Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS PROSA INDONESIA

SEMESTER GASAL 2023/2024

Nasrul Annas
122221030

1. Pendahuluan
Cerpen "Waktu Nayla" karya Djenar Maesa Ayu menghadirkan sebuah kisah
yang memilukan tentang perjalanan hidup seorang wanita bernama Nayla. Dalam
cerpen ini, Nayla dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa hidupnya hanya akan
bertahan selama setahun, mengikuti vonis penyakit yang diderita Nayla. Penyakit
mematikan ini memberikan dimensi baru pada kehidupan Nayla, yang seolah dikejar
oleh waktu. Dengan latar belakang inilah, Djenar Maesa Ayu mengajak pembaca
memasuki dunia Nayla, sebuah dunia di mana setiap detik memiliki makna mendalam.
Melalui latar belakang penderitaan Nayla, cerpen ini menciptakan suatu
perspektif mengenai perjuangan seorang wanita dalam menghadapi keterbatasan waktu.
Cerpen ini dengan cermat menggambarkan keadaan batin Nayla yang terguncang. Tidak
hanya fisiknya yang terancam, tetapi juga jiwa dan pikirannya yang terombang-ambing
dalam gelombang emosi. Pada titik ini, pembaca diajak untuk merenung tentang makna
hidup dan bagaimana seseorang bersikap dalam menghadapi kepastian yang tak
terelakkan.
Cerpen ini menjadi panggung bagi keterampilan penulis dalam mengeksplorasi
kompleks keadaan batin seorang tokoh utama. Djenar Maesa Ayu menggambarkan
dengan detail bagaimana Nayla berjuang menghadapi kenyataan pahit ini. Dalam dunia
Nayla, waktu menjadi elemen utama yang meresap ke dalam setiap baris cerita. Setiap
kata yang dituliskan oleh penulis seakan menjadi detik-detik yang berharga dalam hidup
Nayla, menggambarkan betapa rapuhnya eksistensinya.
Sementara membawa pembaca dalam perjalanan Nayla yang penuh emosi,
cerpen ini juga menciptakan lapisan psikologis yang mendalam. Djenar Maesa Ayu
memberikan sorotan pada keadaan batin Nayla yang terguncang, mengeksplorasi
kompleksitas perasaan yang melibatkan kehilangan, ketakutan, dan harapan. Dalam

1
setiap kalimat, pembaca dapat merasakan denyut kehidupan yang mengalir begitu cepat,
seiring dengan detik-detik terakhir Nayla.
Melalui cerpen "Waktu Nayla," Djenar Maesa Ayu menawarkan lebih dari
sekadar cerita tentang penyakit dan waktu yang ada pada Nayla. Cerpen ini menjadi
cermin bagi pembaca untuk merenung tentang arti hidup, kekuatan dalam menghadapi
keterbatasan, dan ketahanan batin seseorang di tengah badai kehidupan. Sebuah karya
sastra yang tak hanya menggugah emosi, tetapi juga mengajak pembaca untuk
menghargai setiap momen yang diberikan oleh waktu.

Urutan Penceritaan
1. Sambil melihat arlojinya Nayla mengendarai Mobil
2. Nayla Berhenti di warung untuk menanyakan jam
2.1 Jawaban dari anak muda yang nongkrong di warung
3. Nayla mengingat kembali masa sebelum divonis dokter
3.1 Ingatan Nayla saat menikah dengan suaminya (Menyematkan cincin)
3.2 Ingatan ketika kegiatannya sehari-hari terasa mudah
3.3 Dalam tidur Nayla terkadang berimajinasi
3.4 Ingatan saat dokter mulai memvonis penyakitnya
4. Nayla kembali berkendara dengan laju kencang.

Urutan Cerita

2
Tokoh, Penokohan, dan Hubungan Antartokoh
a. Tokoh dan Penokohan
Dalam cerpen “Waktu Nayla” tidak dijelaskan secara gamblang tokoh lain
kecuali Nayla sendiri. Tokoh dalam sebuah cerita memainkan peran penting dalam
membentuk alur dan atmosfer cerita. Dalam "Waktu Nayla," Nayla merupakan tokoh
sentral yang mengemban beban cerita. Penokohan Nayla dalam cerpen ini
memunculkan dimensi kehidupan yang rumit dan penuh perasaan.
Dalam pendeskripsian tokoh, penulis dengan cermat menggambarkan
kepribadian Nayla sebagai seorang yang mudah menyerah dan resah.
“...Baru jam lima petang. Namun, langit begitu hitam. Matahari sudah lama tenggelam.
Ia menjadi muram seperti cahaya bulan yang bersinar suram. Hatinya dirundung
kecemasan.. Namun Nayla pada akhirnya menyerah...Nayla semakin menyesal telah
membuang waktu untuk sebuah pertanyaan konyol yang sudah ia yakini jawabannya,
yaitu jam lima petang...”
Dalam kalimat itu mencatat bahwa langit begitu hitam dan matahari sudah lama
tenggelam menciptakan suasana muram, sejalan dengan keadaan batin Nayla.
Kehidupannya terasa suram dan gelap, mencerminkan ketidakpastian dan kecemasan
yang menghantui dirinya.
Nayla juga digambarkan sebagai sosok yang cemas dan tidak ingin kehilangan
waktu. Suara alarm yang mengingatkannya pada vonis dokter menciptakan atmosfer
ketegangan dan kebingungan. Keterikatan emosional Nayla terhadap waktu
mencerminkan kepanikan dan kesedihan yang mewarnai kehidupannya. Sebagai
pembaca, kita dapat merasakan betapa kompleksnya perasaan yang menghantui Nayla
dalam setiap langkah hidupnya.
“...Hatinya dirundung kecemasan... Nayla sangat tidak ingin kehilangan waktu... Mata
Nayla berkunang-kunang... Suara alarm itu, adalah suara yang sama dengan suara
dokter yang mengatakan bahwa sudah tidak ada harapan untuk sembuh...”
Dalam gambaran penokohan Nayla, cerpen ini memberikan kesan bahwa Nayla
adalah tokoh yang rapuh dan terluka oleh takdirnya sendiri. Keterbatasan waktu yang
dihadapinya membuatnya terlihat penuh dengan kesedihan dan ketidakpastian. Dengan
begitu, penulis berhasil menciptakan tokoh Nayla sebagai pusat dari konflik emosional
dalam cerita ini.

3
Secara keseluruhan, penokohan Nayla dalam cerpen "Waktu Nayla"
memperlihatkan seorang wanita yang terhempas oleh kondisi kehidupan yang sulit.
Penulis dengan cerdas menggambarkan keadaan batin Nayla yang terguncang,
menciptakan tokoh yang kompleks dan dapat dirasakan oleh pembaca. Penokohan
Nayla bukan hanya sebagai pelaku, tetapi juga sebagai jendela emosional yang
mengajak pembaca meresapi liku-liku kehidupannya yang penuh dengan perasaan dan
keputusasaan.

b. Hubungan antar tokoh


Dalam cerpen "Waktu Nayla," hubungan antara Nayla dengan waktu
menciptakan suatu dinamika yang kaya akan makna. Sebelumnya, Nayla merasakan
keterikatan yang begitu akrab dengan waktu.
“Sebelumnya Nayla begitu akrab dengan waktu. Ketika cincin melingkar agung di jari
manisnya. Ketika tendangan halus menghentak dinding perutnya. Menyusui.
Memandikan bayi. Bercinta di malam hari. Menyiapkan sarapan pagi-pagi sekali.
Rekreasi. Mengantar anak ke sekolah. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
Memarahi pembantu. Membuka album foto yang berdebu. Mengiris wortel. Pergi ke
dokter. Menelepon teman-teman. Berdoa di dalam kegelapan. Doa syukur atas
kehidupan yang nyaris sempurna. Kehidupan yang selama ini ia idam-idamkan.”
Kutipan di atas menggambarkan momen-momen kehidupan Nayla yang penuh dengan
kebahagiaan dan rutinitas sehari-hari. Mulai dari keintiman dengan pasangannya,
mengasuh anak, hingga kegiatan sepele seperti memasak dan membuka album foto
menjadi bagian dari kehidupannya yang bahagia dan terstruktur.
Namun, hubungan Nayla dengan waktu mengalami perubahan yang drastis.
Kutipan selanjutnya menggambarkan bagaimana waktu sebelumnya menjadi pelengkap
dan sarana untuk memudahkan kehidupan sehari-hari, bertransformasi menjadi sesuatu
yang patut dirisaukan. Waktu tidak lagi hanya sekadar roda kebahagiaan keluarga,
melainkan menjadi penanda yang menakutkan, terutama setelah mendapat vonis
penyakit.
“Kala itu, waktu adalah pelengkap, sebuah sarana. Mempermudah kegiatannya
sehari-hari. Menuntunnya jadi roda kebahagiaan keluarga. Mengingatkan kapan saatnya
menabur bunga di makam orangtua, kakek, nenek dan leluhur. Membeli hadiah Natal,

4
ulang tahun dan hari kasih sayang. Mengirim SMS kepada si pencari nafkah supaya
tidak terlambat makan. Memperkirakan lauk apa yang lebih mudah dimasak supaya
tidak terlambat menjemput anak di tempat les. Bercinta berdasarkan sistem kalender,
kapan sperma baik untuk dimasukkan dan kapan lebih baik dikeluarkan di luar. Waktu
bukanlah sesuatu yang patut diresahkan. Karena waktu yang berjalan, hanyalah roda
yang berputar tiga ribu enam ratus detik kali dua puluh empat jam. Gerakan mekanis
rutinitas kehidupan. Menggelinding di jalan bebas hambatan.”
Dalam konteks hubungan keluarga, waktu sebelumnya menjadi pengingat untuk
momen-momen bersama orang-orang tercinta. Dari menabur bunga di makam keluarga
hingga membeli hadiah untuk merayakan hari-hari penting, Nayla merasakan kedekatan
emosional dengan waktu. Namun, pergeseran fokus ini mengubah waktu dari pelengkap
ke dalam sesuatu yang menuntut perhatian dan kekhawatiran. Penyakit yang dihadapi
Nayla merubah waktu menjadi musuh, mengingatkannya pada keterbatasan hidup dan
kehilangan yang akan segera datang.

Makna Cerpen
Cerpen "Waktu Nayla" mengandung makna yang mendalam dan mengajak
pembaca untuk merenung tentang arti hidup, keterbatasan waktu, dan bagaimana
seharusnya manusia menghargai setiap detik yang dimilikinya. Melalui kisah Nayla,
pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa kehidupan manusia tidaklah abadi dan
kekal. Vonis penyakit yang dihadapi Nayla menjadi simbol akan keterbatasan hidup,
mengingatkan kita bahwa waktu yang kita miliki di dunia ini tidak selamanya.
Pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita ini sangat
jelas: manusia harus memiliki kesadaran akan keterbatasan hidup dan harus menghargai
waktu yang dimilikinya. Pengarang ingin menyampaikan bahwa membuang-buang
waktu hanya untuk kesenangan semata tanpa tujuan yang jelas adalah suatu kebijakan
yang kurang bijaksana. Seperti yang tergambar pada kutipan kalimat tentang kehidupan
Nayla yang sebelumnya diisi dengan momen-momen berharga, namun sekarang
diwarnai oleh ketidakpastian dan kegelapan.
Makna dalam cerpen "Waktu Nayla" tidak hanya terbatas pada pesan
keterbatasan waktu dan perlunya menghargai hidup. Cerpen ini menjadi sebuah karya

5
sastra yang kompleks, memancing pembaca untuk merenungkan nilai-nilai hidup sambil
mengeksplorasi realitas kehidupan dengan cara yang tegas dan jujur.

Simpulan
Cerpen "Waktu Nayla" karya Djenar Maesa Ayu menghadirkan sebuah kisah
yang menggugah hati dan memaksa pembaca untuk merenung. Dengan penuh
kepiawaian, pengarang berhasil membawa pembaca masuk ke dalam dunia Nayla,
wanita yang terguncang oleh vonis penyakit mematikan. Melalui perjalanan emosional
Nayla, cerpen ini menyampaikan pesan kuat tentang keterbatasan hidup dan pentingnya
menghargai setiap momen yang diberikan oleh waktu.
Cerpen membawa pembaca ke dalam realitas pahit Nayla, yang dihadapkan pada
kenyataan bahwa hidupnya hanya akan bertahan setahun lagi. Dengan latar belakang
inilah, pengarang membangun cerita yang penuh emosi dan kompleksitas. Nayla,
sebagai tokoh utama, tergambarkan sebagai perempuan yang rapuh namun tegar
menghadapi keterbatasan waktu yang tak terelakkan.
Tokoh dan penokohan Nayla menjadi pusat cerita, memperlihatkan sisi-sisi
kehidupan yang terkadang penuh kebahagiaan namun juga dihantui oleh ketidakpastian.
Penokohan Nayla yang mendalam menggambarkan keadaan batin yang terguncang,
memancing empati pembaca terhadap perjuangan seorang wanita yang dikejar oleh
waktu.
Hubungan Nayla dengan waktu membawa dimensi baru pada cerpen ini. Waktu,
yang sebelumnya menjadi pengiring kebahagiaan dan rutinitas, berubah menjadi
penanda kehilangan dan ketidakpastian. Hubungan antara Nayla dengan waktu
menciptakan dinamika yang kuat, mengajak pembaca merenung tentang makna hidup
dan keterbatasan yang melekat padanya.
Makna cerpen "Waktu Nayla" mencakup pesan tentang keterbatasan hidup,
urgensi menghargai waktu, dan bagaimana manusia seharusnya bersikap di hadapan
takdir yang sulit. Cerpen ini bukan hanya tentang penyakit dan waktu yang ada pada
Nayla, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang arti hidup dan kekuatan dalam
menghadapi keterbatasan. Sebagai karya sastra yang kompleks, "Waktu Nayla"
mengundang pembaca untuk merenungkan nilai-nilai hidup sambil menjelajahi realitas
kehidupan dengan cara yang tegas dan jujur.

6
7

Anda mungkin juga menyukai