Anda di halaman 1dari 12

Pengantar Ilmu

Komunikasi

Sejarah & Perkembangan


Ilmu Komunikasi

Fakultas FBIS

Program Studi Ilmu Komunikasi

05
Kode Matakuliah 21213301
Disusun oleh Damaraputra Prasadana, M.I.kom
ABSTRAK

Prinsip Komunikasi

KOMPETENSI

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami Prinsip Komunikasi

Mahasiswa dapat Prinsip KOmunikasi dengan fenomena.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


2 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

PRINSIP 1. KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK

Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan) adalah ia diberi kemampuan untuk
berfikir, Seorang filosuf mengistilahkan sebagai al hayawanu nathiq manusia adalah hewan
yang berfikir. Dengan fikiran itulah manusia mempunyai kemampuan untuk menggunakan
lambang. Ernst Cassier menyebutkan bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain
adalah kemampuannya dalam menggunakan simbol (animal symbolicum). Lambang atau
simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan
kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non
verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari lambang atau simbol ini
adalah adanya kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya kesepakatan tersebut maka
simbol tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi. Lambang adalah salah satu
kategori tanda, hubungan antara tanda dengan objek dapat direpresentasikan oleh ikon dan
indeks, akan tetapi ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah
kemiripan sebagaimana ketika anda membuat Kartu Anggota Perpustakaan maka foto yang
tertempel pada kartu tersebut adalah ikon anda.

Akhir-akhir ini lambang itu sering dipertukarkan dalam penggunaannya, sebagai contoh Romeo
dan Juliet / Rama dan Shinta merupakan lambang “cinta yang abadi”. Sedangkan indeks
muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi,
sebagai contoh ketika matahari terbenam maka merupakan indeks bahwa waktu shalat
maghrib telah masuk, akan tetapi bagi sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal
yang mistik maka ketika matahari terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin dan setan
lainnya sehingga para orang tua melarang anak-anak kecil untuk keluar rumah maka waktu
terbenamnya matahari merupakan lambang karena sudah disepakati oleh masyarakat
tersebut.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


3 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Lambang mempunyai karateristik sebagai berikut :

1. Lambang bersifat sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang. Sebagaimana dalam

muqaddimah bahwa hal yang paling utama dalam lambang adalah adanya kesepakatan,
maka apapun bentuknya dapat dijadikan sebagai lambang, baik berupa kata-kata, isyarat
anggota tubuh, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Sebagai contoh bahwa kenapa buah
yang berduri itu disebut durian, atau hewan yang berkokok itu disebut ayam, penyebutan
tersebut tentunya karena orang bersepakat.

2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna. Yang memberikan makna pada sebuah

lambang itu adalah pikiran kita, bahkan kata-kata itupun merupakan pemaknaan dari
pikiran kita. Tentu akan menjadi hal yang sulit apabila suatu perkataan tidak dimaknai
dengan makna yang sama, maka hal ini akan menjadikan timbulnya masalah komunikasi.

3. Lambang itu bervariasi Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan

berubah dari konteks waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat lain
dan dari satu budaya ke budaya lain. Lambang kekayan pada masyarakat jawa tahun tujuh
puluhan adalah dengan rumah gedhong (tembok) karena pada waktu itu rumah biasa
dibuat dari bambu atau papan, lambang tersebut tentunya tidak berlaku lagi pada zaman
sekarang karena kebanyakan masyarakat sudah mampu untuk hanya membuat rumah
gedhong.

PRINSIP 2. SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI

Setiap perilaku yang akan ditampilkan ke publik merupakan bagian dari karakteristik diri. Anda
dapat mengamati perilaku orang lain, perilaku orang yang taat terhdap peraturan, perilaku
bertanggung jawab, disiplin, dan lain sebagainya. Keseluruhan perialku tersebut merupakan
bagian dari karakteristik diri yang akan anda tampilkan. Faktanya tidak hanya perilaku saja
tetapi mimic wajah yang ditampailkan merupakan bagian dari karakteristik diri.

Apabila anda tersenyum, ia ditafsirkan bahagia; kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek.


Bhakan ketika kita berdiam diri sekalipun, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan.
Orang lain mungkin akan menafsirkan marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh. Maka
dalam setiap perilaku yang anda tampilkan merupakan bagaimana karakteristik diri anda.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


4 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Termasuk perilaku anda mencerminkan bagaimana anda ingin dihargai, dihormati, bahkan
diremehkan oleh orang lain (Hanson, 2021).

PRINSIP 3. KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN

Dimesi Hubungan menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi berarti melakukan interaksi dan
berhubungan dengan orang lain. Dalam suatu hubungan terdapat tiga tahapan yaitu
membangun hubungan, membina hubungan dan memperbaiki hubungan. Fase yang pertama
yaitu membangun hubungan. Dalam fase yang pertama terjadi bagaimana seorang laki-laki
membangun hubungan (berkenalan) dengan perempuan yang disukai. Dalam membangun
huubungan yang akna ditampilkan yaitu perilaku yang baik, manis. Perilaku yang manis dan
baik akna menimbulkan percikan cinta.

Sedangkan fase yang kedua yaitu membina hubungan, membina hubungan dalam konteks
pacaran sudah terjadi lebih dari satu tahun. Dalam membina hubungan tentunya akan timbul
permasalahan komunikasi. Permasalahan komunikasi akan timbul karena perbedaan
keyakinan, perbedaan prinsip, cara berfikir dan lain sebagainya. Permasalahan komunikasi
dalam konteks pacaran dapat dihilangkan dan dikurangi. Harapannya apabila permasalahan
komunikasi berkurang, tentu hubungan dalam pacaran dapat naik ke jenjang pernikahan.

Dalam fase yang ketiga yaitu memperbaiki hubungan. Dalam fase memperbaiki hubungan
tentunya terdapat masalah komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi dapat
membuat bubarnya hubungan atau lanjutnya suatu hubungan. Permsalahankomunikasi
tentunya dapat diseesaikan dengan cara berdiskusi, percakapan, dialog.

Dimesi selanjutnya adalah isi. Dalam dimensi isi (Konten), anda dapat melihat fenomena yang
berbeda dalam setiap level komunikasi. Level komunikasi yang pertama yaitu komunikasi
antarpribadi dengan fenomena antara ibu dengan anak. Dalam dimensi isi yaitu isi pembicaran
mengenai bagaimana seorang Ibu dapat menyayangi anak yang menjadi harapan dan tumpuan
keluarga. Anda dapat melihat dimensi isi dari level komunikasi serta mengkaitkannya dengan
ruang lingkup dan konteks (Littlejohn & Foss, 2011& 2017)).

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


5 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PRINSIP 4. KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak
disengaja sama sekali (misalnya ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda)
hingga komukasi yang benar-benar direncakan dan disadari (ketka anda menyampaikan
pidato). Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali
tidak bermaksud menyampakan pedan kepada orang lain. Perilaku kita potensial ditafsirkan
orang lain. Kta tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak
menafsirkan perilaku kita. Membatasi komunikasi sebagai proses disengaja adalah
menganggap komunikasi sebagi instrument, seperti dalam persuasi .

Dalam komunikasi, biasanya kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus daripada dalam
situasi rutin, misalnya ketika anda sedang diuji secara lisan oleh dosen anda atau ketika anda
berdialog dengan orang asing yang berbahasa Inggris dibandingkan dengan ketika anda sedang
bersanda gurau dengan keluarga atau kawan-kawan anda. Akan tetapi,
konsep”kesengajaan”ini sebenarnya pelik juga. Misalnya apakah ketika seorang dosen
memberikan kuliah “Pengatntar Ilmu Komunikasi”, ia betul-betul menyengajainya, sehingga
dari menit ke menit ia tahu persis kata-kata yang akan diucapkannya, intonasinya, ekspresi
wajah, postur tubuh, dan gerk-gerik anggota tubuh yang ditampilkannya.

Kadang-kadang komukasi yang disenagja dibuat tampak tidak sengaja, banyak pengacara
menganjurkan klien mereka berpakaian dengan cara tertentu di ruang pengadilan. Misalnya,
dalam suatu pengadilan di Amerika Serikat, Patty Hearst mengenakan pakaian tua dan
konservatif ang meliputi blus yang besr dan logger, sesuai dengan perintah pengacaranya F.Lee
Bailey. Pakaian tua yang digunakan untuk melunakkan fakta bahwa ia kaya, dan blus yang
kebesaran digunakan untuk memberikan kesar bahwa berat badannya melorot untuk
menumbuhkan simpati para juri (Mulyana, 2017).

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


6 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Jadi, niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi.
Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini
lebih relevan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antar budaya sebenernya
disebabkan oleh perilaku sesorang yang tidak disengaja yang dipersepsi, ditafsirkan dan
direpons oleh orang dari budaya lain. Tindakan memperlihatkan sol sepatu di Korea, atau
menyentuh wanita di Arab Saudi yang diperkenalkan kepada anda yang sebenarnya tidak anda
sengaja, dapat menyampaikan pesan negatif yang menghambat pertemuan tersebut.

Dalam prinsip ini komunikator melakukan komunikasi dengan berbagai tingkat kesadaran. Saat
sedang marah dan ia menampar wajah orang yang sedang ia marahi, ia bisa melakukan itu
dengan tingkat kesengajaan yang sangat rendah karena ia sudah gelap mata. Namun saat
berpidato, sang komunikator tentu akan menjalankan pidato tersebut dengan tingkat
kesengajaan yang tinggi.

PRINSIP 5. KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU

Komunikasi tentu terjadi dalam bentuk ruang dan waktu. Ruang dan waktu tentu akan
menentukan isi dari percakapan yang terjadi. Pertama dalam ruang, komunikasi yang terjadi
dalam ruang operasi dengan ruang kelas tentu mengalami perbedaan. Dalam ruang operasi
terdapat tim dokter yang melakukan koordinasi untuk menyelamatkan pasien. Sedangkan
dalam ruang kelas seorang dosen mengajar agar mahasiswa mempunyai keahlian.

Dalam konteks waktu, pada sata anda berada dalam waktu pulang kerja. Tentunya seorang
suami ingin mendapatkan pelayanan dari istri. Bebeda apabila anda berada di musim dingin,
pada sata musim dingin, percakapan akan berisikan mengenai pakaian apa yang baik untuk
digunakan dalam musimdingin.

Contoh lainnya saat sedang di rumahnya sendiri, seseorang bisa bertindak sesukanya tanpa
mempedulikan sopan santun, sebab ia merasa sedang di rumahnya sendiri. Namun saat ia
sedang bertemu di rumah orang lain perilakunya bisa berubah drastis demi menghormati sang
tuan rumah, ia bisa berubah menjadi jauh lebih sopan dan lebih tidak banyak bicara, hanya
karena ruang dan waktunya berbeda

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


7 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PRINSIP 6. KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI

Prinsip ini mengasumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku
komunikasi manusia. Perilaku manusia, minimal secara parsial, dapat diramalkan. Perilaku
manusia yang timbul seperti, bangun tidur kita akan merasa cemas dan takut. Kita tidak dapat
menduga apa yang akan orang lakukan terhadap kita. Termasuk perilaku ketika anda
memasuki sebuah toko, anda dapat menduga bagaimana perilaku verbal dan nonverbal si
pelayan toko yang tidak anda kenal.

Sebagai seorang komunikator anda tentu dapat memprediksi mengenai apa yang akan
dibicarakan oleh komunikator. Prediksi yang akan terjadi mengenai apa yang akan dibicarakan,
bagaiman isi percakapan, perilaku dan sikap, cara berfikir. Prediksi akan terjadi di antara
komunikator yang sedang melakukan percakapan.

PRINSIP 7. KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK

Setiap Individu adalah suatu system yang hidup (A Living System). Organ-organ dalam tubuh
kita saling berhubungan. Kerusakan mata dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsure
diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsure kita yang bersifat rohani.

Komunikasi juga menyangkut suatu system dari unsur-unsurnya.setidaknya dua system dasar
beroperasi dalam transaksi komunikasi itu system internal dan eksternal. System internal
adalah seluruh system nilai yang dibawah oleh seseorang individu ketika ia berpartisipasi
dalam komunikasi, yang ia serap selalu sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya
(Keluarga, Masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, dan
lain-lain). Sistem internal ini mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik.
Kita hanya dapat menduganya lewat kata-kata yang ia ucapkan dan perilaku yang ia tunjukkan.
Jumlah system internal ini adalah sebanyak individu yang ada.

Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, termasuk kata-kata
yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik, kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan, cahaya,
dan temperature ruangan. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita namun
persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi kita berperilaku.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


8 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PRINSIP 8. SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN EFEKTIFLAH
KOMUNIKASI

Komunikasi yang efektif dapat terjaid apabila memiliki latarbelakang budaya yang sama.
Mengapa demikian?. Latarbelakang budaya yang sama tentu memilki kesamaam berupa
kebiasaan, cara befikir, sudut pandang, sikap dan perilaku, dan lain sebagainya. Latarbelakang
budaya yang sama tentu akan menghadirkan bagaimana cara memaknai pesan yang sama
pula. Makna suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, pada dasarnya terikat-budaya.
Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya akan dapat ditangkap oleh penutur
asli bahasa bersangkutan. Penutur asli akan tertawa terbahak-bahak mendengar humor
tersebut. Sementara orang lain akan merasakan kebingungan ketika mendengarkan humor
dari daerah tertentu (DeVito, 2016 & 2018).

PRINSIP 9. KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL

Komunikasi dalam dasarnya ialah komunikasi dua arah, tidak ada komunikasi yang berjalan
satu arah. Pada saat kita berbicara atau berkomunikasi, pendengar akan selalu memberikan
responnya. Respon akan timbul baik berupa balasan berbicara atau pesan secara nonverbal,
seperti ekspresi muka berupa senyuman, gerakan tangan, anggukan, dan lain-lain. Sehingga,
respon yang hadir dalambentuk pesan nonverbal tersebut bisa diartikan sebagai “pembicara”
atau pemberi pesan.

1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap memiliki status yang setara, misalnya


komunikator A dan komunikator B, mereka menerima dan mengirim pesan pada saat
yang sama. Jadi, setiap orang dapat menjadi pemberi, penerima, sumber, dan sasaran.

2. Proses komunikasi berjalan dua arah dan menimbulkan timbal balik dan tidak ditandai
dengan satu garis linier (satu-arah)

3. Tidak membedakan pesan dengan umpan balik, karena di setiap umpan balik memiliki
pesan sehingga tidak bisa dibedakan.

4. Komunikasi sebenarnya terjadi melalui proses rumit, bukan hanya sekedar isi, namun
mulai dari komunikasi intrapribadi, proses kimiawi dalam otak, hingga gerakan bibir
yang mengeluarkan bunyi.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


9 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Meskipun bersifat sirkuler, namun sebenarnya proses komunikasi tidak berpola secara kaku,
namun dapat juga berjalan secara linier, sirkuler, helikal, atau tatanan lainnya. Bisa saja
beroperasi seperti yang dijelaskan, baik semua mau pun sebagian, atau acak. Namun dalam
sirkuler dianggap lebih tepat untuk menandai proses komunikasi.

PRINSIP 10. KOMUNIKASI BERSIFAT DINAMIS DAN TRANSAKSIONAL

Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa peserta
komunikasi berubah, mulai dari bertambahnya pengetahuan. Proses dinamis dapat terjadi
denagn adnaya perubahan pandangan. Perubahan pandangan dapat terjadi karena perbedaan
budaya, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, usia, suku, agama, ras dan lain sebaginya.
Maka komunkasi bersifat dinamis, sedangkan keda komunikasi bersifat transksional.
Komunikasi bersifat transaksional karena mengenal adanya untung, rugi, pengorbanan,
harapan, hadiah, dan lain sebagainya.

Fenomena nyata mengenai komunikasi bersifat transional terjadi antara pedagang dan
pembeli. Di dalam pasar terjadi adanya isi percakapan antara ibu-ibu yang menawar sayur
mayor. Proses tawar menawar yang terjadi disebut sebagai komunikasi yang bersifat
transaksional. Maka proses tawar menawar merupakan bagaian dari komunikasi yang bersifat
transaksional. Sedangkan fenomena lain dalam konteks transional adalah ketika anda melihat
iklan e-money dan meenggunakan produk e-money. Anda akan melihat bagaimana cara saya
menggunakan produk, Bagaimana keuntugan dan kerugian Termasuk bagaimana cara saya
mengisi saldo.

Kesimpulannya implisit dari komunikasi sebagai suatu proses yang dinamis dan transaksional
adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding). Proses penyandian
yang dilakukan secara encoding dan decoding terjadi serempak, bukan bergantian, sehingga
dapat disebut sebuah komunikasi sebagai transaksi.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


10 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PRINSIP 11. KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE

Komunikasi yang sudah terjadi tentunya tidak dapat ditarik kembali. Tidak dapat ditarik
kembali ibarat peribahasa mulutmu harimaumu. Peribahasa tersebut menyebutkan bahwa
anda seharusnya hati-hati dalam berbicara) berkomunikasi. Pada saat anda melakukan
percakpaan ucapan anda tidak dapat ditarik kembali. Peribahasa diatas senada dengan
ungkapan orang inggris. Orang Inggris memiliki suatu ungkapan yang terkenal yaitu “to forgive
but not to forget” Yang berarti kita bisa memaafkan kesalahan, namun tidak bisa
melupakannya.

PRINSIP 12. KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Banya persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah
komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk menyelesaikan
persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan dengan
masalah structural.

Contohnya, konflik antaretnis yang kerap terjadi di Indonesia bukan semata-mata disebabkan
komunikasi yang tidak baik. Pemahaman serta kemauan untuk menerima orang yang berlainan
etnis dengan kita merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Tanpa hal
tersebut, komunikasi hanya proses yang sia-sia.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


11 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
DeVito, J. A. (2016). The Interpersonal Communication. Essex: Pearson Education,
Inc.

_____, J. A. (2018). Human Communcation The Basic Course 14 ed. Essex: Pearson
Education, Inc.

Hanson, R. E. (2021). Mass Communication Living in Media World. 7ed. California:


SAGE Publications, Inc.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2011). Theories of Human Communication (10 ed). IL,
USA: Waveland Inc.

_______, S. W., Foss, K. A., & Oetzel, J. G. (2017). Theories of Human


Communication (11ed). Long Grove: Waveland Press, Inc.

Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.

2020 Pengantar Ilmu Komunikasi


12 Damaraputra Prasadana M.I.kom 081219590162
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai