Prinsip-Prinsip Komunikasi
A� Pendahuluan
Era globalisasi saat ini, komunikasi merupakan hal penting yang tidak
bisa lepas dari seluruh bidang kehidupan. Pada hakekatnya manusia adalah
makhluk soaial yang selalu bergantung pada manusia lain. Manusia di
dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain
dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia
terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam organisasi dan
masyarakat.
Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan
oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan,
cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi komunikasi.
Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan yang memungkinkan terjadinya
penyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.
B� Prinsip-Prinsip Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman pesan yang berasal dari sumber
kepada penerima lewat saluran, dengan pengaruh yang diharapkan.
Prinsip komunikasi yaitu arti dasar atau asas pikiran untuk membahas
komunikasi. Adapun 12 prinsip-prinsip komunikasi itu antara lain:
PRINSIP 1 Komunikasi adalah Proses Simbolik
Komunikasi adalah sesuatu yang sifatnya tidak statis, melainkan
bersifat dinamis dan terus berkelanjutan. Salah satu kebutuhan
pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang
33
Prinsip-Prinsip Komunikasi BAB III 34
diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama
sekali diantara mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit
mencair bila ada satu atau beberapa orang diantara mereka.
Pengaruh konteks waktu dan konteks sosial terlihat pada suatu
keluarga yang tidak pernah tersenyum atau menyapa siapa pun pada
hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah pada hari lebaran.
Suasana psikologis peserta komunikasi juga mempengaruhi suasana
komunikasi. Komentar seorang istri mengenai kenaikan harga
kebutuhan rumah tangga dan kurangnya uang belanja pemberian
suaminya yang mungkin akan ditanggapi denga kepala dingin oleh
suaminya dalam keadaan biasa atau keadaan santai, bisa jadi akan
membuat sang suami marah bila istri menyampaikan komentar
tersebut saat suami baru pulang kerja dan baru dimarahi oleh
atasannya hari itu.
PRINSIP 6 Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta
Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek
perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga
terikat oleh aturan dan tatakrama. Artinya, orang-orang memilih
strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima
pesan akan merespon. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi
orang lain berdasarkan peran sosialnya. Misalnya, kita tidak dapat
menyapa orang tua kita atau dosen kita dengan Kamu” atau ”Elu”
kecuali bila kita bersedia menerima resikonya dengan dianggap
sebagai orang yang kurang ajar.
Prinsip ini mengamsumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada
keteraturan pada perilaku komunikasi manusia. Dengan kata
lain, perilaku manusia dapat diramalkan. Kalau semua perilaku
manusia itu bersifat acak, selalu tanpa diduga, hidup akan sulit.
Setiap bangun tidur kita akan merasa cemas dan takut, karena kita
tidak dapat menduga apa yang akan dilakukan orang terhadap kita.
Karena tidak mungkin orang tua, suami, atau istri kita tiba-tiba
memarahi kita begitu kita tiba di rumah sore hari, padahal pagi
hari sebelum kita berangkat kuliah atau bekerja kita pamit kepada
mereka dengan hangat.
PRINSIP 7 Komunikasi Bersifat Sistematik
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing
komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari
masing-masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk
Prinsip-Prinsip Komunikasi BAB III 39
3�Komunikasi Efektif
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% dari waktu bangun
kita, digunakan untuk berkomunikasi. Mulai dari bangun tidur,
interaksi dengan anggota keluarga; beraktivitas diluar rumahjuga
melibatkan komunikasi. Di tempat kerja, kita berkomunikasi dengan
rekan kerja, konsultasi dengan atasan, koordinasi dengan klien dan
lain sebagainnya. Disekolah, pelajar berkomunikasi dengan
teman, mendengar guru menerangkan pelajaran, dan lain
sebagainya. Dikampus, mahasiswa berdiskusi dalam perkuliahan
juga menggunakan komunikasi sebagai sarananya. Demikianlah,
apapun aktivitas kita seharian, tidak pernah terlepas dari kegiatan
komunikasi. Di rumah sehabis beraktivitas, bercengkrama dengan
keluarga juga melibatkan komunikasi.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah komunikasi yang kita
lakukan tersebut berhasil? Dengan kata lain, apakah sudah efektif
komunikasi yang kita lakukan? Seberapa efektifkah komunikasi
yang telah dilakukan?
Secara sederhana, komunikasi efektif terjadi apabila orang
berhasil menyampaikan apa yang dikasudkannya. Menurut Tubbs,
(Yusrizal:2005) ”secara umum, komunikasi dinilai efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim
atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima”.
Bagaimana cara kita mengukur keefektifan suatu komunikasi?
Setidaknya ada lima hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran bagi
komunikasi yang efektif, yaitu:
a. Pemahaman
Pemahaman yang dimaksud adalah penerimaan yang cermat oleh
komunikan (penerima pesan) terhadap kandungan rangsangan
yang dimaksudkan oleh komunikator (pengirim pesan). Dalam
hal ini, komunikasi dikatakan efektif jika penerima pesan
memperoleh pemahaman yang cermat terhadap apa yang
disampaikan oleh pengirim pesan.
b. Kesenangan
Komunikasi efektif terjadi jika diantara komunikator dan
komunikan terdapat rasa saling senang. komunikator merasa
senang menyampaikan informasi kepada komunikan, dan
sebaliknya komunikan juga senang menerima informasi dari
komunikator.
Prinsip-Prinsip Komunikasi BAB III 51
c. Mempengaruhi sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi, komunikator berusaha untuk mempengaruhi sikap komunikan,
dan berusaha agar komunikan memahami ucapannya. Jika komunikator dapat
merubah sikap dan tindakan komunikan, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi
efektif sudah terjadi.
d. Memperbaiki hubungan Salah satu hal
yangmenjadikegagalan utama dalam berkomunikasi adalah munculnya gangguan
akibat dari hubungan yang tidakbaik antara komunikator dengan komunikan.
Hal ini terjadikarena adanya rasa frustasi, kemarahan, atau kebingungan
diantara keduanya. Oleh sebab itu, agar komunikasi efektif ,maka perlua adanya
tindakan memperbaiki hubungan antarakomunikator dengan komunikan terlebih
dahulu.
e. Tindakan
Mendorong komunikan untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan
komunikator merupakan suatu hal yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Namun, keefektifan komunikasi sangat bergantung kepada tindakan yang dilakukan
oleh komunikan setelah berkomunikasi. Jika komunikan melakukan tindakan
seperti yang dikatakan komunikatot, maka dapat dikatakan komunikasi efektif
telah terjadi.
Hal senada juga dikemukakan oleh Davis (1993). Davis mengemukakan bahwa
komunikator (pengirim pesan) ingin agar komunikan (penerima pesan) menerima,
memahami, menyambut baik, menggunakan pesan yang disampaikan dan memberikan
balikan. Apabila komunikan melakukan kelima hal tersebut, maka komunikasi
dapat dikatakan efektif. Kelima langkah tersebut dalam komunikasi seringkali
disebut juga sebagai kaidah lima (the rule of five).
Dengan adanya tolok ukur dan kaidah lima tersebut, memnungkinkan untuk kita
menilai apakah komunikasi yang telah kita lakukan selama ini sudah efektif atau
belum. Jika belum, mari sama-sama kita perbaiki cara berkomunikasi. Cara
berkomunikasi akan menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan ini.