Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dengan
objek dapat direpresentasikan oleh ikon dan indeks, akan tetapi ikon[1] dan
indeks[2] tidak memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah
kemiripan sebagaimana ketika anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan
maka foto yang tertempel pada kartu tersebut adalah ikon anda. Akhir-akhir
ini lambang itu sering dipertukarkan dalam penggunaannya, sebagai contoh
Romeo dan Juliet / Rama dan Shinta merupakan lambang cinta yang abadi.
Sedangkan indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat
yang punya kedekatan eksistensi, sebagai contoh ketika matahari terbenam
maka merupakan indeks bahwa waktu shalat maghrib telah masuk, akan
tetapi bagi sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang
mistik maka ketika matahari terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin
dan setan lainnya sehingga para orang tua melarang anak-anak kecil untuk
keluar rumah maka waktu terbenamnya matahari merupakan lambang
karena sudah disepakati oleh masyarakat tersebut.
Lambang mempunyai karateristik sebagai berikut :
1.
Yang memberikan makna pada sebuah lambang itu adalah pikiran kita,
bahkan kata-kata itupun merupakan pemaknaan dari pikiran kita. Tentu akan
menjadi hal yang sulit apabila suatu perkataan tidak dimaknai dengan
makna yang sama, maka hal ini akan menjadikan miss communication.
3.
Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan berubah
dari konteks waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat
lain dan dari satu budaya ke budaya lain.
Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja
dan sadar serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih
tinggi ketika berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh
ketika kita bercakap-cakap dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan
berbeda cara berkomunikasi kita dibanding ketika kita bercakap-cakap
dengan teman yang sudah biasa bergaul sehari-hari. Akan tetapi kita juga
akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang lebih tinggi dengan teman
sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan berita yang sangat
menarik bagi kita.
Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsiasumsi orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak.
Sebagai contoh ketika seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya
dengan sering menggaruk-garuk kepalanya maka kita akan berasumsi
bahwa mahasiswa tersebut kurang siap, walaupun mahasiswa tersebut tidak
demikian. Untuk membuktikan bahwa niat atau kesengajaan bukan syarat
mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari contoh kasus sebagai berikut ; Ketika
anak muda yang belum tahu tata krama Yogya-Solo berjalan di depan orang
yang lebih tua pada masyarakat Yogyakarta dan Solo klasik dan ia tidak
membungkukkan badan maka dia akan dicap sebagai anak yang tidak punya
tata krama walaupun anak itu tidak sengaja.
Pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi
itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirim dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
Seseorang yang berkomunikasi akan menimbulkan makna-makna tertentu,
sedangkan makna tersebut berhubungan dengan konteks fisik/ruang, waktu,
sosial, dan psikologis. Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan
dengan ruang adalah akan dianggap kurang sopan apabila menghadiri
acara protokoler dengan memakai kaos oblong. Adapun waktu dapat
mempengaruhi makna komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut
seoarang yang berlangganan koran Republika dan koran itu selalu datang
jam 05.30 kemudian dengan tiba-tiba datang jam 09.00 tentunya pelanggan
tersebut akan mempunyai persepsi-persepsi tertentu.
PRINSIP
10:
KOMUNIKASI
TRANSAKSIONAL
BERSIFAT
PROSESUAL,
DINAMIS
DAN
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir
pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan pokok
manusia, seperti dikatakan oleh Susanne K. Langer, adalah kebutuhan
simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya
hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan
manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal
symbolicum.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan
objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan
indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua
atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresenasikannya.
Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno
adalah ikon Soekarno, dan foto pada KTP Anda adalah ikon Anda.
Berbeda denfan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah
mempresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk
indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga
gejala (symptom). Indeks muncul berdasarkan hubunagn antara sebab dan
akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks
hujan yang akan turun, sedangkan asap itu disepakati sebagai tanda bagi
masyarakat untuk berkumpul misalnya, seperti dalam dalam kasus suku
primitif, maka asap menjadi lambang karena maknanya telah disepakati
bersama.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang
tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi
wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain
menjadi suatu stimulus. Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not
communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komuniaksi. Alihalih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang
lain atau perilakunya sendiri.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi
tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihakpihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang
sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi
isi yang berbeda.
Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan
dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis
saluran yang digunakan untuk menyampaiakn pesan tersebut. Pengaruh
suatu berita atau artikel dalam surat kabar misalnya, bukan hanya
bergantung pada isinya, namun juga siapa penulisnya, tata letak (lay-out)-
nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan dan sebagainya. Pesan yang
sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang
berbeda. Biasanya artikel yang ditulis orang yang sudah dikenal akan
dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang yang belum
dikenal. Bila dimengerti maka redaktur surat kabar atau majalh akan lebih
memprioritaskan tulisan orang-orang yang sudah dikenal sebelumnya.
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai
dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang
tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan
dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang
betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap
tujuannya tercapai).
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi
itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,
suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topiktopik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan
seperti lelucon, acara televisi, mobil, bisnis, atau perdagangan
terasa kurang sopan bila dikemukakan dimasjid.
bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak
selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi
perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana
seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut.
Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia
bersosialisasi
mempengaruhi
bagaimana
dia
melakukan
tindakan
komunikasi.
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Organorgan dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat
membuat kepala kita pusing. Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani
juga berhubungan dengan unsur kita yang bersifat rohani. Kemarahan
membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan berkeringat. Setidaknya dua
sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal dan
Sistem Eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa
oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama
sosialisasinya
dalam
berbagai
lingkungan
sosialnya
(keluarga,
masyarakat,setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga
pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya).
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama,
pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling
dipertukarkan.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang
dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik
antar manusia disebabkan oleh masaalh komunikasi. Namun komunikasi
bukanlah panasea (obat mujrab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik
itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan denagn
masalah struktural.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, social dan
psikologis. Sebagai contoh, topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah,
tempat kerja, atau tempat hiburan seperti lelucon, acara televisi,
mobil, bisnis , atau perdagangan terasa kurang sopan bila
dikemukakan di masjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Misalnya
kunjungan seorang mahasiswa kepada teman kuliahnya yang wanita pada
malam minggu akan dimaknai lain dibandingkan dengan kedatangannya
pada malam biasa. Kehadiran orang lain , sebagai konteks social juga akan
mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya dua orang yang
diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang lain sama
sekali di dekat mereka.
Suasana psikologis peserta komunikasi mempengaruhi juga suasana
komunikasi. ketika orang-orang berkomunikasi. Misalnya ketika kita
menyampaikan kritik kepada teman kita pada suasana santai atau bercanda
mungkin akan diterima dengan baik oleh teman kita, namun jika kritik kita
lontarkan pada saat teman sedang merasa sedih atau emosi maka akan
membuatnya marah.
DAFTAR PUSTAKA
Bahkan diam adalah sebuah komunikasi. Orang diam secara tidak sengaja
telah mengirimkan pesan pada orang lain yang orang tsb dapat menafsirkan
bahwa mungkin dia diam karena marah, malas, atau yang lainnya.
3.
Mulai dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali sampai komunikasi
terencana.
Kesengajaan
bukan
merupakan
syarat
utama
untuk
berkomunikasi.
5.
Konteks ruang: memakai baju merah saat pemakaman tidaklah sopan karena
akan mengirimkan pesan bahwa kita tidak ikut berduka.
Konteks waktu: dering telepon malam hari atau tengah malam akan
dipersepsikan berbeda dibandingkan jika telepon itu bordering siang hari.
6.
Sistem internal
Sistem eksternal
8.
Semakin mirip latar belakang social budaya, semakin efektif-lah
komunikasi
9.
1.
Prosesual
: terus berubah (orang tidak akan melintas disungai yang
sama ke-2 kalinya)
Dinamis
Transaksional
: terus berubah
: pengiriman-penerimaan pesan terus terjadi (bersamaan)