Sistem Komunikasi Indonesia adalah bahasan yang kompleks dan melibatkan banyak
hal. Oleh karena itu, ia tak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata
kuliah tertentu. Bahkan kajian dalam buku ini diharapkan bisa memberikan pemahaman yang
nyata dan llebih dalam tentang SKI, terutama sekali bagi mereka yang berminat pada kajian
komunikasi di Indonesia, tidak hanya ilmuwan dalam negerti tetapi juga para Indonesianist
(pengamat Indonesia dari luar negeri).
Komunikasi adalah bagian dimesi sosial yang khusus membahas pola interaksi
antarmanusia (human communication) dengan menggunakan ide atau gagasan lewat lambang
atau bunyi ujaran.
Ilmu Komunikasi adalah bagian dari ilmu sosial. Dengan demukian bisa dikatakan
bahwa sistem komunikasi Indonesia menjadi subsistem dari sistem sosial Indonesia. Karena
ada yang mengatakan bahwa sistem politik itu bagian atas subsistem dari sistem sosial maka
bisa dikatakan seistem komunikasi bagian dari sistem politik, sistem politik bagian dari
sistem sosial.
Jika digambarkan dalam sebuah lingkaran hubungan antara sistem komunikasi dengan
sistem politik dan sistem sosial adalah sebagai berikut :
Itu artinya corak sistem komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat
ditentukan oleh corak, bentuk dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya,
jika dalam sistem sosial itu dikenal budaya ewuh pekewuh, sungkan, maka sistem
komunikasi juga akan mencerminkan budaya seperti itu. Misalnya, ketika proses komunikasi
berlangsung, ada perasaa tidak enak untuk mengkritik atasannya sendiri. Ini artinya, proses
komunikasi sangat dipengaruhi oleh lingkup sosial yang mempengaruhi seseorang.
Karena sistem komunikasi Indonesia itu cakupannya masih sangat luas kita perlu
membaginya kedalam beberapa kelompok besar. Maka, Sistem Komunikasi Indonesia bisa
dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Jika ditinjau dari segi wilayah geografisnya sistem komunikasi bisa dibagi
menjadi dua, yakni sistem komunikasi dipedesaan dan diperkotaan.
Komunikasi dipedesaan dan diperkotaan sangan jauh berbeda. Didesa, sitem
komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan opinion leader ( pemimpin
opini,pemuka pendapat) sebagai pihak penerjemah pesan dan dipengaruhi oleh
seni tradisional dan komunikasi antarpesona. Bagi masyarakat kota sistem
komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan media massa mengingat ciri
masyarakat kota lebih individual . Ini juga sejalan dengan tingkat
perkembangan pendidikan warga kota yang memungkinkan mereka lebih
bergantung pada media massa.
2. Jika ditinjau dari media yang digunakan, ada sistem media cetak ( surat kabar,
majalah), elektronik ( televisi, radio), media tradisional seperti wayang purwa,
ketoprak, dll.
3. Jika ditinjau dari pola komunikasinya ada sistem komunikasi dengan sendiri (
intrapersonal communication system), sistem komunikasi antarpesona (
interpersonal communication system), sistem komunikasi kelompok (small
group communication system) dan sistem komunikasi massa ( mass
communication system).
Mengapa Perlu Memperlajari SKI?
Dengan demikian semakin jelas peta SKI sebagai bagian yang sangat penting dalam kajian
ilmu komunikasi disamping mata kuliah. Ada alasan mengapa perlu mempelajari SKI? Ini
alasan berikut :
1. Indonesia adalah negara yang multietnis. Dengan kata lain Indonesia adalah negara
yang punya heterogenitas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
2. Meskipun perkembangan teknologi komunikasi sudah sedemikian pesat, tetapi
mayoritas masyarakat Indonesia masih tinggal dipedesaan. Ini mengakibatkan
perkembangan media massa tidak selamanya bisa dimanfaatkan didesa.
3. SKI jelas berbeda dengan sistem komunikasi di negara lain. Perbedaan tersebut juga
dilatar belakangi oleh kondisi sistem sosial, politik, budaya yang dikembangkan.
Fungsi Komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah sebagai berikut :
Sebenarnya tanpa dikeluarkannya istilah "SKI" dalam surat keputusan pun selama
ini tanpa disadari kurikulum komunikasi sudah membahas tentang SKI. Paling tidak
unsur-unsur komunikasi sebagai "bahan utama" SKI sudah bnyak dibahas dalam mata
kuliah penghantar Ilmu Komunikasi (PIK) atau teori komunikasi.
Dengan demikian pula, membahas SKI tak ubahnya membahas berbagai fenomena,
kegiatan, proses yang berkaitan erat dengan unsur-unsur komunikasi di Indonesia. Seperti
kita ketahui secara ringkas komunikasi mempunyai beberapa unsur, yakni Sumber
(source), pengirim pesan (Communicator), media (channel), penerima pesan
(Communicant), dan efek (effect).
Dalam komunikasi sendiri ada pesan yang disampaikan entah pesan itu disampaikan
secara verbal (bahasa lisan) atau nonverbal (bahasa isyarat).
Sebelum membahas tentang SKI ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang
defenisi, ciri, dan tujuan sistem itu sendiri. Sistem berasal dari bahasa Yunani Systema,
yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian dan hubungan
yang berlangsung diantar satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Dengan demikian jika diringkas, dalam sebuah defenisi sistem komunikasi paling
tidak selalu ada :
1. Sekumpulan unsur (wartawan, karyawan, komputer, mesin, barang, buku, kertas dan
fasilitas lain).
2. Tujuan sistem (menyebarkan informasi pada khalayak membentukimage positif dalam
humas, persuasi).
3. Wujud hasil kegiatan atau proses sistem selama jangka waktu tertentu (media cetak,
penerbitan interen, press release).
4. Pengolahan data dan energi (bahan berita, apa, dimana, kapan, siapa, mengapa,
bagaimana diolah menjadi berita straight news atau depth news, kolom, tajuk rencana,
artikel, fact finding, dan lain-lain.
Dengan demikian, melihat defenisi dan contoh diatas, sesuatu disebut sistem apabila
memiliki ciri-ciri paling tidak sebagai berikut :
Sebab proses penuangan kebijakan tersebut akan berbeda antara satu dengan yang lain
dalam subsistem komunikasi. Misalnya, perbedaan keluaran kebijakan antara sistem media
radio dan media surat kabar. Namun begitu, terlepas adanya perbedaan yang menyertainya,
jelas semua itu diolah dulu dalam sistem komunikasi. Adapun outpun merupakan hasil atau
konsekuensi dari bekerjanya sistem komunikasi yang mempunyai arti penting bagi
masyarakat.
Dalam outpun nanti akan diperoleh sikap apatis (apahty) atau reward (ganjaran)
masyarakat. Kebijakan yang tidak baik tentu akan menimbulkan keluaran (dampak) berupa
sikap apatis masyarakat. Apatis atau ganjaran tersebut nantinya menjadi suatu bahan,
peristiwa, informasi bagi input. Dan begitu seterusnya sebagai suatu proses yang tak pernah
berhenti. Suatu sistem akan mati jika tidak ada proses terus menerus.
Dalam memberikan umpan balik (feed back) disitulah fungsi kontrol sosial, baik itu
berupa kritik atau honor (penghargaan) atas hasil keluaran sistem komunikasi. Ini penting
untuk dilakukan agar sistem komunikasi berjalan dinamis.
Sistem sosial adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya
mempunyai beberapa subsistem, termasuk sistem komunikasi itu sendiri. Sedangkat
sistem komunikasi bersama sistem lain yang merupakan bagian sistem sosial mendukung
eksistensi atau keberadaannya secara bersama-sama. Misalnya sistem ekonomi, sistem
budaya, sistem politik mendukung dan memberi arti keberadaan sistem sosialnya.
Sistem sosial adalah keseluruan yang terorganisasikan atau sesuatu yang organik atau
juga yang berfungsi bekerja atau bergerak secara serentak bersama-sama, bahkan sering
bergeraknya mengikuti suatu kontrol tertentu.
Suatu sistem sosial dirumuskan sebagai suatu sistem dan unsur-unsur sosial atau
seperti dikemukan oleh Hugo F. Readin "the system of social element". Jadi, sistem itu
mengandung arti sebagai sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan satu keseluruhan.
Ada defenisi yang diberikan oleh shrode dan voich ini dirumuskan setelah mereka
menelaah unsur-unsur dari defenisi-defenisi sistem menurut mereka itu adalah :
a) Himpunan bagian-bagian
c) Masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan bersama sama, satu sama lain
saling mendukung.
Para sosiolog seperti David Berry dan Alvin L. Bertrand, memandang bahwa sistem
sosial merupakan suatu wawasan (perspektif) dalam sosiologi. Atau sebagai model
konseptual yang paling umum diakui dan digunakan dalam sosiologi. Suatu wawasan
adalah sustu sudut pandang, suatu cara khusus untuk mengamati sesuatu dan menatanya
sedemikian rupa sehingga menjadi bermakna dan dapat dipahami oleh kita.
Disebabkan karena sistem sosial merupakan suatu wawasan, sebagai suatu model
konseptual, maka kita perlu membicarakan asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk
membangun wawasan ini. Konsepsi-konsepsi mengenai sistem sosial pada dasarnya dapat
ditelusuri pada pendapat para sosiolog terkemuka seperti Auguste Comte, Herbetr
Spencer, Emile Durkheim sampai pada Talcott Parsons dan telah meluas dan digunakan
juga dikalangan antropolog, seperti dapat ditemukan pada karya-karya Radchlift BrowN
dan Bronislaw Malinowski.
Sistem sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paterlisme akan
mempengaruhi proses komunikasi. Ini juga berlaku pada sistem sosial yang
mengedepankan sistem kepercayaan. Sistem kasta dalam suatu masyarakat pun akan
memberi andil besar dalam proses komunikasi. Ditinjau dari segi komunikasi, mereka
yang berasal dari kasta sudra (golongan rendah) akan sangat kesulitan berkomunikasi
dengan mereka yang berkasta ksatria. Ini artinya, bahwa sistem kasta sebagai sistem
kepercayaan dalam sistem sosial mempengaruhi sistem komunikasi.
Di Indonesia tanpa bisa dipungkiri sistem sosial di Jawa masih sangat menentukan
sistem komunikasinya. Dalam budaya jawa dikenal nilai ewuh pakewuh atau sungkan.
Kenyataan ini juga termanifestasikan dalam sistem komunikasi. Bentuknya, orang akan
merasa "tidak enak untuk mendahului atasan" apalagi bila harus mengkritiknya.
Meskipun sebagian dari kita mungkin tidak mencari karier yang membutuhkan
keterampilan berbicara yang sangat formal, tetapi kita akan mendapatkan banyak
kesempatan untuk berbicara didepan umum. Ketika kita bergabung kedalam kelompok
baru, kita mungkin diminta untuk "memperkenalkan diri" dan kesan pertama mereka
mengenai kita akan didasari oleh perkenalan diri.
Selain itu, kita semua akan berada di situasi dimana berbicara menjadi tanggung
jawab. Editor saya berbicara kepada wakil penjualannya untuk menjelaskan bukunya
mengenai bagaimana caranya menunjukkan fitur penting dari buku itu kepada staff
pengajar.
Baru-baru ini saya melatih dokter saya untuk berbicara didepan umum, sehingga dia
mampu menyampaikan kepada para kolegannya pada perkembangan penyembuhan
penyakit ginjal. Tukang ledeng saya memberikan lokakarya kepada stafnya untuk
memberi tahu mereka mengenai produk pipa baru dan mengajarkan mereka cara
berkomunikasi secara efektif kepada para pelanggan.
Para ahli komunikasi publik berfokus pada evaluasi kritis pada pidato dan pada prinsip
untu berbicara secara efektif. Para kritikus retorika mempelajari kejadian komunikasi
yang penting, seperti pidato Martin Luther King Jr. " I Have a Dream" dan pidato
kepresidenan yang mengumumkan perang.
DAFTAR PUSTAKA
Julia T. Wood, Komunikasi Teori dan Praktik, Salemba Humanika, Jakarta, 2013.