Anda di halaman 1dari 10

Prinsip-prinsip Komunikasi

Prinsip komunikasi sebenarnya adalah penjabaran lebih jauh dari definisi atau
hakikat komunikasi. Seperti definsi komunikasi adalah “berbagi pengalaman.” Karena
setiap mahluk dapat melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman.
Asumsi komunikasi adalah situasi dimana teori komunikasi dapat diterapkan dalam
keseharian. Asumsi biasanya digunakan sebagai landasan bagi terbangunnya komunikasi
tersebut. Dan biasanya digunakan juga untuk mengembangkan analisis lebih lanjut tentang
komunikasi.
Sedangkan aksioma komunikasi pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan
merupakan dalil pemula, sehingga sebenarnya tidak perlu dibuktikan atau dipertanyakan
lagi. Seperti halnya pendapat para faktor yang dijadikan pedoman dasar dan dalil pemula
yang memahami atau mempelajari komunikasi itu apa dan bagaimana dan tidak perlu
dibuktikan atau dipertanyakan lagi. Sebab, ia juga sudah melekat dalam komunikasi itu
sendiri.
1) Prinsip 1 : Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah
sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan
sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan
objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman
rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara.
Lambang Atau symbol adalah sesuau yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata
(pesan verbal), perilaku non verbal dan objek yang maknanya disepakati bersana.
Contohnya, memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan penghormatan
atau kecintaan kepada Negara. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal
memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antar manusia dan
objek (baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda. Hubungan
antara tanda dengan objek juga dapat direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun
ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. ikon adalah suatu benda fisik (dua atau
tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini
ditandai dengan kemiripan. Contohnya, patung Soekarno adalah ikon Soekarno dan
foto pada KTP anda adalah ikon. Rambu-rambu lalu-lintas di jalan raya yang
menunjukan arah, adanya pom bensin masjid atau rumah makan di depan, atau kondisi
jalan (berbelok, menanjak atau menurun) juga termasuk ikon.
Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda secara alamiah
merepresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering diunakan untuk indeks adalah
sinyal (signal) yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Indeks
muncul berdasarkan hubungan antar sebab dan akibat yang punya kedekatan ekistensi.
Contohnya, awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan asap
merupakan indeks api. Namun, bila asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat
untuk berkumpul, misalnya seperti dalam kasus suku primitif, maka asap menjadi
lambang karena maknanya telah disepakati bersama. Contoh lain, menguap adalah
gejala ngantuk atau bosan sedangkan berkeringat adalah gejala kepanasan, kecapekan
atau kegugupan; tertawa sebagai gejala senang atau gembira; dan menangis sebagai
gejala sakit, sedih, terharu atau bahagia. Kontroversi bisa saja muncul mengenai
perilaku yang tidak disengaja, seperti muka yang merah karena rasa malu atau suara
keras atau tinggi karena marah. Apakah perilaku-perilaku tersebut indeks atau
lambang? Ekspresi muka yang merah karena rasa malu atau suara keras dan tinggi itu
tampakya lebih tepat disebut indeks atau isyarat alamiah (natural gesture), namun
sering juga dianggap lambang Karena orang-orang sepakat bahwa wajah yang
bersemu merah biasanya menunjukkan rasa malu, sedangkan suara yang keras dan
tinggi menunjukkan kemarahan.
- Lambang bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-wenang
Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata
(lisan atau tulisan), isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal,
jabatan, olahraga, hobi, peristiwa, hewan, tumbuhan, gedung, alat (artefak), angka,
bunyi, waktu dan sebagainya. Semua itu bisa menjadi lambang.
Namun alam tidak memberikan penjelasan kepada kita mengapa manusia
menggunakan lambang-lambang tertentu untuk merujuk pada ha-hal tertentu, baik yang
konkret ataupun yang abstrak.
Contohnya, Suatu merk dapat menjadi lambang kekayaan seseorang dimata
masyarakat , contohnya saat mahasiswa disuatu pusat pembelanjaan memakai pakaian
dengan merk Vans maka orang-orang yang melihat mahasiswa tersebut dapat menebak
kalau mahasiswa tersebut adalah seorang yang memiliki tingkat ekonomi menengah
keatas, namun disaat mahasiswa yang lain memakai pakaian Vans , atau merk Vans
yang dipalsukan sehingga harganya jauh lebih murah, maka standard ekonomi orang
tersebut dimata orang-orang yang melihatnya akan menurun. Orang-orang bisa
memprediksikan kalau mahasiswa tersebut merupakan orang dengan perekonomian
menengah kebawah hanya karena pakaian yang ia kenakan merupakan pakaian
dengab merk palsu , karena sudah pasti pakaian tersebut murah harganya.
- Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi makna pada
lambang.
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri.
Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata-kata mempunyai makna yang ia
maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna (
yang telah disetujui bersama) terhadap kata-kata itu. Persoalan akan timbul bila para
peserta komunikasi tidak memberikan makna yang sama pada suatu kata.
Dengan kata lain sebenarnya tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan
referent (objek yang dirujuknya).
Contohnya, Sebenarnya duduk didepan pintu rumah bukanlah sesuatu yang aneh,
namun karena alasan-alasan yang ditakuti orang , seperti saat duduk di depan pintu
rumah takut mengganggu orang-orang yang akan keluar atau masuk, akhirnya duduk di
depan pintu rumah digambarkan sebagai suatu yang terlarang dan akan membawa sial.
- Lambang itu bervariasi
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat
lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juga makna yang
diberikan kepada lambang tersebut.
Contohnya, untuk menyebut benda yang anda baca sekarang ini orang Indonesia
menggunakan kata buku, orang Jepang hon, orang Inggris book, orang Jerman buch.
Pendek kata, kita hanya memerlukan kesepakatan mengenai suatu lambang. Kalau kita
sepakat semua, bisa saja menamai benda berkaki empat yang biasa kita duduki dengan
“meja” bukan “kursi”.
2) Prinsip 2 : Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Manusia akan selalu melakukan komunikasi. Tetapi, tidak semua perilaku manusia
merupakan bentuk komunikasi. Sesuatu dapat dikatakan komunikasi apabila indivisu
memberikan makna peda peilakunya atau perilaku orang lain. Perilaku-perilaku manusia
yang ditampilkan mempunyai potensi untuk diartikan sebagai komunikasi.
Contohnya, apabila seseorang menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain artinya
ia merasa kurang nyaman atau menunjukkan bahwa ia dan lawan bicaranya tidak
mempunyai hubungan yang dekat. Seseorang mengangguk saat dimintai pendapatnya
menandakan ia setuju, atau ia menggelengkan kepala artinya ia tidak setuju.
3) Prinsip 3 : Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan
Dimensi isi disandikan dengan bahasa verbal dan dimensi hubungan disandikan dengan
bahasa non verbal. Dimensi isi menunjukkan isi atau pesan yang dikomunikasikan.
Dimensi hubungan menunjukkan bagaimana pesan disampaikan serta mengisyaratkan
hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi serta bagaimana pesan dalam
komunikasi tersebut diartikan. Pesan dapat artikan secara berbeda apabila
penyampaian pesan juga berbeda.
Contohnya, seorang ibu berkata’ “Ayo kerjakan PR nya”, dengan wajah tersenyum
menandakan sang ibu mengajak dan memotivasi anak untuk mengerjakan PR. Berbeda
halnya jika ibu tersebut mengatakan hal yang sama dengan raut muka marah dengan
kedua tangan berkacak di pinggang.
Hal itu dapat ditafsirkan bahwa ibu tersebut dalam keadaan marah menyuruh anaknya
mengerjakan PR.
Dimensi isi dan hubungan dalam komunikasi massa masing-masing disandikan dengan
isi pesan dan jenis saluran komunikasi yang digunakan. Sebuah informasi yang
disampaikan melalui media massa tidak hanya dipandang dari segi konten saja, tetapi
penulis, media yang menyiarkan dan media yang disampaikan juga memengaruhi cara
pesan ditafsirkan.
Pesan yang sama dapat mengakibatkan pengaruh yang berbeda apabila disampaikan
oleh orang yang berbeda. Berita yang ditulis oleh orang yang sudah dikenal atau biasa
dibaca, akan dirasa berbeda jika ditulis oleh orang yang berbeda.
Pesan yang disampaikan melalui media yang berbeda juga menimbulkan pengaruh yang
berbeda. Contohnya, berita kekerasan di televisi yang biasanya ditampilkan dengan
video atau gambar akan mudah diikuti oleh anak-anak dibandingkan dengan berita radio
yang hanya berupa suara.
4) Prinsip 4 : Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Disadari atau tidak, manusia melakukan komunikasi. Misalnya, kita tidak sengaja melihat
selama beberapa waktu sepasang sepatu dipajang di sebuah toko dan penjaga toko
yang mengetahui tersebut mengartikan bahwa kita terpana atau menginginkan sepatu
itu.
Komunikasi tidak selalu disengaja. Walaupun kita terkadang tidak bermaksud
menyampaikan pesan secara sengaja, tetapi orang lain sikap dan perilaku kita bisa
berpotensi untuk diartikan orang lain sebagai bentuk komunikasi. Kita tidak dapat
mengendalikan orang lain untuk menginterpretasikan atau tidak sikap dan perilaku kita.
Adakalanya kita mengucapkan sesuatu secara tidak sengaja dalam kehidupan sehari-
hari dan sebenarnya ada lebih banyak pesan non verbal yang diperlihatkan tanpa
sengaja.
Contohnya, kita memberikan senyum dengan saat berpapasan di jalan dengan orang
yang kita kenal. Itu merupakan bentuk sapaan tanpa bahasa verbal.
5) Prinsip 5 : Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Penafsiran pesan dapat berubah sesuai dengan konteks ruang atau fisik, waktu, sosial
dan psikologis. Contohnya, berbicara mengenai topik berbau komedi atau tertawa
terbahak-bahak adalah tindakan yang tidak tepat dilakukan ketika berada di
pemakaman.
Topik tersebut akan lebih baik disampaikan ketika berkumpul di tempat yang santai,
seperti rumah dan cafe. Selain itu, tempat komunikasi berlangsung dapat
mengindikasikan tingkat penerimaan seseorang.
Apabila seseorang menerima tamu di teras rumah akan berbeda kedekatannya dengan
tamu yang diterima di ruang tamu atau bahkan diperbolehkan masuk ke dapur.
Waktu pun menetukan makna pesan. Ani menelpon ibunya saat tengah malam. Ibu Ani
menganggap ada sesuatu yang sangat darurat sehingga Ani menelpon saat tengah
malam. Berbeda halnya jika Ani menelpon ibunya di siang hari. Hal itu akan dianggap
biasa oleh ibu Ani.
Keberadaan orang lain dalam konteks sosial akan memengaruhi orang-orang yang
melakukan komunikasi. Ratih sebenarnya ingin menceritakan kesedihannya akibat nilai
mata pelajaran yang jelek kepada Fira.
Akan tetapi, Ratih mengurungkan niatnya sebab ia tidak sedang berdua dengan Fira.
Ketika berdua saja dengan Fira, maka ia mulai menceritakan hal yang membuatnya
sedih.
Selain itu, suasana psikologis turut memengaruhi suasana komunikasi yang berakhir
pada pemaknaan yang berbeda. Budi meminta dibelikan sesuatu kepada ibunya ketika
ibunya merasa lelah setelah mengurus pekerjaan rumah seharian dan Budi dimarahi
ibunya.
Dalam keadaan normal, bisa saja ibu Budi membelikan apa yang diinginkan Budi. Akan
tetapi, suasana psikologis yang kurang mendukung mengakibatkan suasana komunikasi
yang tidak efektif.
6) Prinsip 6 : Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang terikat oleh aturan. Manusia meperkirakan atau
memprediksi efek pesan mereka terhadap orang lain. Manusia memilih cara-cara
tertentu agar pesannya diterima atau orang lain merespon pesan yang disampaikan.
Proses memprediksi perilaku orang lain ini berjalan dengan sangat cepat. Terdapat
derajat tertentu di mana perilaku manusia teratur dengan kata lain perilaku manusia
dapat diprediksikan. Apabila perilaku manusia selalu bersifat acak, maka akan timbul
kesulitan dalam hidup manusia.
Contohnya, Di Indonesia, setelah makan, seseorang yang ingin bersendawa akan
berusaha menahannya atau melakukannya tanpa suara karena merasa itu adalah suatu
tindakan yang tidak sopan, sebab ia sebagai komunikator akan memprediksikan reaksi
orang-orang di sekitarnya, dan tentunya ia akan malu jika dianggap jorok dan tidak
sopan. Namun di Arab, seseorang yang melakukan sendawa setelah makan akan
dianggap menghormati masakan tuan rumah, karena sendawa di Arab diartikan sebagai
suatu kepuasan akan makanan yang dihidangkan. Jadi, oang Arab akan
memprediksikan reaksi orang-orang di sekitarnya sebelum akan bersendawa, dan saat
ia merasa itu tidak apa-apa dan ia akan dianggap menghormati masakan tuan rumah
sebagai bersendawa, maka ia akan bersendawa tanpa merasa malu.
7) Prinsip 7 : Komunikasi itu bersifat sistemik
Ada dua sistem dasar yang berperan dalam proses transaksi komunikasi, yaitu sistem
internal dan sistem eksternal. Sistem internal merupakan seluruh sistem nilai yang turut
ketika manusia berpartisipasi dalam komunikasi yang telah dicerna selama ia
bersosialisasi dalam bermacam lingkungan sosialnya, seperti keluarga, teman dekat,
kelompok-kelompok pergaulan, tempat bekerja dan sebagainya.
Sistem internal meliputi unsur-unsur seperti tingkat kecerdasan, motif, pengalaman
masa lalu, cita-cita,pengetahuan dan lain-lain yang membentuk seseorang menjadi
berbeda dengan manusia lain (unik).
Sistem eksternal tersusun dari keseluruhan unsur yang ada di lingkungan luar diri
seseorang, seperti tata ruang, isyarat fisik, kata-kata yang akan digunakan saat bicara
dengan orang lain, temperatur dan lain-lain. Seluruh unsur tersebut merupakan suatu
rangsangan (stimulus) yang dapat mengenai siapa pun yang terlibat dalam komunikasi.
Tetapi, setiap orang mempunyai sistem internal yang berbeda sehingga setiap orang
mempunyai persepsinya masing-masing walaupun dikberikan stimulus yang sama,
waktu dan tempat yang sama serta situasi yang sama.
Contohnya, bagi orang yang sedang lapar iklan makanan di televisi semakin membuat
lapar menggugah selera makan mereka. Akan tetapi, bagi orang yang tidak sedang
lapar, iklan tersebut tidak mempunyai efek apapun. Oleh karena itu, komunikasi ialah
perpaduan dari sistem internal sistem eksternal.
8) Prinsip 8 : Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah
komunikasi
Komunikasi dikatakan efektif apabila hasil dari komunikasi sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pihak-pihak di dalam komunikasi. Contohnya, sekumpulan ibu rumah
tangga membeli peralatan masak setelah menyaksikan demonstrasi masak oleh penjual
alat tersebut.
Penjual alat masak tersebut mempunyai harapan bahwa ibu-ibu akan membeli
dagangannya dengan strategi demo masak ibu-ibu telah terpenuhi harapannya untuk
memiliki alat masak yang lebih canggih dan modern.
Kesamaan-kesamaan yang muncul dalam hal tertentu, seperti jenis kelamin, usia,
pekerjaan, agam, tingkat pendidikan, etnis atau tingkat sosial ekonomi akan mendorong
manusia untuk saling tertarik dan akhirnya berujung pada komunikasi yang efektif.
Kesamaan-kesamaan tertentu yang hadir dalam proses komunikasi disebut dengan
derajat homofili.
9) Prinsip 9 : Komunikasi bersifat nonsekuensial
Komunikasi dalam dasarnya ialah komunikasi dua arah, tidak ada komunikasi yang
berjalan satu arah. Karena pada saat kita berbicara atau berkomunikasi, pendengar
akan sellau memberikan responnya, baik berupa balasan berbicara atau pesan secara
nonverbal, seperti ekspresi muka berupa senyuman, gerakan tangan, anggukan, dan
lain-lain. Sehingga, pesan nonverbal tersebut bisa diartikan sebagai “pembicara” atau
pemberi pesan.
Beberapa pakar komunikasi seperti Frank Dance, Kincaid, dan Schramm memiliki sifat
sirkuler dan memusat, sementara Tubss menggunakan komunikator 1 dan komunikator
2 untuk kedua pihak yang berkomunikasi. Komunikasi sirkuler ditandai hal seperti
berikut:
1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap memiliki status yang setara, misalnya
komunikator A dan komunikator B, mereka menerima dan mengirim pesan pada saat
yang sama. Jadi, setiap orang dapat menjadi pemberi, penerima, sumber, dan
sasaran.
2. Proses komunikasi berjalan dua arah dan menimbulkan timbal balik dan tidak
ditandai dengan satu garis linier (satu-arah)
3. Tidak membedakan pesan dengan umpan balik, karena di setiap umpan balik
memiliki pesan sehingga tidak bisa dibedakan.
4. Komunikasi sebenarnya terjadi melalui proses rumit, bukan hanya sekedar isi,
namun mulai dari komunikasi intrapribadi, proses kimiawi dalam otak, hingga
gerakan bibir yang mengeluarkan bunyi.
Meskipun bersifat sirkuler, namun sebenarnya proses komunikasi tidak berpola secara
kaku, namun dapat juga berjalan secara linier, sirkuler, helikal, atau tatanan lainnya.
Bisa saja beroperasi seperti yang dijelaskan, baik semua mau pun sebagian, atau acak.
Namun dalam sirkuler dianggap lebih tepat untuk menandai proses komunikasi.
Contohnya, Pada saat guru menerangkan mata pelajaran tertentu di depan kelas
biasanya dianggap komunikasi satu arah. Akan tetapi, para siswa sebenarnya dapat
menjadi komunikator. Siswa baik secara sadar atau tidak, menunjukkan mimik muka
tanda mengerti atau belum mengerti akan penjelasan guru. Apabila guru menangkap
makna mimik tersebut, maka komunikasi dua arah terjadi.
10) Prinsip 10 : Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Komunikasi merupakan suatu proses yang tak berujung, melainkan berkesinambungan
(continous). Bahkan sebuah kejadian yang sangat sederhana dapat menjadi
rumit.Komunikasi sebagai proses dianalogikan oleh Heraclitus pada abad 6 SM bahwa
“seorang manusia tidak akan pernah melangkah di sungai yang sama dua kali.” Yang
berarti, meskipun seseorang dapat melakukan suatu hal berulang-ulang, namun proses
dalam melaksanakan hal tersebut dapat berbeda yang membuat perbedaan dalam suatu
hal tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan manusia tidak
pernah ada saat yang sama dua kali.
Dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi harus saling mempengaruhi,
seberapa kecil pun, baik verbal maupun nonverbal, sehingga memberikan dampak yang
mempengaruhi pada komunikasi tersebut. Proses tersebut berjalan secara
berkesinambungan dan dinamis sehingga dapat disebut transaksi. Transaksi
menunjukkan bahwa para peserta komunikasi saling berhubungan.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa
peserta komunikasi berubah, mulai dari bertambahnya pengetahuan, hingga berubahnya
pandangan. Ada yang mengalami perubahan secara perlahan-lahan ada juga yang
secara langsung dan cepat berubah, salah satunya dengan cuci otak.
Implisit dari komunikasi sebagai suatu proses yang dinamis dan transaksional adalah
proses penyandian (encoding) dan penyandian-balik (decoding) yang terjadi serempak,
bukan bergantian, sehingga dapat disebut sebuah komunikasi sebagai transaksi.
Contohnya, Suatu komunikasi dapat merubah pandangan komunikasi. Contoh, pada
awalnya Rani sangat tidak menyukai bisnis MLM, ia bahkan pernah berjanji tidak akan
bergelut di dalamnya. Namun setelan Andi menghabiskan bisnis Tianshi mengadakan
prospek pada Rani selama dua jam, pandangan Rani terhadap MLM bisa berubah
drastis, bahkan Rani bisa menjadi anggota bisnis MLM Tianshi dan menjadi anggota
yang sangat aktif.
11) Prinsip 11 : komunikasi bersifat irreversible
Suatu peristiwa yang berlangsung dalam suatu waktu, peristiwa tersebut akan
berlangsung sekali dan tidak dapat “diambil kembali”. Sebagai suatu contoh seseorang
tidak sengaja memukul wajah seseorang hingga hidungnya retak. Anda akan meminta
maaf dan dia akan memaafkannya. Namun tak akan mengubah realitas bahwa
hidungnya tetap retak.
Sama seperti menyampaikan pesan, saat pesan itu disampaikan ke khalayak, maka
Anda tidak bisa menghilangkan efek dari pesan tersebut apalagi mengendalikan
pengaruh pesan tersebut bagi khalayak. Orang Inggris memiliki suatu jngkapan yang
terkenal yaitu “To forgive but not to forget.” Yang berarti kita bisa memaafkan kesalahan,
namun tidak bisa melupakannya.
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu
berubah. Proses ini mengingatkan kita untuk berhat-hati dalam menyampaikan informasi
kepada khalayak, karena efeknya tidak bisa kita tiadakan bahkan hanya sekedar diralat.
Terutama saat informasi itu disampaikan untuk pertama kalinya, seperti saat persentasi
karena kesan pertama cenderung abadi .
Contohnya, Pesan yang telah disampaikan lewat komunikasi tidak akan dapat di tarik
kembali, contohnya saat Syahrini yang berprofesi sebagai penyanyi meluncurkan
sebuah lagu, ia mengatakan kalau judul lagu tersebut masih belum pasti, namun karena
pada bagian refrain lagu itu banyak terdapat kata-kata “ Sesuatu”, akhirnya Syahrini pun
mengizinkan masyarakat menyebut judul itu “ Sesuatu”. Namun setelah beberapa bulan
berlalu, akhirnya Syahrini mengatakan bahwa lagu tersebut berjudul “ Sesuatu yang Ada
di Hatimu”, namun masyarakat tetap merasa bahwa lagu itu berjudul “Sesuatu” sebab
pesan itu sudah sangat melekat di pikiran masyarakat. Akhirnya Syahrini tidak
mempermasalahkan tentang judul sebenarnya dari lagu itu, sebab ia sudah pernah
member izin masyarakat untuk menyebut judul lagunya sebagai “Sesuatu”, dan izin dari
Syahrini itu sudah tidak bisa ditarik kembali.
12) Prinsip 12 : Komunikasi bukan solusi untuk berbagai masalah
Banyak masalah atau konflik dapat terjadi, namun komunikasi bukanlah panasea atau
“obat mujarab” yang mampu meredam itu semua karena berkaitan dengan masalah
struktural. Agar komunikasi menjadi efektif, diperlukan penyelesaian dalam masalah
struktural ini. Komunikasi antara berbagai etnik , baik antara warga Tionghoa dengan
warga pribumi.
Hubungan antara warga Tioanghoa dan warga pribumi akan semakin efektif bila warga
Tionghoa pun diperbolehkan menjadi pegawai negeri dan anggota TNI , tidak hanya
sebagai pedagang atau pegawai bank swasta seperti yang terjadi selama ini.
Contoh :
1. Contohnya seperti ingin menyelesaikan masalah dan melakukan komunikasi efektif
dengan warga Papua, tidak akan tercapai karena pemerintah sebelumnya atau
sedang memperlakukan masyarakatnya dengan semena-mena.
2. Ketika kita datang ke pasar tradisional kita akan menjumpai banyak pengunjung
yang melakukan tawar menawar barang. Tapi dari sekian banyak tawar menawar
yang terjadi tidak sedikit calon pembeli yang akhirnya mengurungkan niat untuk
membeli.

Anda mungkin juga menyukai