Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN TUGAS BESAR

GAMBAR TEKNIK
TREADMILL DENGAN JAM DIGITAL DAN TEMPAT
MINUM

Disusun Oleh :
NAMA : ADHE REBEKA PARDOSI

NPM : 20032010129
SESI : SESI RABU (D)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menggambar teknik merupakan kemampuan menggambar dengan mengikuti
kaidah- kaidah tertentu yang telah disepakati. Menggambar teknik dapat dilakukan
secara manualatau menggunakan teknologi. Menggambar teknik secara manual yaitu
menggunakan kertas dan seperangkat alat gambar lainnya. Sedangkan dengan
teknologi, yaknik menggunakan sebuah software untuk menggambar teknik
diantaranya yaitu AutoCAD, Revit, Google SketchUp, 3D, Max dan lain-lain.
Perangkat software yng digunakan untuk membuat gambar dua dan tiga dimensi
adalah AutoCAD. AutoCAD adalah program komputer desain grafis yang
menyediakan fasilitas untuk membuat gambar teknik yang lengkap dalam bentuk dua
dan tiga dimensi. Sesuai dengan perkembangan teknologi khusunya komputer,
semakin banyak program-program aplikasi AutoCAD yang khusus untuk kalangan
indusi seperti Archic, AD, 3D, Max, 3D Homs Design, Piping Drawing dan
sebagainya. perancangan seperti arsitek, sipil, mesin dan lain sebagainya.
Produk yang saya buat adalah Produk Treadmill dengan inovasi, jadi
pengertian Treadmill secara umum adalah sebuah alat yang umumnya dipakai
untuk berjalan, berlari atau mendaki namun tetap bertahan pada tempat yang
sama. Dalam dunia olahraga, treadmill digunakan untuk berlari atau berjalan di
satu tempat, dengan conveyor belt yang digerakkan dengan mesin atau secara
manual.
Inovasi yang diberikan pada produk Treadmill ini adalah dengan
menambahkan inovasi berupa jam digital dan wadah tempat botol minum, dimana
inovasi ini dapat mempermudah seseorang ketika berolahraga menggunkan
treadmill, dan meminimalkan waktu yang dipakai untuk melihat jam dari hp
ataupun mengambil botol minum yang letaknya cukup jauh dari jangkauan ketika
berolahraga.

ADHE REBEKA PARDOSI 1


20032010129 / SESI RABU D
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan yaitu:
“Bagaimana cara membuat sebuah prototype dari material barang bekas
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual yang tinggi dan layak untuk
diperdagangkan?”

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memanfaatkan barang bekas dan mengolahnya menjadi
sebuah produk yang memiliki nilai jual.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari produknya
menggunakan prototype yang telah dibuat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar ketertarikan seluruh
kalangan terhadap prototype yang dibuat dari data kuisioner.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengisian kuisioner dilakukan terhadap pihak yang berusia diantara 15 -35
tahun.
2. Banyaknya sampel yang digunakan atau responden yang terlibat dalam
pengisian kuisioner hanya sebesar 30 responden saja.

1.5 Asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Semua bahan-bahan yang digunakan untuk membuat prototype adalah
berasal dari barang bekas.

2. Semua responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuisioner memiliki


jaringan yang baik atau stabil.

ADHE REBEKA PARDOSI 2


20032010129 / SESI RABU D
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan praktikum, batasan masalah, asumsi-asumsi, serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah dan
menganalisa data-data yang diperoleh yang digunakan dalam
menyelesaikan penyusunan laporan ini.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian dan langkah-
langkah penyelesaian masalah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang desain produk, pengumpulan data, hasil dan
pembahasan.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari laporan yang telah
dilakukan dan diuraikan pada bab sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ADHE REBEKA PARDOSI 3


20032010129 / SESI RABU D
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambar Teknik


2.1.1 Sejarah
Gambar teknik grafis komunikasi sering disebut sebagai gambar kerja
atau gambar produksi yang tujuannya untuk menterjemahkan gambar desain
menjadi gambar terukur yang dapat dipahami oleh pelaksana, bagian produksi
atau disiplin lain yang aakan menghitung atau menilai tentang bentuk, tampilan,
ukuran, daya tarik, komunikasi, penggunaan media, biaya dan sebagainya. Di
Indonesia, gambar teknik mulai dikenal pada zaman penjajahan Belanda melalui
pelajaran disekolah menengah dan pendidikan tinggi teknik. Dalam
perkembangannya, gambar teknik di Indonesia merupakan perpaduan antara
metode Eropa dan Amerika (Yessi,2019). Gambar teknik paling awal yang pernah
ada adalah gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang digambarkan oleh
insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang
diukir pada kepingan batu. Gambar itu dibuat serupa dengan denah yang dibuat oleh
arsitek jaman sekarang. Walaupun sudah berusia 4000 tahun tetapi para insinyur
dapat membaca gambar itu.Dengan kata lain gambar dapat dipakai sebagai alat
komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bahasa tulisan.
Perkembangan gambar teknik dimulai dari dataran Eropa. Teori tentang proyeksi
benda terhadap bidang imajinasi atau bidang proyeksi Gambar teknik awalnya
dipraktikan oleh Leonardo Da Vinci terhadap abad 15 sampai abad 16, supaya
beliau dijuluki sebagai Bapak Gambar Teknik. Dan terhadap akhir abad 16,
Gaspard Monge yang seorang ahli matematika dari Perancis meraih sebuah sistem
menggambar bersama dengan bersama dengan mengfungsikan dua bidang proyeksi
yang saling tegak lurus. Atau sistem ini bisa disebutbersama dengan bersama
dengan proyeksi siku-siku atau proyeksi ortogonal. Pada tahun itu proyeksi ini
begitu populer dan sering digunakan untuk menggambar perancangan bangunan
kapal maupun peralatan perang. (Rapi, 2016)
Lalu terhadap abad 18 banyak didirikannya sekolah teknik yang tekankan
mata pelajaran gambar mewarnai bersama dengan teknik didalam kurikulumnya.

ADHE REBEKA PARDOSI 4


20032010129 / SESI RABU D
Hal itu berlangsung dikarenakan terhadap masa itu James Watt seorang ilmuan dari
inggris meraih mesin uap, yang mengakibatkan terjadinya pergantian besar-besaran
di dalam sistem memproduksi terhadap pabrik. Yang mula-mula di dalam sistem
memproduksi mengfungsikan tenaga manusia dan hewan, waktu itu diganti
mengfungsikan mesin uap. Karena pergantian besar-besaran yang berlangsung itu,
maka diperlukanlah sebuah bahasa komunikasi terhadap perencana bersama dengan
bersama dengan pelaksana yang di mana bahasa itu wajib singkat dan jelas. Lalu
mulailah mengfungsikan gambar kerja yang bisa dipahami oleh ke-2 belah pihak.
Dari situlah menjadi didirikannya sekolah teknik yang tekankan mata pelajaran
gambar teknik.

Gambar 2.1 Gambar Teknik Zaman Dahulu

Sejak permulaan sejarah, perkembangan pengetahuan teknik telah disertai,


dan sangat memungkinkan, oleh suatu gambar yang sesuai, Saat ini hubungan dekat
antara penerapan teknik dan ilmu pengetahuan dan bahasa gambar umum lebih
penting dari yang pernah ada sebelumnya, maka para insinyur, ilmuwan dan teknisi
yang mengabaikan atau kurang bagus dalam cara menyampaikan pernyataan
prinsipnya di bidang teknik adalah buta huruf dalam jabatannya. Maka, latihan
penerapan gambar teknik sesungguhnya dibutuhkan pada setiap sekolah teknik.
Sebagai bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia, gambar teknik juga
mempunyai susunan tata bahasa dan strukturnya. Artinya dalam gambar ada
aturan tertentu yang seragam, seragam dalam bentuk dan maksudnya agar mudah

ADHE REBEKA PARDOSI 5


20032010129 / SESI RABU D
dipahami dan dimengertioleh semua orang. Aturan tersebut dinamai normalisasi.
Dalam dunia internasional, badan internasional yang menangani masalah
normalisasi adalah International Standard Organization. Badan ini mengurusi
normalisasi di bidang teknik, kecualiuntuk listrik dan elektronika. (Wahyu, 2020)
2.1.2 Pengertian
Menggambar teknik merupakan kemampuan menggambar dengan
mengikuti kaidah- kaidah tertentu yang telah disepakati. Menggambar teknik
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan teknologi. Menggambar teknik
secara manual yaitu menggunakan kertas dan seperangkat alat gambar lainnya.
Sedangkan dengan teknologi, yaknik menggunakan sebuah software untuk
menggambar teknik diantaranya yaitu AutoCAD, Revit, Google SketchUp, 3D,
Max dan lain-lain. Perangkat software yng digunakan untuk membuat gambar dua
dan tiga dimensi adalah AutoCAD. AutoCAD adalah program komputer desain
grafis yang menyediakan fasilitas untuk membuat gambar teknik yang lengkap
dalam bentuk dua dan tiga dimensi. Sesuai dengan perkembangan teknologi
khusunya komputer, semakin banyak program-program aplikasi AutoCAD yang
khusus untuk kalangan indusi seperti Archic, AD, 3D, Max, 3D Homs Design,
Piping Drawing dan sebagainya. (Sumarna et al., 2019)
Gambar teknik adalah susunan visual terperinci tentang suatu desain atau
produk yang dijadikan sarana komunikasi antara teknikus, arsitek, dan sebagainya.
Selain digunakan untuk menyampaikan informasi, gambar teknik juga dapat
digunakan sebagai penelitian konsep perencanaan dan dokumentasi desain suatu
bangunan, mesin dsb. Gambar teknik memiliki aturan yang baku tentang
penggambaran ukuran, lambang-lambang, garis dsb. sehingga gambar tersebut
dapat dibaca secara tepat oleh berbagai pihak yang terlibat. (Wahyu, 2020).
Gambar Teknik adalah gambar yang digunakan sebagai media komunikasi antara
perencana dan pelaksana dalam proses pembuatan suatu benda atau konstruksi.
Gambar Teknik merupakan suatu gambar yang terdiri dari simbol, garis dan
tulisan yang bersifat tegas. Gambar Teknik berfungsi sebagai gambar yang
memuat penjelasan lengkap tentang suatu benda atau konstruksi, berdasarkan
ketentuan dan standar teknik yang sudah disepakati oleh badan standarisasi.
(Fakhri,2019)

ADHE REBEKA PARDOSI 6


20032010129 / SESI RABU D
Ada begitu banyak tokoh yang memberi tambahan pengertian dari gambar
teknik, berikut lebih dari satu pengertian gambar teknik menurut lebih dari satu
tokoh :
 FH. Homan dan Ir. Sutomo Wongsocitro, gambar teknik adalah bahasa yang
dipergunakan antara perancang dan pelaksana.
 James S. Rising dan Maurice w. Almfedt, gambar teknik adalah gabungan
dari seni dan ilmu menggambar yang dapat diterapkan dari solusi masalah
teknik.
 Thomas E. Frenc dan Charles I. Fierck, gambar teknik adalah bahasa grafik
yang digunakan dalam dunia industri oleh para insinyur dan perancang
untuk mengekspresikan dan merekam ide dan informasi yang diperlukan
untuk pembangunan mesin dan struktur.
 Warren I. Luzzadder, gambar teknik adalah bahasa grafik yang digunakan
secara universal oleh para insinyur untuk menggambarkan bentuk dan
ukuran struktur dan mekanisme. (Rapi, 2016)
Menggambar teknik adalah sebuah matakuliah wajib yang menyatakan
maksud dari seorang yang berkecimpung dalam dunia teknik. Oleh karena itu
menggambar sering juga disebut sebagai “Bahasa Teknik”. Menggambar teknik
menuntut mahamahasiswa untuk mengetahui aturan atau standar-standar yang ada
pada menggambar teknik. Dengan mengetahui aturan dan standar-standar
menggambar teknik, mahamahasiswa akan dapat membaca, menerjemahkan atau
menafsirkan maksud dan tujuan yang ada pada menggambar kerja. (Pranoto,
2019). Menggambar dengan menggunakan simbol-simbol yang sudah ditetapkan
oleh standar penggunaan ataupun sesuai dengan ketetapan internasional yang
dimana simbol simbol tersebut dapat disebut mutlak. Menggambar teknik adalam
penggambaran yang dilakukan untuk membuat suatu desaian dengan menggunakan
simbol yang berkaitan dengan dunia arsitektur dan juga dapat dikaitkan dengan
dunia teknologi dan informasi. Menggambar teknik tidaklah mudah, karena gambar
teknik biasanya digunakan untuk orang yang sudah profesional. Gambar teknik juga
tidak hanya terdiri dari simbol melainkan garis dan juga suatu tulisan.
Penggambaran teknik juga akan menghasilkan gambar yang memiliki rupa tegas
atau sifat yang kokoh. (Rapi,2016)

ADHE REBEKA PARDOSI 7


20032010129 / SESI RABU D
2.2 Standarisasi Gambar Teknik
Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk
tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua
pihak/pemerintah/keputusan internasioanal yang terkait dengan memperhatikan
syarat keselamatan, keamanan, Kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan
iptek, pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (UU No.20 Tahun 2014 tentang
Standarisasi dan Penilaian Kesusuaian). Sedangkan menurut International
Organization for Standardization, standar adalah dokumen yang memberikan
persyaratan, spesifikasi, pedoman atau karakteristik yang dapat digunakan secara
konssiten untuk memastikan bahwa bahan-bahan, produk, proses dan layanan
yang cocok untuk tujuan mereka. Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai
sebagai patokan. Adapun standarisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran,
kualitas, dsb) dengan pedoman (standar) yang telah ditetapkan. Standar
memegang peranan penting untuk menciptakan produk yang bermutu, dapat
memenuhi tuntutan pasar nasioanal dan internasioanal sehingga mampu
menembus pasar dunia. Dengan standar, produk yang dipasarkan akan memiliki
daya saing yang kuat. Standar juga memperlancar arus perdgangan, dan
melindungi kepentingan umum. Di dunia industri, stndar sangat diperlukan dalam
rangka mengantisipasi era globalisasi perdagangan dunia. (Rahartri, 2019)
Standarisasi gambar teknik berfungsi sebagai berikut:
 Memberikan kepastian sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan
pembaca gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut
standar.

 Menyeragamkan penafsiran terhadap cara-cara penunjukan dan penggunaan


simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai penafsiran menurut
standar.
 Memudahkan komunikasi teknis antara perancang atau pembuat gambar
dengan penggunaan gambar.
 Memudahkan kerja sama antara perusahaan-perusahaan dalam
memproduksi benda-benda teknik dalam jumlah banyak (produksi masal)

ADHE REBEKA PARDOSI 8


20032010129 / SESI RABU D
yang harus diselesaikan dalam waktu serempak.
 Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat"alat industri
Sejak mulai pesatnya perkembangan industri, beberapa negara industri
maju
 Memperlancar produksi dan pemasaran suku cadang alat"alat industri
Sejak mulai pesatnya perkembangan industri, beberapa negara industri
maju
telah membuat beberapa standarisasi industri dalam negaranya. Beberapa macam
standarisasi yang telah banyak dikenal antara lain:
 Jepang (JIS) Japanese Industrial Standards
Jepang merupakan salah satu negara maju yang juga memiliki standar
nasional sendiri untuk produk yang dihasilkan di negaranya. Badan yang
mengatur tentang standarisasi di Jepang adalah Japanese Industrial Standars
Commite (JISC). JISC terdiri dari banyak komite nasioanl dan memiliki peran
utama dalam kegiatan standarisasi di Jepang. Tugas JISC adalah membentuk dan
menetapkan Japanese Industrial Standard (JIS), adminsitrasi akreditasi dan
sertifikasi, partisipasi dan kontribusi dalam kegiatan standarisasi internasional,
dan pengembangan standar pengukuran dan infrestruktur teknis untuk standarisasi
industry merupakan standarisasi industry dan di Jepang. JIS ( Japan Industrial
Standard ) adalah suatu organisasi standar yang dibuat oleh pemerintah Jepang
yang bergerak dalam pembuatan standar-standar yang ada di jepang khususnya
dalam bidang perindustrian. Proses standarisasi yang dibuat oleh JIS berada
dibawah pengawasan JISC ( Japan Industrial Standard Comitte ), dan hasil dari
standard yang telah dibuat dipublikasikan oleh JSA ( Japan Standards Asosiation).
Dalam era Meiji, perusahaan swasta yang bertanggung jawab untuk membuat
standar meskipun pemerintah Jepang memang memiliki standar dan dokumens
pesifikasi untuk keperluan pengadaan untuk artikel tertentu, seperti
amunisi.Semua itu diringkas untuk membentuk standar resmi ( JES ) pada tahun
1921. Selama Perang Dunia II , standar disederhanakan dan didirikan untuk
meningkatkan produksi materiil. Standar Asosiasi Jepang didirikan setelah
kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II pada tahun 1945. Peraturan Komite
Standar Industri Jepang yang diumumkan padatahun 1946, standar Jepang (JES
baru) dibentuk. UU Standardisasi Industri diberlakukan pada tahun 1949 , yang

ADHE REBEKA PARDOSI 9


20032010129 / SESI RABU D
membentuk landasan hukum untuk saat Japanese Industrial Standards ( JIS ).
Japanese Industrial Standar ditetapkan sebagai standar industri nasional. Hal ini
dilakukan agar Jepang dapat memastikan kenyamanan dalam kegiatan ekonomi
dan sosial (mengamankan kompatibilitas), meningkatkan efisiensi produksi,
jaminan keuntungan konsumen dan penyederhanaan transaksi, mempromosikan
kemajuan teknologi (dukungan untuk menciptakan pengetahuan baru dan
pengembangan/penyebaran teknologi baru), menjaga keselamatan dan kesehatan
dan pelestarian lingkungan (Japanese Industrial Standards Committe,2005).Salah
satu standar nasional di Jepang yang mengatur tentang kebijakan dalam kegiatan
pengolahan produk panel yaitu papan serat adalah JIS A 5905:2003 yang telah
direvisidari JIS 5905 : 1994. Jumlah suatu Standar Industri Jepang (JIS) terdiri
dari sebuah simbol huruf Inggris dan empat (4) atau lima (5) digit angka. Angka
tersebut mungkin memilikinomor bagian setelah 4-5 angka dan sebuah tanda
hubung "-" Simbol huruf menunjukkan 19 bidang teknis seperti A untuk "Teknik
Sipil dan Arsitektur", X untuk "Pengolahan Informasi." Dari angka tersebut, dua
digit pertama menunjukkan sebuah divisi yang ditentukan sub-teknis daerah dan
dua terakhir diberikan secara bebas. H7501, misalnya, berarti area teknis "Bahan
non-besi dan Metal" dan sebuah divisi dari"bahan fungsional". JIS juga
dikategorikan ke dalam tiga domain yaitu produk, metode dan dasar. (Andri,
2017)
 Jerman (DIN) Deutsches Institut für Normung (German Standard
Organization)
DIN , dalam bahasa Inggris, (the German Institute for Standardization )
adalah organisasi nasional Jerman untuk standardisasi dan anggota ISO negara
itu. DIN adalah Asosiasi Jerman yang sudah Terdaftar dan berkantor pusat di Berlin .Saat
ini ada sekitar tiga puluh ribu Standar DIN , meliputi hampir setiap bidang teknologi.
DIN Didirikan pada tahun 1917 sebagai Normenausschuß der Deutschen
Industrie ( NADI , " Komite Standardisasi Industri Jerman " ) , NADI ini berganti
nama Deutscher Normenausschuß ( DNA , " Komite Standarisasi German " )
pada tahun 1926 untuk mencerminkan bahwa organisasi sekarang berurusan
dengan isu- isu standardisasi di banyak bidang ; yaitu , tidak hanya untuk produk
industri . Pada tahun 1975 itu diubah namanya lagi untuk Deutsches Institut für
Normung , atau 'DIN ' dan diakui oleh pemerintah Jerman sebagai badan nasional

ADHE REBEKA PARDOSI 10


20032010129 / SESI RABU D
standar resmi, yang mewakili kepentingan Jerman di tingkat internasional dan
Eropa. Akronim , ' DIN , ' sering salah diperluas sebagai Deutsche Industrienorm ( "
Standar Industri Jerman " ) . Hal ini sebagian besar disebabkan oleh asal
bersejarah DIN sebagai " NADI " . NADI memang diterbitkan standar mereka
sebagai DI - Norm ( Deutsche Industrienorm ) . Sebagai contoh, standar pertama
kali diterbitkan adalah ' DI - Norm 1 ' (tentang pin peruncing ) pada tahun 1918.
Banyak orang masih mengasosiasikan DIN keliru dengan yang lama DI - Norm
konvensi penamaan . Salah satu yang paling awal , dan mungkin yang paling
terkenal , adalah DIN 476 - standar yang memperkenalkan ukuran kertas A -series
tahun 1922 - yang diadopsi pada tahun 1975 sebagai Standar Internasional ISO
216. Contoh umum dalam teknologi modern termasuk DIN dan mini - DIN
konektor.
 Indonesia (SNI) Standard Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan standar yang berlaku secara
nasioanal di Indonesia. Dalam hal perumusan, Standar Nasional Indonesia
dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasioanal. Badan Standarisasi Nasioanal sendiri merupakan Lembaga pemerintah
non kementrian Indonesia dengan tugas pokok mengambangkan dan membina
kegiatan standarisasi di negara Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya, BSN
berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi
Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasioanal Indonesia yang digunakan
sebagai standar teknis di Indonesia. Jepanese Indutrial Standards (JIS)
merupakan standar yang digunakan dalam kegiatan industri di negara jepang.
Secara umum SNI bersifat sukarela, namun wajib bagi beberapa produk
sebagaimana yang disebutkan pada “Peraturan Menteri Perdagangan No.72/M-
DAG/PER/9/2015”. Peraturan tersebut mewajibkan barang-barang dalam kategori
tertentu harus diproduksi sesuai dengan SNI. Beberapa produk yang disebutkan
pada peraturan diatas yang kualitasnya tidak sesuai dengan standar SNI, maka tidak
diizinkan untuk beredar dipasaran. WTO Code of good practice adalah metode yang
digunakan dalam perumusan SNI, penggunaannya adalah dengan maksud agar SNI
diterima secara luas diantara para stakeholder. Metode tersebut yaitu :
a. Openess (keterbukaan): Terbuka bagi agar semua stakeholder yang
berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;

ADHE REBEKA PARDOSI 11


20032010129 / SESI RABU D
b. Transparency (transparansi): Transparan agar semua stakeholder yang
berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap
pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan
dapat dengan mudah memperoleh semua informasi yang berkaitan dengan
pengembangan SNI;
c. Consensus and impartiality (Konsensus dan Tidak Memihak): Tidak
memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan
kepentingannya dan diperlakukan secara adil;
d. Effectiveness and relevance (Efektif dan relevan): agar dapat memfasilitasi
perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Coherence:Koheren dengan pengembangan standar internasional agar
perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar
global dan memperlancar perdagangan internasional;
f. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi
pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan
nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional dalam
indonesia.
 Standard Internasional (ISO) International Standardization For
Organization
ISO adalah berasal dari Bahasa Yunani yang berarti sama. ISO 9001
merupakan standar Internasioanal organisasi yang mengatur tentang system
manajemen mutu (quality management system). Dalam system manajemen mutu
ISO 9001 terdapat standar operating prosedur (SOP), intruksi kerja (work
interaction), tujuan dan sasaran mutu (quality objective) dan juga program mutu
(quality program). SIO 9001 :2008 adalah sistem manjemen mutu SIO dari hasil
revisi tahun 2008 yang menetapkan persyratan-persyaratan dan rekomendasi
untuk desai da penilaian dari suatu system manajemen kualitas yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang/jasa) yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. ISO adalah berupa sertifikat yang
didasarkan pada pengukuran desain dan implementasinya yang berfokus pada
sistem dan proses dilakukan oleh perusahaan suatu organisasi. ISO adalah suatu
standar internasional untuk sistem manajemen mutu, ISO menetepkan persyaratan

ADHE REBEKA PARDOSI 12


20032010129 / SESI RABU D
dan rekomendasi untuk sistem dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu
yang bertujuan untuk menjamin bahwa suatu Lembaga akan memberikan
pelyanan jasa sesuai kinerja Lembaga tersebut. Sedangkan sertifikat ISO
merupakan sebuah institusi yang telah menerapkan ISO sebagai standar dalam sistem
menyelenggarakan organisasinya setelah melalui proses audit internal dan eksternal.
Sertifikat dikeluarkan oleh Lembaga sertifikat internasional yang memiliki wewenang
terhadao sertifikat. Struktur ISO 9001 :2008 dijadikan pedoman dalam sistem manajemen
mutu pada suatu organisasi terdiri dari delapan klausal diantaranya: Ruang lingkup,
referensi standar, istileh dan definisi, sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumaber daya, realisasi produk, pengkuran, analisa dan
perbaikan. Secara umum ada delapan jenis standar ISO yang dikeluarkan oleh Organisasi
Internasional ini dan banyak telah diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Adapun beberapa jenis ISO adalah sebagai berikut:
a. ISO 9001, yaitu sistem manajemen mutu yang paling banyak digunakan,
dimana karakteristiknya adalah pendekatan proses yang bertujuan
meningkatkan efektivitas manajemen mutu.
b. ISO 14001, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
lingkungan. Beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam standar ini adalah
pengelolaan limbah, penghematan energi, penghematan air, dan
penghematan bahan bakar.
c. ISO 22000, yaitu standar yang berhubungan dengan sistem manajemen
keamanan pangan. Standar ini ditujukan bagi perusahaan di bidang makanan
dan minuman, dimana diharuskan untuk melakukan kontrol internal, dan
setiap produk harus punya rencana proses dan pengendalian.
d. ISP/IEC 27001, yaitu standar sistem manajemen keamanan informasi
atau Informasi Security Managemen System (ISMS). Standar ini
diterapkan padaperusahaan di bidang aplikasi IT dan sejenisnya.
e. ISO TS 16949, yaitu spesifikasi teknikal untuk sistem manajemen mutu di
bidang industri otomotif. Konsep dari standar ini adalah perbaikan
berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok, serta tindakan pencegahan dan
perbaikan.
f. ISO/IEC 17025, yaitu standar yang berhubungan dengan laboratorium atau
lembaga pengujian. Standar ini bertujuan untuk memastikan keakuratan

ADHE REBEKA PARDOSI 13


20032010129 / SESI RABU D
hasil pengujian di bidang kesehatan, produksi.
 Belanda (NEN) Nederland Nom
NEN adalah singkatan dari NEderlandse Norm, dan sejak 8 Mei 2000
namakemitraan yang erat dari Belanda itu berubah menjadi Institut Standarisasi dan
NEC ( yang mengkhususkan diri dalam standarisasi teknik elektro dan ICT ).
Kedua organisasi yang bekerja digabungkan dari satu tempat penampungan ke
Delft, meskipun masing-masing masih dengan papan sendiri. NEN memandu
pengembangan standar. Dan merangsang Standar aturan yang memasarkan
produk satu sama lain tentang kualitas dan keamanan produk mereka, layanan dan
proses. Sebagai NEN pihak netral mengidentifikasi yang memerlukan standar dan
membawa para pemangku kepentingan organisasi bersama-sama untuk
membiayai ini dan mengembangkan standar. NEN juga mengelola dan
menerbitkan standar yang berlaku Belanda di berbagai bidang. Ada lebih dari
1500 standar tertentu di Belanda, dan ada lebih banyak lagi yang berlaku di
Belanda, karena mereka berasal dari Eropa ( NEN - EN Eurocodes ), atau berlaku
secara global ( ISO ). Sebenarnya, hampir semua yang tersedia memiliki standar,
dari peralatan untuk perlindungan data pribadi, metode pemeriksaan, ukuran
kertas sampai dengan ketahanan api bahan bangunan dan penomoran minggu, dan
disebut standarISO 9000 dan BS 1010. (Ombuh, 2016)
 Amerika (ANSI) American National Standard Intitute
ANSI (American National Standards Institute) adalah lembaga yang
menentukan patokan untuk pemrosesan data serta memberikan aturan baku dalam
menggunakan kode dan bahasa dari suatu bahasa pemrograman. ANSI juga bekerja

untuk mengkoordinasi standar Amerika Serikat sesuai dengan standar internasional


sehingga produk-produk dari Amerika Serikat bisa digunakan di seluruh dunia.
Mereka akan menentukan standar untuk industri pemrosesan informasi di Amerika
Serikat. Lembaga ini akan memberikan akreditas untuk standar yang telah
dikembangkan oleh instansi pemerintah, kelompok konsumen, perwakilan dari
lembaga pengembang standar, dan lain-lain . Standar tersebut akan memastikan
bahwa karakteristik dan kinerja produk berjalan dengan konsisten sehingga
masyarakat dapat menggunakan definisi dan istilah atau standar yang sama.
American National Standards Institute (ANSI) didirikan pada tahun 1918,

ADHE REBEKA PARDOSI 14


20032010129 / SESI RABU D
tepatnya pada tanggal 19 Oktober. Lembaga ini didirikan dengan misi untuk
meningkatkan daya saing global bagi bisnis dan kualitas hidup Amerika Serikat
dengan cara meningkatkan daya saing global bisnis A.S. dan kualitas hidup A.S.
Mereka bekerja dengan mempromosikan dan memfasilitasi standar dan sistem
penilaian dan menjaga integritasnya. ANSI juga berpartisipasi dalam
mendefinisikan standar protokol jaringan, selain itu juga turut serta dalam
merepresentasikan Amerika Serikat dalam hubungannya dengan badan-badan
penentu standar internasional yang lain. Selain ANSI, terdapat juga lembaga-
lembaga lain yang turut serta dalam menentukan aturan yang jelas agar
masyarakat mampu menggunakan standar teknologi yang seragam. Lembaga-
lembaga tersebut adalah IETF, ISO, IEEE, ANSI, ITU, EIA/TIA dan FCC.
Lembaga ini tentunya mempunyai tugas masing- masing yang berbeda.
ANSI merupakan suatu lembaga yang mengeluarkan standar ASCII atau
American Standard Code for Information Interchange, yaitu suatu standar
internasional dalam bentuk kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode,
namun ASCII lebih bersifat universal. Selain itu juga terdapat SQL yaitu standar
ANSI dalam bahasa pemrograman untuk mengakses dan memanipulasi database.
SQL digunakan untuk menerima, mengubah serta menghapus data. Sesuai dengan
perkembangan serta kegunaaanya tersebut, SQL mempunyai beberapa versi, namun
agar tidak terjadi kekeliruan makan dibuatlah standar oleh ANSI memungkinkan
AS untuk lebih bersaing secara global. (Ombuh, 2016)

2.3 Proyeksi
Proses pembelajaran gambar teknik terdiri dari teori yang meliputi prinsip
dasar dalam gambar teknik yang meliputi prinsip dasar dalam gambar teknik
bangunan kemudian diterapkan pada saat praktik menggambar. Materi pembelajaran
yang disajikan dalam suatu semester ini terdiri dari pengenalan alat-alat gambar,
macam-macam, garis, ukuran kertas gambar dan garis pinggir (kop gambar),
simbol, etiket gambar teknik, fungsi skala, standarisasi huruf dan angka, gambar
proyeksi,gambar perspektif serta gambar pra-rencana. Proyeksi adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara menggambar penglihatan mata dari suatu benda tiga
dimensi ke dalam kertas gambar secara dua dimensi sehingga apa yang dilihat

ADHE REBEKA PARDOSI 15


20032010129 / SESI RABU D
atau dipandang sesuai dengan penglihatan mata. Dalam ilmu proyeksi dipelajari
cara-cara memproyeksi titik,garis dan kedalaman ruang. (Fakhri et al., 2019).
Media pembelajaran diharapkan dapat menunjang hasil belajar sehingga motivasi
siswa dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengembangan
berbasis penggunaan aplikasi dapat memudahkan siswa dalam melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengembangan berbasis penggunaan
aplikasi dapat memudahkan siswa dalam membuat gambar perspektif. Kondisi
saat ini pengembangan terhadap penggunaan media aplikasi gambar terutama
gambar perspektif pada mata pelajaran kesenian belum berjalan baik. Media
aplikasi gambar dapat mendorong siswa memahami materi dan pembelajaran
dalam praktik.
Adapun jenis-jenis proyeksi adalah sebagai berikut:
1. Proyeksi Piktorial
Proyeksi Piktorial merupakan gambar yang semula dua dimensi dibuat
dalam bentuk tampilan gambar dibuaat secara tiga dimensi. Jenis proyeksi ini bisa
dilakukandengan berbagai macam cara di antaranya sebagai berikut:
a. Proyeksi Piktorial Isometris
b. Proyeksi Piktorial Dimetris
c. Proyeksi Piktorial Miring
d. Gambar Perspektif atau pandangan
2. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi Orthodal merupakan jenis proyeksi yang menampilkan gambar
secara dua dimensi. Fungsi dari proyeksi ini adalah menjelaskan gambar detail dari
masing- masing sudut pandang. Proyeksi orthogonal dibagi menjadi dua jenis
diantaranya sebagaiberikut:
a. Proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa)
b. Proyeksi kuadran II (Proyeksi Amerika)
3. Proyeksi Eropa Dan Proyeksi Amerika
Proyeksi standart Eropa
Proyeksi eropa (proyeksi kuadaran II), peletakan view sisi kiri gambar
sebagai view utama.
Proyeksi standart Amerika
Proyeksi eropa (proyeksi kuadran I), peletakan view sisi kanan gambar

ADHE REBEKA PARDOSI 16


20032010129 / SESI RABU D
sebagai view utama. (Abryandoko et al., 2019)
Adapun cara-cara untuk memproyeksikan adalah :
1. Proyeksi central(pusat)
Proyeksi pusat adalah cara memproyeksikan dimana semua garis-garis
pemroyek yang digunakan melalui suatu pusat atau titik (O). Proyeksi central atau
pusat dikenal dua cara yaitu:
a. Proyeksi pusat biasa
Yang dimaksud proyeksi pusat biasa adalah cara memproyeksikan dimana
benda yang diproyeksikan terletak antara bidang proyeksi dengan pengamnat atau
mata (O). Jadim berdasrkan urutan komponennya adalah sebagai berikut, yaitu
pusat (O), kemudian benda yang diproyeksikan, menyusut bidang proyeksi.
Berdasarkan posisi (urutan) yang demikian, maka hasil proyeksi yang diperoleh
adalah gambar proyeksi benda lebih besar daripada benda yang diproyeksikan.
b. Proyeksi pusat istimewa
Proyeksi pusat istimewa atau perspektif adalah cara proyeksi pusat, dimana
bidang proyeksi terletak antara pengamat (mata) dengan bidang proyeksi.
(Muhammad, 2017)
Komponen dalam gambar proyeksi :
1. Bidang proyeksi
Bidang proyeksi adalah bidang tempat tergambar benda (bagian benda)
yang di proyeksikan berdasarkan arah pandang pengamat.
a. Bidang mendatar (rata-rata air) adalah bidang tempat menggambarkan
proyeksi benda dilihat dari atas atau dari bawah biasa juga disebut bidang I
(bidang proyeksi I). Bidang ini posisinya mendatar.

b. Bidang horizontal (melintang) adalah bidang tempat menggambarkan


proyeksi benda dilihat dari depan atau dari belakang. Bidang ini
berpotongan tegak lurus terhadap bidang I (bidang mendatar). Bidang ini
biasa disebut bidang II (bidang proyeksi II)

c. Bidang frontal (ke depan) adalah bidang tempat menggambarkan benda


dilihat dari samping kanan). Bidang ini biasa disebut bidangII (bidang
proyeksi III).

ADHE REBEKA PARDOSI 17


20032010129 / SESI RABU D
2. Garis Sumbu

Garis sumbu adalah garis perpotongan antara bidang-bidang proyeksi.

a. Sumbu X adalah garis perpotongan antara bidang I dengan bidang II, dan
posisinnya horizontal di depan mata pengamat. Sumbu X ini garis patokan
untuk mengetahui jarak benda ke bidang I dan ke bidang II.

b. Sumbu Y adalah garis perpotongan antara bidang II dengan bidang III, dan
posisinya vertikal tegak lurus terhadap sumbu X. Sumbu Y ini merupakan
patokan untuk mengetahui jarak benda terhadap bidang II dari bidang III.

c. Sumbu Z adalah garis perpotongan antara bidang I dan III, dan posisi garis
sumbu Z ini frontal (ke depan) terhadap pengamat. Sumbu Z ini adalah
garis patokan untuk mengetahui jarak benda terhadap bidang I dan bidang
III.

3. Titik Sumbu

Titik sumbu ini biasa diberi nama O, yaitu titik perpotongan ketiga garis
sumbu (X, Y, Z). Titik sumbu (O) ini merupakan titik sebagai patokan mengukur
jarak benda ke bidang I, ke bidang II dan ke bidang III.

4. Ruang proyeksi

Ruang proyeksi adalah ruang yang dibatasi oleh bidang proyeksi I, bidang
proyeksi II, dan bidang proyeksi III. Ruang proyeksi ini terletak di atas dan di
bawah bidang proyeksi yang mendatar, di depan dan di belakang bidang yang
horizontal dan di sebelah kiri dan kanan bidang yang frontal. Semua benda yang
akan dicari proyeksinya harus berada pada ruang proyeksi ini. Ruang proyeksi
ini merupakan ruang negatif tak kasat mata atau tidak dapat diraba karena
merupakan ruang hampa (bukan bidang, bukan garis dan bukan titik), tetapi
berada di antara bidang-bidang proyeksi, garis-garis sumbu dan titik sumbu.

5. Unsur-unsur benda

Unsur-unsur benda adalah komponen-komponen yang membangun benda,


yang terdiri atas titik, garis dan bidang. Sebuah benda terdiri atas beberapa titik,
beberapa garis dan beberapa bidang yang saling berkaitan sebagai suatu system
atau kesatuan.

ADHE REBEKA PARDOSI 18


20032010129 / SESI RABU D
6. Garis pemroyek atau garis proyektor
Garis pemroyek atau garis proyektor adalah garis-garis yang
menghubungkan unsur-unsur benda (titik, garis, dan bidang). Garis proyektor
atau garis pemroyek ini memiliki arah terhadap bidang proyeksi dan arahnya
menghadap bidang proyeksi. Arah garis proyektor yan tegak lurus terhadap
bidang proyeksi menghasilkan cara memproyeksikan yang disebut proyekasi
orthogonal atau proyeksi ortografi, artinya semua garis-garis proyektor yang
digunakan untuk membuat proyeksi benda artinya tegak lurus terhadap bidang
proyeksi. Bagaimanapun posisi benda didalam ruang proyeksi, baik terhadap
bidang I, bidang II, maupun terhadap bidang III. Disamping arahnya terhadap
bidang proyeksi berpotongan tegak lurus (siku) juga semua gars-garis proyektor
tersebut sejajar (parallel). (Muhammad,2017)

2.4 Etiket
Dalam sebuah gambar teknik kita akan melihat satu bagian pada gambar
yang memuat beberapa keterangan teknis tentang gambar yang dibuat.
Keterangan itu misalnya, judul gambar, pembuat gambar, ukuran kertas, skala
gambar, dan lain- lain. Bagian tersebut dikenal dengan istilah etiket gambar.
Etiket gambar juga biasa disebut dengan istilah stuklis, dan juga kepala
gambar. Walaupun ada beberapa istilah dalam penyebutanya, namun semuanya
mempunyai makna yang sama. Pengertian etiket gambar atau kepala gambar
adalah sejumlah informasi atau keterangan tentang suatu gambar teknik. Atau
juga disebut identitas gambar teknik. Fungsi etiket gambar teknik ini adalah untuk
memberikan data atau informasi teknis yang lebih jelas pada suatu gambar yang
telah dibuat. Dengan adanya etiket gambar ini, maka setiap orang yang
membacanya akan mendapatkan informasi yang cukup tentang gambar yang
disajikan tersebut.
Etiket (Kepala Gambar) pada gambar teknik di fungsikan sebagai sumber
informasi yang menjelaskan spesifikasi gambar secara detail, dimana di dalam
kepala gambar terdapat informasi sebagai berikut:
1. Nama instansi/perusahaan
2. Nomor gambar
3. Judul gambar

ADHE REBEKA PARDOSI 19


20032010129 / SESI RABU D
4. Ukuran kertas
5. Proyeksi gambar
6. Skala dan satuan gambar
7. Tanggal pembuatan gambar
8. Nama penggambar dan pemeriksa
9. Jurusan/NRP
10. Keterangan.
Ada banyak macam etiket gambar yang sering digunakan dalam gambar
teknik. Walaupun bentuknya terlihat berbeda, namun maksud dan tujuannya
sama. Komponen atau bagian-bagian dari etiket gambarnya tetap menunjukkan
maksud gambar dengan jelas. Mungkin hanya posisi kolom-kolomnya saja yang
sedikit berbeda. Secara umum terdapat du jenis etiket gambar teknik, yaitu:
1. Etiket Gambar Teknik yang Digunakan Di Sekolah/Instansi
Etiket jenis ini banyak digunakan untuk kepentingan pembelajaran di
sekolah atau instansi pelatihan teknik lainnya. Informasi yang tercantum dalam
etiket gambar berupa informasi dasar saja, tidak mencantumkan detail informasi
lain yang lebih mendalam. Berikut ini contoh bentuk etiket gambar teknik untuk
sekolah.
2. Etiket Gambar Professional
Dalam etiket gambar professional, informasi yang ditampilkan lebih
lengkap dan detail. Biasanya digunakan dalam gambar skala industri atau
project. Oleh karena itu informasi yang tercantum di dalam etiket lebih
kompleks dan detail, serta bersifat resmi. Berikut ini contoh etiket gambar
prosessional. (Wahyu, 2020)

2.5 Perancangan dan Pengembangan Produk


Dewasa ini persaingan dalam dunia industri semakin kuat. Produk menjadi
titik krusial awal dan ujung tombak dari suatu industri manufaktur.
Konsekuensinya, keberhasilan industri tersebut dalam persaingan juga akan oleh
keberhasilannya merancang dan mengembangkan produk yang sesuai dengan
keinginan konsumen, dan kecepatan kecepatan industri tersebut dalam
menanggapi permintaan konsumen yang selalu berubah – ubah. Produk adalah
keluaran (output) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transformasi) dan

ADHE REBEKA PARDOSI 20


20032010129 / SESI RABU D
merupakan penambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang
dijual perusahaan kepada konsumen. Perancangan dan pengembangan produk
adalah semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk yang
meliputi segala aktivitas mulai dari identifikasi keinginan konsumen sampai
fabrikasi, penjualan dan deliveri dari produk. Melalui perancangan dan
pengembangan produk diharapkan akan menghasilkan inovasi – inovasi produk
baru yang mampu memberikan keunggulan tertentu di dalam mengatasi
persaingan dengan produk kompetitor.
Ada beberapa alasan pokok yang melatar belakangi perlunya perancangan
dan pengembangan produk secara terus menerus yaitu:
1. Tujuan Finansial, Aktivasi perancangan sering terkait dengan perancangan
finansial dari perusahaan. Dorongan untuk menghasilkan pengembalian
modal yang layak akan sangat dipengaruhi oleh kesuksesan hasil
perancangan produk dipasar.
2. Pertumbuhan Penjualan
3. Respon Terhadap Persaingan, Salah satu cara menghadapi persaingan
adalah dengan strategi produk. Keunggulan produk, yang merupakan
hasil dari peracangan yang baik, akan menjadi faktor penentu pemenangan
di pasar.
4. Keunggulan Kapasitas, Perancangan produk baru atau pengembangan
produk yang ada dapat menjadikan perusahaan melakukan diversifikasi
usaha sehingga akan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
produksi yang ada.
5. Siklus Hidup Produk, Setiap produk akan mengalami fase-fase pengenalan,
pertumbuhan, dewasa, dan penurunan. Berdasarkan kondisi tersebut,
perancangan menjadi suatu yang selalu dilakukan karena umur produk
yang terbatas.
6. Respon terhadap perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kondisi persaingan yang kompetitif, strategi bisnis berkembang mengikuti
kondisi yang ada. Konsekuensinya strategi produk, dalam hal ini adalah
perancangan produk, juga mengalami perubahan-perubahan. dalam tahap-tahap
awal, perancangan hanya mendasarkan pada aspek fungsional. Perancangan

ADHE REBEKA PARDOSI 21


20032010129 / SESI RABU D
hanya dinilai dari apakah suatu produk dapat bekerja atau tidak. Dalam keadaan
persaingan super ketat seperti sekarang ini, kesuksesan suatu produk tidak hanya
ditentukan oleh biaya, kualitas, dan pelayanan dari produk yang bersangkutan,
tetapi juga ditentukan oleh kecepatan industri dalam merespon dan
mengembangkan produk yang dihasilkannya. Dalam kondisi ini, Concurrent
Product and Process Design (CPPD). CPPD membutuhkan cara berfikir baru,
sehingga di perlukan teknologi, organisasi, dan alat analisis yang baru dalam
perancangan. Dukungan teknologi sangat diperlukan dalam CPPD seperti
penggunaan mesin Rapid Prototyping, dan CAD/CAM. Disamping itu
pendekatan ini juga membutuhkan metode-metode QFD, DFM, dan DFA dalam
pengaplikasikan pendekan ini. Organisasi perancangan juga harus disesuaikan.
Proses perancangan dan pengembangan produk dari produk yang berlainan akan
cenderung berbeda dengan jenis dan tingkat kompleksitas dari produk tersebut.
Dari beberapa penelitian dinyatakan bahwa 60 – 95 % biaya produksi akan
ditentukan oleh baik buruknya perancangan produk yang dilakukan dan lebih
dipertegas oleh Dranfield yang menyatakan 80% biaya produk ditentukan pada
tahap perancangan. Dan juga proses yang sistematis akan memberikan
pemahaman yang sama terhadap proses bagi semua pihak yang terkait. Sehingga
dengan demikian produk yang dihasilkan memiliki kualitas standart dan dapat
diterima oleh seluruh perindustrian yang terkait.
Proses Pengembangan Produk adalah merupakan urutan atau langkah-
langkah pengubahansekumpulan bahan baku menjadi sekumpulan produk jadi.
Sedangkanproses pengembangan produk adalah urutan atau langkah-langkah
kegiatan-kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk
menyusun,merancang, dan mengkomersilkan suatu produk. Dalam
prosespengembangan produk terdapat aktivitas-aktivitas intelektual dan
organisasi, disamping aktivitas-aktivitas fisik. Secara umum, proses
pengembangan produk dibagi menjadi enam fase yaitu:
1) Perencanaan
2) Pengembangan Konsep
3) Perancangan Tingkatan Sistem
4) Perancangan Detail
5) Pengujian dan Perbaikan

ADHE REBEKA PARDOSI 22


20032010129 / SESI RABU D
6) Produksi Awal
Dalam proses pengembangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai
alat sebagai berikut yaitu : identifikasi kebutuhan pelanggan, penetapan
spesifikasi target, penyusunan konsep, pemilihan konsep, pengujian konsep,
penentuan spesifikasi akhir, perencanaan proyek, analisis ekonomi dan analisa
produk-produk pesaing hal ini penting karena sebagai penentu keberhasilan
penegembangan produk yang akan diproduksi oleh perusahaan. Perubahan cepat
di pasar akan berpengaruh pada kondisi penjualan produk. Respon yang cepat
akan menentukan kesuksesan suatu produk sehingga Time to Market (waktu dari
pertama kali produk diluncurkan sampai dengan produk tidal laku dipasar)
menjadi suatu strategi bersaing. Untuk memahami strategi Time To Market,
perlu dipahami terlebih dahulu siklus hidup produk yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Tahap pengenalan. Bila produk baru diperkenalkan operasi penjualan tidak
selalu berjalan baik. Masih terdapat masalah kelambatan dalam perluasan
kapasitas produksi, masalah- maslah teknis yang belumdapat Volume
penjualan Waktu pengenalan pertumbuhan kejenuhan penurunan diatasi,
danharga tinggi. Hanya konsumen yang mencoba-coba yang membeli pada
tahap ini.
2) Tahap pertumbuhan. Dalam tahap ini produk diperbaiki dan distandarisasi,
menjadi dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah. Serta
para konsumen membeli dengan sedikit desakan.
3) Tahap kejenuhan. Volume penjualan mulai menurun pertambahannya
karena setiap orang atau pembeli potensial kini telah memiliki produk.
4) Tahap penurunan. Hampir semua produk akan sampai pada tahap keempat,
tahap penurunan dalam permintaan bila produk-produk digantikan oleh
yang baru. (Prabowo & Zoelangga, 2019)

2.6 Perangkat lunak Editing


2.6.1 AutoCAD 2D
AutoCAD 2D adalah software desain CAD untuk menggambar 2 dimensi.
Perangkat lunak ini resmi dirilis pada bulan Desember 1982 oleh Autodesk, Inc,
yaitu perusahaan multinasional yang bermarkas di kota Mill Valley, California.

ADHE REBEKA PARDOSI 23


20032010129 / SESI RABU D
AutoCAD merupakan aplikasi desktop yang berjalan pada mikrokomputer
dengan pengontrol grafis internal (Myclewala, 2019). Program ini berjenis CAD
(Computer-aided Design) yang dapat membantu pembuatan, modifikasi, analisis,
atau pengoptimalan desain. Dengan software AutoCAD desainer akan lebih
produktif, meningkatkan kualitas desain, memudahkan komunikasi melalui
dokumentasi, dan untuk membuat database manufaktur dalam bentuk 2 dimensi
(2D). AutoCAD dapat mendesain rancangan kurva dan angka dalam ruang dua
dimensi (2D), Kebanyakan pengguna yang memanfaatkan program ini adalah
perusahaan manufaktur, desain interior, insinyur mesin, otomotif, industri
perkapalan, kedirgantaraan, arsitektur, prostetik dan masih banyak lagi. Dalam
sistem elektronik desain CAD dikenal sebagai EDA (Electronic Design
Automation). Dalam desain mekanis dikenal sebagai MDA (Mechanical Design
Automation) atau CAD (Computer-aided Drafting) yang meliputi proses
pembuatan gambar teknis dengan perangkat lunak komputer. Software ini juga
memiliki interface yang ringan dengan pengoperasian yang mudah, menjadikan
AutoCAD sebagai software CAD paling populer di kalangan designer
seluruh dunia. Adapun Toolbar pada AutoCAD 2D adalah Draw, Modify,
Annotation, dan Properties. (Tim EMS, 2015)
2.6.2 AutoCAD 3D
Program AutoCAD 3 dimensi merupakan langkah akhir dari semua
program AutoCAD. Dan program AutoCAD 3 dimensi merupakan lanjutan dari
AutoCAD 2 Dimensi. Perbedaan antara AutoCAD 2 Dimensi dan 3 Dimensi
banyak sekali. Dimana dalam hal ini menggukanan 3 sumbu koordinat untuk
melakukan gambarnya ini seperti menggunakan sumbu X, sumbu Y dan sumbu
ketiga yaitu sumbu Z. gambar yang dibuat dengan bentuk tiga dimensi
merupakan gambar yang benar-benar terlihat bentuknya di ibaratkan kita ingin
membuat bentuk Rumah, Bangunan, dll, yang umumnya menggukan 3D.
(Enjelita, 2021)
AutoCAD tak hanya di gunakan oleh para professional dalam berbagai
bidang untuk membuat obyek 2 dimensi (seperti denah, peta, skema dan lain
sebagainya) namun juga sering di gunakan untuk membuat obyek 3 dimensi
yang presisi terutama obyek desain yang membutuhkan akurasi tinggi seperti
desain sparepart suatu mesin. Berikut ini merupakan tools dasar saat

ADHE REBEKA PARDOSI 24


20032010129 / SESI RABU D
menggunakan autocad 3D yaitu Toolbar Solid, Toolbar Shade, dan Toolbar
Solid Editing.

2.7 Prototype
Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk
sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representatif
dari produk akhirnya. Pada pengembangan sistem seringkali terjadi keadaan
dimana pengguna sistem sebenarnya telah mendefinisikan secara umum atau
tujuan perangkat lunaknya meskipun belum mendefinisikan secara rinci
masukan, proses dan keluaran. Sementara itu dalam proses pengembangan sistem
tidak jarang menghadapi keraguan mengenai efektifitas, efisiensi dan kualitas
algoritma yang sedang dikembangkan kemampuan adaptasi sistem terhadap
sistem operasinya atau tampilan yang sedang dirancangnya. (Hamidi, 2020)
Tujuan utama dari prototype adalah mengembangkan model atau rancangan
produk menjadi produk final yang dapat memenuhi permintaan pengguna.
Dalam proses pengembangan produk, pengguna dapat ikut andil dalam proses
pengembangan produk dengan cara mengevaluasi dan memberikan umpan balik.
Umpan balik yang diberikan dapat digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan produk. Selain itu, penggunaan prototipe dapat memunculkan
ide-ide baru yang bisa dikembangkan menjadi sebuah fitur untuk melengkapi
produk. (Algonz, 2021)

Sedangkan prototyping merupakan metode pengembangan perangkat


lunak, yang berupa model fisik kerja sistem dan berfungsi sebagai versi awal
dari sistem sebagai perantara pengembang dan akan dihasilkan prototype sistem.
Agar proses pembuatan prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan
mendefinisikan aturan-aturan pada tahap awal, yaitu pengembang dan pengguna
harus satu pemahaman bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan
kebutuhan awal. Prototype akan dihilangkan atau ditambahkan pada bagiannya
sehingg sesuai dengan perencanaan dan analisis yang dilakukan oleh
pengembnag sampai dengan uji coba dilakukan secara simultan seiirng dengan
proses pengembangan.

ADHE REBEKA PARDOSI 25


20032010129 / SESI RABU D
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Pengambilan data 30 sampel untuk perencaan produk antara umur 15-35
tahun sebagai analisa desain Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat
Minum pada 21 November 2021, yang dilakukan menggunakan media online,
yaitu pengisian kuisioner melalui Google Form.

3.2 Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah


Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah adalah sebagai berikut:

Mulai

Studi Lapangan Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data :

Ukuran masing-masing dimensi dari


produk sesungguhnya

ADHE REBEKA PARDOSI 26


20032010129 / SESI RABU D
A

Desain Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum

Gambar Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum

Pembuatan Prototype Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum

Pengujian Prototype Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum

Tidak Produk
Layak?

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penyelesaian Malasah


Penjelasan flowchart adalah:
1. Mulai adalah langkah awal yang dilakukan pada praktikum kali ini yang
dimulai dengan penjelasan perancangan produk serta persiapan alat-alat
yangdibutukan.
2. Studi Lapangan adalah melakukan peninjauan untuk mengetahui
kebutuhan pengguna serta keinginan pengguna dari produk Treadmill
dengan Jam Digital dan Tempat Minum ini yang dilakukan dengan
rancangan operasional sehinggaakan didapatkan hasil yang akurat.
3. Studi Pustaka adalah proses pengumpulan informasi metode serta
mempelajari metode-metode yang sedang diangkat. Literatur dapat berupa
buku, jurnal dan referensi lainnya yang berisikan teori-teori yang sudah

ADHE REBEKA PARDOSI 27


20032010129 / SESI RABU D
ada.
4. Perumusan Masalah adalah kalimat pertanyaan yang disusun berdasarkan
adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Dalam praktikum ini
rumusan masalahnya adalah Bagaimana cara membuat sebuah prototype
dari material barang bekas menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual
yang tinggi dan layak untuk diperdagangkan.
5. Tujuan Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil
dari sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian,
sehingga keterangan ini didapatkan setelah penelitian selesai, dan tujuan
penelitian iniadalah sebagai berikut:
 Mahasiswa dapat memanfaatkan barang bekas dan mengolahnya
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual .
 Mahasiswa dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari produknya
menggunakan prototype yang telah dibuat.
 Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar ketertarikan seluruh
kalangan terhadap prototype yang dibuat dari data kuisioner.
6. Identifikasi Variabel adalah bagian dari langkah penelitian yang dilakukan
peneliti dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam
penelitiannya. Dimana variabel yang digunakan adalah variabel yang
berpengaruh dalam penelitian.
7. Pengumpulan Data, pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
penyebaran kuisioner kepada 30 responden, sesuai dengan identifikasi
kebutuhan produk.
8. Desain Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum, dimana
desain produk yang dibuat menyesuaikan kebutuhan dan keingan pasar.

9. Gambar Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum,


pembuatan gambar dimana gambar didesain pada software AutoCAD
2010.
10. Pembuatan Prototype Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat
Minum ini menggunakan bahan dasar kayu dengan ukuran kotak panjang
x lebar x tingginya adalah 50 cm x 35 cm x 20 cm dan dengan

ADHE REBEKA PARDOSI 28


20032010129 / SESI RABU D
ditambahkan 2 buah kaki pada bagian bawah Treadmill, dan dua buah
pegangan tangan.
11. Pengujian Prototype Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat
Minum ini ditemukan kelebihan dan kekurangannya, kelebihannya adalah
dapat meminimalkan waktu untuk menjangakau botol minum karena tempat
botol minum berada pada Treadmill, sedangkan kekurangannya adalah
memakan banyak space atau tempat untuk meletakannya dan kualitas
material yang kurang baik, karena berasal dari barang bekas.
12. Produk Layak, jika produk layak maka akan dikatakan layak, jika tidak
maka akan dilakukan pengujian ulang pada desain produk dan bahan dasar
yang dipilih untuk Produk Treadmill dengan Jam Digital danTempat
Minum ini.
13. Hasil dan Pembahasan, Hasil Prototype Produk Treadmill dengan Jam
Digital dan Tempat Minum ini hampir sama dengan desain awal produk
yang didesain pada AutoCAD, hanya saja ada perbedaan pada bahan yang
digunakan seperti, bagian pegangan tangan yang seharusnya dibuat dari
metal diganti dengan bahan Triplek. Adapun hasil dari kuisioner yang telah
diisi oleh responden menunjukan bahwa Produk Treadmill dengan Jam
Digital danTempat Minum ini layak untuk diperjualbelikkan.
14. Kesimpulan dan Saran, Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum
ini adalah sebagai berikut:
 Mahasiswa dapat memanfaatkan barang bekas menjadi sebuah produk
yaitu sebuah Treadmill yang memiliki inovasi jam digital dan wadah
tempat botol minum yang dapat diminati dan memiliki nilai jual.
 Kelebihannya adalah dapat meminimalkan waktu untuk menjangakau
botol minum karena tempat botol minum berada pada Treadmill,
sedangkan kekurangannya adalah memakan banyak space atau tempat
untuk meletakannya dan kualitas material yang kurang baik, karena
berasal dari barang bekas.
 Besar ketertarikan semua pihak yaitu sebesar 86,7% hal tersebut
mengartikan bahwa produk ini layak untuk diperjualbelikkan.
Adapun saran yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
 Sebaiknya pada saat pengukuran dilakukan dengan teliti dan cermat.

ADHE REBEKA PARDOSI 29


20032010129 / SESI RABU D
 Sebaiknya material pegangan tangan menggunakan metal agar tangan
tidak terasa sakit saat berolahraga.
 Sebaiknya warna yang digunakan lebih dari 1 warna agar terkesan
unik dan berbeda dari produk Treadmill pada umumnya.
15. Selesai adalah tahap akhir dari praktikum ini.

ADHE REBEKA PARDOSI 30


20032010129 / SESI RABU D
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Produk


Desain produk berisi tentang gambaran dari. Gambar produk Produk
Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum digambar dengan
menggunakan Software AutoCAD 2010. Untuk detail gambar produk dapat
dilihat seperti dibawah ini:

Gambar 4.1 Produk Produk Treadmill dengan Jam Digital danTempat


Minum

Produk yang dirancang bernama Treadmill warganet. Produk ini memiliki


manfaat dalam kehidupan manusia yaitu untuk memudahkan seseorang
ketika berolahraga karena olaharag yang dihasilkan lebih berkualitas.
Materil yang digunakan pada produk ini adalah metal dan plastik, dimana
warna pada produk ini ada 2 yaitu pada bagian kakinya berwarna hitam
sedangkan untuk keseluruhan warna produk ini adalah warna biru. Dengan
logo diletakkan pada running spot, ukuran yang digunakan pada produk ini
adaalah 50x30x20 cm. Adapun inovasi pada produk ini yaitu terdapat jam
digital dan wadah untuk meletakkan botol minum.

ADHE REBEKA PARDOSI 31


20032010129 / SESI RABU D
4.2 Gambar Produk
Berikut adalah gambar dari produk yang telah didesain dengan detail
ukuran:
 Hasil Gambar 3D

Gambar 4.2 Hasil Gambar 3D


 Hasil Gambar Tampak Atas

Gambar 4.3 Hasil Gambar Tampak Atas


 Hasil Gambar Tampak Samping

Gambar 4.4 Hasil Gambar Tampak Samping

ADHE REBEKA PARDOSI 32


20032010129 / SESI RABU D
 Hasil Gambar Tampak Belakang

Gambar 4.5 Hasil Gambar Tampak Belakang


 Hasil Gambar Tampak Depan

Gambar 4.6 Hasil Gambar Tampak Depan

4.3 Kuisioner
Adapun contoh kuisioner, yang telah diisi oleh responden sebagai berikut:
Kuisioner yang disebar sebanyak 30 kuisioner, yang ditujukan pada
responden atau pengguna dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
desain produk yang ditentukan diatas dan pertanyaan kuisioner dapat dilihat sebagai
berikut:
Nama :
Umur :
Gender :

ADHE REBEKA PARDOSI 33


20032010129 / SESI RABU D
Pengisian kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk ini
memiliki nilai jual dan laya untuk tidak diperjualbelikkan di segala kalangan umur
mulai dari usia 15 tahun sampai dengan 35 tahun. Berilah tanda centang (V) pada
jawaban yang menurut anda paling sesuai, dengan ketentuan sebagai berikut:

No Pertanyaan Iya Tidak

1 Apakah inovasi dari produk ini sangat bermanfaat bagi 30 0


penggunanya?

2 Apakah desain pada produk ini bagus dan menarik 29 1


perhatian pembeli?

Apakah produk ini berbeda dengan produk Treadmill


3 29 1
pada umumnya?

Apakah jika produk ini diperjualbelikan Anda berminat


4 26 4
membelinya?

Apakah produk ini layak dijual dengan harga


5 26 4
Rp.2.500.000-Rp.3.000.000?

6 Apakah warna yang digunakan pada produk menarik? 26 4

Apakah produk ini aman untuk digunakan semua


7 22 8
kalangan usia?

8 Apakah logo yang digunakan pada produk bagus? 29 1

Apakah inovasi pada produk ini mampu bersaing dengan


9 29 1
inovasi produk lain?

Apakah Anda sudah pernah menemukan inovasi yang


10 21 9
seperti saya berikan ini?

ADHE REBEKA PARDOSI 34


20032010129 / SESI RABU D
Dari 30 Kuisioner yang disebar, didapatkan 30 Kuisioner kembali dengan
sempurna tanpa ada kesalahan dalam pengisiannya. Dari hasil penyebaran kuisioner
didapatkan bahwa :
 Untuk Pertanyaan 1
Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 1
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 30 100%

2 Tidak 0 0%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah inovasi Jam Digital dan Tempat Minum
ini bermanfaat bagi penggunanya, sesuai responden dapat dikatakan produk ini
bermanfaat.
 Untuk Pertanyaan 2
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 2
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 29 96,7%

2 Tidak 1 3,3%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah desain pada produk ini bagus dan menarik
perhatian pembeli, sesuai responden dapat dikatakan desain produk ini bagus dan
menarik.
 Untuk Pertanyaan 3
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 3
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 29 96,7%

2 Tidak 1 3,3%

Total 30 100%

ADHE REBEKA PARDOSI 35


20032010129 / SESI RABU D
Maka untuk pertanyaan apakah produk ini berbeda dengan produk
Treadmill pada umumnya, sesuai responden dapat dikatakan produk ini berbeda
dengan produk treadmill umumnya.
 Untuk Pertanyaan 4
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 4
No Jawaban Frekuensi Presentase
1 Iya 26 86,7%
2 Tidak 4 13,3%
Total 30 100%
Maka untuk pertanyaan apakah jika produk ini diperjualbelikan Anda
berminat membelinya, sesuai responden dapat dikatakan produk layak untuk
diperjualbelikkan.
 Untuk Pertanyaan 5
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 5
No Jawaban Frekuensi Presentase
1 Iya 26 86,7%
2 Tidak 4 13,3%
Total 30 100%
Maka untuk pertanyaan apaka produk ini layak dijual dengan harga
Rp.2.500.000-Rp.3.000.000, sesuai responden dapat dikatakan produk ini layak
dijual dengan kisaran harga Rp.2.500.000-Rp.3.000.000.
 Untuk Pertanyaan 6
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 6
No Jawaban Frekuensi Presentase
1 Iya 26 86,7%
2 Tidak 4 13,3%
Total 30 100%
Maka untuk pertanyaan apakah warna yang digunakan pada produk
menarik, sesuai responden dapat dikatakan produk ini memiliki warna yang
menarik.

ADHE REBEKA PARDOSI 36


20032010129 / SESI RABU D
 Untuk Pertanyaan 7
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 7
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 22 73,3%

2 Tidak 8 26,7%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah produk ini aman untuk digunakan semua
kalangan usia, sesuai responden dapat dikatakan memang produk treadmill ini
aman digunakan untuk semua kalangan usia.
 Untuk Pertanyaan 8
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 8
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 29 96,7%

2 Tidak 1 3,3%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah logo yang digunakan pada produk bagus,
sesuai responden dapat dikatakan produk ini meggunakan logo yang bagus.
 Untuk Pertanyaan 9
Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 9
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 29 96,7%

2 Tidak 1 3,3%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah inovasi pada produk ini mampu bersaing
dengan inovasi produk lain, sesuai responden dapat dikatakan produk Treadmill
ini mampu bersaing dengan inovasi produk lain.

ADHE REBEKA PARDOSI 37


20032010129 / SESI RABU D
 Untuk Pertanyaan 10
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Responden Terhadap Pertanyaan 10
No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Iya 21 70%

2 Tidak 9 30%

Total 30 100%

Maka untuk pertanyaan apakah Anda sudah pernah menemukan inovasi yang
seperti saya berikan ini, sesuai responden dapat dikatakan bahwa responden belum
pernah menemukan inovasi seperti produk ini.

4.4 Prototype
4.4.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan prototype produk
Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum adalah:
 Alat
1. Penggaris
2. Gunting
3. Spidol
4. Pisau cutter
5. Palu
6. Kuas
 Bahan
1. Triplek
2. Paku
3. Lem
4. Kayu broti
5. Cat
6. Kardus

ADHE REBEKA PARDOSI 38


20032010129 / SESI RABU D
4.4.2 Prosedur Pembuatan Prototype
Adapun prosedur pembuatan prototype produk Kotak P3K dengan Roda dan
Pegangan Tangan adalah:
1. Buat ukuran pada triplek untuk rangka tempat lari berbentuk persegi
panjang sebesar 61,8 cm x 38 cm.
2. Buat ukuran pada triplek untuk rangka dibagain atas rangka untuk tempat
lari berbentuk persegi Panjang sebesar 38 cm x 10 cm.
3. Setelah itu buat area untuk layer monitor treadmill menggunakan kardus
dengan ukuran yang presisi.
4. Kemudian untuk ukuran kaki treadmill yang berbentuk persegi yaitu 5 cm
x 5 cm sebanyak 2 buah.
5. Selanjutnya gunakan kayu broti yang berukuran 20 cm x 2 cm untuk pegangan
tangan treadmill dan sebagai penyangga layar monitor.

6. Kemudian satukan area untuk lagi dengan persegi Panjang yang berukuran
lebih kecil diatasnya menggunakan paku.
7. Kemudian pakukan kedua kaki treadmill di bawah area tempat lari.
8. Kemudian paku juga kedua tiang di samping kiri dan kanan treadmill.
9. Selanjutnya pasang kedua pegangan tangan di sebelah kiri dan kanan, serta
bentuk area persegi panjang.
10. Paku dibagain belakang layar monitor 2 buah kayu broti yang berukuran
kecil sebagai penyangga layar monitor.
11. Pasang layar monitor yang telah dibuat menggunakan kardus pada bagian atas
treadmill.
12. Warnai seluruh rangkaian treadmill menggunakan wara hitam, setelah itu
tunggu hingga kering atau jemur di bawah sinar matahari.
13. Prototype Produk Treadmill dengan Jam Digital dan Tempat Minum siap
untuk digunakan dan siap untuk dipasarkan.

ADHE REBEKA PARDOSI 39


20032010129 / SESI RABU D
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan di atas adalah:
1. Mahasiswa dapat memanfaatkan barang bekas menjadi sebuah produk
yaitu sebuah Treadmill yang memiliki inovasi jam digital dan wadah
tempat botol minum yang dapat diminati dan memiliki nilai jual.
2. Kelebihannya adalah dapat meminimalkan waktu untuk menjangakau botol
minum karena tempat botol minum berada pada Treadmill, sedangkan
kekurangannya adalah memakan banyak space atau tempat untuk
meletakannya dan kualitas material yang kurang baik, karena berasal dari
barang bekas.
3. Besar ketertarikan semua pihak yaitu sebesar 86,7% hal tersebut
mengartikan bahwa produk ini layak untuk diperjualbelikkan.
5.2 Saran
Adapun saran untuk produk yang dibuat adalah:
1. Sebaiknya pada saat pengukuran dilakukan dengan teliti dan cermat.
2. Sebaiknya material pegangan tangan menggunakan metal agar tangan tidak
terasa sakit saat berolahraga.
3. Sebaiknya warna yang digunakan lebih dari 1 warna agar terkesan unik
dan berbeda dari produk Treadmill pada umumnya.
4. Adanya pilihan ukuran tinggi pada bagian pegangan tangan dikarenakan
setiap orang memiliki tinggi yang berbeda, sehingga harus di pikirkan faktor
ergonominya.
5. Diharapkan dapat meminimalkan biaya produksi sehingga harga yang
ditawarkan kepada masyarkat menjadi ekonomis dan banyak peminat.

ADHE REBEKA PARDOSI 40


20032010129 / SESI RABU D
DAFTAR PUSTAKA

Abryandoko, E. W., Taufik, U., & Rismawati, N. (2019). MENGGAMBAR


TEKNIK.
Algonz D.B. Raharja. 2021. “Apa Itu Prototype? Kenali Pengertian, Tujuan,
Manfaat, Dan 3 Contohnya”. (https://www.dekrut.com/media/prototype).
Diakses pada pada tanggal 18 November 2021 pukul 15.53 WIB
Enjelita, E., Rifelino, R., Yufrizal, A., & Nabawi, R. A. 2021. “Hubungan
Penguasaan Kognitif Siswa Mata Diklat Teknik Gambar Manufaktur
Dengan Kemampuan Menggambar Menggunakan Autocad”. Jurnal
Vokasi Mekanika, Vol. 4, No.1, Hal 77-82
Fakhri, F., Body, R., & Apdeni, R. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Animasi Pada Mata Kuliah Gambar Teknik Jurusan Teknik
Sipil Universitas Negeri Padang. Jurnal Teknik, 5(4), 1–6.
Hamidi, E. A. Z., Effendi, M. R., & Ramdhani, M. R. 2020. “Prototipe Sistem
Keamanan Rumah Berbasis Web dan SMS Gateway”. Jurnal
Telekomunikasi, Elektronika, Komputasi dan Kontrol, Vol. 6, No. 1, Hal.
56-65
Ombuh, Dirk john., dan Mycle Marcelino.2016. Menggambar Teknik 1. Sulawesi
Utara: Polimdo Press
Prabowo, R., & Zoelangga, M. I. (2019). Pengembangan Produk Power Charger
Portable dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD). Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 8(1), 55–62.
https://doi.org/10.26593/jrsi.v8i1.3187.55-62
Pranoto, A. (2019). Pengembangan Modul Mata Kuliah Gambar Teknik Sebagai
Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Mahasiswa Pada Jurusan Teknik
Mesin D3 Ist Akprind Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi Otomotif,
1(2), 95–103. https://doi.org/10.21831/jpvo.v1i2.25784
Rapi, Muhammad. 2016. Prinsip dan Konsep Gambar Teknik. Makassar: Badan
Penerbit Universitas Makassar
Rahartri, R. (2019). Analisis Kebutuhan Informasi Standar Di Kawasan Puspiptek
Serpong: Berdasarkan Jenis Dan Klasifikasinya. Baca: Jurnal
Dokumentasi Dan Informasi, 40(2), 181.
https://doi.org/10.14203/j.baca.v40i2.436
Sumarna, K., Program, D. I., Pendidikan, S., Bangunan, T., Teknik, F., & Jakarta,
U. N. (2019). 3 1,2,3. Pendidikan Teknik SIPIL (JPensil), 8(2), 55–104.
Tim EMS. 2015. Autocad 2D dan 3D. Jakarta: Elex Media Komputindo
Wahyu,eko. 2020. Menggambar Teknik. Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung
Yessi. 2019. “Sejarah Gambar Teknik “. (https://yessi25.blogspot/sejarah-gambar-
teknik.com/2019/10/a.html. Diakses pada 23 November 2021 pukul
12:00 WIB
LAMPIRAN

Isi lampiran
1. Gambar Logo dan Filosofinya

 Lambang Dokter
Lambang dokter dalam logo saya ini bermakna bahwa dokter yang merupakan
sosok yang mengerti tentang Kesehatan bisa sakit, apalagi orang-orang yang
awam tentang Kesehatan.
 Tulisan “Keep Healthy”
Arti dari tulisan ini yaitu untuk mengingkatkan semua orang supaya tetap menjaga
Kesehatan dan peduli dengan kesehatannya, dan hal itu dicapai dengan rajin
berolahraga dan mengkonsumsi makanan bergizi.
 Lambang Orang Berolahraga
Lambang ini memiliki arti bahwa setiap orang memiliki hak untuk berolahraga,
dan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang sehat
adalah dengan rutin berolahraga.
 Lambang Makanan Bergizi
Lambang ini memiliki arti bahwa setiap tubuh manusia memerlukan makanan
yang bergizi untuk dapat tumbuh dan berkembang. Dengan begitu maka tubuh
kita sehat dan kuat. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
 Warna Biru
Filosofi dari warna biru sendiri adalah dalam dunia kesehatan, biru berkaitan
dengan kesehatan tenggorokan dan memiliki efek yang menenangkan. Warna
ini mampu menurunkan demam, mengurangi penyakit yang berhubungan
dengan komunikasi, serta menghentikan pendarahan.
 Warna Putih Pada Orang
Warna putih yang saya gunakan sebagai warna dasar pada logo saya adalah
karena warna ini akan memberi kesan keseimbangan, netral, dan elegan.
Karena saat warna putih dipakai sebagai warna pendukung, dia akan membuat
warna lain lebih bersinar dan eksklusif

2. Gambar Poster
3. Foto Prototype (Depan, Belakang, Atas, Bawah, Samping Kanan dan Kiri)

Tampak Depan

Tampak Belakang
Tampak Atas

Tampak Bawah
Tampak Samping Kanan

Tampak Samping Kiri


4. Kuisioner Online
5. Link IG TV dan reels
https://www.instagram.com/reel/CWxWgY0sxJO/?utm_medium=copy_link
https://www.instagram.com/reel/CWvUhSqP7Nr/?utm_medium=copy_link

Anda mungkin juga menyukai