Anda di halaman 1dari 41

Pertemuan III

METODOLOGI PENELITIAN

Dr. Erfina Oktariani

1
PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami alur penelitian
ilmiah melalui perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
menyusun rancangan penelitian, analisis data dan penyusunan
laporan penelitian serta penulisan ilmiah.

Tujuan Instruksional Khusus


Mampu menjelaskan cara-cara mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, menentukan tujuan dan manfaat
penelitian.

3
Literatur dan Bahan Kuliah

• Dr. Ir. Masyhuri, MP. Dan Dr. M. Zainuddin, MA., 2008,


Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
Refika Aditama, Bandung
• Moh. Nazir, Ph.D., 2003, Metode Penelitian, Ghalia
Indonesia, Jakarta

4
PENDAHULUAN
• Setiap penelitian harus mempunyai masalah penelitian
untuk dipecahkan.
• Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian,
dan merupakan langkah awal yang penting dan
pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah.
• Walaupun di atas kertas, yang pertama-tama muncul
adalah judul dan pendahuluan, tetapi yang lebih dahulu
timbul pada penelitian adalah masalah penelitian.
• Peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi
penelitiannya, dan merumuskannya untuk memperoleh
jawaban terhadap masalah tersebut.

5
Ciri-Ciri Masalah yang Baik
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai
penelitian.

2. Masalah yang dipilih harus mempunyai


fisibilitas.

3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan


kualifikasi si peneliti.

6
1. Masalah harus ada nilai penelitian
yaitu mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan
untuk suatu keperluan.

Masalah mempunyai nilai penelitian jika:


a. Masalah harus mempunyai keaslian
- harus mengenai hal-hal yang up to date dan baru
- hindarkan masalah yang sudah banyak sekali
dirumuskan orang dan sifatnya sudah usang
- harus mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi
ilmiah dan tidak mengandung hal-hal yang
sepele

7
b. Masalah harus menyatakan suatu hubungan

• Harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau


lebih variabel.
• Harus padat, definitif dan dapat dinyatakan dalam
beberapa hipotesis alternatif.
• Masalah dapat saja mengenai hubungan antara
fenomena-fenomena alam, atau lebih khas lagi,
mengenai kondisi-kondisi yang mengontrol fakta-fakta
yang diamati.
• Pemecahan masalah tersebut dapat dipergunakan
sebagai dasar untuk mengetahui dan mengontrol
fenomena-fenomena yang diteliti.

8
c. Masalah harus merupakan hal yang penting

• Harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang


ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk
penelitian terapan.
• Harus ditujukan lebih utama untuk memperoleh fakta
serta kesimpulan dalam suatu bidang tertentu.
• Dalam memilih masalah tidak hanya untuk tujuan ilmiah
saja, tetapi juga hal-hal yang mempunyai adaptasi hasil
untuk fenomena-fenomena sosial.
• Pemecahan masalah tersebut dapat diterbitkan oleh
jurnal ilmu pengetahuan dan digunakan sebagai
referensi dalam buku-buku teks.

9
d. Masalah harus dapat diuji

• Harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta data


dan fasilitas yang ada.
• Harus dapat memberikan implikasi untuk kemungkinan
pengujian secara empiris.
• Suatu masalah yang tidak berisi implikasi untuk diuji
hubungan-hubungan yang diformulasikan, bukanlah
suatu masalah ilmiah.
• Jadi, hubungan-hubungan tersebut harus dinyatakan
dalam variabel-variabel yang dapat diukur.

10
e. Masalah harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

• Harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan


dalam bentuk pertanyaan.
• Tidak semua pertanyaan walaupun begitu menarik,
merupakan masalah atau pertanyaan ilmiah, karena
masalah tsb tidak dapat diuji.

11
2. Masalah harus fisibel
yaitu masalah tersebut dapat dipecahkan. Peneliti harus
benar-benar memperhatikan fisibilitas dalam memilih
masalah penelitian.

Ini berarti:
a. Data serta metode harus tersedia
- masalah harus mempunyai metode untuk
memecahkannya dan harus ada untuk
menunjang pemecahan.
- data untuk menunjang masalah harus mempunyai
kebenaran yang standar dan dapat diterangkan.

12
b. Peralatan (equipment) dan kondisi harus mengizinkan

• Masalah yang dipilih harus sesuai dengan peralatan yang


tersedia.
• Peralatan tidak perlu muluk-muluk dan kompleks, tetapi
haruslah dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
• Alat yang paling penting dalam memecahkan masalah
adalah pikiran manusia itu sendiri (the mind of man).
• Kondisi yang cukup mendukung untuk pemecahan masalah
juga turut menentukan pemilihan masalah.

13
c. Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
• Biaya untuk pemecahan masalah harus selalu dipikirkan
dalam memilih masalah.
• Jika pemecahan masalah di luar jangkauan biaya, maka
masalah yang ingin dipilih tidak fisibel sama sekali.
• Mencocokkan masalah dengan biaya merupakan seni
serta keterampilan peneliti.
• Masalah yang dipilih janganlah sekali-kali dikaitkan untuk
kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh
keuntungan pribadi.

Camkanlah kata Pasteur: “I could never work for money,


but I would always work for science”
14
d. Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat

• Masalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta


administrasi yang kuat.

• Terlebih lagi penelitian bagi mahasiswa, maka masalah yang


dipilih harus diperkuat dengan pembimbing ataupun tenaga
ahli yang sesuai dengan bidangnya.

• Dalam penelitian-penelitian besar, maka masalah yang dipilih


harus didukung keuangannya oleh sponsor yang kuat.

15
d. Tidak bertentangan dengan hukum dan adat

• Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adat-


istiadat, hukum yang berlaku maupun kebiasaan.

• Jangan memilih masalah yang dapat menimbulkan


pertentangan baik fisik maupun itikad.

• Demi menjaga kesinambungan profesionalisme dalam meneliti,


harus menghindari masalah yang akan menimbulkan kesulitan,
pertentangan, baik secara individu ataupun kelompok.

16
3. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
peneliti
Dalam hal ini masalah yang dipilih sekurang-kurangnya:
a. Menarik bagi si peneliti
b. Cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti

a. Menarik bagi si peneliti


- masalah harus menarik bagi si peneliti sendiri dan
cocok dengan bidang kemampuannya.
- masalah yang dipilih harus menarik keingintahuan si
peneliti dan memberi harapan kepada peneliti untuk
menemukan jawaban ataupun menemukan masalah
lain yang lebih penting dan lebih menarik
17
d. Masalah harus sesuai dengan kualifikasi

• Tingkat kesulitan masalah yang ingin dipecahkan harus


sesuai dengan derajat ilmiah yang dimiliki peneliti.
• Masalah yang dipilih harus sesuai dengan derajat daya
nalar, sensitivitas terhadap data, serta kemampuan
peneliti dalam menghasilkan orisinalitas.

18
Sumber untuk Memperoleh Masalah
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia.
2. Bacaan.
3. Analisis bidang pengetahuan.
4. Ulangan serta perluasan penelitian.
5. Cabang studi yang sedang dikerjakan.
6. Pengalaman dan catatan pribadi.
7. Praktik serta keinginan masyarakat.
8. Bidang spesialisasi.
9. Pelajaran dan mata ajaran yang sedang diikuti.
10. Pengamatan terhadap alam sekeliling.
11. Diskusi-diskusi ilmiah
19
1. Pengamatan terhadap kegiatan manusia
 Pengamatan sepintas terhadap kegiatan-kegiatan
manusia dapat merupakan sumber dari masalah yang
akan diteliti.
 Seorang ahli ilmu jiwa dapat menemukan masalah ketika
ia melihat tingkah laku pekerja pabrik melakukan
kegiatan mereka di dalam pabrik.
 Seorang ahli ekonomi pertanian dapat menemukan
masalah ketika melihat cara petani yang bersahaja
mengerjakan serta menyimpan hasil usaha pertaniannya.

20
2. Bacaan
 Bacaan dari berbagai sumber terutama karya ilmiah
(makalah) dapat memberikan banyak sekali rekomendasi
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
 Selain memberikan masalah, bacaan juga dapat
memberikan teknik dan metode yang ingin
dikembangkan lebih lanjut.
 Membaca hasil-hasil penelitian terdahulu akan
memberikan banyak sekali masalah-masalah yang belum
sanggup dipecahkan, sehingga perlu dipecahkan dalam
penelitian selanjutnya.

21
4. Ulasan serta perluasan penelitian
 Masalah juga dapat diperoleh dengan mengulang
percobaan-percobaan yang pernah dilakukan, dimana
percobaan yang telah dikerjakan tsb belum
memuaskan.
 Perluasan analisis maupun metode dan teknik dengan
peralatan yang lebih modern akan membuat masalah
dapat dipecahkan secara lebih memuaskan.

22
5. Cabang studi yang sedang dikembangkan
 Masalah juga terkadang bukan dari bidang studi itu
sendiri, tetapi dari cabang yang timbul kemudian, yang
mula-mula dipikirkan tidak berapa penting sifatnya.
 Ketika William Perkins mencoba mengubah aniline
menjadi quinine dalam percobaannya, ia menemukan
suatu masalah lain yang menghasilkan alat pencelup
anniline yang ungu.

23
6. Catatan dan pengalaman pribadi
 Catatan serta pengalaman pribadi sering merupakan
sumber dari masalah penelitian.
 Dalam penelitian ilmu sosial, pengalaman serta catatan
pribadi tentang sejarah sendiri, baik kegiatan pribadi
ataupun kegiatan profesional dapat merupakan sumber
masalah untuk penelitian.

24
7. Praktik serta keinginan masyarakat
 Praktik-praktik yang timbul dan keinginan-keinginan
yang menonjol dalam masyarakat dapat merupakan
sumber dari masalah.
 Praktik-praktik tersebut dapat berupa: pernyataan-
pernyataan pemimpin, otoritas ilmu pengetahuan baik
bersifat lokal, daerah maupun nasional.
 Adanya gejolak rasial dapat merupakan sumber masalah.
Adanya ketimpangan antara input dan produktifitas
sekolah dapat merupakan sumber masalah suatu
penelitian.

25
8. Bidang spesialisasi
 Seorang spesialis dalam bidangnya, telah menguasai
ilmu yang terkait dengan bidang keahliannya. Dari itu,
akan banyak sekali masalah yang memerlukan
pemecahan dalam bidang spesialisasi tersebut.
 Dalam membuat masalah berdasarkan bidang
spesialisasi, perlu jaga dijaga supaya masalah yang digali
jangan menjurus kepada over-spesialisasi. Hal tersebut
akan dapat menghilangkan kesatuan (unitas) yang
fundamental.

26
9. Pelajaran yang sedang diikuti
 Pelajaran yang sedang diikuti dapat merupakan sumber
dari masalah penelitian.
 Diskusi kelas, hubungan antara dosen dengan mahasiswa
banyak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih
masalah untuk penelitian.

27
10. Pengamatan terhadap alam sekeliling
 Peneliti-peneliti ilmu alam seringkali memperoleh
masalah dari lama sekelilingnya.
 Seorang ahli ilmu bintang banyak memperoleh masalah
ketika ia mengamati cakrawala.
 Seorang peneliti ilmu tanah akan menemukan masalah
ketika ia secara sepintas mengamati tanah di
sekelilingnya ataupun dalam suatu perjalanan jauh.

28
11. Diskusi-diskusi ilmiah
 Masalah penelitian dapat juga bersumber dari diskusi-
diskusi ilmiah, seminar, serta pertemuan-pertemuan
ilmiah.
 Dalam diskusi tersebut, seseorang dapat menangkap
banyak analisis-analisis ilmiah, serta argumentasi-
argumentasi profesional, yang dapat menjurus pada
suatu permasalahan baru.

29
11. Perasaan Intuisi
 Kadang kala, suatu perasaan intuisi dapat timbul tanpa
disangka, dan kesulitan tersebut dapat merupakan
masalah penelitian.
 Tidak jarang, seseorang yang baru bangun dari tidurnya,
dihadapkan pada suatu kesulitan secara intuisi, ataupun
seseorang yang sedang di dalam kamar kecil dapat
menghasilkan suatu masalah yang ingin dipecahkan,
yang muncul secara tiba-tiba.

30
Cara Merumuskan Masalah
 Setelah masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka
tibalah saatnya masalah tersebut dirumuskan.
 Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi
perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan
masalah dapat menghasilkan topik penelitian, atau
judul dari penelitian.

31
Cara Merumuskan Masalah
Umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan
kondisi:

a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.


b. Rumusan hendaklah jelas dan padat.
c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data
untuk memecahkan masalah.
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam
membuat hipotesis.
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

32
Tantangan dalam merumuskan masalah
a. Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara
empiris;
b. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber
atau tempat mencari masalah-masalah;
c. Kadang kala si peneliti dihadapkan kepada banyak sekali
masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat
memilih masalah mana yang lebih baik untuk
dipecahkan;
d. Adakalanya masalah cukup menarik, tetapi data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut sukar
diperoleh; dan
e. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang ada di
kepalanya dalam memilih masalah.
33
TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan (statement)
tentang apa yang ingin dicari atau yang ingin ditentukan.

 Jika rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat


pertanyaan (bentuk interogatif), maka tujuan penelitian
diberikan dalam kalimat pernyataan (bentuk deklaratif).

 Tujuan penelitian haruslah dinyatakan secara lebih spesifik


dibandingkan dengan perumusan masalah.

34
Dua bagian tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
harus berhubungan dengan konsep-konsep yang
bersifat umum.

2. Tujuan Khusus
harus berhubungan dengan konsep-konsep yang
lebih spesifik dibandingkan dengan yang
digunakan dalam perumusan masalah.

35
CONTOH DAN PERBEDAAN ANTARA
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Sifat Tujuan Umum Tujuan Khusus
Deskriptif 1. Untuk mengetahui gambaran 1. Untuk mendapatkan besarnya
umum tentang disiplin kerja di presentase tentang disiplin
departemen A. kerja di departemen A.
2. Untuk mengetahui deskripsi 2. Untuk mendapatkan tingkat
efektivitas waskat di efektivitas kerja di
departemen A. departemen A.
3. Untuk mengetahui 3. Untuk mendapatkan besarnya
kepemimpinan eselon I dalam tingkat kepemimpinan Eselon
melaksanakan waskat di I dalam melaksanakan waskat
departemen A. di departemen A

36
CONTOH DAN PERBEDAAN ANTARA
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Sifat Tujuan Umum Tujuan Khusus
Komparatif 1. Untuk mendapatkan gambaran Untuk mendapatkan ukuran
perbedaan disiplin kerja PNS di perbedaan disiplin kerja PNS
departemen A. di departemen A dan B. Jika
rumusan masalah
2. Untuk mengetahui deskripsi
menyangkut perbedaan masa
mengenai perbedaan
kerja, jenis kelamin, golongan
pelaksanaan waskat di
atau pangkat, maka unsur-
departemen A&B.
unsur ini harus disertakan
3. Untuk mendapatkan gambaran pula dalam tujuan khusunya
umum tentang perbedaan
disiplin pria dan wanita di
departemen A.

37
MANFAAT PENELITIAN
• Menurut Soemarno (1996), manfaat penelitian
adalah manfaat/kegunaan yang dapat diperoleh
kalau tujuan penelitian telah tercapai.
• Manfaat penelitian dapat memberikan
sumbangan pada khazanah ilmu pengetahuan
ataukah berguna untuk menjawab masalah-
masalah yang nyata.

38
KATEGORI MANFAAT PENELITIAN
Menurut Husain dan Purnomo (1998) manfaat penelitian
terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Manfaat teoritis
memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan (science).
2. Manfaat praktis
biasanya disebutkan manfaat untuk siapa (pihak mana).
Tentunya manfaat tsb dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengambil keputusan dan atau kebijakan.

39
KONTRIBUSI MANFAAT PENELITIAN

 Manfaat penelitian dapat diuraikan kontribusi


pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, pemecahan masalah pembangunan atau
masalah kelembagaan.

 Pada dunia pendidikan, biasanya persentase


kontribusi manfaat penelitian ini lebih besar pada
pengembangan ilmu pengetahuan, apalagi pada
tingkat pascasarjana.

40
41

Anda mungkin juga menyukai