Anda di halaman 1dari 66

Prinsip-Prinsip Komunikasi: Penjelasan

Lengkap disertai Contoh


oleh GAMAL THABRONI09-11-2022

Prinsip komunikasi adalah berbagai asumsi atau asas yang dapat mencerminkan seperti
apa suatu proses komunikasi terjadi. Berbagai prinsip ini dapat digunakan untuk
menyadari sepenuhnya apa saja fundamental yang membuat suatu komunikasi mampu
berjalan dengan baik. Bahkan, menurut Panuju (2018, hlm. 1) prinsip-prinsip komunikasi
dapat digunakan untuk mendiagnosis fakta-fakta yang tersembunyi di balik realitas yang
tampaknya.

Dengan demikian, selain dapat membantu aktivitas atau praktik komunikasi, prinsip-
prinsip komunikasi juga dapat dijadikan alat untuk melakukan penelitian komunikasi.
Lantas apa saja yang menjadi prinsip komunikasi? Berikut adalah 12 prinsip komunikasi
yang disampaikan secara kontekstual (berdasarkan contoh) dan diperkuat oleh pendapat
para ahli.

1. Komunikasi adalah proses simbolik


Proses komunikasi primer dimulai dengan penyampaian isi pikiran dan perasaan ke dalam
lambang (symbol) sebagai media penghantarnya. Lambang atau simbol ini adalah
perwakilan dari isi pikiran atau perasaan orang lain yang terdiri atas isi (content) atau
makna, baik denotatif maupun konotatif. Simbol atau lambang adalah sesuatu untuk
menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang untuk menyebut
sesuatu (Yusuf, 2021, hlm. 20). Simbol yang dimaksud dapat berupa bahasa verbal yang
disampaikan secara diujarkan maupun dituliskan, dan lambang-lambang lain seperti
bahasa isyarat, ikon, dsb.

Mengapa komunikasi harus menggunakan symbol sehingga membuatnya sebagai suatu


proses simbolik? Menurut Langer (dalam Mukarom, 2020, hlm. 28) simbol atau tepatnya
penggunaan symbol adalah satu kebutuhan pokok manusia. Manusia adalah satu-satunya
organisme yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan
organisme lainnya. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan
perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata
maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia atau objek tersebut (Mukarom, 2020, hlm. 29).

Simbol adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga
direpresentasikan oleh simbol, ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan
kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa
yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan misalnya patung
Soekarno adalah ikon Soekarno, dan foto Anda pada KTP Anda adalah ikon Anda. Berbeda
dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah merepresentasikan
objek lainnya. Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya
kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan akan turun, sedangkan
asap merupakan indeks api.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi


komunikasi
Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau
perilakunya sendiri, sehingga setiap perilaku mengandung pesan (Karyaningsih, 2018, hlm.
34). Kita sendiri sejatinya tidak berkomunikasi. Komunikasi baru terjadi apabila seseorang
memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri (Mukarom, 2020, hlm.
30).

Jika seseorang diminta untuk tidak berkomunikasi, akan sulit baginya untuk berbuat
demikian, karena setiap perilakunya memiliki potensi untuk ditafsirkan. Misalnya, jika
seseorang tersenyum, ia ditafsirkan bahagia; kalua cemberut maka akan ditafsirkan
sedang kesal atau marah. Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita
mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita
mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin akan menafsirkan diam kita
sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli, marah, atau bahkan malas atau
bodoh.

3. Komunikasi mempunyai dimensi Isi dan


dimensi hubungan
Komunikasi memiliki dua dimensi utama, yakni dimensi isi yang disandi secara verbal,
sedangkan dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan
(isi) komunikasi, yaitu apa pesan yang ingin disampaikan atau yang ingin dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaiman cara mengatakannya yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana
seharusnya pesan itu ditafsirkan (Karyaningsih, 2018, hlm. 35).

Contohnya, ketika kita mengatakan “benci” kepada teman dekat atau saudara kita, tentu
diperlukan penafsiran yang berbeda dari kata “benci” yang tidak dapat dimaknai sebagai
benci dalam arti sebenarnya. Akan tetapi apabila kata “benci” digunakan untuk
mengumpat dalam keadaan emosi yang sedang membara, maka “benci” akan
menyampaikan isi yang sebenarnya.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai
tingkat kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak
disengaja sama sekali (misalnya ketika kita sedang melamun dan orang memerhatikan
kita) hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan atau disadari (ketika kita
menyampaikan pidato) (Karyaningsih, 2018, hlm. 36). Kesengajaan bukanlah syarat untuk
terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan
kepada orang lain, perilaku kita bisa jadi ditafsirkan orang lain dan menjadi bentuk
komunikasi.

Membatasi komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komunikasi


sebagai instrumen, seperti dalam persuasi. Jadi, niat atau kesengajaan bukanlah syarat
mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi secara antara orang-orang
berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk diperhatikan
(Mukarom, 2020, hlm. 31).

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan


waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang, waktu, sosial, dan psikologis.
Contoh mudahnya adalah kenyataan bahwa topik-topik yang lazim dipercakapkan di
rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti ”lelucon, ”acara televisi, mobil, bisnis
akan terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid atau tempat beribadah lainnya.

Pengaruh konteks waktu dan konteks sosial terlihat pada suatu keluarga yang tidak pernah
tersenyum atau menyapa siapapun pada hari-hari biasa, tetapi mendadak menjadi ramah
pada hari-hari lebaran. Penghuni rumah membuka pintu rumah mereka lebar-lebar, dan
mempersilahkan tamu untuk mencicipi makanan dan minuman yang mereka sediakan.

Suasana psikologis peserta komunikasi juga mempengaruhi suasana komunikasi.


Komentar seorang istri mengenai kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan kurangnya
uang belanja pemberian suaminya yang mungkin akan ditanggapi denga kepala dingin oleh
suaminya dalam keadaan biasa atau keadaan santai, bisa jadi akan membuat sang suami
marah bila istri menyampaikan komentar tersebut saat suami baru pulang kerja dan baru
dimarahi oleh atasannya hari itu.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta
komunikasi
Prinsip ini mengansumsikan bahwa hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku
komunikasi manusia, dan oleh karenanya, secara parsial, dapat diramalkan atau
diprediksi(Mukarom, 2020, hlm. 33). Saat berkomunikasi orang-orang memilih strategi
tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Oleh
karena itu, kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran
sosialnya. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat.

Contohnya, ketika kita menyapa seseorang di pagi hari dengan salam dan ucapan selamat
pagi, kita akan memprediksi jawaban dari salam yang telah kita lontarkan. Artinya kita
sudah memprediksi umpan balik apa yang akan kita terima. Namun komunikasi terikat
dengan perilaku dan tatakrama di dalam masyarakat. Dengan kata lain, komunikasi juga
terikat oleh aturan sosial, tatakrama, atau bentuk konstruksi sosial lainnya.

7. Komunikasi Bersifat Sistematik


Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut
mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen itu
berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Misalnya pengirim
mempunyai peranan untuk menentukan apa informasi atau apa arti yang akan
dikomunikasikan. Dengan demikian, komunikasi adalah suatu proses yang memiliki sistem
atau disebut sebagai sistematik.

Terdapat dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi, yaitu Sistem Internal dan Sistem
Eksternal.

1. Sistem internal,
adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam
komunikasim yang ia cerap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan
sosialnya (keluarga, masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama,
lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya). Istilah-istilah
lain yang identik dengan sistem internal ini adalah kerangka rujukan
(frame of reference), bidang pengalaman (field of experience), struktur kognitif
(cognitive structure), pola pikir (thinking patterns), keadaan internal (internal
states), atau sikap (attitude). Pendeknya, sistem internal ini mengandung semua
unsur yang membentuk individu yang unik, termasuk ciri-ciri kepribadiannya,
intelegensi, pendidikan, pengetahuan, agama, bahasa, motif, keinginan, cita-cita,
dan semua pengalaman masa lalunya, yang pada dasarnya tersembunyi.
2. Sistem eksternal,
terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang
ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan disekitarnya,
penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah
stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi
komunikasi. Akan tetapi, karena masing-masing orang mempunyai sistem internal
yang berbeda, maka setiap orang tidak akan memiliki bidang perseptual yang sama,
meskipun mereka duduk di kursi yang sama dan menghadapi situasi yang sama.
Maka dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah produk dari perpaduan antara
sistem internal dan siste eksternal tersebut. lingkungan dan objek mempengaruhi
komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara
kita berperilaku (Mukarom, 2020, hlm. 33).

8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya


semakin efektiflah komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya. Salah satu hal yang dapat mewujudkan tujuan itu adalah kesamaan makna
antarpeserta komunikasi. Makna suatu pesan (verbal atau nonverbal) pada dasarnya
terikat dengan budaya (Yusuf, 2021, hlm. 24). Kesamaan makna itu akan dapat lebih dapat
diharapkan terjadi ketika para peserta berasal dari budaya yang sama.

Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskipun mereka
kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yang sama, diberi makan yang sama
dan dididik dengan cara yang sama. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu, misalnya
agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekenomi akan mendorong
orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut
komunikasi mereka menjadi lebih efektif (Mukarom, 2020, hlm. 34). Kesamaan bahasa
khususnya akan membuat orang-orang yang berkomunikasi lebih mudah mencapai
pengertian bersama dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memahami bahasa yang
sama.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial


Meskipun terdapat banyak model komunikasi yang linear atau satu arah, komunikasi
sejatinya bersifat nonsekuensial atau tidak berada pada bentuk atau model komunikasi
tertentu. Proses komunikasi bisa jadi terjadi dalam tatanan acak; tidak linear, sirkuler, atau
bahkan helical (Yusuf, 2021, hlm. 24).

Ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya, atau kepada sekelompok orang
seperti dalam rapat atau kuliah, sebetulnya komunikasi itu bersifat dua-arah, karena
orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga
menjadi “pembicara” atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku
nonverbal mereka (Mukarom, 2020, hlm. 35).

Sebenarnya komuniaksi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah atau disebut
juga bersifat sirkuler. Komunikasi sirkuler, ditandai beberapa hal berikut.

1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, yang mengirim dan menerima


pesan pada saat yang sama.
2. Proses komunikasi berlangsung timbal balik (dua arah).
3. Dalam prakteknya, tidak dapat dibedakan antara pesan dan umpan balik.
4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Misalnya komunikasi antara
dua orang sebernarnya secara simultan melibatkan komunikasi dengan diri sendiri
(berpikir) untuk menanggapi pihak lain (Karyaningsih, 2018, hlm. 44).

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan


transaksional
Seperti juga waktu dan eksistensi. Komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (continuous)
(Karyaningsih, 2018, hlm. 45). Implikasi dari komunikasi adalah proses yang dinamis dan
transaksional adalah para peserta komunikasi akan terus berubah, mulai dari usia,
pengetahuan dan pengalaman (Yusuf, 2021, hlm. 27). Para peserta komunikasi akan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain (transaksional).

Bahkan kejadian yang sangat sederhana pun, seperti “Tolong ambilkan garam” melibatkan
rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi permintaan tersebut. Untuk
lebih memudahkan pengertian, kita dapat mengatakan bahwa peristiwa itu dimulai ketika
orang A meminta garam dan berakhir ketika orang B memberikan garam. Namun kita tidak
dapat mengukur peristiwa itu hanya berdasarkan apa yang terjadi antara permintaan akan
garam dan pemberian garam itu. Baik A atau B telah merujuk pada pengalaman masa lalu
mereka untuk merumuskan dan menafsirkan pesan serta menanggapinya secara layak.

11. Komunikasi bersifat irreversible


Sekali kita mengirimkan suatu pesan, maka kita tidak dapat mengendalikan pengaruh
pesan tersebut bagi khalayak apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali
(Karyaningsih, 2018, hlm. 46). Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai
suatu proses yang selalu berubah. Prosesnya hanya bisa berjalan dalam satu arah, tidak
bisa dibalik.
Sementara itu Mukarom (2020, hlm. 36) berpendapat bahwa suatu perilaku (komunikasi)
adalah suatu peristiwa, oleh karena itu perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat
“diambil kembali”. Kita tidak dapat memutar kembali jarum jam dan berpura-pura seakan-
akan hal itu tidak pernah terjadi.

Prinsip ini sudah seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus hati-hati untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali,
meskipun kita berupaya meralatnya. Apalagi bila penyampaian itu dilakukan untuk
pertama kalinya.

12. Komunikasi bukan panasea untuk


menyelesaikan berbagai masalah
Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Akan
tetapi, komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelasaikan persoalan atau
tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural (Mukarom, 2020, hlm. 37). Agar
komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi. Misalnya, meskipun
pemerintah bersusah payah menjalin komunikasi yang efektif dengan warga Aceh dan
warga Papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil bila pemerintah memberlakukan
masyarakat di wilayah-wilayah itu secara tidak adil, dengan merampas kekayaan alam
mereka dan mengangkutnya ke pusat.

Komunikasi Massa: Pengertian, Karakteristik, dan


Fungsi.
Komunikasi Massa (Mass Communications) adalah proses penyampaian pesan (informasi, gagasan) kepada
orang banyak (publik) melalui media massa.
Komunikasi massa disebut juga Komunikasi Media Massa (Mass Media Communication) dan Communicating
with Media (berkomunikasi melalui media massa), yakni media cetak (suratkabar, majalah, tabloid), media
elektronik (radio/televisi), dan media siber (cyber media media online, internet).

Media Massa sendiri singkatan dari Media Komunikasi Massa, yaitu saluran penyampaian pesan kepada publik.

Pengertian Komunikasi Massa


Definisi atau pengertian komunikasi massa yang paling sederhana dan populer dikemukakan oleh John R.
Bittner: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang.

"Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people".

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu George Gebner.
Menurutnya, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri.

Menurut Breitner, pengertian komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan lewat media massa.

Menurut Gerbner, pengertian komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi
dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

(Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most
broadly shared continuous flow of messages in industrial societies).

Menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara
terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

Jalaludin Rahmat menyatakan, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak.

Menurut Pool, komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung interposed ketika sumber dan penerima
tidak terjadi kontak secara langsung; pesan komunikasi melalui media massa

Dapat disimpulkan, komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dalam penyampaian
informasi yang ditujukan kepada orang banyak (publik) dan diterima secara serentak.

Karakteristik Komunikasi Massa


Karakteristik Komunikasi Massa dikemukakan para ahli, namun yang paling populer adalah sebagai berikut:

1. Komunikator Lembaga

Ciri utama komunikasi massa adalah komunikator mengatasnamakan lembaga. Komunikatornya merupakan
individu yang menjadi bagian dari tim atau sistem. Wartawan, penyiar, dan presenter menulis berita, siaran,
dan membawakan acara atas nama lembaga medianya.

2. Pesan Umum

Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda-benda
tercetak, film, radio dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi
yang tertutup, tidak dapat dikatakan komunikasi massa.

3. Komunikan Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang
mempunyai bentuk tingkah-laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama; meskipun
demikian orangorang yang bersangkutan tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas, dan tidak
terorganisasikan.

Komposisi komunikan tersebut tergesergeser terus-menerus, serta tidak mempunyai kepemimpinan atau
perasaan identitas.

4. Serempak

Keserempakan yang dimaksud ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. Radio dan
televisi dalam hal ini melebihi media cetak.

5. Hubungan non-pribadi

Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan
syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum.

6. Bersifat Satu Arah

Dalam komunikasi massa, sebenarnya antara komunikator dengan komunikan yang berperan aktif, namun
keduanya tidak bisa berdialog atau berkomunikasi secara langsung, seperti yang terjadi pada proses komunikasi
antarpersonal. Hal inilah yang membuat komunikasi massa ini bersifat satu arah.

7. Umpan Balik Tertunda

Komunikasi massa memiliki umpan balik yang tertunda (delayed). Hal tersebut dikarenakan prosesnya yang
tidak secara langsung bertatap muka antara komunikator dan komunikan.

Feedback dari komunikan dapat dilakukan menggunakan pesawat telepon, email, sms, dll (itu dikatakan
tertunda atau tidak langsung).

Elizabeth Noelle Neuman (1983:92) menyebutkan empat tanda pokok dalam komunikasi massa:

1. Komunikasi massa bersifat tidak langsung.


2. Komunikasi massa bersifat satu arah.
3. Komunikasi massa bersifat terbuka.
4. Memiliki publik yang secara geografis tersebar.

Nurudin dalam Pengantar Komunikasi Massa (2004: 19) menyebutkan ciri-ciri dari komunikasi massa sebagai
berikut:

1. Komunikator Melembaga
2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
3. Pesannya Bersifat Umum.
4. Komunikasi Berlangsung Satu Arah
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper.
Proses & Unsur Komunikasi Massa
Proses & Unsur Komunikasi Massa terangkum dalam rumusan komunikasi Harold Lasswell yang dikenal dengan
Lasswell Formula:

1. Who: komunikator (lembaga, organisasi, instituzionalized person)


2. Says what: publicy, rapid, transient
3. Which channel: media
4. To whom: komunikan (intended audience, un intended audience) dengan karakteristik large,
heterogen, anonim.
5. With what effect: respons audiens, delayed.
Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa terpopuler tercantum dalam UU No. 40/1999 tentang Pers, yaitu:

1. Menyampaikan informasi (to inform)


2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Melakukan pengawasan sosial (social control)
Berikut ini fungsi komunikasi massa menurut para ahli atau akademisi:

Fungsi Komunikasi Massa menurut Wilbur Schramm:

1. Decoder

Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar kita, mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi
terjadinya persetujuan dan juga efek dari hiburan.

2. Intepreter

Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap
efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan.

3. Encoder

Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain
serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat.

Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa mempunyai kemampuan memperluas pandangan,
pendengaran dalam jarak yang hampir tidak terbatas, dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara
luas.

Fungsi Komunikasi Massa menurut Charles R. Wright :

a. Surveillance

Menunjuk pada fungsi pengumpilan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan,
baik di luar maupun di dalam masyarakat.

Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News (Penanganan Berita). Penanganan berita
dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme.

Secara teknis jurnalisme memang merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat, dan menyiarkan informasi,
tetapi lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme akan selalu dilandasi nilai-nilai serta kode etik jurnalistik.

b. Correlation

Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi
kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.
c. Transmission

Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu
generasi ke generasi yang lain atau dari anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini
diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.

d. Entertainment

Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa
mengharapkan efek-efek tertentu.

Fungsi Komunikasi Massa menurutt Harold D. Lasswell :

a. Pengawasan Lingkungan

Menunjukkan pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di


lingkungan, baik di dalam maupun di luar masyarakat tertentu. Fungsi ini berhubungan dengan penanganan
berita. Penanganan berita dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme.

Secara teknis jurnalisme memang merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat, dan menyiarkan informasi,
tetapi lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme akan selalu dilandasi nilai-nilai serta kode etik jurnalisme.
Contohnya nilai-nilai kebenaran, altruisme, dan sebagaiannya.

b. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan

Tindakan korelasi meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannnya untuk berperilaku
dalam reaksianya terhadap peritiwa-peristiwa tadi. Aktivitas ini dikenal sebagai editorial atau propaganda.

Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggungjawaban atas berita-berita yang dipilih dan disajikan,
tanggungjawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat.

Fungsi editorial:

 Memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan
perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi persoalan-persoalan
yang dihadapi di masyarakat.
 Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat atau aktual.
 Mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual sebelum berita itu terlanjur menjadi
pendapat utama (public opinion).

c. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai, dan norma-norma sosial dari
generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota satu kelompok kepada pendatang baru. Kita sering
menyebutnya sebagai fungsi pendidikan.

d. Hiburan

Fungsi hiburan berhubungan dengan hiburan massa, yang digambarkan para kritikus kebudayaan sebagai
“hiburan massa, adalah disfungsional selama ia gagal menimbulkan atau menumbuhkan selera publik sampai
pada tingkatan yang mungkin dicapai oleh bentuk-bentuk hiburan yang kurang meluas seperti teater, opera,
dan drama-drama klasik”.
Fungsi Komunikasi Massa menurut Denis McQuail sama dengan fungsi komunikasi massa Harold D. Laswell,
namun ditambahkan fungsi mobilisasi.

e. Mobilisasi

Fungsi ini berhubungan dengan upaya “mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang,
pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang-kadang juga dalam bidang agama”. Fungsi mobilisasi agaknya
yang paling relevan dengan permasalahan yang mencoba menghubungkan peranan pers dengan upaya
mewujudkan pemerintah yang baik.

Fungsi Komunikasi Massa Menurut Dye dan Zeigler :

1. Pemberitaan (newsmaking). Media massa mengamati dan melaporkan


2. Interpretasi (interpretation). Menganalisis dan memberikan penilaian terhadap kejadian-kejadian.
3. Sosialisasi (socialization). Media mengindoktrinasi khalayak sehubungan dengan nilai-nilai yang berlaku.
4. Persuasi (persuasion). Media berusaha mempengaruhi perilaku khalayak seperti dalam masa kampanye
pemilu.
5. Fungsi agenda setting. Media menentukan apa yang ditentukan berkenaan dengan isu-isu penting,
mendefinisikan masalah serta mengajukan saran pemecahan masalah.

Fungsi Komunikasi Massa menurut Nurudin:

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling
penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari
wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan informasi. Fakta yang dimaksud
adalah adanya kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat.

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi
yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Hal ini mendudukkan
televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepas lelah). Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam prime
time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan, entah sinetron, kuis, atau acara jenaka
lainnya.

Sangat sulit untuk diterima penonton seandainya pada jam prime time televisi menyiarkan acara Dialog Politik.
Jelas acara itu akan menimbulkan penolakan masyarakat.

c. Persuasi

Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk
tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata
terdapat fungsi persuasi.

Bagi Josep A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa.
Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk:

1. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;


2. Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;
3. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan Keempat, memperkenalkan etika, atau
menawarkan sistem nilai tertentu.

d. Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit
dibicarakan.

Transmisi budaya tidak dapat dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai
dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer
dan historis.

Di dalam tingkatan kontemporer, media massa memperkuat konsensus nilai masyarakat, dengan selalu
memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus. Hal ini merupakan faktor yang memberi petunjuk
teka-teki yang mengitari media massa, mereka secara serempak pengukuh status quo dan mesin perubahan.

Secara historis umat manusia telah dapat melewati atau menambahkan pengalaman baru dari sekarang untuk
membimbingnya ke masa depan.

e. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu.

Dengan kata lain, media massa merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan
keadaan yang baik bagi kehidupan mereka.

Media massa yang memberitakan arti pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu
mendorong kohesi sosial. Akan tetapi, ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi
sosial, sebenarnya di sisi lain media juga memiliki peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Jadi,
sebenarnya peluang untuk menciptakan integrasi dan disintegrasi sama besarnya.

f. Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan
penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.

Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua:

1. Warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan


2. Instrumental surveillance atau pengawasan instrumental.

Fungsi peringatan dapat dilihat dari pemberitaan tentang munculnya badai, topan, gelombang laut yang
mengganas, angin rebut disertai hujan lebat, dan sebagainya.

Fungsi pengawasan peringatan juga meliputi informasi tentang suatu wabah penyakit yang mulai menyebar
akan adanya serangan militer yang dilakukan Negara lain.

Fungsi pengawasan yang kedua yaitu pengawasan instrumental. Aktualisasi dari fungsi ini adalah penyebaran
informasi yang berguna bagi masyarakat. Harga kebutuhan sehari-hari merupakan informasi penting yang
sangat dibutuhkan masyarakat.

g. Korelasi
Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai
dengan lingkungannya.

Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai komponen
masyarakat.

Bagi Charles R. Wright fungsi korelasi juga termasuk menginterpretasikan pesan yang menyangkut lingkungan
dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.

Salah satu bagian terpenting dalam menjalankan fungsi korelasi yang termasuk interpretasi bila dilihat dari
Tajuk Rencana atau Hoofd Artikel (Belanda), Leader/Leader Writer (Inggris) sebuah surat kabar, meskipun tajuk
rencana juga memiliki fungsi persuasi.

Tajuk yang biasanya ditulis oleh redaktur senior itu bagi Djafar H. Assegaff (1983) mempunyai 4 fungsi sebagai
berikut :

1. Menjelaskan berita
2. Mengisi latar belakang
3. Meramalkan masa depan
4. Meneruskan suatu penilaian moral.
Dengan demikian, tajuk rencana mempunyai fungsi untuk interpretasi kejadian-kejadian yang ada dalam
masyarakat.

h. Pewarisan Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal
maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata,
dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Ada juga yang mengatakan fungsi pewarisan sosial ini dengan transmisi budaya, Jay Black dan Frederick C.
Whitney (1988) dua di antara ilmuwan komunikasi yang mengatakan itu, tetapi fungsi ini sama dengan
pewarisan sosial. Sebab, yang namanya budaya meliputi tiga hal, yakni ide atau gagasan, aktivitas, dan benda-
benda hasil kegiatan.

Ide yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya termasuk kebudayaan.

Bagi Black dan Whitney transmisi budaya media massa bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial yang ada
dalam masyarakat. Disamping itu, media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide-ide perubahan yang
perlu dilakukan masyarakat secara terus-menerus.

i. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif

Hal yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk
melawan kekuasaan dan kekuatan represif.

Komunikasi massa berperan memberikan informasi, tetapi informasi ynag diungkapkannya ternyata mempunyai
motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan. Memang diakui bahwa komunikasi massa juga bisa berperan
untuk memperkuat kekuasaan, tetapi juga bisa sebaliknya.

j. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga pihak. Dalam kajian komunikasi
hubungan trikotomi melibatkan pemerintah, pers, dan masyarakat. Ketiga pihak ini dianggap tidak pernah
mencapai kata sepakat karena perbedaan kepentingan masing-masing pihak.

Hubungan trikotomi tersebut tidak demokratis. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas
pentig untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut.

Media massa melalui berita-berita yang berbobot, mengungkapkan peristiwa yang bertendensi politik tinggi,
tetapi mampu mengungkapkan, mengkritik kebobrokkan pemerintah yang korup dan tidak adil manifestasi dari
fungsi tersebut.

Fungsi Komunikasi Massa Menurut Sean MacBride dkk:

a. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan
komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional,
lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam
masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupunjangka panjang, mendorong orang menentukan
pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan
dikejar.

d. Perdebatan dan diskusi

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan
perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk
kepentingan umum dan agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan
bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.

e. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan
pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi,
olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

g. Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan
mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang
lain.

Fungsi Komunikasi Massa menurut Yoseph R. Dominick:

a. Pengawasan (surveillance)
Surveillance mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media
mengambil tempat para pengawal yang pekerjaannya mengadakan pengawasan.

Orang-orang media itu, yakni para wartawan surat kabar dan majalah, reporter radio dan televisi, koresponden
kantor berita, dan lain-lain berada dimana-mana di seluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang
tidak bisa kita peroleh.

Informasi itu kemudian disampaikan kepada organisasi-organisasi media massa yang dengan jaringan luas dan
alat-alat canggih disebarkan ke seluruh jagat.

Fungsi pengawasan dapat dibagi menjadi dua jenis:

– Pengawasan peringatan (warning of beware surveillance)

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman letusan
gunung api, angin topan, kondisi ekonomi yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi, atau serangan militer.

Peringatan ini diinformasikan segera dan serentak (program televisi diinterupsi untuk memberitakan peringatan
bahaya tornado), dapat pula diinformasikan ancaman dalam jangka waktu lama atau ancaman kronis (berita
surat kabar atau majalah secara bersambung mengenai polusi udara atau masalah pengangguran). Akan tetapi,
memang banyak informasi yang tidak merupakan ancaman yang perlu diketahui oleh rakyat.

– Pengawasan instrumental (instrumental surveillance)

Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Berita tentang film
yang dipertunjukkan dibioskop setempat, harga barang kebutuhan di pasar, produk-produk baru, dan lain-lain.

Yang perlu dicatat adalah tidak semua contoh pengawasan instrumental seperti yang disebutkan dijadikan
berita.

Publikasi skala kecil dan yang lebih spesifik seperti majalah-majalah atau jurnal-jurnal pengetahuan atau
keterampilan juga melakukan tugas pengawasan. Bahkan fungsi pengawasan dapat dijumpai pula pada isi
media yang dimaksudkan untuk menghibur.

b. Interpretasi (interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu
peristiwa tertentu.

Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi
siaran.

Tajuk rencana dan komentar merupakan pemikiran para redaktur media tersebut mengenai topik berita yang
paling penting pada hari tajuk rencana dan komentar itu disiarkan.

Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya berbentuk kartun atau
gambar lucu yang bersifat sindiran.

c. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa
dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. Misalnya, kegiatan periklanan yang menghubungkan
kebutuhan dengan produk-produk penjual, hubungan para pemuka partai politik dengan pengikut-pengikutnya
ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.
Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sedemikian berpengaruh kepada masyarakat sehingga dijuluki “public
making”ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini
erat kaitannya dengan perilaku seseorang, baik yang positif konstruksif maupun yang destruktif, yang apabila
diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya.

d. Sosialisasi

Sama halnya dengan MacBride, Joseph R. Dominick juga menganggap sosialisasi sebagai fungsi komunikasi
massa.

Bagi Dominick, sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-
cara di mana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok.

Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton
maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

e. Hiburan (entertainment)

Jelas tampak pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah,
meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada,
apakah itu cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar.

Fungsi Komunikasi Massa menurut Charles Robert:

a. Bagi Masyarakat: media massa berfunfsi sebagai peringatan bahaya dari alam, serangan musuh, perang;
instrumental – berita-berita yang esensial/ penting bagi lembaga- lembaga lainnya; Etisisasi.

b. Bagi Individu: peringatan instrumental; menambah prestise; pemuka pendapat; enganugerahan status.

c. Sub kelompok tertentu (Misal kelompok politik). Instrumental : Kegunaan informasi bagi kekuasaan; Deteksi :
Pengetahuan tentang perilaku yang menyimpang dan subversif. Mengatur opini publik, memonitor,
mengontrol, mengesahkan kekuatan, penganugerahan status.

d. Kebudayaan: Meningkatkan kontak antar budaya; Meningkatkan pertumbuhan.

Fungsi Komunikasi Massa menurut Cangara:

1. Menyebarluaskan informasi
2. Meratakan pendidikan
3. Merangsang pertumbuhan ekonomi
4. Menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.

Fungsi Komunikasi Massa Menurut Goran Hedebro :

1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan
perilaku ke arah modernisasi.
2. Mengajar keterampilan baru
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan
4. Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas seseorang
5. Meningkatkan aspirasi seseorang
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap hal- hal yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
7. Membantu orang menemukan nilai baru keharmonisan dari suatu situasi tertentu
8. Mempertinggi rasa kebangsaan
9. Meningkatkan aktivitas politik seseorang
10. Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat
11. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan
12. Mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan politik suatu bangsa
Fungsi Komunikasi Massa menurut Fajar:

a. Fungsi Informatif

Komunikasi massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang terdapat dalam masyarakat, baik nasional
maupun internasional. Fungsi informatif ini dapat menyangkut berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang ada
di masyarakat.

b. Fungsi Mendidik Masyarakat

Disamping memberikan informasi kepada masyarakat luas, komunikasi massa ternyata juga dapat menunjukkan
fungsi mendidik masyarakat. Komunikasi massa mendidik masyarakat untuk berpikir kritis dan memiliki horizon
pengetahuan yang luas.

Melalui komunikasi massa, masyarakat itu dididik agar dapat mandiri dalam setiap persoalan hidupnya.

Dalam konteks ini, kita bisa menyebutkan bahwa melalui sajian komunikasi massa yang sangat efektif seperti
misalnya radio dan televisi, telah ditayangkan berbagai acara seperti Bangun Des, Nusantara Membangun, Varia
Pedesaan, dan masih banyak lagi yang lain.

c. Fungsi Integrasi dan Empati

Melalui komunikasi massa, masyarakat Indonesia yang beragam suku bangsa dan bahasa, dapat saling
mengenal danmengerti kebudayaan dari masyarakat Indonesia di masing-masing daerah.

Kebudayaan yang beragam di Indonesia dapat menciptakan disintegrasi sosial karena masyarakat satu dengan
yang lain tidak saling mengenal. Misalnya, kebiasaan suku Jawa dan suku Batak yang berbeda. Suku Jawa
cenderung halus tingkah lakunya, sedangkan Batak kasar.

Jika mereka bertemu tanpa mengetahui watak dasar mereka tersebut, akan terjadi perselisihan diantara
mereka. Melalui komunikasi massa, masyarakat mengetahui informasi tentang berbagai hal yang ada di
masyarakat baik nasional maupun internasional.

Sehingga hal tersebut dapat dicegah. Dengan begitu, komunikasi massa sekaligus menciptakan, memelihara,
dan memperkuat integrasi bangsa. Melalui nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, keagamaan, hukum, dan tatanan
sosial lainnya, maka integrasi nasional relatif lebih mudah diciptakan.

d. Transmisi Budaya

Fungsi sosial lainnya dari komunikasi massa adalah melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sosial dari suatu
generasi kepada generasi berikutnya. Melalui proses sosialisasi anggota baru masyarakat dapat belajar peranan
orang lain dalam masyarakat, sekaligus dapat mengerti posisi sosial dan menempatkan dirinya secara tepat
dalam pergauan sosial.
e. Meningkatkan Aktivitas Politik

Komunikasi massa dapat membantu masyarakat luas atau mayoritas penduduk untuk menyadari tentang arti
penting dirinya sebagai warga negara.

Kesadaran tersebut dapat meningkatkan kesadaran untuk melakukan aktivitas politik. Aktivitas politik tersebut
dapat berupa berbagai macam hal. Misalnya mengikut pemilu.

Jika seseorang telah sadar tentang arti penting ia mengikuti pemilu sebagai seorang warga negara, maka ia akan
memilih dengan sungguh-sungguh calon pemimpinnya dan tidak melakukan golput.

Model-Model Proses Komunikasi Massa


1. Hypodermic Needle Model

Dari media massa langsung kepada mass audiens. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar
yang memilki kapasitas sebagai Stimulus yang amat kuat dan menghasilkan response yang kuat, spontan,
otomatis serta reflektif .

Model ini disebut juga sebagai bullet theory yang tidak melihat adanya intervening variable. Media massa
memiliki kekuatan yang laur biasa dapat mempengaruhi ide ke dalam ornag yang tidak berdaya.

Mass audiens dianggap sebagai atom yang satu sama lain tidak saling berhubungan dan hanya berhubungan
dnegan media massa Model ini timbul pada tahun 1930 an dan puncaknya menjelang PD II yang mana
kehadiran media cetak.

2. Two step flow model

Model Alir Dua Tahap ini menyatakan bahwa pesan media massa tidak seluruhnya mencapai mass audience
secara langsung tetapi sebagian besar secara bertahap.

Tahap pertama dari media massa kepada orang-oang tertentu diantara mass audience (opinion leaders) yang
bertindak selaku gate keepers.

Kemudian ia akan menyampaikan pesan kepada anggota mass audience yang lain. Opinion leaders dan follower
secara keseluruhan adalah mass audience

Model ini terutama dikembangkan sebagai studi klasik tentang perilaku memilih dalam kasus pemilihan
Presiden AS tahun 1940an.

Kelebihan model

 Model ini banyak membantu memahami bahwa massa terdiri dari individu-individu yang saling
berinteraksi.
 Adanya peranan aktif dari opinion leader dan cara face-to-face communication tetap dipandang
mempunyai peran yang penting.
 Dipandang sebagai framework dalam meneliti gejala komunikasi massa yang kompleks.
 Model in mendorong model lain tentang alir komunikasi.

Kekurangan model
 Opinion leader dituntut untuk aktif, tetapi pada kenyataannya bisa aktif dan bisa pasif.
 Proses komunikasi tidak hanya two steps saja tetapi dapat multi steps.
 Peranan opinion leader yang terlalu ditekankan, pada ada saluran-saluran lain seperti initiating force.
 Penelitian difusi dan inovasi menunjukkan bahwa early adopters dan early knowers ternyata orang yang
lebih banyak memanfaatkan jasa media massa daripada late knowers dan late adopters., sehingga
peran opinion leaders hanyalah sebagai early knowers atau early adopters.
 Media massa lebih berperan sebagai kreator pengetahuan, sedangkan saluran antar pribadi berperan
dalam membentuk, mempengaruhi, mengubah sikap dan perilaku. Troldahl dengan Balance Theory
menyatakan bahwa bila pesan-pesan media massa yang diterima bertentangan dengan predisposisinya
maka ia akan berkomunkasi secara antar pribadi dengan opinion leader guna mengurangi keraguan.
 Dalam kenyataannya untuk meneliti ini perlu menggunakan leaders-follower sociometric dyads dalam
menganalisa mass audience.

3. One Step flow models

Model ini merupakan bentuk revisi terhadap two-steps model dan merupakan hasil pemurnian hypodermic
needle sbb: One step flow models mengakui bahwa media massa bukanlah all powerfull dan tidak setiap media
massa mempunyai kekuatan yang sama.

Aspek seleksi penyaringan dari audience mempengaruhi dampak pesan. Ada kemungkinan timbulnya reaksi
atau efek yang berbeda di audience penerima terhadap pesan media yang sama. Pada model ini diakui adanya
heterogenitas mass audience.

4. Multi step flow model

Model merupakan gabungan dari semua model. Model ini menyatakan bahwa audience bisa memperoleh
pesan secara langsung dari media massa ataupun dari sumber yang lain sebagai tangan kedua, ketiga dst.
Model ini yang paling sedikit keterbatasannya bila dibanding model lain.

Efek Komunikasi Massa


Setiap proses komunikasi mempunyai dampak atau hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari
seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

Menurut Donald K. Robert, efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”.
Oleh karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa
(Ardianto, 2004:48).

Menurut Onong Uchyana Effendy (2006), yang termasuk dalam efek komunikasi massa adalah:

 Efek Kognitif (Cognitive effect) --pengetahuan.


 Efek Afektif (Affective effect) --perasaan, emosi.
 Efek Konatif atau Efek Behavioral (Behavioral effect) --perilaku.
Model-Model Efek Komunikasi Massa Werner Severin dan James Tankard Jr.

1. Model teori peluru (bullet theory model)

Teori ini dikenal dengan teori hypodermic needleatau Stimulus Respons yang mekanistis, media massa memilki
pengaruh besar atas mass audience.
2. Model effek terbatas (limited effects model)

Model ini muncul sekitar tahun 1940 an. Menurut model ini komunikasi massa hanya akan efektif apabila
dikombinasikan penggunaannya dengan komunikasi antar pribadi antara opinion leader dengan followernya.

Komunikasi hanya efektif dalam informasi pengetahuandan kesadaran dasar, tetapi kurang efektif
untukmengubah opini khusus atau untuk mengubah sikap dan perilaku.

3. Model efek moderat (moderate effects model)

Model ini hasil riset pada tahun 1960 – 1970 an yang menggunakan pendekatan pada posisi audiens dan
polakomunkasinya.

4. Model efek kuat

Komunikasi dapat mewujudkan powerfull effect apabila digunakan dalam program-program yang terencana
dengan menggunakan prinsip mengulang-ulang (redudancy) dan fokus pada audiens yang ditargetkan, tujuan
komunikasi dirumuskan secara khusus.

Opinion Leaders
Para pemuka masayarakat mempunyaikapasitas mempengaruhisecara ionformal atas followernya dengan
menerjemahkan pesan-pesan media bagi audoencenya.

Posisi opinion leaders bisa berfungsi sebagai opinion giving yang aktif memberikan menerusakan informasi atau
bisa pula pasif dicari oleh pengikutnya (opinion seeking).

Opinion leaders dibedakan antara lead polymorphic yaitu yang mempunyai fungsi leader pada beberapa topik
atau monomorpic leader yang hanyauntuk satu topik persoalan. Semakin kompleks suatu sitem, opinion
leaders cenderung monomorphic.

Demikian ringkasan pengertian, karakteristik, dan fungsi serta efek komunikasi massa yang diolah dari berbagai
sumber di bawah ini. Wasalam. (www.komunikasipraktis.com)
Dasar-Dasar Jurnalistik: Pengertian, Jenis, Teknik,
Kode Etik

ULASAN ringkas tentang dasar-dasar jurnalistik (basics of journalism) ini akan kita mulai
dengan sejarah jurnalistik pengertian jurnalistik, bahasa jurnalistik, lalu produk, kode etik, dan
seterusnya.

Dasar-Dasar Jurnalistik di bawah ini bisa menjadi bahan atau materi kuliah Pengantar Ilmu
Jurnalistik.

Dasar-Dasar Jurnalistik ini juga bisa menjadi bahasan referensi bagi siapa saja yang ingin
mengenal dan terjun ke dunia jurnalistik atau sekadar memahami ilmu kewartawanan ini.

Memahami konsep jurnalistik akan membuat pembaca lebih kritis dalam menerima informasi
atau menyerap berita yang tersaji di media massa.

Sejarah Jurnalistik: Short History


Berbagai literatur tentang sejarah jurnalistik senantiasa merujuk pada “Acta Diurna” pada
zaman Romawi Kuno, khususnya masa pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM).

“Acta Diurna” adalah papan pengumuman –sejenis majalah dinding (mading) atau papan
informasi sekarang– yang diletakkan di Forum Romanum agar diketahui oleh banyak orang.

Secara harfiyah, Acta Diurna diartikan sebagai Catatan Harian atau Catatan Publik Harian.

Acta Diurna awalnya berisi catatan proses dan keputusan hukum, lalu berkembang menjadi
pengumuman kelahiran, perkawinan, hingga keputusan kerajaan atau senator dan acara
pengadilan.

Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik pertama sekaligus pers, media massa, atau
suratkabar/koran pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai “Bapak Pers Dunia”.

Kata atau istilah jurnalistik pun berasal dari Acta Diurna itu. Orang yang menghimpun
dan menulis informasi untuk dipublikasikan di Acta Diurna disebut diurnalis.

Dari kata diurna muncul kata du jour (Prancis) yang berarti “hari ” dan journal (Inggris) yang
artinya laporan, lalu berkembang menjadi journalism atau journalistic.

Dalam bahasa Inggris, journalist artinya orang yang membuat atau menyampaikan laporan.

Pengertian Jurnalistik
Secara bahasa (Indonesia), jurnalistik adalah hal yang menyangkut kewartawanan dan
persuratkabaran dan seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan
persuratkabaran (KBBI).
Google menyimpan data pengertian jurnalistik sebagai berikut:

Journalisme (journalism) diartikan sebagai “the activity or profession of writing for


newspapers, magazines, or news websites or preparing news to be broadcast.” (aktivitas atau
profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs web berita atau
menyiapkan berita untuk disiarkan).

Dalam kamus bahasa Inggris, jurnalistik adalah “The collection and editing of news for
presentation through the media; writing designed for publication in a newspaper or
magazine” (Merriam Webster).

Kata kunci dalam pengertian jurnalistik adalah berita dan penyebarluasan (publikasi).

Dengan demikian, secara praktis, jurnalistik dapat didefinisikan sebagai berikut:

Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting),


penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau
penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.

Definisi jurnalistik di atas seperti dikemukakan Roland E. Wolseley dalam buku Understanding
Magazines (1969): jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan
penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan
dapat dipercaya untuk diterbitkan pada suratkabar, majalah, dan disiarkan.

Ahli atau akademisi lainnya membuat definisi jurnalistik antara lain sebagai berikut:

– Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk
memberikan kabar/ informasi pada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas
mungkin (Adinegoro, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1984).

– Jurnalistik merupakan sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan


menyebarluaskan berita dan atau opini melalui media massa (Asep Syamsul M
Romli, Jurnalistik Dakwah, 2003).

– Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatata dan melaporankan
serta menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan
dengan kegiatan sehari-hari (Astrid Susanto, Komunikasi Massa, 1986)

– Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan


berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak (Djen Amar, Hukum Komunikasi
Jurnalistik, 1984).

– Journalism ambraces all the forms in which and trough wich the news and moment on the
news reach the public. Jurnalistik mencakup semua bentuk cara/ kegiatan yang dilakukan
hingga sebuah ulasan/ berita dapat disampaikan kepada publik (Fraser Bond, An introduction
to Journalism, 1961).

– Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan bahan hingga
menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. (Onong U. Effendi, Ilmu, Teoiri dan Filsafat
Komunikasi,1993).
Jurnalistik: Proses, Teknik, Ilmu
Saya biasa mengartikan jurnalistik sebagai proses, teknik, dan ilmu peliputan, penulisan, dan
penyebarluasan informasi aktual (berita) melalui media massa.

 Proses – “aktivitas” peliputan, penulisan, penyebarluasan info aktual melalui media.


 Teknik – “keahlian” , reporting and writing, keahlian atau keterampilan
meliput, menulis, dan menyajikan berita (skills)
 Ilmu – “bidang kajian”, ilmu komunikasi massa. Jurnalistik adalah kajian tentang
komunikasi melalui media massa.

Jenis-Jenis Jurnalistik
Berdasarkan media yang digunakan untuk publikasi atau penyebarluasan informasi, jurnalistik
dibagi menjadi tiga jenis:

 Jurnalistik Cetak (printed journalism) — yaitu proses jurnalistik di media cerak (printed
media) koran/suratkabar, majalah, tabloid.
 Jurnalistik Elektronik (electronic journalism) atau Jurnalistik Penyiaran (Broadcast
Journalism) — yaitu proses jurnalistik di media radio, televisi, dan film.
 Jurnalistik Online (online journalism) atau Jurnalistik Daring (dalam jaringan —
yaitu penyebarluasan informasi melalui situs web berita atau portal berita
(media internet, media online, media siber).

Berdasarkan gaya dan topik pemberitaannya, jurnalistik dibagi menjadi banyak jenis:

 Jurnalisme Damai (Peace Journalism)


 Jurnalisme Perang (War Journalism)
 Jurnalisme Pembangunan (Development Journalism)
 Jurnalisme Kuning (Yellow Journalism)
 Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism)
 Jurnalisme Perang Suci (Crusade Journalism)
 Jurnalisme Warga (Citizen Journalism)
 Jurnalisme Komunitas (Community Journalism)
 Jurnalisme Investigasi (Investigative Journalism)
 Jurnalisme Korporasi (Corporate Journalism)
 Jurnalisme Merek (Brand Journalism)
 Jurnalisme Dakwah, dll.

Pengertian Jurnalis/Wartawan
Pelaku jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

KBBI menyebutkan, wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita
untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Wartawan disebut juga juru
warta atau jurnalis.

 Jurnalis/Wartawan adalah orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin (UU
No. 40/1999 tentang Pers)
 Inggris: Journalist, Reporter, Editor, Paper Man, News Man

Kualifikasi Wartawan:

 Menaati Kode Etik (Codes of Conduct)


 Menguasai Bidang Liputan (Beat)
 Menguasai Teknik Jurnalistik (J-Skills)

Wartawan adalah orang yang bekerja di sebuah media massa dengan melakukan aktivitas
jurnalistik (peliputan dan penulisan berita) secara rutin, menaati kode etik, menguasai tema
liputannya, dan menguasai teknik jurnalistik terutama menulis berita dan wawancara.

Kode Etik Jurnalistik


Kode etik jurnalistik adalah etika profesi wartawan. Ciri utama wartawan profesional yaitu
menaati kode etik, sebagaimana halnya dokter, pengacara, dan kaum profesional lain yang
memiliki dan menaati kode etik.

Berikut ini ringkasan kode etik jurnalistik:

1. Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.


2. Profesional (tunjukkan identitas; hormati hak privasi; tidak menyuap; berita faktual
dan jelas sumbernya; tidak plagiat; penggunaan cara-cara tertentu dapat
dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik).
3. Berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan
asas praduga tak bersalah.
4. Tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
5. Tidak menyalah-gunakan profesi dan tidak menerima suap.
6. Memiliki Hak Tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui
identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record”.
7. Tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi SARA.
8. Hormati kehidupan pribadi, kecuali untuk kepentingan publik.
9. Segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru/tidak akurat disertai
dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
10. Layani Hak Jawab dan Hak Koreksi secara proporsional.

9 Elemen Jurnalisme
Kode etik jurnalistik secara secara universal tercantum dalam 9 Elemen Jurnalisme yang
dikemukakan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel (2001) dalam The Elements of Journalism, What
Newspeople Should Know and the Public Should Expect (New York: Crown Publishers, 2001)
sebagai berikut:

1. Kewajiban pertama adalah pada kebenaran.


2. Kesetiaan (loyalitas) jurnalisme adalah kepada warga (citizens).
3. Disiplin verifikasi.
4. Jurnalis harus tetap independen.
5. Jurnalis bertindak sebagai pemantau.
6. Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik, komentar, dan tanggapan dari publik.
7. Membuat hal yang penting itu menjadi menarik dan relevan.
8. Berita yang disajikan komprehensif dan proporsional
9. Mengikuti hati nurani –etika, tanggung jawab moral, dan standar nilai.

Belakangan, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel menambahkan prinsip kesepuluh: “warga juga
memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal yang berkaitan dengan berita.”

Teknik Jurnalistik (J-Skills)


Teknik Jurnalistik (Journalism Skills) adalah keahlian atau keterampilan khusus dalam hal
reportase, penulisan dan penyuntingan berita, serta wawasan dan penggunaan bahasa
jurnalistik atau bahasa media.

 Teknik Reportase: Observasi, Wawancara, Studi Literatur. Wartawan harus piawai


wawancara dan mengamati peristiwa. Wartawan juga harus andal dalam riset data atau
studi literatur.
 News Writing. Penulisan berita adalah keterampilan utama wartawan.
 News Reporting (for Radio/TV): News Reading, Spoken Reading, News Script Writing).
Khusus wartawan media elektronik (TV/Radio) harus piawai menyajikan berita (news
presenting) secara langsung (live report) ataupun menjadi presenter berita di studio.
 Editing. Wartawan harus piawai menyunting naskah sebelum dipublikasikan.
 Bahasa Jurnalistik. Wartawan harus menguasai kaidah bahasa jurnalistik, yakni bahasa
pers atau bahasa media, dengan ciri khas ringkas, lugas, dan mudah dipahami.

Secara praktis, dasar jurnalistik yang wajib dimiliki wartawan adalah keahlian meliput
perisiwa, menulis beritanya, melakukan wawancara, dan menaati kode etik.

Bahasa Jurnalistik
Bahasa Jurnalistik –disebut juga bahasa media, bahasa pers, bahasa koran, atau bahasa
wartawan– adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan
karakteristik singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik.

Pakar bahasa Indonesia Jus Badudu menyatakan, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, teratur, dan efektif.

Ringkas: Bahasa jurnalistik itu hemat kata (economy of words), memilih kata dan kalimat
ringkas, karena keterbatasan ruang dan durasi, termasuk menghindari Kata Jenuh dan Kata
Mubazir.

Lugas: menggunakan kata/kalimat denonatif, satu pengertian, tidak ambigu, dan langsung ke
poko masalah (straight to the point) alias tidak bertele-tele.

Selengkapnya: Pengertian Bahasa Jurnalistik

Produk Jurnalistik: Karya Jurnalistik

Secara garis besar, produk atau karya jurnalistik itu adalah


1. Berita (News)
2. Opini (Views)
3. Feature

Berita adalah laporan peristiwa. Opini adalah tulisan berisi pendapat, penilaian, pemikiran,
atau analisis tentang suatu masalah atau peristiwa.

Feature adalah tulisan yang menggabungkan fakta dan opini atau tulisan khas bergaya
penulisan karya sastra seperti cerpen atau novel.

Foto dan Video masuk dalam produk jurnalistik jika berupa foto jurnalistik dan video
jurnalistik.

 Jenis-jenis berita antara lain Hard News, Opinion News, Interpretative News, Etc.
 Jenis-jenis Opini antara lain Artikel, Editorial/Tajuk, Kolom, Karikatur, Pojok, Esai, Ilmiah
Populer)
 Jenis-jenis Feature antara lain Tips, Laporan Perjalanan, Biografi, Profil, Resensi, etc.

News Processing: Proses Produksi Berita

 News Planning
 News Hunting/News Gathering
 News Writing
 News Editing
 Publishing

Proses jurnalistik dalam praktiknya yaitu perencanaan pemberitaan (mis. rapat redaksi),
peliputan peristiwa (termasuk wawancara), penulisan naskah berita, penyuntingan, dan
publikasi melalui media massa.

Manajemen Redaksi

 Pemimpin Redaksi/Chief Editor/Editor in Chief (+ wakil jika diperlukan)


 Redaktur Pelaksana/Managing Editor (+ wakil jika diperlukan)
 Redaktur/Editor/Jabrik (Penanggung Jawab Rubrik)
 Reporter & Fotografer
 Koresponden
 Kontributor (incl. penulis & kolomnis).

Proses pemberitaan masuk dalam manajemen redaksi. SDM dalam manajemen redaksi terdiri
dari pemimpin redaksi hingga kontributor. Semuanya disebut wartawan.

Wartawan ada yang menjabat –secara hierarkis– pemimpin redaksi, wakil pemred, redaktur,
koordinator liputan, reporter, fotografer (wartawan foto), koresponden (wartawan daerah),
dan kontributor, yaitu wartawan lepas yang dibayar per tulisan alias tidak digaji bulanan
seperti koresponden s.d. pemred.

Media Jurnalistik: Jenis-Jenis Media Massa


1. Media Cetak (Printed Media)
2. Media Elektronik (Electronik Media)
3. Media Siber (Cyber Media)

Hasil proses jurnalistik atau karya jurnalistik dipublikasikan melalui media massa yang terbagi
dalam tiga jenis.

Media cetak terdiri dari suratkabar (koran, terbit harian), majalah, dan tabloid.

Media Elektronik terdiri dari radio siaran, televisi, dan film.

Media Siber yaitu media massa di internet –dikenal dengan sebutan media online, situs
berita, portal berita (news portal), website berita, atau media dalam jaringan (media daring).

PRODUK JURNALISTIK
Jurnalistik merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Secara etimologis, jurnalistik
berasal dari bahasa Prancis, journ, berarti catatan atau laporan harian. Secara
sederhana, jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau
pelaporan setiap hari. Hasil kegiatan tersebut dituangkan dalam produk jurnalistik,
untuk kemudian disampaikan kepada khalayak melalui media massa.

Pengertian produk jurnalistik Dilansir dari buku Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan
Feature (2017) karya AS Haris Sumadiria, produk jurnalistik adalah surat kabar, tabloid,
majalah, buletin, radio, televisi, dan media online. Adapun isi surat kabar, tabloid,
majalah, dan buletin dapat digolong dalam tiga kelompok besar, yakni berita (news),
opini (views), serta iklan. Dari ketiga hal tersebut, yang merupakan produk jurnalistik
adalah berita dan opini. Meski teknik yang digunakan merujuk pada jurnalistik, tetapi
iklan bukanlah produk jurnalistik. Baca juga: Jurnalistik: Pengertian dan Karakteristiknya
Jenis produk jurnalistik Berikut pemaparan tentang jenis produk jurnalistik: Produk
jurnalistik berita (news) Dibagi menjadi beberapa macam, yakni: Berita langsung
(straight news) Adalah jenis berita yang menyajikan informasi mengenai peristiwa yang
terjadi dalam waktu singkat. Berita menyeluruh (comprehensive news) Merupakan
laporan tentang fakta bersifat menyeluruh yang ditinjau dari berbagai aspek.

Produk jurnalistik merupakan hasil dari penelusuran fakta maupun tanggapan mengenai
suatu karya. Tujuan utama dari produk jurnalistik biasanya untuk menyampaikan informasi
kepada masyarakat.

Bentuk dari produk jurnalistik biasanya berupa informasi yang disampaikan lewat tayangan
televisi, media online, hingga media cetak. Ada beberapa jenis produk jurnalistik yang
dihasilkan oleh jurnalis, reporter, penulis, maupun wartawan.

Mengenal Jurnalistik Secara Umum


Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan informasi, hasilnya akan dilaporkan atau ditulis di
berbagai media. Aktivitas ini dilakukan oleh seorang repoter atau wartawan, penulis, hingga
jurnalis.

Bahasa dalam jurnalistik dikenal dengan lugas, jelas, padat, ringkas, serta mudah dipahami.
Hasil dari kegiatan ini dikenal dengan berita dan non-berita.

Perbedaan Berita dan Non Berita


Meski produk jurnalistik sangat banyak, tapi tetap saja yang diingat dari istilah jurnalistik pasti
berita. Lantas apa perbedaan antara berita dan non berita secara umum?

Kalau berita mengenai informasi terbaru dan sedang terjadi, non-berita biasanya hasil
pemikiran penulis. Sementara itu produk non-berita terdiri dari tajuk rencana, karikatur,
pojok, kolom, artikel, dll.

Jenis Produk Jurnalistik Secara Umum


Berikut ini ada beberapa jenis produk jurnalistik yang biasa kamu temukan dalam kehidupan
sehari-hari.

1. Berita

Berita merupakan produk jurnalistik yang paling umum. Berita adalah informasi tentang
peristiwa yang baru saja terjadi lalu disampaikan kepada orang-orang. Informasi ini biasanya
disampaikan di sejumlah media.

Kini, kamu dapat mengetahui berita terbaru lewat media cetak, media elektronik, hingga
media online. Sangat mudah menemukan berita terbaru, sejumlah kanal berita online bisa
diakses lewat handphone.

Ada berbagai jenis berita yang bisa kamu temukan saat ini, berikut ini daftarnya:

1.1. Opini News

Opini merupakan rangkaian informasi dari sebuah peristiwa yang ditinjau oleh seorang ahli.
Contoh opini news yang baru-baru ini dapat kamu temukan adalah pendapat ahli mengenai
kasus Jessica Wongso dan sianida

Para ahli akan membuat kesimpulan mengenai suatu masalah kemudian disampaikan lewat
media.

1.2. Straight News

Straight news dikenal sebagai informasi yang disampaikan secara langsung layaknya berita-
berita di media TV maupun surat kabar. Biasanya informasi peristiwa yang disampaikan tegas,
menarik, dan faktual.
Biasanya ada 2 jenis straight news mulai dari hard news dan soft news. Hard news adalah
berita paling penting dan harus segera disampaikan ke masyarakat misalnya informasi
mengenai bencana yang akan terjadi dll.

Sementara itu, soft news merupakan informasi yang lebih ringan umumnya tentang
kemanusiaan.

1.3. Depth News

Kalau dalam opini news melibatkan para ahli untuk meninjau suatu peristiwa, depth news
biasanya hanya kajian ulang sebuah peristiwa. Depth new hanya mengulas dengan
menekankan pada “how” dan “why”.

1.4. Interpretative News

Interpretative news merupakan produk jurnalistik yang berasal dari penelusuran informasi
secara lebih mendalam. Biasanya, dalam prosesnya jurnalis akan mencari data tambahan
dengan wawancara atau liputan tambahan yang dilakukan wartawan.

1.5. Investigation News

Secara sederhana, investigation news adalah informasi yang disampaikan setelah penyelidikan
suatu kejadian. Contoh sederhana dari investigation news salah satunya berita
penggerebekan bandar narkoba atau prostitusi.

Berita investigasi ini bertujuan untuk mengungkap sebuah kejadian agar lebih jelas
tersampaikan ke masyarakat.

2. Opini

Sesuai namanya, produk jurnalistik ini bersifat subjektif karena berasal dari ungkapan
seseorang mengenai suatu peristiwa. Ada beberapa bentuk opini dalam jurnalistik, berikut ini
jenis-jenis opini yang bisa kamu temukan.

2.1. Pojok

Dalam jurnalistik, pojok merupakan opini yang ditempatkan di bagian pojok tulisan.
Umumnya, isi dari informasi ini dapat menarik perhatian orang untuk mengomentari
informasi.

2.2. Tajuk Rencana

Tajuk rencana lebih dikenal dengan editorial, biasanya berisi pendapat mengenai isu yang
sedang berkembang.
2.3. Artikel

Artikel juga salah satu produk jurnalistik yang dapat kamu temukan. Biasanya, artikel
mengungkapkan informasi secara detail dan menarik yang tujuannya mendidik pembaca.

2.4. Surat Pembaca

Berbeda dengan artikel, pojok, dan tajuk rencana produk jurnalistik yang satu ini berisi
keluhan masyarakat terkait instansi maupun pelayanan lainnya.

2.5. Kolom

Untuk menekankan suatu informasi yang sedang berkembang. Penulis kolom biasanya dikenal
sebagai seorang kolumnis. Informasi pada kolom sifatnya lebih ilmiah dari artikel.

2.6. Karikatur

Dalam jurnalistik, karikatur juga bisa menjadi salah satu produknya. Uniknya, untuk informasi
yang ingin dibagikan dikemas dalam bentuk ilustrasi. Umumnya, karikatur dalam jurnalistik
berisi kritik pada isu-isu sosial yang sedang berkembang.

Karikatur merupakan salah satu contoh produk jurnalistik non- berita karena disampaikan
lewat gambar. Biasanya, karikatur berisi kritik pada pemerintah dalam bentuk gambar dan
sedikit opini sebagai pelengkapnya.

3. Esai

Esai sering dikenal sebagai karya prosa karena di dalamnya mengungkapkan informasi terkait
ilmu pengetahuan, budaya, seni, sastra, hingga filsafat. Dalam menulis esai, penulisnya
melakukan pengamatan dan kajian terlebih dahulu.

Suatu argumen atau gagasan pastinya berasal dari sumber yang faktual sehingga tidak
memuat informasi asal-asalan. Dalam menulis esai, penulis harus menyusun dari
pendahuluan, pembahasan, serta kesimpulan.

4. Resensi

Secara umum, resensi merupakan ulasan mengenai kekurangan maupun kelebihan suatu
karya. Karya yang diulas biasanya buku, sementara itu bentuk ulasannya berupa esai atau
artikel.

Biasanya, resensi terdiri dari judul, profil buku, sinopsis, serta ulasan mengenai kekurangan
atau kelebihan. Resensi juga ada jenis-jenisnya mulai dari informatif, deskriptif, hingga kritis.

5. Reportase

Reportase dikenal dengan kegiatan liputan berita yang dilakukan seorang reporter. Isi dari
reportase biasanya memuat fakta dan laporan suatu peristiwa yang sedang terjadi.
Umumnya, reportase juga didukung dengan data, hasil investigasi, serta observasi. Hasil
liputannya dapat disampaikan melalui tayangan berita maupun media cetak dan online.

6. Features

Contoh produk jurnalistik yang satu ini dikenal dengan karya tulisan non-fiksi tapi dibuat
dengan bahasa yang mudah dipahami dan santai. Dalam menulis features biasanya tidak
terlalu mengacu pada aturan 5W + 1H.

Dengan gaya tulisan santai, biasanya features lebih menghibur tidak seperti straight news dan
tidak perlu mengikuti peristiwa yang sedang terjadi. Penulis feature dapat menampilkan
karyanya kapan pun.

7. Iklan

Iklan merupakan suatu informasi yang pastinya dapat kamu temukan ketika menonton
tayangan TV, membuka sosial media, maupun membuka website.

Tujuan dari iklan adalah mempromosikan suatu hal, dari gaya bahasanya pun berbeda karena
tujuannya persuasif. Iklan juga salah satu contoh produk jurnalistik non-berita yang sering
ditemukan.

Perkembangan penulisan iklan semakin bagus karena tak hanya bersifat menjual tapi
mengungkapkan panduan maupun contoh untuk membantu orang.

Kode Etik Jurnalistik yang Harus Kamu Pahami


Profesi jurnalistik memiliki kode etik sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjalankan
pekerjaannya. Ada 4 bab yang harus kamu kenali mengenai kode etik sebagai jurnalistik.

1. Bab I

Kode etik yang pertama berkaitan dengan kepribadian dan integritas yang diatur dalam
undang-undang pasal 1, 2, 3, dan 4. Seorang jurnalis juga harus bijak dalam menyampaikan
berita supaya tidak menyebar fitnah atau memutar balikan fakta.

2. Bab II

Bab II merupakan kode etik dalam memberitakan atau menyatakan pendapat supaya tidak
melanggar hukum. Wartawan atau jurnalis harus mengacu pada prinsip yang adil dan jujur.

3. Bab III

Bab III mengatur sumber berita supaya selalu mencantumkan sumber informasi. Penulis atau
penyiar harus mengutamakan kredibilitas dan kompetensi.

Akhir Kata
Jurnalistik adalah kegiatan yang dapat menghasilkan fakta dan informasi baik itu terkait
peristiwa yang tengah terjadi maupun fakta-fakta dari ahli. Melalui produk jurnalistik,
masyarakat dapat memahami informasi dengan mudah.

Ruang lingkup jurnalistik dibagi menjadi dua, yaitu news dan views. News adalah

penyajian informasi bersifat aktual dan penting. Sementara views adalah opini,

pendapat, atau pandangan para pekerja jurnalistik mengenai sebuah peristiwa atau

masalah. Menurut Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam buku

Jurnalistik Teori dan Praktik (2017), jurnalistik atau jurnalisme berasal dari kata journal,

berarti catatan harian atau catatan tentang kejadian sehari-hari, atau juga bisa berarti

surat kabar. Jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau

pelaporan. Bisa diartikan bahwa jurnalistik merupakan aktivitas pengumpulan,

penyusunan, pelaporan, dan penyebarluasan berita ke masyarakat luas. Ruang lingkup

jurnalistik Ada dua bentuk ruang lingkup jurnalistik, yakni news dan views. Pada

dasarnya, ruang lingkup ini tidak jauh berbeda dengan ruang lingkup pers. Berikut

penjelasan lengkapnya: News Mengutip buku Jurnalistik “Kemahiran Berbahasa

Produktif” (2020) karya Lisa Septia Dewi Br. Ginting, news adalah penyajian kumpulan

informasi atau laporan mengenai suatu peristiwa terbaru (aktual) dan pelaporan fakta

yang aktual, menarik perhatian, dan dinilai penting atau luar biasa. Baca juga:

Jurnalistik Online: Pengertian dan 4 Jenisnya Secara garis besar, news dikelompokkan

menjadi dua, yaitu: Straight news Dalam buku Teknik Menghadapi Media (2021) karya

Handi Andrian, disebutkan bahwa straight news terdiri atas matter of fact news (berita

fakta), interpretative report (laporan pandangan mata), serta reportage (laporan

kejadian). Feature news Terdiri atas human interest features (humaniora), historical

features (sejarah), biographical and personality features (biografi seseorang), dan travel

features (cerita perjalanan). Views Ruang lingkup jurnalistik ini berupa pandangan atau

pendapat para pekerja jurnalistik mengenai permasalahan, kejadian, atau peristiwa.


Secara garis besar, views diklasifikasikan menjadi empat, yakni: Editorial Adalah opini

berisikan pendapat atau sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap

permasalahan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang sedang berkembang di

masyarakat. Baca juga: Jurnalistik: Pengertian dan Karakteristiknya Special articles

Merupakan tulisan lepas yang memuat opini seseorang mengenai masalah tertentu

bersifat aktual dan atau kontroversial. Ditujukan untuk menginformasikan,

memengaruhi, meyakinkan, atau menghibur khalayak. Column Adalah opini singkat

seseorang yang lebih menekankan pada aspek pengamatan dan pemaknaan suatu

persoalan atau keadaan yang terjadi di masyarakat. Feature articles Merupakan tulisan

tentang keadaan, kejadian, seseorang, pemikiran, ideologi, ilmu pengetahuan, atau

lainnya yang dikemukakan sebagai pemberitaan dan atau informasi, dengan

menekankan sisi manusiawi yang memuat nilai hiburan.


Berita menjadi informasi penting yang harus diketahui masyarakat. Agar lebih paham dengan apakah

yang dimaksud dengan berita, kamu bisa baca di sini. Dikutip dari buku 'Dasar-dasar Jurnalistik' karya

A. Fatih Syuhud, berita berbeda dengan artikel dan feature. Adapun berita lebih mengutamakan fakta

dan data aktual serta ditulis tanpa opini penulis. Baca Juga Struktur Teks Eksplanasi, Ciri-ciri dan

Contohnya Lengkap Artikel ditulis berdasarkan data dan fakta diberi analisis dan opini dari si penulis.

Sedangkan, feature merupakan tulisan berdasarkan data dan fakta peristiwa aktual namun materinya

diseleksi lebih menekankan pada human interest. Apakah yang Dimaksud dengan Berita? Pengertian

Berita Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual), laporan

mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. Baca Juga Teks

Deskripsi: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri dan Contohnya Lengkap Adapun, berita dibagi menjadi dua

jenisnya, yakni straight news atau hard news (berita langsung) dan in-depth news (berita mendalam).

Struktur Berita Struktur berita ibarat sebuah piramida terbalik yang terdiri dari beberapa tahapan,

yakni sangat penting, penting, kurang penting, dan tidak penting. Baca Juga Teks Eksplanasi:

Pengertian, Ciri, Struktur, Tujuan dan Contohnya Adapun, contoh struktur berita adalah 1. Judul Berita

2. Dateline (tanggal penulisan berita) 3. Lead berita (alinea pertama berisi yang paling penting) 4.

Body (tubuh) berita

Ciri-ciri teks berita Berikut ciri-ciri teks berita: Teks berita bersifat obyektif. Obyektif maksudnya sesuai

keadaan yang terjadi tanpa ada pengaruh pendapat pribadi. Berdasarkan fakta dan bukan pendapat atau opini
penulis. Judul berita mewakili keseluruhan isi berita Bahasa yang dipakai efektif, mudah dipahami, lengkap, dan

memikat pembaca. Informasi atas suatu peristiwa disampaikan secara urut atau kronologis. Data dalam teks

fakta disajikan lengkap, sesuai konteks, dan dapat dibuktikan kebenarannya oleh semua orang. Dalam beberapa

teks berita, biasanya terdapat kebenaran berlapis. Kebenaran berlapis terjadi ketika fakta yang terjadi menit ini,

belum tentu sama dengan fakta di menit berikutnya. Hal ini sering terjadi pada berita yang masih berkembang,

contohnya seperti data hitung cepat Pilkada, data korban Covid-19, dan sejenisnya. Penyampaian mengenai

waktu, tempat, dan sumber berita harus valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Teks berita memuat unsur

5W+1H (what, where, when, who, why, dan how). Baca juga: Perbedaan Teks Berita dengan Teks Nonberita

Struktur teks berita Terdapat beberapa macam teks berita. Namun semuanya memiliki struktur yang sama, yaitu

orientasi, peristiwa, dan sumber berita. Berikut penjelasan singkatnya: Orientasi Berita Pembuka dari teks berita.

Berisi penjelasan singkat dari inti informasi atau peristiwa yang ditulis. Orientasi menentukan arah pemberitaan.

Pembaca dapat mengetahui kira-kira apa saja yang akan menjadi isi berita. Peristiwa Berisi urutan kejadian atau

peristiwa. Urutan kejadian tersebut dapat disampaikan secara kronologis. Setiap detail peristiwa harus

terverifikasi, agar tidak terjadi misinformasi atau disinformasi. Sumber Berita Sumber berita didapat dari hasil

reportase dan wawancara. Sumber berita antara lain dari hasil percakapan dengan narasumber, para ahli, siaran

pers, data statistik, laporan, surat, atau dokumen resmi. Dalam menulis sumber teks berita kita harus cover both

sides. Maksudnya, kita perlu menuliskan sumber berita dari berbagai sudut pandang agar fakta yang disajikan

semakin jernih.

Pengertian Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara 2 orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Yang tujuan dari wawancara ialah
untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Berikut ini terdapat beberapa pengertian wawancara menurut para ahli,


terdiri atas:

 Menurut Lexy J Moleong (1991:135)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada


metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face)
untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan
data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
 Menurut Sutrisno Hadi (1989:192)

Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan,


pendapat, keyakinan, perasaan, motivations, serta proyeksi seseorang
terhadap masa depannya ; mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk
menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya.

 Menurut Anas Sudijono, 2012

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang


dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

 Menurut Zainal Arifin, 2010

Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung


antara pewawancara (interviewer) atau guru dengan orang yang
diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui perantara,
sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau guru
menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantaan orang lain
atau media. Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya.

Tujuan Wawancara

Menurut Zainal (2010) tujuan wawancara adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan


suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang
tertentu.

Jenis-Jenis Wawancara

Adapun jenis-jenis wawancara yang diantaranya yaitu:

1. Wawancara Berstruktur

Wawancara terpimpin dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau


wawancara sistematis. Bentuk wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan
yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam
pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah
direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman
wawancara.
Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan tanya jawab lisan
dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta
didik, orang tua, atau wali murid dalam rangka menghimpun bahan-bahan
keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya.

2. Wawancara Tidak Berstruktur

Wawancara tidak terpimpin dikenal dengan istilah wawancara sederhana


atau wawancara tidak berstruktur, atau wawancara bebas. Bentuk
pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka.
Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.

Pertanyaan semacam ini tidak memberi struktur jawaban kepada peserta


didik karena jawaban dalam pertanyaan itu bebas. Dalam wawancara tidak
berstruktur, evaluator mengajukan pertanyaan kepada peserta didik atau
orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu.

Tahap-Tahap Wawancara

Adapun tahap-tahap wawancara yang diantaranya yaitu:

1. Tahapan Persiapan Wawancara

 Menentukan maksud atau tujuan wawancara “topik wawancara”.


 Menentukan informasi yang akan dikumpulkan atau didata.
 Memilih instansi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai
narasumber yang dapat memberikan informasi keterangan atau data
yang diperlukan.
 Menghubungi narasumber sebelum wawancara dilaksanakan
sekaligus merundingkan dengan mereka hal-hal yang berkaitan
dengan teknik pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu,
tempat dan sebagainya.
 Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
wawancara.

2. Tahapan Pelaksanaan Wawancara

a) Tahap pembukaan

1. Pewawancara memperkenalkan diri sekligus mengemukakan maksud


dan tujuan wawancara.
2. Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturan dan kesopanan baik
dalam penampilan maupun penggunaan bahasa.
3. Pewawancara hendaknya berpenampilan rapi, bersih dan enak
dipandang.
4. Pewawancara hendaknya menggunakan tutur kata yang sopan dan
tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
5. Supaya proses tanya jawab berlangsung dengan baik akan lebih baik
apabila pewawancara mengenal lebih jauh mengenai identitas atau
keterangan-keterangan yang berkenaan dengan pribadi narasumber.
6. Pewawancara sebaiknya mengenal informasi pribadi yang dimiliki
oleh narasumber dengan baik, mulai dari nama, keahlian sampai pada
pekerjaan atau jabatannya.

b) Tahap inti

 Ajukanlah pertenyaan secara sistematis.


 Kemukakan pertanyaan itu secara jelas dan singkat.
 Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu.
 Pertanyaan-pertanyaan disampaikan dengan ramah sehingga dapat
menciptakan suasana akrab dengan orang yang diwawancarai.
 Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya
bersikap sebagai pihak yang netral, artinya ia tidak memihak pada
suatu konflik pendapat, peristiwa ataupun konflik-konflik lainnya yang
mungkin dikemukakan narasumber.
 Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian
ataupun emosi-emosi narasumber.
 Pewawancara juga harus mempunyai kesiapan dan teknik-teknik
khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi
misalnya jawaban yang dikemukakan narasumber dan sebagainya.
 Pewawancara hendaknya memiliki kemampuan medengar yang
akurat, catatlah data penting yang dikemukakan oleh orang yang
diwawancarai, apabila perekaman data menggunaklan tape recorder,
hendaknya berdasarkan persetujuan narasumber terlebih dahulu.
Namun demikian walaupun sudah menggunakan tape recorder
sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan yang cukup
berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber.
Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu
pewawancara agar dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya
dan membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting
dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisnya.

c) Tahap penutup

1. Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan


menyenangkan, pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima
kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat
bertemu lagi pada kesempatan lain.
2. Tetaplah pelihara hubungan baik dengan narasumber.
3. Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan sebaiknya
narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-
pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat meghindari
kesalahpahaman di samping memberikan kesempatan kepada
narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari
yang telah dikatakannya.

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Wawancara mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan


wawancara antara lain :

1. Kelebihan Wawancara

Terdiri atas:

 Dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga


informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya
 Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
 Pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal
 Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang
memerlukan waktu yang panjang.
 Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas
masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
 Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.

2. Kelemahan Wawancara

Adapun kelemahan wawancara antara lain sebagai berikut :

1. Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara


banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
2. Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah,
sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
3. Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
4. Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari
interviewer.
5. Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi
hasil wawancara.
6. Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil
wawancara.
7. Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang
diwawacarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang mungkin terdapat dalam
wawancara, adapun upaya-upaya untuk mengatasinya adalah :

 Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh


keadaan lingkungan yang kurang baik.
 Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien
mengerti dan faham.
 Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.

Pedoman Wawancara

Menyusun pedoman wawancara dapat mengikuti langkah-langkah sebagai


berikut:

1. Merumuskan tujuan wawancara.


2. Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
3. Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk
pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan kata-kata
yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik
bersifat defensive.
4. Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan
pertanyaan yang disusun agar dapat diperbaiki lagi.
5. Melaksnakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara


Bentuk
No. Masalah Tujuan Pertanyaan
Pertanyaan

Format Pedoman Wawancara


Aspek-aspek yang Ringkasan
No. Ket.
diwawancara Jawaban

2
3

Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum


Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Hubungan baik antara pewawancara dengan orang yang


diwawancarai perlu dipupuk dan dibina sehingga akan tampak
hubungan yang akrab dan harmonis.
2. Dalam wawancara jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang
bersahabat, bebas, ramah, terbuka, dan adaptasikan diri
dengannya.
3. Perlakukan responden itu sebagai sebagai sesama manusia
secara jujur.
4. Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga
pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara netral.
5. Pertanyaan hendaknya jelas, tepat dengan bahasa yang
sederhana.

Hal-Hal Mempengaruhi Hasil Wawancara


Berikut ini terdapat beberapa hal-hal mempengaruhi hasil
wawancara, terdiri atas:

 Pewawancara
Seorang pewawancara yang baik harus memenuhi persyaratan,
seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan
rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan pertanyaan.
Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang,
merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban,
dan mencatat semua hasil wawancara tersebut. Bila persyaratan
wawancara terpenuhi hasil wawancara akan bermutu.
 Informan
Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu
jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat
menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia
menjawabnya dengan baik. Seorang pewawancara harus bisa
mengarahkan responden dan sabar menghadapinya.

 Topik Penelitian
Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat mempengaruhi
kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden untuk
menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu
dan apakah topik tersebut sensitif atau tidak.

 Situasi wawancara
Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor
waktu, tempat, ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat
pada umumnya.

Contoh Wawancara
Berikut ini terdapat beberapa contoh wawancara terdiri atas:

1. Contoh dari wawancara berstruktur


Pilihan
Jawaban

No Pertanyaan Tida
Ya
k

Apakah bagi anda mata pelajaran


1
matematika menyenangkan ?

Apakah anda memiliki


2
buku pelajaran matematika ?

Apakah anda pasif saat


3 pembelajaran mata pelajaran
matematika sedang berlangsung ?
Apakah pada saat ujian mata pelajaran
4 matematika adalah pelajaran yang tersulit
?

2. Contoh dari wawancara tidak berstruktur


Daftar pertanyaan :

1. Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ?


2. Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi ?
3. Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan untuk
meningkatkan hasil panen bapak ?

Wawancara :

Siswa : Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ? Petani : Hasil
panen tahun ini cukup baik.

Siswa : Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi?


Petani : Bisa, hasil panen bisa ditingkatkan lagi.

Siswa : Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan


untuk meningkatkan hasil panen bapak ?

Petani : Untuk meningkatkan hasil panen dapat dilakukan dengan


cara pemberian pupuk yang berkualitas, memberantas hama, serta
pengairan yang cukup.
 Produksi siaran merupakan salah satu bagian dari organisasi penyiaran yang bertugas

mengangani produksi mata acara atau program acara.1 Produser membawahi bendahara yang

mengatur keuangan untuk membayar semua kebutuhan kebutuhan produksi. Lalu skertaris

untuk mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan surat, kontrak, dan perijinan.

 Kegiatan produksi program acara merupakan bagian terpadu sebuah lembaga penyiaran

profesional seperti stasiun TV. Sedangkan produksi yang baik itu ditentukan oleh kreativitas

kerabat kerja secara terpadu tentunya dengan dedikasi yang penuh dari produser, sutradara,

penulis skenario, teknisi, dan pemain agar menghasilkan produk/program yang baik.

Siapa saja yang terlibat dalam produksi siaran?

 Setiap orang yang berada didalam bagian produksi siaran mempunyai peran masing-masing.

Terdapat manajer produksi atau manajer siaran, program directoratau penata program, produser,

script writeratau penulis naskah, DJ atau penyiar, reporter dan operator siar atau rekam.
Apa itu produksi siaran radio?

 Suatu produksi siaran radio adalah hasil kerjasama antara penyiar dan operator, dan kerja sama

ini menentukan baik tidaknya suatu produksi siaran. Produksi siaran yang keluar dari main

amplifiertadi dapat didengar dengan keras oleh siapa saja di ruangan dalam kompleks studio.

Akan tetapi, belum bisa dinikmati oleh pendengar di rumah.

Apa itu praproduksi siaran program berita radio?

 Praproduksi siaran program berita radio diantaranya adalah mencari topik-topik yang ingin

diangkat saat on air nanti dengan melakukan rapat setiap hari untuk membahas secara umum

topik-topik apa saja yang akan dibahas dan informasi apa saja yang ingin di sampaikan selama

sepekan yang dilakukan tim produksi program radio.

 Profesi Penyiar bertugas menyampaikan informasi kepada para pendengarnya, selain itu penyiar

juga berfungsi sebagai penghibur dan teman beraktivitas. Jika dijabarkan lebih lanjut, penyiar

radio berfungsi sebagai seorang komunikator yang bertugas memberikan pelayanan kepada

masyarakat (public service) dengan menyampaikan informasi-informasi update yang valid, dan

menarik. Seorang penyiar juga wajib memiliki wawasan yang luas termasuk diantaranya

pemahaman musik, edufriends.

 Dengan begitu banyak media yang digunakan untuk menyampaikan sebuah berita saat ini,

mulai dari media cetak maupun elektronik yang salah satunya adalah radio. Meskipun

umumnya masyarakat lebih memilih mencari informasi melalui sosial media, namun radio

masih tetap eksis di tengah pendengar setianya. Hal ini dikarenakan Radio memiliki efek

kedekatan personal dengan paraa pendengar. Kedekatan itulah yang menjadi kekuatan besar

radio dibandingkan media lainnya.

 Sebagai sebuah profesi yang berbasis pada komunikasi lisan, penyiar radio memiliki keterkaitan

dengan beberapa profesi lainnya, seperti penyiar berita, news anchor,

newscaster, dan reporter. Secara umum, keahlian utama yang dibutuhkan untuk menjadi

penyiar radio adalah kemampuan berbahasa secara lisan lantaran tugasnya untuk

menyampaikan informasi yang dimilikinya kepada pendengar melalui medium suara. Namun,

keahlian berbicara bukanlah satu-satunya keahlian yang harus dikuasai seorang penyiar radio.

Seorang penyiar radio harus memiliki keahlian menulis yang baik guna menyusun dan

merangkai informasi agar efektif juga tepat guna. Tanpa keahlian menulis yang baik,
penyusunan dan perangkaian informasi tidak akan terbentuk dengan baik; dan penyampaiannya

tidak akan baik pula.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYIAR

 Membawakan acara baik melalui media audio seperti radio, audiovisual seperti televisi,

dan juga secara langsung

 Menulis script atau outline, melakukan analisis, dan melaporkan suatu peristiwa kepada

khalayak melalui radio ataupun televisi

 Melakukan wawancara kepada narasumber guna mendapatkan informasi-informasi yang

dibutuhkan

 Memberikan informasi-informasi terkini kepada para pendengar

 Menyampaikan iklan baik komersial maupun non-komersial

 Memutar lagu melalui playlist yang telah diciptakan sebelumnya

 Meng-eksplor topik-topik yang sedang hangat beredar atau dibicarakan

 Menyiapkan konten program yang menarik, dan menyenangkan hati, edufriends

KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN PENYIAR

 Artikulasi Berbicara, Seorang penyiar radio adalah dia yang 100% menjual suara. Oleh

karenanya artikulasi dari berbagai ucapan seorang penyiar haruslah jelas dan dapat diterima

oleh pendengar

 Seorang penyiar haruslah orang yang memiliki pengetahuan yang luas, haus akan

pengetahuan dan hal-hal baru serta up date dalam berbagai hak terbaru yang sedang

kekinian

 Seorang penyiar radio juga harus memiliki keahlian menulis yang baik guna menyusun

dan merangkai informasi agar efektif juga tepat guna

 Cinta Musik, Dunia penyiaran radio tentu tidak bisa terlepas dari musik, oleh karenanya

kamu harus memiliki kecintaan terhadap musik serta memiliki pengetauan yang baik soal

musik.

 Spontanitas yang baik, Seorang penyiar harus memiliki spontanitas yang baik.

Mengingat terkadang ada berbagai hal yang tidak tertulis di skrip atau tidak sesuai dengan

rencana

Personaliti Penyiar
KEPRIBADIAN PENYIAR

 Memiliki kepekaan terhadap berbagai situasi, sebab seorang penyiar harus mampu

membawa suasana siaranya agar mampu menyentuh hati para pendengar

 Kreatif, Kemampuan berimajinasi dan menciptakan ide-ide orisinil terutama terkait

pekerjaan yang bersifat artistik

 Sense of humor, Seorang penyiar harus memiliki selera humor yang baik. Hal ini

berguna untuk membawa pembicaraan kearah yang lebih akrab dan menyenangkan. Sense

of humor menjadi nilai plus bagi seorang penyiar radio mengingat tidak semua orang

memilikinya

 Konsentrasi penuh selama siaran menjadi hal yang mutlak dilakukan. Seorang penyiar

tidak boleh kehilangan konsentrasi dan melakukan kesalahan yang dapat mengacaukan

kegiatan siarannya

 Kemampuan Persuasi, Membujuk orang lain untuk mengubah pikiran dan perilaku

mereka

Dikutip dari Hive Studio, pengertian dari animasi sejatinya adalah perubahan cepat dari

gambar yang berurutan untuk menciptakan suatu ilusi gerakan.

Secara lebih sederhana, Bloop Animation menjelaskan bahwa pengertian dari animasi

adalah seni menghidupkan ilustrasi sebuah benda mati atau karakter.

Definisi tersebut sejalan dengan asal kata animasi. Pasalnya, kata ‘animate’ berasal dari

bahasa Latin ‘animare’ yang berarti menghidupkan atau mengisi dengan napas.

Animasi dibuat dengan mengurutkan kumpulan gambar, kemudian ditampilkan satu per

satu dengan cepat. Gambar pun akan terlihat hidup dan bergerak.

Faktanya, mata manusia hanya dapat menyimpan satu gambar selama 1/16 detik, seperti

ditulis Studio Binder.

Maka, ketika beberapa gambar muncul secara berurutan dengan cepat, otak akan

menggabungkannya menjadi suatu gambar yang bergerak.


Untuk menciptakan kesan gerakan yang halus, setiap animator harus

mempertimbangkan frame rate atau jumlah gambar berurutan yang ditampilkan setiap

detik.

Dalam film, umumnya frekuensi gambar animasi adalah 24 fps (frame per

second) sehingga gerakannya terlihat sangat halus.

Selain digunakan dalam film, belakangan animasi juga banyak dimanfaatkan untuk

keperluan bisnis, seperti UI/UX dan periklanan.

Tipe-Tipe Animasi
1. Animasi tradisional

Animasi tradisional adalah tipe animasi yang paling tua.

Pada awal munculnya animasi tradisional, animator menggambar di atas meja dengan

lampu yang menerangi kertas tersebut.

Dengan begitu, animator bisa melihat gambar-gambar yang telah mereka buat sebelumnya.

Kemudian, animasi tradisional mulai berkembang. Animator menggambar objek di atas

kerja transparan seluloid. Oleh karena itu, animasi tradisional sering juga disebut

sebagai cel animation atau animasi sel.

Animator harus menggambar setiap frame satu per satu untuk menghasilkan urutan

animasi.

Umumnya animasi tradisional dibuat dalam bentuk 2D.

Contoh: Pinocchio (1940), Tarzan (1999), The Little Mermaid (1989)

2. Animasi 2D

Seperti yang telah Glints sebutkan pada poin sebelumnya, animasi tradisional umumnya

dibuat dalam bentuk 2D. Namun, animasi 2D tidak terbatas pada animasi tradisional saja.
Animasi 2D bisa juga dibuat dengan gambar vektor. Dengan gambar vektor, animasi jadi

lebih mudah dikontrol daripada jika berbasis piksel.

Animasi berbasis vektor menggunakan perhitungan matematika untuk mengubah ukuran

gambar sehingga gerakannya lancar, seperti ditulis Studio Binder.

Menariknya, animator bisa menggunakan karakter yang sama tanpa perlu membuatnya lagi

dalam frame yang baru.

Contoh: Tom and Jerry, SpongeBob SquarePants, Scooby Doo

3. Animasi 3D

Animasi 3D adalah tipe animasi yang paling banyak digunakan saat ini.

Dengan bantuan software animasi 3D, animator bisa menggerakkan bagian tubuh dan

mengatur posisi karakter.

Meskipun terkesan lebih mudah, nyatanya proses tersebut tetap harus dilakukan per frame.

Jika kamu tertarik untuk terjun ke dunia animasi 3D, kamu perlu mempelajari cara

membuat karakter secara digital, memperhatikan setiap detail, dan membangun kerangka

karakter agar dapat dipindahkan dan digerakkan, seperti ditulis New York Film Academy.

Contoh: Kung Fu Panda (2008), Up (2009), How To Train Your Dragon (2010)

4. Motion graphic

Banyak orang menganggap bahwa motion graphic sama dengan animasi. Padahal, motion

graphic merupakan bagian dari animasi.

Motion graphic adalah potongan grafis digital yang digabungkan untuk menghasilkan ilusi

gerakan. Tipe animasi yang satu ini menggabungkan unsur animasi dengan desain grafis.

Biasanya, motion graphic banyak digunakan untuk iklan, tampilan judul film, dan credits.
Adapun motion graphic kerap digabungkan dengan teks dan voice over.

5. Stop motion

Tipe animasi yang terakhir adalah stop motion. Dibandingkan tipe animasi lainnya, stop

motion memang masih kalah populer.

Namun, Disney dan Pixar juga kerap membuat film animasi dengan metode yang satu ini.

Dikutip dari Dragonframe, stop motion adalah animasi yang diambil satu frame pada satu

waktu. Objek akan dipindahkan dari satu frame ke frame berikutnya.

Pergerakan objek tersebut akan menghasilkan ilusi gerakan objek.

Sekilas, cara kerja stop motion memang tidak jauh berbeda dengan animasi tradisional

atau flipbook.

Contoh: The Nightmare Before Christmas (1993), Wallace and Gromit (2005), Shaun The

Sheep Movie (2015)

Baca Juga: 5 Rekomendasi Sekolah Animasi di Indonesia

Animasi dalam Bisnis


1. Video penjelasan

Banyak perusahaan ingin menjelaskan instruksi atau langkah penggunaan produk dan

jasanya. Namun, informasi tersebut sering dianggap membosankan oleh audiens.

Nah, kamu bisa memanfaatkan animasi untuk membuat video penjelasan.

Masukkan poin-poin penting dari produk atau jasa yang kamu tawarkan. Kemudian,

masukkan sentuhan animasi dan storytelling di dalamnya.

Niscaya, videomu akan menarik dan mudah dimengerti oleh audiensmu.


2. Loading pages

Ketika membuka sebuah website, kita sering dihadapkan dengan waktu loading yang lama.

Hal ini juga bisa terjadi pada audiens dan website-mu.

Tidak ada audiens yang suka menatap layar kosong. Oleh karena itu, animasi adalah solusi

yang tepat. Gunakan animasi untuk membuat loading pages yang menarik.

Dengan loading pages tersebut, audiens bisa menunggu sembari melihat animasi yang

memanjakan mata mereka.

Tak hanya itu, kamu juga bisa memasukkan berbagai unsur brand-mu di dalamnya.

3. Transisi

Tampilan yang statis dalam sebuah aplikasi atau website tentu saja membosankan.

Maka, kamu bisa menambahkan animasi sebagai transisi dalam berbagai keperluanmu,

seperti fades, wipes, dan swipes.

Hal-hal tersebut terkesan sederhana. Namun, transisi bisa memberikan efek yang menarik

pada aplikasi atau website-mu.

4. Iklan

Pernah melihat billboard digital di sepanjang jalan? Nah, biasanya perusahaan juga

memanfaatkan animasi dalam billboard tersebut.

Billboard dengan gambar tak bergerak adalah hal yang biasa.

Namun, kamu bisa menarik perhatian pengendara dengan animasi di billboard-mu. Sambil

menghadapi kemacetan, mereka akan tertarik untuk melirik dan memahami pesanmu di

dalam billboard tersebut.

5. Logo

Bentuk animasi dalam bisnis berikutnya adalah logo.


Banyak profesional mengatakan bahwa mengubah logo perusahaan adalah hal yang vital

dan harus dilakukan dengan hati-hati.

Namun, menambahkan animasi pada logo adalah pengecualian, seperti ditulis 99designs.

Kamu bisa memasukkan logo dengan animasi di website, iklan, atau video promosi lainnya.

Jadi, audiens akan terkesima dengan logomu.

Fungsi Animasi
Tak bisa dimungkiri bahwa animasi adalah tampilan visual yang memiliki sejumlah

manfaat menarik untuk keperluan bisnis.

Namun, di luar hal itu, ilustrasi gambar bergerak ini juga menawarkan berbagai fungsi

lainnya yang tak kalah menarik.

Bahkan, fungsi-fungsinya dapat diterapkan dalam berbagai sektor bidang,

seperti entertainment, edukasi, hingga marketing.

Nah, berikut adalah pemaparan mengenai fungsi dan manfaat yang ditawarkan oleh gambar

animasi.

1. Hiburan

Fungsi utama dari seni animasi yang sering kita lihat adalah untuk keperluan hiburan.

Dalam arti, animasi dapat diterapkan untuk memberikan kesenangan pada pembuat atau

penontonnya.

Umumnya, untuk keperluan hiburan, animasi akan ditampilkan pada film dan seri-seri

tertentu.

Membuatnya pun tak bisa sembarangan. Pembuat harus mengeluarkan ide-ide terbaiknya

bersamaan dengan sejumlah modal yang tak sedikit.


2. Advertisement

Fungsi dari animasi berikutnya adalah untuk diterapkan pada berbagai advertisement atau

keperluan periklanan.

Menurut Hive Studio, animasi memainkan peran yang besar dalam dunia periklanan TV.

Banyak perusahaan besar menggunakannya dalam beberapa cara untuk menarik perhatian

penonton.

Animasi juga kini sudah digunakan untuk berbagai iklan di intenet. Banyak perusahaan

yang menggunakannya agar tampilan iklan mereka terkesan modern dan tak membosankan.

3. Presentasi

Ya, animasi sekarang sering dimanfaatkan oleh banyak pekerja dalam tampilan presentasi

mereka.

Umumnya, ia digunakan untuk melengkapi atau memperindah presentasi yang sudah

dirancang, baik dalam bentuk Powerpoint atau aplikasi lain.

Selain itu, animasi juga dimanfaatkan dalam presentasi untuk menghilangkan kekakuan dan

membuat tampilan slide lebih menarik.

4. Edukasi dan tutorial

Terakhir, animasi adalah salah satu sarana terbaik untuk keperluan edukasi dan tutorial.

Hal ini berlaku karena ia dianggap lebih efektif daripada materi yang hadir dalam bentuk

teks saja.

Penjelasannya pun menjadi lebih baik. Sebab, setiap langkah dan detail dalam materi dapat

dipaparkan dengan rapi dan teratur.

Contoh penggunannya adalah pada instansi pendidikan, hingga tutorial pengguna produk

yang biasa disediakan perusahaan pada situsnya.


Baca Juga: Tertarik dengan Desain? Intip 6 Cara Menjadi Desainer Grafis Freelance di
Sini

Demikian penjelasan Glints tentang pengertian animasi, mulai dari definisi, hingga fungsi-

fungsinya.

Kesimpulannya, animasi adalah perubahan cepat dari gambar yang berurutan untuk

menciptakan suatu ilusi gerakan.

Saat ini, ia menjadi salah satu bidang yang banyak dicari perusahaan. Maka dari itu, apa

bila ingin terjun ke dunia desain, menguasai teknik pembuatan animasi bisa menjadi

keunggulan bagimu.

Nah, selain pemaparan di atas, dapatkan informasi serupa yang tak kalah penting pada kanal

Graphic Design Glints Blog.

Pengertian Desain Komunikasi Visual

Apa itu Desain Komunikasi Visual? DKV adalah salah satu cabang ilmu desain yang

mempelajari konsep komunikasi melalui berbagai media yang dapat berupa

gambar, tatanan huruf, video, media interaktif, dan media visual lainnya agar

gagasan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, lebih menarik, atau sesuai

dengan kebutuhan lainnya ketika diterima oleh penerima pesan.

Pernyataan diatas, sejalan dengan pendapat Kusrianto (2007, hlm. 2) yang

berpendapat bahwa DKV adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari

konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk

menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-

elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta
komposisi warna dan layout (tata letak/perwajahan). Dengan demikian gagasan

bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.

Sejarah Desain Komunikasi Visual

Sebelum dikenal dengan sebutan Desain Komunikasi Visual (DKV), bidang ini

disebut sebagai desain grafis. Namun, seiring perkembangan zaman, jangkauan

istilah desain grafis yang hanya berorientasi pada gambar dianggap semakin

kurang relevan, menimbang semakin beragamnya media yang digunakan pada

bidangnya, seperti billboard video, website, media interaktif, dll.

Istilah DKV muncul ketika desain grafis semakin intensif bersentuhan dengan

teknologi digital. Perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi

tumbuhnya kebutuhan desain baru yang tidak hanya diaplikasikan pada media

cetak atau statis. Melainkan merambah juga pada media informasi dan media

interaktif digital yang membutuhkan keterampilan di bidang komunikasi visual

secara umum.

Desain grafis tidak hanya menyangkut unsur-unsur grafis lagi, sehingga Supriyono

(2010, hlm. 9) berpendapat bahwa Istilah Desain Komunikasi Visual dianggap lebih

dapat menampung perkembangan desain grafis yang semakin luas. Desain

komunikasi (communication design) merupakan subdisiplin dari desain yang

menitikberatkan pada penyampaian informasi kepada publik melalui media

apapun, bukan hanya media cetak.


DKV adalah saga dari desain grafis yang telah menempuh perjalanan panjang dari

sekitar tahun 1400-an, ketika seorang ilmuan Jerman menemukan mesin cetak.

Supriyono (2010) mengungkapkan bahwa cikal bakal desain grafis tidak bisa

dilepaskan dari peran Johannes Guttenberg (1400-1468), seorang ilmuwan Jerman

penemu mesin cetak.

Guttenberg disebut sebagai Bapak desain grafis, yang berarti ia adalah Bapak

desain komunikasi visual juga. Sudah jelas mengapa ia yang disandangkan gelar ini.

Mesin cetak menciptakan kebutuhan disiplin ilmu baru untuk mengasah

kemampuan menciptakan desain grafis.

Baca juga: Pengertian Desain Grafis dilengkapi Pendapat Ahli

Kini, desain grafis menjadi salah satu sub-disiplin ilmu DKV yang secara spesifik

fokus mempelajari desain komunikasi yang bermediakan gambar ilustrasi, atau

karya dua dimensi statis lainnya. Selanjutnya, karena DKV adalah istilah yang lebih

umum dan dapat menampung banyak sub-bidang, kita harus mengetahui seberapa

luas cakupan atau ruang lingkup dari desain komunikasi visual.

Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual

Apa saja yang dipelajari dan dilakukan oleh seorang desainer komunikasi visual

ketika sudah turun ke industri kerja? Desainer komunikasi visual kebanyakan

bekerja berdasarkan kebutuhan yang diarahkan oleh klien, sehingga ia tidak bisa

semaunya sendiri saat menentukan ukuran, media, warna, teknik dan material.
Produk atau karya DKV dapat kita jumpai di mana-mana dalam keseharian kita,

seperti iklan (media massa cetak atau elektronik), internet, poster, signboard,

katalog, brosur, kartu nama, kemasan, baliho hingga animasi dan lain-lain. Berikut

adalah beberapa ruang lingkup DKV.

1. Desain Periklanan (Advertising); Disini komunikasi visual persuasif yang harus

diaplikasikan.

2. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Logo, kop surat, brand book,

hingga ke background sosial media dan identity kit

3. Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics); marka lingkungan

eksterior dan interior berada dimana-mana, baik itu di mall, universitas,

rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.

4. Desain Multimedia; digunakan di perusahaan percetakan seperti pembuatan

banner, backdrop, stiker, hingga megatron (billboard video), dsb.

5. Desain Grafis Industri; Kemasan produk.

6. Desain Grafis Media; buku, surat kabar, majalah, dll. Biasanya hal ini dilakukan

di pekerjaan penerbitan ataupun redaksional.

7. Cerita Bergambar (komik); Sarana statis yang dapat memberikan narasi lebih

ringan dan mudah di ikuti ketimbang media cetak lain.

8. Fotografi; Industri yang besar dan banyak memiliki keterkaitan dengan

bidang desain lain.

9. Videography; Gambar bergerak lengkap dengan audio banyak dibutuhkan

dalam semua industri hari ini.

10.Ilustrasi; Sebagai konteks tambahan dan pelengkap suatu informasi.


11.Animasi; Salah satu media terkomplit sebagai sarana komunikasi visual,

membutuhkan dedikasi yang tinggi dan kerjasama tim dari berbagai disiplin

ilmu untuk mewujudkannya.

12.Media Interaktif; Website, Aplikasi Mobile, Video Game. Kerjasama yang

dibutuhkan jauh lebih kompleks lagi.

Cabang Ilmu DKV

Karena banyaknya ruang lingkup yang harus dijamah oleh Desain Komunikasi

Visual, maka konsentrasi yang lebih mengerucut juga diperlukan. Pembagian-

pembagian konsentrasi DKV biasanya terdiri dari.

1. Desain Grafis

2. Desain Multimedia

3. Fotografi

4. Videography / Perfilman

5. Desain Permainan (Game Design)

Fungsi dan Tujuan Desain Komunikasi Visual (DKV)

Dalam perkembangannya selama beberapa abad, menurut Cenadi (1999, hlm. 4)

desain komunikasi visual memiliki tiga fungsi dasar, yakni sebagai berikut.
1. Sarana Identifikasi

Identitas perusahaan dapat mengungkapkan pesan dan gagasan perusahaan

tersebut. Begitu juga dengan produknya, harus memiliki identitas yang

mencerminkan nilai jual dan kualitas produk tersebut. Sehingga produk itu mudah

dikenali dan baik citranya yang akan berdampak pada angka penjualan. Konsumen

akan lebih memilih membeli air mineral dengan menyebutkan merek A daripada

hanya mengatakan membeli air mineral saja, jika identitas produk terbentuk

dengan baik.

2. Sarana Informasi dan Instruksi

Sarana informasi dan instruksi meliputi: Peta, diagram, simbol, infografis, dan

penunjuk arah. Pesan akan dianggap berguna jika disampaikan kepada komunikan

yang tepat dan pada kondisi yang tepat, juga dalam bentuk yang mudah dipahami.

Kemudian, dipresentasikan secara logis dan konsisten. Contohnya, seperti tanda

dan rambu lalu lintas, simbol telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain yang

bersifat informatif dan komunikatif, dan mudah dibaca oleh orang dari berbagai

latar belakang berbeda. Sehingga, komunikasi visual ini haruslah bersifat universal.

3. Sarana Presentasi dan Promosi

Tujuan sarana presentasi dan promosi dapat kita lihat ketika para pengusaha yang

menyebarkan pamflet atau poster sebagai promosi untuk memberitahukan

informasi bahwa terdapat produk yang dapa digunakan oleh konsumen. Singkat,
jelas, dan padat akan mudah diingat oleh pembaca. Umumnya, untuk mencapai

tujuan tersebut, maka pesan yang disampaikan harus bersifat persuasif dan

menarik.

Lalu bagaimana caranya untuk merancang desain komunikasi visual yang sesuai

dengan fungsinya tersebut? Tentunya dengan menerapkan berbagai teori dan

modul praktik yang dipelajari di bidang studi DKV.

Apa yang dipelajari di bidang studi DKV?

Ilmu-ilmu desain, seni rupa, ilmu komunikasi, manajemen penciptaan kreatif, dan

praktik-praktik teknis keprofesian lainnya dari bidang desain komunikasi visual.

Beberapa dasar-dasar DKV yang akan dipelajari adalah: Nirmana 2d (terkadang

disebut: rupa dasar 2d), nirmana 3d, proses komunikasi, penggunaan aplikasi

pengolah grafis, dsb.

Salah satu dasar yang akan dipelajari terlebih dahulu adalah mengenal berbagai

elemen terkecil yang membentuk suatu karya desain komunikasi visual. Unsur-

unsur tersebut akan dipelajari pada Nirmana atau Rupa Dasar. Selain itu berbagai

kemampuan teknis seperti menggambar model, menggambar ilustrasi, dsb

biasanya teteap mengisi semester awal pada bidang studi DKV.


Unsur Unsur DKV

Pada dasarnya, unsur dan prinsip DKV akan tetap mengacu pada unsur dan prinsip

seni rupa/desain. Hal ini terntunya karena pada intinya, DKV merupakan salah satu

cabang ilmu seni rupa. Bahkan pada mulanya, DKV hanyalah salah satu mata kuliah

pada prodi seni rupa dan desain. Namun demikian, terdapat beberapa unsur unik

yang dimiliki desain komunikasi visual. Beberapa elemen tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Layout;

adalah struktur pengaturan yang mengayomi suatu tampilan informasi,

seperti pada buku, majalah, website dan media lainnya. Smith (1985) dalam

Sutopo (2002: 174) mengatakan bahwa proses membuat layout berarti

merangkaikan unsur rupa menjadi susunan yang baik, sehingga tujuan yang

diinginkan dapat tercapai.

2. Tipografi;

tatanan huruf yang dirancang agar proses komunikasi dalam bentuk teks

tersampaikan dengan baik melalui keterbacaan yang baik dan estetika yang

apik. Seperti yang diungkapkan oleh Frank Jefkins (1997, hlm. 248) Tipografi

yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, desain huruf

tertentu dapat menciptakan gaya dan karakteristik yang sesuai untuk subjek

iklan.

3. Ilustrasi;

Ilustrasi dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan
atau gambar, dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi (Wirya,

1999: 32). Terkadang ahli lain memecah unsur ini menjadi: 1. Ilustrasi, 2.

Fotografi.

4. Simbolisme;

berarti menyatakan sesuatu secara tidak langsung melalui suatu hal lain yang

dapat mewakilinya. Contohnya: Logo perusahaan yang berbentuk grafis atau

lambang negara. Ilmu mengenai simbol disebut sebagai semiotika.

5. Warna;

merupakan elemen penting yang berdampak besar pada suatu desain.

Pemilihan warna yang harmonis akan menghasilkan kesan tertentu dan

tampak indah.

6. Suara;

Suara adalah elemen pendukung yang dapat digunakan untuk lebih

menghidupkan suasana, terutama pada gambar bergerak dan media

interaktif. Musik juga merupakan salah satu media yang selalu digunakan

dalam suatu desain interaktif.

Pengertian Videografi

Deskripsi: Pengertian videografi, sejarah, dan tekniknya.

Kemajuan teknologi membuat seni videografi semakin maju dan profesional. Videografi sudah

mempunyai berbagai macam jenis dan format. Jenis videografi yang populer saat ini adalah digital dan

analog.
Videografi yang profesional tidak luput dari peran fotografer yang mempunyai keahlian dan

kemampuan dalam pengambilan gambar. Videografi dapat dibuat oleh siapapun. Baik yang sudah

pengalaman ataupun bagi para pemula.

Untuk lebih memahami dunia videografi, hal utama yang harus dilakukan adalah

mengetahui pengertian videografi, sejarah perkembanganya serta teknik pengambil gambar yang tepat

dan sesuai.

Pengertian Videografi

Videografi merupakan media yang digunakan untuk merekam kejadian menjadi satu gambar dalam

bentuk suara atau video.

Untuk membuat videografi yang berkualitas, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam

mengenai teknik pengambilan gambar, karena hasil videografi dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi, kejadian yang direkam dapat diedit sesuai kebutuhan. Video tersebut dapat

ditambahkan berbagai efek dan filter yang mendalam, tambahan suara, teks dan sebagainya.

Editing dapat dilakukan menggunakan aplikasi khusus yang banyak tersedia saat ini. Setelah

pengeditan selesai video dapat dibagikan sebagai konten Youtube atau kebutuhan lainnya.

Saat ini kebutuhan akan pembuatan videografi semakin meningkat. Videografi bukan hanya digunakan

dalam industri hiburan saja, namun berbagai pekerjaan dapat dikemas menjadi video yang menarik.

Salah satunya videografi mengenai pemasaran, promosi, tutorial, travelling, dan masih banyak lagi.

Tujuan videografi adalah untuk membuat video yang menarik. Semua orang dapat membuat videografi

sesuai kebutuhan masing-masing.

Videografi dapat digunakan untuk instansi, perusahaan, organisasi, maupun individu.

Seni videografi mengalami perkembangan seiring kemajuan zaman. Diawali dengan ditemukanya

kamera fotografi dan film siluloid pada abad ke 16.


Penemuan ini dari kotak kayu, pada bagian kotak tersebut terdapat lensa obsscure. Lensa tersebut

menjadi lubang kecil yang berada di tengah kotak atau sebagai center.

Dari film siluloid ditemukan ilusi gambar tetap. Ilusi tersebut dihasilkan bukan dari gerakan. Sehingga

membuat videografi semakin berkembang dengan munculnya motion picture oleh Thomas Alva

Edison. Beliau juga menciptakan kinetiscope yang dikembangkan oleh Lumiere.

Perkembangan terus dilakukan, hingga akhirnya Thomas Alva Edison bersama Lumiere berhasil

menemukan videografi dengan menggabungkan kamera dan proyektor menjadi satu kesatuan untuk

memproduksi film.

Seiring berkembangnya videografi, muncul telekomunikasi. Telekomunikasi mulai berkembang dari

bentuk telegram pada tahun 1844.

Selanjutnya pada tahun 1876, ditemukan telepon sebagai alat komunikasi. Tahun 1880 ditemukan

gelombang elektromagnetik dan 4 tahun setelahnya ditemukan TV mekanik.

Awal dari munculnya film bioskop pada tahun 1894 yang pada saat itu disaksikan secara bersama-

sama. Pada tahun 1895 mulai muncul pesan yang disampaikan melalui radio.

Hingga akhirnya berhasil muncul siaran radio. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,

pada tahun 1941 muncul TV komersial yang digunakan untuk berbagai kebutuhan hingga sekarang.

Teknik dalam Videografi

Pengambilan video dalam videografi harus memerhatikan teknik videografi yang benar. Adanya teknik

tersebut, video yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan dapat dinikmati oleh semua orang.

Dalam videografi pengetahuan akan jenis kamera, jenis lensa, dan cara kerjanya menjadi hal penting

yang harus dipelajari pula.

Teknik pengambilan gambar dalam videografi meliputi:


1. Teknik pengambilan adegan

Untuk menghasilkan video yang baik, adegan diambil secara konsisten dan beratur. Saat proses

pembuatan video lebih baik menggunakan kamera lebih dari satu.

Hal ini bertujuan untuk mengmbil gambar dari segala arah termasuk di ruang terbuka. Saat

pengambilan gambar harus memperhatikan posisi untuk menjaga keseimbangan gambar pada kamera.

Saat pengambilan gambar per subjek, pastikan posisi gambar dengan baik. Khususnya saat

penyampaian pesan kepada orang lain, posisi kamera harus tepat dan sudut fokus dbuat dengan

menarik, agar penonton dapat menikmati latar dalam video tersebut.

Jika semua gambar berisi subjek secara penuh, penonton bisa merasa jenuh saat melihatnya.

2. Teknik zoom atau perbesar gambar

Menggunakan teknik zoom harus diperhatikan dengan baik. Terlalu banyak zoom dapat membuat

video kurang bagus.

Karena video terlihat amatir bahkan dapat membuat orang yang menontonya menjadi pusing dan tidak

paham. Saat ingin mengambil gambar zoom, harus dilakukan secara perlahan dan harus tetap stabil.

Teknik zoom ini dapat merusak kualitas videografi jika tidak dilakukan dengan baik. Sehingga zoom

tidak disarankan secara berlebihan, baik untuk optical zoom.

Jika ingin menggunakanya, harus dilakukan oleh orang yang sudah profesional di dunia videografi.

3. Teknik frame dan subjek gambar

Sebagian orang khawatir jika penempatan subjek tidak berada di tengah. Padahal hal tersebut tidak

memengaruhi kualitas gambar jika dilakukan dengan baik.

Pengambilan subjek gambar harus disesuaikan dengan frame yang ada. Frame akan memberikan kesan

menarik dan menyatu dengan sempurna.

Sebagai contoh jika subjek berada di ruang terbuka seperti taman, pengambilan gambar harus

mencakup taman tersebut karena taman merupakan frame dari subjek.


Jika video hanya fokus pada subjek, akan terkesan membosankan dan penonton tidak dapat menikmati

keindahan di sekitar lokasi. Frame juga dapat memberikan nilai plus pada videografi.

4. Teknik pengambilan detail

Dalam videografi teknik pengambilan latar belakang dengan wide shot harus diperhatikan. Hal tersebut

karena wide shot dapat digunakan untuk memberikan petunjuk akan lokasi dan tempat yang lebih

spesifik.

Untuk mendapatkan wide shot yang bagus, harus fokus pada hal detail seperti lampu, lentera, perahu,

dan sebagainya.

Melalui hal yang mendetail tersebut, videografi dapat menyampaikan pesan khusus kepada penonton.

Serta memberikan penekanan kepada subjek tertentu. Namun, pastikan subjek tersebut sesuai dengan

konsep dari video yang dibuat.

5. Teknik pengambilan angle

Untuk mengambil gambar dengan angle yang berbeda dapat menggunakan footage. Teknik ini dapat

dilakukan jika gambar tidak bisa dimasukan saat editing.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal, pengambilan video harus memperhatikan jarak pandang ke

atas dan ke bawah.

Dengan angle yang berbeda, hasil video yang dibuat lebih menarik. Angle juga dapat memberikan

detail terhadap subjek tertentu. Serta dapat menyampaikan informasi kepada penonton.

6. Hindari backlight

Backlight merupakan cahaya matahari yang membelakangi subjek. Sehingga pencahayaan menjadi

gelap atau kontras. Backlight dapat membuat gambar terlihat tidak jelas.

Sehingga kondisi kamera harus diperhatikan atau dapat memperbaiki situasi di lokasi syuting.

Backlight dapat menghasilkan video yang tidak jelas dan tidak bisa fokus pada subjek yang dituju.

Dengan kemajuan teknologi, backlight dapat diatasi dengan menggunakan kamera yang canggih.
Saat ini kamera sudah dilengkapi dengan fitur pengaturan cahaya untuk mengurangi efek backlight saat

situasi pengembilan gambar tidak bisa diubah.

7. Tidak menggunakan effects

Kebanyak video menggunakan efek sephia atau effects spesial lainnya, sehingga video tersebut tidak

sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas video.

Khususnya saat video ingin dizoom atau diperbesar. Pemberian efek biasanya membuat video menjadi

pecah atau buram.

Hindari penggunakan efek pada video. Untuk membuat videografi menarik tanpa menggunakan efek,

bisa menggunakan software editing yang ringan.

Karena saat ini ada banyak aplikasi edit video tanpa mengurangi kualitas dari video aslinya.

Demi menghasilkan videografi yang sempura dibutuhkan teknik yang tepat dan profesional. Salah satu

hal penting yang harus diperhatikan adalah penerangan. Penerangan yang baik dapat diciptakan secara

alami, melalui kamera, ataupun dengan setting lokasi yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai