Anda di halaman 1dari 12

Makalah Sistem Komunikasi Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Komunikasi Indonesia adalah bahasan yang kompleks dan melibatkan banyak hal.

Oleh karena itu, ia tak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata kuliah

tertentu. Bahkan kajian dalam buku ini diharapkan bisa memberikan pemahaman yang nyata dan

lebih dalam tentang SKI, terutama sekali bagi mereka yang berminat pada kajian komunikasi di

Indonesia, tidak hanya ilmuwan dalam negeri tetapi juga para Indonesianist (pengamat Indonesia

dari luar negeri).

1.2 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Memahami arti dari SKI.

2. Memberikan pengetahuan lebih dalam mengenai SKI.

3. Sebagai tugas yang wajib di kerjakan dalam mata kuliah komunikasi.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan SKI ?


2. Mengapa perlu mempelajari SKI ?

3. Bagaimana Sistem Komunikasi di Indonesia?

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Sistem Komunikasi Indonesia

Sistem Komunikasi Indonesia adalah bahasan yang kompleks dan melibatkan banyak hal.

Oleh karena itu, ia tak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata kuliah

tertentu. Bahkan kajian dalam buku ini diharapkan bisa memberikan pemahaman yang nyata dan

llebih dalam tentang SKI, terutama sekali bagi mereka yang berminat pada kajian komunikasi di

Indonesia, tidak hanya ilmuwan dalam negerti tetapi juga para Indonesianist (pengamat

Indonesia dari luar negeri).

Komunikasi adalah bagian dimesi sosial yang khusus membahas pola interaksi antarmanusia

(human communication) dengan menggunakan ide atau gagasan lewat lambang atau bunyi

ujaran.

Ilmu Komunikasi adalah bagian dari ilmu sosial. Dengan demukian bisa dikatakan bahwa

sistem komunikasi Indonesia menjadi subsistem dari sistem sosial Indonesia. Karena ada yang

mengatakan bahwa sistem politik itu bagian atas subsistem dari sistem sosial maka bisa

dikatakan seistem komunikasi bagian dari sistem politik, sistem politik bagian dari sistem sosial.

Jika digambarkan dalam sebuah lingkaran hubungan antara sistem komunikasi dengan sistem

politik dan sistem sosial adalah sebagai berikut :

Sistem Sosial (diakhir)


Sistem Komunikasi (didepan)

Sistem Politik (ditengah)

Itu artinya corak sistem komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh

corak, bentuk dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya, jika dalam sistem

sosial itu dikenal budaya ewuh pekewuh, sungkan, maka sistem komunikasi juga akan

mencerminkan budaya seperti itu. Misalnya, ketika proses komunikasi berlangsung, ada perasaa

tidak enak untuk mengkritik atasannya sendiri. Ini artinya, proses komunikasi sangat dipengaruhi

oleh lingkup sosial yang mempengaruhi seseorang.

Karena sistem komunikasi Indonesia itu cakupannya masih sangat luas kita perlu membaginya

kedalam beberapa kelompok besar. Maka, Sistem Komunikasi Indonesia bisa dibagi menjadi

beberapa bagian :

1. Jika ditinjau dari segi wilayah geografisnya sistem komunikasi bisa dibagi menjadi dua,

yakni sistem komunikasi dipedesaan dan diperkotaan. Komunikasi dipedesaan dan

diperkotaan sangan jauh berbeda. Didesa, sitem komunikasi sangat dipengaruhi oleh

keberadaan opinion leader ( pemimpin opini,pemuka pendapat) sebagai pihak

penerjemah pesan dan dipengaruhi oleh seni tradisional dan komunikasi antarpesona.

Bagi masyarakat kota sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan media

massa mengingat ciri masyarakat kota lebih individual . Ini juga sejalan dengan tingkat

perkembangan pendidikan warga kota yang memungkinkan mereka lebih bergantung

pada media massa.

2. Jika ditinjau dari media yang digunakan, ada sistem media cetak ( surat kabar, majalah),

elektronik ( televisi, radio), media tradisional seperti wayang purwa, ketoprak, dll.
3. Jika ditinjau dari pola komunikasinya ada sistem komunikasi dengan sendiri

( intrapersonal communication system), sistem komunikasi antarpesona ( interpersonal

communication system), sistem komunikasi kelompok (small group communication

system) dan sistem komunikasi massa ( mass communication system).

Mengapa Perlu Memperlajari SKI?

Dengan demikian semakin jelas peta SKI sebagai bagian yang sangat penting dalam kajian

ilmu komunikasi disamping mata kuliah. Ada alasan mengapa perlu mempelajari SKI? Ini alasan

berikut :

1. Perkembangan teknologi komunikasi yang kiat pesat di Indonesia

2. Indonesia adalah negara yang multietnis. Dengan kata lain Indonesia adalah negara yang

punya heterogenitas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

3. Meskipun perkembangan teknologi komunikasi sudah sedemikian pesat, tetapi mayoritas

masyarakat Indonesia masih tinggal dipedesaan. Ini mengakibatkan perkembangan media massa

tidak selamanya bisa dimanfaatkan didesa.

4. SKI jelas berbeda dengan sistem komunikasi di negara lain. Perbedaan tersebut juga dilatar

belakangi oleh kondisi sistem sosial, politik, budaya yang dikembangkan.

Fungsi Komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah sebagai berikut :

Penjajagan/pengawasan lingkungan ( surveillance of the environment).

Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi

lingkungannya (correlation of the part of society in responding to the environment), dan

Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social

heritage).
2.2 Ruang Lingkup Sistem Komunikasi Indonesia

Adakah sistem komunikasi Indonesia (SKI)? Pertanyaan tersebut setidak-tidaknya muncul

ketika istilah itu dimunculkan bersamaan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri

pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia RI Nomor 0223/U/1995 tentang Kurikulum

Nasional (Kurnas).

Sebenarnya tanpa dikeluarkannya istilah "SKI" dalam surat keputusan pun selama ini tanpa

disadari kurikulum komunikasi sudah membahas tentang SKI. Paling tidak unsur-unsur

komunikasi sebagai "bahan utama" SKI sudah bnyak dibahas dalam mata kuliah penghantar Ilmu

Komunikasi (PIK) atau teori komunikasi.

Dengan demikian pula, membahas SKI tak ubahnya membahas berbagai fenomena,

kegiatan, proses yang berkaitan erat dengan unsur-unsur komunikasi di Indonesia. Seperti kita

ketahui secara ringkas komunikasi mempunyai beberapa unsur, yakni Sumber (source), pengirim

pesan (Communicator), media (channel), penerima pesan (Communicant), dan efek (effect).

Dalam komunikasi sendiri ada pesan yang disampaikan entah pesan itu disampaikan secara

verbal (bahasa lisan) atau nonverbal (bahasa isyarat).

Sejalan dengan perkembangan teknolongi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola dan

peralatan komunikasi juga mengalami perubahaan. Komunikasi tidak lagi hanya dilakukan

secara personal ( komunikasi yang hanya melibatkan dua orang saja), namun sudah dilakukan

lewat kelompok dan komunikasi massa (media massa). Dengan demikian ada satu perkembangan

yang semakin kompleks. Misalnya ada radio, televisi, surat kabar, media tradisional, dan lain-

lain yang kesemuanya mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.


2.3 Komunikasi Dalam Sistem

Sebelum membahas tentang SKI ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang

defenisi, ciri, dan tujuan sistem itu sendiri. Sistem berasal dari bahasa Yunani Systema, yang

berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan yang

berlangsung diantar satuan-satuan atau komponen secara teratur.

Dengan demikian, sistem komunikasi bisa didefenisikan sebagai berikut : "sekelompok

orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan

ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dan saling pengertian satu sama lain dengan

mengolah pesan itu menjadi sumber informasi".

Dengan demikian jika diringkas, dalam sebuah defenisi sistem komunikasi paling tidak

selalu ada :

1. Sekumpulan unsur (wartawan, karyawan, komputer, mesin, barang, buku, kertas dan

fasilitas lain).

2. Tujuan sistem (menyebarkan informasi pada khalayak membentuk image positif dalam

humas, persuasi).

3. Wujud hasil kegiatan atau proses sistem selama jangka waktu tertentu (media cetak,

penerbitan interen, press release).

4. Pengolahan data dan energi (bahan berita, apa, dimana, kapan, siapa, mengapa,

bagaimana diolah menjadi berita straight news atau depth news, kolom, tajuk rencana,

artikel, fact finding, dan lain-lain.


Dengan demikian, melihat defenisi dan contoh diatas, sesuatu disebut sistem apabila memiliki

ciri-ciri paling tidak sebagai berikut :

1. Adanya interdependensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi

dan berinterdependensi secara keseluruhan.

2. Keluaran (output) dari padanya sesuai dan konsisten dengan tujuan yang sudah

direncanakan.

3. Eksistensi kesatuan (totalitas) itu dipengaruhi komponen-komponen, sebaliknya

eksistensi masing-masing komponen itu dipengaruhi oleh kesatuannya yang disebut pers.

4. Sebagai suatu kesatuan yang mempunyai masukkan (input) dan keluaran (output) atau

tujuan tertentu.

Fungsi-fungsi sistem komunikasi :

Dalam membahas sebuah sistem ( termasuk sistem komunikasi) tidak terlepas dari fungsi-

fungsi input dan output. Input adalah masukkan sedangkan output adalah keluaran. Input berasal

dari lingkungan sistem lain. Dalam input ditemukan data, bahan, informasi, peristiwa untuk

dijadikan "bahan mentah" bagi proses sistem komunikasi. Bagi pemerintah input ini nantinya

berguna dalam menghasilkan kebijakan yang sudah diolah dalam sistem komunikasi setelah

terjadi proses atau mengahasilkan keluaran kebijakan.

Sebab proses penuangan kebijakan tersebut akan berbeda antara satu dengan yang lain dalam

subsistem komunikasi. Misalnya, perbedaan keluaran kebijakan antara sistem media radio dan

media surat kabar. Namun begitu, terlepas adanya perbedaan yang menyertainya, jelas semua itu

diolah dulu dalam sistem komunikasi. Adapun outpun merupakan hasil atau konsekuensi dari

bekerjanya sistem komunikasi yang mempunyai arti penting bagi masyarakat.


Dalam outpun nanti akan diperoleh sikap apatis (apahty) atau reward (ganjaran) masyarakat.

Kebijakan yang tidak baik tentu akan menimbulkan keluaran (dampak) berupa sikap apatis

masyarakat. Apatis atau ganjaran tersebut nantinya menjadi suatu bahan, peristiwa, informasi

bagi input. Dan begitu seterusnya sebagai suatu proses yang tak pernah berhenti. Suatu sistem

akan mati jika tidak ada proses terus menerus.

Dalam memberikan umpan balik (feed back) disitulah fungsi kontrol sosial, baik itu berupa

kritik atau honor (penghargaan) atas hasil keluaran sistem komunikasi. Ini penting untuk

dilakukan agar sistem komunikasi berjalan dinamis.

2.4 Pengertian Sistem Sosial

Sistem sosial adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya mempunyai

beberapa subsistem, termasuk sistem komunikasi itu sendiri. Sedangkat sistem komunikasi

bersama sistem lain yang merupakan bagian sistem sosial mendukung eksistensi atau

keberadaannya secara bersama-sama. Misalnya sistem ekonomi, sistem budaya, sistem politik

mendukung dan memberi arti keberadaan sistem sosialnya.

Sistem sosial adalah keseluruan yang terorganisasikan atau sesuatu yang organik atau juga

yang berfungsi bekerja atau bergerak secara serentak bersama-sama, bahkan sering bergeraknya

mengikuti suatu kontrol tertentu.

Suatu sistem sosial dirumuskan sebagai suatu sistem dan unsur-unsur sosial atau seperti

dikemukan oleh Hugo F. Readin "the system of social element". Jadi, sistem itu mengandung arti

sebagai sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan

merupakan satu keseluruhan.

Ada defenisi yang diberikan oleh shrode dan voich ini dirumuskan setelah mereka menelaah

unsur-unsur dari defenisi-defenisi sistem menurut mereka itu adalah :


a) Himpunan bagian-bagian

b) Bagian-bagian itu saling berkaitan

c) Masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan bersama sama, satu sama lain saling

mendukung.

d) Semuanya ditujukan pada pencapaian tujuan bersama atau tujuan sistem,

e) Terjadi didalam lingkungan yang rumit atau kompleks ?

Sistem Sosial suatu wawasan dalam sosialogi

Para sosiolog seperti David Berry dan Alvin L. Bertrand, memandang bahwa sistem sosial

merupakan suatu wawasan (perspektif) dalam sosiologi. Atau sebagai model konseptual yang

paling umum diakui dan digunakan dalam sosiologi. Suatu wawasan adalah sustu sudut pandang,

suatu cara khusus untuk mengamati sesuatu dan menatanya sedemikian rupa sehingga menjadi

bermakna dan dapat dipahami oleh kita.

Disebabkan karena sistem sosial merupakan suatu wawasan, sebagai suatu model konseptual,

maka kita perlu membicarakan asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk membangun

wawasan ini. Konsepsi-konsepsi mengenai sistem sosial pada dasarnya dapat ditelusuri pada

pendapat para sosiolog terkemuka seperti Auguste Comte, Herbetr Spencer, Emile Durkheim

sampai pada Talcott Parsons dan telah meluas dan digunakan juga dikalangan antropolog, seperti

dapat ditemukan pada karya-karya Radchlift BrowN dan Bronislaw Malinowski.

Sistem sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paterlisme akan mempengaruhi

proses komunikasi. Ini juga berlaku pada sistem sosial yang mengedepankan sistem

kepercayaan. Sistem kasta dalam suatu masyarakat pun akan memberi andil besar dalam proses

komunikasi. Ditinjau dari segi komunikasi, mereka yang berasal dari kasta sudra (golongan

rendah) akan sangat kesulitan berkomunikasi dengan mereka yang berkasta ksatria. Ini artinya,
bahwa sistem kasta sebagai sistem kepercayaan dalam sistem sosial mempengaruhi sistem

komunikasi.

Di Indonesia tanpa bisa dipungkiri sistem sosial di Jawa masih sangat menentukan sistem

komunikasinya. Dalam budaya jawa dikenal nilai ewuh pakewuh atau sungkan. Kenyataan ini

juga termanifestasikan dalam sistem komunikasi. Bentuknya, orang akan merasa "tidak enak

untuk mendahului atasan" apalagi bila harus mengkritiknya.

Sistem sosial disini jika lebih di operasionalisasikan memasukkan sistem kepercayaan

masyarakat. Ini artinya pula sistem kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat akan ikut

memberikan "warna" proses dan bentuk komunikasinya. Kita bisa mengambil contoh adalah

sistem "kasta" pada masayarakat Hindu Bali. Meskipun sistem kasta tersebut sudah banyak yang

mengritik, ada yang sudah meninggalkan sejalan dengan perkembangan masyarakat, tetapi ada

sebagian yang masih mempercayai dan melaksanakannya. Masyarakat yang mempercayai sistem

kasta sebagai kepercayaan utama, akan mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukannya.

Jadi, golongan "kelas bawah" bisa berbicara atau menentukan jodoh dengan "kelas atas" dalam

sistem yang demokratis, tetapi dalam sistem kepercayaan kasta hal demikian sulit dilakukan

untuk tak mengatakan sangat sulit. Ini artinya, bahwa sistem kepercayaan memberikan andil

besar bagi proses komunikasi. Dengan kata lain, sistem kepercayaan sebagai operasionalisasi

sistem sosial mempengaruhi sistem komunikasi.

2.5 Pengertian Sistem Publik

Meskipun sebagian dari kita mungkin tidak mencari karier yang membutuhkan keterampilan

berbicara yang sangat formal, tetapi kita akan mendapatkan banyak kesempatan untuk berbicara
didepan umum. Ketika kita bergabung kedalam kelompok baru, kita mungkin diminta untuk

"memperkenalkan diri" dan kesan pertama mereka mengenai kita akan didasari oleh perkenalan

diri.

Selain itu, kita semua akan berada di situasi dimana berbicara menjadi tanggung jawab.

Editor saya berbicara kepada wakil penjualannya untuk menjelaskan bukunya mengenai

bagaimana caranya menunjukkan fitur penting dari buku itu kepada staff pengajar.

Baru-baru ini saya melatih dokter saya untuk berbicara didepan umum, sehingga dia mampu

menyampaikan kepada para kolegannya pada perkembangan penyembuhan penyakit ginjal.

Tukang ledeng saya memberikan lokakarya kepada stafnya untuk memberi tahu mereka

mengenai produk pipa baru dan mengajarkan mereka cara berkomunikasi secara efektif kepada

para pelanggan.

Kakak ipar saya mengandalkan keterampulan berbicara didepan umum ketika membawakan

kasus dipengadilan atau mediasi sengketa. Editor saya, dokter, tukang ledeng, dan kakak ipar

saya tidak menganggap dirinya pembicara publik, tetapi berbicara didepan umum menjadi bagian

dari kehidupan mereka, dan melakukannya dengan efektid adalah penting bagi keberhasilan

mereka.

Para ahli komunikasi publik berfokus pada evaluasi kritis pada pidato dan pada prinsip untu

berbicara secara efektif. Para kritikus retorika mempelajari kejadian komunikasi yang penting,

seperti pidato Martin Luther King Jr. " I Have a Dream" dan pidato kepresidenan yang

mengumumkan perang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem komunikasi Indonesia menjadi salah satu yang penting dalam mata kuliah

Komunikasi. Agar kita dapat memahami komunikasi dengan baik dan benar. Adanya SKI dapat

mempermudah kita dalam belajar komunikasi.

B. Saran

Kita harus belajar lebih banyak lagi mengenai tentang SKI, agar kita memiliki pengetahuan

yang cukup luas dan tidak hanya satu referensi buku saja, harus lebih banyak membaca dan

belajar dengan buku yang lain nya.

DAFTAR PUSTAKA

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010.

Julia T. Wood, Komunikasi Teori dan Praktik, Salemba Humanika, Jakarta, 2013.

Anda mungkin juga menyukai