DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JATISAMPURNA
Jl. Mendut Rt 003 Rw 001 Telp ( 021 ) 28674422 Kode Pos17433
Email : pkmjatisampurna2018@gmail.com , Instagram : puskesmas_jatisampurna
Kel. Jati Sampurna Kec. Jati Sampurna - Bekasi
TENTANG
PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN DAN PEMBERIAN ASUHAN KLINIS DAN
PENDIDIKAN PASIEN/KELUARGA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 08 Maret 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS
JATISAMPURNA,
Penapisan (skrining) dilakukan sejak awal dari penerimaan pasien untuk memilah
pasien sesuai dengan kemungkinan penularan infeksi, kebutuhan pasien dan
kondisi kegawatan yang dipandu dengan prosedur skrining yang dibakukan
Proses kajian pasien merupakan proses yang berkesinambungan dan dinamis,
baik untuk pasien rawat jalan maupun Pasien PONED. Proses kajian pasien
menentukan efektivitas asuhan yang akan dilakukan
Kajian pasien meliputi:
1. Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisik, pskologis, status
social dan riwayat penyakit. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut
dilakukan Anamnesa (data subyektif =S), pemeriksaan fisik dan penunjang
(data objektif =O)
2. Analisis data dan informasi yang diperoleh yang menghasilkan masalah,
kondisi dan diagnosis untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien (Assesmen
atau Analisis = A)
3. Membuat rencana asuhan (Perencanaan Asuhan = P), yaitu menyusun solusi
untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien.
Pada saat pasien pertama kali diterima, dilakukan kajian awal untuk selanjutnya
dilakukan kajian ulang secara berkesinambungan baik pada pasien rawat jalan
sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatannya
Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan disiplin
yang lain meliputi: status fisik/neurologis/mental,psikososiospiritual, ekonomi,
riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen resiko jatuh, asesmen
fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, kebutuhan edukasi dan
rencana pemulangan.
Pada saat kajian awal perlu diperhatikan juga apakah pasien mengalami
kesakitan atau nyeri. Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan
jaringan atau cenderung akan terjadi kerusakan jaringan.
Kajian pasien dan penetapan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga
professional yang kompeten. Tenaga professional yang kompeten adalah tenaga
yang dalam melaksanakan tugas profesinya dipandu oleh standard dan kode etik
profesi, dan mempunyai kompetensi sesuai dengan pendidikan dan pelatihan
yang dimiliki, dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.
Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan oleh
tim kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan
dan tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Jika dalam pemberian asuhan diperlukan tim kesehatan, maka harus
dilakukan koordinasi dalam penyusunan rencana asuhan terpadu.
Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap asuhan yang akan
diperoleh
Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerja sama dalam menyusun rencana
asuhan klinis yang akan dilakukan
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk
diagnosa dan asuhan yang akan diberikan, dengan memperhatikan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual serta memperhatikan nilai-nilai budaya yang
dimiliki pasien, dan mencakup komunikasi, informasi dan edukasi pada pasien
dan keluarga
Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan hasil kajian lanjut sesuai
dengan perubahan kebutuhan pasien.
Pada kondisi tertentu misalnya kasus penyakit Tuberculosis dengan malnutrisi
maka perlu penanganan secara terpadu dari dokter, nutrisionis dan penanggung
jawab program TB, pasien memerlukan asuhan terpadu yang meliputi asuhan
medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan kesehatan yang lain,
sesuai kebutuhan pasien.
Untuk meningkatkan layanan klinis yang optimal perlu ada kerja sama antara
petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu mendapatkan
penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan
klinis pasien, dengan pendekatan komunikasi interpersonal antara pasien dan
petugas kesehatan, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, agar mereka
dapat berperan aktif dalam proses asuhan dan memahami konsekuensi asuhan
yang diberikan.
FORMAT PENGKAJIAN AWAL KLINIS
PENGKAJIAN AWAL
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran:
Sistem Pernapasan
a. Keluhan sesak nyeri batuk Gangguan pola nafas
b. Irama Nafas regular ireguler Gangguan pertukaran gas
c. Suara Nafas ronchi wheezing Ketidak efektifan jalan nafas
vesikuler bronchovesikuler Tidak ada Keluhan
Sistem Cardio Vaskuler
a. Nyeri dada ya tidak Gangguan perfusi jaringan
b. Suara Jantung normal tidak normal
c. CRT <3 detik >3 detik
Sistem Persyarafan
a. Keluhan pusing ya tidak Gangguan Perfusi
b. Pupil isokor anisokor Jaringan Cerebral
Resiko TIK meningkat
Resiko Cedera
Psikologi
a. Tingkat pendidikan SD SMP SMA D3 S1 S2
b. Disorientasi waktu ruang orang tidak ada
c. Emosi tidak bisa menahan diri mudah tersinggung gelisah tenang
Sosial
a. Tempat tinggal Sendiri Sewa SMA bersama kelompok
lain b. Bantuan yang dibutuhkan pasien dirumah Makan Mandi BAK BAB Berjalan
c. Pemakaian obat Sendiri Bantuan, sebutkan………….
Petugas Pengkaji,
( )
FORM SKRINING VISUAL RAWAT JALAN
Hari/TGL :
Nama :
Tanggal Lahir :