OLEH :
Nim : 1490123081
individu sehat, seperti pada atlet dengan laju denyut jantung istirahat
rendah atau blok atrioventrikular (AV) derajat pertama saat tidur, namun
2. Etiologi
arteri simpul sinus atau infark miokard akut terutama dinding inferior,
sinus melalui efek pada jaringan simpul secara langsung atau tidak
atlet atau saat tidur yang meningkat berkaitan dengan blok AV derajat
pertama atau kedua tipe I dan bahkan terkadang blok AV total. Dalam
terapi radiasi atau pasca bedah penggantian katup aorta atau mitral.
3. ANATOMI FISIOLOGI
dan bervariasi mulai gejala ringan sampai dengan berat. Pasien datang
pelupa, sulit berkonsentrasi, mudah marah, sesak atau nyeri dada, hingga
biasanya kurang dari 50 kali per menit. Gejala tersebut dapat timbul tak
(frekuensi < 60x/menit) atau “relatif” (frekuensi nadi < yang diharapkan
jika muncul tanda-tanda adanya perfusi yang buruk akibat frekuensi nadi
yang melambat, nyeri dada dan sesak nafas, penurunan tingkat
kesadaran, saki
a. Disfungsi simpul sinus atau sick sinus syndrome (SND) terdiri dari
dan aorta
satu penyebab cukup sering SND akibat proses aterosklesotik yang juga
mengenai salah satu cabang arteri koroner yang mensuplai darah ke nodus
Blok AV derajat kedua, Blok AV rasio konduksi 2:1, Blok AV ketiga dan
rhythm bila irama dari SA node tertekan atau lebih lambat dibandingan
irama junctional
c. Normalnya heart rate pada junctional rhythm berada pada 40 - 60 bpm, bila
obat
b. Gelombang QRS sempit, kecuali ada bundle branch block atau konduksi
aberan
c. Rate berada pada 40-60 bpm, bila > 60 bpm dikatakan Accelerated
Junctional Rhythm
4. Patofisiologi
kerusakan di pusat pacu jantung utama (gangguan fungsi sinus) atau gangguan
rangsang. Pada keadaan ini fungsi nodus SA normal, tetapi justru
oleh karena kombinasi gangguan fungsi nodus SA dan blok nodus AV. Apapun
impuls dalam waktu cukup lama, maka jantung akan memerintahkan jaringan
Pacu jantung utama masih berfungsi dengan baik, akan tetapi konduksinya
hambatan
node, berkas His atau di suatu tempat di sepanjang cabang kiri dan kanan yang
berdasarkan sejauh mana sinyal dari atrium mencapai ruang pompa utama
jantung (ventrikel).
b. Derajat kedua blok jantung: Dalam derajat dua blok jantung tidak
c. Derajat ketiga blok jantung: Dalam derajat ketiga blok jantung, tidak ada
impuls listrik dari atrium mencapai ventrikel. Ketika ini terjadi, berkas His
atau jaringan lain dari ventrikel menggantikan fungsi alat pacu jantung
Penggantian ini mengakibatkan impuls listrik menjadi lambat dan
phatway
Penuaan Endokarditis
Hipertensi kronik Penyakit jantung kogenital
Penyakit jantung iskemik Kardiomiopati
Obat-obatan antiaritmia Gangguan neuromuskular
Reduksi ansietas
Manajemen elektrolit
Intioleransi aktivitas
Terapi relaksasi Pemantauan hemodinamik
Teknik distraksi
Manajemen energy
Terapi aktivitas
Dukungan ambulas
Pasien datang bisa dengan
keluhan pusing, lemah, lesu,
kelelahan, mengantuk, apatis,
pelupa, sulit berkonsentrasi,
mudah marah, sesak atau
nyeri dada, hingga gejala yang
berat berupa pingsan (sinkop).
Denyut jantung lambat
biasanya kurang dari 50 kali
per menit.
6. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
aliran balik vena meningkat dan preload juga meningkat. Jika tekanan
2019)
b. Farmakologis
supraventrikular yaitu simpul sinus, atrium dan simpul AV. Efek obat
A. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien
- Nama
- Umur
- jenis kelamin
- pendidikan
- alamat
- pekerjaan
- agama
b. Keluhan utama: adanya rasa sesak pada dada pasien, adanya odema pada
ekstimitas, lemas
c. Riwayat penyakit sekarang : berisi tentang kapan sesak mulai di rasakan,
penyebab odema, serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien untuk
mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dulu : adanya riwayat penyakit gagal jantung (sesak)
atau penyakit lain yang ada kaitannya dengan penyakit yang dirasakan,
misalnya odema. Adanya adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis, tindakan apa yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita
e. Riwayat kesehatan keluarga : dari genogram keluarga biasanya terdapat
salah satu anggota keluarga yang juga menderita dekompensasi cordis
(gagal jantung) atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi misalnya hipertensi, aterosklerosis koroner
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
nyeri dada dan dada terasa berat, tanda-tanda vital mengalami abnormal
menurun. Berat badan > menurun. Berat badan > 4,5 kg dalam 5 dalam 5
hari setelah terapi.
1. Rambut, kulit, dan kuku
Adanya keluhan sesaknafas didapatkan kelainan pada system
integumen mengalami sianosis termasuk kulit dan kuku
dengancwarna pucat dan didapatkan edema pitting.
2. Kepala dan leher
Pada penderita gagal jantung terjadi peningkatan Vena Jugularis
termasuk pada penderita dengan kelainan jantung kanan.
3. Mata
Pada penderita gagal jantung dengan faktor pencetus karena
serangan hipertensi, biasanya didapatkan penglihatan kabur dan
keadaan anemia pada konjungtiva.
4. Telinga, hidung, dan tenggorokan
Pada umunnya penderita gagal jantung didapatkan keluhan batuk-
batuk terutama batuk malam hari.
5. Thorax dan abdomen
Pada umumnya didapatkan kelainan berupa nyeri dada dan dada
terasa berat, hidrothorax dan asiles serta terjadi hepatomegali.
6. Sistem respirasi
Umumnya terjadi dispneu noktunal paroksismal atau orthopneu,
pernafasan cheyne stokes dan didapatkan suara tambahan ronki
berupa ronki basah tidak nyaring.
7. Sistem kardio vaskuler
Pada kelainan jantung kiri terdapat pembesaran jantung kiri dengan
irama derap. Ventrikuler heaving, bunyi derap 52 dan 54 dengan
pernafasan cheyne stokes, pulsus alternans, dankongesti vena
pulmonalis, pada pemeriksaan fisik gagal jantung jantung kanan
didapatkan hipertro hipertrofi jantung jantung kanan, heaving
ventrikel kanan, irama derap atrum kanan, murmus, ventrikel
kanan, irama derap atrum kanan, murmus, tekanan vena jagularis
meningkat, bunyi P2 mengeras.
8. Sistem genitourinaria
Pada pasien gagal jantung umumnya terjadi keluhan nokturia, dan
diberikan terapi diuretik sehingga diperlukan pemasangan kateter,
pada pola BABnya obstifasi.
penurunan berat badan > 4,5 kg dalam waktu 5 hari dan perut
d. Pemeriksaan diagnostik
keperawatan.
B. ANALISA DATA
Edukasi:
1. Anjurkan
beraktifitas fisik
sesuai toleransi
Kolaborasi:
-
2. Intoleransi Toleransi aktifitas Manajemen energi Hipotensi
aktifitas setelah dilakukan observasi: ortostatik
berhubungan tindakan 1. Indentifikasih dapat terjadi
dengan antara keperawatan ganguan tubuh dengan
suplai dan selama 3 x 24 jam yang aktivitas
kebutuhan di dapatkan hasil mengakibatkan karena efek
oksigen ekspetasi toleransi kelelahan obat,
dibuktikan meningkat. 2. Monitor perpindahan
dengan kelelahan fisik cairan atau
adanya data Kriteria hasil : dan emosional pengaruh
mayor 1. Saturasi 3. Monitor lokasi fungsi
subjektif dan oksigen dan ketidak jantung
objektif meningkat nyamanan Penurunan
2. Kemudahan selama atau
Defenisi: dalam melakukan ketidakmamp
ketidak melakukan aktivitas uan
cukupan aktivitas miokardium
energi untuk sehari-hari untuk
melakukan 3. Keluhan Terapeutik: meningkatka
aktivitas lelah 1. Sediakan n volume
sehari-hari. menurun lingkungan sekuncup
4. Perasaan nyaman dan selama
Penyebab: lemah rendah stimulus aktivitas
Ketidak menurun 2. Lakukan latihan dapat
seimbangan 5. Warna kulit rantang gerak menyebabka
antara suplai membaik pasif dan akif n
dan kebutuhan 6. Tekanan 3. Berikan peningkatan
Oksigen darah aktivitas frekuensi
membaik distraksi yeng jantung dan
menenangkan kebutuhan
oksigen juga
peningkatan
Edukasi: kelelahan dan
1. Anjurkan kelemahan
tirahbaring
2. Anjurkan
menghubungi
perawat jika ada
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
3. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan
makanan.
E. Evaluasi
2. Centers for Disease Control and Prevention, Heart Failure Fact Sheet,
Division for Heart Disease and Stroke Prevention, CDC, 2016
Avalaible from:
file:///C:/Users/USER/Documents/script/Heart%20Failure%20Fact%20Sheet_Data%2
0&%20Statistics_DHDSP_CDC.html.
Edukasi:
2. Anjurkan
beraktifitas fisik
sesuai toleransi
Kolaborasi:
-
Intoleransi Toleransi aktifitas Manajemen energi Hipotensi
aktifitas setelah dilakukan observasi: ortostatik
berhubungan tindakan 4. Indentifikasih dapat terjadi
dengan antara keperawatan ganguan tubuh dengan
suplai dan
selama 3 x 24 jam yang aktivitas
kebutuhan di dapatkan hasil mengakibatkan karena efek
oksigen ekspetasi toleransi kelelahan obat,
dibuktikan meningkat. 5. Monitor perpindahan
dengan kelelahan fisik cairan atau
adanya data Kriteria hasil : dan emosional pengaruh
mayor 7. Saturasi 6. Monitor lokasi fungsi
subjektif dan oksigen dan ketidak jantung
objektif meningkat nyamanan Penurunan
8. Kemudahan selama atau
Defenisi: dalam melakukan ketidakmamp
ketidak melakukan aktivitas uan
cukupan aktivitas miokardium
energi untuk sehari-hari untuk
melakukan 9. Keluhan Terapeutik: meningkatka
aktivitas lelah 4. Sediakan n volume
sehari-hari. menurun lingkungan sekuncup
10. Perasaan nyaman dan selama
Penyebab: lemah rendah stimulus aktivitas
Ketidak menurun 5. Lakukan latihan dapat
seimbangan 11. Warna kulit rantang gerak menyebabka
antara suplai membaik pasif dan akif n
dan kebutuhan 12. Tekanan 6. Berikan peningkatan
oksigen darah aktivitas frekuensi
membaik distraksi yeng jantung dan
menenangkan kebutuhan
oksigen juga
peningkatan
Edukasi: kelelahan dan
4. Anjurkan kelemahan
tirahbaring
5. Anjurkan
menghubungi
perawat jika ada
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
6. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan
makanan.