Anda di halaman 1dari 15

MODUL PSIKOLOGI KOMUNIKASI

(. . . . . . . . . )

MODUL SESI 1

Pengertian dan Ruang Lingkup

Psikologi Komunikasi

DISUSUN OLEH

Sumartono.S.Sos, M.Si.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2020
SUBTOPIK 1 TOPIK SESI INI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Sub kompetensi ke-1


2. Sub kompetensi ke-2
3. Sub kompetensi ke-n

B. Uraian dan Contoh


1. Sub sub topik ke-1
Uraian sub topik ke-1

2. Sub sub topik ke-2


Uraian sub topik ke-2

3. Sub sub topik ke-n

Uraian sub topik ke-n

C. Latihan
a. Latihan soal ke-1
b. Latihan soal ke-2
c. Latihan soal ke-n

D. Kunci Jawaban
a. Jawaban latihan soal ke-1
b. Jawaban latihan soal ke-2
c. Jawaban latihan soal ke-n
MODUL 1

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Pengertian dan Ruang lingkup Psikologi Komunikasi

We can not not communicate (kita tidak dapat tidak berkomunikasi) adalah
salah satu aksioma komunikasi. Apa arti pernyataan ini? Artinya, kita manusia tak
dapat menghindar dari komunikasi. Setiap saat kita berkomunikasi. Bahkan ketika
sendirian, kita mungkin melamun, berpikir atau memersepsi sesuatu dari
lingkungan kita; itu pun merupakan komunikasi meskipun tidak tampil secara
nyata. Sedang yang tampil nyata atau dapat diamati adalah ketika kita
berinteraksi dengan seseorang atau orang-orang lain; ketika kita menyampaikan
pesan kepada orang lain, memberikan respons, dan sekaligus menerima pesan
dari orang lain.
Dapat dikatakan komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita.
Contoh bahwa komunikasi ada di mana-mana adalah saat kita melamun, mengingat,
berpikir, membaca koran, menonton tv, mengobrol dengan sahabat di sekolah,
bercengkerama dengan anggota keluarga, saat seorang dosen memberikan kuliah
kepada mahasiswanya di kelas, saat seorang kiai muda mengajak zikir bersama-
sama di masjid, saat seorang salesman menjual barang, saat seorang pemuda
mengirim surat cinta kepada kekasihnya, saat seorang kepala negara berpidato, dan
masih banyak sekali contoh lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tak ada perilaku manusia yang
dapat terpisahkan dari komunikasi. Bahkan, saat kita tidak ingin berkomunikasi
pun, kita tak dapat menghindari komunikasi. Misalnya, Anda marah kepada orang-
orang di rumah Anda. Anda mengatakan kepada mereka, ”Saya tak lagi mau
berbicara dengan orang-orang di rumah ini!” Lalu Anda membanting pintu kamar,
menguncinya, dan seharian tak keluar dari kamar Anda. Anda ingin memutuskan
kontak dengan orang-orang serumah. Anda diam di kamar, merenung,
mendengarkan musik, membaca komik atau makan makanan ringan seadanya di
kamar. Anda mengatakan kepada diri Anda bahwa Anda tak mau berhubungan
dengan orang lain (artinya, seolah-olah, Anda tak mau berkomunikasi). Akan tetapi,
sesungguhnya bantingan pintu kamar Anda, diamnya Anda seharian di kamar, atau
musik yang terdengar dari kamar Anda, menunjukkan bahwa Anda berkomunikasi.
Mengapa? Perilaku Anda itu menyampaikan pesan kepada orang serumah Anda
bahwa Anda marah. Merespons pesan itu, mungkin saja orang-orang serumah
mendiamkan Anda sambil berharap marah Anda segera surut, orang tua Anda
mengetuk kamar Anda dan mengajak Anda bicara atau orang di rumah Anda
menelepon pacar Anda untuk memintanya membujuk Anda agar tak lagi ngambek.
Semua perilaku kita adalah komunikasi (Gamble & Gamble, 2002). Nah,
ketika kita berbicara tentang perilaku maka suatu cabang ilmu yang mengkaji
tentang perilaku adalah psikologi. Kita dapat mempelajari berbagai tinjauan tentang
komunikasi, namun penghampiran psikologi adalah yang paling menarik
(Rakhmat, 1994). Mengapa? Psikologi menukik ke dalam proses yang
memengaruhi perilaku kita dalam komunikasi. Psikologi melihat komunikasi
sebagai perilaku manusiawi, menarik, dan melibatkan siapa saja dan di mana saja.
Keterkaitan antara komunikasi dengan psikologi sangat besar. Jika kita
membahas komunikasi maka komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi
manusia. Pembahasan komunikasi manusia tak pernah lepas dari aspek psikologis
manusia itu sendiri. Itulah sebabnya pendekatan psikologi komunikasi menjadi
menarik untuk dibahas

1. Definisi komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal


dari Bahasa Latin “communicatus” atau communicatio atau communicare yang
berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”.

Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada


suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah “suatu
proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang,
tanda-tanda atau tingkah laku”.

Berikut ini adalah bebarapa definsi tentang komunikasi yang dikemukakan oleh
para ahli sebagai berikut :

1. Carl Hovland, Janis & Kelley

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)


menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak.

2. Bernard Berelson & Gary A.Steiner

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,


keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar, angka-angka, dan lain-lain.
3. Harold Lasswell

Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”


“mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat
apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what
effect).

4. Barnlund

Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa


ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat
ego.

5. Weaver

Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat


mempengaruhi pikiran orang lainnya.

6. Gode

Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang
dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang
atau lebih.

Dari berbagai definsi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat


bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya
dalamelihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang
lingkup, dan konteks yang berbeda.

Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu
sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner.

 Definisi Hovland Cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi


adalah mengubah atau membentuk perilaku.
 Definisi Berelson dan Steiner, menekankan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian, yaitu penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain.
 Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima
komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu :
 siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau
sumber.
 mengatakan apa ( isi informasi yang disampaikan)
 kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran
penerima)
 melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi)
 dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi –pada diri penerima)

Definisi Lasswell ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu
upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Berdasarkan definisi Lasswell ini
dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu

 Pertama; sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi


(encoding), komunikator, pembicara (speaker) atau originator. Sumber
adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi,
perusahaan, atau negara.
 Kedua; Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tersebut. Pesan
mempunyai 3 komponen, yaitu makna, digunakan untuk menyampaikan
pesan, dan bentuk atau organisasi pesan.
 Ketiga; saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran
komunikasi manusia adalah 2 saluran, yaitu cahaya dan suara. Saluran juga
merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung (tatap muka) atau
lewat media (cetak dan elektronik).
 Keempat; penerima (receiver) sering juga disebut sasaran/tujuan
(destination), komunikate, penyandi balik (decoder) atau khalayak,
pendengar (listener), penafsir (interpreter), yaitu orang yang menerima dari
sumber. Berdasrkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan,
persepsi, pola pikir, dan perasaan, penerima pesan menafsirkan seperangkat
simbol verbal dan atau nonverbal yang ia terima.
 Kelima; efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya terhibur, menambah pengatahuan, perubahan
sikap, atau bahkan peruahan perilaku.

Kelima unsur tersebut di atas sebenarnya belum lengkap, bila dibandingkan


dengan unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model yang lebih baru.
Unsur-unsur yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feed back), gangguan
komunikasi (noise), dan konteks atau situasi komunikasi.

 Definisi Gode, memberi penekanan pada proses penularan pemilikan, yaitu


dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya dimiliki oleh satu orang
kemudian setelah komunikasi menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
 Definisi Barnlund, menekankan pada tujuan komunikasi, yaitu untuk
mengurangi ketidakpastian, sebagai dasar bertindak efektif, dan untuk
mempertahankan atau memperkuat ego.

Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh


gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Komunikasi adalah suatu proses


2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat
4. Komunikasi bersifat simbolis
5. Komunikasi bersifat transaksional
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Ad. 1. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan


serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau
sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai
suatu proses, komunikasi tidak statis, tetapi dinamis dlam arti akan selalu
mengalami perubahan dan berlangsung terus menerus.

Proses komunikasi melibatkan banyak unsur atau komponen. Unsur-unsur tersebut


antara lain meliputi pelaku atau peserta, pesan mencakup bentuk, isi, dan cara
penyajiannya), saluran atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan,
waktu, tempat, hasil atau akibat yang ditimbulkan, dan situasi atau kondisi pada
saat berlangsungnya komunikasi.

Oleh karena komunikasi adalah suatu proses, maka proses penyampaian dan
penerimaan pesan-pesan atau informasi itu paling tidak melibatkan dua orang
(dyadic), yaitu pengirim/sender/source dan penerima/receiver. Dengan perkataan
lain, proses itu baru dapat dilihat dengan fokus memperhatikan subyek atau pelaku
atau komponen-komponen yang terlibat di dalamnya.

Ad. 2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai


tujuan.

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta
sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya (intentional). Pengertian sadar,
di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang
sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkontrol, bukan dalam
keadaan mimpi. Disengaja, maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang
sesuai dengan kemauan dari pelakunya. Sedangkan tujuan yang diharapkan berarti
merujuk pada hasil atau akibat yang diinginkan. Tujuan komunikasi mencakup
banyak hal, tergantung pada keinginan atau harapan dari masing-masing pelakunya.

Ad. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelaku yang terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.

Komunikasi terjadi apabila pihak-pihak yang terlibat di dalam proses itu sama-sama
mempunyai komitmen untuk fokus pada kata-kata yang diucapkan secara timbal
balik, dan mempunyai penafsiran yang sama terhadap kata-kata yang diungkapkan.

Ad. 4. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan


menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam
komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat,
angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk
keperluan membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa
verbal yang digunakan untuk tujuan memerintah atau memaksa. Perbedaan tersebut
tidak hanya pada kata-kata yang digunakan, akan tetapi juga pada nada dan tekanan
atau intonasinya.

Selain bahasa verbal, juga ada lambang-lamabang yang bersifat nonverbal yang
dapat digunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan, gerak kaki, atau
bagian tubuh lainnya), warna, sikap duduk, dan jarak. Penggunaan lambang-
lambang ini biasanya dimaksudkan untuk memperkuat makna pesan yang
disampaikan. Misalnya, jika kita berusaha membujuk seseorang mengenai sesuatu
hal, maka gaya dan sikap kita akan berbeda dengan jika kita memerintah atau
memarahi seseorang.

Ad. 5. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima.
Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau proporsional.
Pengertian transaksional ini berarti bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya
ditentukan oleh salah satu pihak, akan tetapi kedua belah pihak yang terlibat dalam
komunikasi berperan dalam menyukseskannya. Artinya, komunikasi akan berhasil
apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal
yang dibicarakan.

Di samping itu, sebagai sebuah transaksi, komunikasi itu harus berlangsung


sebagaimana layaknya ”penjual dan pembeli”, artinya si sumber mula-mula
”menjual” /menyampaikan pesan, kemudian si receiver ”membeli”/memaknai
pesan-pesan tersebut dalam koridor makna yang sama sebagaimana dimaksudkan
oleh si sumber.

Ad. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

Maksudnya adalah bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi
tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai
produk teknologi komunikasi yang serba canggih sekarang ini seperti telepon,
internet, faximili, telex, videotext, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi
menjadi masalah dalam berkomunikasi.

Meskipun peserta komunikasi berada pada tempat yang terpisah jauh karena faktor
letak geografis, akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan secara langsung.

Begitu juga dengan adanya perbedaan waktu, misalnya antara Barat dan Timur,
bukanlah penghambat berlangsungnya komunikasi.

II. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi

Sebelum dikemukakan ruang lingkup psikologi komunikasi, terlebih dahulu


dikemukakan definisi komunikasi dari perspektif psikologi.

Kamus Psikologi, Dictionary of Behavioral Science menyebutkan definisi


komunikasi sebagai berikut :

1. Komunikasi adalah penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke


tempat yang lain seperti dalam system syaraf atau penyampaian gelombang-
gelombang suara.
2. Komunikasi adalah penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh
organisme.
3. Komunikasi adalah proses yang dilakukan satu system untuk
mempengaruhi system yang lain melalui pengaturan signal-signal yang
disampaikan.
4. Komunikasi adalah pengaruh satu wilayah pribadi pada wilayah persona
yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan
yang berkaitan pada wilayah yang lain.
5. Komunikasi adalah pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psiko- terapi.

Dari definisi tentang komunikasi dari perspektif psikologi tersebut di atas,


terlihat bahwa makna komunikasi sangat luas, meliputi penyampaian energi,
gelombang suara, tanda di antara tempat, dan system atau organisme.

Kata komunikasi dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai


pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.

Psikologi mencoba menganalisis seluruh komponen yang terlibat dalam


proses komunikasi.

Jadi psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat


indera ke otak, peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling
pengaruh di antara berbagai system dalam diri organisme dan di antara organisme.

Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam


proses komunikasi. Pada diri komunikator, psikologi memeriksa karakteristik
manusia komunikan serta factor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan
bertanya, apa sebabnya satu sumber komunikasi/source berhasil dalam
mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak.

Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu; bagaimana pesan


dari satu individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain.
Psikologi bahkan meneliti lambang-lambang yang disampaikan. Psikologi meneliti
proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentuk-bentuk lambang, dan
pengaruh lambang terhadap perilaku manusia. Pada saat pesan sampai pada diri
komunikator, psikologi melihat ke dalam proses penerimaan pesan, menganalisa
factor-faktor personal dan situasional yang mempengaruhinya, dan menjelaskan
berbagai corak komunikan ketika sendirian atau dalam kelompok.

Perkembangan terbaru dari dunia psikologi komunikasi adalah komunikasi


terapeutik. melalui metode ini, seorang terapis mengarahkan komunikasi begitu
rupa sehingga pasien dihadapkan pada situasi dan pertukaran pesan yang dapat
menimbulkan hubungan social yang bermanfaat. Komunikasi terapeutik
memandang gangguan jiwa besumber pada gangguan komunikasi, pada
ketidakmampuan pasien untuk mengungkapkan dirinya. Singkatnya, meluruskan
jiwa orang dengan meluruskan caranya berkomunikasi.

Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau


mempengaruhi. Komunikasi untuk tujuan yang ketiga ini lazim disebut komunikasi
persuasive, yang berkaitan erat dengan psikologi.

Persuasif dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan


mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologi.

Ketika komunikasi dikenal sebagi proses mempengaruhi oprang lain,


disiplin-disiplin yang lain menambah perhatian yang sama besarnya.

Menurut George Miller, komunikasi telah menjadi salah satu kesibukan


utama pada masa sekarang ini. Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat
manusia, sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia harus melihat pada
komunikasi. Komunikasi telah dikaji dari berbagai segi, sosiologi, antropologi,
ekonomi, psikologi, linguistic, biologi, filsafat, politik, teknik, dan sebagainya.

Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia.

Psikologi terutama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan


mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku
tersebut. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi social, filsafat pada
hubungan manusia dengan realitas lainnya, maka psikologi melihat pada perilaku
individu komunikan.

Yang agak permanen mempelajari komunikasi adalah sosiologi, filsafat,


dan psikologi. Sosiologi mempelajari interaksi social, Interaksi social harus melalui
kontak dan komunikasi. Oleh karena itu, setiap buku sosiologi harus menyinggung
komunikasi. Dalam dunia yang serba modern sekarang ini, komunikasi bukan saja
mendasari interaksi social. Teknologi komunikasi telah berkembang sedemikian
rupa sehingga tidak ada satu masyarakat modern yang mampu bertahan tanpa
komunikasi.

Ruang lingkup dan sistematika pengajaran psikologi komunikasi adalah :

1. Sistem komunikasi intrapersonal


2. Sistem komuniksi interpersonal
3. Sistem komunikasi kelompok
4. Sistem komunikasi Massa

 Dalam system komunikasi intrapersonal, antara lain membahas tentang


karakteristik manusia komunikan, factor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi perilaku komunikasinya, system memori dan berpikir, dan sifat-
sifat psikologi komunikator.
 Dalam system komunikasi interpersonal, antara lain dibahas tentang proses
persepsi interpersonal, faktor-faktor personal dn situasional yang
mempengaruhi persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan
hubungan interpersonal.
 Dalam system komunikasi kelompok, antara lain dibahas tentang jenis-jenis
kelompok dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi, factor-faktor yang
mempengaruhi keefektifan kelompok, dan bentuk-bentuk komunikasi
kelompok.
 Dalam komunikasi massa, antara lain dibahas tentang motivasi atau factor-
faktor yang mempengaruhi reaksi individu terhadap media massa, efek
komunikasi massa, dan karakteristik isi pesan media massa..

Anda mungkin juga menyukai