KOMUNIKASI SOSIAL
Komunikasi Sebagai Paket Isyarat
• Perilaku Komunikasi, apakah ini melibatkan pesan
verbal, isyarat tubuh, atau kombinasi dari keduanya,
biasanya terjadi dalam “paket” (Pittenger, Hocket, &
Danehy, 1960).
• Melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau
kombinasi keduanya.
• Biasanya, perilaku verbal dan nonverbal saling
memperkuat dan mendukung.
• Semua bagian dari sistem pesan biasanya bekerja
bersama-sama untuk mengkomunikasikan makna
tertentu.
Sebagai contoh :
a. regu pramuka yang menggunakan sandi morse
dalam memberikan petunjuk kepada regu yang
lain.
b. "mengibaskan tangan" disaat kita ingin menyuruh
orang lain untuk pergi.
d. Tukang parkir biasanya menggunakan bahasa
verbal juga isyarat untuk mempermudah dalam
mengatur pengemudi
e. Acara Peragaan Masak dan Tutorial- tutorial
lainnya
Kegiatan-kegiatan ini melibatkan komunikasi
verbal,dan isyarat
Perlu diingat bahwa tidak semua dapat
memenuhi
syarat untuk menjadi proses komunikasi kombinasi
(paket lengkap komunikasi verbal & isyarat)
Komunikasi Sebagai Proses
Penyesuaian
• Komunikasi hanya akan terjadi bila para komunikatornya
menggunakan sistem isyarat yang sama (Pittenger dkk.,
1960)
• Kita tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain jika
sistem kita berbeda. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat
relevan jika kita menyadari bahwa tidak ada dua orang
yang menggunakan sistem isyarat yang persis sama.
• Budaya atau subbudaya yang berbeda, meskipun
menggunakan bahasa yang sama, seringkali memiliki
sistem komunikasi nonverbal yang sangat berbeda. Bila
sistem ini berbeda, komunikasi yang bermakna dan
efektif tidak akan terjadi.
Kata yang rancu harus
dibedakan dalam suatu kondisi
1. Pemahaman akan kata “Operasi” dalam situasi yang
tepat.
• Operasi dalam proses penegakkan tertib lalu lintas.
• Operasi dalam dunia kedokteran.
• Operasi penangkapan tersangka tindak kejahatan
2. Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia
untuk menghindari perbedaan presepsi yang terlalu
jauh.
Komunikasi Adalah Proses
Transaksional
Komunikasi adalah sebuah proses.
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu
kegiatan. walaupun kita mungkin membicarakan
komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu hal
yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah
seperti itu. segala hal dalam komunikasi selalu
berubah – Kita, orang yang kita ajak
berkomunikasi, dan lingkungan kita.
Komunikasi Transaksional
Stimulus dalam bentuk verbal direspon dengan
tindakan yang sudah disepakati sebelumnya ataupun
secara umum dimengerti.
Contohnya :
Tidak mungkin ada sumber tanpa penerima, tidak
akan ada pesan tanpa sumber, dan tidak akan ada
umpan balik tanpa adanya penerima. karena sifat
saling bergantung ini, perubahan pada sebarang
elemen proses akan mengakibatkan perubahan pada
elemen yang lain.
Komunikasi biasa
Stimulus dalam bentuk verbal direspon dengan bentuk
(yang sama) verbal juga.
Contohnya :
1.Pelanggan lama salon hanya perlu mengucap kata
“biasa”.
2.Penjual seakan sudah tau bahwa pembeli akan
membeli apa hanya dengan bahasa umum misal:
menyebut rasanya saja (bukan nama menu)
Komponen-komponen Komunikas Saling Terkait
Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen
berkaitan secara integral dengan setiap elemen lain.
elemen-elemen komunikasi saling bergantung, tidak
pernah independen. sebagai contoh, tidak mungkin
ada sumber tanpa penerima, tidak akan ada pesan
tanpa sumber, dan tidak akan ada umpan balik tanpa
adanya penerima. karena sifat saling bergantung ini,
perubahan pada sebarang elemen proses akan
mengakibatkan perubahan pada elemen yang lain.
Komunikator Bertindak Sebagai Satu Kesatuan
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi bereaksi dan bereaksi
sebagai satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk
bertindak sebagai mahluk yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi,
misalnya, hanya pada tingkat emosional atau intelektual saja, karena
kita tidak demikian terkotak-kotak kita pasti akan bereaksi secara
emosional dan intelektual, secara fisik dan kongnitif. kita bereaksi
dengan tubuh dan pikiran. Barangkali akibat terpenting dari
karakteristik ini bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi kita
ditentukan bukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh
cara kita menafsirkan apa yang dikatakan.
Reaksi kita terhadap sebuah film, misalnya, tidak hanya bergantung
pada kata-kata dan gambar dalm film tersebut melainkan pada semua
yang ada pada kita pengalaman masa lalu kita, emosi kita saat itu,
pengetahuan kita, keadaan kesehatan kita, dan banyak lagi faktor lain.
jadi, dua orang yang mendengarkan sebuah pesan seringkali
menerimanya dengan arti yang sangat berbeda. walaupun akta-kata
dan simbol yang digunakan sama, setiap orang menafsirkannya
berbeda.
Komunikasi Mencakup
Dimensi Isi dan Hubungan
• Komunikasi, setidak-tidaknya sampai batas
tertentu, berkaitan dengan dunia nyata atau
sesuatu yang berada diluar (bersifat ekstern) bagi
pembicara dan pendengar, tetapi sekaligus
komunikasi juga menyangkut hubungan diantara
kedua pihak (Watzlawick, Beavin, & Jackson, 1967)
• Sebagai Contoh, seseorang atasan mungkin berkata
kepada bawahannya, "Datanglah ke ruang saya
setelah rapat ini". Pesan sederhana ini mempunyai
aspek isi (Kandungan, atau content) dan aspek
hubungan (Relational).
• Dalam setiap situasi komunikasi, dimensi isi mungkin
tetap sama tetapi aspek hubungannya dapat berbeda,
atau aspek hubungan tetap sama sedangkan isinya
berbeda.
• Sebagai contoh, atasan dapat mengatakan kepada
bawahan "Sebaiknya anda menjumpai saya setelah rapat
ini" atau "Dapatkah kita bertemu setelah rapat ini?"
• Dalam kedua hal, isi pesan pada dasarnya sama—artinya,
pesan dikomunikasikan untuk mendapatkan tanggapan
perilaku yang sama—tetapi dimensi hubungannya sangat
berbeda. Dan kalimat pertama, jelas tampak hubungan
atasan-bawahan, bahkan terasa kesan merendahkan
bawahan. Pada yang kedua, atasan mengisyaratkan
hubungan yang lebih setara dan memperlihatkan
penghargaan kepada bawahan.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi
dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa
memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara
pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi.