangan-pasangan
tersebut harus berupaya lebih keras untuk menyesuaikan diri satu sama lain agar
komunikasi mereka berlangsung efektif. Tanpa kesediaan untuk saling memahami
dan menerima perbedaan tersebut, pernikahan mereka akan kandas ditengah jalan.
Makna suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, pada dasarnya terikat
budaya. Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya akan dapat
ditangkap oleh penutur asli bahasa bersangkutan. Penuturan asli akan tertawa
terbahak-bahak mendengar humor tersebut, sementara orang-orang lain mungkin
sakan bengong meskipun mereka secara harfiah memahami kata-kata dalam
humor tersebut8.
D. Kesimpulan
8
Prof.Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D., Ilmu Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm
118.
E. Referensi