Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI Istilah lain untuk merujuk pada prinsip-prinsip komunikasi seperti asumsi, karakteristikkarakteristik dll.

Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya ialah penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi.

PRINSIP 1:

Komunikasi Adalah Proses Simbolik

Manusia, satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, animal symbolicum. Lambang atau symbol = sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lainnya,
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Meliputi kata-kata (verbal), perilaku (nonverbal), dan objek yang maknanya disepakati bersama. Contoh : Memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara.

Ikon = suatu benda fisik yang menyerupai apa yang direpresentasikannya, ditandai
dengan kemiripan. Contoh : Patung Soekarno adalah ikon Soekarno,

- Foto kita pada KTP, - Rambu-rambu lalu-lintas. Indeks, disebut juga signal atau gejala (symptom) = tanda yang secara alamiah
merepresentasikan objek lainnya. Muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi.

Contoh : Awan gelap, indeks hujan yang akan turun,

- Menguap, gejala ngantuk atau bosan, - Berkeringat adalah gejala kepanasan, kecapean atau kegugupan. Lambang mempunyai beberapa sifat : 1. Sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang
- Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Lambang hadir dimana-mana. Contoh : Berita TV, suara azan, tangisan bayi, kalung bertanda salib, pohon beringin untuk Partai Golkar.

- Makanan ( Mc D), dandanan dan penampilan fisik ( kulit putih ), tempat tinggal
( Pondok Indah Jakarta ), interior rumah ( buku-buku yang dipajang ), pekerjaan ( sekretaris ).

2. Tidak mempunyai makna, kitalah yang memberi makna - Tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent (objek yang
dirujuknya).

- Angka-angka tertentu yang mengandung makna-makna tertentu. Contohnya, 7, 9, 17


keberuntungan, 8 kekayaan, 4 kematian, 9 (Jepang) penderitaan, 13 sial (triskadaikophobia).

- 9999 hari kiamat bagi dunia komputer. - Dasi sering dianggap bonafiditas. - Manusia lebih sering mementingkan lambang daripada hakikat yang dilambangkannya
sehingga ada sebagian orang menggantungkan nasib dan keselamatan mereka pada lambang-lambang tertentu.

3. Bervariasi - Dari satu budaya ke budaya lain, tempat ke tempat lain, dan waktu ke waktu lain. - Makna yang diberikan boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu. Contoh : bung,
heboh, moneter, lengser, interupsi, profesi dokter dan insinyur, kendaraan, warna kulit.

Berkat kemampuan menggunakan lambang, manusia dapat berbagi.

PRINSIP 2 :

Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi

Kita tidak dapat tidak berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah
komunikasi, hanya bila seseorang memberi makna.

Contoh : tersenyum = bahagia


- cemberut = ngambek

- diam = malu, ragu-ragu, malas, tidak peduli Diam atau bungkam itu menyampaikan pesan yang maknanya mungkin tidak sesuai
dengan makna di kepala anda.

PRINSIP 3 :

Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan

Dimensi isi (verbal) menunjukan muatan komunikasi, apa yang dikatakan. Dimensi hubungan (nonverbal) menunjukan bagaimana cara mengatakannya,
bagaimana hubungan para peserta komunikasi, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.

Contoh : Aku benci kamu

- Ih, jahat, kamu, - Pergi ke Jakarta, Dik? Sarkasme = kata yang menyenangkan disertai kualitas suara yang tidak menyenangkan. Lelucon (joke) = kata yang tidak menyenangkan dengan nada menyenangkan.

Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, dimensi hubungan
merujuk unsur-unsur lain termasuk jenis saluran, penulis, tata letak, jenis huruf, warna tulisan.

Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang
berbeda dan disajikan dengan media yang berbeda.

PRINSIP 4:

Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan

Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan
perilaku kita.

Biasanya kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus daripada dalam situasi rutin.
Contoh : tes lisan - berdialog berbahasa Inggris

Kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja, tapi lebih banyak pesan
nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Contoh : Bertolak pinggang saat presentasi

- Mahasiswa berpakaian ketat - Postur tubuh tegap, cara berjalan mantap, berpakaian rapi. Setiap perilaku mungkin menyampaikan pesan, tapi tidak otomatis. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung, terlepas sengaja atau tidak. Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang
yang tidak disengaja yang persepsi oleh orang dari budaya lain.

PRINSIP 5:

Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

Makna pesan bergantung pada konteks fisik dan ruang, waktu, sosial dan psikologis. Fisik dan ruang : topik yang lazim dipercakapkan berbeda-beda di tiap tempat. Waktu : Dering telepon pada tengah malam - Kunjungan pada malam minggu Sosial : keluarga ramah pada hari lebaran Psikologis : seorang istri yang mengeluhkan harga naik pada suaminya yang sedang
santai nonton TV. PRINSIP 6 :

Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

Kita meramalkan efek perilaku komunikasi kita, saat kita berkomunikasi. Komunikasi terikat oleh aturan atau tatakrama.
Contoh : Terima kasih - Maaf

Hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia. Dengan kata
lain, minimal secara parsial, perlaku dapat diramalkan.

PRINSIP 7 :

Komunikasi Bersifat Sistemik

Setiap individu adalah sistem yang hidup (a living system). Sistem dasar yang beroperasi dalam transaksi komunikasi : Sistem Internal dan Sistem
Eksternal.

Sistem Internal = seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi
dalam komunikasi, yang ia serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya. Istilah yang identik dengan sistem internal :

- kerangka rujukan bidang pengalaman - stuktur kognitif pola pikir - keadaan internal sikap
Mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik :

- ciri-ciri kepribadiannya - intelegensi - pendidikan - dll.


Oleh karena itu, setipa individu adalah suatu sistem internal.

Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu.


Contoh : kata-kata yang kita pilih - isyarat fisik temperature ruangan - kegaduhan di sekitar cahaya - penataan ruangan

Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal.
Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara kita berperilaku.

PRINSIP 8 :

Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-budaya Semakin Efektiflah Komunikasi

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya.

Kesamaan dalam hal tertentu, misalnya agama, suku, bahasa akan mendorong orang Makna suatu pesan, baik verbal ataupun nonverbal, pada dasarnya terikat-budaya.
PRINSIP 9 :

untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

Komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua-arah. Penerima pesan

sebenarnya pemberi pesan juga pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka. sirkuler ditandai dengan beberapa hal : pada saat yang sama.

Sifat sirkuler (dua-arah) disebut model komunikasi antarmanusia yang memusat. Model 1. Orang yang berkomunikasi dianggap setara. Mereka mengirim dan menerima pesan 2. Proses komunikasi berjalan timbal balik, karena itu modelnya tidak lagi bersifat
linier.

3. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik. 4. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit. Melibatkan komponenkomponen yang beroperasi hampir pada saat yang sama, mulai dari proses kimiawi dalam otak hingga gerakan bibir.

Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi
mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak.

PRINSIP 10 :

Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional

Komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang
sinambung (continuous).

Dalam kehidupan manusia, tidak pernah saat yang sama datang dua kali. Komunikasi
terjadi sekali waktu dan kemudian menjadi sejarah.

Dalam proses komunikasi itu, para peserta komunikasi saling mempengaruhi, karena
komunikasi ialah proses yang sinambung dan dinamis yang kita sebut transaksi.

Komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artifisial, dalam arti bahwa kita mencoba
menangkap sesuatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud untuk menganalisis kerumitan peristiwa itu, dengan menonjolkan komponen-komponen penting.

Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa
para peserta komunikasi berubah (pengetahuan, pandangan, dan perilaku).

Perspektif transaksional memberi penekanan pada dua sifat peristiwa komunikasi, yaitu
serentak dan saling mempengaruhi.

PRINSIP 11 :

Komunikasi Bersifat Irreversible

Suatu perilaku adalah suatu peristiwa yang berlangsung dalam waktu dan tidak dapat
diambil kembali.

Perilaku baru tidak mengubah perilaku sebelumnya, yang dapat kita lakukan hanya
menampilkan perilaku tambahan. Misalnya Maafkan saya. Saya tidak sengaja melakukannya.

Kita hanya dapat mengubah realitas semantik (makna yang kita berikan pada peristiwa
itu), namun tidak sama sekali efek atau konsekuensinya. To forgive but not to forget.

Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah.
Contohnya, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu sulit dikembalikan lagi ke posisi semula. PRINSIP 12 :

Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi.


Namun, komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan itu, karena mungkin persoalan itu berkaitan dengan masalah struktural.

Komunikasi tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar di antara
peserta komunikasi. Contoh Peristiwa Komunikasi Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komunikasi

PRINSIP 1: KOMUNIKASI ADALAH PROSES SIMBOLIK

A. LAMBANG BERSIFAT SEBARANG, MANASUKA, ATAU SEWENANGWENANG: Contoh Peristiwa: Suatu merk dapat menjadi lambang kekayaan seseorang di mata masyarakat, contohnya saat seorang anak muda di suatu pusat perbelanjaan memakai pakaian dengan merk Billabong, maka orang-orang yang melihat anak muda tersebut dapat menebak kalau anak muda tersebut adalah seseorang yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas, namun di saat anak muda yang lain memakai pakaian Balibong, atau merk Billabong yang dipalsukan sehingga harganya jauh lebih murah, maka standard ekonomi orang tersebut di mata orangorang yang melihatnya akan menurun. Orang-orang bisa memprediksikan kalau orang tersebut merupakan orang dengan perekonomian menengah ke bawah hanya karena pakaian yang ia kenakan merupakan pakaian dengan merk palsu, karena sudah pasti pakaian tersebut murah harganya.

B. LAMBANG PADA DASARNYA TIDAK MEMPUNYAI MAKNA; KITALAH YANG


MEMBERI MAKNA PADA LAMBANG: Contoh Peristiwa: Sebenarnya membuka payung di dalam rumah atau duduk di depan pintu rumah bukanlah sesuatu yang aneh, namun karena alasan-alasan yang ditakuti orang, seperti saat membuka payung di dalam rumah, takut akan terkena barang-barang sehingga rusak, atau saat duduk di depan pintu rumah takut mengganggu orang-orang yang akan keluar, akhirnya membuka payung di dalam rumah dan duduk di depan pintu rumah digambarkan sebagai sesuatu yang terlarang dan akan membawa sial.

C. LAMBANG ITU BERVARIASI:


Contoh Peristiwa: Kata hot dalam bahasa Inggris memiliki arti panas, namun kata hot juga dapat diartikan bermacam-macam, seperti seksi, menggairahkan, luar biasa, dan lain sebagainya. Contohnya saat seseorang mengatakan Thats really hot!! maka dalam kalimat ini, dapat diartikan hot sebagai kata keren.

PRINSIP 2: SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI (Dilihat dari sisi komunikan) Contoh Peristiwa: Saat seseorang tidak sengaja bersin di sebelah orang lain, orang yang bersin itu bertindak sebagai komunikator secara tak langsung, sebab ia menyampaikan suatu komunikasi, namun tanpa ia sadari. Walaupun begitu, orang di sebelahnya sebagai komunikan dapat dengan sadar menerima pesan tersebut sebagai suatu komunikasi. Setelah tahu si komunikator bersin, si komunikan dapat merespon, enah dengan berpikir kalau orang di sebelahnya sedang sakit flu, takut tertular, sampai berdiri dan mencari tempat duduk lain untuk menghindari si komunikator yang bersin.

PRINSIP 3: KOMUNIKASI MEMPUNYAI DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN Contoh Peristiwa: Saat seseorang ingin meminjam uang, ia bisa meminjam uang dari ayah maupun adiknya, dan dalam hal ini pesan yang ia sampaikan akan berbeda karena ia jauh lebih hormat kepada ayah daripada kepada adiknya. Contoh saat meminjam uang dari ayah, ia akan berkata, Permisi, yah. Boleh tidak saya meminjam uang untuk membayar tugas kuliah? dalam hal ini, ia meminjam dan menjelaskan tentang kegunaan uang yang akan ia pinjam, karena ia ingin ayahnya tahu kegunaan uang tersebut jadi ayahnya tidak akan marah. Se4dangkan saat meminjam uang dari si adik, ia akan berkata, Dik, aku pinjam uangmu ya. Nanti pasti aku kembalikan. Dalam hal ini, si kakak meminjam tanpa menjelaskan untuk apa uang tersebut, namun ia lebih menekankan kalau ia pasti akan mengembalikan uang itu, karena bagi si adik, uang itu tentu harus dikembalikan karena ia membutuhkannya, namun jika dengan ayah, uang itu bisa diberikan secara cuma-cuma karena sang ayah melihat kalau anaknya memang benar-benar membutuhkan uang tersebut untuk tugasnya.

PRINSIP 4: KOMUNIKASI BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN (Dilihat dari sisi komunikator) Contoh Peristiwa: Dalam hal ini komunikator melakukan komunikasi dengan berbagai tingkat kesadaran. Saat sedang marah dan ia menampar wajah orang yang sedang ia marahi, ia bisa melakukan itu dengan tingkat kesengajaan yang sangat rendah karena ia sudah gelap mata. Namun saat berpidato, sang komunikator tentu akan menjalankan pidato tersebut dengan tingkat kesengajaan yang tinggi.

PRINSIP 5: KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU Contoh Peristiwa: Saat sedang di rumahnya sendiri, seseorang bisa bertindak sesukanya tanpa mempedulikan sopan santun, sebab ia merasa sedang di rumahnya sendiri. Namun saat ia sedang bertamu di rumah orang, perilakunya bisa berubah drastis demi menghormati sang tuan rumah, ia bisa berubah menjadi jauh lebih sopan dan lebih tidak banyak bicara, hanya karena ruang dan waktunya berbeda.

PRINSIP 6: KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI Contoh peristiwa: Di Indonesia, setelah makan, seseorang yang ingin bersendawa akan berusaha menahannya atau melakukannya tanpa suara karena merasa itu adalah suatu tindakan yang tidak sopan, sebab ia sebagai komunikator akan memprediksikan reaksi orang-orang di sekitarnya, dan tentunya ia akan malu jika dianggap jorok dan tidak sopan. Namun di Arab, seseorang yang melakukan sendawa setelah makan akan dianggap menghormati masakan tuan rumah, kaena sendawa di Arab diartikan sebagai suatu kepuasan akan makanan yang dihidangkan. Jadi orang Arab akan memprediksikan reaksi orang-orang di sekitarnya sebelum akan bersendawa, dan saat ia merasa itu tidak apa-apa dan ia akan dianggap menghormati masakan tuan rumah selesai bersendawa, maka ia akan bersendawa tanpa merasa malu.

PRINSIP 7: KOMUNIKASI BERSIFAT SISTEMIK Contoh Peristiwa: Komunikasi memiliki sistem internal dan eksternal di dalamnya. Contohnya Joko kurang menyukai kebiasaan buruk temannya, Anita yang suka menjelek-jelekkan teman-temannya di

belakang. Secara internal, Joko terus berpikir, bagaimana caranya menasehati Anita tentang kebiasaan buruknya itu tanpa menyakiti perasaannya atau membuatnya marah. Akhirnya secara eksternal pesan itu Joko sampaikan lewat perkataan, Anita, saya sebagai teman yang peduli kepadamu mau menasehatimu, menurutku sebaiknya kamu berusaha menghilangkan kebiasaan buruk itu, sebab menjelek-jelekkan orang di belakang mereka itu bukanlah hal yang baik.

PRINSIP 8: SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL-BUDAYA, SEMAKIN EFEKTIFLAH KOMUNIKASI Contoh Peristiwa: Karena Bunga yang berasal dari Indonesia berteman dengan Ashraf yang berasal dari Malaysia, maka komunikasi di antara mereka berdua dapat berjalan dengan efektif, sebab kehidupan sosial-budaya di Indonesia dan Malaysia tidak jauh berbeda. Namun saat Ashraf yang dari Malaysia berkenalan dengan Miho yang dari Jepang, komunikasi di antara mereka berdua tidak berjalan dengan sangat efektif, sebab kehidupan sosial-budaya antara Jepang dan Malaysia sangatlah berbeda.

PRINSIP 9: KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL Contoh Peristiwa: Dalam hal ini, komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya, komunikan dapat berubah menjadi komunikator. Contohnya saat Reuben sedang belajar bersama Andrew, awalnya Reuben-lah yang mengajari Andrew. Disini Reuben berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan pada Andrew. Namun saat mencapai topik yang dimengerti Andrew dan tidak terlalu dikuasai Reuben, maka posisi keduanya bisa berbalik, Andrew yang berperan sebagai komunikator yang mengajari Reuben.

PRINSIP 10: KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS, DAN TRANSAKSIONAL Contoh Peristiwa: Suatu komunikasi dapat merubah pandangan komunikan. Contoh pada awalnya Robert sangat tidak menyukai bisnis MLM, ia bahkan pernah berjanji tidak akan bergelut di dalamnya. Namun setelah Jack yang mengikuti bisnis Tianshi mengadakan prospek pada Robert selama dua jam, pandangan Robert terhadap MLM bisa berubah drastis, bahkan Robert bisa menjadi anggota bisnis MLM Tianshi dan menjadi anggota yang sangat aktif.

PRINSIP 11: KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE Contoh Peristiwa: Pesan yang telah disampaikan lewat komunikasi tidak akan dapat ditarik kembali, contohnya saat Once yang berprofesi sebagai penyanyi meluncurkan sebuah lagu, ia mengatakan kalau judul lagu tersebut masih belum pasti, namun karena pada bagian refrain lagu itu banyak terdapat kata-kata Aku Mau, akhirnya Once-pun mengijinkan masyarakat menyebut judul lagu itu Aku Mau. Namun setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya Once mengatakan bahwa lagu tersebut berjudul, Aku Cinta Kau Apa Adanya, namun masyarakat tetap merasa bahwa lagu itu berjudul Aku mau sebab pesan itu sudah sangat melekat di pikiran masyarakat. Akhirnya Once tidak mempermasalahkan tentang judul sebenarnya dari lagu itu, sebab ia sudah pernah memberi ijin masyarakat untuk menyebut judul lagunya sebagai Aku Mau, dan ijin dari Once itu sudah tidak bisa ditarik kembali.

Anda mungkin juga menyukai